Anda di halaman 1dari 16

PANDUAN MODEL PEMBELAJARAN

EXPERT (EXAMPLES NON EXAMPLES, DOUBLE LOOP PROBLEM


SOLVING, NUMBERED HEAD TOGETHER) UNTUK PENGEMBANGAN
KETERAMPILAN MEMECAHKAN MASALAH DAN KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Model dan Strategi
Pembelajaran
DOSEN PENGAMPU: PROF. DRS. AHMAD SURIANSYAH, M.PD., PH.D
AKHMAD RIANDY AGUSTA., M.PD

Created by Group 5
(5E/PGSD)
IQLIMA RAHMATUNNISA HEFNY (19) 1910125220025
RASONA POOZA HAYATI (25) 1910125220060
RAHMAWATI (27) 1910125220070
ARLANA RIDHO SYAHDEWA (41) 1910125310075
UMU KHULSUM (50) 1910125320045
SIFA NOOR ANGGRAINI (56) 1910125720001
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii


A. About Model Pembelajaran “EXPERT” ..............................................1
B. Langkah Model EXPERT .......................................................................3
C. Deskripsi Implementasi Model EXPERT ..........................................6
D. Keunggulan dan Kelemahan Model ......................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................11
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................12

iii
A. About Model Pembelajaran “EXPERT”
EXPERT? Nama ini berawal dari
cocokologi nama-nama model hasil
kombinasi yang penulis buat, yakni sebagai
berikut:
Examples non Examples (sebagai complement model)
Double Loop Problem Solving (sebagai main model)
Numbered Head Together (sebagai supporting model)
Sehingga terbentuklah nama “EXPERT”
“Expert” berasal dari bahasa Inggris yang
jika diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia adalah “ahli”. Dalam hal ini,
melalui model EXPERT penulis ingin
berkontribusi dalam mengembangkan
keterampilan abad 21 yang juga sejalan
dengan program yang dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dikutip dalam (Ariyana, Pudjiastuti, Bestary,
& Zamroni, 2018), melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(Ditjen GTK) dalam upaya peningkatan
kualitas pembelajaran dan meningkatkan
kualitas lulusan maka dilakukan
pengembangan pembelajaran yang
berorientasi pada keterampilan berpikir
1

tingkat tinggi atau Higher Order Thinking


mjjj

Kemampuan High Order Thinking Skills (HOTS) ini


meliputi kemampuan pemecahan masalah, kemampuan
berpikir kreatif, berpikir kritis, kemampuan
berargumen, dan kemampuan mengambil keputusan
(Dinni, 2018). Melalui model EXPERT diharapkan dapat
menjadi salah satu cara terutama dalam melatih
keterampilan memecahkan masalah dan kemampuan
berpikir kritis pada siswa melalui sintak model
pembelajaran yang terkombinasi di dalam model
EXPERT, yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan
model EXPERT yakni melatih siswa menjadi seorang
“ahli” dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis
bukan malah menghindari masalah atau bahkan takut
terhadap soal-soal dalam pembelajaran yang diberikan
oleh guru di sekolah.

2
B. Langkah Model EXPERT

1. Examples non Examples (sebagai complement model)


Inti kegiatan yang dilakukan dalam model examples
non examples yakni:
Exemples memberikan gambaran akan sesuatu yang
menjadi contoh suatu materi yang sedang dibahas.
Non examples memberikan gambaran akan sesuatu yang
bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang
dibahas.
Tujuannya dengan memusatkan perhatian siswa
terhadap Exemples non examples, diharapkan akan
dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang
lebih dalam mengenai materi yang ada.
Dalam kegiatan memberi contoh tersebut, penulis
berinisiatif melakukannya melalui gambar-gambar yang
berhubungan dengan materi yang dipelajari melalui
examples non examples.

3
2. Double Loop Problem Solving/DLPS (sebagai
main model)
Inti kegiatan yang dilakukan dalam model
Double Loop Problem Solving ini yakni, siswa
diajak mendetaksi penyebab masalah yang
paling langsung, kemudian merangcang dan
menerapkan solusi sementara. Kemudian
dilanjutkan dengan usaha untuk menemukan
penyebab yang arasnya lebih tinggi, kemudian
merancang dan mengimplementasikan solusi
dari akar masalah.
Dalam kegiatan tersebut, masalah yang
dikemukan guru berasal dari dua gambar yang
berkaitan dengan materi namun berbeda.
Sebagai contoh menganalisis bencana alam dan
bukan bencana alam.

4
3. Numbered Head Together/NHT (sebagai
supporting model)
Melalui sintak Numbered Head Together, siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok (3-5 orang
dalam satu kelompok) dan setiap siswa dalam
kelompok mendapatkan nomor.
Dalam hal tersebut, nanti guru akan memanggil
siswa berdasarkan nomor yang guru ambil dan
siswa yang nomornya keluar dari masing-masing
kelompok akan mewakili kelompoknya untuk
menyampaikan hasil dari pemecahan masalah yang
diberikan guru. Sehingga, setiap anggota
kelompok harus siap dan mengerti hasil kerja
kelompoknya dan guru bisa saja mengambil
beberapa nomor untuk meminta pendapat dari
beberapa perwakilan kelompok secara bergantian.

5
C. Deskripsi Implementasi Model
EXPERT

1) Peserta didik dibagi dalam kelompok (3-5


orang setiap kelompok), setiap peserta
didik dalam kelompok mendapat nomor
kepala (NHT & Examples non Examples)
2) Guru menampilkan gambar yang relevan
dengan materi yang dibahas melalui
LCD/OHP atau secara langsung (Examples
non Examples)
3) Guru memberi penjelasan/gambaran awal
tentang gambar dan memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk
mengidentifikasi dan menganalisis gambar.
Dalam hal ini, peserta didik diminta
menuliskan pernyataan masalah awal di
buku/kertas (DLPS & Examples non
Examples)
4) Kemudian, guru memberikan tugas untuk
masing-masing kelompok mendeteksi
masalah kausal (penyebab). Dalam hal ini,
peserta didik diminta mengelompokkan
gejala-gejala permasalahan yang diperoleh
dari hasil identifikasi dan menganalisis
gambar (DLPS & NHT)

6
5) Selanjutnya, masing-masing kelompok
mendiskusikan solusi tentatif (sementara)
kemudian dicatat pada kertas. Masing-masing
kelompok memastikan tiap anggotanya dapat
mengerjakannya/mengetahui jawabannya dengan
baik (NHT)
6) Masing-masing kelompok mempertimbangkan solusi
yang didapat dengan cara mengevaluasi berbagai
solusi yang telah dikumpulkan. Kemudian,
melakukan analisis kausal atau mendeteksi
penyebab masalah yang arasnya lebih tinggi
(kausal/penyebab utama) (DLPS)
7) Kelompok mendiskusikan jawaban yang paling
tepat, melalui deteksi kausal lain dan rencana
solusi yang terpilih, peserta didik merancang
solusi akar masalah (solusi utama), kemudian
mengimplementasikan dengan cara menuliskan
jawabannya di buku. Kelompok memastikan tiap
anggota kelompok mengetahui jawabannya dengan
baik (DLPS & NHT)

7
8) Tiap kelompok diberi kesempatan
menyampaikan hasil diskusinya dengan cara,
guru memanggil salah satu nomor peserta
didik dan nomor yang dipanggil keluar dari
kelompoknya melaporkan atau menjelaskan
hasil kerja kelompok mereka secara
bergantian. Kelompok lain dipersilakan
untuk memberikan tanggapan, kemudian
guru menunjuk nomor yang lain (Examples
non Examples & NHT)
9) Setelah memahami hasil dari analisis yang
dilakukan peserta didik, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai (Examples
non Examples)
10) Kesimpulan Example (Examples non
Examples & NHT)

8
D. Keunggulan dan Kelemahan Model

Keunggulan:
1. Memadukan keterampilan memecahkan
masalah dan keterampilan berpikir kritis
dalam satu kegiatan.
2. Melatih siswa untuk mendesain penemuan
melalui indentifikasi dan melakukan
penyelidikan.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu peserta
didik.
4. Meningkatan rasa percaya diri peserta didik
5. Meningkatkan rasa kebersamaan melalui
kerjasama
6. Belajar memecahkan masalah menjadi tidak
monoton dan menyenangkan bagi peserta
didik.

9
Kelemahan:
1. Not effective for online
class
2. Hanya dapat digunakan
dalam pelajaran tertentu
3. Membutuhkan alokasi waktu
yang lebih panjang

10
DAFTAR PUSTAKA

Ariyana, Y., Pudjiastuti, A., Bestary, R., & Zamroni. (2018). Buku Pegangan
Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi.
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Kebudayaan.
Dinni, H. N. (2018). HOTS (High Order Thinking Skills) dan Kaitannya dengan
Kemampuan Literasi Matematika. PRISMA Prosiding Seminar Nasional
Matematika, (pp. 170-176).

11
BIOGRAFI PENULIS

Iqlima Rahmatunnisa Hefny, disapa dengan nama


Iqlima/Ima. Lahir di K. Kapuas, tanggal 06 Februari
2002. Memiliki hobi menonton.
Email hefnyiqlima@gmail.com
No. Telp: 089690284228

Rasona Pooza Hayati, lahir di Banjarmasin,


tanggal 14 Desember 2000. Memiliki hobi
membaca Novel, Berpidato, Berenang,
Olahraga Voli, dan Menari.

Rahmawati, lahir di Berangas Barat, tanggal


05 maret 2002. Memiliki hobi Menyanyi, dan
membaca Novel. Tinggal di Berangas Barat
Rt.06
E-mail rahmarhhh02@gmail.com
No. Telp: 0895702401786

12
Arlana Ridho Syahdewa, lahir di Kulon Progo,
tanggal 13 Mei 2001. Hobi Futsal, tinggal di
Komp. Persada Permai jalur 19 RT. 32 No 310
Desa Semangat Dalam, Alalak.
E-mail arlanarmcf7@gmail.com
No. Telp : 082154423210

Umu Khulsum, lahir di Landasan Ulin, tanggal


03 Januari 2000, tinggal di Banjarbaru.
E-mail umukhulsum.uk@gmail.com
No. Telp : 081346262964

Sifa Noor Anggraini, lahir di Sebamban,


tanggal 28 November 2001. Hobi memasak.
E-mail anggrainisifa97@gmail.com
No. Telp : 082352242253

13

Anda mungkin juga menyukai