Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian Model Pembelajaran Inquiry
Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan (Trianto, 2007:135). David
L. Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (dalam Sutrisno: 2008)
mengutip definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku yang
terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang
memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan
keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk
memuaskan rasa ingin tahu.
Contoh : Guru membentuk kelompok-kelompok dan memberikan lembar pertanyaan
yang disertai langkah-langkah dalam melakukan percobaan.

2. Model Konstruktivisme

Pengertian Pembelajaran Konstruktivisme – Menurut Sutikno (2009:32) pembelajaran


adalah “segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada
diri siswa”. Menurut Wardoyo (2013:20) pembelajaran didefenisikan sebagai perubahan
dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Bruning dalam Wardoyo
(2013:22) Konstuktivisme merupakan perspektif psikologis dan filosofis yang memandang
bahwa masing-masing individu membentuk atau membangun sebagian besar dari apa yang
mereka pelajari dan pahami.

Contoh Metode Pembelajaran Konstruktivistik :

Kelompok Belajar Kooperatif

Proses pembelajaran juga menerapkan prinsip belajar kooperatif, yaitu proses pembelajaran
yang berbasis kerjasama. Kerjasama antar siapa? Tiada lain adalah kerjasama antar siswa dan
antar komponen-komoponen lain di sekolah, termasuk kerjasama sekolah dengan orang tua
siswa dan lembaga terkait. Kerjasama antarsiswa jelas terlihat pada saat kelas sudah memilih
satu masalah untuk bahan kajian bersama.  Pembelajaran koperatif sesuai dengan fitrah
manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai
tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan
memanfaatkan kenyatan itu, belajar berkelompok secara koperatif, siswa dilatih dan
dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab.
Saling membantu dan berlatih beinteraksi-komunikasi-sosialisasi karena koperatif adalah
miniature dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan
masing-masing. Jadi model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu mengkontruksi konsep,
menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif
(kompak-partisipatif), tiap anggota kelompok terdiri dari 4 – 5 orang, siswa heterogen
(kemampuan, gender, karekter), ada control dan fasilitasi, dan meminta tanggung jawab hasil
kelompok berupa laporan atau presentasi. Sintaks pembelajaran koperatif adalah informasi,
pengarahan-strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil
kelompok, dan pelaporan.

3. Pengertian SETS

Menurut Yager 1996 pengetahuan teknologi masyarakat merupakan pendekatan


kurikulum yang dirancang untuk membuat konsep dan proses traidisional yang dikaitkan
dengan bentuk pengetahuan dan program studi masyarakat yang lebih cocok dan relevan
dengan kehidupan siswa. Pada dasarnya pendekatan sains dan teknologi masyarakat dalam
pembelajaran, baik pembelajaran sains maupun pembelajaran bidang sosial, dilaksanakan
oleh guru melalui topik yang dibahas dengan jalan menghubungkan antara sains dan
teknologi yang terkait dengan kegunaannya di masyarakat Poedjiadi, 2010: 84 Berdasarkan
definisi di atas maka pendekatan SETS merupakan pendekatan konsep dan proses tradisional
yang digunakan dalam pembelajaran sains maupun sosial dengan mengaitkan topik yang
dibahas dengan kehidupan siswa sehari-hari atau kehidupan masyarakat yang relevan.

CONTOH :  Proses pembelajaran Fisika di SMA dengan pembelajaran konstruktivis


menggunakan pendekatan SETS (sains/Science—lingkungan/Environment—
teknologi/Technology—masyarakat/Society), dengan menggunakan model
pembelajaran Discovery-Inquiry, memakai berbagai metode yang variatif sendiri atau
gabungan: seperti lab work, diskusi kelompok, problem solving, studi kepustakaan.
Proses pembelajaran dilakukan secara indoor atau outdoor. Kegiatan pembelajaran para
siswa selalu dilakukan berkelompok, hal itu untuk lebih mengoptimalkan pembelajaran
kooperatif sesuai dengan prinsip-prinsip dasar cooperative learning. Dengan demikian
pembelajaran Fisika yang dilakukan mengesampingkan pembelajaran konvensional yang
berorientasi pada materi sains dengan penyajian ceramah satu arah dari guru ke siswa.
Pendekatan SETS dengan lingkungan sebagai fokusnya secara kontinyu menjadi proses
pembelajaran yang menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan sampai mendarah
daging.
4, Pengertian Memecahkan Masalah –

pemecahan masalah (Problem Solving)  adalah sebuah teknik pembelajaran yang


berupaya membahas permasalahan untuk mencari pemecahan  atau jawabannya.
Sebagaimana metode mengajar, teknik pemecahan masalah sangat baik bagi pembinaan sikap
ilmiah pada para siswa. Dengan metode ini, siswa belajar memecahkan suatu masalah
menurut prosedur kerja metode ilmiah.

contoh penerapan problem solving dalam pembelajaran matematika :


Masalah 1

 Rata-rata nilai tes sepuluh orang peserta didik adalah 78. Skor paling atas dan bawah
yaitu 65 dan 95 dibuang oleh guru. Berapakah rata-rata sisa nilai yang tersisa?
Solusi peserta didik:

10 – 2 = 8

(95 + 65) = 160

160 : 10 = 16

78 – 16 = 62

62 x 10 = 620

620 : 8 = 77,5

            Jadi rata-rata sisa nilai setelah nilai atas dan bawah dibuang adalah, 77,5.

Deskripsi dari Solusi:

 Peserta didik pertama kali menggunakan salah satu sifat rata-rata dan menentukan
bahwa sisa peserta didik adalah 8 (diperoleh dari 10-2). Sehingga ada 8 nilai harus ada
diantara 65 dan 95. Kemudian peserta didik membuat deretan sepuluh lingkaran, dengan
meletakkan angka 95 di nomor pertama dan 65 di terakhir, 8 lingkaran lainnya dibiarkan
kosong. Dengan menggunakan pendekatan modifikasi pembagian, peserta didik
menyadari bahwa 65 dan 95 memberikan kontribusi 16 terhadap rata-rata   yaitu [(95 +
65) : 10] = 16. Selanjutnya peserta didik mengatakan bahwa masing-masing dari 8
lingkaran  kosong harus didapat 16. Tetapi karena 16 adalah 62 kurangnya dari 78 (16
adalah rata-rata untuk sepuluh nilai), peserta didik tersebut kemudian melakukan operasi
perkalian 10 dengan 62 dan mendapat hasil 620. Selanjutnya 620 kemudian dibagi oleh 8
dan  mendapatkan 77,5. Jadi rata-rata  nilai yang tersisa setelah nilai atas dan bawah
dibuang adalah 77,5.
 Dalam solusi ini, peserta didik memiliki kata kunci yaitu membuang bagian atas dan
bawah saat mengambil 16 dari masing-masing nilai lainnya. Dengan menemukan
pendekatan ini, peserta didik tersbut telah menunjukkan pemahaman yang luar biasa
tentang rata-rata. Peserta didik telah mampu menghubungkan pengetahuan awal yang
telah ada dalam struktur kognitf mereka, namun demikian peserta didik masih harus
diarahkan untuk mengembangkan strategi yang lebih efisien.
5. Pengertian Metode Diskusi 

Menurut Djamarah (2006: 87), “Metode diskusi adalah cara penyajian


pelajaran,dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang biasa berupa
pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan
bersama”. Metode diskusi adalah  metode mengajar yang sangat erat hubungan nya dengan
belajar memecahkan masalah (problem solving).

Contoh : Guru menetapkan suatu pokok atau problem yang akan didiskusikan atau
guru meminta kepada siswa untuk mengemukakan suatu pokok atau problem yang akan
didiskusikan.

6. Metode Tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus
dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetpi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode
tanya jawab adalah yang tertua dan banyak digunakan dalam proses pendidikan, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah.

Contoh : Pertanyaan Ingatan (knowledge)

Kata-kata yag biasa digunakan biasanya: siapa, apa, di mana, kapan, definisi, ingat, kenal.
Contoh:

 Apa arti kata besar kepala?


 Siapa presiden RI yang pertama?
 Di mana pertama kali dinyatakannya secara resmi Proklamasi Kemerdekaan RI?
 Kapan terjadinya pemberontakan G-30-S/PKI?

7. Pengertian Metode Penugasan atau metode pemberian tugas adalah cara dalam proses


belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa
mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping,
mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.

Contoh Kasus Maksimasi

Pada sebuah bengkel tersedia 4 orang mekanik yang harus ditempatkan pada 4 bengkel yang
ada (1 mekanik untuk 1 bengkel). Pemilik bengkel telah memperoleh data nilai prestasi
keempat mekanik pada keempat bengkel sebagai berikut :

Bengkel (B)
Mekanik
(A)
B1 B2 B3 B4

M1 67 76 82 75

M2 80 70 65 77

M3 77 68 70 74

M4 70 73 78 80

Prestasi mekanik M1 di bengkel B3 adalah 82, prestasi mekanik M1dibengkel B1 adalah 77,
dan seterusnya. Bagaimana penugasan terbaiknya yang dapat menghasilkan prestasi mekanik
bengkel keseluruhan adalah yang terbesar?

Penyelesaian dengan Metode Hungarian (untuk maksimasi)

1. Lakukan operasi baris, yaitu dengan mengurangkan semua nilai pada baris dengan
nilai terbesarnya (operasi per baris untuk mendapatkan nilai 0 pada tiap barisnya).
2. Lakukan operasi kolom untuk memastikan bahwa tiap kolom ada nilai 0 (laukan
pengurangan terhadapnilai terbesar hanya pada kolom yang tidak memiliki nilai 0).

3. Lakukan penugasan terbaiknya (merujuk kepada elemen yang bernilai 0 atau terbesar,
dipilih dan dipilah sendiri) dengan cara :

4. Penugasan pertama kali pada baris dan kolom yang memiliki satu-satunya nilai 0.

5. Penugasan berikutnya pada baris saja atau kolom saja yang memiliki satu-satunya niai
0.

6. Kerjakan terus hingga selesai dan diperoleh nilai terbesar.

Hasil langkah 1, 2, 3 untuk contoh kasus mekanik bengkel adalah sebagai berikut :

Data awal :

67 76 82 75

80 70 65 77

77 68 70 74

70 73 78 80

1.Operasi baris

 Semua elemen pada baris 1 dikurangi dengan 82.

 Semua elemen pada baris 2 dikurangi dengan 80.

 Semua elemen pada baris 3 dikurangi dengan 77.

 Semua elemen pada baris 4 dikurangi dengan 80.

Hasilnya sebagai berikut :

-15 -9 0 -7

0 -10 -15 -3
0 -9 -7 -3

-10 -7 -2 0

Tidak ada nilai Nol

2.Operasi Kolom

Pada kolom 2 masih ada yang belum memiliki nilai 0, lakukan operasi kolom pada kolom ini
saja è kurangi semua nilai pada kolom 2 dengan -7

Hasilnya :

-15 -2 0 -7

0 -3 -15 -3

0 -2 -7 -3

-10 0 -2 0

 Tampak hanya baris 1, 2 dan 3 serta kolom 2, 3, dan 4 yang memiliki hanya satu nilai
0.

 Hanya baris 1 dan kolom 3 yang padabaris dan atau kolom memiliki satu-satunya
nilai 0 è berarti sebagai prioritas utama penugasan terbaiknya adalah mekanik 1 di
bengkel 3.

 Mekanik M4 lebih baik ditempatkan pada bengkel B4 daripada bengkel B2, bengkel
B1 lebih baik dipegang oleh mekanik M2 daripada mekanik M3 dan seterusnya.

Hasil penugasan terbaik :

Mekanik Bengkel Nilai Prestasi

M1 – B3 82

M2 – B1 80

M3 – B2 68
M4 – B4 80

 Total nilai terbaik adalah 310.

8. Metode karyawisata 

karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar peserta didik
ke suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari/menyelidiki sesuatu
seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, suatu peternakan atau
perkebunan, museum dan sebagainya.

Contoh:
Mengajak siswa ke gedung pengadilan untuk mengetahui sistem peradilan dan proses
pengadilan, selama satu jam pelajaran. Jadi, karyawisa tadi atas tidak mengambil tempat yang
jauh dari sekolah dan tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang
lama dan tempat yang jauh disebut study tour.

9. Metode Demonstrasi
Pengertian metode demonstrasi adalah metode dengan menggunakan benda, alat,
ataupun bahan-bahan informasi yang dapat memberikan gambaran yang nyata. Selain itu,
untuk memperjelas informasi juga bisa dengan bentuk praktikum mengenai materi yang
disampaikan. Penggunaan benda atau alat bisa memudahkan setiap murid memahami materi
yang telah disampaikan oleh guru.
Contoh :
Bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. Dengan
metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati
segala benda yang sedang terlibat dalam proses, serta dapat mengambil kesimpulan-
kesimpulan yang di harap. 

Anda mungkin juga menyukai