Anda di halaman 1dari 11

Tugas Rutin 1.

Diskusikan Bersama kelompok, tapi buat laporan secara individu tentang konsep,
manfaat, teori psikologi Pendidikan berikut:

1. Tuliskan definisi psikologi Pendidikan menurut pemahaman anda.


2. Idetintifkasi lah minimal lima manfaat menrapkan psikologi Pendidikan dalam
mengajar.
3. Identifikasilah minimal lima hambatan mengajar tanpa menerapkan psikologi
pendidikan
4. Kapan seorang guru memberikan bantuan kepada anak berkemampuan rendah?
5. Apakah seorang siswa yang cerdas sebaiknya lompat kelas sehingga dapat
memeasuki perguruan tinggi lebih cepat?
6. Deskripsikan Tindakan guru berdasarkan teori-teori psikologi Pendidikan

Teori Psikologi Tokohnya/ Tindakan guru yang


Pendidikan Pandangannya sesuai dengan teori
psikologi Pendidikan
tsb
1.
2.
3.
Dst.

Jawaban :

1. Tuliskan definisi psikologi Pendidikan menurut pemahaman anda.

Menurut pemahaman saya psikologi pendidikan adalah cabang

ilmu psikologi yang berupaya menerapkan teori-teori dan konsep


psikologi untuk memahami dan meningkatkan pembelajaran dan pengajaran di

lingkungan pendidikan formal.

2. Idetintifkasi lah minimal lima manfaat menrapkan psikologi Pendidikan dalam


mengajar.

Berikut ini manfaat belajar psikologi pendidikan

a. Mengetahui teknik pembelajaran yang efektif

Belajar psikologi pendidikan berarti belajar tentang keterkaitan aspek psikologis

seorang siswa pada proses pembelajaran, sehingga seseorang pengajar maupun

calon pengajaran memiliki bekal dasar dalam menilai teknik pembelajaran yang

efektif diterapkan dalam keadaan tertentu maupun keadaan karakteristik siswa

tertentu. Teknik pembelajaran juga menyangkut strategi dalam pembelajaran

yang disampaikan apakah dapat dimengerti oleh siswa dengan baik atau tidak.

b. Mengetahui perbedaan individu dalam pembelajaran

Pada proses mendidik seorang pengajar (guru) memiliki tantangan dalam

menilai perbedaan karakteristik setiap individu yang menjadi siswanya,

sehingga setiap pengajar diharapkan memiliki penilaian yang baik dalam

membedakan karakteristik siswanya. Dalam psikologi pendidikan Seorang

pengajar (guru) maupun calon pengajar akan mengetahui seluk beluk perbedaan

karakter individu dalam belajar dan cara mengatasi setiap perbedaan karakter

tersebut sehingga dengan mempelajari psikologi pendidikan baik seorang

pengajar maupun calon pengajar mengetahui betul perbedaan karakter individu

dan tidak bingung dalam menghadapinya.

c. Membantu membuat rancangan media pembelajaran yang menarik


Dengan mempelajari psikologi pendidikan seorang pengajar yang hendak

menggunakan media pembelajaran pendukung di dalam kelas seperti LCD

proyektor, spekaer, poster maupun alat peraga lainnya, bisa memilih media

pembelajaran yang bisa menarik perhatian siswa (sesuai dengan kondisi siswa)

serta menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menyenangkan. Hal ini

dimaksudkan agar pengajar yang memilih menggunakan dukungan media

pembelajaran tidak salah pilih serta media yang digunakan bisa mewakili materi

yang disampaikan sehingga tujuan belajar yang menyenangkan serta ilmu yang

disampaikan bisa di terima oleh siswa dengan baik.

d. Konseling

Mempelajari psikologi pendidikan juga bermanfaat untuk pengajar (Guru). Salah

satunya yang tak kalah penting yaitu konseling atau bimbingan. Pada psikologi

pendidikan akan banyak dibahas masalah masalah yang berkaitan dengan

perkembangan manusia. Sehingga seorang guru tidak hanya bisa mengajarkan

materi dalam kelas tetapi juga bisa memberikan pengarahan atau bimbingan

kepada siswa yang membutuhkan terkait masalah akademik. Selain bisa

memberikan solusi terhadap siswa yang memiliki masalah akademik seorang

guru juga dapat menjalin keterikatan sosial dengan siswa selanjutnya bisa

menciptakan suasana positif dalam kegiatan pembelajaran.

e. Terhindar dari salah penilaian

Seorang pengajar yang mempelajari psikologi pendidikan akan memiliki

kemampuan dalam menilai siswa dengan adil dan sesuai kaidah. Terkadang

dalam praktik penilaian (evaluasi) seorang pengajar bisa saja menjadi subjektif

atau hanya terpaku pada siswa yang menonjol saja akan tetapi hal ini berakibat
buruk pada kelanjutan perkembangan peserta didik. maka dari itu mempejari

psikologi pendidikan membuat seorang pengajar mampu mendalami dan

mengerti kemampuan masing-masing siswanya. Sehingga kejadian pilih kasih

dalam penilaian tidak akan terjadi dan penilaian secara adil bisa terwujud.

f. Membantu penyusunan jadwal pelajaran yang efektif

Penyusunan jadwal pelajaran juga tak lepas dari aspek psikologis peserta didik.

Sehingga mempelajari psikologi pendidikan akan membantu pengajar

menempatkan mata pelajaran dalam jadwal secara efektif sehingga siswa tidak

merasa terbebani dalam jam pelajaran tertentu. seperti ketika mata pelajaran

fisika berada di jam akhir sekolah akan terasa tidak efektif karena siswa telah

lelah dan umumnya menginginkan cepat pulang. Sehingga keadaan seperti itu

membuat proses pembelajaran tidak efektif.

g. Membantu mengenali bakat

Mempelajari psikologi pendidikan bagi pengajar maupun calon pengajar akan

membantu dalam hal mengenali bakat dari seorang peserta didik dari

perilakunya. Sehingga seorang pengajar bisa berperan sebagai fasilitator untuk

membuat bakat yang dimiliki oleh siswa tersalurkan.

h. Membantu pengajar menciptakan suasana interaksi yang menyenangkan

Pengajar dan siswa diharapakan memiliki hubungan yang harmonis dan saling

berinteraksi aktif. Hubungan yang harmonis antara siswa dan pengajar dapat

terwujud bila seorang pengajar memiliki kemampuan dalam mencipatakan

pembahasan yang sesuai karakter siswa serta menaruh perhatian dengan baik.
i.  Tujuan pembelajaran tercapai dengan baik

Seorang pengajar yang bisa menerapkan ilmu yang didapat setelah mempelajari

psikologi pendidikan secara tidak langsung bisa membuat tujuan pembelajaran

tercapai dengan baik.

3. Identifikasilah minimal lima hambatan mengajar tanpa menerapkan psikologi


pendidikan

a. Hambatan karena faktor intern Dimyati dan Mudjiono (2006: 239-247)

berpendapat bahwa hambatan karena faktor intern merupakan hambatan yang

datang dari dalam diri siswa, diantaranya hambatan tersebut adalah sebagai

berikut:

1) Sikap terhadap belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian

tentang sesuatu, yang membawa seseorang sesuai dengan penilaian yang telah

diberikan terhadap sesuatu tersebut. Adanya penilaian tentang sesuatu

mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan. Siswa

yang bersekolah pasti memperoleh kesempatan belajar sehingga siswa dapat

menerima, menolak, atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut. 36

2) Motivasi belajar Motivasi belajar merupakan kekuatan mental yang mendrong

terjadinya proses belajar. Motivasi belajar dalam diri siswa yang lemah akan

melemahkan kegiatan belajarnya. Selanjutnya mutu hasil belajar akan menjadi

rendah. Oleh karena itu, motivasi belajar pada diri siswa perlu diperkuat terus

menerus.

3) Konsentrasi belajar Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan

perhaian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan

belajar maupun proses memperolehnya. Konsentrasi belajar yang dimiliki

seseorang akan mempengaruhi mutu hasil belajar. Apabila seorang siswa


memiliki konsentrasi belajar yang bagus, maka mutu hasil belajar yang didapat

juga akan bagus. Begitu pula sebaliknya.

4) Mengolah bahan belajar Mengolah bahan belajar adalah kemampuan yang

dimiliki siswa untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran yang diberikan

guru sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Seorang siswa yang lemah dalam

mengolah bahan belajar membuat mutu hasil belajar yang didapatnya juga

lemah. Perolehan mutu hasil belajar yang demikian disebabkan karena cara

pemerolehan ajaran lambat sehingga isi ajaran yang didapat tidak maksimal.

5) Menyimpan perolehan hasil belajar Menyimpan perolehan hasil belajar

merupakan kemampuan menyimpan isi pesan dalam belajar dan cara

perolehannya. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam

waktu pendek dan waktu lama. Kemampuan menyimpan 37 perolehan hasil

belajar dalam waktu lama memerlukan sebuah aktivitas yang berulang.

b. Hambatan karena faktor Ekstern Dimyati & Mudjiono (2006: 247-254)

berpendapat bahwa hambatan karena faktor ekstern antara lain:

1) Guru sebagai pembina siswa belajar Guru yang mengajar siswa adalah

seorang pribadi yang perlu mengembangkan diri menjadi pribadi utuh.

Sehingga ia menghadapi masalah pengembangan diri. Guru juga menumbuhkan

diri secara profesional. Sehingga guru akan menghadapi masalah dalam diri

yang harus dipecahkan sendiri.

2) Prasarana dan sarana pembelajaran Prasarana pembelajaran meliputi gedung

sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, ruang

perpustakaan dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku

pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai

media pengajaran yang lain. 41 Prasarana dan sarana pembelajaran yang


lengkap merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Namun sering muncul

masalah mengenai cara mengelola dan penggunaan prasarana dan sarana

pembelajaran sehingga terselenggara proses belajar yang kurang baik.

3) Kebijakan penilaian Hasil belajar siswa umumnya dinilai dengan beberapa

ukuran, yaitu ukuranukuran guru, tingkat sekolah dan tingkat nasional. Ukuran

guru dan tingkat sekolah merupakan ukuran yang sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki siswa karena pertimbangan yang diambil untuk mengambil

kebijakan penilaian hanya seputar satu sekolah. Ukuran tingkat nasional tidak

begitu sesuai dengan kemampuan siswa yang beragam karena patokan

pengambilan kebijakan dibuat sama pada area yang sangat luas.

4) Lingkungan sosial siswa di sekolah Tiap siswa berada dalam lingkungan

sosial di sekolah, baik ketika berhadapat dengan sesama siswa ataupun dengan

guru/karyawan. Ia memiliki kedudukan dan peranan yang diakui oleh sesama.

Jika seorang siswa diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan

segera dapat belajar. Sebaliknya, jika ia tertolak, maka ia akan merasa tertekan

sehingga dapat menimbulkan perilaku yang negatif seperti menyendiri atau

memiliki harga diri yang rendah.

5) Kurikulum sekolah Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum

nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan

oleh suatu yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan

kemajuan masyarakat yang 42 bersifat umum sehingga belum tentu dapat

mendukung semua tingkat kemampuan siswa. Karena hal tersebut, maka perlu

penyesuaian kembali antara kurikulum yang berlaku dengan tingkat

kemampuan siswa. Dalam proses penyesuaian kembali ini biasanya

menimbulkan masalah.

4. Kapan seorang guru memberikan bantuan kepada anak berkemampuan rendah?


Disaat murid yang lainnya tidak ada dengan kata lain memberi tambahan

waktu untuk anak berkemampuan rendah yaitu disaat siswa yang lainnya

sedang tidak ada ataupun dengan kata lain kita memberi waktu sendiri untuk

anak yang berkemampuan rendah upaya ini dilakukan agar anak bisa lebih

focus dalam belajar dan juga terhindar dari tindakan bullying atau ejekan dari

teman temannya yang mungkin lebih memiliki kemampuan dalam belajar dari

pada dirinya.

5. Apakah seorang siswa yang cerdas sebaiknya lompat kelas sehingga dapat
memeasuki perguruan tinggi lebih cepat?

Apabila orang tua menilai anak mampu tidak hanya secara kognitif, maka tidak

ada salahnya Anda memasukkan anak ke kelas akselerasi atau loncat kelas.

Namun apabila tidak, janganlah dipaksakan. Pada umumnya, anak perempuan

akan lebih cepat matang secara mental dan emosional daripada anak laki-laki,

sehingga pada umumnya tidak mengalami banyak kesulitan. Namun demikian,

bukan berarti anak laki-laki tidak boleh masuk kelas akselerasi. Hal ini kembali

kepada karakter masing-masing anak.

6. Deskripsikan Tindakan guru berdasarkan teori-teori psikologi Pendidikan


Teori Psikologi Tokohnya/ Tindakan guru yang
Pendidikan Pandangannya sesuai dengan teori
psikologi Pendidikan tsb
1. Teori ini Teori Belajar Tindakan guru yang
sesuai dengan teori ini
mengutamakan Humanisme (Carl R.
adalah guru harus bisa
keterlibatan individual Roger) melakukan pendekatan
emosional kepada siswa
peserta didik secara
siswa nya dan juga guru
keseluruhan, sebab memberikan hak kepada
seluruh muridnya untuk
belajar tidak akan
memilih satu pelajaran
berlangsung jika tidak yang di sukai dan yang
pasti itu semua harus di
ada keterlibatan
tekuni oleh siswa itu
emosional peserta sendiri.

didik.Teori ini

menjelaskan bahwa

seseorang dapat memilih

apa yang ingin

dipelajari,

mengusahakan dan

menilai proses

pembelajarannya

sendiri, sehingga di

perlukan motivasi dari

peserta didik itu sendiri.

2. Teori ini Teori Kognitif (Bruner) Tindakan guru yang


sesuai dengan teori ini
mengutamakan
bagaimana cara yaitu passtinya guru
harus mengetahui apaitu
mengembangkan fungsi
kognitif individu dan
kognitif individu fungsinya setelah itu
guru harus
sehingga belajar menjadi
mengaplikasikan ke
maksimal. Fungsi siswanya.

kognitif penting karena

dapat mempengaruhi

perkembangan peserta

didik dalam proses

pendidikan dan sebagai

tolak ukur

mensukseskan proses

pembelajaran.

3. Teori ini menjelaskan Teori Behavioristik Tindakan guru yang

tentang pengamatan sesuai dengan teori ini

perubahan tentang menurut saya, guru

tingkah laku yang di harus memberikan

pengaruhi peristiwa di sebuah apresiasi baik itu

sekitar. berbentuk hadiah

ataupun ucapan kepada


Teori ini berpandangan
siswa yang berprestasi
bahwa belajar terjadi
dan untuk siswa yang
karena Operant
sering mengerjakan pr
Conditionin, yaitu jika
atau tugas tugas yang
seseorang belajar dengan
diberikan oleh guru.
baik maka ia akan

mendapat hadiah dan

hal itu akan

meningkatkan kualitas

belajarnya.

Dst.

Anda mungkin juga menyukai