Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas beribu nikmat
ataupun karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga terselesaikan tepat waktu makalah yang
berjudul “Ilmu Kesehatan Kerja dan Trampil Dalam Upaya Melakukan Kesehatan”. Kami
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan kita.
Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu
berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa mendatang. Besar harapan kami jika makalah ini mudah dipahami oleh
siapapun yang membacanya. Tak lupa kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata atau
kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................
2.2 Ergonomic...............................................................................
BAB III
PENUTUP................................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran....................................................................................................
Daftar Pustaka.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur, serta menciptakan perlindungan dan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya
baik fisik, mental maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan
(Sucipto, 2014).
Menerapkan program K3 dalam lingkungan kerja dengan tujuan agar setiap tenaga kerja
berhak untuk mendapatkan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Perlindungan tenaga kerja
dari bahaya dan penyakit akibat kerja atau lingkungan kerja sangat dibutuhkan sehingga pekerja
merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kepuasan kerja bagi pekerja, untuk dapat bekerja sebaik mungkin dan juga dapat
mendukung keberhasilan serta target dalam pekerjaan dapat tercapai (Saputra, 2012). Salah satu
faktor yang dapat membentuk kepuasan kerja adalah adanya jaminan dan kondisi kerja yang
nyaman bagi anggota organisasi. Dan K3 merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
kepuasan kerja.
Teknologi berkembang begitu pesat pada zaman sekarang ini. Penerapan teknologi juga
didukung oleh pembangunan ekonomi untuk memasuki era industrial. Adanya teknologi yang
semakin canggih serta resiko tinggi membuat tantangan dalam industrialisasi semakin
meningkat. Jika dalam industrialisasi tidak direncanakan dengan baik maka akan dapat
menyebabkan seperti adanya kecelakaan kerja, penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan, dan
bahkan dapat menyebabkan pengangguran. Dengan adanya risiko-risiko yang terjadi akibat
rencana yang tidak tersusun dengan baik maka perusahaan harus mampu dalam membuat
karyawan merasa sejahtera dan juga mendapatkan perlindungan keselamatan karyawan dalam
menjalani segala aktivitas pekerjaan yang dijalankan. Kecelakaan kerja dapat terjadi disetiap
perusahaan yang sudah memiliki skala besar maupun perusahaan yang memiliki skala kecil dan
perusahaan harus mampu dalam menjaga iklim kerja yang baik serta membuat karyawan merasa
aman dalam lingkungan kerja.
Tujuan ini untuk mengetahui hubungan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Dan para pekerja supaya bisa memahami lagi apasaja resiko yang akan didapatinya, kemudian
bisa memahami lagi, agar tidak terjadi yang tidak di inginkan.
BAB II
PEMBAHASAN
Faktor manusia menjadi salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sebuah
organisasi, karena manusia sebagai sumber daya penggerak dan juga faktor merupakan penting
yang ada di dalam organisasi selain modal. Faktor manusia dapat dikatakan sebagai tindakan
tidak aman (unsafe action). Menurut Suma’mur, tindakan tidak aman (unsafe actions) adalah
suatu sebab terjadinya kecelakaan dikarenakan tindakan yang diperbuat oleh karyawan yang
memungkinkan terjadinya suatu kecelakaan kerja serta dapat membuat risiko kecelakaan pada
orang lain. Hasil penelitian menyebutkan bahwa kecelakaan kerja berkontribusi sebesar 80-85%
yang terjadi karena faktor manusia. Kecelakaan kerja dapat terjadi salah satunya disebabkan oleh
keterbatasan yang dimiliki oleh sumber daya manusia
Manusia tidak akan terlepas dari sifatnya untuk selalu bekerja, artinya dia senantiasa
memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja. Bagi sebagian orang, pekerjaan apapun asal
hasil yang diperolehnya dapat memberikan semua yang ia inginkan, ia akan bersedia
melakukannya. Termasuk, bekerja pada perusahaan dengan segala resiko. Karyawan-karyawan
yang bersedia menanggung bahaya dalam pekerjaannya itu adalah salah satu unsur di dalam
perusahaan yang mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan.Melupakan
faktor sumber daya manusia dapat menyebabkan kegagalan bagi perusahaan. Tanpa partisipasi
mereka perusahaan tidak akan dapat berjalan secara optimal. Untuk itu, keselamatan kerja di
perusahaan merupakan masalah penting dalam setiap kegiatan operasional.Semakin melajunya
pertumbuhan di setiap kegiatan operasional maka dapat pula membawa berbagai risiko yang
mempengaruhi kehidupan tenaga kerja.
Resiko tersebut meliputi kecelakaan kerja.Resiko ini timbul karena penggunaan mesin,
listrik, dan alatalat kerja berat dan dari kelalaian manusia. Kecelakaan ditempat kerja bisa
disebabkan oleh dua faktor yaitu tindak perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan
dan keadaan lingkungan yang tidak aman.Tetapi 80-85% akibat dari timbulnya kecelakaan yaitu
manusia, dikarenakan kelalaian manusia itu sendiri.Kelalaian ini bisa disebabkan oleh dua faktor,
pertama karena ketidak pedulian karyawan terhadap bahaya kecelakaan kerja yang mengancam.
Mereka hanya mengejar upah tanpa memperdulikan keselamatan diri, kedua karena
ketidakwaspadaan yang disebabkan oleh kurangnya intelegensia atau pengetahuan tentang
keselamatan kerja. Standar klasifikasi kecelakaan kerja disini dikelompokan menjadi 3
klasifikasi yaitu ringan, sedang, dan berat. Tidak dibagi berdasarkan tipe atau jenis kecelakaan,
tetapi dibagi berdasarkan tingkat risikonya.
Faktor lingkungan kerja dapat mendukung munculnya masalah yang berkaitan dengan
kesalahan dan pelanggaran dari pihak pekerja yaitu tindakan tidak aman, kesalahan yang
dilakukan seperti melanggar prosedur keselamatan kerja yang telah ditetapkan perusahaan.
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi yang meliputi sarana dan prasarana yang berada disekitar keryawan bekerja.
Selain tempat kerja yang tenang dan memiliki pencahayaan yang baik, kebersihaan fasilitas juga
merupakan bagian dari lingkungan kerja
2.2 Ergonomic
1. Wignjosoebroto S (2003)
Pengertian Ergonomi menurut Ginting Rosnani adalah suatu cabang keilmuan yang sistematis
untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam
merancang suatu sistem kerja, sehingga orang dapat hidup dan juga bekerja pada suatu sistem
yang baik yaitu untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan melalui pekerjaan yang efektif,
efisien, aman dan nyaman.
3. Sritomo
Pengertian Ergonomi menurut Sritomo adalah disiplin ilmu yang mempelajarai manusia yang
berkaitan dengan pekerjaannya.
Pengertian Ergonomi menurut The International Ergonomics Association adalah suatu disiplin
ilmiah yang urgen untuk diperhatikan interaksi antara manusia dan bagian lain dalam elemen
sebuah sistem dan juga profesi yang mengplikasikan teori, prinsip-prinsip, data, dan juga metode
yang dirancang untuk mengoptimasikan kesejahteraan manusia dan juga keseluruhan kinerja dari
sistem.
Pengertian Ergonomi menurut Eko Nurmianto adalah studi tentang aspek manusia dalam
lingkungan kerja yang ditinjau dari anatomi, fisiologi, psikologi, engineering, manajemen dan
desain perancangan.
6. Tarwaka (2004)
Pengertian Ergonomi menurut Tarwaka adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan antara fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun dalam istirahat
atas dasar kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik mapun mental sehingga kualitas
hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik.
2.3 Psikologi kerja
Dalam pengertian umum, psikologi berarti ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku
dari manusia dimana oleh orang awam sering disebut dengan ilmu jiwa sebab berkaitan dengan
hal hal psikologis atau kejiwaan. Seperti ilmu lain, psikologi juga mempunyai beberapa sub
bidang seperti psikologi klinis, psikologi pendidikan, psikologi perkembangan, psikologi sosial,
psikologi lintas budaya, psikologi lingkungan, psikologi industri dan organisasi, psikologi
olahraga serta psikologi anak dan remaja. Dari beberapa sub bidang tersebut, psikologi industri
dan organisasi menjadi bidang khusus yang fokus dalam penerapan ilmu psikologi untuk
masalah individu dalam perusahaan berhubungan dengan penggunaan SDM dan perilaku
organisasi. Psikologi industri dan organisasi merupakan studi tentang tingkah laku manusia yang
berkaitan dengan pekerjaan dan aplikasi pengetahuan untuk meminimalisir masalah manusia
dalam bekerja.
Lingkungan kerja adalah kehidupan sosial yang dijalani meliputi psikis pekerja, mental
dan juga fisik dalam sebuah perusahaan. Ini nantinya akan berpengaruh pada kinerja seseorang
atau karyawan dalam melakukan segala tugasnya. Manusia akan selalu bergantung pada keadaan
atau lingkungan di sekitar dan keduanya saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Manusia
akan selalu bisa beradaptasi dengan lingkungan di sekitar sebab tidak mungkin pekerja tidak
beradaptasi pada lingkungan yang baru. Ada beberapa faktor psikologi dalam lingkungan kerja
yang juga bisa mempengaruhi perilaku kerja dari setiap karyawan dan para pekerja yang akan
kami ulas dalam artikel berikut ini.
1. Lingkungan Kerja
Dalam sebuah lingkungan kerja, rasa aman harus bisa didapatkan para pekerja. Karyawan atau
pekerja akan menaruh perhatian besar terhadap lingkungan kerja baik itu pada strategi
kenyamanan pribadi dan juga kemudahan dalam melakukan pekerjaan yang baik. Jika
lingkungan fisik aman, nyaman, bersih dan juga tingkat gangguan minimum, maka akan lebih
disukai para pekerja sebab ada hubungan karakteristik individu dengan motivasi kerja.
2. Konflik
Konflik dapat bersifat konstruktif dan juga destruktif pada fungsi sebuah unit atau kelompok.
Namun untuk sebagian besar konflik biasanya akan merusak perilaku kerja yang baik sebab
konflik tersebut bisa menjadi hambatan untuk mencapai tujuan dalam sebuah pekerjaan.
3. Komunikasi
Dalam memahami perilaku kerja, maka gaya komunikasi dalam psikologi juga menjadi salah
satu faktor penting yang berguna untuk menyampaikan dan memberi pemahaman dari sebuah
arti.
4. Faktor Biologis
Faktor biologis hampir terlibat di dalam seluruh kegiatan manusia dan bahkan juga tergabung
dengan faktor sosiopsikologis. Tidak ada satu orang pun yang menolak kenyataan jika struktur
biologis manusia yakni hormonal dan juga sistem saraf akan berpengaruh pada psikologi
manusia. Sistem saraf nantinya juga akan menentukan sekaligus mengatur pekerjaan di dalam
otak serta mengatur pengolahan informasi. Sistem hormonal tidak hanya akan berpengaruh
dalam mekanisme biologis namun juga berpengaruh dalam proses psikologis.
5. Pengalaman Pribadi
Agar bisa menjadi sebuah dasar pembentukan perilaku, maka pengalaman pribadi haruslah bisa
memberikan kesan yang sangat kuat. Untuk itu, perilaku akan jauh lebih mudah terbentuk jika
dalam pengalaman pribadi melibatkan faktor emosional dan dalam situasi yang melibatkan
emosi, maka penghayatan akan menjadi pengalaman yang jauh lebih mendalam dan akan lebih
lama berbekas sebab ada hubungan perilaku denga sikap.
2.4 Kecelakaan kerja dan penanganannya
Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula
yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda (Permenaker No. 03/MEN/1998).
Pengertian lain kecelakaan kerja adalah semua kejadian yang tidak direncanakan yang
menyebabkan atau berpotensial menyebabkan cidera, kesakitan, kerusakan atau kerugian lainnya
(Standar AS/NZS 4801:2001). Sedangkan definisi kecelakaan kerja menurut OHSAS
18001:2007 adalah kejadian yang berhubungan dengan pekerjaan yang dapat menyebabkan
cidera atau kesakitan (tergantung dari keparahannya) kejadian kematian atau kejadian yang dapat
menyebabkan kematian.
Jenis-jenis Kecelakaan Kerja
Menurut Bird dan Germain (1990), terdapat tiga jenis kecelakaan kerja, yaitu:
1. Accident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang menimbulkan kerugian baik bagi
manusia maupun terhadap harta benda.
2. Incident, yaitu kejadian yang tidak diinginkan yang belum menimbulkan kerugian.
3. Near miss, yaitu kejadian hampir celaka dengan kata lain kejadian ini hampir
menimbulkan kejadian incident ataupun accident.
Berdasarkan lokasi dan waktu, kecelakaan kerja dibagi menjadi empat jenis, yaitu
(Sedarmayanti, 2011):
Kecelakaan kerja terjadi karena perilaku personel yang kurang hati-hati atau ceroboh atau bisa
juga karena kondisi yang tidak aman, apakah itu berupa fisik, atau pengaruh lingkungan.
Berdasarkan hasil statistik, penyebab kecelakaan kerja 85% disebabkan tindakan yang berbahaya
(unsafe act) dan 15% disebabkan oleh kondisi yang berbahaya (unsafe condition). Penjelasan
kedua penyebab kecelakaan kerja tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kondisi yang berbahaya (unsafe condition) yaitu faktor-faktor lingkungan fisik yang
dapat menimbulkan kecelakaan seperti mesin tanpa pengaman, penerangan yang tidak
sesuai, Alat Pelindung Diri (APD) tidak efektif, lantai yang berminyak, dan lain-lain.
2. Tindakan yang berbahaya (unsafe act) yaitu perilaku atau kesalahan-kesalahan yang
dapat menimbulkan kecelakaan seperti ceroboh, tidak memakai alat pelindung diri, dan
lain-lain, hal ini disebabkan oleh gangguan kesehatan, gangguan penglihatan, penyakit,
cemas serta kurangnya pengetahuan dalam proses kerja, cara kerja, dan lain-lain
Kecelakaan kerja dapat dicegah dengan memperhatikan beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut (Suma’mur, 2009):
a. Faktor Lingkungan
1. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara, pencahayaan
dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara ruang kerja.
2. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat kerja yang dapat
menjamin keselamatan.
3. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan penyimpanan
barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan tempat dan ruangan.
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik dengan memperhatikan
ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman
pada bagian-bagian mesin atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila
pagar atau tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar
atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai terhadap mesin
atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja dilindungi.
Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi bagi pekerja. Alat
pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok
ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua karyawan bainya memahami setiap bahaya dari pekerjaan yang dilakukan.
Perusahaan juga harus menjaga lingkungan kerja misalnya dengan melakukan perawatan dan
pemeliharaan yang rutin dan teratur terhadap mesin dan peralatan yang ada diperusahaan. Bila
perlu setiap mesin dan peralatan yang sudah rusak dan tua harus segera diganti sebelum
kerusakan itu menimbulkan kecelakaan kerja. Pekerja harus senantiasa memahami peraturan,
standard dan ketentuan pelaksanaan pada saat melakukan pekerjaan untuk mencegah terjadinya
resiko bahaya.
B. Saran
Berdasarkan pada beberapa kesimpulan, Sebaiknya tingkat kecelakaan kerja yang ada
pada perusahaan harus dapat dihindari semaksimal mungkin oleh pihak perusahaan, maka
perusahaan sebaiknya memberikan sangsi dengan memberikan surat peringatan kepada
karyawan yang melanggar peraturan. Tujuan memberikan peringatan adalah agar pegawai yang
bersangkutan menyadari pelanggaran yang dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA
PDF.dosenpsikologi.com/faktor-psikologi-dalam-lingkungan-kerja
https://media.neliti.com/media/publications/33748-ID-pengaruh-lingkungan-kerja-dan-faktor-
manusia-terhadap-tingkat-kecelakaan-kerja-k.pdf
PDF.pengetahuan.co.id/2020/03/ergonomi.html
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/750/3/Chapter%201.doc.pdf