Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH 

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS WEB


“Macam-Macam Bahan Ajar”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:

JOIS BUDINGKALOR 15 508 009

MEILANI LARONGKO 15 508 001

NOVILIA NURJANAH 15 508 003

                                                                                     
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN IPA
2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini

                                                                                  

Tondano,6 Maret 2018

                                                                                                                        Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA
PENGENTAR.......................................................................................................................i

DAFTAR
ISI...................................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................1

A.    Latar Belakang.....................................................................................................................1

B.     Rumusan Masalah................................................................................................................1

C.     Tujuan..................................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................................................2

A.    Bahan Ajar Cetak............................................................................................................2-11

B.     Bahan Ajar Non Cetak..................................................................................................11-17

C.     Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak Dan Non Cetak...................................17-18

BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................19

A.    Kesimpulan........................................................................................................................19

B.     Saran..................................................................................................................................19

DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Kebutuhan akan pendidikan yang berkualitas menuntut peran guru untuk


mengembangkan aspek  profesionalnya. Salah satu ciri guru profesional adalah
kemampuan guru dalam memilih dan mempersiapkan bahan ajar atau materi pelajaran
dengan baik.

Kecakapan guru dalam memilih dan mempersiapkan bahan ajar tergantung pada
pengetahuan guru itu sendiri. Guru harus mengetahui jenis-jenis bahan ajar yang bisa
digunakan dalam proses pembelajaran dan prinsip-prinsip dalam memilih bahan ajar
tersebut. Sehingga pembelajaran akan lebih bervariasi, menarik dan tidak
membosankan.

Dengan pengetahuan guru mengenai jenis-jenis bahan ajar tersebut guru dapat
melakukan proses pembelajaran yang efektif sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, sehingga hasilnya
adalah siswa dapat mencapai kompetensi yang dibutuhkan.

B.     Rumusan Masalah

                        
Apa saja Macam-Macam Dari Bahan Ajar?

C.    Tujuan

                                               

Agar Mahasiswa Mampu Menjelaskan Apa Saja Macam-Macam Dari Bahan Ajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Bahan Ajar Cetak

1.      Pengertian Bahan Ajar Cetak

    Bahan ajar cetak menurut Kemp dan Dayton (1985) didefinisikan sebagai sejumlah
bahan yang disiapkan dalam kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran
atau penyampaian informasi. (Krisma Richa, 2014)
    Bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Bahan ajar cetak atau buku yang berisi tujuan belajar,
metode, materi dan evaluasi yang berfungsi untuk mempermudah siswa belajar, bisa
diukur kualitasnya dengan beberapa kriteria penilaian. kriteria ini bisa menjadi
pertimbangan guru untuk memilih buku yang akan digunakan untuk siswanya.

2.      Karakteristik Bahan Ajar Cetak

Ada beberapa karakteristik bahan ajar cetak, yaitu :

a.       Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan ajar
cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskan yang sejelas-jelasnya untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun
secara mandiri.

b.      Bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat diperlukan dalam
proses pembelajaran. Hal-hal tersebut adalah tujuan pembelajaran/kompetensi,
prasyarat yaitu materi-materi pelajaran yang mendukung atau perlu dipelajari terlebih
dahulu sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran yang tersusun
sistematis, latihan/tugas-tugas, soal-soal evaluasi beserta kunci jawaban dan tindak
lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa, dan

c.       Mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional material), artinya dalam bahan


pembelajaran cetak harus mampu memicu siswa untuk aktif dalam proses belajarnya
bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan belajarnya
sendiri. (Anonim, 2015 dalam http://onolastend93.blogspot.co.id/2015/03/bahan-ajar-
cetak.html)

3.      Jenis-Jenis Bahan Ajar Cetak

a.       Modul

1)      Pengertian Modul
Menurut Daryanto, Mengatakan bahwa Modul adalah sebuah buku yang ditulis
dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan
bimbingan guru, sehingga modul berisi paling tidak tentang segala komponen dasar
bahan ajar. 

Menutur Sofwan Amri dalam buku Kontruksi Pengembangan


Pembelajaran mengatakan bahwa Modul adalah suatu satuan bahasan tertentu yang
disusun secara sistematis, operasional dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik,
disertai dengan pedoman penggunaannya untuk para guru.

Menurut Wayan Santyasa Dalam makalah Metode Penelitian Pengembangan dan


Teori Pengembangan mengatakan bahwa  Modul adalah suatu cara perorganisasian
materi pelajaran yang memperhatikan fungsi
pendidikan. (https://www.wawasanpendidikan.com/2016/08/Modul-Pengertian-
Karakteristikdan-Tujuan-Pembuatan-Serta-Komponen-komponennya.htm )

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Modul adalah alat atau sarana
pembelajaran yang berisi materi yang bertujuan agar peserta didik dapat belajar mandiri
atau dengan bimbingan guru dalam kegiatan belajar mengajar dan cara untuk
mengevaluasi yang dirancang  secara sistematis, dan menarik untuk mencapai
kompetensi yang diharapkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2)      Karakteristik Modul

Modul mempunyai beberapa karakteristik tertentu, misalnya berbentuk unit


pengajaran terkecil dan lengkap, berisi rangkaian kegiatan belajar yang dirancang secara
sistematis, berisi tujuan belajar yang dirumuskan secara jelas dan khusus,
memungkinkan siswa belajar mandiri, dan merupakan realisasi perbedaan individual.
Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik apabila terdapat karakteristik sebagai
berikut.

a)      Self-Instructional

yaitu melalui modul tersebut seseorang atau peserta belajar mampu membelajarkan
diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
instructional , maka dalam modul harus :
·         Berisi tujuan yang dirumuskan dengan jelas.

·         Berisi materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit kecil spesifik sehingga
memudahkan belajar secara tuntas.

·         Menyediakan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi


pembelajaran.

·         Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pengguna


memberikan respon dan mengukur tingkat penguasaannya.

·         Kontekstual yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks
tugas dan lingkungan penggunanya.

·         Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif.

·         Terdapat rangkuman materi pembelajaran.

·         Terdapat instrumen penilaian/assessment, yang memungkinkan penggunaan diklat


melakukan self assessment.

·         Terdapat instrumen yang dapat digunakan penggunanya mengukur atau mengevaluasi


tingkat penguasaan materi.

·         Terdapat umpan balik atas penilaian, sehingga penggunanya mengetahui tingkat


penguasaan materi.

·         Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi


pembelajaran dimaksud.

b)      Self Contained

yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi
yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah
memberikan kesempatan pembelajar mempelajari materi pembelajaran yang tuntas,
karena materi dikemas ke dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan
pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi yang harus dikuasai.

c)      Stand Alone (berdiri sendiri)

      yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran lain. Dengan menggunakan
modul, pebelajar tidak tergantung dan harus menggunakan media yang lain untuk
mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul tersebut. Jika masih
menggunakan dan bergantung pada media lain selain modul yang digunakan, maka
media tersebut tidak dikategorikan sebagai media yang berdiri sendiri.

d)     Adaptive

modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu
dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan memperhatikan
percepatan perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul multimedia
hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran
dapat digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.

e)      User Friendly

  modul hendaknya bersahabat dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan


informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,
termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah
yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.

            Pembelajaran dengan modul memiliki ciri-ciri (Vembriarto, 1985 dalam Muchlisin


Riadi, 2013) sebagai berikut :

a)      Bersifat self-instructional.

         Pengajaran modul menggunakan paket pelajaran yang memuat satu konsep atau
unit dari bahan pelajaran. Sementara, pendekatan yang digunakan dalam pengajaran
modul menggunakan pengalaman belajar siswa melalui berbagai macam penginderaan,
melalui pengalaman mana siswa terlibat secara aktif belajar.

b)      Pengakuan atas perbedaan-perbedaan individual

         Pembelajaran melalui modul sangat sesuai untuk menanggapi perbedaan


individual siswa, karena modul pada dasarnya disusun untuk diselesaikan oleh siswa
secara perorangan. Oleh karena itu pembelajaran melalui modul, siswa diberi
kesempatan belajar sesuai irama dan kecepatan masing-masing.

c)      Memuat rumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar secara eksplisit.

         Tiap-tiap modul memuat rumusan tujuan pengajaran/kompetensi dasar secara


spesifik dan eksplisit. Hal ini sangat berguna bagi berbagai pihak seperti bagi penyusun
modul, guru, dan bagi siswa. Bagi penyusun modul, tujuan yang spesifik berguna untuk
menentukan media dan kegiatan belajar yang harus direncanakan untuk mencapai
tujuan tersebut. Bagi guru tujuan itu berguna untuk memahami isi pelajaran. Bagi siswa
berguna untuk menyadarkan mereka tentang apa yang diharapkan.

d)     Adanya asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan

        Proses asosiasi terjadi karena dengan modul siswa dapat membaca teks dan
melihat diagram-diagram darn buku modulnya. Sedangkan struktur dan urutan
maksudnya materi pada buku modul itu dapat disusun mengikuti struktur pengetahuan
secara hirarkis. Dengan demikian siswa dapat mengikuti urutan kegiatan belajar secara
teratur.

e)      Penggunaan berbagai macam media (multi media)

        Pembelajaran dengan modul memungkinkan digunakannya berbagai macam media


pembelajaran. Hal ini dikarenakan karakteristik siswa berbeda-beda terhadap
kepekaannya terhadap media. Oleh karena itu dalam belajar menggunakan modul bisa
saja divariasikan dengan media lain seperti radio atau televisi.

f)       Partisipasi aktif dari siswa

        Modul disusun sedemikian rupa sehingga bahan-bahan pembelajaran yang ada


dalam modul tersebut bersifat self instructional, sehingga akan terjadi keaktifan belajar
yang tinggi.

g)      Adanya reinforcement langsung terhadap respon siswa


         Respon yang diberikan siswa mendapat konfirmasi atas jawaban yang benar, dan
mendapat koreksi langsung atas kesalahan jawaban yang dilakukan. Hal ini dilakukan
dengan cara mencocokkan hasil pekerjaannya dengan kunci jawaban yang telah
disediakan.

h)      Adanya evaluasi terhadap penguasaan siswa atas hasil belajarnya

        Dalam pembelajaran modul dilengkapi pula dengan adanya kegiatan evaluasi,


sehingga darn hasil evaluasi ini dapat diketahui tingkat penguasaan siswa terhadap
materi yang telah dipelajarinya. Untuk mengetahui siswa berada pada tingkat
penguasaan yang mana, dalam suatu modul juga dilengkapi tentang cara
perhitungannya dan patokannya. (Tindaon Yosi Abdian, 2012)

            Karakteristik modul dapat diketahui dari formatnya yang disusun atas dasar :

a)      prinsip-prinsip desain pembelajaran yang berorientasi kepada tujuan (objective model)

b)      prinsip belajar mandiri

c)      prinsip belajar maju berkelanjutan (continuous progress)

d)     penataan materi secara modular yang utuh dan lengkap (self contained)

e)      prinsip rujuk silang (cross referencing) antar modul dalarn rnata pelajaran

f)       penilaian belajar mandiri terhadap kemajuan belajar (self-evaluation).

3)      Kelebihan dan Kekurangan Modul

            Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat


bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan modul
sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan
tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.

Tjipto (1991) dalam Muchlisin Riadi, 2013, mengungkapkan beberapa


keuntungan yang diperoleh jika belajar menggunakan modul, antara lain :

a)      Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas pelajaran
dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
b)      Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang berhasil
dengan baik dan mana yang kurang berhasil.

c)      Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.

d)     Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.

e)      Pendidikan lebih berdaya guna.

            Pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang


mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu
yang lama dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan membutuhkan
ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus memantau proses belajar
siswa.

b.      LKS (Lembar Kerja Siswa)

1)       Pengertian LKS

   LKS menurut Indrianto dalam Alan (2012) dalam Herlina Nur, 2013 adalah lembar
kerja siswa yang berisi pedoman bagi siswa untuk melakukan kegiatan yang
mencerminkan ketrampilan proses agar siswa memperoleh pengetahuan atau
ketrampilan yang perlu dikuasainya.

  LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. LKS
biasanya berupa petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu
tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kaitannya dengan
kompetensi yang akan dicapai (Depdiknas dalam Alan, 2012).(Herlina Nur, 2013)

2)          Karakteristik LKS

a.       Materi yang disajikan merupakan rangkuman yang tidak terlalu luas pembahasannya
tetapi sudah mencakup apa yang akan dikerjakan atau dilakukan oleh peserta didik.

b.      Terdapat soal-soal yang harus dikerjakan siswa, dan kegiatan-kegiatan seperti


percobaan atau terjun ke lapangan yang harus siswa lakukan.

c.       Memiliki komponen-komponen seperti kata pengantar, pendahuluan, daftar isi,


dll. (Tindaon Yosi Abdian, 2012)
4)      Kelebihan dan Kekurangan LKS

·         Kelebihan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a.       Dapat menjadi media pembelajaran mandiri bagi siswa

b.      Meningkatkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar

c.       Praktis dan harga terjangkau

d.      Materi lebih ringkas dan sudah mencakup keseluruhan materi

e.       Sebagai pengganti media lain ketika media audio visual misalnya mengalami hambatan
dengan listrik maka kegiatan pembelajaran dapat diganti dengan media LKS

f.       Tidak menggunakan listrik sehingga bisa digunakan oleh SD di pedesaan maupun di


perkotaan

·         Kekurangan Lembar Kerja Siswa (LKS)

a.       Soal-soal yang tertuang pada lembar kerja siswa cenderung monoton, bisa muncul
bagian berikutnya maupun bab setelah itu.

b.      Adanya kekhawatiran guru hanya mengandalkan media LKS tersebut serta


memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Misalnya siswa disuruh mengerjakan LKS
kemudian guru meninggalkan siswa dan kembali untuk membahas LKS itu.

c.       LKS yang dikeluarkan penerbit cenderung kurang cocok dengan konsep yang diajarkan.

d.      Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif,
jarang menekankan pada emosi dan sikap.

e.       Menimbulkan pembelajaran yang membosankan bagi siswa jika tidak dipadukan


dengan media yang lain.

c. Handout

1)    Pengertian Handout

Handout berasal dari bahasa Inggris yang berarti informasi, berita atau surat
lembaran. Handout termasuk media cetak yang meliputi bahan-bahan yang disediakan
di atas kertas untuk pengajaran dan informasi belajar. Biasanya diambil dari beberapa
literatur yang memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan/kompetensi dasar dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Handout adalah bahan tertulis
yang disiapkan oleh seorang guru untuk memperkaya pengetahuan peserta didik.
(Herlina Nur, 2013)

2)    Karakteristik Handout

a. Karakteristik yang harus dimiliki oleh handout adalah padat informasi dan dapat
memberikan kerangka pemikiran yang lebih utuh.

b.Sebagai media pengajaran penjelasan yang lebih rinci tentang isi handout masih harus
diberikan oleh guru yang mengadakan pembelajaran.

c. Handout diberikan pada awal atau sebelum pelajaran dimulai dan merupakan catatan
tambahan bagi siswa. (Tindaon Yosi Abdian, 2012)

3)  Kelebihan dan Kekurangan Handout

·      Kelebihan media Handout dalam kegiatan belajar mengajar diantaranya adalah :

a.       Dapat merangsang rasa ingin tahu dalam mengikuti pelajaran

b.      Meningkatkan kreativitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

c.       Memelihara kekonsistenan penyampaian materi pelajaran dikelas oleh guru sesuai


dengan perancangan pengajaran

d.      Dapat memperkenalkan informasi atau teknologi baru

e.       Dapat memeriksa hasil pembelajaran siswa

f.       Mendorong keberanian siswa untuk berprestasi

g.      Dapat membantu pengetahuan ingatan dan penyempurnaan.

·         Beberapa kelebihan handout (Arsyad, 2000 dalam Herlina Nur, 2013) :

a.       Siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing – masing

b.      Disamping dapat mengulang materi, siswa dapat mengikuti urutan pikiran secara logis

c.       Perpaduan teks dan gambar dapat menambah daya tarik serta memperlancar
pemahaman informasi yang disampaikan

d.      Lebih ekonomis dan mudah terdistribusi


·         Kelemahan handout sebagai media cetak (Arsyad, 2000 dalam Herlina Nur, 2013)
adalah :

a.       Sulit menampilkan gerak dan suara

b.      Bagian-bagian pelajaran harus dirancang sedemikian rupa

c.       Cepat rusak atau hilang

d.      Umumnya kebehasilannya hanya ditingkat kognitif

B.     Bahan Ajar Non Cetak

1.      Pengertian Bahan Ajar Non Cetak

           Bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk
membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
dituangkan dalam teknologi non-cetak. (Fadhilah Anis, 2014)

2.      Jenis-Jenis Bahan Ajar Non Cetak

a.       Bahan Ajar Audio

1)      Pengertian Bahan Ajar Audio

    Menurut sadiman (2005), Media audio adalah media untuk menyampaikan pesan
yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif, baik verbal (kedalam
kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal. Menurut sudjana dan Rivai (2003),
Media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk
auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.

   Menurut Setyosari dan Sihkabuden,(2005 ; Yudhi Munadi, 2008), Media Audio


(media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera
pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan
memanipulasi unsur bunyi atau suara semata. (Krisma Richa, 2014)

2)      Karakteristik Bahan Ajar Audio


          Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang
disampaikan atau dituangkan kedalam simbul-simbul auditif (verbal dan/atau non-
verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio
memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut :

a)      Mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan


jangkauannya luas),

b)      Pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya,

c)      Dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya,

d)     Dapat mengatasi masalah kekurangan guru,

e)      Sifat komunikasinya hanya satu arah,

f)       Sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa,

g)      Pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio).
(Tindaon Yosi Abdian, 2012)

3)      Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Audio

Kelebihan media audio menurut Sadiman ( 2005 dalam Krisma Richa, 2014 ) :

a)      Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.

b)      Sifatnya mudah untuk dipindahkan

c)      Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang
atau diputar kembali.

d)     Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan


daya imajinasi seperti menulis, menggambar dna sebagainya.

e)      Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik
dan bahasa.

     Sedangkan menurut Arsyad (2003 dalam Krisma Richa, 2014) kelebihan media audio
adalah :

a)      Merupakan peralatan yang sangat murah dan lumrah sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat

b)      Rekaman dapat digandakan untuk keperluan perorangan sehingga isi pesan dapat
berada ditempat secara bersamaan.

c)      Merekam peristiwa atau isi pelajaran untuk digunakan kemudian.


d)     Rekaman dapat digunakan sendiri oleh siswa untuk mendengarkan diri sendiri sebagai
alat diagnosis guna untuk membantu meningkatkan keterampilan membaca, mengaji
dan berpidato.

e)      Dalam pengoprasiannya relatif sangat mudah.

                                                                   

   Selain kelebihan yang diimiliki media audio juga memiliki kekurangan sebagai
bahan ajar. Menurut Arsyad (2003 dalam Krisma Richa, 2014) media audio memiliki
kekurangan antara lain adalah :

a)      Dalam suatu rekaman sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi, jika pesan
atau informasi tersebut berada di tengah – tengah pita, maka akan memakan waktu
yang lama untuk menemukannya, apalagi jika radio-tape tidak memiliki angka- angka
penentuan putaran.

b)      Kecepatan rekaman dan pengaturan trek yang bermacam – macam menimbulkan


kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam
yang berbeda.

  Sedangkan enurut Rivai (2005 dalam Krisna Richa, 2014) penggunaan media audio
dalam dunia pengajaran memiliki Kekurangan antara lain :

a)      Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu,
sehingga pengertinnya harus didapat dengan cara belajar yang khusus.

b)      Media audio yang menampilkan simbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah
abstrak, sehingga pada hal-hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.

c)      Karena abstrak, tingkatan pengertinnya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan


penguasaan pembendaharaan kata–kata atau bahasa, serta susunan kalimat.

d)     Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai
kemampuan dalam berpikir abstrak.

e)      Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalm bentuk suara
harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima.
Bila tidak bisa terjadi ketidak mengertian dan bahkan kesalah pahaman.

b.      Bahan Ajar Video

1)      Pengertian Bahan Ajar Video

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang
menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi
konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman
terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak
dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi
pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video
(tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas
melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke
monitor televise (Sungkono 2003). Media video pembelajaran dapat digolongkan
kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan
didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD
adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio
visual direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004). (Maynarani
Nella, 2016)

2)      Karakteristik Media Video Pembelajaran

Menurut Cheppy Riyana (2007 dalam Maynarani Nella, 2016) untuk menghasilkan


video pembelajaran yang mampu meningkatkan motivasi dan efektivitas penggunanya
maka pengembangan video pembelajaran harus memperhatikan karakteristik dan
kriterianya. Karakteristik video pembelajaran yaitu :

a)      Clarity of Massage  (kejalasan pesan)

Dengan media video siswa dapat memahami pesan pembelajaran secara lebih
bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirinya
informasi akan tersimpan dalam memory jangka panjang dan bersifat retensi.

b)      Stand Alone  (berdiri sendiri).

Video yang dikembangkan tidak bergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus
digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.

c)      User Friendly  (bersahabat/akrab dengan pemakainya).

Media video menggunakan bahasa yang sedehana, mudah dimengerti, dan


menggunakan bahasa yang umum. Paparan informasi yang tampil. bersifat membantu
dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon,
mengakses sesuai dengan keinginan.

d)     Representasi Isi

Materi harus benar-benar representatif, misalnya materi simulasi atau demonstrasi.


Pada dasarnya materi pelajaran baik sosial maupun sain dapat dibuat menjadi media
video.

e)      Visualisasi dengan media


Materi dikemas secara multimedia terdapat didalamnya teks, animasi, sound, dan video
sesuai tuntutan materi. Materi-materi yang digunakan bersifat aplikatif, berproses, sulit
terjangkau berbahaya apabila langsung dipraktikkan, memiliki tingkat keakurasian tinggi.

f)       Menggunakan kualitas resolusi yang tinggi

Tampilan berupa grafis media video dibuat dengan teknologi rakayasa digital dengan
resolusi tinggi tetapisupport  untuk setiap spech  system komputer.

g)      Dapat digunakan secara klasikal atau individual

Video pembelajaran dapat digunakan oleh para siswa secara individual, tidak hanya
dalam settingsekolah, tetapi juga dirumah. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan
jumlah siswa maksimal 50 orang bisa dapat dipandu oleh guru atau cukup
mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia dalam program.

3)      Kelebihan dan Kekurangan Video Pembelajaran

Kelebihan Media Video Pembelajaran :

a)   Mengatasi jarak dan waktu

b)   Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu


yang singkat

c)   Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.

d)  Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

e)   Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

f)    Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa

g)   Mengembangkan imajinasi

h)   Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang


lebih realistic

i)     Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan


realitas sosial yang akan dibedah di dalam kelas

j)     Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas


peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

Kelemahan Media Video Pembelajaran :

a)      Sebagaimana media audio-visual yang lain, video terlalu menekankan pentingnya materi
ketimbang proses pengembangan materi tersebut
b)      Pemenfaatan media ini juga terkesan memakan biaya yang tidak murah

c)      Penayangannya juga terkait peralatan lainnya seperti video player, layar bagi kelas besar
beserta LCDnya, dan lain-lain.

c.       Bahan Ajar Audio Video

1)      Pengertian Bahan Ajar Audio Video

Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-vidi-visum yang artinya melihat


(mempunyai daya penglihatan); dapat melihat (K. Prent dkk., Kamus Latin-Indonesia,
1969). Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) mengartikan video dengan: 1) bagian
yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk
ditayangkan pada pesawat televisi. Senada dengan itu, Peter Salim dalam The
Contemporary English-Indonesian Dictionary (1996) memaknainya dengan sesuatu yang
berkenaan dengan penerimaan dan pemancaran gambar. Tidak jauh berbeda dengan
dua definisi tersebut, Smaldino (2008: 374) mengartikannya dengan “the storage of
visuals and their display on television-type screen” (penyimpanan/perekaman gambar
dan penanyangannya pada layar televisi).

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa video itu berkenaan
dengan apa yang dapat dilihat, utamanya adalah gambar hidup (bergerak; motion),
proses perekamannya, dan penayangannya yang tentunya melibatkan teknologi.

Video, dilihat sebagai media penyampai pesan, termasuk media audio-visual atau
media pandang-dengar (setyosari & Sihkabuden, 2005). Media audio visual dapat dibagi
menjadi dua jenis: pertama, dilengkapi fungsi peralatan suara dan gambar dalam satu
unit, dinamakan media audio-visual murni; dan kedua, media audio-visual tidak murni.
Film bergerak (movie), televisi, dan video termasuk jenis yang pertama, sedangkan slide,
opaque, OHP dan peralatan visual lainnya yang diberi suara termasuk jenis yang kedua
(Munadi, 2008). (Krisma Richa, 2014)

2)      Karakteristik Bahan Ajar Audio Video

Manfaat dan karakteristik lain dari media video atau film dalam meningkatkan
efektifitas dan efesiensi proses pembelajaran, di antaranya adalah (Munadi, 2008;
Smaldino, 2008) :

a)      Mengatasi jarak dan waktu

b)      Mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu


yang singkat
c)      Dapat membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa
yang satu ke masa yang lain.

d)     Dapat diulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

e)      Pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat.

f)       Megembangkan pikiran dan pendapat para siswa

g)      Mengembangkan imajinasi

h)      Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistik.

i)        Mampu berperan sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang
akan dibedah di dalam kelas

j)        Mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing kreativitas peserta didik
dalam mengekspresikan gagasannya. (Krisma Richa, 2014)

3)      Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Audio Video

Menurut Smaldino sendiri, pembelajaran dengan video multi-suara bisa ditujukan


bagi beragam tipe pebelajar. Teks bisa didisplay dalam aneka bahasa untuk
menjelaskan isi video. Beberapa DVD bahkan menawarkan kemampuan memperlihatkan
suatu objek dari pelbagai sudut pandang yang berbeda. Disc juga memberikan fasilitas
indeks pencarian melalui judul, topik, jejak atau kode-waktu untuk pencarian yang lebih
cepat.

Media video dapat memberikan dampak positif terhadap tiga ranah dalam
pembelajaran yaitu :

a)      Pada ranah kognitif, pebelajar bisa mengobservasi rekreasi dramatis dari kejadian
sejarah masa lalu dan rekaman aktual dari peristiwa terkini, karena unsur warna, suara
dan gerak di sini mampu membuat karakter berasa lebih hidup. Selain itu menonton
video, setelah atau sebelum membaca, dapat memperkuat pemahaman siswa terhadap
materi ajar.

b)      Pada ranah afektif, video dapat memperkuat siswa dalam merasakan unsur emosi dan
penyikapan dari pembelajaran yang efektif. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari
potensi emosional impact yang dimiliki oleh video, di mana ia mampu secara
langsung membetot sisi penyikapan personal dan sosial siswa. Membuat mereka
tertawa terbahak-bahak (atau hanya tersenyum) karena gembira, atau sebaliknya
menangis berurai air mata karena sedih. Dan lebih dari itu, menggiring mereka pada
penyikapan seperti menolak ketidakadilan, atau sebaliknya pemihakan kepada yang
tertindas.

c)      Pada ranah psikomotorik, video memiliki keunggulan dalam memperlihatkan bagaimana


sesuatu bekerja. Misalnya dalam mendemons-trasikan bagaimana tatacara merangkai
bunga, membuat origami pada anak-anak TK, atau memasak pada pelajaran tataboga
dan lain sebagainya. Semua itu akan terasa lebih simpel, mendetail, dan bisa diulang-
ulang. Video pembelajaran yang merekam kegiatan motorik siswa juga memberikan
kesempatan pada mereka untuk mengamati dan mengevaluasi kerja praktikum mereka,
baik secara pribadi maupun feedback dari teman-temannya.

Namun media audio video juga memiliki kekurangan antara


lain pertama  Pembelajaran dengan mengggunakan media video harus menggunakan
sumber listrik. Kedua,  Pita kaset mudah rusak jika penyimpanannya kurang baik maka
pindahkan ke cd.

Ketiga,  Pengadaan videoumumnya memerlukan biaya yang lebih mahal dan waktu yang
lebih banyak. Keempat,Umumnya komunikasi hanya satu arah kecuali video yang kusus
dipersiapkan yang dapat meningkat aktivitas siswa. Kelima, Video yang ada tidak selalu
sesuia dengan kebutuhuan dan tujuan belajar yang diingnkan keccuali  video yang
dirancang dan diproduksi sendiri. Dan keenam,Penanyangannya juga terkait peralatan
lainnya seperi videoplayer, layar bagi kelas besar beserta LCDnya, dan lain-lain.

C.    Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak Dan Non Cetak

1.      Kelebihan dan Kekurangan Bahan Ajar Cetak

Kelebihan bahan ajar cetak adalah : 

a)      Mudah diperoleh dan dibawa ke mana-mana, 

b)      Mudah dipelajari kapan dan di mana pun, 

c)      Tidak memerlukan alat khusus untuk menggunakannya, 

d)     Pengirimannya relatif mudah dan murah dibanding media lainnya, serta 

e)      Merupakan media yang paling canggih untuk mengembangkan kemampuan siswa


untuk belajar tentang fakta dan prinsip-prinsip umum serta abstrak dengan
menggunakan argumentasi yang logis.

Kekurangan bahan ajar cetak adalah: 

a)      Tidak mampu mempresentasikan gerakan, 

b)      Pemaparan materi dalam bahan ajar cetak cenderung linier, 

c)      Tidak mampu mempresentasikan kejadian secara berurutan, 

d)     Untuk membuat bahan ajar cetak yang bagus, diperlukan biaya yang tidak sedikit, 

e)      Membutuhkan kemampuan baca yang tinggi dari pembacanya, 


f)       Tidak dapat atau sulit memberikan bimbingan kepada pembacanya yang mengalami
kesulitan memahami bagian tertentu dari bahan ajar tersebut, serta 

g)      Sulit untuk memberikan umpan balik untuk pertanyaan-pertanyaan kompleks yang


memiliki kemungkinan banyak jawaban.

2.      Kelebihan dan Kelemahan Bahan Ajar Non Cetak

Kelebihan bahan ajar noncetak secara umum adalah : 

a)      Dapat menggambarkan gerakan, keterkaitan, dan memberikan dampak terhadap topik


yang dibahas, 

b)      Dapat dikombinasikan antara gambar dengan gerakan, serta 

c)      Fleksibel dan mudah diadaptasi.

Kekurangan bahan ajar noncetak secara umum adalah : 

a)      Pada umumnya membutuhkan alat khusus untuk menggunakannya, 

b)      Tidak kompatibel antarjenis yang ada, serta 

c)      Aliran informasi yang disampaikan sangat fixed. (Tindaon Yosi Abdian, 2012)

BAB III

PENUTUP
A.    Kesimpulan

Bahan ajar terbagi atas bahan ajar cetak yang diantaranya : Modul, LKS, dan
Handout serta bahan ajar non cetak yang diantaranya : Audio, Video, dan Audiovideo.
Dimana bahan ajar cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi
atau isi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan
menggunakan teknologi cetak. Sedangkan, bahan ajar non-cetak adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang dituangkan dalam teknologi non-cetak.

B.     Saran

Semoga makalah yang kami susun ini dapat sangat bermanfaat bagi para
pembaca, dan dapat memberikan pengetahuan sedikit tentang Materi “Macam-Macam
Bahan Ajar”. Kami mengetahui bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi penulisannya, bahasa dan lain sebagainnya. Untuk itu
saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan agar dapat
terciptannya makalah yang baik yang dapat memberi pengetahuan yang benar kepada
pembaca. Pesan dari kami mulailah membaca dari hal yang kecil untuk dapat mengtahui
lebih banyak hal yang belum anda ketahui. Dan jadikanlah membaca sebagai kebiasaan
anda, karena melalui membaca akan membuka lebih banyak gerbang ilmu untuk diri
anda.

DAFTAR PUSTAKA
Muchlisin Riadi, 2013. Pengertian Kelebihan Kelemahan Modul
Pembelajaran                                         
(https://www.kajianpustaka.com/2013/03/pengertian-kelebihan-kelemahan-modul-    pembelajaran.
html) diposting pada Minggu, 31 Maret 2013.

Fadhilah Anis, 2014. Bahan Ajar Non Cetak


(http://bahanajarnon-cetakanisfadhilah.blogspot.co.id/2014/06/bahan-ajar-non-cetak.html)
diposting pada Senin, 30 Juni 2014.

Tindaon Yosi Abdian, 2012. Jenis Media Belajar Cetak Dan Non Cetak
(http://yosiabdiantindaon.blogspot.co.id/2012/05/jenis-media-belajar-cetak-dan-noncetak.html)
diposting pada Rabu, 2 Mei 2012.

Anonim, 2015. Bahan Ajar Cetak


(http://onolastend93.blogspot.co.id/2015/03/bahan-ajar-cetak.html) diposting pada Selasa, 31
Maret 2015.

Maynarani Nella, 2016. Makalah Media Video Pembelajaran


(http://wanitacintaislam.blogspot.co.id/2016/09/makalah-media-video-pembelajaran.html)
diposting pada Jumat, 16 September 2016.

Herlina Nur, 2013. Media Handout


(http://belajartpsekarang.blogspot.co.id/p/media-handout.html) diposting pada Desember 2013.

Herlina Nur, 2013. Media LKS


(http://belajartpsekarang.blogspot.co.id/p/media-lks-lembar-kerja-siswa.html) diposting pada
Desember 2013.

Anonim, 2016. Modul Pengertian Karakteristik Tujuan Pembuatan Serta Komponen-


Komponennya
(https://www.wawasanpendidikan.com/2016/08/Modul-Pengertian-Karakteristikdan-Tujuan-
Pembuatan-Serta-Komponen-komponennya.htm)
Krisma Richa, 2014. Macam-Macam Bahan Ajar
(http://pengembanganbahanjar.blogspot.co.id/2014/07/macam-macam-bahan-ajar.html) diposting
pada Jumat, 11 Juli 2014.

Anda mungkin juga menyukai