Kelompok V : Robi Hidayat Sartina Wati Fitriani Isma Indah Permata Apa yang dimaksud dengan biologi molekuler ?
Istilah biologi molekuler pertama kali
dikemukakan oleh William Astbury pada tahun 1945. Pengertian biologi molekuler merupakan ilmu yang belajar fungsi dan organisasi hidup (organisme) dari struktur dan peraturan molekuler atau komponen penyusunnya. Sejarah perkembangan biologi molekuler
Berawal dari tahun 1953, hingga perkembangan
lebih lanjut dari biologi molekuler adalah ketika kode-kode genetik pada segmen DNA mulai dapat dibaca. Penyingkapan tentang kode-kode genetik pada DNA ini terjadi pada tahun 1965, hanya 12 tahun sejak temuan struktur DNA. Dengan temuan ini para pakar biologi molekuler telah mampu membaca kode-kode pada struktur gen, artinya para ahli telah mampu mengetahui bahwa suatu gen dengan struktur tertentu akan menyandi proses tertentu pula. Smith dan Nathan (dalam Jenie, 1997) pada tahun 1970 menemukan enzim restriksi endonuklease suatu enzim yang dapat digunakan untuk memotong DNA pada tempat- tempat yang dikehendaki. Pengertian GMO/ Genetically Modified Organism? GMO atau rekayasa genetika merupakan suatu organisme yang DNA-nya telah dirubah secara tidak alami melalui suatu teknologi sehingga gen yang dimaksud dapat ditransfer dari satu organisme ke organisme lain dan juga antara organisme yang berbeda spesies. Aplikasi atau produk GMO Pada dasarnya produk-produk GMO sangat banyak dan tersebar di berbagai bidang, karena aplikasi bioteknologi juga telah merambah ke berbagai bidang (pertanian, farmasi dan kedokteran, industri, dan lingkungan). Termasuk GMO’’s ialah hewan transgenik, tanaman transenik dan bagiannya, ikan transgenik, dan bahan-bahan olahannya, serta jasad renik. Bahkan pada saat ini dikenal pula kloning terapeutik yang memanfaatkan sel induk (stem cells) embrionik dari janin untuk ditransplantasikan ke dalam pasien yang diklon, guna memperbaiki jaringan dan organ yang rusak. Pandangan bioetika islam terhadap biologi molekuler (GMO) Seiring majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, sejumlah ilmuwan sudah mampu merekayasa genetika untuk berbagai kepentingan manusia. Ulama Indonesia (MUI) tahun 2013 pernah mengkaji hal ini. Hasil kajian MUI, gen atau DNA (deoxyribose nucleac acid) adalah substansi pembawa sifat menurun dari sel ke sel dan generasi ke generasi. Ulama yang membolehkan berdalil dengan kaidah ushul fikih al- umuru bimaqasidiha (hukum sesuatu yang mubah tergantung dari tujuan penggunaannya). Jika tujuan dari rekayasa genetika ini untuk kemaslahatan manusia, tentu diperbolehkan bahkan dianjurkan. Namun ada juga yang mengatakan rekayasa genetika adalah haram karena meniru atau mengubah ciptaan Allah SWT sebenarnya telah dipatahkan dengan kaidah fikiha al-aslu fil asya'a al-ibahah (hukum asal segala sesuatu adalah boleh). Beberapa kalangan ada juga yang alergi dengan rekayasa genetika karena teori ini diperkenalkan Charles Darwin dalam bukunya, The Orgin of Species. Namun, tentu saja pengambilan istinbath hukum merujuk pada nas-nas yang sarih (jelas).