Anda di halaman 1dari 4

Nama : ALVIN RAMDANI PRATAMA

No.Bp : 1704114
Kelas :B
Tugas : farmakognosi

DAUN URANG-ARING

1. KLASIFIKASI ILMIAH
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceaea
Marga : Eclipta
Spesies : Eclipta alba (L)

2. EVALUASI BOTANI
A. Pemerian
Bau lemah, khas, tidak berasa.
B. Makroskopik
Helaian daun rapuh, umumnya tidak utuh, warna hijau kelabu, bentuk bundar telur
memanjang sampai bentuk lanset memanjang, panjang 2 cm sampai 112 cm,
lebar 5 mm sampai 3 cm, ujung daun runcing, pangkal daun mnyempit, pinggir
daun bergerigi atau hampir rata. Tangkai daun tidak ada. Kedua permukaan daun
berambut, terasa kasar, permukaan bawah daun dekat baagian ujung berambut
warna putih.
C. Mikroskopik
Pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri
dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, terdapat stomata,
epidermisbawah terdiri dari 1 lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula
tipis dan berombak, terdapat stomata, rambut penutup terdiri dari 2 sel, ujung
kecil runcing, dinding tebal berbintil, rambut kelenjar tipe asteraceae terdiri dari 2
deret sel, tiap deret tersusun dari 3 sampai 4 sel. Mesofil meliputi : jaringan
palisade terdiri dari 1 lapis sel, besar, dinding tipis, jaringan bunga karang terdiri
dari beberapa lapis sel bentuk tidak beraturan, berkas pembuluh tipe kolateral,
kolenkim sudut terdapat di bawah epidermis atas dan epidermis bawah tulang
daun. Pada sayatan paradermal tampak epidermis atas berbentuk poligonal dengan
dinding sel berkelok dan stomata tipe anomositik, epidermis bawah berbentuk
poligonal dengan dinding sel sangat berkelok, stomata tipe anomositik lebih
banyak daripada di epidermis atas, rambut penutup dan rambut kelenjer tipe
asteraceae.
Serbuk berwarna hijau tua kelabu. Fragmen pengenal adalah rambut penutup,
besar, terdiri dari 2 sel, rambut kelenjar tipe asteraceae, butir serbuk sari bulat dan
dinding berduri, fragmen epidermis atas dengan dinding agak berkelok,, fragmen
epidermis bawah dengan dinding sanagt berkelok, stomata tipe anomositik,
fragmen mesofil, fragmen berkas pembuluh dengan penebalan tangga.

3. EVALUASI FISIKA
 Kadar abu : tidak leih dari 16 %
 Kadar abu yang tidak larut dalam asam : tidak lebih dari 7 %
 Kadar sari yang larut dalam air : tidak kurang dari 18 %
 Kadar sari yang larut dalam etanol : tidak kurang dari 10 %
 Bahan organik asing : tidak lebih dari 2 %

4. EVALUASI KIMIA
A. Pada 2 mg daun tambahkan 5 tetes asam sulfat p, terjadi warna coklat kekuningan.
B. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes asam sulfat 10 N terjadi warna hijau
tua.
C. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan natrium hidroksida p 5 %,
dalam etanol p, terjadi warana hijau.
D. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes amonia (25 %) p, terjadi warna coklat.
E. Pada 2 mg serbuk daun tambahkan 5 tetes larutan besi (III) klorida p 5 % b/v,
terjadi warna hijau kekuningan.
F. Timbang 300 mg serbuk daun, campur dengan 5 ml metanol p dan panaskan di
atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring. Cuci endapan dengan
metanol p secukupnya sehingga diperoleh 5 ml filtrat. Pada titik pertama, kedua
dan ketiga lempeng KLT tutulkan masing-masing sebanyak 40 μl filtrat. Paad titik
keempat tutulkan 5 μl zat warna I LP. Evaluasi dengan dikloroetana p dan jarak
rambat 15 cm. Keringkan lempeng tersebut di udara selama 10 menit, eluasi lagi
dengan dikloroetana p dengan jarak rambat yyang sama. Amati dengan sinar biasa
dengan sinar ultraviolet 366 nm. Selanjutnya, semprot dengan pereaksi
anisaldehida-asam sulfat LP, panaskan pada suhu 110ᵒC selama 10 menit. Amati
lagi denagn sinar biasa dan sinar ultraviolet 366 nm. Dengan perlakuan yang sama
dan cara kerja diatas dilakukan juga penyemprotan denagn pereaksi AlCl3 LP.

5. EVALUASI BIOLOGI
Farmakologi
Kemampuan penghambatan tumbuhan urang aring disebabkan kandungan senyawa
aktif antifungi. Senyawa-senyawa tersebut merupakan hasil metabolit sekunder daun
urang aring. Masing-masing metabolit sekunder tersebut memiliki mekanisme
aktivitas antifungi yang berbeda-beda.
Flavonoid mampu berikatan dengan enzim ekstraseluler dan protein terlarut . selain
itu flavonoid juga dapat merusak membran sel jamur. Rusaknya membran sel jamur
akan mempengaruhi proses pertumbuhan jamur karena membran sel merupakan
tempat terjadinya beberapa reaski emzimatis sel. Tanin mempu menonaktifkan
adhesin dan berikatan dengan polisakarida. Selain itu, tanin dapat menghambat enzim
dan protein ekstraseluler dan efek langsung terhadap membran.
Mekanisme aktifitas antifungi alkaloid yaitu dengan menyisip diantara dinding sel
dan atau DNA kemudian mencegah replikasi DNA jamur sehingga pertumbuhan
jamur akan tergannggu. Berbeda dengan flavonoid, tanin dan alkaloid, mekanisme
penghambatan terpenoid terhadap jamur disebabkan oleh perubahan permeabilitas
membran. Gangguan permeabilitas tersebut disebabkan karena terpenoid dapat
berperan sebagai pelarut yang mampu memasukkan metabolit sekunder lainnya ke
dalam membran.
Senyawa lain yang merupakan metabolit sekunder pada tanaman ini yaitu senyawa
fenol, difenol dan polifenol. senyawa-senyawa tersebut dapat menjadi racun bagi
cendawan atau mikroorganisme. Senyawa tanin, flavonoid dan fenol dapat
menghambat pertumbuhan miselium dan perkecambahan spora jamur. Senyawa fenol
merupakan golongan alkkohol yang dapat mengikat daerah hidrofobik membran sel
sehingga mengganggu dan mempengaruhi integritas membran sel yang menyebabkan
terbentuknya lubang pada membran sel. Adanya lubang pada membran sel
mengakibatkan lisis sel dan denaturasi protein, menghambat pembentukan protein
sitoplasma serta asam nukleat dan menghambat ikatan ATP-ase paad membran sel.
Mekanisme tersebut mengjambat pembentukan komponen dinding sel sehingga
pertumbuhan miselium terhambat.
DAFTAR PUSTAKA

Andreas, bili. 2017. Uji Efektivitas Ekstrak Tumbuhan Urang Aring (Eclipta alba L)
Terhadap Pertumbuhan Jamur Colletotrichum sp. Penyebab Penyakit
Antraknosa. Bandar Lampung : Universitas Lampung.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid


V. Jakarta : MENKES RI.

Anda mungkin juga menyukai