Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM VIII

MORFOLOGI TUMBUHAN
(ABKC 2203)

AKAR DAN MODIFIKASINYA

Disusun Oleh :
Tania Dwi Yolanda Putri
(1810119220007)
Kelompok III A

Asisten Dosen :
Amalia Mardhatillah
Anjeli

Dosen Pengasuh :
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
Maulana Khalid Riefani, S.Si, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI
2019
PRAKTIKUM VIII
Topik : Akar dan modifikasinya
Tujuan : Mengenal tipe-tipe akar dan bentuk-bentuknya serta
modifikasinya dari akar pada beberapa tumbuhan
Hari/Tanggal : Kamis/ 02 Mei 2019
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin.

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat :
1. Alat tulis
2. Pisau/cutter
3. Kamera
B. Bahan :
1. Akar Padi (Oryza sativa L.)
2. Akar Terong Pipit (Solanum torvum Sw.)
3. Wortel (Daucus carota L.)
4. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
5. Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)
6. Laos (Alpinia galanga)
7. Akar Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
8. Akar Benalu (Loranthus sp.)
9. Akar Sirih (Piper betle L.)
10. Akar Beringin (Ficus benjamina L.)

II. CARA KERJA


1. Mengamati bagian-bagian akar : leher akar, ujung akar, batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut-rambut akar dan tudung akar.
2. Mengamati tipe perakaran : serabut atau tunggang.
3. Mengamati bentuk modifikasi akar : tombak, gasing, benang.
4. Mengamati bentuk-bentuk dari modifikasi akar : akar udara, akar
penghisap, akar pelekat, akar pembelit, akar nafas, akar tunjang, akar lutut
atau akar banir.
5. Menggambar hasil pengamatan.

III. TEORI DASAR


Akar adalah bagian pokok yang ketiga disamping batang dan daun
bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar pada umumnya
mempunyai sifat-sifat yaitu :
a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah
dengan arah tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara dan cahaya.
b. Warnanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.
c. Tumbuh terus pada ujungnya tetapi umumnya pertumbuhannya masih
kalah jika dibandingkan dengan batang.
d. Berbentuk meruncing sehingga lebih mudah untuk menembus tanah. Bagi
tumbuhan akar mempunyai fungsi untuk :
1. Memperkuat berdirinya tanaman.
2. Menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut dalam air dari dalam
tanah.
3. Mengangkut air dan zat-zat makanan ke tempat-tempat pada tumbuhan
yang memerlukan.
4. Tempat penimbunan makanan.
Bagian-bagian akar pada umumnya dapat dibedakan menjadi 7, yaitu :
a. Leher akar atau pangkal akar (collum)
b. Ujung akar (apex radicis)
c. Batang akar (corpus radicis)
d. Cabang-cabang akar (radix lateralis)
e. Serabut akar (fibrilla radicalis)
f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis)
g. Tudung akar (calyptra)
Pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam system perakaran yaitu
sistem akar tunggang (radix primaria) dan sistem serabut (radix
adventiaca). Berdasarkan percabangannya dan bentuknya, akar tunggang
dapat dibedakan atas :
1) Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.
Akar tunggang yang tidak bercabang ini biasanya berhubungan dengan
fungsinya sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan sehingga
memiliki bentuk yang istimewa, seperti :
a. Berbentuk sebagai tombak (fusifermis)
b. Berbentuk gasing (napiformis)
c. Berbentuk benang (filiformis)
2) Akar tunggang yang bercabang.
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah,
bercabang-cabang banyak, dan cabang-cabangnya bercabang lagi,
sehingga dapat memberi kekuatan yang lebih besar kepada batang dan
juga daerah perakaran menjadi amat luas, hinggs dapat diserap air dan
zat-zat makanan yang lebih banyak.
Sistem perakaran serabut pada tanaman dapat dibedakan atas 3 hal,
yaitu:
a. Akar yang menyusun akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
b. Akar-akar serabut kaku keras dan cukup besar seperti tambang.
c. Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan.
Dilihat dari cara hidup suatu tanaman, maka pada berbagai jenis
tumbuhan, sering kita temukan akar-akar yang mempunyai sifat dan
fungsi yang khusus, misalnya :
1) Akar udara atau akar gantung (radix aereus)
2) Akar penggerek atau akar penghisap (haustrorium)
3) Akar pelekat (radix adligans)
4) Akar pembelit (crhus radicalis)
5) Akar nafas (pneumatophora)
6) Akar tunjang
7) Akar lutut
8) Akar banir

IV. HASIL PENGAMATAN


A. Tabel Hasil Pengamatan
Tabel 1
Bagian Akar
No Nama Tumbuhan Lehe Rambut-
Ujung Batang Cabang Serabut Tudung
r rambut
1. Oryza sativa L.       
(Akar padi )
2. Solanum torvum Sw.       
(Akar Terong)
3. Daucus carota L.       
(Wortel)
4. Pachyrrhizus erosus    - -  
Urb. (Bengkuwang)
5. Manihot utillisima       
Burm.F. (Singkong)
6. Alpinia galangal      - 
(Laos)
7. Arachis flos-aeris - -  - - - 
(Akar Anggrek
Kalajengking)
8. Loranthus sp. (Akar  -  - - - 
Benalu)
9. Piper betle L. (Akar -     - 
Sirih)
10. Ficus benjamina L.
(Akar Beringin)
Tabel 2
No. Nama Spesies Tipe Perakaran Modifikasi Akar Khusus
1 Oryza sativa L. (Akar Serabut Seperti Benang -
padi ) (Sekunder)
2 Solanum torvum Sw. Tunggang Seperti Benang -
(Akar Terong) (Primer)
3 Daucus carota L. Tunggang Seperti Tombak Umbi
(Wortel) (Primer)
4 Pachyrrhizus erosus Tunggang Seperti Gasing Umbi
Urb. (Bengkuwang) (Primer)
5 Manihot utillisima Serabut Seperti Tombak Umbi
Burm. F. (Singkong) (Sekunder)
6 Alpinia galangal Serabut Seperti Benang Rhizoma/
(Laos) (Sekunder) Geragih
7 Arachis flos-aeris Tunggang Seperti Benand Akar
(Akar Anggrek (Primer) Gantung
Kalajengking)
8 Loranthus sp. (Akar Tunggang Bulat Akar
Benalu) (Primer) Tidak Penghisap
Bercabang
9 Piper betle L. (Akar Serabut Seperti Benang Akar
Sirih) (Sekunder) Pelekat
10 Ficus benjamina L. Tunggang Seperti Benang Akar
(Akar Beringin) (Primer) Tambang Gantung
A. Gambar Hasil Pengamatan
1. Akar Padi (Oryza sativa L.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

(Sumber : Yahya. 2016)


2. Akar Terong pipit (Solanum torvum Sw.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar
5. Akar lembaga

(Sumber : Ulaman, 2011)


3. Wortel (Daucus carota L.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Tudung akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Tudung akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Tudung akar

(Sumber : Abdullah, Taufiq. 2017)


4. Bengkuwang (Pachyrrhizus erosus Urb.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Tudung akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Tudung akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Tudung akar

(Sumber : Ali. 2016)


5. Singkong (Manihot utilissima Burn. F.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar
4. Tudung akar

(Sumber : Roqayah, Ummu. 2013)


6. Laos (Alpinia galanga)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Leher akar
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Envire. 2016)


7. Akar Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Akar gantung
2. Ujung akar
3. Batang akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Akar gantung
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Akar gantung
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Susanti, Rina. 2016)


8. Akar Benalu (Loranthus sp.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Akar penghisap
2. Ujung akar
3. Batang akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Akar penghisap
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Akar penghisap
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Saswin. 2016)


9. Akar Sirih (Piper betle L.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Akar pelekat
2. Ujung akar
3. Batang akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Akar pelekat
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Akar pelekat
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Ihsan. 2016)


10. Akar Beringin (Ficus benjamina L.)
a. Gambar pengamatan
Keterangan :
1. Akar gantung
2. Ujung akar
3. Batang akar

b. Foto Pengamatan
Keterangan :
1. Akar gantung
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Dok. Pribadi. 2019)

c. Foto Literatur
Keterangan :
1. Akar gantung
2. Ujung akar
3. Batang akar

(Sumber : Ahmad. 2017)


V. ANALISIS DATA
1. Padi (Oryza sativa)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Oryza
Spesies : Oryza sativa L.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan pada akar padi (Oryza sativa)
merupakan tanaman yang mempunyai akar dengan sistem perakaran
serabut dan akar teki ini berbentuk serabut. Akar ini dikatakan sebagai
akar serabut menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam Morfologi
Tumbuhan (2005:93) yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan
selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh sejumlah akar yang lebih
kurang sama besar dan semuanya keluar dari pangkal batang. Akar-akar
ini karena bukan bersasl dari calon akar yang asli dinamakan akar liar,
bentuknya seperti serabut, oleh karena itu dinamakan akar serabut (radix
adventicia).
Bagian akar padi telah dewasa (lebih tua) dan telah mengalami
perkembangan akan berwarna coklat, sedangkan akar yang baru atau
bagian akar yang masih muda berwarna putih. Padi termasuk golongan
tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas.
2. Terong Pipit (Solanum torvum Sw.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Subclassis : Asteridae.
Ordo : Solanales.
Familia : Solanaceae.
Genus : Solanum.
Spesies : Solanum torvum Sw.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa akar tanaman
terong pipit (Solanum torvum Sw.) adalah akar tunggang. Seperti yang
diakatakan literatur Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya yang
berjudul Morfologi Tumbuhan (2005:92) jika akar lembaga tumbuh terus
menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar
yang lebih kecil. Dapat dilihat dengan jelas pada akar terong ini bagian
lembaga dan akar cabangnya. Akar terong pipit tidak memiliki
modifikasi apapun, bentuk dari akar terong pipit yaitu seperti benang.
Bagian-bagian dari akar terong pipit yaitu leher akar, batang akar, ujung
akar, tudung akar, serabut akar, dan rambut-rambut akar.
Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan
(2005:93) mengatakan bahwa perlu diingat bahwa akar tunggang hanya
kita jumpai kalau tumbuhan ditanam dari biji. Walaupun dari golongan
biji belah (Dicotyledoneae), suatu tumbuhan tak mempunyai akar
tunggang, jika tidak ditanam dari biji, seperti misalnya berbagai jenis
tanaman budidaya yang diperbanyak dengan cangkokan atau turusan
(setek).

3. Wortel (Daucus carota L.)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub Classis : Rosidae.
Ordo : Apiales.
Familia : Apiaceae.
Genus : Daucus.
Species : Daucus carota L.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa akar
tanaman wortel (Daucus carota L.) merupakan akar tunggang. Akar
wortel merupakan tipe akar tunggang tidak bercabang. Dalam bukunya
Morfologi Tumbuhan (2005:92), Gembong Tjitrosoepomo mengatakan
bahwa tumbuhan memiliki sistem akar tunggang jika akar lembaga
tumbuh terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-cabang
menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar wortel bermodifikasi menjadi
umbi akar. Batang akarnya tumbuh membesar dan berdaging, bagian
inilah yang biasa kita konsumsi. Menurut Gembong Trjitrosoepomo
dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2005:93), akar wortel berbentuk
seperti tombak, pangkalnya besar meruncing ke ujung dengan serabut-
serabut akar sebagai percabangan. Akar seperti ini biasanya menjadi
tempat penimbunan makanan.

4. Bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub Classis : Caryophyllidae.
Ordo : Caryophyllales.
Familia : Chenopodiceae.
Genus : Pachyrrhizus.
Species : Pachyrrhizus erosus Urb.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa akar tanaman
bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.) merupakan akar tunggang. Dalam
bukunya Morfologi Tumbuhan (2013:90), Gembong Tjitrosoepomo
mengatakan bahwa tumbuhan memiliki sistem akar tunggang jika akar
lembaga tumbuh terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-
cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Akar bengkuang ini
bermodifikasi menjadi umbi akar, sama seperti wortel. Akarnya
membesar dan kemudian tumbuh serabut-serabut sebagai percabangan.
Menurut Gembong Trjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi
Tumbuhan (2005:93) akar bengkuang berbentuk gasing (napiformis),
pangkal akar besar membulat, akar-akar serabut sebagai cabang hanya
pada ujung yang sempit meruncing.

5. Singkong (Manihot utillisima Burm. F.)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta .
Classis : Magnoliopsida.
Sub Classis : Rosidae.
Ordo : Euphorbiales.
Familia : Euphorbiaceae.
Genus : Manihot.
Species : Manihot utilisima Burm. F.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa Singkong
(Manihot utillisima) merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut.
Akarnya dapat bermodifikasi menjadi umbi akar yang merupakan
penjelmaan dari akar-akar serabut. Umbinya merupakan tempat
penimbunan makanan, disamping itu terdapat juga cabang akar (radix
lateralis). Umbi akar ini tidak mungkin dapat dijadikan sebagai alat
perkembangbiakan. Berdasarkan dari hasil pengamatan, singkong
merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut. Akarnya dapat
bermodifikasi menjadi umbi akar yang merupakan penjelmaan dari akar-
akar serabut. Umbinya merupakan tempat penimbunan makanan,
disamping itu terdapat juga cabang akar (radix lateralis). Umbi akar ini
tidak dapat dijadikan sebagai alat perkembangbiakan. Tanaman ini
berkembang biak secara vegetatif dengan stek batang.
Akar singkong ini berbentuk benang, menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam Morfologi Tumbuhan (2005:95) suatu tanaman
berakar serabut disebut berbentuk benang apabila akar yang menyusun
akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.

6. Laos (Alpinia galanga)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub Classis : Zingeberidae
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Species : Alpinia galanga
Sumber : Cronquist, A. (1981)

Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa laos (Alpinia


galanga) merupakan tumbuhan yang memiliki akar serabut dengan
bentuk akar seperti benang. Akarnya merupakan modifikasi dari batang
yaitu akar rimpang. Rimpang laos ini sebenarnya adalah perubahan
bentuk atau hasil modifikasi dari batang berserta daun yang terdapat di
dalam tanah. Bercabang-cabang, tumbuh mendatar, dan dari segi
ujungnya dapat tumbuh tunas yang baru yang muncul di atas tanah, dan
dapat merupakan suatu tumbuhan baru. Di samping sebagai alat
perkembangbiakan, rimpang ini juga berfungsi sebagai tempat
penimbunan zat-zat cadangan makanan yang dimanfaatkan manusia
sebagai rempah-rempah. Tanda-tanda yang membuktikan bahwa
rimpang merupakan modifikasi dari batang, yaitu beruas-ruas, berbuku-
buku, akar tidak pernah bersilia, berdaun, tetapi daunnya telah menjelma
menjadi sisik-sisik, mempunyai kuncup-kuncup dan tumbuhnya tidak ke
pusat bumi atau air akan tetapi kadang-kadang langsung ke atas, muncul
di atas tanah.
Laos merupakan bentuk modifikasi rimpang. Rimpang adalah
batang dan daun yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan
tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul
diatas tanah dan bisa menjadi tumbuhan baru. Akarnya tipe akar serabut
dan bentuk akarnya adalah serabut benang, menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam Morfologi Tumbuhan (2005:95) suatu tanaman
berakar serabut disebut berbentuk benang apabila akar yang menyusun
akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.

7. Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Liliopsida
Sub Classis : Liliidae
Ordo : Orchidales
Familia : Orchidaceae
Genus : Arachis
Species : Arachis flos-aeris
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa akar
tanaman Anggrek Kalajengking (Arachis flos-aeris) merupakan akar
tunggang. Dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2005:92), Gembong
Tjitrosoepomo mengatakan bahwa tumbuhan memiliki sistem akar
tunggang bercabang jika akar lembaga tumbuh terus menerus menjadi
akar pokok yang bercabang-cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Tanaman Anggrek kalajengking ini mempunyai sistem perakaran
tunggang bercabang. Selain itu, pada tanaman ini juga terdapat akar
udara atau akar gantung (radix aereus) yang mempunyai sifat dan tugas
khusus. Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam Morfologi Tumbuhan
(2005:96) Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung
di udara dan tumbuh ke arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat
permukaan keluarnya akar ini dapat amat panjang (sampai 30 m). Selama
masih menggantung, akar ini hanya dapat membantu dalam penyerapan
air dan zat gas di udara, dan sering kali mempunyai jaringan khusus
untuk menimbun air atau udara yang disebut velamen (misalya akar
anggrek kalajengking (Arahnis flosaeris)), tetapi setelah mencapai tanah.
Untuk bagian yang masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa,
yaitu menyerap air dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang
di atasnya sering kali berubah menjadi batang. Misalnya pada beringin
(Ficus benjamina L.)
Sebagai anggrek epifit, anggrek kalajengking tumbuh menempel
di batang pohon dengan ketinggian 12 m di atas permukaan tanah. Saat
muda, memiliki akar gantung. Seiring dengan bertambahnya usia, akar
gantung akan menyentuh tanah dan berubah fungsi menjadi akar tunjang
sebagai penunjang dari batangnya. Karena karakteristik tersebut anggrek
jenis ini mudah pula dipelihara sebagai anggrek tanah.
8. Benalu (Loranthus sp.)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Rosidae
Ordo : Santalales
Familia : Loranthaceae
Genus : Loranthus
Species : Loranthus sp.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Dari hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa akar tanaman
Benalu (Loranthus sp.) merupakan akar tunggang tak bercabang. Dalam
bukunya Morfologi Tumbuhan (2013:90), Gembong Tjitrosoepomo
mengatakan bahwa tumbuhan memiliki sistem akar tunggang jika akar
lembaga tumbuh terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-
cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Tumbuhan benalu merupakan tumbuhan yang hidup sebagai
parasit. Akar benalu bermodifikasi menjadi akar penghisap (haustorium).
menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam Morfologi Tumbuhan
(2005:93) akar yang berguna untuk menyerap air ataupun zat makanan
dari inangnya. Akar penggerek ini menembus kulit batang inangnya
sampai ke bagian yang berkayu. Tetapi akar penggerek ini juga dapat
hanya berupa akar-akar pendek yang melekat pada tuan rumahnya, tetapi
juga menghisap air dan zat-zat makanan. Bentuk dari akar penghisap ini
bulat dan biasanya berwarna coklat.

9. Sirih (Piper betle L.)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae.
Divisio : Magnoliophyta.
Classis : Magnoliopsida.
Sub classis : Magnoliidae.
Ordo : Piperales.
Familia : Piperaceae.
Genus : Piper.
Species : Piper betle L.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa Sirih (Piper
betle L.) merupakan tanaman yang mempunyai akar dengan sistem
perakaran serabut. Dikatakan sebagai akar serabut karena akar lembaga
dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian disusul oleh
sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari
pangkal batang. Akar sirih ini berbentuk benang, menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam Morfologi Tumbuhan (2005:93) suatu tanaman
berakar serabut disebut berbentuk benang apabila akar yang menyusun
akar serabut kecil-kecil berbentuk benang.
Akar sirih memiliki modifikasi berupa akar pelekat (radix
adligans). Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam Morfologi
Tumbuhan (2005:96) akar-akar yang keluar dari buku-buku batang
tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya
saja, contohnya terdapat pada tanaman lada dan sirih ini.
Selain akar pelekat, sirih juga mempunyai akar sejati yang
memiliki sistem akar serabut dan berbentuk benang, sama dengan akar
pelekatnya.

10. Akar beringin (Ficus benjamina L.)


Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Urticales
Famili : Moraceae
Genus : Ficus
Spesies : Ficus benjamina L.
Sumber : Cronquist, A. (1981)
Berdasarkan hasil pengamatan pada akar beringin (Ficus
benjamina L.) memiliki sistem perakaran akar tunggang, yaitu jika akar
lembaga tumbuh terus menerus menjadi akar pokok yang bercabang-
cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil. Pada akar beringin memiliki
bentuk akar seperti benang/tali tambang, karena akar-akarnya yang
terlihat begitu sangat besar.
Tanaman ini juga terdapat akar udara atau akar gantung (radix
aereus) yang mempunyai sifat dan tugas khusus. Menurut Gembong
Tjitrosoepomo dalam Morfologi Tumbuhan (2005:96) Akar ini keluar
dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke
arah tanah. Bergantung pada tingginya tempat permukaan keluarnya akar
ini dapat amat panjang (sampai 30 m). Selama masih menggantung, akar
ini hanya dapat membantu dalam penyerapan air dan zat gas di udara,
dan sering kali mempunyai jaringan khusus untuk menimbun air atau
udara yang disebut velamen (misalya akar anggrek kalajengking
(Arahnis flosaeris)), tetapi setelah mencapai tanah. Untuk bagian yang
masuk dalam tanah berkelakuan seperti akar biasa, yaitu menyerap air
dan zat makanan dari tanah. Sedangkan bagian yang di atasnya sering
kali berubah menjadi batang. Misalnya pada beringin (Ficus benjamina
L.)
VI. KESIMPULAN
1. Akar adalah bagian pokok yang ketiga disamping batang dan daun bagi
tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus.
2. Sistem perakaran terbagi menjadi 2 yakni akar tunggang (akar primer)
dan akar serabut (akar sekunder).
*Akar tunggang terdapat pada : terong, wortel, bengkuwang, anggrek
kalajengking, benalu, dan beringin.
*Akar serabut terdapat pada : padi, sigkong, laos, dan sirih.
3. Bentuk akar ada yang berbentuk seperti Tombak (wortel dan singkong)
Gasing (bengkuwang); Benang (padi, terong, laos, anggrek kalajengking,
dan sirih); dan Benang tambang (beringin)
4. Akar yang memiliki modifikasi, yaitu :
- Wortel, bengkuang dan singkong bermodifikasi menjadi umbi akar.
- Laos bermodifikasi menjadi menjadi geragih/rhizoma.
- Akar anggrek kalajengking dan akar beringin bermodifikasi menjadi
akar gantung.
- Akar benalu bermodifikasi menjadi akar penghisap.
- Akar sirih bermodifikasi menjadi akar pelekat.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Abdullah, Taufiq. 2016. Fungsi Akar Mangrove Ubi Wortel Pohon.
taufiqabd.blogspot.co.id (Diakses pada tanggal 5 Mei 2019)
Akhmad. 2017. Ciri-Ciri Pohon Beringin.
https://www.akhmadshare.com(Diakses pada tanggal 5 Mei
2019)
Ali. 2016. http://id.aliexpress.com. (Diakses pada tanggal 2 April 2018)
Amintarti, Sri. 2019. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. PMIPA
FKIP UNLAM. Banjarmasin.
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering
Plants.Columbia University Press. New York.
Enviro. 2016. http://www.enviro.bppt.go.id(Diakses pada tanggal 2
April 2018)
Susanti, Rina. 2016. Cara Menenam Dan Merawat Anggrek Tanah.
http://www.rinasusanti.com (Diakses pada tanggal 5 Mei 2019))
Ihsan. 2016. Health & Herbal Diet. http://www.ihsanstore.com.
(Diakses pada tanggal 5 Mei 2019)
Ruqayah, Ummu. 2013. Inilah Tanaman Serba Guna Dari Akar Sampai
Daunnya. yusy-azzahro.blogspot.com (Diakses pada tanggal 5
Mei 2019)
Saswin. 2016. Botani Tanaman Padi. http://saswinblog11.blogspot.co.id
(Diakses pada tanggal 5 Mei 2019)
Steenis, Van. 2003. Flora. PT. Pradnya Paramita. Jakarta.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Gajah Mada
University Press.Yogyakarta.
Ulaman. 2011. Khasiat Terung Pipit. http://ayumawaddah.blogspot.com
(Diakses pada tanggal 5 Mei 2019)
Yahya. 2015. Akar Yang Tak Pernah Bohong.
https://komunitasmalaipadi.blogspot.com (Diakses pada tanggal
5 Mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai