Anda di halaman 1dari 16

MODUL PSIKOLOGI KOMUNIKASI

(. . . . . . . . . )

MODUL SESI 14
Review Psikologi Komunikasi

DISUSUN OLEH
Sumartono.S.Sos, M.Si.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020
MODUL XIV
PSIKOLOGI KOMUNIKASI

BAB I PSIKOLOGI KOMUNIKASI

1. Pengertian
Psikologi komunikasi adalah Ilmu penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak,
pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh
di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme.

2. Ruang Lingkup Psikologi Komunikasi


Syaraf optik menyambungkan impuls-impuls ke otak. 10 sampai 14 juta sel
saraf otak, disebut neuron, dirangsang oleh impuls-impuls yang datang. Terjadilah
proses persepsi yang menakjubkan. Bagian luar neuron, dendrit, adalah penerima
informasi. Soma mengolah informasi dan manggabungkannya. Axon adalah kabel
miniaturyang menyampaikan informasi dari alat indera ke otak, otak ke otot,
ataudari neuron sau\tu kepada yang lain. Diujung axon terdapatlah serangkaian
knop (terminal knop) yang melanjutkan informasi itu. Psikologi menyebut proses
ini komunikasi.
Psikologi menganalisa seluruh komponen yang terlibat dalam komunikasi
pada diri komunikan, psikologi memberikan karakteristik manusia komunikan serta
faktor-faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhi perilaku
komunikasinya. Pada komunikator, psikologi melacak sfiat-sifatnya dan bertanya:
Apa yang menyebabkan satu sumber komunikasi berhasil dalam mempengaruhi
orang lain, sementara sumber komunikasi yang lain tidak ?
Pada saat pesan sampai pada diri komunikator, psikologi melihat kedalam
penerimaan pesan, menganalisa faktor-faktor personal dan situasionalyang
mempengaruhinya, dan menjelas kan berbagai coralkomunikan ketika sendiri atau
berkelompok.
3. Ciri Pendekatan Psikologi Komunikasi
Mempelajari komunikasi adalah sosiologi, filsafat, dan psikologi. Sosiologi
mempelajari interaksi sosial. Interaksi social harus didahului dengan kontak dan
komunikasi. Oleh karena itu setiap buku komunikasi harus menyinggung
komunikasi. Dalam dunia modern teknologi komunikasi telah berkembang begitu
rupa sehinggga tidak ada satu masyarakat modern yang mampu bertahan tanpa
komunikasi.
Beberapa ciri pendekatan psikologi komunikasi :
a. Sensory receptionof stimuli (penerimaan stimuli secara inderawi).
b. Internal mediation of stimuli (proses yang mengantarai stimulus dan renspon).
c. Prediction of response (prediksi respon).
d. Reinforment of responses (peneguhan respon).

Pendekatan komunikasi yang berbeda :


a. Menyingkirkan semua sikap memihakdan semua usaha menilai secara normatif
(mana yang benar, mana yang salah).
b. Ketika merumuskan prinsip-prinsip umum, psikolog komunikasi harus
menguraikan kejadian menjadi satuan-satuan kecil untuk dianalisis
c. Psikolog komunikasi berusaha memahami peristiwa komunikasi dengan
memahami keadaan internal (internal state).

4. Penggunaan Psikologi Komunikasi


a. Pengertian
Pengertian artinya penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud
oleh komunikator.
b. Kesenangan
Komunikasi ini disebut komunikasi fatis, dimaksudkan untuk menimbulkan
kesenangan. Komunikasi ini dapat membuat hangat, akrab, dan menyenangkan
c. Mempengaruhi sikap
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor –faktor pada diri
komunikate. Persuasi didefinisikan sebagai “proses mempengaruhi pendapat, sikap,
dan tindakan orang dengan menggunakan manipulasi psikologisehingga orang
tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri”.
d. Hubungan sosial yang baik
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan untuk manumbuhkan dan mempertahankan
hubungan yang memuaskandengan orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi
(inclusion), pengendalian kekuasaan (control), dan cinta serta kasih sayang
(affection).
Secara singkat kita ingin bargabung dan berhubungan dengan orang lain, kita ingin
mengendalikan dan dikendalikan, dan kita ingin mencintai dan dicintai. Kebutuhan
sosial ini dapat dipenuhi dengan komunikasi interpersonal efektif.
e. Tindakan
Efektivitas komunikasi biasanya diukur dari tindakan nyata yang dilakukan
kominkate.
Menimbulkan tindakan nyata memang indicator efektivitas yang paling penting.
Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan
pengertian, membentuk dan mengubah sikapatau menumbuhkan hubungan yang
baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi.

BAB II KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

1. Pengertian
Komunikasi intrapersonal adalah bagaimana orang menerima informasi,
mengolahnya, menyumpannya dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan
informasi, yang di sini kita sebut komunikasi intrapersonal meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir.

2. Hal yang terdapat dalam komunikasi intrapersonal


a. Sensasi
Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang
menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Sensasi adalah pengalaman
elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau
konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”
b. Presepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli). Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal
dan faktor situasional
c. Memori
Dalam komunikasi Intrapersonal, memori memegang peranan penting dalam
memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia
dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya
d. Berpikir
Dalam berpikir kita melibat semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan
memori. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsure-unsur lingkungan
dengan menggunakan lambing-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan
kegiatan yang tampak. Berpikir menunjukan berbagai kegiatan yang melibatkan
penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir
kita lakukan untuk memahami relaitas dalam rangka mengambil keputusan
(decision making), memecahkan persoalan (problem solving).

BAB III KOMUNIKASI INTERPERSONAL

1. Pengertian
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau
personal lebih dari satu orang. Komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi
yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.
Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi
jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi
kelompok kecil. Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual
bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan
bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.

2. Sistem Komunikasi InterpersonaL


a. Persepsi Interpersonal
Objek persepsi interpersonal adalah manusia. Ada dua faktor yang mempengaruhi
persepsi terhadap orang lain yaitu faktor eksternal dan faktor personal. Faktor
eksternal adalah petunjuk-petunjuk yang bisa Anda amati. Faktor personal adalah
karakteristik dari orang yang memberikan respon pada stimulasi persepsi.
b. Konsep Diri
Konsep diri adalah persepsi tentang diri; kita sendiri yang bersifat fisik, psikologis,
maupun sosial; yang datang dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain.
Kecenderungan seseorang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut
self fulfilling prophecy. Konsep diri memiki dua kualitas atau valensi, yaitu konsep
diri positif dan konsep diri negatif.
c. Hubungan Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi
hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Komunikasi interpersonal yang
efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling
penting. Untuk menumbuhkan dan meningkatkan hubungan interpersonal, kita
perlu meningkatkan kualitas komunikasi.

BAB IV KOMUNIKASI KELOMPOK

1. Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut .Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya. Komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua
definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya
komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.

2. Sifat-sifat Komunikasi Kelompok


a. Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
b. Kelompok memiliki sedikit partisipan;
c. Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
d. Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
e. Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

3. Klasifikasi Kelompok dan Karakteristik Komunikasinya.


a. Kelompok primer dan kelompok sekunder
b. Kelompok keanggotaan dan kelompok rujukan
c. Kelompok deskriptif dan kelompok perkiptif

4. Pengaruh Kelompok dalam Komunikasi


a. Konformitas
Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma)
kelompok sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan. Bila
sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada
kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan
anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika anda meminta persetujuan anggota,
usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan
seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota
berikutnya untuk setuju juga.
b. Fasilitas Sosial
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau
peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi
pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah.
c. Polarisasi
Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi
kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu,
setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya,
bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu,
setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keefektifan Kelompok


a. Faktor situasional karakteristik kelompok
v Ukuran kelompok
v Jaringan komunikasi
v Kohesi kelompok
v Kepemimpinan
b. Faktor personal karakteristik kelompok
v Kebutuhan interpersonal
v Tindak komunikasi
v Peranan

BAB V KOMUNIKASI MASSA

1. Pengertian
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak atau elektronik,
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

2. Efek Komunikasi Massa


a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya
informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas tentang bagaimana
media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang
bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitif. Melalui media massa, kita
memperoleh informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita
kunjungi secara langsung.
b. Efek Afektif
Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada Efek Kognitif. Tujuan dari komunikasi
massa bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang
diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya
Faktor-faktor yang mempengaruhi efek afektif :
v Suasana emosional
v Skema kognitif
v Faktor predisposisi individual
c. Efek Behaviorial
Efek behavioral merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam bentuk
perilaku, tindakan atau kegiatan. Adegan kekerasan dalam televisi atau film akan
menyebabkan orang menjadi beringas.
BAB VI PSIKOLOGI KOMUNIKATOR DAN PSIKOLOGI PESAN

1. PSIKOLOGI KOMUNIKATOR
a. Pengertian
Pada psikologi komunikator ini kita akan membahas tentang who says. Who
says berarti siapa yang berbicara, artinya ketika komunikator berkomunikasi yang
berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri, ia tidak
dapat menyuruh pendengar memperhatikan apa yang ia katakan. Kadang – kadang
siapa lebih penting dari apa.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator
i. Kredibilitas
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat – sifat
komunikator. Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah
bergantung pada pelaku persepsi (komunikate), topik yang dibahas, dan
situasi. Sedangkan komponen – komponen kredibilitas adalah keahlian dan
kepercayaan. Keahlian berarti kesan yang dibentuk oleh komunikate tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
Kepercayaan berarti kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan
dengan wataknya.
ii. Atraksi
Faktor – faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal adalah
daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Kita cenderung
menyenangi orang – orang yang tampan atau cantik, yang banyak kesamaannya
dengan kita dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kita.
iii. Kekuasaan
kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Beberapa jenis
kekuasaan adalah sebagai berikut.
· Kekuasaan koersif
· Kekuasaan keahlian
· Kekuasaan informasi
· Kekuasaan rujukan
· Kekuasaan legal
c. Pengaruh Komunikasi Kita terhadap Orang Lain
 Internalisasi
 Identifikasi
 Ketundukan

2. PSIKOLOGI PESAN
a. Pengertian
Pada psikologi pesan kita membahas tentang what. What adalah apa yang
dibicarakan oleh komunikator berupa pesan. Manusia mengucapkan kata-kata dan
kalimat dengan cara-cara tertentu. Setiap cara berkata memberikan maksud
tersendiri.
Cara-cara ini kita sebut paralinguistic. Akan tetapi, manusia juga menyampaikan
pesan dengan cara-cara lai selain dengan bahasa, misalnya dengan isyarat; ini
disebut pesan ekstralinguistik. Pesan paralinguistik dan ekstralinguistik akan kita
uraikan dalam satu bagian yang kita sebut Pesan nonverbal.

b. Macam-macam Pesan
i. Pesan Linguistik
Ada dua cara mendefinisikan bahasa : fungsional dan formal. Definisi
fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan
sebagai “alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Definisi
formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang
dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa
Tahap menguasai bahasa tertentu :
 Pada tahap pertama, kita harus memiliki informasi fonologis tentang bunyi-
bunyi dalam bahasa itu.
 Tahap Kedua, Kita harus memiliki pengetahuan sintaksis tentang cara
pembentukan kalimat.
 Tahap ketiga, kita harus mengetahui secara leksikal arti kata atau gabungan
kata-kata.
 Pada tahap keempat,kita harus memiliki pengetahuan konseptual tentang
dunia tempat tinggal kita dan dunia yang kita bicarakan.
 Tahap kelima kita harus mempunyai semacam system kepercayaan untuk
menilai apa yang kita dengar.
ii. Pesan Nonverbal
Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition) Menunjukkan perasaan dan emosi
yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (subtitusion) Menujukkan jati diri
sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) Menambah atau melengkapi
ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
c. Langkah dalam Penyusunan Pesan
 attention (perhatian)
 need (kebutuhan)
 satisfaction (pemuasan)
 visualization (visualisasi)
 action (tindakan)
Karakteristik Pesan
Disamping karakteristik makna pesan, pemahaman tentang karakteristik
pesan juga sangat dibutuhkan sebagai landasan untuk mengetahui bagaimana
makna disalurkan melalui pesan oleh komunikator kepada komunikan.
1. Pesan berbentuk paket
Pada saat berkomnikasi, seluruh bagian sistem komunikasi biasanya
bekerjasama untuk menyampaikan suatu kesatuan makna (unified meaning).
Ketika seseorang mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata, getaran dan
volume suara, ekspresi wajah, sorot mata dan sikap tubuhnya juga
memancarkan pesan kemarahan itu.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pesan selalu diungkapkan dalam satu paket
gabungan antara unsur-unsur verbal dan nonverbal. Paket pesan ini biasanya
dianggap sebagai hal yang wajar sehingga tidak begitu diperhatikan oleh
komunikan, kecuali dia mendeteksi adanya double-bind messages, atau
kontradiksi antara pesan verbal dan pesan nonverbal yang digunakan.
2. Pesan dibentuk dengan menggunakan kaidah tertentu
Setiap pesan dibentuk dan diungkapkan dengan menggunakan kaidah-kaidah
tertentu. Pesan verbal dibentuk dan digunakan dengan mengikuti aturan-aturan
gramatika dan pragmatik yang berlaku dalam bahasa. Pesan nonverbal juga
dibentuk dan diungkapkan berdasarkan seperangkat norma atau peraturan yang
menggariskan tingkah-laku nonverbal apa yang sesuai, diizinkan, atau
diharapkan dalam situasi sosial tertentu.
3. Pesan disampaikan dalam tingkat kelangsungan yang variatif
Sebagian pesan disampaikan secara langsung dan sebagian lagi secara tidak
langsung. Pesan langsung ditandai oleh adanya pernyataan langsung mengenai
preferensi atau keinginan komunikator, sedangkan dalam pesan tidak langsung
si pembicara berupaya menyuruh pendengarnya mengatakan atau melakukan
sesuatu tanpa menyatakannya secara eksplisit.
4. Pesan bervariasi dalam tingkat kepercayaan
Terdapat dua alasan mengapa komunikan cenderung lebih mempercayai makna
yang terungkap melalui pesan nonverbal ketika dia mendeteksi konflik antara
pesan verbal dan nonverbal yang dikirim komunikator. Pertama, pesan verbal
lebih mudah dipalsukan. Kedua, pesan nonverbal terbentuk diluar kendali
kesadaran individu.
Sinyal nonverbal biasanya dapat digunakan untuk menebak apakah pembicara
berbohong atau tidak. Sinyal-sinyal itu juga sangat membantu untuk
mengungkapkan kebenaran yang coba ditutup-tutupi oleh kebohongan yang
dideteksi.
5. Pesan dapat digunakan dalam metakomunikasi
Seperti telah dijelaskan pada bagian Tinjauan Psikologis Terhadap Peran Pesan
Nonverbal di atas, pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang
sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Pesan
metakomunikatif berfungsi memberikan informasi tambahan untuk
memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi
aksentuasi, repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal
bagi pesan verbal.
Karakteristik Makna Pesan
1. Makna ditentukan oleh komunikator
Makna tidak hanya ditentukan oleh pesan (baik verbal, nonverbal, atau
keduanya) tetapi juga ditentukan oleh interaksi pesan-pesan itu dan pikiran serta
perasaan komunikan. Ketika berkomunikasi, komunikan tidak hanya
‘menerima’ makna tapi juga ‘menciptakan’ makna. Oleh karena itu,
pemahaman atas suatu makna tidak dapat dilakukan hanya dengan menganalisis
pesan, tetapi juga dengan memahami pengirimnya. Sebagai contoh, makna
berupa pujian yang menyatakan seseorang berotak cerdas cenderung dimaknai
sebagai penghinaan bila hal itu disampaikan ketika orang tersebut baru
mengetahui dia gagal dalam sebuah ujian.
2. Makna yang disampaikan lewat pesan verbal dan nonverbal tidak lengkap
Penyampaian pikiran atau perasaan dilakukan komunikator dengan
menggunakan seperangkat simbol. Pada dasarnya simbol-simbol itu mewakili
hanya sebagian dari totalitas pikiran atau perasaan yang ingin disampaikan.
Karena makna yang diterima dari orang lain bukan makna yang utuh, setiap
komunikan hanya dapat mengestimasi makna tersebut berdasarkan pesan yang
diterima dengan menggunakan pikiran dan perasaannya sendiri.
3. Makna bersifat unik
Karena makna ditentukan oleh pesan yang diterima dan pikiran serta perasaan
komunikan, maka orang yang berbeda tidak pernah menginterpretasi sebuah
pesan dengan makna yang sama. Bahkan, karena setiap individu berubah, pesan
yang diterima oleh seseorang pada saat yang berbeda akan diinterpretasikan
dengan makna yang berbeda pula. Misalnya, pesan “I love you” yang diterima
pemuda berusia 20 tahun dari pacarnya, akan diberi makna yang berbeda oleh
orang ketika dia berusia 50 tahun.
4. Makna mencakup makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah definisi objektif dari kata atau pesan nonverbal dan
bersifat universal. Makna konotatif merupakan makna subjektif dan bersifat
emosional. Anggukan kepala yang normal, yang digunakan untuk merespon
pertanyaan “Kamu setuju?” mengungkapkan makna denotatif. Namun bila
anggukan kepala itu disertai dengan kedipan mata atau senyuman sehingga
terkesan tidak biasa, makna yang terungkap lebih cenderung bersifat konotatif.
5. Makna harus didasarkan pada konteks
Kata atau tingkah nonverbal yang sama, bisa mengungkapkan makna yang
sangat berbeda bila digunakan dalam konteks yang berbeda. Ugkapan “Apa
kabar?” yang disampaikan ketika berpapasan dengan seorang teman bermakna
“Halo”. Tapi bila ungkapan itu disampaikan ketika mengunjungi teman yang
sakit, makna yang terungkap adalah “kondisi kesehatan”.

Kesimpulan
 Untuk memahami, mengetahui makna dan maksud dari pesan yang
disampaikan oleh seorang komunikator, maka komunikan harus paham
dengan psikologi pesan. Sehingga, bagaimanapun dan apapun pesan yang
disampaikan oleh komunikator dalam kondisi tertentu, komunikan dapat
menangkap isi pesan tersebut sesuai dengan makna dan maksud yang
diinginkan oleh komunikator. Tentunya untuk pemahaman itu komunikan
dan komunikator juga harus memahami bagaimana pesan dalam bentuk
verbal dan nonverbal.
 Dalam komunikasi interpersonal yang dilakukan secara tatap muka, makna
dikirim oleh komunikator melalui pesan verbal dan noverbal. Seacara
terpisah, pesan verbal lebih sesuai digunakan untuk menyampaikan fakta,
ilmu, atau keadaan, sedangkan pesan nonverbal lebih potensial untuk
menyatakan perasaan.
 Dalam tataran praktik, komunikator cenderung menggunakan kedua jenis
pesan itu secara berdampingan. Akibatnya, Untuk menangkap makna yang
disampaikan, komunikate harus mengolah kedua jenis pesan dengan
melibatkan pikiran dan perasaanya. Oleh karena itu, makna yang diterima
komunikan pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara pesan verbal
dengan pesan noverbal dan antara kedua pesan itu dengan pikiran dan emosi
komunikan.
 Pesan nonverbal juga dianggap lebih terpercaya daripada pesan verbal, jika
terdapat ketidakcocokan makna diantara keduanya, makna yang dikirim
melalui pesan nonverbal dianggap lebih akurat. Selain itu, pesan nonverbal
dapat digunakan untuk memeriksa validitas dan kebenaran pesan verbal.
Sehubungan dengan itu, untuk meningkatkan kemampuan berkomunkasi,
setiap individu perlu meningkatkan keterampilannya dalam
menginterpretasi dan mengontrol penggunaan pesan verbal maupun
nonverbal.
Hal ini memang tidak mudah dilakukan mengingat bahwa mayoritas pesan
nonverbal sangat ditentukan oleh kebudayaan. Setiap pesan yang diterima
harus diinterpretasi dalam konteks situasi dan budaya yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat , Jalaluddin (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai