UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Tondano,6 Maret 2018
Kelompok 2
DAFTAR ISI
KATA
PENGENTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................2
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................19
A. Kesimpulan........................................................................................................................19
B. Saran..................................................................................................................................19
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecakapan guru dalam memilih dan mempersiapkan bahan ajar tergantung pada
pengetahuan guru itu sendiri. Guru harus mengetahui jenis-jenis bahan ajar yang bisa
digunakan dalam proses pembelajaran dan prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
tersebut. Sehingga pembelajaran akan lebih bervariasi, menarik dan tidak
membosankan.
Dengan pengetahuan guru mengenai jenis-jenis bahan ajar tersebut guru dapat
melakukan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga hasilnya
adalah siswa dapat mencapai kompetensi yang dibutuhkan.
B. Rumusan Masalah
Apa saja Macam-Macam Dari Bahan Ajar?
C. Tujuan
Agar Mahasiswa Mampu Menjelaskan Apa Saja Macam-Macam Dari Bahan Ajar.
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan ajar cetak menurut Kemp dan Dayton (1985) didefinisikan sebagai sejumlah
bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran
atau penyampaian informasi. (Krisma Richa, 2014)
Bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Bahan ajar cetak atau buku yang berisi tujuan belajar,
metode, materi dan evaluasi yang berfungsi untuk mempermudah siswa belajar, bisa
diukur kualitasnya dengan beberapa kriteria penilaian. kriteria ini bisa menjadi
pertimbangan guru untuk memilih buku yang akan digunakan untuk siswanya.
a. Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan ajar
cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun
secara mandiri.
b. Bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi,
prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih
dahulu sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun
sistematis, latihan/tugas-tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak
lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa, dan
a. Modul
1) Pengertian Modul
Menurut Daryanto, Mengatakan bahwa Modul adalah sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar
bahan ajar.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Modul adalah alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri
atau dengan bimbingan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan cara untuk
mengevaluasi yang dirancang secara sistematis, dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2) Karakteristik Modul
a) Self-Instructional
yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan
diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
instructional , maka dalam modul harus :
· Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.
· Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil spesifik sehingga
memudahkan belajar secara tuntas.
· Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks
tugas dan lingkungan penggunanya.
b) Self Contained
yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi
yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah
memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,
karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan
pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.
yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan
modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk
mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih
menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka
media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.
d) Adaptive
modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan
percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia
hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran
dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
e) User Friendly
a) Bersifat self-instructional.
Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau
unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran
modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan,
melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.
Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan
maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan
secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara
teratur.
Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar :
d) penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)
e) prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran
a) Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran
dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
b) Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil
dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
1) Pengertian LKS
LKS menurut Indrianto dalam Alan (2012) dalam Herlina Nur, 2013 adalah lembar
kerja siswa yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang
mencerminkan ketrampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan atau
ketrampilan yang perlu dikuasainya.
LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu
tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kaitannya dengan
kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas dalam Alan, 2012).(Herlina Nur, 2013)
2) Karakteristik LKS
a. Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya
tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.
e. Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misalnya mengalami hambatan
dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat diganti dengan media LKS
a. Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul
bagian berikutnya maupun bab setelah itu.
c. LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok dengan konsep yang diajarkan.
d. Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif,
jarang menekankan pada emosi dan sikap.
c. Handout
1) Pengertian Handout
Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat
lembaran. Handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan
di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Handout adalah bahan tertulis
yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
(Herlina Nur, 2013)
2) Karakteristik Handout
a. Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat
memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh.
b.Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih harus
diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.
c. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan
tambahan bagi siswa. (Tindaon Yosi Abdian, 2012)
b. Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan pikiran secara logis
c. Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta memperlancar
pemahaman informasi yang disampaikan
Bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
dituangkan dalam teknologi non-cetak. (Fadhilah Anis, 2014)
Menurut sadiman (2005), Media audio adalah media untuk menyampaikan pesan
yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (kedalam
kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Menurut sudjana dan Rivai (2003),
Media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
g) Pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
(Tindaon Yosi Abdian, 2012)
Kelebihan media audio menurut Sadiman ( 2005 dalam Krisma Richa, 2014 ) :
c) Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang
atau diputar kembali.
e) Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik
dan bahasa.
Sedangkan menurut Arsyad (2003 dalam Krisma Richa, 2014) kelebihan media audio
adalah :
a) Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat
b) Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat
berada ditempat secara bersamaan.
Selain kelebihan yang diimiliki media audio juga memiliki kekurangan sebagai
bahan ajar. Menurut Arsyad (2003 dalam Krisma Richa, 2014) media audio memiliki
kekurangan antara lain adalah :
a) Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan
atau informasi tersebut berada di tengah – tengah pita, maka akan memakan waktu
yang lama untuk menemukannya, apalagi jika radio-tape tidak memiliki angka- angka
penentuan putaran.
Sedangkan enurut Rivai (2005 dalam Krisna Richa, 2014) penggunaan media audio
dalam dunia pengajaran memiliki Kekurangan antara lain :
a) Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertinnya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.
b) Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah
abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
d) Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berpikir abstrak.
e) Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalm bentuk suara
harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.
Bila tidak bisa terjadi ketidak mengertian dan bahkan kesalah pahaman.
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi
konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak
dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi
pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video
(tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas
melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke
monitor televise (Sungkono 2003). Media video pembelajaran dapat digolongkan
kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan
didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD
adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio
visual direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004). (Maynarani
Nella, 2016)
Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya
informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.
Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
d) Representasi Isi
Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan
resolusi tinggi tetapisupport untuk setiap spech system komputer.
Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya
dalam settingsekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan
jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup
mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.
c) Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.
g) Mengembangkan imajinasi
a) Sebagaimana media audio-visual yang lain, video terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangan materi tersebut
b) Pemenfaatan media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah
c) Penayangannya juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar
beserta LCDnya, dan lain-lain.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan
dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion),
proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.
Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau
media pandang-dengar (setyosari & Sihkabuden, 2005). Media audio visual dapat dibagi
menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu
unit, dinamakan media audio-visual murni; dan kedua, media audio-visual tidak murni.
Film bergerak (movie), televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide,
opaque, OHP dan peralatan visual lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua
(Munadi, 2008). (Krisma Richa, 2014)
Manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan
efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008;
Smaldino, 2008) :
g) Mengembangkan imajinasi
h) Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik.
i) Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang
akan dibedah di dalam kelas
j) Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik
dalam mengekspresikan gagasannya. (Krisma Richa, 2014)
Media video dapat memberikan dampak positif terhadap tiga ranah dalam
pembelajaran yaitu :
a) Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian
sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara
dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton
video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
materi ajar.
b) Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan
penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari
potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara
langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka
tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya
menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada
penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang
tertindas.
Ketiga, Pengadaan videoumumnya memerlukan biaya yang lebih mahal dan waktu yang
lebih banyak. Keempat,Umumnya komunikasi hanya satu arah kecuali video yang kusus
dipersiapkan yang dapat meningkat aktivitas siswa. Kelima, Video yang ada tidak selalu
sesuia dengan kebutuhuan dan tujuan belajar yang diingnkan keccuali video yang
dirancang dan diproduksi sendiri. Dan keenam,Penanyangannya juga terkait peralatan
lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.
d) Untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus, diperlukan biaya yang tidak sedikit,
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar terbagi atas bahan ajar cetak yang diantaranya : Modul, LKS, dan
Handout serta bahan ajar non cetak yang diantaranya : Audio, Video, dan Audiovideo.
Dimana bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Sedangkan, bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dituangkan dalam teknologi non-cetak.
B. Saran
Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Materi “Macam-Macam
Bahan Ajar”. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu
saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat
terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada
pembaca. Pesan dari kami mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengtahui
lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan
anda, karena melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri
anda.
DAFTAR PUSTAKA
Muchlisin Riadi, 2013. Pengertian Kelebihan Kelemahan Modul
Pembelajaran
(https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-kelemahan-modul- pembelajaran.
html) diposting pada Minggu, 31 Maret 2013.
Tindaon Yosi Abdian, 2012. Jenis Media Belajar Cetak Dan Non Cetak
(http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/05/jenis-media-belajar-cetak-dan-noncetak.html)
diposting pada Rabu, 2 Mei 2012.