Anda di halaman 1dari 70

DIKTAT HERMENEUTIK

Dosen Pengampu:
Abson Kawangung

1
SILABUS

A.. MATA KULIAH


Nama Mata Kuliah : Hermeneutik 1
Kode Mata Kuliah :
Bobot SKS : 2 SKS
Prasyarat : PPL 1,2

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU).

Peserta didik mengerti, memahami, dan mengetahui langkah-langkah dan prinsip-


prinsip serta metode-metode penafsiran Alkitab secara benar dan tepat

C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK).

1. Peserta didik mampu membuat langkah-langkah dan prinsip-prinsip


Penafsiran yang benar dan tepat
2. Peserta didik mampu menafsirkan ayat-ayat Alkitab secara benar dan tepat.
3. Peserta didik mampu menggunakan metode-metode penafsiran yang benar dan tepat

D. TUGAS

1. Membaca buku Hermeneutik yang ditentukan dan membuat laporan setiap Minggu
2. Membuat tugas dari bahan yang sedang dipelajari setiap Minggu
3. Mengerjakan tugas dari berbagai metode penafsiran yang dipelajari

D. PENILAIAN

1. Setiap tugas akan dinilai dari 2 hal


a. Usaha
b. Hasil
2. Nilai akhir ditentukan berdasarkan tugas-tugas (tidak ada ujian tertulis)
a. Laporan bacaan mingguan : 20%
b. Tugas Mingguan dari matakuliah : 40%
c. Tugas Permetode Penafsiran : 40%

E. SARAN

1. Tidak mengutamakan nilai tetapi kemampuan belajar Alkitab


2. Jangan membandingkan angka dengan teman-teman lain
3. Belajarlah mengerjakan tugas secara pribadi

2
DAFTAR ISI

1A. Pendahuluan ...........................................................................................................1

2A. Persiapan .................................................................................................................2

3A. Tinjauan Tentang Metode Induktif .........................................................................3

1B. Penjelasan Umum

2B. Penjelasan Khusus


1C. Definisi
1D, Deduktif
2D. Induktif
2C. Langkah-langkah Induktif
3C. Ringkasan

4A. Langkah Pertama: Dalam Metode Induktif Pengamatan .......................................5

1B. Pendahuluan

2B. Kepentingan

3B. Proses: Satu ayat atau paragraph


1C. Langkah 1: Doa
2C. Langkah 2: Bacalah Nats
3C. Langkah 3: Amatilah fakta-fakta
1D. Hal-hal yang perlu diamati
2D. Cara untuk mengamati fakta-fakta
1E. Tulis
2E. Pertanyaan-pertanyaan
6 pertanyaan utama (Contoh pengamatan dari
Yohanes 5:24)
4C. Langkah 4: Amatilah Struktur
1D. Definisi
2D. Kepentingan Struktur
3D. Ringkasan
4D. 2 macam struktur
1E. Tata Bahasa
2E. Kesusastraan
5C. Langkah 5: Amatilah bentuk Kesusastraan
(17 Hukum Struktur)
(Contoh Pengamatan Fakta-fakta dari Mz.1)
(Contoh Pengamatan dari Lukas 4:1-13)

3
(Metode Renungan Pribadi)
(Cara Metode Analisa)
(Contoh Analisa: 1 Yoh.1:1-4)
(Contoh Analisa: Gal.2:15-16)

4B. Proses Mengamati satu pasal/bagian (Induktif)


(Contoh Efesus 1)
(Contoh: Lukas 6)

5B. Proses Mengamati satu kitab – Sintesis


(Contoh: Kolose)

5A. Penafsiran .......................................................................................................... 34


1B. Pendahuluan
2B. Langkah-langkah
1C. Doa
2C. Tentukanlah hal-hal
3C. Tafsirkan

1D. Enam penafsiran yang umum


1E. Konteks, struktur
2E. Literal
3E. Tata Bahasa
4E. Sejarah, Geografis, Kebudayaan
5E. Tujuan penulis
6E. Theologia
2D. Tiga prinsip penafsiran yang khusus
1E. Kata-kata kiasan
2E. Perumpaan
3E. Nubuatan
4C. Buku-buku tafsiran
5C. Catatlah
6C. Ikhtisar
(Contoh: Penafsiran dari Mazmur. 1)
6A. Penerapan ........................................................................................................... 53
1B. Pendahuluan
2B. Langkah-langkah
(contoh : Penerapan dari Maz.1)
7A. 2 Metode lain
1B. Biografis
2B. Theologi

4
METODE MEMPELAJARI ALKITAB PERMULAAN

1A. PENDAHULUAN

2 Pertanyaan :
1B. Mengapa mata pelajaran ini?
2 Timotius 3:14-17
Gambar :

Allah
Ayat 14-15

Ayat 16-17 1 4
Mengajar Mendidik dalam
kebenaran

Manusia 3
1 2 Memperbaiki kelakuan

MEMBERI HIKMAT BERMANFAAT 2


Menyatakan kesalahan
Orang2 No-Kristen Orang Kristen

Setiap
Diperlengkapi untuk
perbuatan baik
MENUNTUN KEPADA
KESELAMATAN

Kesimpulan:
1C. Alkitab dibutuhkan manusia supaya mereka dapat tahu
Akan jalan keselamatan.
2C. Alkitab dibutuhkan orang-orang Kristen untuk pertumbuhan rohani.
3C. Alkitab dibutuhkan hamba-hamba Tuhan untuk kehidupannya dan pelayanannya. Lihatlah 2
Tim. 4:1-2
1D. Hamba-hamba Tuhan harus memberikan Firman Allah kepada orang-orang yang
belum Kristen supaya mereka akan tahu jalan keselamatan.
2D. Hamba-hamba Tuhan harus memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang
belum Kristen supaya mereka dapat bertumbuh dalam Kristus.
4C. Tetapi, sebelum kita dapat menuruti Firman Allah atau menyampaikannya kepada orang-
orang lain kita harus mengerti dengan benar isinya.
5C. Untuk mengerti isi Alkitab dengan benar kita harus menguasai cara untuk mempelajari
Alkitab.

2B. Apakah tujuan untuk mata pelajaran ini?

5
1C. Tujuan pertama : Untuk menyediakan kesempatan untuk mempelajari
Alkitab secara pribadi.

1D. Secara umum ada 2 pendekatan terhadap Alkitab dan pengajarannya.

1E. Pendekatan yang objektif saja


2E. Pendekatan yang selain objektif juga adalah pribadi.
2D. Allah bermaksud supaya FirmanNya mempengaruhi kita secara utuh.

1E. Akal kita:


2E. Emosi kita
3E. kehendak kita

2C. Untuk memperlengkapi saudara mempelajari Firman Tuhan secara:

1D. Pribadi yaitu, supaya tidak harus selalu bergantung pada orang-orang lain untuk
mengerti isi Alkitab atau mendapat bahan untuk pelayanan.
2D. Sistematis- untuk belajar Alkitab kita akan memakai suatu pendekatan dengan
langkah-langkah tertentu.
3D. Efektif- kalau metode yang diajar sungguh diterapkan maka Alkitab dapat dimengerti
dengan benar. Metode ini dapat dipakai untuk mempelajari:

1E. Satu ayat


2E. Satu alinea
3E. Satu pasal
4E. satu buku
5E. Seluruh Alkitab.

2A. PERSIAPAN UNTUK MEMPELAJARI ALKITAB

1B. Sebelum kita memikirkan metode mempelajari Alkitab (ini berhubungan dengan akal atau
ketrampilan kita) kita harus lebih dahulu memikirkan keadaaan hati kita (ini berhubungan
dengan kerohanian kita)

2B. Sikap-sikap yang dibutuhkan untuk mempelajari Alkitab secara

yang benar (Amsal 2:1-6).

1C. Sikap yang mau belajar dan mau terbuka (ayat 1-2)
2C. Sikap yang bergantung pada Allah untuk mengerti FirmanNya (ayat 3)

1D. Untuk mengerti Firman Allah dengan benar kita harus dilahirkan kembali
(1Kor 2:14-!5).
2D. Untuk mengerti Firman Allah dengan benar kita harus diajar oleh Roh kudus
(Yoh.16:13-15)

3C. Sikap yang rajin dan bertekun (ayat 4)

6
1D. Pelayanan Roh kudus sebagai guru kita tidak berarti bahwa kita tidak harus berusaha
untuk mengerti Alkitab.
2D. Pengertian yang tepat akan isi Alkitab tidak terjadi secara otomatis tanpa usaha kita
(2Tim 2:5)

4C. Sikap yang positif/optimistis (ayat 5-6).


KALAU KITA…..
1. Terbuka
2. Bergantung
3. Rajin
MAKA KITA…
Akan mendapat pengertian

1. Pakailah hal-hal di atas ini sebagai patokan


2. Selidikilah hidup anda? Apakah anda terbuka
3. Menjadi bergantung dan rajin?

3A. TINJAUAN TENTANG METODE INDUKTIF

1B. Penjelasan umum mengenai keperluan untuk memakai metode.


1C. Defenisi metode
“mengerjakan langkah-langkah yang tertentu dalam urutan yang tertentu untuk
menjamin hasil yang tertentu”.
2C. Contoh-contoh.
1D. Memasak kue.
1E. Ada langkah-langkah tertentu
1F. Tepung
2F. Gula
3F. Ragi
4F. Air
2E. Ada urutan yang tertentu
1F. Cairan ragi
2F. Aduk gula + telor
3F. Campur dengan terigu /adonan
4F. Oven
3E. Ada hasil yang terjamin
2D. Membangun rumah
1E. Ada langkah-langkah yang tertentu

1F. Membuat gambar


2F. Tanah buat pola
3F. Buat galian
4F. Beli bahan
2E. Ada urutan yang tertentu
1F. Ada fondasi
2F. Buat pola

7
3F. Atap di atas
4F. Jendela
3E. Ada hasil yang terjamin
3C. Penyerapan dalam penyelidikan Alkitab-SAMA
Untuk pertama memakai tertulis dulu.

4C. Beberapa nilai dari pemakaian metode untuk mempelajari Alkitab.


1D. Metode yang baik akan menolong kita menghindari 3 hal :
1E. Menghindari kita membuang waktu
2E. Menghindari ketidaksamaan/ketidaktelitian.
3E. Menghindari kedangkalan dalam pengertian dan pelayanan.
2D. Metode yang baik memungkinkan 3 hal bagi kita :
1E. Memungkinkan kita berpikir untuk diri sendiri.
2E. Memungkinkan kita mengalami sukacita dalam penemuan.
3E. Memungkinkan kita makin jatuh cinta dengan pengarang Alkitab,
yaitu Allah sendiri.
2B. Penjelasan tertentu mengenai metode induktif.
1C. Definisi : Ada dua cara mempelajari Alkitab yang biasanya dipergunakan.
1D. Cara Deduktif.

1E. Artinya : Penafsiran Alkitab sudah mempunyai kesimpulan tertentu sebelum


dia mempelajari Alkitab. Karena itu ia menyelidiki Alkitab dengan tujuan
untuk mencari ayat-ayat yang mendukung kesimpulannya tersebut.
2E. Contoh.
1F. Dari dunia media
2F. Dari Alkitab.
2D. Cara Induktif.
1E. Arti: penafsiran terlebih dahulu mencari data dan fakta Alkitab. Kemudian ia
berdasarkan data dan fakta Alkitab yang ia temukan.
2E. Contoh.
1F. Dari dunia medis.
2F. Dari Alkitab.

3D. Ringkasan.

“Deduktif” “Induktif”
Ide (kesimpulan) Fakta-fakta
Fakta-fakta Ide (kesimpulan)

4D. Kesimpulan
Pendekatan yang memakai metode induktif merupakan cara mempelajari Alkitab
yang paling dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya karena metode ini merupakan
kesimpulan dari apa yang dinyatakan Allah sendiri di dalam Alkitab.

8
2C. Langkah-langkah dalam metode induktif.

1D. LANGKAH PERTAMA : PENGAMATAN (OBSERVASI)


1E. Arti.
Langkah pengamatan ialah, suatu usaha mencari data atau fakta Alkitab untuk
dipakai sebagai bahan bukti penafsiran.
2E. Pertanyaan: “Apakah yang saya lihat di sini?”

2D. LANGKAH KEDUA: PENAFSIRAN


(INTERPRETASI)
1E. Arti
Langkah Penafsiran ialah, suatu usaha yang mencoba mengupas arti yang
dimaksudkan oleh pengarang melalui kalimat-kalimat yang ditulisnya.
2E. Pertanyaan: “Apakah yang dimaksud Pengarang?”

3D. LANGKAH KETIGA: PENERAPAN (APLIKASI)


1E. Arti.
Langkah penerapan ialah, suatu usaha mentaati apa yang telah kita amati dan
tafsirkan.
2E. Pertanyaan: “Apakah yang harus saya lakukan berdasarkan arti dari bagian
Alkitab ini?”

3C. Ringkasan.
Tiga langkah ini harus dilakukan dalam urutan tertentu karena satu langkah merupakan dasar
untuk langkah yang berikut dan semua langkah ini harus dikerjakan dengan baik kalau kita
ingin mencapai sasaran, yaitu pengertian yang benar akan isi Alkitab.

4A. LANGKAH PERTAMA DALAM METODE INDUKTIF: PENGAMATAN. “APA YANG SAYA
LIHAT DI SINI?”

1B. Pendahuluan.
Sebagai pelajar-pelajar Alkitab, kecakapan pertama yang harus kita kuasai adalah melatih
otak kita untuk mengamati dengan teliti apa yang ada dalam sebuah nats dalam Alkitab.
** Lihatlah Markus 8:18

2B. Kepentingan langkah pengamatan.


Kalau pengamatan kita tidak lengkap atau tidak tepat ada kemungkinan besar bahwa
penafsiran dan penerapan kita tidak akan lengkap dan tepat.
3B. Proses/langkah-langkah untuk mengamati satu ayat atau satu paragraf.
1C. LANGKAH PERTAMA DALAM PROSES PENGAMATAN :Berdoa.
Doa merupakan pengakuan akan keterbatasan diri sendiri dan permintaan kepada
Allah untuk menolong keterbatasan itu.
1D. Teladan pemazmur: mazmur 119:18;30-34
2D. Penyediaan penolong: Yohanes 16:12-15
2C. LANGKAH KEDUA DALAM PROSES PENGAMATAN: bacalah nats yang akan
diselidiki berkali-kali.

9
Ini tahap permulaan yang merupakan pengenalan akan isi nats.

1D. Bacalah konteks:


1E. Arti konteks:
Bagian-bagian sebelum dan sesudah bagian yang mau kita pelajari.
2E. Kepentingan konteks:
Untuk mulai mengenal seseorang kita perlu tahu akan latar
belakangnya. Sama dalam hal mengenal isi Alkiitab. Konteks
merupakan latar belakang bagian Alkitab yang ingin kita amati.
3E. Tahap-tahap dalam bacaan konteks
1F. Kalau mau mengamati ayat baca paragraf.
2F. Kalau mau mengamati pragraf baca pasalnya.
2D. Bacalah nats yang akan diselidiki beberapa kali.
3C. LANGKAH KETIGA DALAM PROSES PENGAMATAN: amatilah fakta-fakta dala
nas.
1D. Hal-hal yang pelu diamati (data yang harus diamati/pengamatan fakta-fakta).
1E. Sebenarnya semua yang sudah kita temukan dalam satu nats Alkitab
perlu diamati.Tetapi adalah sukar bagi seseorang untuk mengamati
sesuatu kalau dia tidak mengetahui apa yang harus diperhatikan.
2E. Oleh karena itu berikut ini adalah fakta hal-hal yang perlu diperhatikan
setiap kali kita mempelajari Alkitab.

1F. Pribadi-pribadi/oknum-oknum.
Contoh:-Nama-nama oknum/pribadi
Allah, Tuhan Yesus, Roh kudus,malaikat, iblis.
-Kata ganti orang seperti Dia,Ia,mereka,kamu, aku,kita.
2F. Pertanyaan-pertanyaan
Contoh: -Semua orang sudah berbuat dosa dan kehilangan
kemuliaan Allah.
-Akulah jalan, kebenaran dan hidup.
3F. Pertanyaan-pertanyaan
Contoh: menurutmu siapakah aku?
Siapakah yang harus aku utus?
4F. Perintah-perintah
Contoh: -kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap
kekuatanmu.
-Persembahkanlah tubuhmu sebagai persembahan yang kudus
kepada Allah.
5F. Keadaan atau situasi
Contoh: semua yang mendengar Firman Allah itu menjadi
takut.
Maka terjadilah kegemparan ditengah-tengah umat itu.
6F. Tempat.
Contoh. Lalu roh kudus membawa Yesus ke padang gurun.
Penatua-penatua diundang untuk datang di Efesus.
7F. Waktu/masa
Contoh.Ketika Yesus keluar dari Bait Allah.

10
Ketika tiba hari pentakosta.
8F. Cara-cara
Contoh.percayalah kepadaku maka engkau akan selamat.
Jika engkau mengakui segala dosamu maka ia mengampunimu.
9F. Alasan-alasan.
Contoh. Sebab dosamu diampuni, maka jangan berbuat dosa
lagi.
Sebab Yesus sudah bangkit, maka engkau juga sudah
dibangkitkan.

2D. Cara untuk mengamati fakta-fakta dalam nats.


1E. Pakailah kertas dan tulislah/catat apa yang diamati.
1F. Catatan ini mendorong kita untuk berpikir.
2F. Kalau dicatat maka pengamatan kita tidak akan hilang sehingga dapat dipakai lagi.
2E. Amatilah nats melalui pemakaian pertanyaan-pertanyaan.
1F. Pakailah pertanyaan-pertanyaan sebagai alat-alat untuk mendorong dan
mempertajam pikiran kita.
2F. Kalau dicatat maka pengamatan kita tidak akan hilang sehingga dapat dipakai lagi.
3F. Kita perlu melatih pikiran kita supaya kita mulai mengamati Alkitab sama seperti
seorang wartawan yang selalu mempergunakan 6 pertanyaan utama.
4F. 6 pertanyaan utama untuk mengamatiAlkitab.
1G. Pertanyaan pertama: SIAPAKAH?
Misalnya,
-Siapakah yang terlibat dalam nats ini?
-Siapakah yang berkata dalam nas ini?
-Siapakah yang mendengar dalam nas in?
-Siapakah pokok pertanyaan ini?
2G. Pertanyaan kedua:APAKAH?
Misalnya,
-Apakah pokok pembahasan?
-Apakah yang dikatakan tentang pokok itu?
-Apakah yang terjadi?
3G. Pertanyaan ketiga: KAPAN?
Misalnya,
-Kapan ini terjadi?
-Kapan hal ini akan terjadi?
4G. Pertanyaan keempat: DIMANAKAH?
Misalnya,
-Dimanakah ini terjadi?
-Apakah ada gerakan geografis dalam nas ini?
5G. Pertanyaan kelima: MENGAPAKAH?
Misalnya,
-mengapakah hal ini terjadi atau akan terjadi?
-Mengapakah orang ini berkata demikian?
-Mengapakah ini terjadi pada saat ini?
6G. Pertanyaan keenam: BAGAIMANAKAH CARANYA?
Misalnya,

11
-Bagaimana caranya ini terjadi?
-Bagaimana caranya ini dapat terjadi?
5F. Mungkin semua pertanyaan ini tidak akan dijawab dari satu nats tetapi kita selalu
perlu mulai dengan pertanyaan-pertanyaan ini untuk mendorong kita untuk sungguh
berpikir dan untuk menjaga supaya pengamatan kita lengkap.
1G. Dalam pragraf satu pertanyaan dapat dipakai untuk semua ayat sekaligus dan
semua pertanyaan dapat dipakai ayat demi ayat.
2G. Ada banyak variasi dalam pemakaian 6 pertanyaan ini karena ini proses
berpikir yang dinamis.

Contoh pengamatan dari Yohanes 5:24


Siapakah? Siapakah yang terlibat?
Aku -Tuhan Yesus (dari konteks ayat 19)
Mu-orang-orang Yahudi (konteks ayat 18)
Barang siapa
Dia yang mengutus – Allah (konteks ayat 23)
Apakah? Apakah yang terjadi?
Tuhan Yesus berkata kepada orang-orang Yahudi
Apakah yang dikatakannya?
Barangsiapa (1) Mendengar perkataannya
(2) Percaya kepada Allah
Orang itu (1) mempunyai hidup yang kekal
(2) Tidak turut dihukum
(3) Sudah dipindah dari maut ke hidup.
Kapan? Kapan ini terjadi?
Setelah Yesus menyembuhkan pada hari sabat (Yoh 5:1-8)

Pada saat orang Yahudi berusaha untuk membunuh Yesus (Yoh 5:10-18)
Di mana? Dimanakah peristiwa ini terjadi?
Di Yerusalem di Bait Allah
Mengapakah? Mengapakah 1) Punya hidup kekal?
2) Tidak turut dihukum?
Karena sudah pindah
Mengapakah sudah pindah?
Karena mendengar + percaya
Bagaimana caranya?
Sebab (1) Mendengar perkataan
Dan
(2) Percaya kepada Allah
Akibat (1) Mempunyai hidup
dan
(2) Tidak turut dihukum.

4C. LANGKAH KEEMPAT DALAM PROSES PENGAMATAN: Amatilah struktur/susunan antara


fakta-fakta yang sudah diamati.

1D. Definisi

12
Struktur adalah hubungan dan hubungan timbal balik antara bagian-bagian yang membentuk
kesatuan.

1E. Contoh-contoh hidup sehari-hari


1F. Mobil
2F. Gedung
2E. Sama dengan kesusastraan
1F. Apa saja yang bermaksud atau bertujuan mempunyai struktur.
2F. Setiap kali ada dua dari apa saja maka ada struktur (yaitu dua kata, dua fras,
dua kalimat, dua pragraf,dua pasal Dll.

2D. Kepentingan struktur


1E. Pada waktu sang pengarang menulis bukunya, dia mempunyai tujuan yang tertentu
untuk buku itu.
2E. Dia memakai struktur untuk mencapai tujuan itu.
3E. Allah memakai struktur itu untuk menyatakan kebenaranNya kepada manusia.
4E. Setiap buku, pasal, paragraph, dan ayat mempunyai struktur tertentu.
5E. Tugas kita adalah untuk menemui struktur itu.

3D. Ringkasan:jadi tugas kita dalam pengamatan adalah


1E. Pertama:Mencari yang dinyatakan Allah (fakta-fakta)
2E. kedua: mencari cara yang dipakai Allah untuk menyampaikan fakta-fakta itu.(struktur
susunan hubungan antara fakta-fakta).

4D. 2 macam struktur yang harus diamati:


1E. Amatilah struktur yang berhubungan dengan TATA BAHASA (biasa biasa dipakai
untuk mengamati struktur dalam ayat atau kalimat).
1F. Seorang pengarang menyatakan pikirannya/gagasannya melalui tata bahasa.
2F. Karena itu maka tata bahasa adalah penting untuk pengamatan dan penafsiran
Alkitab.
3F. Yang kita cari adalah hubungan antara kata-kata( yaitu, apakah hubungan
antara
Kata ini dan kata itu?
4F. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai untuk mengamati struktur secara
tata bahasa:
-Apakah pokok?
-Apakah perdikat?
-Apakah kata kerja?
-Apakah kata sifat?
2E. Amatilah struktur yang berhubungan dengan KESUSASTRAAN (biasanya dipakai
dalam pragraf atau antara pragraf-pragraf).
1F. Amati kata-kata penghubung(misalnya, sebab, karena, supaya,jikalau, maka,
dll)
1G. Kata-kata penghubung ini penting karena merupakan alat-alat yang
dipakai penulis untuk menyusun bahannya.
2G. Jadi, kata-kata penghubung ini merupakan tanda-tanda struktur.

13
2F. Pakailah hokum-hukum struktur untuk mengamati struktur (lihat daftar
hokum-hukum struktur).
5C. LANGKAH KELIMA DALAM PROSES PENGAMATAN: amatilah bentuk kesusastraan.
1D. Kita perlu bertanya pakah bentuk kesusastraan yang ada dalam bagian ini?(misalkan:
Pidato,Surat, Cerita,Sajak,Perumpamaan,Nubuatan,dll)
2D. Dapat lebih dari satu bentuk kesusastraan yang dipakai dalam satu paragraf.
3D. Pengamatan ini penting untuk langkah penafsiran.

HUKUM-HUKUM STRUKTUR

1. PERBANDINGAN: Ada hal-hal yang dibandingkan.


(kata-kata kunci = sama seperti, demikian, sama dengan, dll)
Contoh-contoh:
Yohanes 3:8,14
Matius 7:24-27

2. KONTRAS:Ada hal-hal yang dibedakan. Yaitu hubungan yang saling berlawanan. (kata-kata
kunci=tetapi,melainkan,dll)
Contoh-contoh:
Matius 7:24-27
Efesus 2:8-9
Roma 6:23
Galatia 5:16-26
Yoh. 7:30-31
Wahyu 3:17

3. SEBAB AKIBAT: satu hal yang menyebabkan hal lain (kata-kata kunci= karena, sebab, jikalau,
maka, dll)
Contoh-contoh:
Matius 7:24-27
Roma 1:18-32
Roma 5:1

4. PENGULANGAN:Ada kata-kata, frase-frase atau ide-ide yang diulangi (kadang-kadang persis sama
–kadang-kadang mirip)
Contoh-contoh:
Ibrani 11
1 Korintus 13
Matius 5:21-48
Efesus 1:3-14
Lukas 15
Wahyu 2-3

5. PENINGKATAN PIKIRAN: Ada fakta-fakta/ide-ide yang menunjukkan adanya perkembangan


pikiran di dalam satu paragraph, pasal atau kitab.
Contoh:

14
Yakobus 1:14-15
Roma 1:18-32
Roma 5:3-5

6. PUNCAK/KLIMAKS: Penyususnan bahan sehingga ada fakta atau ide yang menjadi puncak dari
semua fakta atau ide yang ada dalam satu paragraph, pasal atau kitab.
Contoh:
Roma 1-3
2 petrus 1:3-9

7. TITIK PERUBAHAN ARAH :Bahan tersusun sehingga berputar pada satu faktor.
Contoh:
2 Samuel 11-12
Yoh. 6:66
Roma 12:1

8. PERTUKARAN: Ada unsur-unsur yang diganti. Sering dipakai untuk menguatkan kontras atau
perbandingan.
Contoh-contoh:
Roma 5:12-21
Gal 5:16-26
Ef. 4:25-32
Lukas 1-4.

9. KELANJUTAN:Satu pokok dimulai,kemudian ada pemisah, nanti pokok dilanjutkan.


Contoh-contoh:
Kejadian 13:14, 18-19
Markus 4:1-9, 13-20

10. UMUM KE TERTENTU/KHUSUS : Ada pertanyaan umum yang disusul dengan contoh-
contoh tertentu..
Contoh-contoh:
Matius 6:1-18
Efesus 4:17-31
Galatia 5:16-26

11. TERTENTU/KHUSUS KE UMUM: Ada contoh-contoh tertentu yang disusul dengan pernyataan
umum.
Contoh:
Yakobus 2:1-26

12. PERSIAPAN/PENDAHULUAN: Ada pemasukan latar belakang untuk peristiwa-peristiwa atau


gagasan-gagasan.
Contoh-contoh :
kejadian 2:4-25;3
Lukas 1-3,4-7
Daniel 1:1

15
Wahyu 1

13. PENYINGKATAN ATAU RINGKASAN: dapat ditulis sebelum atau sesudah satuan/seksi dalam
buku.
Contoh-contoh:
Yosua 12
Hakim-hakim 1-2

14. TANYA JAWAB: Ada pertanyaan atau persoalan yang disusul dengan jawaban.
Contoh-contoh:
Markus 12:13-37
Roma 6-7
Roma 8:31-39

15. TUJUAN: Satu ayat/ paragraf menjelaskan tujuan penulis untuk bagian sebelum atau sesudahnya.
Contoh-contoh :
Efesus 1:4,5,6
Efesus 1:17,18

16. BUKTI: Satu bagian membuktikan pernyataan dari bagian sebelum atau sesudahnya.
Contoh-contoh:
Yohanes 8:13-59…9:1-41
Matius 9:2…9:5-6

17. KESEJAJARAN: Satu fras atau kalimat sejajar dengan fras atau kalimat yang berikut. Urutan kata
yang penting.
Contoh-contoh:
Lukas 6:43,44,45
Mazmur

Saran-saran tentang pemakaian struktur :

1. Di dalam satu nats ada kemungkinan besar bahwa semua hukum struktur tidak dapat diamati.
2. Namun demikian ada baiknya kalau semua hukum struktur dicari untuk mendorong kita dengan
sungguh mengamati bagian ini dan untuk menjaga agar tidak ada struktur yang tidak diamati.
* Lihat contoh-contoh dari Mazmur 1 dan Lukas 4:1-13
Sebagai satu cara untuk menyusun hasil dari pengamatan fakta-fakta dan struktur.
Contoh pengamatan fakta-fakta dari Mazmur 1 dengan memakai 6 pertanyaan utama.

Siapakah?
Siapakah yang terlibat (pokok)?
-Orang yang berbahagia(orang yang benar) a.1,2,3,5,6.
-Orang fasik a.1,4,5,6.
-Orang berdosa a.1,5.
-Pencemooh a. 1.
-Tuhan a.2,6.
Apakah?

16
Apakah yang dikatakan tentang orang yang berbahagia (orang benar) ?
-Dia tidak berjalan menurut nasehat orang fasik a.1
-Dia tidak berdiri di jalan orang berdosa a.1
-Dia tidak duduk dalam kumpulan orang pencemooh a.1
-Dia menyukai taurat Tuhan a.2
-Dia merenungkan taurat Tuhan siang dan malam a.2
-Dia seperti pohon yang (1) ditanam ditepi aliran air (2) yang menghasilkan buah pada
musimnya. Yang tidak layu daunnya a.3.
-Apa saja yang diperbuatnya berhasil a.3
-Tuhan mengenal jalan orang benar.
Apakah yang dikatakan tentang orang fasik?
-Dia seperti sekap yang ditiup angin a.4
-Dia tidak tahan dalam penghakiman a.5
- Jalannya menuju kebinasaan a.6
Apakah yang dikatakan tentang orang berdosa?
-Dia tidak akan tahan dalam perkumpulan orang benar a.5
Kapan?
Kapan orang yang berbahagia merenungkan taurat Tuhan?
-Siang a.2
-Malam a.2
Kapan pohon menghasilakan buahnya?
-Pada musimnya a.3
Dimanakah?
Dimanakah pohon yang berbuah ditanam?
-Ditepi aliran air a.3
Mengapakah?
Mengapakah orang benar berbahagia?
-Karena dia tidak berjalan meurut nasehat orang fasik a.1
-Karena dia tidak berdiri di jalan orang berdosa a.1
-Karena dia tidak duduk dalam kumpulan pencemooh a.1
-Karena dia menyukai taurat Tuhan a.2 (dan seterusnya..)

Pengamatan struktur dalam Mazmur 1


1
Berbahagia orang akibat
1. yang tidak berjalan menurut nasehat orang fasik
2. yang tidak berdiri di jalan orang berdosa
3. yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh
2
Tetapi
Yang kesukaanya ialah taurat Tuhan
Dan
Yang merenungkan taurat itu siang dan malam
3
Perbandingan
Ia seperti pohon,
Yang ditanam ditepi aliran air,

17
Yang menghasilkan buahnya pada musimnya
Dan
Yang tidak layu daunnya;
Apa saja yang dibuatnya berhasil
4
Bukan demikian orang fasik

Mereka seperti sekam yang ditiup angina


5
Sebab itu orang fasik tidak tahan dalam penghakiman,

Begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar.


6
Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar,

Tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.

Contoh kebinasaan dari Lukas 4:1-13


Pengamatan tentang fakta-fakta melalui 6 pertanyaan utama:
SIAPAKAH? Siapakah yang terlibat?
-Yesus (a.1-13)
-Roh kudus (a.1)
-Iblis (a.2-13
-Semua kerajaan dunia (a.6-7)
-Tuhan Allah (a.8,12)
-malaikat-malaikat (a.10)
APAKAH? Apakah yang terjadi?
-Yesus penuh dengan Roh kudus (a.1)
-Yesus kembali dari sungai Yordan (a.1)
-Yesus dibawah oleh Roh kudus ke padang gurun (a.1)
-Yesus tinggal 40 hari di padang gurun (a.1)
-Yesus dicobai iblis (a.2)
KAPAN? Kapan Yesus dicobai?
-Sesudah kembali dari sungai Yordan (tempat pembabtisan dan pengakuan) (3:21-2)
-sesudah 40 hari tidak makan apa-apa(a.2)
-Sesudah Dia menjadi lapar (a.9)
DIMANAKAH? Dimanakah Yesus dicobai?
-Di padang gurun (a.3)
-Di suatu tempat yang tinggi (a.5)
-Di Yerusalem-bubungan Bait Allah (a.9)
BAGAIMANAKAH CARANYA? Bagaimanakah cara iblis mencobai Yesus?
3 pencobaan tercatat:
(1). Iblis mencobai Yesus menjadikan roti dari batu (a.3)
(2). Iblis mencobai Yesus menyembah Dia untuk mendapatkan semua kerajaan dunia (a.5-7)
(3). Iblis mencobai Yesus menjatuhkan dirinya dari bubungan bait Allah untuk mebuktikan bahwa
Yesus adalah anak Allah (a.9-10)
Bagaimanakah caranya yesus menjawab Iblis?

18
3 jawaban tercatat:
1. KataNya, ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja “Ini kutipan Alkitab dari Ulangan
8:3(a.4)
2. KataNya ada tertulis : Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu dan hanya pada Dia sajalah
engkau berbakti” –ini kutipan dari ulangan 6:13 (a.8).
3. kataNya, “ada tertulis: Jangan engkau mnecobai Tuhan Allahmu. Ini kutipan dari ulangan
6:16 (a.12).

Contoh pengamatan dari Lukas 4:1-13


Pengamatan tentang struktur melalui hokum struktur :

a.1-2 Yesus dibawa kepadang gurun

a. 3-4 Pencobaan pertama

a.3 Pencobaan dari iblis

a.4 Jawaban dari Yesus

a.5-8 Pencobaan kedua

a. 5-7 Pencoban dari iblis

a.8 jawababn dari Yesus

a.9-12 pencobaan ketiga

a. 9-11 Pencoban dari iblis

a.12 jawababn dari Yesus

A.13 Iblis meninggalkan Yesus

METODE RENUNGAN PRIBADI

1A. Defenisi: dengan metode renungan pribadi kita mendekati Firman Tuhan dengan maksud untuk
mendapat makanan rohani untuk pemeliharaan kehidupan rohani kita dan pertumbuhan rohani secara
pribadi.

1B. Termasuk dalam metode ini adalah pujian, penyelidikan Alkitab dan doa.
2B. Kata lain untuk renungan pribadi adalah waktu teduh, saat teduh atau quiet time.

2A. Kepentingan renungan pribadi.


1B. Metode ini memuaskan hati Allah bapa yang ingin persekutuan dengan kita sebagai anak-
anaknya (Lukas 19:10; Yoh 4:23-24).

19
1C. manusia diciptakan untuk bersekutu dengan Allah.
2C. Yesus mati untuk menebus dosa manusia dan memulihkan kembali persekutuan kita
dengan Allah.
2B. Metode ini diperlukan untuk pertumbuhan rohani orang-orang Kristen.
1C. Sebagaimana kita perlu makanan jasmani, kita sebagai orang-orang Kristen
memerlukan makan rohani kalau kita akan bertumbuh (1 pet. 2:2)
2C. Makanan rohani juga diperlukan sebagai persiapan untuk pelayanan (Ib. 5:11-14)
3B. Teladan dari Tuhan Yesus (MK. 1:35; Lk 4:42;5:16)
Jika Yesus memerlukan waktu dengan Allah, betapa kita lebih memerlukan waktu dengan
Allah.
4B. Metode ini adalah persiapan yang terbaik untuk berkomunikasi kepada orang-orang lain.

1C. Dalam pelayanan, dua hal perlu dipersiapkan:


Akal dan hati.
2C. Sukar memberikan kepada orang-orang lain apa yang tidak dimiliki secara pribadi-
sulit untuk menjelaskan apa yang belum dialami.
3C. Dasar untuk berkomunikasi adalah realitas hidup. Untuk melayani dengan baik kita
tidak harus luar biasa sebagai seorang pengkhotbah tetapi kita harus menjadi seorang
hamba Tuhan. Kalau tidak maka kita tidak mempunyai dasar untuk pelayanan.
3A. Alasan-alasan untuk tidak melakukan renungan pribadi
1B. Tidak ada waktu/terlalu sibuk. Persoalan prioritas.
2B. Malas persoalan daging.
3B. Tidak mau-persolan kehendak
4B. Tidak mengerti apa yang dibaca-persolan metode
5B. Tidak mendapat berkat-persoalan sasaran
6B. Di belakang ini semua adalah perlawanan iblis. Mengadakan renungan pribadi bukan metode
tetapi perang.
4A. Cara mengadakan renungan pribadi
1B. Persiapan
1C. Memiliki sikap yang layak ( 1Sam 16:7)
2C. Memilih waktu yang tepat-biasanya pagi sebelum sibuk dengan urusan-urusan dan
kegiatan-kegiatan.
“Aku ingin mendengar suara Tuhan sebelum aku mendengar suara siapapun pada
pagi hari”.
(Stephen Alford)
3C. Memilih tempat yang khusus supaya dapat membaca dan berdoa dengan tidak
terganggu.

2B. Langkah-langkah

1C. LANGKAH PERTAMA: berdiam dengan Allah (mazmur 46:11)

2C. LANGKAH KEDUA: berdoa (Maz. 139:23-24;119:18)

3C. LANGKAH KETIGA: bernyanyi satu atau dua lagu kalau suasana
memungkinkannya.

20
4C. LANGKAH KEEMPAT: membaca dan merenungkan suatu bagian dari Alkitab.

1D.Membaca
1E. Baca secara berurutan menurut rencana
1F. Bagian demi bagian dalam satu kitab
2F. Seluruh Alkitab
3F. Mazmur dan Amsal
2E. Baca dengan pelan
3E. Baca secara berulang-ulang
4E. Baca dengan konsentrasi
5E. Kalau pakai buku renungan selalu baca Alkitab dulu.
2D. Merenungkan apa yang dibaca.
1E. Amatilah dan pikirkanlah yang direnungi dengan memakai pertanyaan-
pertanyaan (ada baiknya kalau pengamatan-pengamatan dicatat).
Misalnya,
Siapakah yang terlibat dalam bagian ini?
Apakah yang dikatakannya?
Kapan ini terjadi?
Dimana ini terjadi?
Mengapa ia melakukan hal itu?
Dll.
2E. Untuk menghubungkan bagian ini dengan kehidupan kita pikirkanlah
beberapa hal di bawah ini.
1F. Adakah dosa yang harus diakui dan ditinggalkan?
2F. Adakah janji untuk saya? Janjinya bersyarat atau tidak?
3F. Apakah ada sikap yang harus diubah?
4F. Apakah ada perintah yang harus ditaati?
5F. Apakah ada teladan yang harus diikuti? Apakah ada contoh yang
negatif yang harus ditinggalkan?
6F. Adakah kebenaran yang harus dipercayai?
7F. Apakah saya harus mengucap syukur karena sesuatu?
8F. Juga perlu diperhatikanlah hubungan-hubungan pribadi.
1G. Hubungan dengan Tuhan
2G. Hubungan dengan diri sendiri
3G. Hubungan dengan orang lain
1H. Keluarga, orangtua, saudara.
2H. Sesama Kristen
3H. Teman di sekolah, pekerjaan dll.
4H. Gembala sidang
5H. Orang-orang yang belum percaya.
4G. Hubungan dengan musuh, yaitu iblis.

5C. LANGKAH KELIMA : Penerapan.


1D. Defenisi: Apa yang harus dilakukan secara pribadi pada saat ini berdasarkan
isi dari bagian ini?
2D. Kepentingan penerapan

21
1E. Kita belum sungguh mengerti (atau percaya) Firman Allah kalau kita
belum menerapkannya.
2E. Mempelajari Firman Tuhan tanpa melakukannya adalah bahaya dan
bodoh (Mt. 7:24-27; Yak. 1:22).
3E. meskipun penting, pererapan adalah susah karena dilawan iblis, dunia
dan daging kita.
4E. Kita tidak dapat menerapkan segala sesuatu tetapi kita dapat dan harus
menerapkan sesuatu.
3D. Beberapa petunjuk tentang penerapan.
1E. Penerapan perlu bersifat pribadi (aku,saya)
2E. Penerapan perlu praktis
3E. Penerapan perlu spesifik
1F. Apakah yang akan dilakukan?
2F. Kapan itu akan dilakukan?
3F. dengan siapakah itu akan dilakukan?

6C. LANGKAH KEENAM: berdoa

1D. Mengucap syukur atas apa yang Tuhan berikan


2D. Mengakui dosa dan memohon Tuhan menyucikan kita.
3D. Mendoakan penerapan dari bagian yang dibaca
4D. Mendoakan orang-orang lain dan pelayanan.

7C. LANGKAH KETUJUH: memuji Tuhan.

CARA MENGAMATI ALKITAB DENGAN METODE ANALISA

1A. Definisi.

Analisa adalah penyelidikan nats secara terperinci dengan menganalisa strukturnya secara tata
bahasa, dan dengan menyusun garis besar yang terperinci yang menyatakan arti dari struktur itu.

1B. Analisa dapat dimengerti kalau dibandingkan dengan metode sintesis.

Sintesis (Dahulu) Analisa (kemudian)

Peninjauan Hal-hal detail


Pandangan dari pesawat pandangan dari sepeda
Teleskop Mikroskop
Menggabungkan Melepaskan

2B. Dalam anlisa kita memperhatikan detail-detail. Tidak ada hal yang tidak penting.

2A. Nilai-nilai dari pemakaian metode analisa


1B. Metode analisa memenuhi tujuan eksegesis
1C. Tata bahasa adalah dasar untuk eksegesis
2C. Tujuan adalah untuk mengerti maksud sipenulis untuk tulisannya.

22
3C. memungkinkan kita meneruskan perkembangan pikiran sipenulis secara yang dalam.
2B. Metode analisa menyediakan dasar untuk teologi yang Alkitabiah.

1C. Kita dapat mencari pikiran-pikiran manusia tetapi pernyataan-pernyataan Allah.


2C. “Alkitab tidak dapat dimengerti secara teologi kecuali dimengerti secara tata bahasa”.
3B. Metode analisa adalah setia terhadap ruang lingkup inspirasi Alkitab.
1C. 2 Tim 3:16-17; mat 5:18-19.
Bagi kita setiap paragraf, kalimat, anak kalimat bahkan sampai kata pun
penting.
2C. Firman Allah dapat dibandingkan dengan sebuah mesin atau tubuh manusia.
Setiap bagian dibutuhkan dan menambah sesuatu kepada keseluruhan.
3A. Proses untuk melakukan analisa.

1B. LANGKAH PERTAMA: berdoa

2B. LANGKAH KEDUA: bacalah bagian yang akan dipelajari beberapa kali supaya tahu akan
isinya.

3B. LANGKAH KETIGA: Buatlah sebuah kerangka


Kerangka adalah nama yang diberikan untuk cara menulis seluruh nas pada sehelai kertas
dengan menyusun perkataan-perkataannya sedemikian rupa supaya isi dan susunan nas
digambarkan sejelas mungkin.

1C. Tulislah dan susunlah semua kalimat dan anak kalimat pada kertas supaya arti dan
strukturnya lebih mudah dapat dilihat.
2C. Prinsip-prinsip tentang cara menyusun kerangka.

1D. Pernyataan-pernyataan utama (bisa berbentuk pertanyaan-pertanyaan,


pernyataan-pernyataan, perintah-perintah, dll), terletak pada sebelah kiri
kertas.
2D. Anak-anak kalimat, frase-frase, dll. Ditulis dibawah bagian kalimat yang
diterangkannya.
3D. Letak deretan kata, anak-anak kalimat, pikiran-pikiran dan konstruksi yang
sejajar satu di bawah yang lain.
4D. Pisahkanlah kata-kata penghubung dari kata-kata lain.
(lihatlah contoh dari I Yohanes).

4A. LANGKAH KEEMPAT: Catatlah pengamatan-pengamatan tentang fakta-fakta dan struktur pada
kerangka.
(Pakailah 6 pertanyaan utama dan hukum-hukum struktur).

1C. Cara ini memudahkan proses pengamatan melalui cara yang nampak
2C. Cara ini menyusun nats secara sederhana supaya bagian-bagian dan hubungan-hubungan
dapat lebih gampang dilihat.
3C. Kita mencari hubungan-hubungan, tekanan-tekanan dan perkembangan.
4C. Aturlah kerangka supaya kata-kata kunci dan gagasan utama cukup mencolok. Hal ini dapat
dikerjakan dengan menuliskannya dengan huruf besar, menggaris bawahi kata-kata itu, atau

23
atau melingkarinya. Ada baiknya juga kalau memakai pensil berwarna untuk kata-kata dan
ide-ide yang penting.

Tanda-tanda juga dapat dipakai. Misalnya tanda panah atau garis-garis untuk
memperlihatkan hubungan-hubungan, perbedaan-perbedaan, persamaan-persamaan,
pengulangan-pengulangan, dll.

5B. LANGKAH KELIMA: Tafsirkanlah hal-hal yang perlu ditafsirkan (pakai prinsip-prinsip dari
MMAL)

6B. LANGKAH KEENAM: Buatlah garis besar yang menyatakan isi dan struktur dari nats.
1C. garis besar analisa yang baik menyatakan penyusunan bahan dalam nas. Yaitu, harus
mengikuti urutan yang dipakai oleh penulis.
2C. Dari struktur tata bahasa kita mencari pengertian mengikuti struktur nas dalam poin-poin
kecil.
3C. Garis besar yang terbaik adalah garis besar yang mengikuti struktur nas dalam poin-poin
kecil.

7B. LANGKAH KETUJUH: Terapkanlah kebenaran-kebenaran dari nas.(pakai prinsip-prinsip dari


MMAL)

Contoh Analisa dari I Yohanes 1:1-4


LANGKAH KETIGA:PEMBUATAN KERANGKA
a.1. Apa yang telah ada semula
yang telah kami dengar,
yang telah kami lihat dengan mata kami,
yang telah kami saksikan
dan
yang telah kami raba dengan tangan kami
tentang firman hidup
dan
kami telah melihatnya
dan
sekarang kami
bersaksi
dan
memberitahukan
kepada kamu
tentang hidup yang kekal
yang ada bersama-sama
dengan bapa
dan
yang telah dinyatakan
kepada kami.
a.3. Apa yang telah kami lihat
dan
Yang telah kami dengar itu,

24
Kami beritakan kepadamu juga
Supaya
Kamu pun beroleh persekutuan dengan kami
Dan
Persekutuan kami adalah persekutuan
Dengan Bapa
Dan
Dengan anak
Yesus Kristus
a.4. Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu,
supaya
sukacita kami menjadi sempurna.

Contoh Analisa dari 1 Yoh 1:1-4

LANGKAH KEEMPAT: CATATAN PENGAMATAN-PENGAMATAN.

a.1. Apa yang telah ada sejak semula


1. yang telah kami dengar
2. yang telah kami lihat dengan mata kami
3. yang telah kami saksikan
Dan
4. yang telah kami raba dengan tangan kami
Tentang Firman itu
Itulah yang kami tuliskan kepada kamu.

a.2. Hidup itu telah dinyatakan


dan
kami telah melihatnya,
dan
sekarang kami
bersaksi
dan
memberitahukan
kepada kamu
tentang hidup yang kekal
Yang ada bersama-sama dengan
Bapa
Dan
Yang telah dinyatakan
Kepada kami.
a.3. Apa yang telah kami lihat
dan
yang telah kami dengar itu,
kami beritakan kepada kamu juga,
Supaya
Kamupun beroleh persekutuan dengan kami.

25
Dan
Persekutuan kami adalah persekutuan
Dengan Bapa
Dan
Dengan anak,
Yesus kristus
a,4. Dan semua ini kami tuliskan kepada kamu,
Supaya
Sukacita kami menjadi sempurna.

Contoh Analisa dari 1 Yohanes 1:1-4


LANGKAH KEENAM: PENYUSUNAN GARIS BESAR

Garis besar dari 1 Yohanes 1:1-4

1A. Isi tulisan 1 Yohanes (1:1-2).

1B. Dasar tulisan adalah pengalaman pribadi Yohanes (1:1).

1C. Ada yang telah didengar

2C. Ada yang telah dilihat

3C. Ada yang telah disaksikan

4C. Ada yang telah diraba

2B. Pokok tulisan adalah hidup yang kekal

1C. Dulu hidup yang kekal

1D. Telah dinyatakan

2D. Telah dilihat

2C. Sekarang hidup yang kekal

1D. Disaksikan

2D. Diberitakan

2A. Tujuan tulisan 1 Yohanes (1:3-4)

1B. Supaya yang membacanya memperoleh persekutuan (`1:3)

1C. Dengan Yohanes

26
2C. Dengan Bapa
3C. Dengan Yesus Kristus

2B. Supaya sukacita Yohanes menjadi sempurna (1:4).

CONTOH METODE ANALISA DARI GALATIA 2:15-16

LANGKAH KETIGA: PENYUSUNAN KERANGKA

a. Menurut kelahiran kami adalah orang yahudi

dan

bukan orang berdosa

dari bangsa-bangsa lain

b. Kamu tahu,

Bahwa tidak ada seorangpun yang dibenarkan

Oleh karena melakukan hukum taurat

tetapi

hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus

sebab itu,

’kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus

”supaya”

Kami dibenarkan

Oleh karena iman dalam Kristus

dan

bukan oleh karena melakukan hukum Taurat

”sebab”

Tidak ada seorangpun yang dibenarkan

Oleh karena melakukan hukum Taurat

27
4B. Proses/langkah-langkah untuk mengamati satu pasal atau satu bagian
buku yang terdiri dari beberapa paragraf.

1C. LANGKAH PERTAMA: Berdoa.

2C. LANGKAH KEDUA: Bacalah berkala-kali.

1D. Bacalah konteks dulu (Yaitu pasal sebelum dan sesudah


bagian yang mau dipelajari).

2D. Bacalah pasal pertama kali dengan tujuan menemukan pokok


utama dari pasal itu.

1E. Sambil membaca pasal bertanyalah, ”Apakah ada satu


pokok yang mencakup semua yang ada dalam pasal ini?”

2E. Sesudah membaca pasal catatlah pengertian tentang


pokok utama dari pasal.

3C. LANGKAH KETIGA: Amatilah fakta-fakta dalam pasal

1D. Bagikanlah pasal ke dalam paragrap-paragrapnya


(pakailah paragrap-paragrapnya yang ada dalam Alkitab)

1E. Untuk mempelajari Alkitab, paragrap adalah


satuan/unit pikiran dan penyelilidikan.

2E. Definisi: Paragrap adalah satuan pikiran yang terdiri


atas beberapa kalimat atau ide yang saling
berhubungan dengan satu pokok atau konsep utama.

3E. Untuk membagi pasal ke dalam paragrap-paragrap,


paragrap:

1F. Daftar biasa

2F. Bagan petakan mendatar (horisontal chart)


Kalau 4 paragrap atau lebih.

3F. Bagan petakan tegak lurus (vertical chart)


Kalau 2-3 paragrap

2D. Pada setiap paragrap berikan judul yang sesuai


dengan pokok/isi utama dari paragrap itu

28
1E. Nilai utama dari judul-judul adalah bahwa judul-judul
memberikan pegangan-pegangan kepada kita. Yaitu,
memungkikan kita menguasai bahan dengan mudah.

2E. Sifat-sifat judul yang baik.

1F. Tepat

2F. Singkat.

3F. Unik.

4F. Pribadi (yaitu yang mengesankan bagi kita).

4C. LANGKAH KEEMPAT: Amatilah struktur dari pasal

1D. Catatlah kata-kata penghubung yang dipakai untuk


menghubungkan paragrap-paragrapnya.

2D. Catatlah hukum-hukum struktur yang dapat dilihat antara


paragrap-paragrap (biasanya tidak perlu catat hukum-
hukum struktur yang ada di dalam paragrap-paragrap
kecuali menolong kita untuk mengamati seluruh pasal).

1E. Carilah pengertian tentang hubungan antara setiap


paragrap dalam pasal.

2E. Tanyalah,

1F. Mengapa pengarang memasukan paragrap ini?

2F. Mengapa paragrap ini dimasukan disini antara


dua paragrap ini?”

1G. Kadang-kadang ini mengikuti urutan


kronologis saja, yaitu secara berturut-turut
(kalau cerita). Kadang-kadang lebih dari itu.

2G. Kadang-kadang ada transisi antara paragrap-paragrap yang kelihatannya


tiba-tiba, tidak hubungan antara, tetapi kita perlu selalu mencari hubungan.
(lihat contoh-contoh)

5C. LANGKAH KELIMA: Amatilah bentuk kesusastraan.

Contoh Pengamatan Dari Satu Pasal – Efesus

29
a.1 Pendahuluan

Siapa? Pengarang ---------- Paulus

Si Alamat ---------- Orang-orang kudus di Efesus

a.2 Apakah? Salam -------------- Kasih karunia&Damai Sejahtera

a.3 Karya Tritunggal dalam Keselamatan

a.3-6 Karua Allah Bapa

memilih kita
Supaya
a.7-12 Karya Kristus terpujilah
kasih karuniaNya
menebus kita kasih karuniaNya
yang mulia
a.13-14 Karya Roh Kudus

menjamin kita

a.15 Doa Untuk Pengetahuan

------ agar kamu mengerti

- Pengharapan PanggilanNya
- Kekayaan bagian yang ditentukanNya
- Kekuatan kuasaNya yang dikerjakanNya

5B. PROSES/LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENGAMATI SATU


KITAB DENGAN MEMAKAI METODE SINTESIS

1C. Definisi Sintesis

Dalam metode ini kita mendekati dan menyelidiki buku sebagai


suatu satuan dan mencoba mengerti artinya sebagai keseluruhan

1D. Metode ini tidak memperhatikan detail-detail atau hal-hal


tertentu secara terperinci tetapi pokok-pokok utama dan
garis besar buku secara yang luas.

2D. Metode ini dapat dimengerti kalau dibandingkan dengan


metode analisa

30
Sintesis: Dari bagian-bagian ke keseluruhan (teleskop)

Analisa: Dari keseluruhan ke bagian-bagian (mikroskop)

Pendekatan yang terbaik menggambungkan dua metode ini.

Peninjauan ------------- Analisa -------------- Ringkasan

Keseluruhan ----------- Bagian2 ------------- Keseluruhan

2C. Kepentingan/nilai-nilai dari pemakaian metode sintesis

1D. Sintesis adalah dasar dan sasaran untuk semua analisa.

1E. Sebagai dasar dan sasaran, sintesis seharusnya


pendekatan yang pertama dan yang terakhir yang kita
pakai untuk mempelajari Alkitab

2E. Kalau kita mengerti keseluruhan, maka bagian-bagian


tertentu akan lebih berarti

2D. Sintesis adalah cara yang terbaik untuk memahami


uraiannya dari buku sebagai keseluruhan.

1E. Pembagian Alkitab ke dalam pasal-pasal dan ayat-


ayat kadang-kadang merusak kesatuan buku.
Misalnya, Kisah Para Rasul 4-5.

2E. Setiap buku dimaksudkan untuk dibaca sebagai


keseluruhan.

3E. Seringkali penafsiran yang benar untuk bagian-bagian


bergantung konteks.

3C. Proses untuk mempelajari satu buku dengan metode sintesis

1D. LANGKAH PERTAMA: Berdoa.

2D. LANGKAH KEDUA; Selidiki latar belakang buku

3D. LANGKAH KETIGA; Bacalah buku berkali-kali

1E. Tidak ada pergantian untuk bacaan

2E. Proses mengenal Alkitab sama dengan proses

31
mengenal seseorang. Makin banyak makin dalam

3E. Proses pengenalan ini tidak pernah selesai karena


setiap kali buku dibaca, hal-hal yang baru akan
ditemui

4E. Kita perlu membaca Alkitab seperti seorang mata-


mata Alkitab yang sedang mencari tanda-tanda
untuk mengerti buku sebagai keseluruhan.

4D. LANGKAH KEEMPAT: Amatilah fakta2 utama dari buku.

1E. Bagikan buku ke dalam pasal2 dan paragrap2nya


(pakai bagian dalam terjemahan baru LAI)

1F. Bisa pakai bagan


2F. Bisa pakai daftar
** lihat contoh-contoh

2E. Berikan judul kepada setiap bagian (baik pasal maupun


pagrap) sesuai dengan pokok utama dalam bagian itu.
Sifat-sifat judul yang baik:
1F. Tepat
2F. Singkat
3F. Unik
4F. Berkesan
** Lihat contoh-contoh

5D. LANGKAH KELIMA: Amatilah struktur dari buku

1E. Amatilah hubungan/kaitan antara bagian-bagian utama.


1F. Perhatikan kata-kata penghubung yang dipakai
untuk menghubungkan paragrap-paragrap dan
pasal-pasal (biasanya tidak perlu memperhatikan
kata-kata penghubung yang dipakai di dalam
paragrap-paragrap karena goal kita adalah sintesis.
bukan analisa).

2F. Pakailah hukum-hukum struktur untuk mengamati


hubungan-hubungan antara paragrap-paragrap dan
pasal-pasal (sekali lagi yang kita cari adalah
hubungan-hubungan antara bagian-bagian ini dan
bukan hubungan-hubungan di dalamnya (lihat
contoh)

2E. Berdasarkan pengamatan ini, kumpulan/gabungan


bagian-bagian yang sama (ini jadi bagian-bagian

32
utama)

Ada 4 cara utama yang dipakai pengarang-pengarang


untuk meneruskan pikirannya dalam sebuah buku.
Kita dapat memakainya untuk menyampaikan
perkembangan pikiran penulis.

1F. Melalui orang-orang yang penting – Struktur


Biografi. Contoh-contoh:

Kejadian: 1 – 11 - Secara umum


Kejadian: 12 – 50- Secara khusus umat Israel

Kisah Rasul-rasul: 1 – 5 - Rasul-rasul


6 – 8 - Filipus & Stefanus
9 - 28 - Paulus

2F. Melalui tempat2 yang penting – Struktur


Geografis. Contoh-contoh:

Keluaran: 1 – 12 - di Mesir
13 – 18 - Antara Mesir – Sinai
19 - 30 - Gunung Sinai

Kisah Para Rasul: 1 – 8 – Gereja di Yerusalem


9 – 12 – Yudea Samaria
13- 28 - Sampai keujung bumi

3F. Melalui peristiwa-peristiwa yang penting


Contoh:

Yosua: 1 – 5 - Peristiwa2 sebelum menyeberang


Yordan
6 - - Peristiwa2 setelah menyeberang
Yordan

4F. Melalui ide-ide yang penting – Struktur ideologis

Contoh: Roma 1 – 11 - Doktrin


12- 16 - Kehidupan praktis

6D. LANGKAH KEENAM: Berdasarkan pengertian tentang


fakta-fakta buku serta struktur, carilah pengertian tentang
pokok/tema utama buku.

1E. Jangan terlalu memperhatikan hal-hal terperinci

33
2E. Apakah tujuan pengarang dinyatakan?

Misalnya,

Yohanes 20:31 - Supaya percaya Yesus Mesias, Anak


Allah

Lukas 1: 1-4 - Segala yang diajarkan sungguh benar.

3E. Apakah ada satu ayat yang menyatakan tema buku?

Misalnya,

Markus 10:45 – Anak manusia datang untuk melayani

KPR 1: 8 - Untuk menjadi saksi

4E. Inilah proses berpikir yang dinamis dengan hubungan


timbal balik antara fakta-fakta, sturktur dan tema
utama

7D. LANGKAH KETUJUH: Buatlah ringkasan yang


menyampaikan pengertian mengenai buku ini sebagai
keseluruhan.

1E. Ada dua macam ringkasan yang dapat dipakai

1F. Gambar petakan


2F. Garis besar

2E. Catatlah juga pada ringkasan

1F. Tema buku


2F. Doktrin-doktrin utama dalam buku
3F. Pelajaran-pelajaran utama dalam buku (hal-hal
Praktis (lihat contoh)

CONTOH PENGAMATAN SATU KITAB DARI ALKITAB


SURAT KOLOSE - SINTESIS

Pasal 1

Ayat 1-2

Ayat 3-8

34
Ayat 9-14

Ayat 15-23

Ayat 24-29

Pasal 2

Ayat 1-5

Ayat 6-7

Ayat 8-15

Ayat 16-19

Ayat 20 – 23

Pasal 3

Ayat 1-4

Ayat 5-11

Ayat 12 – 17

Ayat 18-25

Pasal 4

Ayat 1

Ayat 2-4

Ayat 5-6

Ayat 7-9

Ayat 10-14

Ayat 15-17

Ayat 18

Ringkasan Surat Kolose

Garis Besar Buku

35
1A. Pendahuluan

1B. Salam (1:1 – 1:14).


2B. Ucapan syukur karena iman jemaat di Kolose (1:3-1:8)
3B. Doa untuk jemaat di Kolose (1:9-14)

2A. Keunggulan Kristus (1:15-1:29).

1B. Keutamaan Kristus dalam tabiatNya (1:15 – 1:23)


2B. Panggilan Kristus untuk Paulus (1:24-1:29)

3A. Keunggulan agama Kristen

1B. Lebih utama dari filsafat (2:1 – 2:10)


2B. Lebih utama dari legalisme (2:11 – 2:17)
3B. Lebih utama dari ajaran mistik (2:18-19)
4B. Lebih utama dari pertapaan (2:20-2:23)

4A. Keunggulan Panggilan Kristen (3:1-4:6).

1B. Kedudukan orang-orang Kristen (3:1-3:4)


2B. Pembaharuan orang-orang Kristen (3:5-3:12)
3B. Kelakuan sehari-hari orang-orang Kristen (3:13-3:17)
4B. Hubungan-hubungan orang-orang Kristen (3:18-4:1)
5B. Doa orang-orang Kristen (4:2-4:4)
6B. Kesaksian orang-orang Kristen (4:5-4:6)

5A. Penutup dan salam (4:7-4:18).

1B. Teman-teman Paulus yang membawa surat (4:7-4:9)


2B. Salam dari teman-teman Paulus (4:10-4:14)
3B. Salam Paulus (4:15-4:17)
4B. Ucapan berkat (4:18)

Tema utama surat Kolose : Keunggulan Kristus

Doktrin-doktrin utama : Sifat-sifat Kristus


Sifat-sifat Gereja
Kesatuan dengan Kristus
Orang-orang Kristen sebagai manusia baru

Pelajaran-pelajaran utama : Cara mengatasi ajaran sesat


Etika Kristen
Hubungan-hubungan Kristen
Doa
Kesaksian

36
5A. LANGKAH KEDUA DALAM METODE INDUKTIF – PENAFSIRAN
(INTERPRETASI)

1B. Pendahuluan

1C. Tugas penafsiran

1D. Ulangan tentang langkah-langkah dalam metode induktif

1E. Langkah pertama – Pengamatan (”Apa yang saya lihat di


sini?”)
2E. Langkah kedua – Penafsiran (”Apakah maksud si pengarang
untuk tulisannya?”)

2D. Usaha kita dalam langkah penafsiran ialah mencoba mengupas


arti yang dimaksud oleh pengarang melalui kalimat-kalimat yang
ditulisnya.

1E. Tujuan utama dalam penafsiran ialah menemui pengertian si


Penulis

2E. Jadi kalau kita membuat penafsiran, kita harus selalu


bertanya, ”Apakah arti nats ini bagi si pengarang?” Dan
bukan, ”apakah arti yang saya tangkap?”

3E. Lihatlah 2 Petrus 1:20-21

2C. Kepentingan penafsiran,

1D. Dalam pelayanan penginjilan (Gal 1:6-10).

2D. Dalam pelayanan pembinaan (Yakobus 3:1)

3C. Orang-orang injili menafsirkan Alkitab berdasarkan beberapa


keyakinan

1D. Keyakinan pertama: Alkitab adalah Firman Allah tanpa salah


dalam bahasa aslinya
2D. Keyakinan kedua: Arti Alkitab dapat dimengerti dalam
terjemahan-terjemahan.

3D. Keyakinan ketiga: Alkitab merupakan suatu kesatuan

1E. Tidak ada pertentangan antara Perjanjian Lama dan


Perjanjian Baru

37
1F. P.L. adalah persiapan untuk P.B. (Luk.24:44-47)
2F. P.B. adalah kegenapan dari P.L. (Mat.5:17-19).

2E. Tetapi antara PL dan PB ada peningkatan dalam penyataan


(Yohanes 1:17).

4D. Keyakinan keempat: Alkitab adalah penafsir yang terbaik untuk


Alkitab sendiri.

5D. Keyakinan kelima: Pada umumnya bahasa yang dipakai dalam


Akitab adalah bahasa biasa sehingga dapat dimengerti dengan
makna yang biasa.

6D. Keyakinan keenam: Kalau kita ingin mengerti arti Alkitab,


maka kita harus belajar dengan hati yang terbuka (Yohanes 7:17)

7D. Keyakinan ketujuh: Ajaran dari Roh Kudus mutlak perlu untuk
mengerti Alkitab (Yohanes 16:13; 1 Kor. 2:6-16)

4C. Alat-alat yang dipakai untuk penafsiran.

1D. Alkitab sendiri – ini yang pertama daripada buku-buku tentang


Alkitab.

2D. Konkordansi

3D. Terjemahan-terjemahan lain dalam bahasa Indonesia, Inggris,


Yunani.

4D. Kamus Alkitab

5D. Kamus Umum dalam bahasa Indonesia

6D. Buku-buku tafsiran

2B. Langkah-langkah dalam proses penafsiran

1C. LANGKAH PERTAMA DALAM PROSES PENAFSIRAN: Berdoa

2C. LANGKAH KEDUA DALAM PROSES PENAFSIRAN: Tentukanlah


hal-hal yang perlu ditafsirkan.

1D. Berdasarkan pengamatan, bertanyalah tentang hal-hal yang kurang


jelas artinya.

38
1E. Kita harus belajar cara untuk mengajukan pertanyaan-
pertanyaan tersebut, berdasarkan fakta-fakta Alkitab yang
telah kita temui dalam langkah pengamatan.

2E. Misalnya,

1F. Apakah arti kata itu, kalimat itu, dll.

2F. Apakah maksud penulis untuk kata ini, kalimat ini,


contoh ini, dsb?

3F. Mengapakah dia berkata demikian?

4F. Dll.

2D. Pililah hal-hal yang paling penting untuk dijawab dan ditafsirkan.

Dari semua hal-hal ini yang kurang jelas dan yang perlu
ditafsirkan, bertanya Apakah yang paling penting untuk mengerti
arti nats ini dan maksud si pengarang?

3C. LANGKAH KETIGA DALAM PROSES PENAFSIRAN: Tafsirkanlah


hal-hal/pertanyaan-pertanyaan yang terpenting dalam urutan
kepentingannya (yaitu hal yang terpenting dulu kemudian hal yang
kedua pentingnya dan seterusnya).

1D. Untuk menafsirkan hal-hal ini, pakailah prinsip-prinsip penafsiran

1E. Ada prinsip-prinsip umum (selalu dipakai dulu)

2E. Ada prinsip-prinsip khusus (untuk bentuk kesusastraan


sajak, perumpamaan, dll) yang dipakai kalau perlu setelah
prinsip-prinsip umum dipakai.

2D. Prinsip-prinsip penafsiran yang umum

1E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG PERTAMA:


”Tafsirkanlah berdasarkan konteks serta struktu.”

INTERPRESTASI YANG KONTEKSTUAL

1F. Ini prinsip yang pertama dan yang terpenting. Karena


itu maka harus diperhatikan sebaik-baiknya

2F. Definisi: ”Konteks adalah bagian-bagian sebelum dan


sesudah nats yang dipelajari

39
3F. Dalam memakai prinsip ini ada dua tingkat konteks
yang harus dipikirkan:

1G. ”Konteks dekat” – Ini isi yang ada dalam 2-3


paragrap sebelum atau/dan sesudah nats yang
dipelajari.

2G. ”Konteks jauh” - Ini isi yang ada dalam seluruh


buku.

4F. Kepentingan konteks.

1G. Arti untuk kata-kata tertentu bergantung pada


Kalimatnya.

2G. Arti untuk kalimat-kalimat tertentu bergantung


pada paragrapnya.

1H. Contoh-contoh:

1I. 1 Korintus 10:23

2I. Matius 12:31-32

3G. Prinsip: Harus ada kaitan antara penafsiran dan


konteks yang luas, yaitu antara penafsiran dan
pokok utama bagian.

2E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG KEDUA:


”Tafsirkanlah berdasarkan arti yang benar untuk kata-kata.”

INTERPRETASI YANG LITERAL (HARAFIA)

1F. Biasanya dalam Alkitab pengarang-pengarang memakai


kata-kata yang sesuai dengan arti/biasa.

2F. Jadi, kita bisa menganggap bahwa kata-kata dalam


Alkitab mempunyai arti yang biasa kecuali konteks
memaksa kata-kata itu mempunyai arti yang benar.

1G. PERTAMA: Carilah kata dalam kamus dan catatlah


kemungkinan-kemungkinan (kamus dapat
memberikan kemungkinan-kemungkinan tetapi
tidak dapat menentukan arti yang cocok untuk nats
yang sedang kita tafsirkan)

2G. KEDUA: Pelajarilah kata dalam konteks yang

40
dekat (Biasanya konteks dekat akan cukup untuk
menolong kita menentukan arti yang benar untuk
kata ini dalam kalimat ini)

Contoh-contoh:

1H. Arti kata ”IMAN”

1I. Dalam Galatia 1:23

2I. Dalam Roma 14:23

3L. Dalam Roma 3:22

2H. Arti kata “PENGHARAPAN”

1I. Kisah Rasul-rasul 26:6-7

2I. Titus 2:13

3G. KETIGA: Kalau arti masih kurang jelas pakailah


konkordansi untuk mempelajari pemakaian kata
dalam konteks yang jauh.

Contoh:

1H. Dalam buku yang sama

2H. Dalam buku-buku Alkitab yang lain yang


ditulis oleh pengarang yang sama

3H. Dalam buku-buku Alkitab yang lain yang


ditulis oleh pengarang yang sama

4H. Dalam buku-buku lain dalam seluruh


Alkitab.

Berdasarkan pemakaian kata ini dalam konteks


yang jauh, coba menentukan kalau ada arti yang
cocok untuk konteks ini.

4G. KEEMPAT: Bandingkanlah terjemahan-


terjemahan lain.

5G. KELIMA: Kalau arti masih kurang jelas pakailah


prinsip khusus untuk kata-kata kiasan

41
3E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG KETIGA:
”Tafsirkanlah menurut tata bahasa dalam nats yang dipelajari.

INTERPRETASI YANG GRAMATIKAL

1F. Jikalau arti dari ayat kurang jelas, coba tentukan kata yang
penting untuk mengerti arti itu.

2F. Berikanlah etiket secara tata bahasa kepada kata itu (yaitu
apakah ini kata kerja, pokok kalimat, dll?).

3F. Amatilah hubungan antara kata itu dan kata-kata lain secara
tata bahasa.

4F. Catatlah kemungkinan-kemungkinan penafsiran berdasarkan


tata bahasa.

5F. Pelajarilah kata dalam konteks: dekat, jauh

6F. Bandingkanlah terjemahan-terjemahan lain.

7F. Kalau ada lebih dari satu kemungkinan secara tata bahasa
maka pakailah prinsip-prinsip lain untuk menentukan
penafsiran mana yang benar

4E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG KEEMPAT:


”Tafsirkanlah berdasarkan latar belakang sejarah, geografis, dan
kebudayaan.”

INTERPRETASI YANG HISTORIS (SEJARAH).

1F. Pendahulan

1G. Peristiwa-peristiwa yang tertulis dalam Alkitab terjadi


pada masa yang tertentu dalam sejarah dan tertulis
untuk orang-orang pada masa yang tertentu

2G. Kita dapat salah mengerti maksud penulis kalau kita


tidak menafsirkan Alkitab dari pandangan pembaca-
pembaca asli.

3G. Jadi, tugas kita adalah untuk, ”Coba mengerti arti dari
nats untuk pembaca-pembaca asli.”

2F. Pengertia kita tentang setiap buku Alkitab bergantung pada


latar belakangnya secara historis

42
Contoh-contoh:

1G. Nabi-nabi kecil

2G. Mazmur

3G. Surat-surat dalam P.B.

3F. Alat-alat yang dapat kita pakai untuk mempelajari latar


Belakang

1G. Isi Alkitab

1H. Dalam satu buku hal-hal yang berhubungan dengan


keadaan secara historis dijelaskan.

2H. Satu buku menjelaskan buku-buku yang lain secara


Historis.

2G. Referensi-referensi yang tercatat dalam alkitab

3G. Konkordansi

4G. Peta-peta

5G. Kamus Alkitab

6G. Buku-buku lain seperti buku-buku tafsiran

4F. Proses untuk mempelajari latar belakang

1G. Tahap pertama: Tahap buku.

Paling sedikit setiap kali kita mempelajari kitab-kitab


Alkitab kita perlu dapat menjawab 4 pertanyaan yang
berikut untuk kitab tersebut:

1H. SIAPA?

1I. Siapakah penulis buku?

2I. Siapakah si alamat buku?

2H. Kapan?

1I. Kapan kitab ditulis?

43
2I. Kapan masa yang diceriterakan?

3H. Dimana?

1I. Di manakan tempat penulisannya?

2I. Di manakah tempat tujuannya?

4H. Mengapa?

1I. Mengapakah kitab ditulis?

2I. Apakah maksud penulis untuk kitab?

Pengertian yang tepat tentang 4 hal ini akan


memberikan dasar untuk menafsirkan kitab.
Penafsiran kita harus sesuai dengan latar belakang
buku. Lihat contoh 1 Korintus

2G. Tahap kedua: Tahap bagian.

1H. Dengan pengertian akan latar belakang buku


sebagai dasar kita siap untuk menafsirkan
bagian-bagian tertentu

2H. Petunjuk-petunjuk

1I. Catatlah fakta-fakta yang berhubungan


dengan latar belakang nats

2I. Pikirkanlah hal-hal dalam nats yang kurang


jelas dan bertanyalah bagaimana pengetahuan
tentang latar belakang dapat menolong
kita untuk menafsirkan hal-hal itu

3I. Berdasarkan pengertian itu, tentukanlah arti


untuk pembaca-pembaca asli

4I. Coba pikirkan arti yang sejajar untuk kita


sekarang. Yaitu, apakah di belakang arti bagi
pembaca-pembaca asli ada prinsip-prinsip
umum yang selalu berlaku?

Contoh-contoh:

Hakim-hakim 13:3-5 ”Orang Nazir”.

44
Kel. 20:3-5 dan Kol.3:5)

CONTOH METODE HISTORIS DARI I KORINTUS

1A. KAPAN?

1B. Kapan ditulis?

56 A.D.

2B. Apakah masa yang diliputi?

51 – 56 A.D.

2A. DIMANA?

1B. Dimanakah buku 1 Korintus ditulis?

Di kota Efesus dalam perjalanan misi Paulus yang ketiga (1 Korintus 16:8)

2B. Di Manakah tempat tujuan? Kota Korintus (1 Kor.1:2)

1C. Kota Korintus terletak antara laut Aegean dan laut Adriatik

2C. Kota Korintus adalah pelabuhan dan pusat perdagangan yang kaya

3C. Di Korintus ada stadion ola raga yang memuat 20.000 orang

4C. Di Korintus diadakan pertandingan olaraga yang nomor dua sesudah


pertandingan olaraga olimpiks

5C. Penduduk di situ orang Yunani, Orang Romawi, Orang Asia.

6C. Di Korintus ada kuil Aphrodite (dewi cinta orang-orang Yunani)


dengan 1000 imam pelacur

7C. Kota Korintus terkenal sebagai kota yang paling tak bermoral dalam
kerajaan Roma.

3A. SIAPAKAH?

1B. Siapakah si penulis?

Rasul Paulus (1 Kor.1:1)

45
2B. Siapakah sialamat?

Jemaat Allah di Korintus (1:2).

1C. Injil dikabarkan oleh Rasul Paulus dalam perjalanan misi yang kedua
(51 A.D – 52 A.D.) di Korintus (Kis.18:1-17).

2C. Melalui Paulus banyak orang di Korintus percaya dan dibaptiskan (Kis.
18:8)
3C. Paulus melayani di Korintus selama setengah tahun (Kis. 18:9-17).

4A. MENGAPAKAH?

1B. Mengapakah 1 Korintus ditulis?

1C. Karena Rasul Paulus sudah menerima laporan dari dua sumber bahwa
ada perpecahan dan perselisihan antara orang-orang Kristen di Korintus
(1 Kor. 1:11, 16:17).

2C. Karena Rasul Paulus sudah menerima surat dari jemaat di Korintus
yang minta keterangan dari Rasul Paulus mengenai beberapa pokok
persoalan yang dihadapi orang=orang Kristen di Korintus ( 1 Kor.
7:1,7:25,8:1, 12:1, 16:1,12).

2B. Apakah maksud Rasul Paulus untuk 1 Korintus?

1C. Untuk mempersatukan jemaat di Korintus sekali lagi (1 Kor, 1-4)

2C. Untuk membereskan persoalan-persoalan yang sudah timbul di


Korintus (1 Kor.5-6).

3C. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari jemaat Korintus (1 Kor.


7-15).

5E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG KELIMA: Tafsirkanlah sesuai dengan


tujuan pengarang untuk kitab dan untuk bagian yang dipelajari.

INTERPRETASI YANG SESUAI DENGAN TUJUAN PENULIS

1F. Pendahuluan

1G. Tujuan adalah goal atau sasaran si pengarang untuk tulisannya.

2G. Struktur adalah penyusunan bahan untuk mencapai goal itu

3G. Kadang-kadang tujuan kitab jelas karena dinyatakan (1 Yohanes 5:13)

46
4G. Kadang-kadang struktur kitab jelas karena untuk dilihat (kitab Efesus)

TETAPI

5G. Kadang-kadang struktur dan tujuan sulit untuk dimengerti.

6G. Jadi, prinsip ini bisa sulit untuk dipakai tetapi penting!

2F. Contoh-contoh:

1G. Pemakaian tujuan kitab untuk menafsirkan.

Injil Yohanes 2:1-11

2G. Pemakaian tujuan bagian untuk menafsirkan.

Roma 2:5-10

3G. Pemakain tujuan pembicara untuk menafsirkan.

Injil Matius 18:15-20

3F. Saran-saran tentang pemakaian prinsip ini.

1G. Perhatikanlah kalau tujuan dinyatakan atau tidak. Kalau tidak maka
mungkin ada tanda-tanda.

2G. Pokok-pokok utama atau hal-hal yang diulangi atau yang ditekankan
mungkin dapat menolong untuk membuka tujuan buku.

3G. Carilah pengertian tentang struktur buku atau struktur dari bagian
yang sedang dipelajari.

4G. Kalau tujuan dan/struktu jelas, tafsirkanlah dengan hal-hal itu sebagai
ukuran dan jagalah supaya penafsiran adalah sesuai dengan hal-hal itu

6E. PRINSIP PENAFSIRAN UMUM YANG KEENAM:


Tafsirkanlah setiap nats sesuai dengan ajaran Alkitab secara menyeluruh.

INTERPRETASI YANG THEOLOGIA.

1F. Pendahuluan

1G. Yaitu, tafsirkanlah Alkitab dengan Alkitab.

2G. Apabila penafsiran kita dari sebuah nats membantah ajaran lain
dalam Alkitab, maka penafsiran kita itu harus diragukan.

47
**Karena Alkitab tidak membantah dirinya sendiri

3G. Kita sudah melihat kepentingan konteks untuk penafsiran, prinsip ini
menyatakan bahwa Alkitab secara menyeluruh adalah konteks yang
paling luas.

2F. Proses pemakaian prinsip ini

Dalam pemakain prinsip ini kita perlu membandingkan penafsiran kita


dengan nats-nats yang sejajar (yaitu yang mempunyai pokok yang sama)

1G. Tahap pertama: Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats yang


lain dalam buku yang sama.

2G. Tahap kedua: Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats lain


dalam buku yang ditulis oleh penulis yang sama.

3G. Tahap ketiga: Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats lain


dalam perjanjian yang sama (yaitu PL atau PB).

4G. Tahap keempat: Bandingkanlah penafsiran dengan nats-nats lain


dari seluruh Alkitab

** Prinsip: ”Biarlah nats yang jelas menafsirkan nats yang kurang


jelas.”

3F. Contoh-contoh:

1G. Kisah Para Rasul 2:38.

2G. Yakobus 2:14-26.

4F. Supaya tahu akan nats-nats yang sejajar, kita harus tahu akan isi seluruh
Alkitab.

Untuk ini pakailah:

1G. Referensi-referensi

2G. Konkordansi

3D. Setelah memakai prinsip-prinsip penafsiran yang umum, kalau perlu pakailah
prinsip-prinsip penafsiran yang khusus.

PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN YANG KHUSUS

48
1E. Prinsip-prinsip penafsiran khusus untuk penafsiran KATA-KATA KIASAN

1F. Definisi: ”Kata-kata kiasan adalah kata atau susunan kata yang
dipakai untuk menyampaikan sesuatu dengan arti yang simbolis.

2F. Mengapa kata-kata kiasan dipakai?

3F. Sangat penting untuk mengerti dan membedakan hal-hal ini:

Contoh dari Lukas 22:18-20.

Penafsiran Luther:

Penafsiran Zwingli:
4F. Proses untuk menafsirkan kata-kata kiasan:

1G. Amatilah nats dengan teliti.

1H. Tanyalah: ”Apakah arti yang normal masuk akal atau


Tidak?”

2H. Kalau masuk akal terima arti normal sajaq kecuali


terpaksa menolak oleh karena konteks atau prinsip-prinsip
lain.

2G. Kalau dianggap kiasan pakailah konteks untuk menafsirkan arti


yang bersifat kiasan, yaitu perhatikanlah kalau perbandingan
dinyatakan atau tidak.

3G. Pakailah nats-nats yang sejajar sebagai perbandingan untuk


Penafsiran.

KATA-KATA UNGKAPAN

Definisi: Kata-kata ungkapan - kata-kata yang bermakna dalam

A. Kata-kata ungkapan untuk perbandingan

1. Persamaan (Simile)
(misalnya: Kamu orang jahat seperti anjing-anjing )
1 Pet.1:24 Semua yang hidup adalah seperti rumput...

49
Lukas 10:3 Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Mazmur 1:3,4 Ia seperti pohon ..... mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
2. Kiasan atau ibarat (Metaphor)
(Kamu orang jahat adalah anjing-anjing)
Yohanes 6:35 Akulah roti hidup

Matius 5a;13 Kamu adalah garam dunia.....


1. Implikasi
(kamu anjing-anjing)
Mazmur 22:16 Sebab anjing-anjing mengerumuni aku
Filipi 3:2 Hati-hatilah terhadap anjing-anjing

Yohanes 1:29 Lihatlah Anak Domba Allah .....

Markus 1:17 Kamu akan kujadikan penjala manusia

B. Kata-kata ungkapan untuk penggantian

1. Penggantian kata benda (sebab mengganti akibat


Matius 10:34 Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.

Wahyu 3:7 yang memegang kunci Daud .......

2. Sebagian mengganti seluruhnya


Roma 1:16 Keselamatan kepada Yunani (Yunani = non Yahudi)

Amsal 1:16 ..... Karena kaki mereka lari menuju kejahatan

3. Seluruhnya diganti oleh dua bagian yang berhadap-hadapan


Mazmur 139:2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri .....

4. Personifikasi (sifat manusia diberi kepada benda atau binatang)


Yesaya 35:12 padang gurun dan padang kering akan bergirang,

Yesaya 55:12 segala pohonan di padang akan bertepuk tangan.

5. Anthropomorphisme (sifat atau kegiatan manusia diberi kepada Tuhan)


Mazmur 8:4 buatan jariMu

Mazmur 31:3 sendengkanlah telingaMu kepadaku

2 Tawarikh 16:9 karena mata TUHAN menjelajah seluruh bumi.

50
6. Zoomorphisme (kebiasaan yang dilakukan binatang yang dipergunakan
untuk menggambarkan keberadaan Tuhan)

Ayub 16:9 Ia menggertakan giginya terhadap aku;

Mazmur 91:4 Dengan kepakNya Ia akan menudungi engkau, di bawah


sayapNya engkau akan berlindung

7. Apostrophe (menyapa benda seperti orang)


Azmur 114:5 Ada apa, hai laut, sehingga engkau melarikan diri, hai sungai
Yordan, sehingga engkau berbalik ke hulu, dll

Mikha 1:2 perhatikanlah, hai bumi serta isinya!

C. Lain-lain
1. Pertanyaan retoris (pertanyaan yang tidak perlu dijawab)
Yeremia 32:27 Adakah sesuatu apapun yang mustahil untukKu?

1 Korntus 10:22 Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?

Roma 8:31 Jika Allah dipihak kita, siapakah yang akan melawan
kita?

2. Yang melebih-lebihkan atau memperkecilkan


Ulangan 1:28 kubu-kubunya sampai ke langit

Mazmur 6:7 setiap malam aku menggenangi tempat tidurku

Mikha 6:7 kepada puluhan ribu curahan minyak

3. Paradoks (Kata-kata yang bernada bertentangan)


Amsal 12:10 belas kasihan orang pasik itu kejam

Filipi 3:19 kemuliaan mereka ialah aib mereka

Matius 13:12 siapa yang tidak mempunyai apapun juga yang ada padanya
akan diambil dari padanya.

Markus 8:35 barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan


kehilangan nyawanya

Bagaimanakah kita menafsirkan kata-kata ungkapan?

1. Pastikanlah bahwa kata-kata ungkapan betul-betul dipakai

51
a. Kadang-kadang kata-kata ungkapan betul-betul dipakai
Secara literal. II Timotius 2:3 kalau literal, ini hanya untuk prajurit

b. Kadang-kadang kata-kata biasa diambil salah kalau ditafsirkan sebagai


kata-kata ungkapan. Yesaya 11:6 serigala akan tinggal bersama domba..

2. Pastikanlah image (gambaran) dan nonimage (yang digambarkan)

3. Tentukanlah maksud dari kata-kata ungkapan.


(”Artinya adalah . . . . .”)

4. Jangan menganggap bahwa kata-kata ungkapan selalu ada artinya yang sama

a. 1 Petrus 5:8 singa = Iblis

b. Wahyu 5:5 singa = Yesus

5. Buatlah batas-batas atau kontrol-kontrol untuk kata-kata ungkapan melalui


prinsip-prinsip komunikasi yang logis.
a. Harus cocok dengan ajaran-ajaran di seluruh Alkitab

b. Jangan terlalu memaksa kata-kata ungkapan.

2E. Prinsip-prinsip penafsiran khusus untuk perumpamaan

1F. Defenisi: perumpamaan adalah kisah yang deceritakan dengan maksud untuk
menyampaikan suatu kebenaran yang bersifat moral atau rohani.

1G. Biasanya perumpamaan mempunyai tiga unsur:


1H. Latar belakang
2H. Kisah/cerita
3H. Aplikasi
2G. Biasanya perumpamaan satu pokok utama

2F. Petunjuk-petunjuk utama menafsirkan perumpamaan-perumpamaan


1G. Pikirkanlah dulu arti yang sebenarnya.
Pelajaran rohani harus didasrkan ini.
2G. Perhatikanlah latarbelakang/konteks
Perumpamaan kalau latar belakang itu dinyatakan (yaitu ada pertanyaan-
Pertanyaan,tantangan-tantangan,dll)
** kalau latarbelakang nyata, maka latar belakang itu sangat penting untuk
Penafsiran dan harus ada hubungan antara latar belakang dan penafsiran.
3G. Carilah penafsiran tentang ajaran utama perumpamaan. Ini bisa diperoleh
** Biasanya tidak perlu berusaha menafsirkan setiap detail dari perumpamaan. Cukup
menafsirkan hal-hal utama.
4G. Kalau menghadapi persoalan-persoalan untuk mengetahui isi dari kisah,
maka Pelajarilah latar belakang yang berhubungan dengan sejarah dan

52
kebudayaan.
5G. Bandingkanlah penafsiran dengan ajaran lain dalam Alkitab.

3E. Prinsip penafsiran yang khusus untuk NUBUATAN


1F. Definisi : Nubuatan adalah pernyataan tentang sesuatu yang akan terjadi pada
Masa yang kan datang.
2F. Kesulitan dan kepentingan nubuatan
1G. Sering kali nubuatan Alkitab sulit untuk ditafsirkan.
2G. Namun demikian, karena kepentingan nubuatan dalam Alkitab maka kita
Harus berusaha untuk menafsirkannya.
3F. Petunjuk-petunnjuk untuk menafsirkan nubuatan.
Untuk menafsirkan nubuatan yang benar kita perlu mengerti sifat-sifat
Nubuatan dalam Alkitab.
1G. Sifat pertama: Pandangan/perspektif nubuatan (yaitu pandangan nabi)
Sering kali dua peristiwa yang dipisahkan dari segi waktu yang dijadikan
Satu dari pandangan nabi.
Contoh : Yesaya 61:1-2 dan Lukas 4:18 -21

2G. Sifat kedua: kegenapan yang dekat dan kegenapan yang jauh.

Banyak nubuatan berhubungan dengan peristiwa yang akan terjadi dalam


Yang dekat, tetapi juga nubuatan itu mempnyai kegenapan yang jauh dan
Terakhir.

3G. Sifat ketiga: Bahasa yang bersifat kiasan


1H. Sering kali dalam nubuatan bahasa yan bersifat kiasan dipakai.
Contoh Maz. 118:22; kisah 4:11
2H. Tetapi juga seringkali dalam nubuatan bahasa dengan arti normal
Dipakai.
Contoh : Mikha 5:1.
3H. Jadi kita harus mencoba untuk menentukan kalau bahasa yang kita
Pakai adalah kiasan atau normal (perhatikanlah prinsip-prinsip untuk
kata-kata kiasan).
4G. Sifat keempat: Nubuatan yang bersyarat dan yang tak bersyarat.

1H. Ada nubuatan yang bersyarat dan juga yang tak bersyarat
2H. Jadi, kita harus menyelidiki konteks dan menetukan kalau nubuatan
Ini bersyarat atau tak bersyarat.
Contoh-contoh:
Ulangan :28 dan kejadian 12

ENAM MODEL NUBUATAN

Model
1. Nubuatan yang dekat dan telah digenapi/terpenuhi
2. Nubuatan yang jauh dan telah digenapi/terpenuhi

53
3. Nubuatan yang dekat dan yang jauh dan telah digenapi/terpenuhi
4. Nubuatan yang dekat dan jauh dan hanya yang dekat telah digenapi/terpenuhi
5. Nubuatan yang jauh dan belum digenapi/terpenuhi
6. Nubuatan yang bersyarat

Model Masa Nabi Zaman-zaman lain masa sekarang masa depan


”Dekat” ”Jauh” -----------------------------------------------------------

1.--------------x

2.----------------------------------------x

3.--------------x------------------------------------x

4.------------------------x------------------------------------------------------------------/?/---------x

5.-------------------------------------------------------------------------------------------/?/----------x

6. ? ? ? ?

LANGKAH-LANGKAH UNTUK MENAFSIRKAN NUBUATAN


1. Membaca dengan sifat berdoa
2. Lihat kalau digenapi dalam konteks atau masa-masa yang akan datang
3. Tentukanlah model nubuatan
4. Lihatlah kalau ditafsirkan dalam bagian lain dari Alkitab
(pakai konkordansi dan cross references)

5. Carilah nubuatan-nubuatan lain yang pokoknya sama


6. Tentukanlah apakah nubuatan ini literal atau berupa kata-kata ungkapan(kiasan).
7. Catatlah penafsiran yang sementara dengan buktinya.
8. Pakai buku-buku tafsiran untuk membandingkan tafsiran saudara
9. Kalau penafsiran saudara sendiri ternyata salah, ubalah bilamana perlu.

4C. LANGKAH KEEMPAT DALAM PROSES PENAFSIRAN: Bacalah buku-buku


Tafsiran.
1D. Pemakaian buku-buku tafsiran
1E. Supaya Roh kudus bisa mengajar kita sebelum ide-ide lain masuk dalam
Pikiran.
2E. Pakailah prinsip-prinsip penafsiran dulu baru baca buku tafsiiran supaya
Ada dasar untuk menilai penafsiran-penafsiran yang ditemui dalam
Buku-buku tafsiran.
2D. Proses pemakaian buku-buku tafsiran.
1E. Pertama bacalah buku-buku tafsiran
2E. Kedua; bandingkanlah penafsirannya dengan penafsiran sendiri.
3E. Ketiga kalau penafsiran dalam buku tafsiran berbeda dengan penafsiran

54
Sendiri carilah dasar untuk perbedaan itu.
4E. Keempat, Nilailah dasar untuk penafsiran yang beda itu dari segi
Prinsip-prinsip penafsiran.
5E. Kelima:Tentukanlah penafsiran mana yang benar.
6E. Keenam: Ubalah penafsiran sendiri kalau dibutuhkan.
5C. Langkah kelima dalam proses penafsiran: Catatlah semua hasil dari penafsiran
6C. Langkah keenam dalam proses penafsiran

4C. LANGKAH KEENAM DALAM PROSES PENAFSIRAN: bacalah buku-buku


Penafsiran.
1D. Pemakaian buku-buku tafsiran:
1E. Supaya Roh kududs bisa mengajar kita sebelum ide-ide lain masuk dalam
Pikiran kita.
2E. Pakailah prisip-prinsip penafsiran dulu baru baca buku tafsiran supaya
Ada dasar untuk menilai penafsiran-penafsiran yang ditemui dalam
Buku-buku tafsiran.
2D. Proses pemakain buku-buku tafsiran
1E. Pertama: bacalah buku-buku tafsiran
2E. Kedua: bandingkanlah penafsirannya dengan penafsiran sendiri
3E. Ketiga: kalau penafsiran dalam buku tafsiran berbeda dengan penafsiran
Sendiri carilah dasar untuk perbedaan itu.
4E. Keempat : Nilailah dasar untuk penafsiran yang beda itu dari
Penafsiran yang lain.
5E. Kelima: tentukanlah penafsiran mana yang benar
6E. Keenam: Ubalah penafsiran sendiri kalau dibutuhkan.

5C. LANGKAH KELIMA DALAM PROSES PENAFSIRAN: catatlah semua hasil


Dari penafsiran (lihat contoh).

6C. LANGKAH KEENAM DALAM PROSES PENAFSIRAN: Buatlah ikhtisar yang


Meringkas pesan inti dari nas.

Ikhtisar ini haruslah singkat dan tepat, sesuai dengan maksud sipenulis(lihat
Contoh).

CONTOH PENAFSIRAN DARI MAZMUR 1


(Dibuat oleh Pdt. Roh Matsuda MTh)
Catatan Penafsiran

Penulis berbicara tentang dua macam orang

1) Orang yang berbahagia (ay 1-3)


2) Orang fasik (ayat 4-6)

Ayat 1
Di sini disebut 3 hal yang tidak dilakukan orang benar.

55
Dan ketiga hal itu, ”berjalan”, ”berdiri”, dan duduk, tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan suatu
urutan peningkatan, yaitu pengikutsertaan yang semakin intensif.

1). Dia tidak menerima nilai-nilai dan filsafat-filsafat dunia


2). Dia tidak membiarkan diri dipengaruhi sampai tertanam kebiasaan-kebiasaan yang jelek
3). Dia tidak ”bersekutu” dengan mereka sehingga bertumbuh sikap-sikap yang negatif terhadap kebenaran
Allah

Ayat 2Jika ayat 1 menyatakan apa yang tidak diperbuat orang yang berbahagia itu, maka ayat 2
menyebutkan 2 hal yang dilakukan

1). Dia menyukai Firman Allah. Hal ini menunjukan sikapnya


2). Dia merenungkannya siang dan malam. Hal ini menunjukkan kegiatannya

Merenungkan Firman Allah merupakan nsatu langkahlebih jauh lagi daripada hanya menyukainya saja.
”Siang dan Malam” berarti Firman Tuhan dibaca setiap hari, lalu direnungkan sepanjang hari dalam segala
kesibukan sehingga pikiran, sikap dan perbuatan dikuasai dan diarahkan oleh kebenaran itu.

Ada hubungan sebab-akibat antara ayat1 dan 2 akan menyebabkan dia berkeinginan untuk melakukan ayat
2. Tetapi sebaliknya ayat b2 akan menolong dia untuk menjauhkan diri dari kegiatanj-kegiatan yang disebut
dalam ayat 1.

Ayat 3
Ia disamakan dengan pohon

1). ”Ditanam ditepi naliran air” – mkenunjukkan adanya bakar di bawah tanah. ”Aliran air” mungkin ada
hubungan dengan Firman Allah (ayat 2) sebagai sumber makanan ddan hidup. Akar tidak kelihatan tetapi
sangat menentukan penghasilan buah serta pertumbuhan pohon yang kelihatan itu. Persekutuan kita dengan
Tuhan yang tidak dapat dilihat orang lain akan menentukan keberhasilan pelayanan kita di depan umum

2). ”menghasilkan buahnya pada musimnya” buah merupakan pertumbuhan dalam


hidup kkita sendiri dan juga dalam orang lain karena pelayanan kita. ”pada
musimnya”menyatakan bahwa penghasilan buah ada waktunya juga.

3). ”Tidak layu daunnya” segar, iman yang kuat dan yang dapat menghibur dan
menyegarkan orang lemah.

Dia akan”berhasil” dalam arti segala sesuatu akan mendatangkan kebaiikan bagi
orang yang mengasihi Allah (Roma 8:28), termasuk ujian, pencobaan, dan
kegagalan.

Yeremia 17:5-8 merupakan nats yang sejajar dengan Mazmur 1 dan menjelaskannya. ”orang fasik’ ternyata
bukan saja orang yang berbuat jahat, tetapi juga orang yang mengandalkan manusia dan kekuatannya
sendiri, sedangkan ”orang berbahagia” ialah orang yyang mengandalkan Tuhan.

Ayat 4

56
Orang fasik disamakan dengan sekam yang ditiup angin. Ini berarti orang yang mengandalkan kekuatan
sendiri tidak ada pendirian yang kuat dan teguh. Dia kan diombang-ambingkan serta dibingungkan oleh
nilai-nilai dan Filsafat dunia. Sekam merupakan benda yang kering, tak hidup, tak berbuah, dan tak berharga
jika dindingkan dengan pohon yang lain.

Ayat 5-6
Pada penghakiman nanti bila Tuhan Yesus kembali, orang fasik tidak akan tahan uji. Oleh karena orang
berbahgia mengenal Tuhan berarti adanya hubungan dan persekutuan pribadi.
Tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. (MATIUS 7:13-14 merupakan kesimpalan yang tepat untuk
Mazmur 1.

RINGKASAN MAZMUR 1

Mazmur 1 menunjukan dua macam orang didunia ini yang menempuh dua jalan dan menuju dua macam
tujuan yang berbeda.
1. Orang rohani yang mengandalkan Tuhan dengan merenungkan FirmanNya setiap hari akan berbuah
dan berbagia.
2. Orang duniawi yang mengandalkan diri sendiri dan mengabaikan kebenaran Allah sambil berpegang
pada hikmat dunia akan binasa.

4C. Apakah hal-hal yang merintangi penerapan?


1D. Perbedaan pendapat antara orang-orang Kristen.
2D. Tidak tahu cara untuk menerapkan kebenaran Firman Allah
3D. Tekanan Dari masyarakat
4D. Prasangka dan kebudayaan sering kali bertentangan dengan kebenaran Firman Allah.

2B. Langkah-langkah Dalam proses penerapan


1C. LANGKAH PENERAPAN YANG PERTAMA: Tahu penafsiran yang benar
1D. Penafsiran yang benar adalah landasan untuk penerapan yang benar.
2D. Kalau penafsiran salah maka penerapan juga akan salah.
3D. Iblis ingin dua hal:
1E. Orang-orang kristen tidak menerapkan Firman Allah
2E. Orang-orang Kristen membuat penafsiran yang salah
4D. Penafsiran hanya satu padahal penerapan bisa banyak.
2C. LANGKAH KEDUA DALAM PENERAPAN: tahu situasi dimana
kebenaran akan diterapkan.

1D. Kita harus tahu tentang diri sendiri


1E. Di mana saya kuat?
2E. Di mana saya lemah?
3E. Sulit berubah kecuali kita tahu lebih dahulu tentang
Keperluan-keperluan.
2D. Harus tahu tentang orang-orang yang dilayani.
1E. Latar belakang
2E. Umurnya
3E. Keperluan-keperluan pribadinya.

57
3C .LANGKAH KETIGA DALAM PENERAPAN: Berdasarkan penafsiran
yang benar dan penilaian situasi yang tepat, tanya-tanya tentang hal-hal yang
perlu diterapkan.
1D.Pendahuluan
1E. Dalam FirmanNya Allah memakai tiga cara utama untuk membimbing kita.
1F. Melalui perintah
2F. Melalui larangan
3F. Melalui contoh(bisa baik atau buruk)
2E.Tiga cara ini harus dipikirkan pada tahap ini.
2D.Hal-hal yang perlu ditanyakan.
1E. Apakah ada kebenaran-kebenaran yang harus dipercayai?
2E. Apakah ada sikap-sikap yang harus diperoleh, dibuang, diubah?
3E. Apakah ada kegiatan-kegiatan yang harus dihindari, diikuti, diubah?
4E. Apakah ada dosa-dosa yang harus diakui atau dihindari?
5E. Apakah ada contoh-contoh yang harus dituruti, atau dihindari?
6E. Apakah ada perintah-perintah yang harus ditaati?
7E. Apakah ada janji-janji yang harus dipercayai?
3D.Secara khusus perhatikanlah hubungan-hubungan pribadi.

Kehidupan Kristen dapat dimengerti sebagai suatu seri hubungan-hubungan


baru (2 Kor 5:17).
1E. Hubungan baru dengan Allah
2E. Hubungan baru dengan diri sendiri.
3E. Hubungan baru dengan orang-orang lain.
4E. Hubungan baru dengan musuh (yaitu, iblis).
5E. Langkah keempat dalam proses penerapan catatlah penerapan-
penerapan.
1D. Apakah yang akan dilakukan?
2D. Kapan hal ini akan dilkukan?
3D. Dimanakah hal ini akan dilakukan?
4E. Dengan siapakah hal ini akan dilakukan?

5E.Langkah kelima dalam proses penerapan lakukanlah penerapan


1D. Ingatlah bahwa kita belum menerapkannya kecuali kita sudah melakukannya.
2D. Kelakuan kita adalah tafsiran tentang pengertian kita terhadap kebenaran Allah.
3D. Kita tidak dapat menerapan Firman Allah dalam kehidupan orang-orang lain sebelum
diterapkan dalam kehidupan diri kita sendiri.
4D. Kita tidak dapat menerapkan semua sekaligus tetapi kita seharusnya selalu sedang
menerapkan sesuatu.

CONTOH APLIKASI MAZMUR 1


(Oleh Pdt.Ron Matsuda)
Prinsip umum No. 1

Jika kita ingin berbahagia, jangan kita mengasihi dunia dan mengikuti cara hidupnya.

58
Daftar penerapan No. 1

Mengawasi pergaulan dengan orang dunia.


Jangan menyerahkan diri kepada keinginan daging: Misalnya, seks, percabulan, hawa nafsu, (Gal
5 :19-21).
Keinginan mata, uang, harta benda, kemewahan dsbg (Mat 6:19-34).
Keangkuhan hidup: kesombongan, kepentingan diri sendiri, keakuan yang tidak mau mati.
Pandangan sorgawi atau duniawi?

Prinsip Umum 2

Jika kita ingin berbahagia, kita harus membaca, merenungkan dan mentaati Firman Allah.

Daftar Penerapan no.2

Waktu teduh
Membaca, menyelidiki Alkitab
Mendidik anak-anak
Pemgajaran Alkitab dengan jemaat
Persiapan untuk mengajar, berkhotbah
.
Prinsip Umum 3

Jika kita ingin berbahagia, kita harus belajar mengandalkan Tuhan dalam segala sesuatu daripada
mengandalkan kekuatan kita sendiri atau manusia lain.

Daftar penerapan nomor 3

Gelisah
Takut menghadapi masa depan, situasi sulit, masalah-masalah.
Dalam pelayanan kita.
Memuji Tuhan selalu? Mengucap syukur? Tetap berdoa?pekerjaan, sekolah.

Respon Pribadi
Saya merasa sangat kurang dalam menyelidiki Alkitab secara teratur dan mendalam. Tidak
cukup hanya membacanya sepintas lalu saja. Waktu teduh saya terlalu buru-buru. Jika saya mau hidup
berbahagia dan seperti pohon yang segar dan berbuah saya harus mempebaiki keadaan saya sekarang.

Jadi, mulai minggu ini, saya akan berdoa tentang kelemahan ini tiap pagi dan minta pertolongan
Tuhan untuk mengatasinya; mengatur jadwal saya supaya tiap hari jumat pagi saya dapat menyelidiki
Firman Allah secara mendalam.

7A. Beberapa metode tambahan untuk mempelajari Alkitab.

1B. Metode Biografis

1C. Defenisi

59
Dengan metode biografis kita menyelidiki kitab dengan maksud untuk mempelajari fakta-
fakta tentang oknum-oknum yang ditemukan di dalam kitab itu dan untuk menarik kesimpulan-
kesimpulan mengenai prinsip-prinsip yang menguasai dan mengendalikan kehidupannya dan
pelayanannya.

1D. Metode ini melibatkan 2 faktor:

1E. Uraian singkat tentang riwayat hidup orang

1F. Obyektif

2F. Dari sejarah

3F. Menekankan kegiatan-kegiatannya

2E. Sketsa watak

1F. Subyektif

2F. Bersifat penafsiran

3F. Menekankan sifat-sifatnya

Terutama mengenai

1G. Orang macam apa dia?

2G. Apakah yang menjadikan dia org macam itu

3G. Apakah yang terjadi karena dia org macam


Itu?

2D. Hasil dari metode ini bergantung pada buku atau bagian
buku yang dipelajari

Contoh-contoh

Yudas 11
1 Yohanes
Kisah Rasul-rasul
Keluaran
Galatia
Roma 16
Injil Markus

2C. Nilai-nilai dari pemakaian metode biografis

60
1D. Metode ini membuka daya tarik yang sangat kuat dari orang-
orang yang tercatat dalam Alkitab

1E. Semua orang tertarik pada orang-orang lain

2E. 80 – 90% dari percakapan pribadi berhubungan dengan


seseorang bukan sesuatu; dengan orang-orang bukan
gagasan-gagasan.

3E. Prinsip dasar adalah bahwa orang-orang tidak berpikir secara


yang abstrak, yaitu menurut teori, tetapi secara yang
kongkrit. Karena itu mereka perlu contoh konkrit.

3D. Metode ini mengenal dan mengakui metode pengajaran Roh


Kudus

1E. Roh Kudus suka mengajar kita melalui contoh-contoh dan


teladan-teladan yang mengesankan

1 Korintus 10:11
Roma 15:4

2E. Hasilnya menyebabkan kita

1F. Ditegur

2F. Tanpa alasan

3F. Penuh dengan harapan

3C. Proses untuk memakai metode biografis

1D. LANGKAH PERTAMA: Berdoa

2D. LANGKAH KEDUA: Tentukanlah oknum yang akan


dipelajari dan batas studi

Misalnya: Apakah kita akan mempelajari tentang org ini dari.

1E. Satu kitab (Contoh: Galatia)

2E. Satu Perjanjian (Contoh: P.B.)

3E. Seluruh Alkitab

3D. LANGKAH KETIGA: Sesuai dengan batas yang telah

61
ditentukan, kumpulkanlah semua bahan mengenai orang yang
dipelajari

1E. Pakailah konkordansi

2E. Dengan memakai konkordansi kita harus hati-hati

1F. Dalam Alkitab seseorang dapat mempunyai lebih


dari satu nama

Contoh-contoh: Paulus, Saulus


Simon, Kefas, Petrus
Barnabas, anak penghiburan

2F. Dalam Alkitab lebih dari satu orang dapat


mempunyai nama yang sama

Contoh-contoh: Zakharia
Yudas
Maria
Yakobus

4D. LANGKAH KEEMPAT: Amatilah nats-nats yang didapat

1E. Perhatikanlah kata-kata yang dipakai untuk


menggambarkan orang ini dan kegiatan-kegiatannya

2E. Perhatikanlah kata-kata sifat atau anak-anak kalimat


yang dipakai untuk melukiskan orang ini

3E. Untuk menjaga supaya pengamatan adalah lengkap,


adakanlah wawancara kepribadian

WAWANCARA KEPRIBADIAN

1. Apakah fakta-fakta mengenai kelahiran orang ini? Di mana ia dilahirkan?


Kapan dia dilahirkan? Apakah ada sesuatu yang aneh?

2. Siapakah orang tua dan familinya? Apakah mereka salah atau tidak? Apakah sifat-sifat mereka?

3. Apakah fakta-fakta mengenai pembinaannya sebagai anak? Cobah temukan pengaruh-pengaruh


dan faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan yang membentuk kehidupannya dan
pikirannya (misalnya: orang tua, sekolah, pembinaan keagamaan, dll).

4. Apakah pekerjaannya dan bagaimanakah pekerjaan itu memperlengkapi dia


untuk pelayanannya?

62
5. Siapakah teman-teman sejawat dan sejaman (baik teman-temannya maupun musuh-musuhnya).
Apakah yang dikatakan orang-orang itu mengenai dia? Apakah mereka menolong dia atau
menghambat dia?

6. Perhatikanlah masa orang itu hidup. Bagaimanakah keadaan pada waktu itu? (Misalnya:
keadaan sosial, politik, ekonomi, keagamaan, dll).

7. Tentukanlah prestasi-prestasi dan sumbangan-sumbangan utama dari orang ini. Apakah


pengaruhnya pada negaranya, gerejanya, keluarganya, orang-orang lain, dll. Apakah ada tulisan
dari dia?

8. Coba memetakan perjalanan-perjalananya kalau ada.

9. Apakah sifat-sifat dan ciri-ciri pembawaan yang dilihat? Catatlah sifat-sifat yang bernilai dan
juga kekurangan-kekurangannya. Apakah ada satu dosa atau kekuatan yang menonjol dan
apakah yang dihasilkannya (baik untuk dirinya sendiri atau untuk orang-orang lain)? Apakah
ada satu krisis yang mengubah kehidupannya?

10. Apakah ada pertumbuhan atau perkembangan yang dapat dilihat dalam
kehidupannya?

11. Siapakah istrinya Anak-anaknya? Apakah mereka mendukung dia atau menghambat dia?

12. Apakah sikapnya terhadap hidup? Apakah pandangan hidupnya? Apakah yang kelihatannya
menguasai kegiatan-kegiatannya?

13. Nilailah status rohaninya (sebelum dan sesudah pertobatannya). Apakah pendapatnya
mengenai Allah? Firmannya? Pekerjaannya? Dll. Selidikilah tingkah lakunya dalam doa,
kwantitet dan kwalitet imannya, pelayanannya dll.

14. Apakah ada tahap-tahap kehidupannya yang diungkapkan? Mengapa peristiwa-peristiwa itu
yang dimasukan dalam ceriteranya.

15. Dari semua nats yang berhubungan dengan orang ini, apakah ada satu nats yang memberikan
tafsiran dari Allah mengenai dia?

16. Selidikilah cara dan sebab untuk kematiannya. Apakah ada hal-hal yang aneh atau luar biasa?

Catatan: Mungkin semua pertanyaan ini tidak dapat dijawab untuk satu orang tetapi selalu ada
baiknya kalau informasi ini dicari untuk menjamin agar penyelidikan kita lengkap dan semua
bahan dipikirkan.

5D. LANGKAH KELIMA: Aturlah fakta-fakta dari kehidupan orang ini dalam
satuan-satuan pikiran yang tertentu dan yang jelas

63
1E. Langkah ini penting baik sebagai ringkasan maupun untuk komunikasi
kepada orang-orang lain.

2E. Satu cara adalah untuk memakai urutan dari wawancara kepribadian

3E. Ada cara-cara lain yang dapat dipakai untuk menyusun hasil studi
tentang seseorang. Cara penyusunan bahan harus disesuaikan dengan
apa yang ditemukan.

4 Cara utama:

1F. Kronologis

Contoh: Musa

2F. Krisis:

Contoh: Petrus

3F. Pengalaman:

Contoh: Yakub

4F. Kedudukan:

Contoh: Filipus

6D. LANGKAH KEENAM: Tentukanlah prinsip-prinsip yang dapat diambil


dari kehidupan dan pelayanan orang ini

Misalnya...

1E. Tanyalah, apakah orang ini menggambarkan suatu kebenaran rohani?

2E. Apakah dampaknya pada generasinya?


Bagaimanakah dapat kita mempengaruhi masyarakat kita secara yang
sama?
Apakah kunci-kunci untuk keberhasilan?

7D. LANGKAH KETUJUH: Buatlah penerapan yang relevan dan kontemporer

Misalnya, kalau orang ini hidup dan melayani sekarang, bagaimanakah kelakuannya dan
pelayanannya? (lihat contoh)

64
CONTOH METODE BIOGRAFIS

1A. LANGKAH PERTAMA: Berdoa

2A. LANGKAH KEDUA: Tentukanlah orang yang akan dipelajari dan batas
penyelidikan

Orang yang mau dipelajari – Filipus, diakon dan penginjil. Batas


penyelidikan – Kisah Para Rasul

3A. LANGKAH KETIGA: Kumpulkanlah semua bahan tentang orang yang


dipelajari

Kisah 6:3 Filipus terkenal baik oleh jemaat di Yerusalem


Filipus penuh Roh
Filipus penuh hikmat

Kisah 6:5 Filipus dipilih dan diangkat oleh jemaat di Yerusalem untuk
melayani janda-janda

Kisah 6:7 Hasil dari pelayanannya (dan diakon-diakon yang lain):


- Firman Allah makin tersebar
- Jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak
- Sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya

Kisah 8:4 Karena penganiayaan di Yerusalem, Filipus pergi ke Samaria

Kisah 8:5 Filipus memberitakan Mesias kepada orang-orang Samaria

Kisah 8:6 Filipus mengadakan tanda-tanda di Samaria

Kisah 8:6 Karena pelayanan Filipus di Samaria banyak orang dengan bulat
hati menerima apa yang diberitakannya

Kisah 8:7 Filipus mengusir banyak roh jahat dan menyembuhkan banyak
orang

Kisah 8:8 Sangat besar sukacita dalam kota itu karena pelayanan Filipus

Kisah 8:26 Filipus disuruh malaekat untuk bangkit dan berangkat ke jalan
yang turun dari Yerusalem ke Gaza

Filipus taat dan berangkat

Kisah 8:29 Filipus disuruh Roh untuk pergi dan mendekati kereta seorang
sida-sida Etiopia

65
Filipus taat akan perintah Roh

Kisah 8:30 Filipus bertanya kepada sida-sida tentang bacaan dalam kitab
Nabi Yesaya

Kisah 8:35 Filipus memberitakan Injil kepada sida-sida

Kisah 8:37 Sida-sida percaya kepada Kristus

Kisah 8:38 Filipus membabtis sida-sida

Kisah 8:39 Filipus dilarikan Roh ke Asdod

Kisah 8:40 Filipus berjalan melalui daerah Asdod dan memberitakan Injil di
semua kota sampai ia tiba di kaisarea

Kisah 21:8 Filipus mempunyai empat anak dara yang beroleh karunia untuk
bernubuat

4A. LANGKAH KEEMPAT: Amatilah semua bahan yang terkumpul dengan


mengadakan wawancara kepribadian

4. Filipus mulai sebagai seorang kaum awam di Yerusalem (Kisah 6:3)

5. Filipus dengan 6 orang lain untuk melayani meja di Yerusalem (6:5)


Dia dianggap teman-teman sebaya sebagi orang yang:

- Terkenal baik
- Penuh Roh
- Penuh hikmat (Kisah 6:3)

6. Filipus hidup dalam hari-hari pertama gereja Kristen di Yerusalem dimana ada banyak kesulitan
dan penganiayaan (Kisah 6-8)

7. Prestasi-prestasi dan kontribusi-kontribusi utama dari Filipus:

- Firman Allah makin tersebar


- Jumlah murid di Yerusalem makin bertambah banyak
- Sejumlah besar imam menyerahkan diri dan percaya

Karena pelayanan di Samaria (Kisah 6:7)

- Banyak orang disembuhkan


- Banyak Roh jahat dikeluarkan
- Banyak orang percaya kepada Kristus dan mengalami sukacita yang besar

66
Karena pelayanan di Gaza (Kisah 8:26-39)

- Orang sida-sida Etiopia percaya kepada Kristus

9. Sifat-sifat Filipus
- Dia orang yang baik (Kisah 6:3)
- Dia orang yang penuh Roh (Kisah 6:3
- Dia orang yang penuh hikmat (Kisah 6:3)
- Dia orang yang berani (Kisah 8:5)
- Dia orang yang taat (Kisah 8:26,29)

10. Ada perkembangan yang dapat dilihat dalam kehidupannya


- Mula-mula dia seorang awam (Kisah 6:3)
- Kemudian dia dijadikan diakon (Kisah 6:5)
- Akhirnya dia menjadi penginjil (Kisah 8:4-40)

11. Dia mempunyai empat anak perempuan yang beroleh karunia untuk
bernubuat (Kisah 21:8)

14. Tahap-tahap dalam kehidupannya

5A. LANGKAH KELIMA: Aturlah fakta-fakta dari kehidupan orang ini dalam
satuan-satuan pikiran yang tertentu dan yang jelas

1B. Sebagai seorang awam biasa

2B. Sebagai seorang diakon KPR 6:1-8

1C. Di mana? Di Yerusalem


2C. Apa? Melayani janda-janda
3C. Siapa? Kepada orang-orang Yahudi
4C. Hasilnya? Firman Allah makin tersebar dan jumlah murid makin
bertambah banyak

3B. Sebagai seorang penginjil massa KPR 8:4-25

1C. Di mana? Di Samaria


2C. Apa? Menginjil orang banyak
3C. Siapa? Kepada orang-orang Samaria
4C. Hasilnya? Orangnya percaya dan dibabtis

6A. LANGKAH KEENAN: Tentukanlah prinsip-prinsip yang dapat diambil dari


kehidupan dan pelayanan orang ini.

Prinsip Pertama: Kalau kita adalah setia dalam pelayanan kita, maka Allah akan
memperluas pelayanan kita.

67
Prinsip Kedua: Kalau kita mau dipakai Allah, kita harus bersedia berbuat apa
saja, di mana saja, kepada siapa sala.

7A. LANGKAH KETUJUH: Penerapan

2B. Metode Topikal atau Theologia

1C. Definisi

1D. Dalam Metode Topikal kita menyelidiki satu pokok atau satu doktrin
secara menyeluruh untuk:

1E. Dalam Menentukan ajaran Alkitab tentang pokok itu


2E. Menyusun ajaran Alkitab tentang pokok itu secara yang logis
3E. Menerapkan ajaran itu dalam kehidupan

2D. Alkitab tidak tertulis sebagai buku pelajaran theologia tetapi kita
membangun theologia yang sistimatis berdasarkan ajaran Alkitab.
Theologia ini seharusnya:

1E. Luas dan lengkap

2E. Logis

3E. Konsekuen

2C. Nilai-nilai dari pemakaian metode topikal

1D. Metode ini akan menolong kita membangun theologia yang seimbang
dan Alkitabiah

1E. Theologia kita harus seimbang

1F. Ada bahaya dari theologia yang tidak seimbang

2F. Semua kebenaran tentang satu pokok harus dipikirkan

2E. Theologia kita harus Alkitabiah

2D. Metode ini akan memungkinkan kita mengerti apa yang kita percayai

1E. 1 Petrus 3:15

2E. Efesus 3:18

68
3D. Metode ini akan menyediakan bahan untuk bimbingan pastoral

Misalnya:

1E. Untuk menghadapi persoalan-persoalan

2E. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

3E. Untuk mengerti pengalaman

4D. Metode ini akan menolong kita menggabungkan kepercayaan kita


dengan kelakuan kita

1E. Dua hal ini tidak terpisah dalam Alkitab. Ini hanya dilakukan
oleh manusia

2E. Satu-satunya dasar dan motivasi untuk pengalaman Kristen yang


benar adalah pengertian theologi yang seksama

3E. Penyataan Allah harus menjadi dasar untuk menafsirkan


pengalaman kita. Bukan sebaliknya

4E. Pelajarilah!

Filipi 1:9-11
Kolose 1:9-10

3C. Proses untuk melakukan Metode Topikal/Theologia

1D. LANGKAH PERTAMA: Berdoa

2D. LANGKAH KEDUA: Tentukanlah pokok atau doktrin untuk


dipelajari dan juga batas penyelidikan

1E. Satu kitab (Contoh: Galatia).

2E. Satu penulis (Contoh: Paulus).

3E. Satu Perjanjian (Contoh: PB).

4E. Seluruh Alkitab

3D. LANGKAH KETIGA: Kumpulkan daftar referensi-referensi Alkitab


yang berhubungan dengan pokok yang akan diselidiki

1E. Mulai dengan konkordansi

69
1F. Konkordansi terbatas untuk metode ini

2F. Selain konkordansi pakailah sumber-sumber lain untuk


mendapat referensi-referensi.

1G. Alkitab yang bertopik


2G. Referensi-referensi dalam Alkitab
3G. Kamus Alkitab
4G. Buku-buku Theologia
5G. Dll

3F. Cari sinonim/kata searti, lawan kata dan hal-hal yang


dinyatakan secara tak langsung.

4D. LANGKAH KEEMPAT: Pelajarilah bagian-bagian yang terdapat


dengan metode induktif (yaitu amatilah dan tafsirkanlah bagian-
bagian tersebut).

5D. LANGKAH KELIMA: Catatlah hasilnya

6D. LANGKAH KEENAM: Susunlah hasilnya dalam urutan yang logis

1E. Ingatlah – Satu kunci untuk pengertian adalah struktur dan


sintese

2E. Pokok dan bahan kita harus menentukan cara yang kita pakai
untuk menyusunnya

7D. LANGKAH KETUJUH: Terapkanlah hasilnya dalam pengalaman


Kristen.

70

Anda mungkin juga menyukai