Anda di halaman 1dari 64

BAHAN AJAR

MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN

Dosen Pengampu:
SYAHRIA ANGGITA SAKTI, M.Pd
NIS. 19860922 201805 1 002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Alloh SWT karena atas
rahmat dan hidayah-Nya niat baik hamba-Nya dapat terlaksana, sehingga penulis
mampu menyelesaikan bahan ajar yang berjudul “Bahan Ajar Mata Kuliah
Kewirausahaan”. Bahan ajar ini disusun berdasarkan referensi dari buku-buku
pilihan. Pembuatan bahan ajar ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagi para
mahasiswa dan pembaca tentang materi yang berkenaan dengan mata kuliah
pengantar pendidikan. Selain menggunakan bahasa yang mudah dipahami, bahan ajar
ini disajikan dari rangkuman beberapa buku yang dijadikan sebagai acuan.
Rasa terimakasih penulis tujukan kepada semua pihak yang telah
mendukung penulis dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Penulis menyadari bahwa
bahan ajar ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari bentuk penyusunan maupun
materi. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan penulisan bahan ajar ini.

Yogyakarta,
Penulis,

ii
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Bahan Ajar : Kewirausahaan


2. Pelaksana
a. Nama Lengkap : Syahria Anggita Sakti, M.Pd
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pangkat/Golongan : Tenaga Pengajar
d. NIP/NIS : 19860922 201805 1 002
e. Program Studi / Fakultas : PG-PAUD / FKIP
f. Telp/HP : 081542949991
g. Email : anggitosakti86@gmail.com
3. Pembiayaan
a. Sumber Dana : Lembaga Pengembangan Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta
b. Jumlah Biaya : Rp. 750.000,-
Yogyakarta, 6 Februari 2019

Mengetahui
Ketua Program Studi Dosen Pengampu

Novianti Retno Utami M.Pd Syahria Anggita Sakti, M.Pd


NIS. 19881118 201805 2 014 NIS. 19860922 201805 1 002

Menyetujui
Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan

Selly Rahmawati, M.Pd


NIS. 19870723 201302 2 00

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
TINJAUAN MATA KULIAH ....................................................................................... vi

BAB I MENJADI WIRAUSAHA ....................................................................... 1


A. Pendahuluan ......................................................................................... 1
B. Penyajian .............................................................................................. 1
C. Rangkuman........................................................................................... 8
D. Latihan Soal.......................................................................................... 8

BAB II BERPIKIR KREATIF DAN BERPRESTASI ......................................... 9


A. Pendahuluan ......................................................................................... 9
B. Penyajian .............................................................................................. 9
C. Rangkuman........................................................................................... 13
D. Latihan Soal ......................................................................................... 13

BAB III PENGAMBILAN RESIKO DAN KEPEMIMPINAN ............................14


A. Pendahuluan .........................................................................................14
B. Penyajian ..............................................................................................14
C. Rangkuman...........................................................................................24
D. Latihan Soal .........................................................................................24

BAB IV MENCARI PELUANG DAN GAGASAN USAHA................................25


A. Pendahuluan .........................................................................................25
B. Penyajian ..............................................................................................25
C. Rangkuman...........................................................................................29
D. Latihan Soal..........................................................................................29

BAB V PEMASARAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN...............................30


A. Pendahuluan .........................................................................................30
B. Penyajian ..............................................................................................30
C. Rangkuman...........................................................................................35
D. Latihan Soal..........................................................................................35

iv
BAB VI RENCANA BISNIS DAN MEMULAI USAHA BARU..........................36
A. Pendahuluan .........................................................................................36
B. Penyajian ..............................................................................................36
C. Rangkuman...........................................................................................47
D. Latihan Soal..........................................................................................47

BAB VII PERMASALAHAN- PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI


INDONESIA..............................................................................................48
A. Pendahuluan .........................................................................................48
B. Penyajian ..............................................................................................49
C. Rangkuman...........................................................................................57
D. Latihan Soal..........................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................58


Glosarium ..................................................................................................................60

v
TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kuliah Pengantar Pendidikan adalah mata kuliah wajib umum yang
diberikan kepada mahasiswa semester I (satu) pada program studi Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Yogyakarta. Manfaat mata kuliah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa mampu memahami hakikat manusia dan pengembangannya
2. Mahasiswa mampu memahami pengertian dan unsur-unsur pendidikan
3. Mahasiswa mampu mengenal aliran-aliran pendidikan
4. Mahasiswa mampu mengetahui landasan dan asas-asas pendidikan serta
penerapannya
5. Mahasiswa mampu mengetahui Komponen- Komponen Sistem Pendidikan
6. Mahasiswa mampu memahami perkembangan sistem pendidikan di
Indonesia
7. Mahasiswa mampu memahami berbagai permasalahan pendidikan di
Indonesia dan pemecahannya
Pengantar Pendidikan berisi VII BAB, yaitu: I) BAB I Hakekat Manusia Dan
Kebutuhan Akan Pendidikan, 2) BAB II Unsur-Unsur Pendidikan, 3) BAB III Aliran-
Aliran Pendidikan, 4) BAB IV Landasan dan Asas Pendidikan, 5) BAB V
Komponen- Komponen Sistem Pendidikan, 6) BAB VI Pengembangan Sistem
Pendidikan di Indonesia dan 7) BAB VII Permasalahan - Permasalahan Pendidikan di
Indonesia.
Diharapkan dengan mempelajari materi ini, maka mahasiswa mampu
mengintegrasikannya pemahaman ilmu pendidikan dengan nilai-nilai luhur
pendidikan yang dimiliki oleh bangsa ini sebagai sarana penunjang dalam
menjalankan aktivitas pembelajaran dan pendidikan secara menyeluruh dan
bertanggung jawab.

vi
vii
BAB I
MENJADI WIRAUSAHA

A. PENDAHULUAN
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak
pula orang yang mengganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia
entrepreneur (wirausaha). Perguruan tinggi sebagai lembaga yang menjadi salah
satu panutan masyarakat yang dapat mendorong budaya berwirausaha. Perguruan
tinggi diharapkan juga mampu menciptakan wirausaha-wirausaha yang handal,
sehingga mampu memberi dorongan niat masyarakat, khususnya mahasiswa
untuk berwirausaha. Mahasiswa sebagai komponen masyarakat yang terdidik
sebagai harapan dapat membuka lapangan pekerjaan, dengan menumbuhkan
minat untuk menjadi entrepreneur. Persaingan dalam dunia kerja sangatlah ketat,
dikarenakan jumlah angkatan kerja yang banyak namun tidak diikuti dengan
jumlah lapangan pekerjaan, sehingga terjadi pengangguran. Cara mengatasi
masalah pengangguran salah satunya yaitu menciptakan lapangan pekerjaan
sendiri dengan menjadi seorang wirausaha. Untuk menjadi seorang wirausaha
haruslah tumbuh minat dalam diri seseorang. Minat bisa timbul karena rasa
ketertarikan dan kekaguman melihat kesuksesan seseorang dalam berwirausaha.
Menurut Kasmir (2007:1) menyatakan bahwa: Orientasi para mahasiswa setelah
lulus nanti hanyalah untuk mencari kerja, bukan menciptakan lapangan kerja.
Rupanya cita-cita seperti ini sudah berlangsung lama terutama di Indonesia
dengan berbagai sebab. Jadi, tidak diherankan jika setiap tahun jumlah orang yang
mengganggur terus bertambah. Sementara itu, pertumbuhan lapangan kerja
semakin sempit dan pola pikir untuk menjadi wirausaha dikalangan mahasiswa
masih sangat kecil. Pendidikan kewirausahaan (entrepreneurship) Indonesia
masih tertinggal jauh dibandingkan dengan luar negeri, bahkan dibeberapa negara
pendidikan tersebut telah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Misalnya, dinegara-
negara Eropa dan Amerika Utara pendidikan kewirausahaan sudah dimulai sejak
tahun 1970-an. Bahkan di Amerika Serikat lebih dari 500 sekolah sudah
mengajarkan mata kuliah kewirausahaan era tahun 1980-an. Sementara itu, di
Indonesia pendidikan kewirausahaan baru mulai dibicarakan era tahun 1980-an.
Hasilnya kita patut bersyukur bahwa dewasa ini sudah mulai berdiri beberapa
sekolah yang memang berorientasi untuk menjadikan mahasiswanya sebagai
calon pengusaha unggul setelah pendidikan. Dari penjelasan tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa minat dan ketertarikan pada bidang wirausaha harus
diberikan dan disampaikan dalam sector pendidikan kita, Banyak hal yang dapat
dilakukan untuk membentuk jiwa dan kharakter peserta didik untuk menjadi
seorang wirausaha sukses.

1
B. PENYAJIAN
1. Pengertian Wirausaha dan Kewirausahaan
a. Pengertian Wirausaha
Istilah entrepreuner (Bahasa Perancis) yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dengan arti "between taker atau go between" atau perantara,
dikenal dengan istilah wirausaha di Indonesia.Wirausaha (entrepreneur) terdiri
dari kata Wira dan Usaha. Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI, 2008), wira
berarti utama, gagah, luhur, berani, teladan, pejuang, sedangkan usaha diartikan
sebagai kegiatan yang bersifat komersial maupun non komersial. Jadi, wirausaha
dapat diartikan sebagai orang yang berjiwa berani mengambil risiko untuk
membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil risiko
artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau
cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti (Kasmir, 2007). Berdasarkan
Kemdiknas (2010), wirausaha adalah seseorang yang memiliki karakter
selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapai dan terampil memanfaatkan
peluang dalam mengembangkan usahanya, dengan tujuan untuk meningkatkan
kehidupannya. Kemudian Inpres No. 4 tahun 1995 memberi istilah
"wiraswasta/wirausaha" berarti pejuang yang gagah, kekar, berani, dan pantas jadi
teladan dalam bidang usaha. Dengan kata lain, wirausaha adalah orang yang
mempunyai sifat kewirausahaan seperti; keberanian mengambil risiko,
keutamaan, kreativitas, dan keteladanan dalam menangani usaha atau perusahaan
dengan berpijak pada kemauan dan kemampuan sendiri. Pandangan para ahli
terhadap wirausaha menurut Alma (2000) adalah:
1. Bagi ahli ekonomi, seorang entrepreneur adalah orang yang
mengkombinasikan sumber daya (resources), tenaga kerja, material dan
peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari
sebelumnya, dan juga orang yang memperkenalkan perubahan-
perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi. Dengan kata lain,
wirausaha adalah seseorang atau kelompok orang yang mengorganisir
faktorfaktor produksi meliputi alam, tenaga, modal, dan skill untuk
tujuan produksi.
2. Bagi psikolog, seorang wirausaha adalah orang yang memiliki
dorongan kekuatan dari dalam untuk memeroleh sesuatu tujuan,
suka mengadakan eksperimen atau untuk menampilkan kebebasan
dirinya di luar kekuasaan orang lain.
3. Bagi pebisnis, wirausaha adalah merupakan ancaman, pesaing baru atau
juga seorang partner, pemasok, konsumen atau seorang yang bisa
diajak bekerja sama.
4. Bagi pemodal, melihat wirausaha adalah seorang yang menciptakan
kesejahteraan bagi orang lain, yang menemukan cara-cara baru
untuk menggunakan resources, mengurangi pemborosan, dan
membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

2
Wirausaha adalah orang yang pandai menangkap peluang dan mau
mengerjakan peluang tersebut sebagai suatu kesempatan untuk berkiprah
mengimplementasikan gagasannya. Kemampuan ini merupakan ciri, sifat
dan karakter wirausaha yang selalu mendobrak dalam menciptakan
kesejahteraan bersama, paling tidak untuk dirinya sendiri dan keluarganya.
Suatu kenyataan yang tidak dapat dihindari dalam proses berwirausaha
adalah keberanian menanggung segala risiko yang mungkin terjadi
akibat kegiatan yang dilakukan. Kondisi-kondisi yang selalu menyertai
wirausaha adalah suatu konsep perubahan nilai, perubahan manfaat dan
fungsi, serta perubahan sistem, termasuk di dalamnya adalah perubahan
pola hidup, sosial budaya, dan politik.

b. Pengertian Kewirausahaan
Kewirausahaan berasal dari kata dasar wirausaha diberi awalan ke- dan
akhiran -an yang membuat kata benda wirausaha mempunyai pengertian
abstrak, yaitu hal-hal yang bersangkutan dengan wirausaha (KBI, 2008).
Menurut Kemendiknas (2010), kewirausahaan merupakan sikap mental
dan jiwa yang selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarya, dan
bersahaja, serta berusaha dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam
kegiatan usahanya. Pengertian lain yang relevan menurut hasil Simposium
Nasional Kewirausahaan (1995), kewirausahaan diartikan sebagai kesatuan
terpadu dari semangat, nilai-nilai dan prinsip serta sikap, kiat, seni dan
tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul dalam menangani dan
mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah kepada
pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan, termasuk masyarakat, bangsa, dan Negara. Pengertian kewirausahaan
menurut Drucker (1996) adalah “kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda”. Menurut Zimmerer dan Scarborough (1996), kewirausahaan adalah
penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya
memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari. Robbin & Coulter
(2002) mengartikan kewirausahaan sebagai proses dimana seseorang atau
sekelompok individu menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk mencari
peluang dalam menciptakan nilai serta tumbuh untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan, melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli dengan sumber daya apa pun
yang dikendalikan. Menurut Kasmir (2006), kewirausahaan adalah suatu kemampuan
dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan
adanya kreativitas dan inovasi yang terus menerus untuk menemukan sesuatu yang
berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Hisrich dan Peters (1995:10)
mengemukakan bahwa “Entrepreneurship is the process of creating something
different with value by devoting the necessary time and effort, summing the
accompanying reward of monetary and personal satisfaction and independence”.
Artinya, kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang baru dengan

3
menggunakan waktu, kegiatan, modal, risiko, dan menerima balas jasa dan kepuasan,
serta kebebasan pribadi.

2. Karakter Wirausaha
Karakteristik adalah sifat atau tingkah laku dari seseorang. Sehingga dapat
diartikan bahwa karakteristik wirausaha adalah sifat atau tingkah laku yang khas dari
wirausahawan yang membedakannya dengan orang lain. Karakteristik yang perlu
dimiliki seorang wirausaha, antara lain adalah :
a. Disiplin dan kerja keras merupakan modal dasar untuk keberhasilan
seseorang dalam berwirausaha. Selain kerja keras ia juga harus disiplin
dalam melaksanakan usahanya, sebab meskipun orang bekerja keras
tetapi kalau tidak disiplin, usahanya kurang berarti. Para wirausaha
yang mempunyai kemauan keras dan penuh disiplin akan dapat
menggerakkan motivasi untuk bekerja secara bersungguh-sungguh.
Disiplin berasal dari bahasa Inggris (disciple) yang berarti pengikut
atau murid. Perkataan disiplin mempunyai arti latihan dan ketaatan
kepada aturan.
b. Komitmen tinggi
Sikap yang memegang teguh prinsip-prinsip kebenaran yang berlaku,
tidak sekalipun mengingkarinya walaupun dengan dirinya sendiri,
serta selalu berusaha menyesuaikan kata dan perbuatan.
c. Jujur.
Sikap jujur dalam berwirausaha artinya bahwa seorang wirausaha
harus mau dan mempu mengatakan apa adanya, kejujuran dapat
disamakan dengan amanah yang harus dijalankan. Amanah yang
diartikan apabila diberi kepercayaan tidak berkhianat, kalau berkata
selalu benar, jika berjanji tidak ingkar.
d. Kreatif dan Inovatif
Menurut Theodore Levitt, kreativitas adalah kemampuan untuk
berpikir yang baru dan berbeda. Kreativitas adalah berpikir sesuatu
yang baru (thinking new thing), oleh itu menurutnya kewirausahaan
adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu
yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Woolfolk, kreativitas
adalah kemampuan individu untuk menghasilkan sesuatu yang baru
atau asli atau pemecahan suatu masalah. Conny Semiawan,
menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan
atau menciptakan suatu produk baru. Zimmerer dalam buku yang
ditulis Suryana (2003:24) dalam bukunya “Entrepreneurship And The
New Venture Formation”, mengungkapkan bahwa ide-ide kreativitas
sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang lama dan
berpikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh itu kreativitas adalah
menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada (generating
something from nothing). Jadi, secara umum kreativitas bisa diartikan

4
kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau produk baru. Dapat
juga kreativitas diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk
melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan seseorang melahirkan sesuatu (produk)
yang baru. Innovation is the ability to apply creative solutions to those
problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live,
Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam
rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk
meningkatkan dan memperkaya kehidupan. Inovatif merupakan
terobosan baru. Inovatif dalam berwirausaha berarti suatu proses untuk
dapat mengubah peluang usaha menjadi gagasan baru yang dapat
menghasilkan uang. Apabila seorang wirausaha ingin sukses, ia harus
dapat membuat produk yang dihasilkan dengan inovasi-inovasi baru.
Salah satu penyebab kegagalan dalam berwirausaha biasanya terletak
pada keterlambatan berinovasi dalam produk, pelayanan serta
pemasarannya.
e. Mandiri dan realistis
Sikap untuk tidak menggantungkan keputusan akan apa yang harus
dilakukan kepada orang lain, sesuatu dikerjakan memang karena
kemampuannya sendiri serta tidak pernah merasa besar karena orang
lain, tetapi besar karena usaha kerasnya. Pribadi mandiri ialah dia yang
tahu siapa dan apa dia itu, dia adalah seorang manusia yang tahu apa
yang dilakukannya, karena sadar apa yang dituju. Pribadi itu utuh dan
tidak berantakan. Ia tahu akan menerima baik keunggulan maupun
kelemahannya. Ia menerima dirinya sendiri dan orang lain apa adanya.
Ia tidak berkelit menghadapi kenyataan. Dalam menjalankan
pekerjaannya ia selalu berdasarkan atas bakat dan kemampuan yang
dimilikinya (realistis) dan bekerja menurut keyakinan serta
kemampuannya sendiri (mandiri) dan percaya kepada nasibnya
sendiri. Seorang wirausaha dia dapat menjalankan usaha yang
digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain.

3. Membangun Jiwa Wirausaha


Perdebatan antara apakah wirausaha itu dilahirkan (is borned) yang
menyebabkan seseorang mempunyai bakat lahiriah untuk menjadi
wirausaha, atau sebaliknya wirausaha itu dibentuk atau dicetak (is made)
masih berlangsung hingga saat ini. Sebagian pakar berpendapat bahwa
wirausaha itu dilahirkan dan sebagian mengatakan bahwa wirausaha dapat
dibentuk dengan berbagai contoh dan argumentasi. Misalnya Mr. X tidak
mengenyam pendidikan tinggi, tetapi dia menjadi pengusaha besar
nasional. Di lain pihak, banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang
berpendidikan tinggi tetapi reputasinya belum melebihi Mr. X tersebut.

5
Berwirausaha bukan hanya bakat bawaan sejak lahir, namun dapat
dipelajari dan diajarkan melalui proses pendidikan formal atau informal.
Contohnya, setelah Perang Dunia ke-2 beberapa veteran perang di
Amerika belajar berwirausaha, melalui suatu pendidikan atau pelatihan,
baik pendidikan/pelatihan singkat maupun pendidikan/pelatihan yang
berjenjang. Mereka berwirausaha dengan modal pengetahuan dan fasilitas
lainnya. Contoh, Samuel Whalton pendiri Walmart yang kini menjadi
retailer terbesar dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47
tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri
sebagai presiden Amerika dari partai independen juga seorang veteran
yang berhasil dibentuk menjadi wirausaha. Ada yang mengatakan bahwa seseorang
menjadi wirausaha itu karena lingkungan. Misalnya, banyak
orang WNI keturunan menjadi wirausaha yang sukses karena mereka
hidup di lingkungan para wirausaha atau pelaku usaha.
Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara
apakah wirausaha itu dilahirkan, dibentuk atau karena lingkungan.
Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi wirausaha tidak
cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena dibentuk.
Wirausaha yang akan berhasil adalah wirausaha yang memiliki bakat yang
selanjutnya dibentuk melalui suatu pendidikan atau pelatihan, dan hidup di
lingkungan yang berhubungan dengan dunia binis. Seseorang yang
meskipun berbakat tetapi tidak dibentuk dalam suatu pendidikan/pelatihan,
tidak akan mudah untuk berwirausaha. Hal ini disebabkan dunia usaha
pada era global menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih
kompleks dibandingkan dengan era sebelumnya. Sebaliknya, orang yang
bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam jika ia memiliki
minat dengan motivasi yang kuat akan lebih mudah untuk dibentuk
menjadi wirausaha. Untuk mempelajari kewirausahan, tidak cukup hanya
berpedoman pada berbakat atau tidak, tetapi juga harus ditunjang dengan
minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha.

C. RANGKUMAN
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para
wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena
sifat-sifat wirausahawan pun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan.
Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun
pemerintahan. Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif
dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup. Kewirausahaan
(entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-
usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas
dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi

6
usaha. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui
proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat
bersaing. Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan
pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang
yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang
yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun
profesinya. Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis,
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan
mengembangkan usaha, Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan
sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan
kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang
untuk memperbaiki kehidupan usaha. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai
tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.

D. LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan analisis yang jelas dan sistematis !
1. Jelaskan penngertian wirausaha?
2. Jelaskan perbedaan antara wirausaha dan kewirausahaan ?
3. Bagaimana cara untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan ?
4. Karakter apa saja yang harus dimiliki seorang wirausaha ?

7
BAB II
BERPIKIR KREATIF DAN BERPRESTASI
DALAM WIRAUSAHA

A. PENDAHULUAN
Mampu memotivasi diri  yang baik menuju sukses dalam bisnis,
kewirausahaan dan kerja merupakan impian banyak orang. Namun semua usaha
apapun ketika berangkat dari ketidak tahuan, maka nilai efektifitas menuju
terwujudnya sebuah kesuksesan sangat kecil dan peluang sukses akan rendah. Hal
ini berbeda jika setidaknya kita mampu mengenal potensi diri kita sejak awal,
sehingga banyak terjadi dan kita dengar, seseorang dengan usaha yang minimalis
dan sederhana namun begitu cepat menjadi sukses dalam bisnisnya, kerjanya,
wirausahanya. Kreativitas sebagai suatu potensi perkembangannya tidak terlepas
dari aspek psikologi yang melekat berkaitan dengan pola pikir, sikap maupun
mental. Slameto (2010:145-146) berasumsi bahwa pada hakikatnya, pengertian
kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan
sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Di masa yang
lalu,Kreativitas sering dianggap hanya untuk beberapa industri saja.Sebagai
contoh,industri film,agen pemasaran,arsitek dan semua yang berhubungan dengan
seni.Jenis usaha lainnya seperti kantor hukum,kantor keuangan,pemasaran dan
industri berat sering merasa kreativitas itu tidak relevan untuk keberhasilan
mereka. Penting Berpikir Kreatif dalam berwirausaha. Itu satu landasan yang
paling kalian ketahui dalam membangun sebuah usaha meski usaha yang di
bangun itu tidak begitu besar tapi kalian perlu memiliki sebuah kreatif dalam
membangunnya,Dimana dunia usaha saat ini adalah dunia usaha yang penuh
persaingan. Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan
nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. Pola pemikiran kreatif juga
dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan masa depan, di mana seorang
wirausaha akan beroperasi, juga akan memberikan gambaran yang tidak dapat
dihasilkan oleh eksplorasi terhadap trend masa kini.

B. PENYAJIAN
1. Unsur Kewirausahaan
a. Kreatifitas dan Motivasi
Semua inovasi dimulai dengan ide-ide kreatif. Kreativitas adalah titik awal
untuk sebuah inovasi. Kreativitas diperlukan, tetapi bukan merupakan
kondisi yang harus ada untuk melakukan sebuah inovasi. Inovasi adalah
implementasi dari inspirasi kreatif . Kreativitas ditandai dengan kemampuan untuk
membuat dan menciptakan sesuatu menjadi bentuk yang baru, untuk menghasilkan
sesuatu melalui keterampilan imajinatif. Kreativitas adalah kemampuan untuk

8
menghasilkan ide baru dengan menggabungkan, mengubah, atau memodifikasi ide
yang telah ada. Sejumlah ide kreatif dapat menakjubkan dan brilian atau sederhana
dan praktis, dan ada juga ide yang belum pernah terpikirkan sebelumnya (Okpara,
2007). Setiap orang memiliki kemampuan kreatif, namun ada yang tidak
menyadarinya. Berkomitmen untuk membangkitkan kembali semangat adalah
yang dibutuhkan dalam berkreativitas. Kreativitas juga merupakan sikap,
kemampuan untuk menerima perubahan dan kebaruan, keberanian untuk bermain
dengan ide dan berbagai kemungkinan, dan fleksibilitas dalam cara pandang.
Kreativitas juga adalah proses, orang yang kreatif akan bekerja keras dan terus-
menerus meningkatkan ide dan solusi, dengan membuat perubahan dan perbaikan
secara bertahap terhadap karya-karya mereka. Sebuah produk disebut kreatif
ketika produk itu "baru" dan "tepat". Produk yang baru merupakan produk yang
orisinil, sedangkan produk yang tepat adalah yang sesuai dengan kebutuhan
konsumen dan tepat waktu.

Setiap ide adalah hasil dari pemikiran dan setiap produk adalah manifestasi
dari ide seseorang. Para pemikir yang kreatif adalah orang yang melihat
suatu masalah sebagai suatu kesempatan untuk meningkatkan dan
melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lebih baik. Mereka adalah
orang yang selalu menanamkan dua pertanyaan penting dalam pikiran
mereka, yaitu "Apa yang bisa saya lakukan untuk memperbaiki sesuatu
yang telah ada?”, atau “Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat

9
sesuatu yang lebih baik dari yang telah ada?” (Okpara, 2007).
Tujuan dari pertanyaan pertama adalah untuk meningkatkan produktivitas
dan efisiensi, mempercepat proses, meningkatkan kenyamanan, memeroleh
keuntungan, dan sebagainya. Sementara tujuan dari pertanyaan kedua
adalah untuk menghasilkan berbagai alternatif dalam membuat sesuatu
menjadi lebih baik, menghasilkan berbagai perubahan menuju evolusi ide
dan proses yang baru, atau perubahan total dari hal-hal yang konvensional
(Okpara, 2007). Apapun tujuannya, berpikir adalah alat yang sangat
diperlukan dalam kehidupan semua wirausaha sukses.
Banyak hal yang dinikmati saat ini adalah hasil pemikiran kreatif yang tidak
terjadi secara kebetulan. Contoh, Bill Gate menciptakan komputer, Graham Bell
menciptakan telepon, Michael Faraday memikirkan listrik, Isaac Newton
memikirkan hukum fisika dari ilmu pengetahuan, dan Wright Brothers
yang menghasilkan pesawat terbang. Mengajukan pertanyaan yang tepat dan
relevan secara terus-menerus merupakan cara untuk memprovokasi kreativitas.
Berpikir kreatif akan menghasilkan strategi dalam rangka menanggapi isu-isu dan
menemukan hal-hal baru. Strategi adalah cara mengatur sumber daya untuk
mencapai tujuan. Dalam strategi terdapat langkah-langkah, pendekatan, waktu dan
posisi yang harus dibuat. Wirausaha sukses muncul bukan dengan kekuatan atau
kekerasan, tetapi dengan strategi unggul melalui pemikiran kreatif. Ada banyak
peluang bisnis yang dapat diciptakan melalui berpikir kreatif untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia terhadap produk barang dan jasa, misalnya kebutuhan
untuk memeroleh rumah, pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik (Okpara,
2007).
    
b. Kemampuan Inovasi
      Inovasi didefinisikan sebagai “menambahkan sesuatu yang baru terhadap
suatu produk atau proses yang ada” (Okpara, 2007). Produk atau proses
yang telah dibuat sebelumnya mungkin telah berlangsung cukup baik.
Ketika dilakukan perubahan agar produk atau prosesnya menjadi lebih
baik, maka saat itu terjadi inovasi. Inovasi adalah keberhasilan dalam
mengeksploitasi ide-ide baru (Okpara, 2007).
Inovasi adalah kunci untuk melakukan pengembangan pada perusahaan,
wilayah, atau bahkan pengembangan suatu negara. Seiring dengan
terjadinya perubahan teknologi, maka penjualan berbagai produk lama
akan mengalami penurunan, demikian pula terjadi pengurangan atau
penutupan industri-industri lama. Oleh karena itu, dibutuhkan berbagai
penemuan baru maupun inovasi untuk memperkuat perkembangan
ekonomi masa depan. Salah satu ilmuan di bidang teknologi nano yang
menemukan solusi atas permasalahan di bidang mesin adalah Chung-Chiun Liu,
seorang professor dan direktur Pusat Pemrosesan Mikro dan Nano di Universitas
Case Western Reserve. Profesor Liu adalah seorang ilmuwan kelas dunia yang
ahli dalam teknologi sensor dan menemukan serta membangun sistem

10
sensor untuk kendaraan, biomedis, komersial dan industri terapan. Selain
sering mempublikasikan hasil temuannya, Dr. Liu juga memegang 12 hak
paten elektrokimia dan teknologi sensor, yang sebagian besarnya telah
berlisensi.

c. Pengaruh Minat Berwirausahaterhadap Kreativitas Wirausaha


Selain kemandirian pribadi yang dilimiki siswa, kreativitas dalam
wirausaha merupakan hal yang sangat penting. Kreativitas mahasiswa dalam
wirausaha dapat mendorong minat berwirausahanya. Dengan kreativitas,
mahasiswa mampu menghasilkan ide-ide segar dan terbuka terhadap gagasan
baru. Menurut Alma (2011:72) menyebutkan kreativitas menjadi sangat
penting untuk menciptakan keunggulan kompetitif, dan kelangsungan hidup
bisnis. Keberhasilan usaha atau kegagalan wirausahasangat dipengaruhi oleh
sifat dan kepribadianya (Suryana, 2017:27. Lebih lanjut, Soegoto (2009:3)
menyatakan wirausaha adalah orang yang berjiwa kreatif daninovatif yang
mampu mendirikan, membangun, mengembangkan, memajukan, dan
menjadikan perusahaannya unggul. Anaroga (2011:37) menyatakan seorang
wirausaha selalu bertindak kreatif, mencari dan menciptakan peluang pasar
dan meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha. Dengan demikian, untuk
menemukan peluang dan mewujudkan peluang menjadi suatu usaha yang
memberikan hasil bagi dirinya maupun orang lain dibutuhkan kreativitas.
Semiawan (2009:15) yang menyatakan bahwa kreativitas menimbulkan hal
yang besar dalam hidup seseorang dan bahkan dapat mempengaruhi minat
seseorang.Seseorang yang memiliki minat terhadap wirausaha harus mampu
berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha
mencari peluang (Anaroga, 2011:36). Menurut Suryana (2017:15) banyak

11
orang atau perusahaan yang sukses karena memiliki kemampuan berpikir
kreatif. Berdasarkan uraian di atas, semakin tinggi dukungan kreativitas siswa
maka semakin tinggi pula minat siswa untuk berwirausaha, dan demikian pula
sebaliknya. Dengan kreativitas yang dimiliki mahasiswa, maka akan dapat
mengembangkan usahanya dan dapat menciptakan produk yang banyak
diminati oleh konsumen dan dapat bersaing di pasaran. Seorang yang
mempunyai jiwa wirausaha akan selalu menciptakan ide sebagai alternatif
pemecahan masalah yang dihadapinya di dunia bisnis. Ia harus dapat berfikir
kreatif, merespon segala peluang bisnis, tanggap terhadap tantangan dan
perubahan sosial sehinggan akan terus bertahan dalam menghadapi persaingan
global

2. Berprestasi dalam wirausaha


Pemikiran kreatif berhubungan secara langsung dengan penambahan
nilai, penciptaan nilai, serta penemuan peluang bisnis. Pola pemikiran kreatif
juga dibutuhkan untuk menggambarkan keadaan masa depan, di mana seorang
wirausaha akan beroperasi, juga akan memberikan gambaran yang tidak dapat
dihasilkan oleh eksplorasi terhadap trend masa kini. Tentu saja,Kebalikan dari
kreativitas adalah stagnasi(tidak berkembang) di mana ide-ide baru dan cara-
cara kerja yang lebih efisien di kesampingkan. Stagnasi adalah salah satu
faktor yang dapat mengubah sebvuah usaha atau organisasi yang sebelumnya
sukses menjadi terpuruk dan keterbelakang akibat di susul oleh pesaing yang
berpikiran lebih maju dan kreatif. Hal tersebut antara lain :
a. Pemecahan Masalah
Contoh jika seseorang pekerja dirangsang dan diajari oleh pelatih
yang kreatif, tentunya pekerja tersebut juga bisa menghasilkan ide-ide
baru yang lebih besar dari ide kreatif pelatihnya sendiri dalam
memecahkan masalah.ini bisa menjadi proses peningkatan pendapatan
usaha serta menghemat biaya dan layak bersaing dengan para pesaing
usaha lain.
b. Meningkatkan Produktifitas
Memberi pelajaran keterampilan kepada pekerja anda untuk
mengembangkan kreativitas mereka dan memberi waktu serta sumber
daya untuk menjelajahi hal-hal yang baru adalah salah satu cara yang
efektif untuk meningkatkan produktifitas.Kreativitas dan inovasi yang
dikelola dengan baik di dalam organisasi sangat diakui sebagai jalan
untuk menuju kesuksesan. Dalam membangun sebuah wirausaha
jangan takut salah, karna sebuah wirausaha itu tanpa kesalahan tidak
mungkin sukses, dan selalu mencoba untuk melihat masalah dari
perspektif yang berbeda karna dengan begitu masalah yang muncul
tidak mematahkan semangat kita untuk menjalankan usaha yang telah
di bangun dan akan memunculkan pemikiran yang lebih kreatif lagi
dalam berwirausaha.

12
C. RANGKUMAN

Kemandirian dan kreativitas merupakan faktor psikis yang memegang


peranan penting dalam berwirausaha. Dalam menghadapi dunia global
diperlukan sumber daya manusia yang mandiri dan kreatif sehingga tidak
bergantung pada orang lain dan dapat menciptakan nilai tambah dan
keunggulan sendiri bahkan dapat memberikan kontribusi pada orang lain.
Karena itulah banyak wirausaha yang sukses dan memperoleh banyak peluang
karena memiliki kemandirian dan daya kreativitas yang tinggi. Seseorang
yang memiliki kemandirian yang tinggi disertai dengan kreativitas dalam
wirausaha maka akan mempunyai kecenderungan memiliki minat
berwirausaha yang tinggi pula. Kreativitas merupakan kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan hal baru, cara-cara
baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal baru itu
tidak perlu sesuatu yang sama sekali unsur-unsurnya mungkin telah ada
sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru,
konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan yang
sebelumnya. Munandar (2009:12), mengemukakan bahwa kreativitas adalah
hasil interaksi antara individu dan lingkungannya, kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unur yang
sudah ada atau dikenal sebelumnya, yaitu semua pengalaman dan
pengetahuan yang telah diperoleh seseorang selama hidupnya baik itu di
lingkungan sekolah, keluarga, maupun dari lingkungan masyarakat.
Kreativitas diartikan sebagai penggunaan imaginasi dan kecerdikan untuk
mencapai sesuatu atau untuk mendapatkan solusi yang unik dalam mengatasi
persoalan (Susanto, 2013:3). Dari beberapa pendapat di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kreativitas pada dasarnya adalah kemampuan seseorang
dalam membuat sesuatu yang baru yang relatif berbeda dari yang sudah ada,
berdasarkan data yang ada yang mencerminkan kelancaran, keluwesan,
orisinalitas dalam berpikir dan kemampuan mengelaborasi. Produk hasil
kreativitas ini bukanlah sesuatu yang benar-benar baru, tetapi dapat berupa
gabungan dari data-data atau unsur-unsur yang telah ada sebelumnya sehingga
menghasilkan sesuatu yang berbeda

D. LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan analisis yang jelas dan sistematis !
1. Apakah yang bias dipelajari untuk menemukan kreatifitas dalam bisnis ?
2. Jelaskan pengertian inovasi dalam dunia bisnis yang selalu berkembang ?
3. Apa yang bisa dilakukan agar inovasi bisa berjalan berkesinambungan ?

13
BAB III
PENGAMBILAN RESIKO DAN KEPEMIMPINAN

A. PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang menyebabkan orang takut berwirausaha adalah risiko
jika bisnisnya mengalami kegagalan. Kerugian akibat bisnis yang bangkrut dapat
menimbulkan efek yang menyulitkan bagi seseorang, baik dari segi materi maupun
dari segi moral. Semangatnya dapat hilang, bahkan dapat menimbulkan stres bagi
dirinya. Namun, suatu bisnis tidak dapat berkembang jika pemiliknya tidak berani
untuk mengambil risiko. Kemampuan mengambil risiko inilah yang membedakan
seorang wirausaha dari individu lainnya. Menurut Leigh (Lejuez, dkk., 2002),
perilaku pengambilan risiko adalah perilaku yang mengandung potensi
menimbulkan kerugian, namun juga memberikan kesempatan untuk memeroleh
keuntungan. Ketika seseorang memutuskan untuk memulai suatu bisnis, maka
keputusan tersebut sebenarnya sudah merupakan risiko. Dalam proses
pengembangan bisnisnya, semakin banyak risiko yang dihadapi. Langkah demi
langkah adalah risiko bagi dirinya yang harus diperhitungkan sebelum mengambil
suatu keputusan. Risiko berwirausaha memiliki sisi negatif dan positif. Dari sisi
negatif, risiko muncul karena situasi yang dihadapi dalam berbisnis tidak pasti.
Berbagai kemungkinan dapat terjadi dalam situasi yang tidak dapat ditebak
Contoh, banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat krisis moneter
dunia yang terjadi pada tahun 1997-1998. Krisis ekonomi di Indonesia bahkan
tercatat sebagai yang terparah di Asia Tenggara pada saat itu. Kondisi global yang
fluktuatif merupakan faktor lingkungan yang sulit untuk dikendalikan oleh seorang
wirausaha. Dari sisi positif, jika wirausaha dapat memperhitungkan risiko secara
tepat, maka keuntungan bisnis justru akan diperoleh. Banyaknya risiko yang
ditemui seharusnya membuat seorang wirausaha justru selalu berusaha untuk
memperhitungkan strategi bisnis dengan cerdas, agar dapat meminimalisir
kerugian dan memaksimalkan keuntungan

B. PENYAJIAN
1. MANAJEMEN RESIKO
a. Jenis Resiko Dalam Bisnis
1. Resiko Murni
Resiko yang muncul sebagai akibat dari sebuah situasi atau konsekuensinya
adalah kerugian. Contoh: Resiko hilang/rusaknya asset yang dimiliki yang
diakibatkan kebakaran, pencurian, penggelapan, dan sebagainya. Kecelakaan
kerja pada proses produksi. Resiko akibat tuntutan hukum pihak lain,
misalnya keracunan dari sebuah makanan yang kita jual, tuntutan konsumen
akibat kelalaian kita, dsb.Resiko operasional lainnya Bencana alam (force
majeure), seperti banjir, gempa, angin topan, dsb.

14
2. Resiko Spekulatif
Resiko yang muncul sebagi akibat situasi atau keputusan yang
konsekuensinya bisa berupa keuntungan ataupun kerugian. Contoh: Resiko
perubahan harga. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik
maka perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan marjin keuntungan,
begitu juga sebaliknya. Terkait dengan harga output, jika harga output naik,
maka perusahaan akan mengalami keuntungan karena naiknya marjin
keuntungan, begitu juga sebaliknya. Risiko kredit, muncul dari transaksi
kredit seperti utang dagang. Bentuk-bentuk Kerugian Kerugian
LangsungJumlah nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung
dari resiko yang dapat terjadiKerugian Tidak Langsung Jumlah nominal yang
harus ditanggung akibat dampak tidak langsung risiko yang terjadi. Contoh:
kemungkinan penjualan atau keuntungan yang gagal diterima akibat
terjadinya risiko, munculnya biaya operasional tambahan, kesempatan
investasi yang hilang, dsb.
b. Pengelolaan Resiko
Bisa dilakukan dengan menggunakan prinsip Pareto dari berbagai potensi
resiko yang berhasil diidentifikasi. Caranya yaitu: Membuat urutan resiko-
resiko yang potensial terjadi berdasarkan prediksi kerugian yang dihasilkan,
dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah, lakukan prioritas dalam
pengelolaan terhadap resiko yang memiliki prediksi kerugian yang paling
besar terhadap bisnis anda. 4 pilihan strategi pengelolaan resiko: Dikontrol
(risk control). Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengurangi probabilitas
terjadinya resiko yang kita identifikasi Untuk mengurangi dampak yang
terjadi. Upaya yang dapat dilakukan diantaranya: Membuat dan
mengimplementasikan standard operating procedure (SOP) yang baik,
Melakukan pengontrolan secara serius terhadap kualitas produk dan proses,
Melengkapi area produksi dengan alat-alat keselamatan kerja, Mengintroduksi
budaya sadar resiko kepada semua karyawan, Ditransfer kepada pihak lain
(risk transfer) Upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan
memindahkan resiko yang kita hadapi terhadap pihak lain. Contoh:
 Memindahkan resiko terjadinya kebakaran toko kepada perusahaan
asuransi
 Memindahkan resiko meningkatnya beban biaya tetap pegawai dengan
kontrak outsourcing
 Memindahkan resiko tingginya modal kerja kepada konsumen dengan
meminta pembayaran di awal
 Memindahkan resiko tingginya biaya persediaan ke tangan supplier.
Dibiayai sendiri (risk retention) Upaya-upaya mendanai dampak yang
ditimbulkan oleh resiko. Caranya yaitu dengan menyiapkan dana cadangan
khusus untuk mendanai resiko, atau tanpa membuat dana cadangan. Dihindari
(risk avoidance) Tindakan secara sadar untuk menghindari resiko yang
dihadapi. Pengambilan suatu risiko dilakukan dengan adanya suatu tujuan di
benak kita. Tidak ada artinya mengambil suatu risiko yang tidak

15
menghasilkan apa-apa. Sebaliknya, dalam mencapai suatu tujuan tertentu akan
ada banyak risiko yang dapat menggagalkan pencapaian tujuan tersebut. Oleh
karena itu, diperlukan kreatifitas bagaimana mewujudkan tujuan yang
diinginkan sembari mengatasi berbagai hambatan yang ada. Inovasi adalah
salah satu hal yang diperlukan dalam mencari cara baru untuk mewujudkan
tujuan yang ingin diraih. Inovasi dapat berupa ide-ide baru yang direalisasikan
dalam bentuk produk dan proses bisnis. Hal ini membutuhkan pemecahan
dasar baru yang belum seorangpun pernah melakukannya, dan oleh karena itu
dapat menyebabkan timbulnya suatu risiko baru. Dalam dunia yang selalu
berubah seperti kita hadapi saat ini, berbagai inovasi dibutuhkan untuk
memimpin orang dengan baik. Inovasi akan memampukan adanya perubahan
dan membuka kesempatan-kesempatan yang tadinya tidak mungkin terlihat
sebelum suatu perubahaan terjadi. Orang dan perusahaan yang tidak berani
mengambil risiko akan menjadi stagnan dan tidak memiliki kemampuan untuk
berinovasi atau berubah.

2 KEPEMIMPINAN
a. Jenis Kepemimpinan
1). Kepemimpinan Transformasional-Transaksional
Pemimpin Transaksional: Pemimpin yang membimbing atau memotivasi
pengikutnya menuju sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran
atau persyaratan tugas.
Pemimpin Transformasional: Pemimpin yang memberi inspirasi
pengikutnya untuk bertindak melebihi kepentingan pribadi mereka demi
kebaikan organisasi.
2) Pemimpin Karismatik-Visioner
Pemimpin Karismatik: Pemimpin yang basisnya adalah antusiasme. Dan
memiliki rasa percaya diri yang kuat, serta tindakannya dapat
memperngaruhi banyak orang untuk berperilaku dengan cara tertentu. Ada
5 karakteristik pemimpin karismatik, yaitu 1) Mempunyai visi; 2) Mampu
menyampaikan visi tersebut dengan jelas dan mudah dipaham; 3) Berani
mengambil resiko untuk mencapai visi itu; 4) Sensitif terhadap kendala
lingkungan dan kebutuhan pengikutnya; 5) Menunjukkan perilaku di luar
kebiasaan Pemimpin Visioner: Menciptakan dan menyatakan visi yang
realistis, layak dipercaya, dan menarik mengenai masa depan organisasi
yang tumbuh dan memperbaiki situasi sekarang. Tiga sifat yang berkaitan
dengan efektivitas peran visioner:
 Keterampilan pertama: kemampuan dalam menjelaskan visi
kepada orang lain melalui pidato-pidato yang memukau dan
memancing orang untuk bergabung.
 Keterampilan kedua: kemampuan mengungkapkan visi melalui
perilaku

16
 Keterampilan ketiga: kemampuan untuk memperluas dan
menerapkan visi dalam berbagai konteks yang berbeda-beda.
3) Kepemimpinan Tim
Dibagi ke dalam empat peran, yaitu: Pemimpin tim adalah penghubung
dengan pihak luar, Pemimpin tim adalah penyelesai masalah, Pemimpin
tim adalah manajer konflik, Pemimpin tim adalah seorang pembina.

b. Risk Leadership
Kepemimpinan selalu memerlukan keberanian dalam menghadapi dan
mengambil risiko di suatu tingkat tertentu. Risiko diperlukan untuk membuat
perubahan, dan dalam membuat perubahan, akan selalu ada risiko yang dapat
berimbas baik kepada si pemimpin yang memulai dan/atau memimpin
perubahan, maupun terhadap para pengikutnya, serta terhadap kelompok dan
organisasi yang dilibatkan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
seorang pemimpin dapat membangun ‘risk leadership’ atau kepemimpinan
yang berani menghadapi dan mengambil risiko. Dimulai dengan
kewaspadaan terhadap berbagai ‘zona nyaman’ (comfort zones) di
sekitarnya, memahami ‘tantangan-tantangan’ (challenges) yang dihadapi,
berorientasi pada ‘inovasi’ (innovation), dan senantiasa penuh percaya diri
(confidence). Berlindung dalam suatu zona nyaman adalah kebalikan dari
kemauan mengambil risiko (willingnes to take risk). Bila seorang pemimpin
cenderung baik secara sadar maupun tidak sadar terbelenggu dalam zona
nyaman, maka dia akan cenderung untuk mengambil keputusan dan cara-cara
bekerja yang paling sedikit tingkat risikonya dan yang paling mudah
dikerjakan. Contoh paling ekstrim adalah kecenderungan menunda
keputusan-keputusan penting dan strategik, serta selalu ragu-ragu bila harus
mengambil keputusan-keputusan kritis dalam waktu cepat dan tepat. Hal ini
dapat berakibat buruk bagi organisasi karena hanyut dalam kegiatan-kegiatan
rutinitas semata, terlambat bertindak proaktif, membiarkan permasalahan
menumpuk dari waktu ke waktu, dan akhirnya organisasi tidak mampu lagi
membangun kapasitas yang dibutuhkan dalam menciptakan nilai di masa
yang akan datang. Pemimpin harus secara sadar tidak membiarkan situasi
zona nyaman mendominasinya. Untuk dapat memiliki kemauan dan
kemampuan dalam mengambil risiko, pemimpin harus memiliki kemauan
dan keberanian untuk keluar dari zona nyaman yang sudah ada. Siapapun
yang takut keluar dari zona nyaman mereka, maka dia juga akan takut untuk
mengambil risiko yang seringkali dibutuhkan pada saat seseorang menjadi
pemimpin. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa seorang
pemimpin atau calon pemimpin di dalam organisasi kita, baik di tingkat
korporasi, departemen, maupun unit-unit kerja dan kelompok-kelompok
gugus tugas memiliki keberanian dan kemampuan untuk keluar dari zona
nyaman. Salah satu ciri utama dari seorang pemimpin yang dapat membawa
perubahan adalah seseorang yang mudah untuk keluar dari zona nyaman

17
mereka, dan selalu bergerak untuk mengambil dan menangani tantangan-
tantangan baru. Pemimpin dengan kemauan dan kemampuan seperti itu akan
cenderung untuk lebih mampu menghadapi ketidakpastian dengan sikap
lebih berani, sehingga dapat menangkap peluang-peluang baru yang
ditimbulkan dari banyaknya ketidakpastian.

C. RANGKUMAN
Seorang pemimpin diharapkan membuat suatu keputusan awal
walaupun informasi atau hasil evaluasi belum sempurna, dan dia harus
percaya terhadap keputusan tersebut sehingga dapat memimpin yang lainnya
mengarah pada jalur itu juga. Walaupun yang lain mungkin saja masih
memiliki keraguan sendiri tentang keputusan awal tadi dan ingin
menggunakan waktu lebih banyak lagi untuk analisis dan evaluasi, seorang
pemimpin harus menunjukkan kepercayaan diri mereka dengan cara yang
jelas - untuk meyakinkan orang-orang yang masih dalam keragu-raguan
tentang keputusan tadi - bahwa suatu keputusan awal perlu dan harus diambil
dan dimulai sekarang. Ini adalah jenis dari kepercayaan diri yang dibutuhkan
dari seorang pemimpin. Kepercayaan diri memiliki juga kekurangan dan oleh
karena itu harus ditunjukkan secara berhati-hati. Seorang pemimpin jangan
sampai berkelebihan dalam menunjukkan kepercayaan diri mereka sehingga
menjadi arogan dan tidak pernah merasa dan/atau mengakui bila memang ada
kegagalan. Bagi seorang pemimpin, mereka harus percaya diri akan
kemampuan mereka untuk mengatasi berbagai permasalahan dan untuk
membuat perubahan terjadi serta memimpin para pengikutnya ke arah
perubahan yang diyakini. Akan tetapi, seorang pemimpin juga akan cepat
menyadari bila ada suatu kegagalan dan belajar dari kegagalan tersebut.
Kegagalan adalah cara belajar yang cepat dan oleh karena itu pemimpin harus
berubah secara cepat bila suatu keputusan salah, dan terbuka akan hal itu serta
mengakui kesalahan dan membuatnya bergerak lagi dan kembali percaya diri
bahwa dia akan mampu menggunakan kesalahan tadi secepatnya untuk maju
ke depan dan ke arah yang lebih baik dan bahkan akan tetap memperoleh hasil
yang diinginkan. Kepercayaan diri yang besar dan kemampuan untuk berubah
secara cepat adalah hal yang akan membuat seorang pemimpin mampu
menghadapi dan mengambil risiko secara sadar dan sukarela sehingga dapat
membawa organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya mencapai tujuan-
tujuan yang lebih besar dari waktu ke waktu dan memberikan nilai yang lebih
besar lagi baik kepada organisasi, para pengikutnya, dan masyarakat secara
luas.

G. LATIAN SOAL
1. Sebutkan jenis-jenis resiko dalam bisnis beserta penjelasannya !
2. Jelaskan beberapa model kepemimoinan yang ada !
3. Bagaimana upaya untuk mengurangi resiko kerugian dalam bisnis

18
BAB IV
MENCARI PELUANG DAN GAGASAN USAHA

A. PENDAHULUAN
Salah satu kunci kesuksesan memulai suatu usaha adalah adanya
kemampuan menuangkan ide atau gagasan cemerlang yang kreatif dan inovatif dan
mempunyai nilai ekonomi tinggi. Banyak orang mengatakan bahwa “Ide atau
gagasan” mahal harganya. Tentunya tidak sembarang ide, hanya ide yang
mempunyai nilai komersial saja yang masuk dalam kategori mahal itu. Sebuah ide
akan ditulis dalam suatu rencana usaha atau rencana bisnis yang merupakan
langkah awal membangun sebuah usaha. Sebenarnya, banyak orang mempunyai ide
cemerlang, ide yang hebat dan  bernilai tinggi, namun ide itu akan tetap menjadi ide
atau bahkan hanya sekadar impian yang numpang lewat, karena ide yang hebat tadi
tidak pernah ditulis atau dikomunikasikan kepada pihak lain ataupun
diimplementasikan.Ide merupakan konsep, pikiran dan pengetahuan, sebuah
mental, pandangan, keyakinan atau rencana dari kegiatan-kegiatan usaha. Ide
merupakan produk berfkir kreatif yang melibatkan penggunaan indra pendengar,
penglihat dan perasa. Interaksi dari ketiga indera ini mendorong daya pikir seorang
wirausahawan untuk menghasilkan ide. Sebuah ide bisnis harus rasional, artinya
menurut pikiran yang sehat dan pertimbangan yang logis, serta masuk di
akal.Wirausahawan yang sukses salah satunya mampu menemukan ide melalui
berbagai teknik yang ada. Penemuan ide bisnis tersebut diperoleh dari pencarian ide
bisnis melalui cara berfkir terhadap suatu hal. Ide akan tercipta jika seseorang
memandang sesuatu sebagai hal yang positif sehingga dapat tercipta tujuan yang
diinginkan. Harapan yang kuat terhadap suatu hal akan mempengaruhi otak
seseorang untuk melihat apa yang seseorang harapkan untuk melahirkan suatu ide.

B. PENYAJIAN
1. Sumber Ide Bisnis
Terkadang sangat sulit menemukan jenis bisnis yang paling cocok untuk
dikerjakan. Ide bisnis bisa datang dari mana saja dan kapan saja datangnya,
namun diperlukan kerja nyata kita untuk mencarinya. Jika Anda ingin memulai
bisnis namun masih bingun harus memulai usaha apa, berikut ini ide bisnis yang
mungkin bisa membantu :

a. Kebutuhan dan Permintaan Pasar. Kejelian seseorang melihat kebutuhan dan


permintaan pasar merupakan peluang untuk memulai bisnis. Ide bisnis
berdasarkan kebutuhan dan permintaan pasar akan menjadikan usaha tersebut
dibutuhkan oleh konsumen sehingga produk yang dihasilkan akan dengan
mudah dijual dan menjadikan bisnis berjalan selama ada kebutuhan dan
permintaan pasar.

19
b. Keahlian dan keterampilan. Sedikit sekali orang yang memiliki keahlian, oleh
karenanya ide bisnis yang bersumber dari keahlian jika dilaksanakan akan
mengantarkan seseorang berbeda dari yang lain. Ini sangat menguntungkan
sekali dalam menjalankan bisnis yang hanya orang tertentu saja yang bisa
menjalankannya dengan kata lain saingannya sedikit sekali. Demikian juga
dengan bisnis yang didasarkan pada keterampilan. Keterampilan yang sudah
dimiliki dan dikembangkan dalam waktu cukup lama dapat dijadikan pelung
usaha/bisnis.
c. Hobi/minat. Sumber ide bisnis berdasarkan hobi akan menjadikan sesorang
bersemangat dalam melakukan bisnis. Bisnis yang didasarkan pada hobi akan
menjadikan seseorang betah pada bisnis tersebut yang menjadikan seseorang
fokus pada bisnis yang dijalankan. Minat atau hobi cukup efektif untuk
membangun keyakinan dan motivasi kuat untuk mandiri. Orang tidak merasa
terbebani bila melakukan kegiatan yang ia sukai, terutama yang berkaitan
dengan minat dan hobi.
d. Kreativitas. Kreativitas seseorang dalam menciptakan produk yang unik dan
bermanfaat bagi orang banyak merupakan sember ide bisnis. Dengan
kreativitas produk yang dihasilkan akan memiliki daya tarik tersendiri bagi
kebanyakan konsumen.
e. Jaringan dan relasi. Bersilaturahmi merupakan kunci akan datangnya rejeki
berupa relasi yang akan membentuk jaringan. Ide bisnis berdasarkan jaringan
dan relasi ini memiliki keuntungan adanya tingkat kepercayayaan yang baik.
Semakin luas jaringan dan relasi, maka akan semakin besar kesempatan kita
untuk menawarkan barang atau jasa yang kita miliki.
f. ATM. Bisnis yang dimulai ATM (amati, tiru, modifikasi) merupakan bisnis
yang paling mudah dilaksanakan. Ide bisnis yang dimulai dari membuat barang
atau jasa yang sudah ada merupakan kegiatan yang paling mudah dan sangat
cepat untuk dilaksanakan dikarenakan tidak memerlukan sesuatu yang baru
yang membutuhkan riset dan persiapan khusus. Mengamati sesuatu yang
terjadi di "sekitar" kita bisa menjadi peluang bisnis. Pengamatan ini diperlukan
bagi mereka yang ingin mandiri. Identifikasi kebutuhan yang belum terpenuhi
bisa menimbulkan peluang bisnis yang bisa terus dikembangkan.
g. Nasihat atau saran. Mencari ide bisnis dengan cara meminta nasehat dari
orang-orang yang sukses dalam bisnis adalah langkah baik dikarenakan kita
akan belajar banyak dari pengalaman orang tersebut tanpa harus merasakan
kegagalan orang tersebut serta mengetahui langkah-langkah yang harus
dilaksanakan.
h. Pengalaman & Pekerjaan. Pengalaman diri sendiri atau orang lain bisa menjadi
guru yang baik dan sumber ide bisnis. Pengalaman buruk/gagal sering kali sulit
dilupakan, lalu kita akan berupaya mencari cara baru untuk mengatasinya.
Cara ini akan membuka peluang munculnya ide yang menarik. Demikian juga
pengalaman kerja yang diperoleh karena Jenis Pekerjaan yang pernah dan
sedang ditekuni, juga merupakan sumber sangat besar untuk menghasilkan ide-
ide bisnis yang tepat. Seseorang dengan jenis pekerjaan yang sudah lama

20
ditekuni memahami betul bidang usaha apa saja yang berhubungan langsung
maupun tidak langsung dengan pekerjaannya saat itu. Misalnya, pernah
membuat sebuah produk dan disukai banyak orang. Hal itu yang kemudian
dijadikan sebagai ide untuk membnagun sebuah bisnis.
i. Penemuan secara tidak sengaja. Jenis ide bisnis ini dapat terjadi ketika
seseorang melihat sesuatu (benda) yang dapat membangkitkan daya imajinasi.
Dari penemuan itu, ia berhasil menciptakan sesuatu berdasarkan hasil
imjinasinya.
j. Pencarian ide dengan penuh pertimbangan. Sebuah ide awal dapat muncul dari
percobaan yang dilakukan oleh wirausaha untuk menemukan ide baru. Usaha
pencarian yang sedemikian rupa dapat berguna karena hal tersebut merangsang
kesiapan pikiran, contoh wirausaha yang berpikir serius mengenai ide bisnis
baru akan lebih dapat menerima ide baru dari berbagai sumber. Majalah dan
tabloid lainnya merupakan sumber yang bagus untuk memperoleh ide awal.
Salah satu cara membangkitkan ide awal adalah membaca tentang kreativitas
wirausaha lain. Ide awal kadang membutuhkan jangka waktu yang panjang
untuk penyaringan dan testing. Hampir seluruh ide apa pun membutuhkan
studi yang hati-hati dan modifikasi sebagai pembukaan untuk pendekatan
bisnis.

2. Teknik Mendapatkan Gagasan Usaha


Menurut Douglas (1996), terdapat beberapa teknik untuk mendapatkan ide, yaitu
sebagai berikut:
a. Tukar Pikiran, yaitu melalui diskusi, rapat, sharing, atau aktivitas lain
yang memungkinkan terjadinya pertukaran informasi di atanta
individu. Biasanya ini dilakukan dengan para sahabat atau orang yang
berpengalaman lebih.
b. Berandai-andai atau mengumpamakan sesuatu akan terjadi, juga
merupakan teknik mendapatkan ide bisnis. Mengubah mimpi menjadi
kenyataan (memperoleh uang, menjadi bos, menjadi orang yang
dihormati, disegani, meningkatkan kepuasan hidup, dan lain-lain).
c. Kawin silang, yaitu suatu upaya bertukar pikiran mengenai ide yang
masing-masing sudah dimiliki untuk menghasilkan ide yang lain. Hal
ini biasanya dilakukan oleh mereka yang memiliki ilmu pengetahuan,
pekerjaan, pengalaman dan ide yang berbeda untuk membuat peluang
tukar pikiran.
d. Keingintahuan, yaitu dorongan kuat dari dalam diri seseorang untuk
mengetahui lebih banyak tentang sesuatu.
e. Pendekatan tidak langsung, yaitu upaya dilakukan guna membahas
sebagian ide yang akan dikembangkan, karena tidak memungkinkan

21
membahas secara menyeluruh. Pada saat menemui jalan buntu harus
mempertimbangkan pendekatan baru.
f. Komponen yang dimodifkasi, yaitu ide baru hasil dari modifkasi ide
lama dengan cara, memilih produk atau jasa yang akan
disempurnakan, membuat daftar tentang semua bagiannya dengan
sistematis, selanjutnya dimodifkasi sesuai dengan tujuan.
g. Meditasi, merupakan suatu teknik menghasilkan ide dengan
memusatkan pikiran dan perasaan. Upaya ini dilakukan agar
meningkatan keyakinan diri, memusatkan diri pada cita-cita,
merangsang ide, kesiapan mental, menciptakan daya inovatif.

Pada dasarnya ide bisnis akan menggambarkan beberapa hal. Ide bisnis dapat
menentukan apa jenis bisnis anda, siapa target atau pasar, bagaiaman cara anda
menjual produk atau lebih dikenal dengan strategi pemasaran, dan produk yang
menjadi pilihan yaitu produk yang dirasa cocok untuk diproduksi. Menurut
Zimmerer, ide-ide dari wirausahawan dapat menciptakan nilai potensial di pasar
sekaligus menjadi peluang usaha yang menjanjikan keuntungan. Untuk itu, perlu
dilakukan identifikasi serta evaluasi semua risiko yang mungkin timbul dari
terciptanya peluang usaha tersebut. Hal itu dapat dimulai dengan menggunakan
strategi yang proaktif guna mengurangi kemungkinan timbulnya risiko.Penciptaan
suatu ide bisnis merupakan salah satu faktor penting dalam memulai sebuah
bisnis. Dengan telah adanya berbagai macam ide bisnis, para wirausaha dapat
mampu bersaing dengan bisnis barunya. Ide dalam konteks kewirausahaan di sini
adalah gagasan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Putri 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penciptaan ide bisnis merupakan penciptaan
gagasan yang menghasilkan suatu bisnis yang baru dan berbeda. Perlu adanya
sebuah strategi untuk dapat menemukan peluang-peluang bisnis. Orang yang
memiliki kreativitas akan mencari peluang bisnis dengan strategi tertentu. Defnisi
kreativitas dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-
ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan
peluang (Zimmerer et.al 2008). Kreativitas berpengaruh terhadap strategi dalam
mencari peluang bisnis. Setiap orang pada dasarnya sudah memiliki kreativitas di
dalam dirinya. Namun kreativitas tersebut perlu diasah atau dikembangkan.
Seseorang yang kreatif, akan cenderung aktif dalam mencari informasi seputar
bisnis sesuai dengan bisnis yang ingin diciptakan/dikembangkan. Semakin kreatif
seseorang, semakin aktif dalam mencari peluang bisnis.
Kreativitas berpengaruh terhadap penciptaan ide bisnis. Perkembangan dunia
usaha menuntut siapa saja yang ingin berwirausaha agar dapat bersaing. Untuk

22
dapat bersaing, juga dibutuhkan sebuah usaha yang kreatif agar dapat
memanfaatkan peluang-peluang bisnis di sekitarnya, sehingga walaupun sudah
terdapat beragam jenis bisnis, ia tetap dapat memunculkan ide-ide bisnis yang
baru. Mungkin dengan mengkombinasikan hal-hal yang telah ada menjadi suatu
bisnis baru. Strategi mencari peluang bisnis tidak berpengaruh terhadap
penciptaan ide bisnis. Penciptaan ide bisnis tidak bergantung dari strategi yang
digunakan dalam mencari peluang bisnis. Strategi yang dimaksud misalnya,
memahami arena kompetitif, memahami perkembangan masa depan, mencoba
untuk menggunakan pengetahuan orang lain untuk melihat visi masa depan yang
lebih realistis, dan yang lainnya (Puhakka 2007).

3. Mengembangkan Gagasan Bisnis


Sudah jelas bahwa tidak ada bisnis besar tanpa ide. Meski begitu,
tanpa perkembangan yang tepat, gagasan apapun akan tetap menjadi ide dan
tidak akan pernah menjadi bisnis yang sukses. Jika menemukan sebuah gagasan
yang mungkin bisa mengarah pada peluncuran bisnis, berikut ini adalah beberapa
hal yang dapat mengembangkan ide/gagasan itu ke arah yang benar.
a. Menentukan sumber ide bisnis. Sumber ide bisnis bisa datang dari dalam
diri sendiri, diberi tahu oleh orang lain, hasil tukar pikiran, diskusi dengan
teman, atau ingin meniru ide bisnis dari sebuah bisnis yang sudah berjalan.
b. Menentukan ide bisnis yang bagus. Ide bisnis ditemukan melalui
pemikiran yang positif dan kreatif. Ide bisnis datang dari berbagai sumber
yang berbeda. Ide binsis yang bagus biasanya asli dan mencerminkan
kesempatan bisnis yang perlu dirambah (kegiatan baru) atau cara baru
untuk mengembangkan kegiatan yang terkait dengan bisnis-bisnis
tradisional. Kesempatan bisnis adalah suatu celah antara apa yang dibeli
oleh masyarakat dengan apa yang saat ini ditawarkan oleh bisnis yang
sudah ada.
c. Daftar ide bisnis. Tulislah semua ide yang timbul dalam pikiran sebelum
benar-benar memulai bisnis. Daftar ide ini yang nantinya dijadikan
pembanding antara ide yang satu dan ide yang lainnya agar benar-benar
menghasilkan satu ide yang kreatif dan inovatif. Untuk mendatakan ide
bisnis yang baik, harus mendengarkan orang-orang yang berpotensi
menjadi pelanggan dan lingkungan sekitar. Mendengarkan calon
pelanggan adalah suatu upaya menentukan ide bisnis yang tepat karena
bisnis yang dijalankan nantinya benar-benar sesuai dengan kebutuhan
pasar/pelanggan. Selain itu, amati juga lingkungan sekitar tempat tinggal.

23
Kira-kira, hal menarik apa yang bisa dijadikan ide bisnis yang kreatif dan
inovatif.
d. Persaingan dengan produksi asing. Biasanya konsumen membutuhkan
produk yang bukan hanya murah tetapi kualitasnya bagus. Oleh karena itu,
jika produk tidak sesuai dengan kebutuhan pasar, maka prosuk kita kalah
bersaing dengan prosuk orang lain yang secara kualitas dan kuantitas lebih
baik dari produk kita.
e. Menentukan Pemirsa/pasar. Sekalipun idenya benar-benar hebat, itu
mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Itulah mengapa hal
pertama yang harus dilakukan adalah menentukan target atau orang-orang
yang akan membeli dan menggunakan produk. Jika hal di atas sudah
dilakukan, saatnya untuk mendengarkan dan mengamati. Jika produk yang
diciptakan ditujukan untuk menyelesaikan masalah tertentu yang dihadapi
industri, pastikan untuk memetakan masalah ini. Ikuti sumber informasi
otoritas industri yang spesifik, ikuti tren terbaru di sektor, lihat blog yang
dijalankan oleh influencer utama Industri dan mendengarkan percakapan
yang terjadi di niche.
f. Penelitian dan Analisis Ide. Sebelum bergerak atau memulai menjalankan
bisnis, ada harusnya gagasan itu diteliti dari berbagai perspektif. Pertama,
pikirkan calon pelanggan. Pertimbangkan tidak hanya orang-orang yang
akan membeli produk atau mereka yang akan berinteraksi langsung
dengannya, tetapi juga hal yang mungkin berperan dalam bagaimana
produk berada di pasaran.

C. RANGKUMAN
Kewirausahaan (entrepreneurship) melibatkan penciptaan ide-ide
bisnis dan kemauan untuk menerima risiko. Wiraswasta mencoba untuk
mengidentifikasikan kesempatan (peluang) bisnis. Ketika mereka menemukan
satu kesempatan, mereka menginvestasikan sebagian uang mereka untuk
menciptakan suatu bisnis dengan harapan bahwa mereka akan memperoleh
laba yang memadai sebagai imbalan atas usaha mereaka. Wirausaha
dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui inovasi. Keberhasilan
dapat dicapai apabila wirausaha menggunakan produk, proses, dan jasa-jasa
inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab itu, inovasi
merupakan instrumen penting untuk memberdayakan sumber-sumber agar
menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai. Ketangguhan
kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada kreasi baru
untuk menciptakan nilai secara terus-menerus. Wirausaha dapat menciptakan
nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang melalui ide-ide
dan akhirnya menjadi pengendali usaha.

24
Menurut Zimmerer, ide-ide yang berasal dari wirausaha dapat menciptakan
peluang untuk memenuhi kebutuhan riil di pasar. Ide-ide itu menciptakan nilai
potensial di pasar sekaligus menjadi peluang usaha. Dalam mengevaluasi ide untuk
menciptakan nilai-nilai potensial, wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi
semua risiko yang mungkin terjadi dengan cara mengurangi kemungkinan risiko
melalui strategi yang proaktif, menyebarkan risiko pada aspek yang paling mungkin,
mengelola risiko yang mendatangkan nilai atau manfaat.

D. LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan analisis yang jelas dan sistematis !
1. Langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk memperoleh sumber ide bisnis?
2. Gagasan bisnis dapat dikembangkan melalui tahapan. Coba anda jelaskan !
3. Buatlah planning sebuah ide gagasan bisnis baru !

25
BAB V
PEMASARAN DAN MANAJEMEN KEUANGAN

A. PENDAHULUAN
Pemasaran adalah hal penting bagi setiap bisnis di mana pun posisinya berada,
baik di awal maupun yang sudah mapan atau yang berkelanjutan. Pemasaran selain
membantu bisnis menjangkau para penggunanya juga berfungsi sebagai salah satu
cara untuk membangun sebuah brand, termasuk mengkomunikasikan dan
menyampaikan nilai-nilai yang dibawa produk ke para pelanggannya. Ketika
merancang sebuah strategi penasaran, sebelum menentukan kanal dan gimmick lain
dalam proses pemasaran pertama dan yang utama adalah menentukan siapa yang
menjadi target. Seperti lokasi, usia, dan hobi pengguna harus dipetakan. Selanjutnya
cari tahu bagaimana menjangkau mereka, di situ nantinya keputusan kanal
pemasaran paling efektif. Pemasaran adalah tentang bagaimana menarik perhatian
di keramaian. Mencuri perhatian dengan hal-hal pembeda dari apa yang dilakukan
oleh pesaing. Dengan demikian nilai-nilai yang ingin disampaikan dan penawaran-
penawaran yang ingin ditunjukkan bisa tepat sasaran. Untuk bisa memaksimalkan
pemasaran ada baiknya untuk membuat beberapa jenis rencana. Mengetahui kanal
favorit target pelanggan misalnya. Jika terdapat lebih dari satu kanal yang potensial
untuk menjangkau pelanggan usahakan manfaatkan semuanya. Jika bentuk
kampanye dirasa monoton, bisa dibuat beberapa variasi. Manfaatkan konten
pemasaran, kerja sama, dan hal lain yang bisa menunjang kegiatan promosi.
Pemasaran bukan sebuah hal yang bisa dilakukan sekali dua kali dalam proses
menjalankan bisnis. Perlu proses yang berlanjut untuk mengokohkan posisi produk
dalam pasar. Biasanya salah satu yang terpengaruh dari proses pemasaran yang
berlanjut adalah harga. Harga yang harus dibayarkan oleh bisnis dan harga yang
harus dibayarkan oleh pengguna. Di sisi lain pemasaran tidak bisa berbuat banyak
tanpa kualitas dan produk yang solutif. Jadi jauh sebelum merencanakan untuk
menyusun strategi pemasaran yang berkelanjutan perlu dipastikan kualitas produk
yang terbaik dan bisa memecahkan solusi, sesuai dengan ekspektasi yang
diharapkan

B. PENYAJIAN
1. Strategi Pemasaran
a. Fungsi dan Bentuknya
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pengertian strategi pemasaran
adalah logika pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk menciptakan nilai
dan memperoleh keuntungan dari hubungannya dengan konsumen. Strategi
pemasaran berupaya untuk memotivasi manajemen perusahaan agar berpikir
dan melihat masa depan dengan cara yang berbeda. Hal ini sangat diperlukan
untuk menjaga kelangsungan perusahaan di masa mendatang. Penting bagi
perusahaan untuk mengikuti ritme pasar, namun terkadang perusahaan juga
harus memiliki gebrakan dengan sesuatu yang baru. Menilik dari penjelasan
para ahli diatas, fungsi dari strategi pemasaran sebenarnya sudah cukup jelas.

26
Namun, agar lebih memahami mengenai fungsi dari strategi pemasaran,
terdapat empat garis besarnya :
a) Bisa meningkatkan motivasi dalam melihat masa depan bisnis yang
sedang dijalankan. Strategi pemasaran yang mengharuskan pelaku
bisnis untuk dapat memperkirakan laju bisnis di masa depan,
memberikan semangat dalam berusaha. Hal ini tentu sangat penting
agar bisnis dapat berjalan dengan maksimal.
b) Sebagai pengatur arah jalannya sebuah bisnis atau perusahaan. Dengan
begitu, koordinasi tim pemasaran dapat berjalan dengan lebih efektif
serta sesuai target.
c) Menjadi alat bantu untuk meraih tujuan perusahaan atau bisnis, baik
dalam jangka waktu pendek maupun panjang.
d) Adanya standar penilaian dari prestasi kerja dari para anggota di
bidang usaha atau perusahaan tersebut. Dengan adanya standar
penilaian tersebut, pengawasan mutu serta kualitas kerja akan menjadi
lebih efektif.

b. Pemasaran Era Digital


Di era digital seperti saat ini, teknologi telah mengambil alih hampir di
semua bidang pekerjaan dan bisnis. Jika dimanfaatkan dengan baik, teknologi
dapat membantu pekerjaan menjadi lebih mudah atau bisnis menjadi semakin
berkembang. Karena alasan inilah mengapa strategi pemasaran wajib
beradaptasi dengan menggunakan teknologi yang sudah ada saat ini. Beberapa
contoh strategi pemasaran di era digital nyatanya berhasil untuk menarik
konsumen dan memperluas jangkauan pasar dari sebuah bisnis atau
perusahaan. Salah satu strategi pemasaran yang paling umum digunakan di era
digital adalah email marketing. Memanfaatkan teknologi email untuk
kebutuhan pemasaran juga tidak terlalu sulit. Anda hanya perlu menggunakan
penyedia layanan surel gratis dan menulis tulisan yang bisa membuat
pelanggan incaran tertarik untuk menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan. Dalam melakukan email marketing, pastikan bahwa tulisan
bersifat persuasif, namun tidak terlalu berlebihan dalam menjelaskan
keunggulannya. Biasanya, pelaku bisnis yang menggunakan email marketing
akan menyisipkan form newsletter atau subscription. Hal tersebut bertujuan
agar calon konsumen dapat menuliskan alamat surel mereka jika memang
tertarik dengan tawaran bisnis Anda. Dengan begitu, Anda dapat melakukan
kegiatan selanjutnya agar calon konsumen tersebut dapat menjadi pelanggan
setia di bisnis.
Selain email marketing, terdapat strategi pemasaran yang disebut
dengan mobile marketing. Ditengah maraknya pengguna smartphone oleh
masyarakat di seluruh dunia, mobile marketing ini dapat menjadi strategi
pemasaran yang mampu menggaet calon konsumen dengan jumlah masif.
Bagi yang memiliki bisnis toko online dan semacamnya, Anda dapat
mendesain tampilannya agar ramah dilihat bagi pengguna smartphone. Bila

27
perlu, buat aplikasi khusus pada smartphone agar konsumen semakin mudah
mengakses bisnis yang sedang dijalankan. Tapi, hal ini mungkin
membutuhkan modal yang tidak sedikit. Jika Anda ingin melakukan mobile
marketing dengan biaya lebih terjangkau, Anda dapat memanfaatkan penyedia
layanan messenger gratis, seperti, BBM, Whatsapp, dan Line. Dengan
menggunakan layanan messenger tersebut, Anda dapat mempromosikan
bisnis kepada calon pelanggan dengan cara yang hampir mirip dengan email
marketing. Terakhir, Anda dapat memanfaatkan beragam sosial media khusus
bisnis untuk mempromosikan bisnis.Cara ini cukup ampuh dalam usaha
strategi pemasaran karena selain gratis, pengguna sosial media juga cukup
banyak. Jadi, Anda dapat mengenalkan bisnis ke banyak orang sekaligus
tanpa harus menggelontorkan biaya yang besar.
c. Macam Strategi Pemasaran
Setelah kita memahami tentang apa itu strategi pemasaran, fungsi dan
konsepnya. Kini saatnya anda mengeksekusi beberapa strategi yang pas untuk
perusahaan atau bisnis anda. Beberapa strategi pemasaran yang bisa anda
terapkan adalah sebagai berikut :
a. Partnership.
Pada Marketing Partnership ini memiliki beberapa
keuntungan untuk bisnis anda. Seperti misal anda bisa
berkolaborasi dengan pihak lain untuk mengembangkan usaha
anda. Selain itu startegi pemasran ini juga dinilai murah dan lebih
berpeluang untuk suskses.
b. Bekerjasama dengan Influencer.
Jika anda memiliki teman seorang selebgram atau jika
menginginkan produk anda laku keras, anda bisa melakukan
kerjasama dengan influencer. Pasalnya mereka bisa memberikan
pengaruh yang besar pada penjualan anda dengan jangkauan
follower yang besar. Jika anda menjalin kerjasama dengan
influencer untuk mempromosikan produk anda, tentu bukan hal
yang tidak mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang
berlipat-lipat dari hasil endorse ke selebgram.
c. Melibatkan Karyawan.
Strategi pemasaran yang berikutnya adalah dengan cara
melibatkan karyawan. Iya tentu tidak ada salahnya jika anda
melibatkan karyawan anda dalam beberapa proyek. Coba sesekali
membuat iklan lucu yang melibatkan karyawan, tentu hal ini bisa
memiliki efek ganda yang mana nantinya mereka dengan senang
hati share video tersebut karena rata-rata karyawan akan merasa
bangga jika dilibatkan dalam proyek seperti ini.
d. Menjaga Pelanggan Lama.
Yang terakhir dan tidak kalah pentingnya adalah anda harus
senantiasa memenjakan pelanggan lama anda karena merekalah
orang yang paling loyal untuk membeli produk anda. Salah satu

28
hal yang bisa anda lakukan adalah dengan memberikan bonys
kecil khusus pelanggan lama. Yang nantinya otomatis mereka
akan senang menerimanya dan akan loyal mempromosikan produk
yang meraka anggap memuaskanpemasaran dibutuhkan apabila
seorang manajer pemasaran dihadapkan dengan dua atau lebih
program alternatif. Keputusan untuk menentukan pilihan diantara
beberapa alternatif membutuhkan riset pemasaran. Zikmund, dkk
(2011) mengungkapkan bahwa penentuan akan kebutuhan riset
pemasaran disesuaikan pada aspek–aspek sebagai berikut:

2. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan segala kegiatan ataupun aktivitas
pada perusahaan yang berhubungan dengan bagaimanakah caranya agar bisa
mendapatkan pendanaan modal kerka, menggunakan atau mengalokasikan
dana tersebut serta mengelola asset yang telah dimiliki perusahaan guna
mencapai tujuan utama pada suatu perusahaan. Menurut pendapat yang
lainnya, definisi dari manajemen keuangan dapat di artikan sebagai suatu
manajemen dana baik itu yang berhubungan dengan permasalahan
pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi secara efektif maupun
usaha pengumpulan dana dalam pembiayaan investasi maupun pembelanjaan
secara efisien. Meskipun fungsi dari seorang manajer keuangan pada tiap
perusahaan belum tentu sama tetapi prinsip utama seorang manajer keuangan
pasti sama  yaitu merencanakan, mencari serta memanfaatkan dengan
berbagai cara guna memaksimalkan daya guna dari operasi-operasi
perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa , manajemen keuangan
mempunyai kepentingan dalam bagaimana cara menciptakan serta menjaga
nilai ekonomis suatu perusahaan. Alhasil, semua pengambilan keputusan tentu
harus di fokuskan kepada penciptaan kesejahteraan para pegawainya.
a. Tujuan Manajemen Keuangan
Tujuan dari manajemen keuangan telah terlihat dalam proses penilaian yang
dilakukan oleh pasar uang, tujuan utamanya yaitu memaksimalkan kekayaan
pemegang saham. Menurut para ahli, tujuan manajemen keuangan yaitu untuk:
- Memaksimalkan keuntungan: seorang manajer keuangan tidak menjamin
keuntungan dalam jangka waktu yang panjang sebab ketidakpastian bisnis
tetapi perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal bahkan
dalam jangka waktu yang panjang apabila manajer keuangannya mengambil
suatu keputusan keuangan yang tepat serta menggunakan keuangan
perusahaan dengan baik.
- Menjaga arus kas (cash flow): suatu perusahaan harus mempunyai arus kas
yang sesuai guna membayar biaya kebutuhan perusahaan sehari-hari seperti

29
pembelian bahan baki, pembayaran gaji karyawan, sewa, dan sebagainya.
Arus kas atau cash flow yang baik tentunya akan meningkatkan keberhasilan
perusahaan
- Mempersiapkan struktur modal: seorang manajer keuangan harus dapat
memutuskan rasio antara pembiayaan yang dimiliki dan keuangan yang
dipinjam agar dapat seimbang. Pemanfaatan keuangan yang tepat: manajer
keuangan harus bisa memanfaatkan keuangan secara optimal dan perusahaan
harus tidak berinvestasi keuangan perusahaan dalam proyek yang tidak
menguntungkan bagi perusahaan.
- Memaksimalkan kekayaan: jadi seorang manajer keuangan mencoba agar
agar memberikan dividen yang maksimal kepada pemegang saham dan
berupaya dalam meningkatkan nilai pasar saham sebab nilai pasar saham
secara langsung berkaitan dengan kinerja perusahaan
- Meningkatkan efisiensi: manajemen keuangan mencoba meningkatkan
efisiensi semua departemen perusahaan. Distribusi keuangan yang tepat dalam
semua aspek akan meningkatkan efisiensi seluruh perusahaan Kelangsungan
hidup perusahaan: perusahaan harus dapat bertahan hidup pada dunia bisnis
yang kompetitif seperti sekarang ini. Seorang manajer keuangan harus
berhati-hati saat membuat keputusan keuangan sebab apabila salah dalam
mengambil keputusan bisa saja perusahaan bangkrut atau merugi
- Mengurangi resiko operasional: manajemen keuangan juga mencoba dalam
mengurangi resiko operasional. Terdapat banyak resiko ketidakpastian dalam
bisnis namun seorang manajer keuangan harus bisam mengambil langkah
tepat agar dapat mengurangi resiko ini.
Mengurangi biaya modal: manajer keuangan harus dapat merencanakan
struktur modal sedemikian rupa agar biaya modal dapat di minimalkan
b. Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi utama dari seorang manajer keuangan yaitu merencanakan, mencari
serta dapat memanfaatkan dana dengan berbagai cara dalam memaksimalkan
daya guna dari operasi perusahaan. Tentunya hal tersebut membutuhkan
pengetahuan akan pasar uang serta dari mana modal akan di peroleh dan
bagaimana keputusan yang tepat di bidang keuangan harus dibuat. Penjelasan
mengenai fungsi manajemen keuangan adalah sebagai berikut:
 Planning atau perencanaan keuangan. Hal ini meliputi perencanaan arus kas
serta laba rugi perusahaan
 Budgeting atau anggaran, yaitu perencanaan penerimaan serta pengalokasian
anggaran biaya secara efisien serta memaksimalkan dana yang dimiliki oleh
perusahaan

30
 Controlling atau pengendalian keuangan. Hal ini merupakan melakukan
evaluasi serta perbaikan mengenai keuangan serta sistem keuangan
perusahaan
 Auditing atau pemeriksaan keuangan, yaitu melakukan audit internal
berdasarkan keuangan perusahaan yang ada supaya sesuai dengan kaidah
standar akuntansi serta tidak terjadi penyimpangan
 Reporting atau pelaporan keuangan yaitu menyediakan laporan informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan serta analisa rasio laporan keuangan.
Seorang manajer keuangan memiliki tanggung jawab yang sangat besar
tentunya terhadap apa yang sudah dilakukannya. Pengambilan keputusan
keuangan yang menjadi tanggung jawab seorang manajer keuangan dibagi
menjadi tiga, yaitu:
 Investment decision: berkaitan dengan masalah pemilihan investasi yang
diinginkan dari suatu organisasi pada kesempatan yang tersedia dengan
memilih satu atau lebih alternative investasi yang di nilai memiliki
keuntungan
 Financing decision: berkaitan dengan permasalahan pemilihan berbagai
bentuk sumber dana yang tersedia guna melakukan investasi dengan memilih
satu atau lebih alternative pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling
murah
 Dividend decision: berkaitan dengan masalah penentuan besarnya persentase
dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang
saham.
C.RANGKUMAN
Secara umum bisnis adalah sebuah usaha, dimana setiap pengusaha harus siap
untung dan siap rugi. Bisnis tidak hanya tergantung dengan modal uang saja tetapi
reputasi, keahlian, ilmu, sahabat dan kerabat dapat menjadi modal bisnis. Resiko
adalah syarat mutlak daripada bisnis. Sedangkan bisnis dalam arti luas adalah istilah
umum yang menggambarkan semua aktifitas dan institusi yang memproduksi barang
& jasa dalam kehidupan sehari-hari. Bisnis berfungsi sebagai suatu system yang
memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan masyarakat serta
merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang atau jasa yang bertujuan
untuk mendapatkan keuntungan. Bisnis juga dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai
(create value) melalui penciptaan barang dan jasa (create of good and service) untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dan memperoleh keuntungan melalui transaksi.
Sedangkan pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya
terdapat individu dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, mempertukarkan produk yang bernilai
dengan yang lain. Pemasaran juga merupakan sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan kepada pembeli
yang ada maupun pembeli potensial. Dari definisi di atas dapat diketahui bahwa

31
sebenarnya proses pemasaran itu terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang –
barang diproduksi. Keputusan – keputusan dalam pemasaran harus dibuat untuk
menentukan produk dan pasarnya, harganya, dan promosinya. Kegiatan pemasaran
tidak bermula pada saat selesainya proses produksi, juga tidak berakhir pada saat
penjualan dilakukan. Perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen jika mengharapkan usahanya dapat berjalan terus, atau konsumen
mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Jadi, jaminan yang baik atas
barang dan jasa dapat dilakukan sesudah penjualan yaitu dengan menciptakan
produk atau jasa yang berkualitas.

D.LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan analisis yang jelas dan sistematis !
1) Jelaskan yang dimaksud fungsi pemasaran !
2) Jelaskan kegunaan manajemen keuangan dalam business plan ?
3) Apa saja yang termasuk tujuan dari manajemen keuangan ?
4) Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam pemasaran ?

32
BAB VI
RENCANA BISNIS DAN MEMULAI USAHA BARU

A. PENDAHULUAN
Sebuah rencana bisnis dapat menunjukkan perbedaan antara wirausaha yang
menjalankan bisnis secara proaktif dan wirausaha yang menjalankan bisnis secara
reaktif. Rencana bisnis adalah dokumen tertulis yang secara persuasif menunjukkan
bahwa terdapat cukup produk barang atau jasa yang dapat dijual dengan keuntungan
yang cukup bagi perusahaan anda untuk menjadi bisnis yang layak. Perencanaan
merupakan unsur penting agar bisnis dapat berjalan dengan sukses. Namun perlu
diingat, perencanaan tidak hanya sebatas aktivitas mental dalam pikiran saja, namun
harus berkomitmen untuk menulis suatu rencana bisnis sebelum memulai bisnis.
Rencana bisnis yang tertulis dapat membantu wirausaha menemukan kelalaian dan
kekurangan dalam ide-ide dan menemukan kemungkinan lainnya. Sebuah rencana
bisnis memberitahu pembaca apa tujuan bisnis dari suatu perusahaan; kapan, dimana,
mengapa, dan bagaimana bisnis tersebut akan mencapai tujuannya; serta siapa-siapa
saja yang akan terlibat dalam menjalankannya. Perusahaan jenis apapun, baik yang
bergerak dalam produksi maupun jasa perlu menyadari bahwa kelangsungan hidup
perusahaan lebih penting daripada sekadar laba yang besar. Untuk dapat terus
bertahan (going concern), perusahaan memerlukan keuntungan yang cukup.
Selanjutnya, untuk mendapatkan keuntungan, produk yang dihasilkan dapat
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan kepuasan konsumen (harga, kualitas,
pelayanan, dan sebagainya). Agar dapat mendukung kelangsungan hidup perusahaan,
maka proses produksi dalam menghasilkan barang atau jasa (output) harus baik.
Perusahaan harus memiliki devisi produksi yang solid dan dapat dipercaya sebagai
tulang punggung kelangsungan hidup perusahaan, karena menjaga lebih sulit
daripada saat mendirikan perusahaan. Oleh karena itu, proses produksi dan kehidupan
perusahaan yang sudah berjalan dengan baik harus dipertahankan.

B. PENYAJIAN
1. TUJUAN PENYUSUNAN RENCANA BISNIS
a. Menentukan kelayakan ide
Wirausaha tidak akan pernahtahu secara pasti apakah ide usahanya cukup
layak, bila tidak direalisasikan. Dia juga perlu mempertahankan bisnis dalam
waktu yang cukup lama untuk melihat apakah bisnis ini layak. Dengan
menulis rencana bisnis, wirausaha dapat melihat secara kritis maksud, tujuan,
dan harapan dalam usahanya, sehingga ketika merealisasikan ide usahanya,
dia dapat mencegah kelalaian yang berakibat pada pembiayaan bisnis
menjadi lebih tinggi. Menulis rencana bisnis juga membantu wirausaha
menghilangkan emosi pribadi yang kuat dalam proses pengambilan
keputusan. Keputusan bisnis yang lebih berdasarkan emosi, seringkali bukan
merupakan pilihan yang bersifat jangka panjang. Hatten (2012) menyatakan
bahwa wirausaha harus menjaga gairah dalam menjalankan usahnya, tetapi
emosi harus seimbang dengan logika dan rasionalitas.

33
b. Tujuan Inovasi Pendidikan
Inovasi dalam pendidikan tidak begitu saja dijalankan tanpa arah dan tujuan
yang jelas. Tujuan utama dalam inovasi pendidikan yaitu :
a. Lebih meratanya pelayanan pendidikan
b. Lebih serasinya kegiatan belajar
c. Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan
d. Lebih efektif dan efisiennya system penyajian
e. Lebih lancar dan sempurnanya system informasi kebijakan
f. Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional
g. Lebih kokohnya kesadaran, identitas, dan kesadaran nasional
h. Tumbuhnya masyarakat gemar membaca
i. Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna
j. Meluasnya kesempatan kerja
Upaya pembaharuan pendidikan mempunyai kecenderungan untuk
memecahkan masalah masalah dalam dunia pendidikan. Masalah-masalah tersebut
antara lain meliputi pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan
mutu pendidikan secara efektif efisien.
Upaya pelaksaan pembaharuan pendidikan baik dalam lingkup skala besar
maupun lingkup skala kecil, baik yang telah dilaksanakan atau sedang dirintis antara
lain : Sistem Perencanaan, Pemrograman dan Penganggaran (SP4) atau Planning,
Pemrograming dan Budgeting System (PPSP), Pemngembangan CBSA,
pengembangan Sekolah Dasar Kecil, Proyek pembangunan mutu pendidikan dasar
yang dikenal PEQIP (Planning Education Quality Improvmen Project) dll.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan utama dari inovasi
pendidikan yaitu untuk mengarah kearah yang lebih baik dalam arti meningkatkan:
a. Pemerataan pendidikan,
b. Pelayanan pendidikan,
c. Mutu proses pendidikan,efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan
d. Hasil proses pendidikan dengan kebutuhan mayarakat.

c. Strategi Penguasaan Iptek Melalui Pendidikan dan Kebudayaan


Perkembangan teknologi sangat berkembang pesat di jaman sekarang ini.
Inovasi-inovasi yang semakin bermunculan tentunya tidak luput dari pengaruh
perkembangan iptek. Namun, kemajuan teknologi juga tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya manusia yang berkualitas. Pendidikan yang baik menjadi
faktor utama dalam mencipatakan dan membentuk manusia yang berkualitas.
Kebijaksanaan untuk meningkatkan taraf pendidikan penduduk minimal lulus SLTP
melalui program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun merupakan suatu
langkah strategis. tentunya dalam pembelajaran tersebut, juga harus disertai dengan
iptek dalam prosesnya agar tidak tertinggal dengan adanya pengaruh globalisasi yang
semakin berkembang. Serta mampu berinovasi dalam pembelajarannya.
Begitu juga dalam pembangunan, manusia yang berkualitas juga sangat
dibutuhkan untuk pembangunan yang baik yang semakin berkembang pesat.

34
Penguasaan teknologi sangat dibutuhkan manusia untuk mengiringi proses
pembangunan di negara kita. Dengan manusia yang mampu berkembang dengan
teknologi yang semakin maju, maka akan dapat juga membangun negara dengan baik.
Penguasaan teknologi sangat berhubungan dengan ilmu pengetahuan sehinga
keduanya sering disebut dengan ilmu pengetahuan teknologi (IPTEK). Dalam dunia
indutrialisasi yang semakin kental, manusia akan semakin membutuhkan dimensi
kemanusiaan yang bernuansa etika, estetika, moral dan kejiwaan. Oleh karena itu,
iptek sangat berperan dalam membentuk manusia yang berkuliatas serta mampu
berinovasi.
Ciri yang menonjol dari seseorang yang berbudaya iptek antara lain :
a. Selalu terdorong untuk bertanya dan mencari tahu serta menggali rahasia
alam, karena alam adalah sumber ilmu pengetahuan.
b. Berfikir logis dan rasional
c. Menjunjung tinggi mutu dan keunggulan
a. Selalu cenderung pada kebenaran, karena ilmu pengetahuan hanya dapat
dibangkitkan dan dikembangkan atas dasar kebenaran serta sadar bahwa
kebenaran ilmu itu sendiri tidaklah bersifat mutlak (absolute) dan abadi
b. Menghargai kerja keras dan tidak memandang rendah kerja kasar, karena dari
setiap kerja itu akan selalu dihasilkan suatu karya
c. Mengutamakan profesionalisme
Budaya iptek harus ditumbuh kmabangkan sejak dini dalam diri manusia.
kaitannya dengan pendidikan, Ginanjar Kartasasmita mengumpamakan penanaman
budaya seperti sebuag corong, semakin tinggi taraf pendidikan, harus semakin deras
dialirkan , sehingga pada pendidikan tinggi puncaknya harus tercapai. Proses
pendidikan seperti itu akan menghasilkan manusia-manusia yang bersemangat ilmiah,
kreatif, dan selalu mencari kesempurnaan. Manusia yang seperti itu yang akan
menjadi penggerak pembangunan yang handal.

d. Membangun Profesionalisme dan Keunggulan


Profesionalisme adalah kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsinya
secara baik dan benar dan juga komitmen dari para anggota dari sebuah profesi untuk
meningkatkan kemampuan seseorang. Professional sendiri mempunyai arti seorang
yang terampil, handal dan sangat bertanggung jawab dalam menjalankan tugas
(profesinya).
Sedangkan untuk pengertian keunggulan sendiri yaitu keadaan (lebih) unggul;
keutamaan; kepandaian yang lebih daripada yang lain.
Profesionalisme dan keunggulan merupakan faktor utama dalam membangun
manusia yang berkualitas. Dalam dunia yang terus berkembang ini dibutuhkan
pengembangan iptek yang senantiasa baru. Dalam dunia pendidikan harus bisa
mengimbangi perkembangan dunia yang terus maju tersebut. Biasanya dalam dunia
pendidikan, perkembangannya lebih lambat daripada dunia luar pendidikan, seperti
industri. dengan adanya keaadaan yang seperti itu, maka diperlukan profesionalisme
dan keunggulan yang mampu mengimbanginya. Dengan begitu juga harus mampu
membekali anak didik dengan pendidikan dan iptek agara anak didik siap

35
menghadapi kemajuan dunia yang semakin cepat ini serta mampu menyesuaikan diri
dengan dunia luar yang ada.
Menjadikan anak didik yang mampu beradaptasi, menyesuaikan diri serta
mampu hidup dalam lingkungan yang semakin berkembang dengan kemajuan
ipteknya adalah tugas seorang guru. Profesionalisme guru telah mengalami
perkembangan dari jaman ke jaman yang sepanjang perjalanannya telah melahirkan
berbagai arah pandangan yang terkadang saling mendukung dan mengkokohkan,
antara lain, ekspektasi peran guru sebagai pengajar yang mungkin dapat
membingungkan bahkan, merisaukan bagi pihak-pihak berepentingan.
Pada hakeaktnya, guru merupakan komponen strategis yang memiliki peran
penting dalam pembangunan negara. Guru merupakan faktor condisio sine quanon
yang tidak akan tergantikan oleh komponen manapun sejak dulu. Peran guru
sangatlah penting terlebih bagi keberlangsungan hidup bangsa ditengah lintasan
perjalanan zaman dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian berkembang dan
berpengaruh pada pembentukan karakter peserta didik.
Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS pasal 39 (ayat 2)
jabatan guru dinyatakan sebagai jabatan professional. Teks lengkapnya sebagai
berikut : “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”. (Sekretariat Negara,
2003: 26)
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, berdasarkan UU No 14 tahun
2005 pasal 20, maka guru berkewajiban untuk:
 Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran
 Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetauan,
teknologi dan seni
 Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang
keluarga dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran
 Menjungjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum dan kode etik
guru serta nilai-nilai agama dan etika
 Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa

e. Menyikapi Perkembangan Iptek


Dalam perkembangan iptek banak sekali memberi manfaat bagi kita, namun
tidak luput juga dari dampak negative yang ditimbulkan. Untuk menyikapi dampak
dampak tersebut tentu diperlukan ilmu yang berkualitas agar dapat mengimbangi
pengaruh iptek tersebut.
Sebelum menyikapi perkembangan iptek, kita harus mengetahui apa saja
dampak-dampak yang ditimbulkan dari iptek itu.
Pengaruh positif dari perkembangan iptek antara lain :

36
a. Munculnya media massa sebgai sumber ilmu dan pusat pendidikan seperti
jaringan internet
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
d. Adanya system pengolahan data hasil penilaian
e. Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan yang dapat dipenuhi dengan
cepat.

Pengaruh negative dari perkembangan iptek :


a. Siswa menjadi malas belajar
b. Terjadinya pelanggaran asusila
c. Munculnya media masa kususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat pengetahuan yang disalah gunakan oleh pelajar
d. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa
dan guru dalam proses pembelajaran sehingga membuat malas
e. Kewirahasisaan alat tesuntuk pedidikan semakin terancam
f. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang orang tertentu untuk tindak criminal
g. Adanya penyalahgunaan sytem pengolah data yang menggunakan teknologi
h. Pengaruh iptek pada perkembangan media pendidikan
Setelah mengetehui dampak-dampak pada perkembangan iptek tersebut, maka
kita harus mampu menyikapi perkembangan iptek dengan baik dan tanpa kita terbwa
pada dampak negatifnya. Dengan begitu kita perlu menyikapiya dengan pedidikan
yang berkualitas.
Pendidikan merupakan wahana sumber daya manusia yang mampu menjadi
“subjek” penegmbangan iptek dan gobalisasi. Proses pendidikan yang benar dan
bermutu memberikan bekal dan kekuatan untuk memelihara “jati diri” dari pengaruh
negative globalisasi, bukan hanya untuk kepentingan individu, tetapi juga untuk
kepentingan masyarakat dan negara
Cara kita menyikapi perkembangan iptek yang semakin maju diantaranya:
a. Memanfaatkan dan menggunakan sebaik-baiknya kemudahan-kemudahan yang
tercipta.
b. Mengetahui dan menyesuaikan kebeutuhan kita akan informasi yang ingin kita
dapatkan melalui teknologi informasi.
c. Mengetahui sejauh mana privasi yang kita miliki dan menghargai privsi milik
orang lain
d. Menggunakan teknologi informasi secara bijak dan tidak menyalahi aturan
hukum yang berlaku dan hokum agama kita
e. Merubah cara pandang kita supaya peduli akan teknologi informasi yang terus
berkembang dan dmpak yang ditimbulkannya

2. SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

37
a. Pengertian Sistem Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1
Ayat 1). Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman (Pasal 1 Ayat 2). Sistem pendidikan
nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara
terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional (Pasal 1 Ayat 3).
Pendidikan di Indonesia adalah seluruh pendidikan yang diselenggarakan
di Indonesia, baik itu secara terstruktur maupun tidak terstruktur. Secara
terstruktur, pendidikan di Indonesia menjadi tanggung jawab Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud), dahulu
bernama Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (Depdiknas).
Di Indonesia, semua penduduk wajib mengikuti program wajib belajar
pendidikan dasar selama sembilan tahun, enam tahun di sekolah
dasar/madrasah ibtidaiyah dan tiga tahun di sekolah menengah
pertama/madrasah tsanawiyah. Sistem pendidikan di Indonesia ddisusun
berlandaskan kepada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945 sebagai kristalisasi nilai-nilai hidup bangsa
Indonesia.

b. Fungsi dan Tujuan


Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Bab II Pasal 3).

c. Prinsip Penyelenggaraan
(1) Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta
tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai
keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik
dengan sistem terbuka dan multimakna.
(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

38
(4) Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,
membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam proses pembelajaran.
(5) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya
membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
(6) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua
komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan. (UU RI No. 20 tahun 2003
Bab III Pasal IV)

d. Jenjang Pendidikan dan Jenis Pendidikan


Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang diterapkan
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai
dan kemampuan yang akan dikembangkan. Jenjang pendidikan terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi.
Penjelasannya sebagai berikut :
(1)Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi
jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah
Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah
Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
(2) Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan
pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk
Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),
atau bentuk lain yang sederajat.
(3) Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka.
Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,
institut, atau universitas. Perguruan tinggi berkewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program
akademik, profesi, dan/atau vokasi.
Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan
dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu
dapat memberikan gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan
program pendidikan yang diselenggarakannya.

39
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,
profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. (Bab VI Pasal 15)
(a) Pendidikan Umum
Pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan
keterampilan peserta didik yang diwujudkan pada tingkat-tingkat akhir
masa pendidikan. Pendidikan umum berfungsi sebagai acuan umum
bagi jenis pendidik lainnya. Contoh : SD, SMP, SMA, dan
Universitas.

(b) Pendidikan Kejuruan


Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja
pada bidang pekerjaan tertentu, seperti teknik, jasa boga, perhotelan,
dan lain-lain. Contoh : STM, SMEA, SMIP
(c) Pendidikan Luar Biasa
Pendidikan Khusus yang diselenggarakan untuk peserta didik yang
menyandang kelainan fisik atau mental. Contoh : SDLB
(d) Pendidikan Kedinasan
Pendidikan khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan dalam pelaksanaan tugas kedinasan. Contoh : STAN,
APDN
(e) Pendidikan Keagamaan
Pendidikan khusus yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
melaksanakan peranan yang menuntut penguasaan khusus tentang
ajaran agama. Contoh : MI, MTS, PGAN
e. Standar Nasional Pendidikan dan Kurikulum Nasional
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan,
dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standardisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan (UU RI No. 20 tahun 2003 Bab
IX Pasal 35).
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum
pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
a. Peningkatan iman dan takwa;
b. Peningkatan akhlak mulia;

40
c. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f. Tuntutan dunia kerja;
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. Agama;
i. Dinamika perkembangan global; dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

f. Strategi Pendidikan Nasional


Visi pendidikan nasional adalah memberdayakan semua warga negara
Indonesia, sehingga dapat berkembang menjadi manusia berkualitas yang mampu
bersaing dan sekaligus bersanding dalam menjawab tantangan zaman. Misi
pendidikan nasional adalah
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar.
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar nasional dan global.
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks NKRI.
Strategi pendidikan nasional adalah
f. Pelaksanaan pendidikan agama serta akhlak mulia.
g. Pengembangan dan pelaksanaan kurkulum berbasis kompetensi.
h. Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
i. Evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan.
j. Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan.
k. Penyediaan sarana belajar yang mendidik.
l. Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan
berkeadilan.
m. Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata.
n. Pelaksanaan wajib belajar.
o. Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan.
p. Pemberdayaan peran masyarakat.
q. Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat.
r. Pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional.

41
UU RI No. 14 Tahun 2005
a)Pengertian Guru dan Dosen menurut UU RI No. 14 tahun 2005
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan
dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat. Guru besar atau profesor yang selanjutnya
disebut profesor adalah jabatan fungsional tertinggi bagi dosen yang masih
mengajar di lingkungan satuan pendidikan tinggi. Profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan
kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. (Bab I Pasal 1)
a) Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan Guru dan Dosen
Kedudukan guru dan dosen dalam UU RI No. 14 tahun 2005
disebutkan bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional
pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pengakuan kedudukan guru sebagai
tenaga profesional yang dimaksud dibuktikan dengan sertifikat pendidik
dan berfungsi untuk meningkatkan martabat serta peran guru sebagai agen
pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Sedangkan dosen mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada
jenjang pendidikan tinggi yang diangkat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pengakuan kedudukan dosen sebagai tenaga
profesional yang dimaksud, yaitu dibuktikan dengan sertifikat pendidik
dan berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai agen
pembelajaran, pengembang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
pengabdi kepada masyarakat. Dalam hal ini berfungsi untuk meningkatkan
mutu pendidikan nasional.
Jadi, Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan
untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta
menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
b) Tujuan Pembuatan Undang-undang Guru dan Dosen
Pengakuan kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional
mempunyai misi untuk melaksanakan tujuan Undang-Undang ini
sebagai berikut:
(1) Mengangkat martabat guru dan dosen;
(2) Menjamin hak dan kewajiban guru dan dosen;

42
(3) Meningkatkan kompetensi guru dan dosen;
(4)Memajukan profesi serta karier guru dan dosen;
(5)Meningkatkan mutu pembelajaran;
(6)Meningkatkan mutu pendidikan nasional;
(7)Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru dan dosen antardaerah
dari segi jumlah, mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi;
(8) Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antardaerah; dan
(9) Meningkatkan pelayanan pendidikan yang bermutu.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, kedudukan guru sebagai tenaga
profesional berfungsi untuk meningkatkan martabat guru serta perannya
sebagai agen pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional,
sedangkan kedudukan dosen sebagai tenaga profesional berfungsi untuk
meningkatkan martabat dosen serta mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional. (UU RI
No. 14 tahun 2005 Penjelasan)

C. RANGKUMAN
Menurut Ibrahim (1998) inovasi pendidikan berfungsi untuk memecahkan
masalah atau inovasi pada bidang pendidikan. Kesimpulannya, Inovasi
pendidikan adalah suatu gagasan atau ide,metode,barang yang dirasa oleh
seseorang atau masyarakat ( kelompok orang ), baik berupa hal yang baru
( inverse) atau baru ditemukan (discovery ) yang dipakai dalam mencapai
tujuan pendidikan dan memecahkan permasalahan pendidikan. Inovasi
pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk
memecahkan masalah pendidikan. Jadi inovasi pendidikan ialah suatu
ide,barang,metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi
seseorang atau sekelompok orang ( masyarakat ) baik berupa hasil invesi atau
diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk
memecahkan masalah pendidikan

D. LATIHAN SOAL
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan analisis yang jelas dan sistematis !
1. Apa itu inovasi pendidikan?
2. Apa tujuan inovasi pendidikan?
3. Bagaimana standar nasional pendidikan dan kurikulum?
4. Bagaimana strategi pendidikan nasional di Indonesia?

43
BAB VII
PERMASALAHAN PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

A. PENDAHULUAN
Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah
karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak. Para pendidik
seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan,
minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita,
mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa. Pendidikan
seharusnya memperhatikan kebutuhan anak bukan malah memaksakan
sesuatu yang membuat anak kurang nyaman dalam menuntut ilmu. Proses
pendidikan yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada anak
untuk kreatif. Itu harus dilakukan sebab pada dasarnya gaya berfikir anak
tidak bisa diarahkan. Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam
membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan
semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah
tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Lebih parah lagi, pendidikan
tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Ini salahnya, kurikulum
dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah. Jadi,
para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak pernah bisa menciptakan
lapangan kerja sendiri, padahal lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas.
Kualitas pendidikan Indonesia sangat memprihatinkan. Berdasarkan analisa
dari badan pendidikan dunia (UNESCO), kualitas para guru Indonesia
menempati peringkat terakhir dari 14 negara berkembang di Asia Pacifik
. Posisi tersebut menempatkan negeri agraris ini dibawah Vietnam yang
negaranya baru merdeka beberapa tahun lalu. Sedangkan untuk kemampuan
membaca, Indonesia berada pada peringkat 39 dari 42 negara berkembang di
dunia. Lemahnya input quality, kualitas guru kita ada diperingkat 14 dari 14
negara berkembang. Ini juga kesalahan negara yang tidak serius untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Dari sinilah penulis mencoba untuk
membahas lebih dalam mengenai pendidikan di Indonesia dan segala
dinamikanya Hal yang sering disinyalir ialah pendidikan seringkali
dipraktekkan sebagai sederetan instruksi dari guru kepada murid. Apalagi

44
dengan istilah yang sekarang sering digembar-gemborkan sebagai
“pendidikan yang menciptakan manusia siap pakai. Dan “siap pakai” di sini
berarti menghasilkan tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam pengembangan
dan persaingan bidang industri dan teknologi. Memperhatikan secara kritis hal
tersebut, akan nampak bahwa dalam hal ini manusia dipandang sama seperti
bahan atau komponen pendukung industri. Itu berarti, lembaga pendidikan
diharapkan mampu menjadi lembaga produksi sebagai penghasil bahan atau
komponen dengan kualitas tertentu yang dituntut pasar. Kenyataan ini
nampaknya justru disambut dengan antusias oleh banyak lembaga pendidikan.

B. PENYAJIAN
1. PERMASALAHAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
Dalam perjalanannya menuju tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang tujuan pendidikan
nasional yakni “mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan
yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab dan kemasyarakatan dan kebangsaan”,  Pendidikan di Indonesia
dihadapkan kepada permasalahan-permasalahan yang berdampak kepada kualitas
dan mutu pendidikan di Indonesia. Secara umum, terdapat empat masalah pokok
pendidikan nasional yang perlu diprioritaskan penanggulangannya.  Masalah yang
dimaksud adalah :
a) Masalah pemerataan kesempatan dan akses pendidikan
b) Masalah peningkatan mutu
c)  Masalah relevansi pendidikan; dan
d)  Masalah Efisiensi dan system manajemen pendidikan
Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu, diantaranya rendahnya
sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya
prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi
pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan. Secara lengkap empat
permasalahan pokok tersebut dipaparkan sebagai berikut.
a. Pemerataan kesempatan dan akses pendidikan
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai wahana untuk memajukan
bangsa dan kebudayaan nasional, pendidikan nasional diharapkan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga Negara
Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Sebagaimana dijelaskan
dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 5 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap warga negara
mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”,

45
dan pasal 11, ayat (1) yang menyatakan “Pemerintah dan Pemerintah Daerah
wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi”.
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 pun mengamanatkan bahwa
setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan guna meningkatkan
kualitas dan kesejahteraan hidupnya. Para pendiri bangsa meyakini bahwa
peningkatan taraf pendidikan merupakan salah satu kunci utama mencapai
tujuan negara yakni bukan saja mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi juga
menciptakan kesejahteraan umum dan melaksanakan ketertiban dunia.

Pemerataan pendidikan sendiri mencakup dua aspek penting yaitu


aspek equality dan aspek equity. Equality atau persamaan mengandung arti
persamaan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, sedangkan equity
bermakna keadilan dalam memperoleh kesempatan pendidikan yang sama
diantara berbagai kelompok dalam masyarakat. Selain itu,  Akses terhadap
pendidikan yang merata berarti semua masyarakat memiliki hak untuk
memperoleh pendidikan dengan mudah. Masalah pemerataan pendidikan ini
berkenaan dengan rasio atau perbandingan antara masukan pendidikan atau
jumlah penduduk yang tertampung dalam satuan-satuan pendidikan, dengan
jumlah penduduk yang secara potensial sudah siap memasuki satuan-satuan
pendidikan.  Makin besar kesenjangan antara jumlah penduduk yang menjadi
peserta didik dengan penduduk yang seharusnya memperoleh pendidikan,
makin besar pula masalah pemerataan dan akses pendidikan tersebut. Masalah
ini kemudian dipandang penting sebab jika anak-anak usia sekolah
memperoleh kesempatan belajar pada SD. Maka mereka memiliki bekal dasar
berupa kemampuan membaca menulis, dan berhitung. Sehingga mereka dapat
mengikuti perkembangan kemajuan melalui berbagai media masa dan sumber
belajar yang tesedia, baik, mereka nantinya berperan sebagai produser dan
konsumen. Dengan demikian mereka tidak terbelakang dan menjadi
penghambat derap pembangunan.
Permasalahan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yakni :
a)   Kondisi sosial ekonomi keluarga.
b) Kondisi fisik dan mental calon peserta didik.
c) Kondisi tempat pendidikan yang tersedia.
d) Tingkatan aspirasi masyarakat tentang peranan dan pentingnya
pendidikan bagi kehidupan.
e) Daerah jangkauan satua pendidikan.
Hal ini kemudian menghadapkan pemerintah kepada tanggung jawab
untuk memenuhi hak-hak masyarakat memperoleh pendidikan, dalam hal ini
melakukan pemerataan kesempatan dan akses pendidikan keseluruh pelosok

46
negeri ini.  langkah-langkah kongkrit pun telah di upayakan oleh pemerintah
dalam mengatasi masalah ini.  salah satunya adalah Kebijakan pembangunan
pendidikan pada tahun 2007 mencakup diantaranya adalah mengenai
pemerataan dan perluasan akses pendidikan, dimana  mengupayakan
perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu
tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia Indonesia
berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara
berarti.  Selain itu, ada pula kebijakan pemberian beasiswa kepada siswa tidak
mampu dan program BOS atau Bantuan Operasional Sekolah untuk
pendidikan dasar.  Tetapi kebijakan-kebijakan tersebut dipandang belum
mampu mengatasi masalah pemerataan dan akses pendidikan di Indonesia.

b.      Peningkatan mutu
Sebagai komitmen terhadap mutu pendidikan, pemerintah merancang
sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP). SPMP dituangkan dalam
Permendiknas No. 63 tahun 2009. Dalam Permendiknas tersebut dinyatakan
bahwa “Penjaminan mutu adalah serangkaian proses dan sistem yang terkait
untuk mengumpulkan , menganalisis, dan melaporkan data mutu tentang 
kinerja staf, program, dan lembaga” . 
Namun, hal tersebut tidak serta merta mengubah keadaan mutu pendidikan di
Indonesia.  Pada kenyataannya mutu pendidikan di Indonesia justru makin
memprihatinkan.  Hal ini berkaitan erat dengan kualitas sumber daya manusia
di Indonesia yang sama sekali tidak dapat diandalkan untuk pembangunan.
Terdapat beberapa penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik
pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya
mutu pendidikan di Indonesia adalah efektifitas, efisiensi dan standardisasi
pengajaran.
1).       Efektifitas Pendidikan di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang
memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan
mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan
yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru,
instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan
keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat
berguna.Efektifitas pendidikan di Indonesia  sangat rendah.
Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey
kelapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan
pendidikan yang jelas sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik
tidak tahu apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai
gambaran yang jelas dalam proses pendidikan.

47
2).       Efsiensi Pengajaran di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari
suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Beberapa
masalah efisiensi pengajaran di  indonesia adalah mahalnya
biaya pendidikan, lamanya waktu yang digunakan dalam
proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang
menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di
Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan
sumberdaya manusia Indonesia yang lebih baik.

3).       Standarisasi Pendidikan di Indonesia


Dunia pendidikan terus berubah. Kompetensi yang
dibutuhkan oleh masyarakat terus-menerus berubah apalagi di
dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam era
globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh
seseorang dalam lembaga pendidikan harus lah memenuhi
standar.Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan
kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal  terlihat
hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas
pendidikan di ukur oleh standar dan kompetensi di dalam
berbagai versi sehingga dibentuk badan-badan baru untuk
melaksanakan standarisasi dan kompetensi tersebut seperti
Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP).  Tinjauan
terhadap standarisasi dan kompetensi untuk meningkatkan
mutu pendidikan akhirnya memunculkan bahaya yang
tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang
terkekan oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan
makna dan tujuan pendidikan tersebut. Peserta didik Indonesia
terkadang hanya memikirkan bagaimana agar  mencapai
standar pendidikan, bukan bagaimana agar pendidikan yang
diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana
acara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang
diperoleh, yang terpenting adalah memenuhi nilai di atas
standar.
Hal seperti di atas sangat disayangkan karena berarti
pendidikan seperti kehilangan makna saja karena terlalu
menuntun standar kompetensi.Dalam kasus UAN yang hampir
selalu menjadi kontrofersi misalnya,adanya sistem evaluasi
seperti UAN sebenarnya sangat baik, namun yang disayangkan

48
adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus
tidaknya seorang siswa mengikuti pendidikan, hanya
dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang
dilalui siswa tersebut yang telah menenpuh proses pendidikan
selama beberapa tahun. Selain hanya berlangsung sekali,
evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi beberapa bidang studi
saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah
didikuti.  Hal itu jelas salah satu penyebab rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia.

c.      Relevansi pendidikan
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Tugas pendidikan adalah
menyiapkan sumber daya manusia yang baik untuk menunjang
pembangunan.  Proses ini tentu berkaitan erat dengan relevansi pendidikan di
indonesia. Secara umum, arti dari relevansi adalah kecocokan. Relevan adalah
bersangkut paut, berguna secara langsung (kamus bahasa Indonesia).
Relevansi berarti kaitan, hubungan (kamus bahasa Indonesia).  Itu
berarti, Masalah relevansi pendidikan mencakup sejauh mana sistem
pendidikan dapat menghasilkan output atau sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan dan dapat secara langsung berguna dalam proses
pembangunan. Luaran pendidikan diharapkan dapat mengisi semua sektor
pembangunan yang beraneka ragam. Jika sistem pendidikan menghasilkan
luaran yang dapat mengisi semua sektor pembangunan baik yang aktual (yang
tersedia) maupun yang potensial dengan memenuhi kriteria yang
dipersyaratkan oleh lapangan kerja, maka relevansi dianggap tinggi.Masalah
relevansi ini terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu
yang tidak siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke
satuan pendidikan diatasnya.  Masalah relevansi juga dapat diketahui dari
banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu, yaitu sekolah kejuruan dan
pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Jumlah angkatan kerja
Februari 2005 mencapai 105,8 juta orang, bertambah 1,8 juta
orang  dibanding Agustus 2004 sebesar 104,0 juta orang.Jumlah penduduk
yang bekerja dalam 6 bulan yang sama hanya bertambah 1,2 juta orang, dari
93,7 juta menjadi 94,9 juta orang, yang berarti menambah jumlah penganggur
baru sebesar 600 ribu orang. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka
(TPT) pada Februari 2005 mencapai 10,3 persen, lebih tinggi sedikit
dibanding TPT pada Agustus 2004 sebesar 9,9 persen.Permasalahan relevansi
pendidikan di Indonesia tersebut sedikit banyak dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya :

49
a. Ketersediaan lapangan pekerjaan dalam masyarakat.
b. Perkembangan dan perubahan yang cepat dalam jenis dan
tugas pekerjaan.  Jenis dan tugas-tugas tenaga pekerjaan dalam
masyarakat tidaklah tetap, tetapi berubah, yang tidak jarang
tidak dapat diikuti oleh lembaga pendidikan.
c. Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah tidak
dapat memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja.  Mutu
tamatan yang dibawah standar yang jumlah yang kurang atau
berlebihan merupakan masalah inti relevansi pendidikan.  

d.      Efisiensi dan sistem manajemen pendidikan


Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang
memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.  Secara umum dikatakan
manajemen merupakan proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfatan sumber daya
manusia maupun sumber daya lainnya. (George R. Terry, 1997).
Manajemen pendidkan merupakan proses pengembangan kegiatan kerjasama
kelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.  Sehingga dapat dikatakan bahwa masalah manajemen pendidikan
berkaitan dengan bagaimana seharusnya sistem pendidikan diatur agar dapat
menghasilkan output yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.
Sedangkan, Masalah efisiensi pendidikan berkenaan dengan proses
pengubahan atau transformasi masukan produk (raw input) menjadi produk
(output). Salah satu cara menentukan mutu transformasi pendidikan adalah
mengitung besar kecilnya penghamburan pendidikan (educational wastage),
dalam arti mengitung jumlah murid/mahasiswa/peserta didik yang putus
sekolah, meng-ulang atau selesai tidak tepat waktu. Masalah efisiensi
pendidikan tidak lepas dari masalah sistem manajemen pendidikan, sistem
yang tidak sesuai dengan potensi seorang mahasiswa tentu akan menjadikan
mahasiswa tersebut gagal menjadi sumber daya manusia yang dapat
diandalkan dan pada akhirnya pendidikan tersebut menjadi tidak
efisien.  Masalah efisiensi pendidikan dapat terjadi karena berbagai faktor,
yaitu :
a. Tenaga kependidikan, terutama mutu tenaga pengajar
b. Peserta didik.
c. Kurikulum.
d. Program belajar dan pembelajaran
e. Sarana / Prasarana Pendidikan

50
Meskipun keempat masalah pendidikan seperti yang telah
dikemukakan  tersebut dapat dibedakan satu sama lain, namun dalam
kenyataan pelaksanaan pendidikan dilapangan masalah-masalah tersebut
saling berkaitan.  Pada saat upaya pemerataan pendidikan sedang dilancarkan,
maka pada saat yang sama mutu pendidikan belum dapat diwujudkan, malah
sering ditelantarkan. Bertolak dari gambaran tersebut terlihat juga kaitannya
dengan masalah efisiensi. Karena kondisi pelaksanaan pendidikan tidak
sempurna, seperti telah digambarkan maka dengan sendirinya pelaksanaan
pendidikan dan khususnya proses pembelajaran berlangsung tidak efisien.
Tentu dengan proses yang tidak efisien akan menghasilkan luaran yang sesuai
dengan tuntutan persyaratan kerja dilapangan.
Dengan adanya keterkaitan antara satu permasalahan dengan permasalahan
pendidikan yang lain, tentu kita dapat melakukan strategi pemecahan masalah
yang mencakup keseluruhan masalah.  Yang mana pemecahan masalah yang
dapat ditawarkan demi mengatasi permasalahan pendidikan diantaranya, yang
pertama adalah adanya partisipasi dari semua pihak, dalam hal ini adanya
komitmen dari semua pihak terkait. Tenaga pendidik meningkatkan kualitas
pengajarannya, Sekolah meningkatkan perannya sebagai ujung tombak
penjaminan mutu pendidikan dan Instansi terkait lainnya menjalankan peran
sesuai wewenangnya masing-masing. Hal tersebut bukan sebuah pekerjaan
yang semudah membalikkan telapak tangan, tetapi membutuhkan kerja keras
dan usaha. Karena tidak akan ada artinya ketika sistem sudah baik tetapi SDM
yang ada tidak memiliki komitmen untuk mencapai mutu.
Setelah semua pihak melaksanakan perannya dengan baik, solusi yang
kedua adalah solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung
dengan pendidikan. Yakni, dengan melakukan pemerataan akses pendidikan
hingga ke pelosok negeri, meningkatkan kualitas dan kuantitas materi
pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan
sebagainya. Kemudian yang ketiga adalah  meningkatkan kualitas dan
kuantitas kegiatan guru sebagai tenaga kependidikan. Profesi guru harus
memiliki dan menguasai perencanaan kegiatan belajar mengajar,
melaksanakan kegiatan yang direncanakan dan melakukan penilaian terhadap
hasil dari proses belajar mengajar. Kemampuan guru dalam merencanakan
dan melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor utama dalam
mencapai tujuan pengajaran. Keterampilan merencanakan dan melaksanakan
proses belajar mengajar ini sesuatu yang erat kaitannya dengan tugas dan
tanggung jawab guru sebagai pengajar yang mendidik.
Dan yang terakhir adalah menerapkan sistem pendidikan berbasis life
skill dan pengembangan learn how to learn. Para peserta didik tidak hanya
dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia

51
usaha, tetapi juga dibekali dengan berbagai life skill dan nilai-nilai hidup
dengan jiwa entrepeneur supaya mereka bisa  survivedi zaman global ini.
Life skill yang dikembangkan mencakup 9 (sembilan) dimensi yaitu :
(1)communication skills, (2) numeracy skills, (3) information skills,
(4) problem solving skills, (5) self management and competitive skills,
(6) social dan co-operation skills, (7) physical skills dan (8) work and study
skills, serta (9) attitude and values.  Sistem ini bukan hanya menjadi
tanggungjawab staff pengajar  agama, etika profesi dan kewarganegaraan saja,
tetapi merupakan tanggung jawab semua staff pengajar, sehingga nilai akhir
yang diberikan kepada siswa didalamnya sudah mencakup nilai dari beberapa
dimensi life skill. Dengan demikian staff pengajar dituntut untuk melakukan
kajian-kajian terhadap materi pembelajaran yang akan diberikan kepada
warga belajar yang ada relevansinya dengan aspek–aspek life skill. Dan secara
personal staff pengajar juga di tuntut untuk mampu menjadi ‘pigur’ yang
layak menjadi tauladan bagi anak didiknya.
Pembelajaran yang dikembangkan adalah pembelajaran yang Aktif,
Kreatif, Menyenangkan, dan Berkelanjutan (PAKEMB) dengan konsep learn
how to learn, yang mencakup 4 (empat) dimensi, yaitu learn to know, learn to
be, learn to do, dan learn to life together. Learn to know,  yaitu hasil belajar
yang dimanfaatkan untuk memahami kenyataan sosial dan belajar lebih lanjut
guna meningkatkan profesionalisme.  Learn to be, yaitu hasil belajar
dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-hari seperti etos kerja dan sopan
santun / etika baik di lingkungan masyarakat maupun di tempat kerja. Learn
to do, yaitu hasil belajar dimanfaatkan untuk bekerja, baik kerja mandiri
(wirausaha) maupun kerja sebagai karyawan di perusahaan. Learn to life
together, yaitu hasil belajar yang dimanfaakan untuk hidup lebih baik dengan
lingkungan sekitar, mandiri dan produktif, yaitu manusia penuh manfaat
sesuai dengan hakikat manusia sebagai khalifah di muka bumi.

2. Solusi Permasalahan Pendidikan di Indonesia


Untuk mengatasi masalah-masalah, seperti rendahnya kualitas sarana fisik,
rendahnya kualitas guru, dan lain-lain seperti yang telah dijelaskan diatas, secara
garis besar ada dua solusi yaitu:
- Solusi sistemik, yakni solusi dengan mengubah sistem-sistem sosial yang
berkaitan dengan sistem pendidikan. Seperti diketahui sistem pendidikan sangat
berkaitan dengan sistem ekonomi yang diterapkan. Sistem pendidikan di
Indonesia sekarang ini, diterapkan dalam konteks sistem ekonomi kapitalisme
(mazhab neoliberalisme), yang berprinsip antara lain meminimalkan peran dan
tanggung jawab negara dalam urusan publik, termasuk pendanaan pendidikan.
- Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait
langsung denganpendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan masalah
kualitas guru dan prestasi siswa.

52
Solusi untuk masalah-masalah teknis dikembalikan kepada upaya-upaya praktis untuk
meningkatkan kualitas sistem pendidikan. Rendahnya kualitas guru, misalnya, di
samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan, juga diberi solusi dengan
membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan
memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya
prestasi siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas
materi pelajaran, meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan
sebagainya.
Maka dengan adanya solusi-solusi tersebut diharapkan pendidikan di Indonesia dapat
bangkit dari keterpurukannya, sehingga dapat menciptakan generasi-generasi baru
yang berSDM tinggi, berkepribadian pancasila dan bermartabat.

C. RANGKUMAN
Berdasarkan pembahasan tersenut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.Masalah pokok pendidikan yang perlu diprioritaskan
penanggulangannya. Masalah yang dimaksud adalah : Masalah pemerataan
kesempatan dan akses pendidikan, Masalah peningkatan mutu, Masalah
relevansi pendidikan, dan Masalah Efisiensi dan system manajemen
pendidikan.
2.  Permasalahan pendidikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya : Kondisi sosial ekonomi keluarga, Efektifitas Pendidikan di
Indonesia, Efsiensi Pengajaran di Indonesia, Standarisasi Pendidikan di
Indonesia, Mutu dan perolehan tamatan yang dihasilkan sekolah tidak dapat
memenuhi harapan dan kebutuhan dunia kerja, dan Tenaga kependidikan,
terutama mutu tenaga pengajar.
3. Dari keempat masalah pendidikan di Indonesia tersebut masing-masing
dikatkan teratasi jika pendidikan :
a.Dapat menyediakan kesempatan pemerataan belajar
b.Dapat mencapai hasil yang bermutu
c.Dapat terlaksana secara efisien
d.Produknya yang bermutu tersebut relevan
Solusi pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang melanda pendidikan
di Indonesia adalah partisipasi dari semua pihak, dalam hal iniadanya komitmen
dari semua pihak terkait. Tenaga pendidik meningkatkan kualitas pengajarannya,
Sekolah meningkatkan perannya sebagai ujung tombak penjaminan mutu
pendidikan dan Instansi terkait lainnya menjalankan peran sesuai wewenangnya
masing-masing.

D. LATIHAN SOAL
1. Apa yang menyebabkan timpangnya akses pendidikan di Indonesia ?
2. Solusi seperti apa yang dapat anda tawarkan terkait permasalahan pendidikan yang
ada di Indonesia saat ini ?

53
3. Kompetensi seperti apa yang sebaiknya dimiliki oleh calon tenaga pendidik agar
dapat menjawab tantangan permasalahan pendidikan untuk saat ini ?

DAFTAR PUSTAKA

Ali, H. Filsafat Pendidikan. Kota Kembang, Yogjakarta.1990

Butler, J. D. (1957). Four philosophies and their practice in education and religion.
New York: Harper & Brothers Publishers.

Dimyati & Mudjiono, 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Fajar A. Malik, 2005,  Holistik Pemikiran Pendidikan, Jakarta PT. Raja Grafindo

Gage, Berliner, 1984.Educational Psychology. Fourth Edition. USA: houghton


Mifflin Company

Goleman, Daniel, 2004, Emitional Intelligence Kecerdasan Emosional Mengapa EQ


Lebih Penting Daripada IQ, Jakata: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mudyahardjo, R. (2001). Filsafat ilmu pendidikan suatu pengantar. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.

Ngalim Purwanto, 2002, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nursid Sumaatmadja. (2002). Pendidikan Pemanusiaan Manusia Manusiawi.


Bandung: Alfabeta

Noeng Muhadjir. (1993). Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial. Yogyakarta: Rake
Sarasin.

54
Pelajar, Pustaka. 2009. Undang-undang Guru dan Dosen. Yogyakarta:PELAJAR
PUSTAKA
Roesminingsih, MV. Prof. Dr. dan Drs. Lamijan Hadi Susarno, 2012, Teori dan
Praktek Pendidikan, Surabaya: Unesa University Press.

Ramayulis (2015). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Kalam Mulia

Sanjaya Wina, 2006,  Strategi Pembelajaran,  Kencana Jakarta, pranada Media,


Jakarta. 

Slameto, 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka


Cipta.

Slavin, Robert E. (2000). Educational Psychology: Theory and Practice.


Massachusetts: Allyn & Bacon Publishers.

Sudjana, N. 1997. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Syamsu Yusuf (2007). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung :


Rosdakarya

Tirtahardja, Umar. 2012. Pengantar pendidikan; Jakarta: Rineka Cipta

Tim Fokus Media. 2015. Undang-undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional.


Jakarta:Fokus Media

Trirtarahardja, Umar dan S. L. La Sulo. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta:PT


RINEKA

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1950 Juncto Undang-Undang Nomor 12 Tahun


1954
Tentang Dasar-Dasar Pendidikan Dan Pengadjaran Di Sekolah Untuk Seluruh
Indonesia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan


Dosen.

55
GLOSARIUM

Belajar Aktif. Kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara
mendnegar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksi rangsangan, dan
memecahkan masalah.
azEFA adalah Education for All (EFA) yang diprakarsai UNESCO. EFA
menargetkan pada tahun 2015 semua penduduk dunia mempunyai akses yang sama
dalam memperoleh pendidikan dasar berkualitas.
KBK adalah kurikulum yang lebih banyak memberi ruang pada pemerintah daerah.
Pemerintah pusat hanya menyusun kompetensi standar minimal, sementara elaborasi
sylabus-nya diserahkan pada daerah, yang selanjutnya diserahkan kepada sekolah dan
para guru.
Kecakapan Hidup (Life Skills). Kecakapan-kecakapan yang diperlukan peserta
didik dalam mengatasi berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan.
Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan yang melibatkan peserta didik dakam proses
mental dan fisik melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar.
Kegiatan yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Kegiatan pembelajaran
harus mengembangkan kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta didik
Kognitif. Berkaitan dengan atau meliputi proses rasional untuk mengausai
pengetahuan dan pemahaman konseptual.
Kolaboratif. Kerjasama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian suatu
tugas di mana tiap anggota melaksanakan fungsi yang saling mengisi dan melengkapi
Kooperatif. Kegiatan yang dilakukan dalam kelompok demi kepentingan bersama.
Kurikulum. Seperangkat rencana dan pengaturan mennegai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
MBS adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang
dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu oleh komite
sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan. MBS ini bertujuan; 1)

56
mencapai mutu (quality) dan relevansi pendidikan yang setinggitingginya, dengan
tolok ukur penilaian pada hasil (output dan outcome) bukan pada metodologi atau
prosesnya; 2) menjamin keadilan bagi setiap anak untuk memperoleh layanan
pendidikan yang bermutu di sekolah yang bersangkutan; 3) meningkatkan efektivitas
dan efisiensi; dan 4) meningkatkan akuntabilitas sekolah dan komitmen semua stake
holders
Pembelajaran. Proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar
Pembiayaan pendidikan. Suatu analisa tentang sumber-sumber dan penggunaan
biaya yang diperuntukkan bagi pengelolaan pendidikan secara efisien guna mencapai
tujuan
Pendidik. Tenaga kependidikan yang berkualifukasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, isntruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
Pengangguran Terdidik. Orang-orang yang mempunyai kualifikasi lulusan
pendidikan yang cukup namun masih belum memiliki pekerjaan. Mereka antara lain
terdiri dari lulusan SMA, SMK, program Diploma, dan Universitas.
Peningkatan Mutu Pendidikan adalah suatu proses yang sistematis, yang dilakukan
secara terusmenerus dalam proses belajar-mengajar untuk mencapai tujuan sekolah.
Peningkatan mutu ini terkait dengan tiga aspek yang perlu dicermati, yaitu:
peningkatan kualitas lulusan, peningkatan kualitas proses belajar-mengajar, dan
penciptaan kultur sekolah
Standar Kompetensi. Ketentuan pokok untuk dijabarkan lebih lanjut dalam
serangkaian kemampuan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan secara efektif.
Sumber Belajar. Segala sesuatu yang mengandung pesan, baik yang sengaja
dikembangkan atau yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman dan
atau praktik yang memungkinkan terjadinya belajar. Sumber balajar dapat berupa
narasumber, buku, media nonbuku, teknik dan lingkungan
Tenaga Kependidikan. Anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan

57

Anda mungkin juga menyukai