Oleh:
Baiq Hidayatun Nisa
NIM 19011400
Prisko Prasetyo
NIM 1901140023
Sri Harianty
NIM 19011400
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Anatomi Tumbuhan yang berjudul “JARINGAN
PEMBULUH XILEM”. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu yang
penulis miliki.
Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan
kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Anatomi Tumbuhan yang mana telah
membimbing penulis untuk menyelesaikan makalah Anatomi Tumbuhan yang berjudul
“Jaringan Pembuluh Xylem”. Penulis berharap dan berdoa agar makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis sendiri selaku dan umumnya bagi para pembaca makalah ini. Aamiin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan
batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Seperti
kita ketahui bersama bahwa batang merupakan hal yang sangat vital dari organ-organ yang ada
pada suatu tumbuhan pada umumnya, betapa penting nya dari suatu organ batang,tumbuhan
tidak dapat hidup dengan sempurna tanpa adanya organ yang nama nya batang seperti suatu hal
yang tidak dapat di pisahkan. Batang sendiri mempunyai beberapa yang menyusun suatu batang
tumbuhan tersebut.dalam makalah ini,kelompok kami akan membahas tentang”anatomi batang”
yang akan membahas tentang beberapa sub pembahasan antara lain ontogeni batang,tipe
stele,batang primer, dan batang sekunder.
Pada pembahasan pada kali ini akan membahas tentang struktur anatomi batang, di mulai
dengan membahas perkembangan ontogeninya.selanjutnya, akan di bahas pula struktur batang
primer dan struktur sekunder termasuk berbagai tipestele pada batang , dan juga penyesuaian
batang pada lingkungan. Dan juga akami akan menjelaskan perbedaan perbedaan yang ada pada
pembahasan.kemudian macam-macam berbagai tipe batang.
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
A. Latar Belakang................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................................ 2
A. Pengertian Xylem............................................................................................. 3
C. Struktur Xylem................................................................................................. 5
A. Kesimpulan........................................................................................................ 12
B. Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA 13
BAB II
PEMBAHASAN
Pucuk batang biasanya terdiri atas aksis, yaitu epikotil yang berisi beberapa buku yang
belum memanjang dan beberapa primordia daun. Pada perkecambahan biji,embrio membesar
dan mulai tumbuh , meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku. Panjang
buku beragam pada spesies yang berbeda. Pada tumbuhan yang daunnya tersusun pada roset
basal,bukunya sangat pendek. Namun,sebagian besar spermatophyta bukunnya memanjang.
Setiap ruas terdapat satu atau lebih daun. Susunan daun pada batang disebut filotaksis.
Posisi primordia pada ujung batang dipengaruhi oleh faktor dalam, yaitu faktor yang
mengendalikan penebaran potensi pertumbuhan dalam meristem pucuk. Susunan daun
disebabkan oleh adanya interaksi dalam pucuk atau pengaruh jaringan dewasa di bawah pucuk
melalui perikambium. Ada tiga teori utama yang mendasari penelitian mengenai interaksi lokal
dalam pucuk ini.
1. Teori ruang pertama yang tersedia (first available space theory) menurut teori ini, primordial
daun meningkat dalam ruang pertama yang mencapai lebar minimum dan jarak minimum di
bawah pucuk batang.
2. Teori lahan daun atau lahan primordial (leaf field atau primordial field theory) menurut teori ini,
primordial bersama dengan bagian meristem pucuk membentukunit fisiologi. Primordial
dibentuk pada tempat yang khas.
3. Teori pilin ganda daun (multiple foliar helices theory) menurut teori ini, sifat mitosis khusus
dipindahkan secara akropetal yang berujung pada pusat pembentukan daun.
B. Batang primer
Batang primer berkembang dari protiderm, prokambium, dan meristem dasar. Susunan dan
struktur jaringan primer batang adalah sebgai berikut.
Batang dikelilingi epidermis.Di antara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup,
idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Di sebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri dari
berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim yang
berdinding tipis.pada pelargonium, retama, dan salicornia, parenkim berfungsi untuk fotosintesis
dan sebagi penyimpan tepung dan metabolit lain. Daerah diluar korteks yang berbatasan dengan
epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel
sekretori, dan latifiser.
Batas antara korteks dan stele adalah endodermis. Endodermis batang berbeda dengan
endodermis akar. Sel endodermis terdiri atas sel hidupp yang berbentuk silinder kosong. Dinding
endodermis mempunyai struktur yang khas dan khusus. Pada dinding menjari dan melintang
terdapat penebalan lignin(zat kayu) dan suberin (zat gabus), yang disebut pita caspary. Dalam
perkembangannya, sel endodermis mengalami perubahan, yaitu penambahan lapisan gabus
diseluruh permukaan dalam dinding sel. Selanjutnya diikuti dengan penambahan lapisan
sekunder dari selulosa yang sering kali berisi zat kayu pada sisi dalam lapisan gabus. Lapisan
endodermis batang dicotyledoneae sering kali berisi butiran tepung sehingga lapisan ini disebut
sarung tepung.disebelah dalam lapisan endodermis terdapat perisiklus yang merupakan satu
lapisan sel diluar floem.
Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi system pembuluh . pada
gymnospermae dan sebagian besar dicotyledoneae, system pembuluh terdiri atas silinder
bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur. Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu
floem yang biasanya terletak dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak dibagian dalam.
Xylem dan floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe berkas pengangkut, yaitu sebagai
berikut.
1. Kolateral
Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut kolateral tertutup
apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat cambium, tetapi terdapat parenkim penghubung.
Tipe ini biasa terdapat dalam batang monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem
dan floem terdapat cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada batang
dicotyledoneae (lihat gambar 54)
2. Bikolateral
Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di tengah serta satu bagian
floem di sebelah luar dan xylem di tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan satu bagian
di sebelah dalam. Antara xylem dan floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem
dalam terdapat parenkim penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa dicotyledoneae,
misalnya pada solanaceae, cucurbitaceae, asclepiadaceae, apocynaceae, convolvulaceae, dan
compositae.
3. Konsentris (terputus)
Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi oleh floem atau sebaliknya.
Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut konsentris amfikribral, yang biasa terdapat pada
pteridophyta. Apabila floem dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang biasa
terdapat pada monocotyle-doneae misalnya pada aloe arborescens, dracaena, cordylin, dan
sebagainya (lihat gambar 55 A dan B).
4. Radial (menjari)
Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang-seling
menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat pada akar sewaktu xylem dan floem dalam
keadaan primer (lihat gambar 55 C)
Pada sebagian besar monocotyledoneae dan sedikit dicotyle-doneae, system pembuluh
primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak berarturan sehingga
tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks, silinder pembuluh, dan empulur.
System pembuhluh yang dibicarakan di atas adalah jaringan primer yang terdiri atas
protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan metafloem. Apabila protoxilem terdapat di
bagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi metaxilem kea rah perifer seperti pada batang
angiospermae, disebut endark. Apabila protoxilem terdapat di bagian luar dari metaxilem dan
metaxilem berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar angiospermae, disebut eksar.
Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxilem kea rah sentripetal dan sentrifugal dari
protoxilem. Tipe mesark dan eksark xylem primer tampaknya lebih primitive.
Pada angiospermae, khususnya dicotyledoneae, silinder pembuluh primer terputus-putus
pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas pengangkut yang masuk ke dalam daun.
Bagian ini disebut jejak daun (leaf trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang
disebut unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna adalah tipe
primitive pada angiospermae. Namun, menurut Bailey (1956), dalam proses vaskularisasi,
angiospermae dapat mengalami perubahan yang reversible. Dari kenyataan tersebut dapat
diasumsikan bahwa:
1. Ruas unilakuna dari ranales tertentu adalah primitive dan tidak dapat berubah selama evolusinya
2. Pada dicotyledoneae tertentu, misalnya leguminosae dan anacardiaceae, ruas unilakuna
diturunkan dengan pengurangan dari suatu ruas trilakuna; dan
3. Pada dicotyledoneae yang lain, misalnya epacridaceae dan cloranthaceae, ruas tri- dan
multilakuna berasal dari ruas unilakuna.
Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan pembuluh dengan
sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak cabang (branch traces). Pada ruas, jejak
cabang dekat sekali dengan jejak daun.
Batang berbagai dicotyledoneae berbeda satu sama lain dalam hal pola pembentukan
jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya dengan perkembangan evolusi.
Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi, silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan
terjadi pengurangan kea rah menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi,
pengurangan jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi terbelah
menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian besar dicotyledoneae.
System pembuluh pada monocotyledoneae biasaya terdiri atas berkas yang tersebar di
seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar susunan berkas pengangkut pada
gramineae, yaitu sebagai berikut:
1. Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar tersusun dari berkas
pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan
disebelah dalam tersusun atas berkas pengangkut besar.
2. Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang batang. Setiap berkas pengangkut
dikelilingi oleh selubung sklerenkim
Empulur merupakan tubuh silindris dari jaringan di bagian tengah batang yang dikelilingi
oleh jarigan pembuluh. Empulur terdiri atas jaringan yang agak seragam, terutama parenkim
dengan susunan longgar. Sering kali terdapat sel parenkim yang berdinding tebal dengan
penebalan lignin. Selain itu juga terdapat sklereida. Pada beberapa spesies, terdapat struktur
sektretori dalam empulur. Pada batang beberapa tumbuhan, misalnya phytolaca Americana,
empulurnya berongga.
C. Batang Sekunder
Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang
membelah secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini khas
pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous) dan
kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi
pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara xylem dan floem disebut
cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara, cambium yang terdapat di antara
berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh (cambium intervaskuler).
Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan
menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk
xylem sekunder, sedangkan kea rah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk
pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya terdiri atas 2 tipe sel
sebagai berikut.
1. Sel inisial pemicu menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada batang
sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7 mm.
2. Sel inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial
menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.
Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda. Unsur
yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim xylem, floem
dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang berorientasi mendatar
dalam organ berkembang dari sel inisial jari-jari . sel cambium mempunyai noktah primer
dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila
cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal
daripada dinding membujurnya. Apabila cambium aktif, wilayah cambium terdiri atas beberapa
lapisan sel. Apabila cambium dorman, wilayah cambium berkurang, biasanya hanya satu lapisan
sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong, cambium dapat dibedakan menjadi dua tipe
berikut:
1. Cambium bertingkat atau berlapis (gambar 59), letak sel inisial menggelendong tersusun dalam
deratan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam antara 140-529
mm.
2. Cambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan lainnya.
Tipe cambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.
D. Tipe Batang
Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali
digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang Conifer,
Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan pertumbuhan
menyimpang, dan Monokotil.
1. Batang Conifer
Contoh batang Conifer adalah Pinus. Batang Pinus mempunyai tipe berkas pengangkut
konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak
ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat
dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tannin. Sejak
pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya
membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.
2. Batang Dikotil Berkayu
Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit, misalnya
pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-spesies tersebut,
jaringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus oleh jari-jari
empulur.
Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan
kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil. Endodermis
yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung tepung.
Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada
bagian korteks. Pada batang yangsudah tua, empu8lur terdiri atas sel berdinding tebal dan
berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak dibentuk serabut yang
terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami sampaikan dalam makalah ini, maka dapat kami tarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Perkembangan ontogeni batang dimulai dari perkecambahan biji, dimana embrio membesar dan
mulai tumbuh, meristem pucuk batang muda menambah primordia daun dan buku.
2. Batang primer berkembang dari protiderm, prokambium, dan meristem dasar.
3. Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan cambium pembuluh yang
membelah secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat.
4. Macam-macam tipe batang diantaranya:
Batang conifer
Batang dikotil berkayu
Batang dikotil tidak berkayu (herbaceus)
Batang dikotil merambat
Batang dikotil dengan pertumbuhan sekunder yang menyimpang
Batang monocotyledoneae
DAFTAR PUSTAKA
http://biologi-rina.blogspot.com/p/tipe-batang-berikut-ini-adalah-beberapa.html
http://myllamnz-mellasite.blogspot.com/2010/02/struktur-batang-sekunder.html
http://www.scribd.com/doc/61177310/2/Jaringan-Primer-Batang
mulyani,sri.2006.Anatomi tumbuhan.Yogyakarta:KANISIUS