(. . . . . . . . . )
MODUL SESI 14
Review Psikologi Komunikasi
DISUSUN OLEH
Sumartono.S.Sos, M.Si.
1. Pengertian
Psikologi komunikasi adalah Ilmu penyampaian energi dari alat-alat indera ke otak,
pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, pada proses saling pengaruh
di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara organisme.
1. Pengertian
Komunikasi intrapersonal adalah bagaimana orang menerima informasi,
mengolahnya, menyumpannya dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan
informasi, yang di sini kita sebut komunikasi intrapersonal meliputi sensasi,
persepsi, memori, dan berpikir.
1. Pengertian
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau
personal lebih dari satu orang. Komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi
yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.
Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi
jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi
kelompok kecil. Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual
bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan
bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
1. Pengertian
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut .Kelompok
ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah,
atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam
komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu
kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang
dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan
sebagainya. Komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga
orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi,
menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat
mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua
definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya
komunikasi tatap muka, peserta komunikasi lebih dari dua orang, dan memiliki
susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok.
1. Pengertian
Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah
khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak atau elektronik,
sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
1. PSIKOLOGI KOMUNIKATOR
a. Pengertian
Pada psikologi komunikator ini kita akan membahas tentang who says. Who
says berarti siapa yang berbicara, artinya ketika komunikator berkomunikasi yang
berpengaruh bukan saja apa yang ia katakan, tetapi juga keadaan dia sendiri, ia tidak
dapat menyuruh pendengar memperhatikan apa yang ia katakan. Kadang – kadang
siapa lebih penting dari apa.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikator
i. Kredibilitas
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate tentang sifat – sifat
komunikator. Karena kredibilitas itu masalah persepsi, kredibilitas berubah
bergantung pada pelaku persepsi (komunikate), topik yang dibahas, dan
situasi. Sedangkan komponen – komponen kredibilitas adalah keahlian dan
kepercayaan. Keahlian berarti kesan yang dibentuk oleh komunikate tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
Kepercayaan berarti kesan komunikate tentang komunikator yang berkaitan
dengan wataknya.
ii. Atraksi
Faktor – faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal adalah
daya tarik fisik, ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Kita cenderung
menyenangi orang – orang yang tampan atau cantik, yang banyak kesamaannya
dengan kita dan memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari kita.
iii. Kekuasaan
kekuasaan adalah kemampuan menimbulkan ketundukan. Beberapa jenis
kekuasaan adalah sebagai berikut.
· Kekuasaan koersif
· Kekuasaan keahlian
· Kekuasaan informasi
· Kekuasaan rujukan
· Kekuasaan legal
c. Pengaruh Komunikasi Kita terhadap Orang Lain
Internalisasi
Identifikasi
Ketundukan
2. PSIKOLOGI PESAN
a. Pengertian
Pada psikologi pesan kita membahas tentang what. What adalah apa yang
dibicarakan oleh komunikator berupa pesan. Manusia mengucapkan kata-kata dan
kalimat dengan cara-cara tertentu. Setiap cara berkata memberikan maksud
tersendiri.
Cara-cara ini kita sebut paralinguistic. Akan tetapi, manusia juga menyampaikan
pesan dengan cara-cara lai selain dengan bahasa, misalnya dengan isyarat; ini
disebut pesan ekstralinguistik. Pesan paralinguistik dan ekstralinguistik akan kita
uraikan dalam satu bagian yang kita sebut Pesan nonverbal.
b. Macam-macam Pesan
i. Pesan Linguistik
Ada dua cara mendefinisikan bahasa : fungsional dan formal. Definisi
fungsional melihat bahasa dari segi fungsinya, sehingga bahasa diartikan
sebagai “alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Definisi
formal menyatakan bahasa sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang
dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa
Tahap menguasai bahasa tertentu :
Pada tahap pertama, kita harus memiliki informasi fonologis tentang bunyi-
bunyi dalam bahasa itu.
Tahap Kedua, Kita harus memiliki pengetahuan sintaksis tentang cara
pembentukan kalimat.
Tahap ketiga, kita harus mengetahui secara leksikal arti kata atau gabungan
kata-kata.
Pada tahap keempat,kita harus memiliki pengetahuan konseptual tentang
dunia tempat tinggal kita dan dunia yang kita bicarakan.
Tahap kelima kita harus mempunyai semacam system kepercayaan untuk
menilai apa yang kita dengar.
ii. Pesan Nonverbal
Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition) Menunjukkan perasaan dan emosi
yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (subtitusion) Menujukkan jati diri
sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity) Menambah atau melengkapi
ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
c. Langkah dalam Penyusunan Pesan
attention (perhatian)
need (kebutuhan)
satisfaction (pemuasan)
visualization (visualisasi)
action (tindakan)
Karakteristik Pesan
Disamping karakteristik makna pesan, pemahaman tentang karakteristik
pesan juga sangat dibutuhkan sebagai landasan untuk mengetahui bagaimana
makna disalurkan melalui pesan oleh komunikator kepada komunikan.
1. Pesan berbentuk paket
Pada saat berkomnikasi, seluruh bagian sistem komunikasi biasanya
bekerjasama untuk menyampaikan suatu kesatuan makna (unified meaning).
Ketika seseorang mengungkapkan kemarahan dengan kata-kata, getaran dan
volume suara, ekspresi wajah, sorot mata dan sikap tubuhnya juga
memancarkan pesan kemarahan itu.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa pesan selalu diungkapkan dalam satu paket
gabungan antara unsur-unsur verbal dan nonverbal. Paket pesan ini biasanya
dianggap sebagai hal yang wajar sehingga tidak begitu diperhatikan oleh
komunikan, kecuali dia mendeteksi adanya double-bind messages, atau
kontradiksi antara pesan verbal dan pesan nonverbal yang digunakan.
2. Pesan dibentuk dengan menggunakan kaidah tertentu
Setiap pesan dibentuk dan diungkapkan dengan menggunakan kaidah-kaidah
tertentu. Pesan verbal dibentuk dan digunakan dengan mengikuti aturan-aturan
gramatika dan pragmatik yang berlaku dalam bahasa. Pesan nonverbal juga
dibentuk dan diungkapkan berdasarkan seperangkat norma atau peraturan yang
menggariskan tingkah-laku nonverbal apa yang sesuai, diizinkan, atau
diharapkan dalam situasi sosial tertentu.
3. Pesan disampaikan dalam tingkat kelangsungan yang variatif
Sebagian pesan disampaikan secara langsung dan sebagian lagi secara tidak
langsung. Pesan langsung ditandai oleh adanya pernyataan langsung mengenai
preferensi atau keinginan komunikator, sedangkan dalam pesan tidak langsung
si pembicara berupaya menyuruh pendengarnya mengatakan atau melakukan
sesuatu tanpa menyatakannya secara eksplisit.
4. Pesan bervariasi dalam tingkat kepercayaan
Terdapat dua alasan mengapa komunikan cenderung lebih mempercayai makna
yang terungkap melalui pesan nonverbal ketika dia mendeteksi konflik antara
pesan verbal dan nonverbal yang dikirim komunikator. Pertama, pesan verbal
lebih mudah dipalsukan. Kedua, pesan nonverbal terbentuk diluar kendali
kesadaran individu.
Sinyal nonverbal biasanya dapat digunakan untuk menebak apakah pembicara
berbohong atau tidak. Sinyal-sinyal itu juga sangat membantu untuk
mengungkapkan kebenaran yang coba ditutup-tutupi oleh kebohongan yang
dideteksi.
5. Pesan dapat digunakan dalam metakomunikasi
Seperti telah dijelaskan pada bagian Tinjauan Psikologis Terhadap Peran Pesan
Nonverbal di atas, pesan nonverbal memiliki fungsi metakomunikatif yang
sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Pesan
metakomunikatif berfungsi memberikan informasi tambahan untuk
memperjelas maksud. Hal itu dilakukan dengan memberdayakan fungsi
aksentuasi, repetisi, subsitusi, kontradiksi, dan komplemen pesan nonverbal
bagi pesan verbal.
Karakteristik Makna Pesan
1. Makna ditentukan oleh komunikator
Makna tidak hanya ditentukan oleh pesan (baik verbal, nonverbal, atau
keduanya) tetapi juga ditentukan oleh interaksi pesan-pesan itu dan pikiran serta
perasaan komunikan. Ketika berkomunikasi, komunikan tidak hanya
‘menerima’ makna tapi juga ‘menciptakan’ makna. Oleh karena itu,
pemahaman atas suatu makna tidak dapat dilakukan hanya dengan menganalisis
pesan, tetapi juga dengan memahami pengirimnya. Sebagai contoh, makna
berupa pujian yang menyatakan seseorang berotak cerdas cenderung dimaknai
sebagai penghinaan bila hal itu disampaikan ketika orang tersebut baru
mengetahui dia gagal dalam sebuah ujian.
2. Makna yang disampaikan lewat pesan verbal dan nonverbal tidak lengkap
Penyampaian pikiran atau perasaan dilakukan komunikator dengan
menggunakan seperangkat simbol. Pada dasarnya simbol-simbol itu mewakili
hanya sebagian dari totalitas pikiran atau perasaan yang ingin disampaikan.
Karena makna yang diterima dari orang lain bukan makna yang utuh, setiap
komunikan hanya dapat mengestimasi makna tersebut berdasarkan pesan yang
diterima dengan menggunakan pikiran dan perasaannya sendiri.
3. Makna bersifat unik
Karena makna ditentukan oleh pesan yang diterima dan pikiran serta perasaan
komunikan, maka orang yang berbeda tidak pernah menginterpretasi sebuah
pesan dengan makna yang sama. Bahkan, karena setiap individu berubah, pesan
yang diterima oleh seseorang pada saat yang berbeda akan diinterpretasikan
dengan makna yang berbeda pula. Misalnya, pesan “I love you” yang diterima
pemuda berusia 20 tahun dari pacarnya, akan diberi makna yang berbeda oleh
orang ketika dia berusia 50 tahun.
4. Makna mencakup makna denotatif dan konotatif
Makna denotatif adalah definisi objektif dari kata atau pesan nonverbal dan
bersifat universal. Makna konotatif merupakan makna subjektif dan bersifat
emosional. Anggukan kepala yang normal, yang digunakan untuk merespon
pertanyaan “Kamu setuju?” mengungkapkan makna denotatif. Namun bila
anggukan kepala itu disertai dengan kedipan mata atau senyuman sehingga
terkesan tidak biasa, makna yang terungkap lebih cenderung bersifat konotatif.
5. Makna harus didasarkan pada konteks
Kata atau tingkah nonverbal yang sama, bisa mengungkapkan makna yang
sangat berbeda bila digunakan dalam konteks yang berbeda. Ugkapan “Apa
kabar?” yang disampaikan ketika berpapasan dengan seorang teman bermakna
“Halo”. Tapi bila ungkapan itu disampaikan ketika mengunjungi teman yang
sakit, makna yang terungkap adalah “kondisi kesehatan”.
Kesimpulan
Untuk memahami, mengetahui makna dan maksud dari pesan yang
disampaikan oleh seorang komunikator, maka komunikan harus paham
dengan psikologi pesan. Sehingga, bagaimanapun dan apapun pesan yang
disampaikan oleh komunikator dalam kondisi tertentu, komunikan dapat
menangkap isi pesan tersebut sesuai dengan makna dan maksud yang
diinginkan oleh komunikator. Tentunya untuk pemahaman itu komunikan
dan komunikator juga harus memahami bagaimana pesan dalam bentuk
verbal dan nonverbal.
Dalam komunikasi interpersonal yang dilakukan secara tatap muka, makna
dikirim oleh komunikator melalui pesan verbal dan noverbal. Seacara
terpisah, pesan verbal lebih sesuai digunakan untuk menyampaikan fakta,
ilmu, atau keadaan, sedangkan pesan nonverbal lebih potensial untuk
menyatakan perasaan.
Dalam tataran praktik, komunikator cenderung menggunakan kedua jenis
pesan itu secara berdampingan. Akibatnya, Untuk menangkap makna yang
disampaikan, komunikate harus mengolah kedua jenis pesan dengan
melibatkan pikiran dan perasaanya. Oleh karena itu, makna yang diterima
komunikan pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara pesan verbal
dengan pesan noverbal dan antara kedua pesan itu dengan pikiran dan emosi
komunikan.
Pesan nonverbal juga dianggap lebih terpercaya daripada pesan verbal, jika
terdapat ketidakcocokan makna diantara keduanya, makna yang dikirim
melalui pesan nonverbal dianggap lebih akurat. Selain itu, pesan nonverbal
dapat digunakan untuk memeriksa validitas dan kebenaran pesan verbal.
Sehubungan dengan itu, untuk meningkatkan kemampuan berkomunkasi,
setiap individu perlu meningkatkan keterampilannya dalam
menginterpretasi dan mengontrol penggunaan pesan verbal maupun
nonverbal.
Hal ini memang tidak mudah dilakukan mengingat bahwa mayoritas pesan
nonverbal sangat ditentukan oleh kebudayaan. Setiap pesan yang diterima
harus diinterpretasi dalam konteks situasi dan budaya yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat , Jalaluddin (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya.