Anda di halaman 1dari 6

SEJARAH, PRINSIP DASAR

BIOETIKA DAN BIOETIKA DALAM


PERSPEKTIF ISLAM

Disusun oleh kelompok I :

Afifah Nurul Humam


Ahmad Maranata
Firmansyah
Ahsanul Armida
Sri Harianti
SEJARAH BIOETIKA

Di Indonesia bioetika baru berkembang sekitar satu dekade


terakir yang dipelopori oleh pusat pengembangan etika
universitas atma jaya jakarta. Perkembangan ini sangat
menonjol setelah universitas Gajahmada Yogyakarta yang
melaksanakan pertemuan bioethics 2000. An International
Exchange dan pertemuan nasional 1 bioetika dan humaniora
pada bulan agustus 2000. Pada waktu itu universitas
Gajahmada juga mendirikan Center for Bioethics and Medical
Humanities. Dengan terselengaranya pertemuan nasional 2
bioetika dan humaniora pada tahun 2002 di bandung,
pertemuan 3 pada tahun 2004 di Jakarta dan pertemuan 4 pada
tahun 2006 di Surabaya serta telah terbentuknya Jaringan
Bioetika dan Humaniora Kesehatan Indonesia ( JBHKI ) pada
tahun 2002, diharapkan studi bioetika akan lebih berkembang
dan tersebar luas di seluruh indonesia pada masa datang.
PRINSIP BIOETIKA

  Bahasa Inggris Bahasa Indonesia


B Balancing in attitude and medical Menyeimbangkan antara attitude dan kompetensi
competences
 

I Interesting and respecting in social Memperhatikan dan menghormati masalah-masalah


behavior and humanity sosial dan kemanusiaan

O Oriented by inner heart approach Berorientasi pada pendekatan hati nurani

E Expressed to emphatic and Menunjukkan empati dan tanggungjawab professional


professional responsibility
T Truth telling and truth doing in daily medical Berkata dan berbuat benar
practice pada praktik dokter sehari-hari

H Health Law and human right every time Menerapkan hukum kesehatan
dan hak asasi manusia setiap
waktu.
I Independency in medical profession Menegakkan kemandirian profesi

C Continuing professional development Membangun professionalisme


berkelanjutan
S Standardization in profession, medical care and Melaksanakan tugas sesuai
operating procedures dengan standar profesi, standar
pelayanan dan SOP
Bioetika Dalam Perspektif Islam

 keberadaan etika dan moral sangat dibutuhkan dalam rangka menjabarkan


dan mengoperasionalisasikan ketentuanketentuan akhlaq yang terdapat di
dalam al-Qur’an dan al-Hadist. Bertens (2005) mengatakan, etika tidak
berbicara untuk suatu komunitas homogen, karena etika mengarahkan diri
kepada suatu forum umum yang hanya berpegang pada rasio. Melihat uraian
ini, maka bioetika sebagai cabang etika diperlukan sebagai wahana penalaran
atau ijtihad yang terkait dengan perkembangan biologi dan teknologinya.
Dalam bioetika, moral dan etika itu sendiri merupakan prinsip dasar yang
benar-benar harus dijadikan pijakan dalam pemanfaatan teknologi yang
sedang berkembang pesat kini. Al-Qur’an dan Hadis memang tidak
membahas permasalahan bioetika secara jelas mengenai prinsip dan
batasannya. Umar Anggara Jenie dalam Taufiq hidayat (2012) menyatakan
bahwa istilah bioetik muncul dengan tujuan untuk memberikan solusi kepada
konflik moral yang kian meningkat seiring dengan semakin majunya ilmu
pengetahuan di bidang biologi. Adapun prinsip bioetik ialah otonomi, keadilan,
kebermanfaatan dan antikejahatan. Bioetik tidak bermaksud untuk
menghalangi dan menghambat pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi,
melainkan sekadar memberikan rambu-rambu agar tidak terjadi manipulasi.
Prinsip-prinsip bioetik yang telah disebutkan di atas, sesungguhnya al-
Qur’an telah menyebutkan dan mengajarkan jauh sebelum dicetuskannya
bioetika, hanya saja penggunaan istilah yang berbeda. Bioetika memiliki
lingkup yang sangat luas, kompleks, dan problematis. Lingkup bahan/
materi kajian yang dianggap sebagai prinsip bioetik tidak hanya terbatas
pada lingkup aspek kemanusiaan saja atau manusia sebagai makhluk,
tetapi juga aspek ketuhanan, ke-Khalid-an dan keilahian Allah SWT.
Prinsip-prinsip bioetik yang telah disebutkan di atas, sesungguhnya al-
Qur’an telah menyebutkan dan mengajarkan jauh sebelum dicetuskannya
bioetika, hanya saja penggunaan istilah yang berbeda. Bioetika memiliki
lingkup yang sangat luas, kompleks, dan problematis. Lingkup bahan/
materi kajian yang dianggap sebagai prinsip bioetik tidak hanya terbatas
pada lingkup aspek kemanusiaan saja atau manusia sebagai makhluk,
tetapi juga aspek ketuhanan, ke-Khalid-an dan keilahian Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai