Terdapat dua metode pengambilan keputusan etis yang sering dipakai dalam bioetika. Etika
kedokteran, etik berasal dari kata yunani ethos yang berarti akhlak, adat
kebiasaan, watak, perasaan, sikap, yang baik, yang layak. Banyak masalah dalam bioetika
masih sejalan dengan apa yang dulu dibicarakan dalam etika kedokteran yang merupakan skla
mikro. Masalah-masalah pada skala makro yaitu yang menyangkut masyarakat luas yang mana
masalah terbesar adalah keadilan dalam pelayan kesehatan.
Hak atas pelayanan kesehatan yang layak merupakan hak asasi manusia. Isu-isu yang
berkembang dalam dunia kesehatan secara luas dan studi tentang social, etika dan isu-isu yang
timbul dalam ilmu-ilmu biologi. Isu-isu yang bersangkutan dalam bioetika diantaranya yaitu
sebagai berikut. Hampir tak satu pun kehidupan kita yang tidak tersentuh teknologi, tidak
semua teknologi mempunyai akibat-akibat baik namun ada juga akibat-akibat buruk.
Kasus yang paling tajam menunjukkan masalah-masalah moral adalah penggunaan abortus
sebagai jalan keluar untuk kegagalan kontrasepsi. Transplantasi organ adalah wilayah dalam ilmu
kedokteran modern, di mana telah terjadi paling banyak perubahan dan perkembangan yang
menggemparkan. Rekayasa genetic dimaksudkan sejumlah besar kemungkinan yang kita miliki
untuk mencampuri kehidupan manusia di samping aspek-aspek alam lainnya dan mengubah
menurut rencana dan keinginan kita.
Pendapat ini terkenal dengan teori abiogenesis atau juga disebut teori genaratio
spontanea . Tetapi kemudian, pendapat Aristoteles dan Needhan tersebut dibantah
oleh Spallanzanin yang membuktikan bahwa perebusan dan penutupan botol yang
dilakukan Needham tidak akurat. Pendapat ini dikenal dengan semboyan Omne
vivum ex ovo, omne ovum ex vivo . Mereka berhenti disana, tidak ada paduan atau
petunjuk yang mengarahkan pada suatu keyakinan yang berada di luar rasio
mereka.
Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya memiliki sederet visi yang salah
satunya adalah «Berkarakter» yang berarti IAIN Palangka Raya berkomitmen
untuk terus menggali, mengaplikasikan dan menjunjung tinggi nilai-nilai
akhlakul karimah seluruh civitas akademika dan masyarakat berdasarkan al
Quran dan al Hadits. Sehingga kebutuhan mahasiswa akan pengetahuan agama
benar-benar menjadi visi kampus untuk dapat mewujudkan hal
tersebut. Sehingga pembelajaran bioetika tetap diperlukan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa etika tidak akan dapat menggantikan agama, tidak
bertentangan dengan agama, bahkan diperlukan oleh agama. Ada masalah
dalam bidang moral agama yang tidak dapat dipecahkan tanpa penggunaan
metode-metode etika. Etika dan moral sebagai kajian tentang baik dan buruk
seuatu perbuatan, ditentukan berdasarkan akal pikiran dan kebiasaan
masyarakat, sedangkan akhlaq berdasarkan wahyu. Namun, etika, moral dan
akhlaq tetap saling membutuhkan, sebab dalam pelaksanaannya, norma akhlaq
di dalam al Quran dan as Sunnah masih bersifat tekstual . Untuk melaksanakan
ketentuan akhlaq yang terdapat didalam al Quran dan al Hadits, dibutuhka
penalaran dan ijtihad oleh umat.
C. Teori Etika dalam Pengambilan Keputusan Etik
Terhadap Delima Bioetika
manusia diberi wilayah kekuasaan yang mencakup segala sesuatu yang ada di
dunia ini namun manusia tidak dapat berbuat dan mengeksploitasi secara
berlebihan tanpa batas. Hal ini terdapat di dalam beberapa ayat al-Qur’an, di
antaranya Q.S. al-Jāśiyah: 13:
Terjemahnya:
“dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
berfikir.”.
Menurut beliau, ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa manusia
memiliki kekuasaan mutlak untuk berbuat sekehendak hatinya dan tidak pula
memiliki hak tanpa batas untuk menggunakan alam sehingga merusak
keseimbangan ekologisnya. Lebih lanjut, signifikansi mendasar ayat ini adalah
mengingatkan umat manusia bahwa Pencipta mereka telah menjadikan semua
yang ada di alam ini sebagai amanah yang harus mereka jaga