ABSRACT
pada aturan-aturan tertentu. Hal ini perlu dan mengambil tindakan. Orang tua lalu
dan penting dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar menjadi bagian yang
penerimaan lingkungan sekitar terhadap memainkan peran penting dan tak bisa
si individu dalam kerangkan kesantunan dipisahkan dari proses perkenalan
dan kenormalan. Tanpa proses ber- dengan dunia dan orang-orang di
cermin dengan realitas sosial kemas- dalamnya.
yarakatan di lingkungannya, individu Meniru dalam arti yang luas
tersebut tidak akan memiliki ke- tidak semata terpaku pada gerak-gerik,
cenderungan asosial. tingkah laku ataupun cara berpakaian.
Di sisi lain, bercermin dalam arti Kebiasaan, perkataan sampai ke rutinitas
yang harfiah adalah memandang refleksi pun bisa termasuk dalam kategori
diri sendiri di hadapan sebuah bidang meniru. Maka, seiring tumbuh-kembang
datar. Bercermin seperti ini kerap si anak, prosesi meniru ini semakin
dilakukan untuk memantaskan diri dan lama, semakin berkembang dalam jang-
memadu padankan segala sesuatu yang kauan yang lebih luas. Kemampuan
melekat pada tubuh. Kedua pola ini meniru pun tidak lagi terbatas pada
menggunakan alat indera yang sama. figur-figur pokok dan dalam lingkungan
Pertama dan terutama adalah mata lalu keluarga. Meniru semakin dekat dengan
telinga. Penting untuk mempertimbang- segala macam hal yang nampak di
kan peran akal dan pikiran dalam proses pandangan si anak. Kondisi ini yang
bercermin ini. kemudian menonjolkan peran pan-
Merujuk ke Jacques Lacan dalam dangan (gaze) dalam proses per-
esai awalnya, The Mirror Stage as tumbuhan si anak.
Formative of the Function of the I as Hubungan antara film dan
Revealed in Psychoanalytic Experience ketidaksadaran terletak pada pola
menjelaskan bagaimana proses ber- peniruan dan pencerminan yang film
cermin ini menjadi titik awal proses melalui layar bisa hasilkan. Tatapan
pembentukan identitas. Bayi mulai (gaze) pada layar memungkinkan pe-
belajar meniru melalui sifat bercermin nonton mengamati, menyaring ide-ide,
yang ditularkan orang tuanya. Mahfum mengambil ideal-ideal hingga kemudian
kiranya semenjak lahir, seorang manusia meniru cara kerja atau perilaku yang
sudah dibekali dengan ideal-ideal ter- tatapan mereka dapatkan dari film.
tentu yang ditetapkan oleh orang tua. Kita harus kembali ke Jacquest
Mulai dari pemberian nama yang Lacan dengan the mirror stage-nya
memiliki bobot harapan hingga ke pola (Lacan, 1999). Menurut Lacan, tahap
pendidikan yang sesuai dengan pe- cermin ini terjadi ketika manusia
mikiran orang tua. mencari dirinya sendiri dalam situasi
Bayi kemudian masuk ke dalam sosial kemasyarakatan. Lacan me-
sebuah dunia simbolik dimana ia harus ngambil contoh seorang bayi yang
belajar cara beradaptasi. Cara terawal cenderung bercermin untuk mencari
dan terbaik bagi bayi untuk beradaptasi figur ideal mereka. Bisa sosok ibu, ayah,
adalah dengan meniru (mimicry). atau mungkin bayi lainnya.
Meniru tata cara makan, berbusana, pola
komunikasi sampai ke proses berpikir
The child identifies with an image objek, dan tidak terdapat kesamaan
outside himself, be it a real image or DQWDUD NHGXD KDO WHUVHEXW NDUHQD ³You
simply the image of another child. never look at me from the place at which
(Darian Leader dan Judy Groves, , VHH \RX´ (Lacan, 1978). Sekiranya
1995). subjek menatap sebuah objek, objek
tersebut selalu menatap kembali ke arah
Teori tahapan cermin ini sendiri si subjek, tetapi dalam posisi dimana si
merupakan pengembangan dari apa yang subjek tidak bisa menatapnya. Pemisah
Freud pernah ajukan pada tulisan antara mata (organ pengelihatan) dengan
terkenal Freud mengenai Narsisme pada tatapan merupakan pemisahan yang
tahun 1941. Tahapan cermin sendiri subjektif, yang hanya ada di antara
merupakan hasil riset dari seorang kedua hal tersebut, semata bisa
Psikolog Prancis, Henri Wallon, yang diekspresikan dalam ranah melihat (field
mengobservasi perbedaan reaksi antara of vision).
anak manusia dan simpanse ketika Berkenaan aspek visual dalam
dihadapkan pada cermin dan melihat sebuah film, maka bisa dikatakan bahwa
refleksi mereka (Evans, 2005). Menurut tatapan adalah sesuatu di mana si subjek
riset Wallon, anak-anak memiliki tingkat (atau penonton) melebur di dalam si
ketertarikan yang tinggi terhadap ref- objek (film): hal ini kemudian menjadi
leksi mereka sendiri, sementara sim- suatu tatapan yang objektif, dari pada
panse dengan cepat kehilangan minat. subjektif (McGowan, 2007). Pengertian
Reaksi semacam ini menurut Lacan ini menyebabkan tatapan tidak semata
mengungkapkan kecenderungan yang sebuah proses yang aktif karena sebagai
mendasar dari sikap manusia untuk objek, tatapan berfungsi untuk memicu
terpukau oleh gambaran visual sesuatu, hasrat kita secara visual atau bisa di-
dalam kasus tahapan cermin adalah katakan, dalam konsep Lacan, sebagai
keterpukauan terhadap gambaran ten- objet petit a. Lacan sendiri dalam
tang tubuh (body image). Hal semacam Seminar XI menyatakan hal ini sebagai,
inilah yang juga membuat manusia ³the objet a in the field of the visible is
KLGXS GL GDODP GXQLD ³\DQJ ,PDMLQHU´ the gaze ´
Teori lain Lacan adalah The Meskipun tatapan adalah sebuah
Gaze (regard) atau tatapan pertama kali objek, tetapi ia bukanlah objek biasa.
muncul pada tahun pertama Seminar Ada, menurut Lacan, bentuk dari objet
Lacan, 1953-54 (Evans, 1996). Menurut petit a yang berkorespondensi dengan
Lacan the gaze adalah objek dari tin- tiap-tiap dorongan (drive) terhadap
dakan melihat (the act of looking) atau sesuatu dalam diri manusia. Oleh karena
lebih jelasnya, objek dari dorongan itu, tatapan adalah objet petit a bagi
untuk melihat (scopic drive). Oleh dorongan scopic (scopic drive),
karena itu, tatapan, menurut Lacan, tidak dorongan yang memotivasi manusia
lagi semata berada pada posisi si subjek, untuk melihat. Posisi objet petit a ini
tatapan tersebut adalah tatapan yang- dalam kerangka dorongan berposisi
lain. Terdapat perbedaan antara tatapan sama dengan payudara dalam dorongan
dengan mata: mata yang melihat adalah oral, feces dalam dorongan anal, atau
si subjek, sementara tatapan ada di sisi si VXDUD GDODP ³invocatory´ 6HEDJDL objet
manusia dengan kondisi ketika mereka merupakan bentuk terlukis atau visual.
berada di dalam rahim. Selain itu, konteks hermeneutika yang
digunakan dikhususkan untuk mencari
hubungan antara tampilan visual film
dengan aspek ketidaksadaran yang di-
peroleh melalui konsep-konsep psiko-
analisis sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya. Kajian dengan pendekatan
interpretasi tidak akan secara utuh
menggunakan kerangka interpretasi
yang dihasilkan pakar bidang her-
meneutika, melainkan bersandar pada
kerangka teoritis psikoanalisis. Hal yang
Gambar II.2 Skema L Lacan. Sumber: dimaksudkan untuk mendapatkan kes-
Lacan (1993) impulan terhadap hubungan antara
tampilan visual film dan aspek
Penjelasan mengenai skema L ini ketidaksadaran.
paling jelas terdapat pada Seminar II
Lacan (1991). S (Es) pada skema adalah 4. Perangkat Interpretasi
subjek. Subjek ini adalah subjek yang
terbuka dimana sang subjek terus Kehadiran studi psikoanalisis
menerus dipengaruhi oleh yang lain ditandai dengan penerbitan buku The
(other) yang dilihatnya sebagai bagian Interpretation of Dreams oleh Sigmund
dari dirinya (ego) o. Posisi ini dihubung- Freud tahun 1900. Dalam bahasa
kan dengan sebuah hubungan yang aslinya, Jerman, buku tersebut berjudul
imajiner. Hubungan yang dihasilkan Traumdeutung. Dalam bahasa asli dan
justru oleh ketidaksadaran yang (ego) o terjemahan bahasa Inggris, keduanya
peroleh melalui pengaruh yang Lain tetap menggunakan kata yang sama,
(Other). tafsir terhadap mimpi. Melalui hal ini
dapat disimpulkan bahwa apa yang
3. Studi Interpretasi Freud hasilkan bukan penerjemahan
terhadap arti dari mimpi, melainkan
Interpretasi yang secara umum tafsiran terhadap mimpi tersebut. Hal ini
bisa dikatakan sebagai tafsiran akan dalam anggapan Freud berbeda karena
digunakan dalam penelitian untuk menafsirkan mimpi berarti memberikan
melihat kemungkinan pemahaman yang arti pada mimpi tersebut.
muncul melalui aspek visual film de- Tafsiran atas mimpi, menurut
ngan ketidaksadaran manusia. Her- Freud, bisa dilakukan melalui dua
meneutika sebagai induk dari studi metode berbeda. Prosedur pertama
interpretasi bermula ditujukan untuk adalah menganggap isi dari mimpi
menafsirkan bahasa yang dimuat dalam sebagai satu kesatuan utuh dan
satu atau sekian teks. Teks yang menggantinya dengan makna tertentu
dimaksud tidak semata bersifat tertulis yang kurang lebih sepadan dengan isi
dan linguistik, melainkan juga bisa mimpi tersebut. Cara semacam ini Freud
pandang sebagai interpretasi mimpi lainnya. Esensi dari metode ini bukan
secara simbolik. Contoh yang Freud melihat mimpi sebagai satu bagian yang
untuk menjelaskan metode pertama ini utuh melainkan setiap bagian dari mimpi
adalah mimpi Firaun yang tertulis dalam bisa memiliki makna yang berbeda
Injil. Tujuh sapi gemuk dimakan oleh sebagaimana sebuah gunung batu
tujuh sapi kurus. Hal ini merupakan memiliki elemen-elemen bebatuan yang
pengganti simbolisasi dari ramalan akan berbeda di dalamnya (ibid).
datangnya tujuh tahun kesengsaraan Kedua metode memiliki ke-
yang kemudian menghancurkan tujuh kurangan dan kelebihan. Metode sim-
tahun kesejahteraan (Freud, 2010). bolik, menurut Freud, terbatas dalam
Selanjutnya, menurut Freud, kesuksesan penggunaannya dan cenderung tidak
dari model penafsiran mimpi yang bisa digunakan untuk kasus-kasus
pertama ini adalah kemampuan dari si khusus. Sementara pada metode
analisis untuk menghasilkan ide yang decoding, seluruhnya bergantung pada
cerdas, intuisi yang baik sehingga keabsahan dari kata kunci yang ada di
penafsiran mimpi melalui metode dalam mimpi, maknanya pada buku
simbolik ini dapat diterapkan dengan mimpi. Hal ini pun belum menjamin
berhasil. keabsahan dari interpretasi terhadap
Metode yang kedua adalah mimpi tersebut. Freud kemudian
metode membongkar kode (decoding) menjelaskan bagaimana mimpi dan kata-
dari mimpi. Metode ini mengandaikan kata kunci di dalamnya, bisa juga
mimpi seperti bentuk cryptography dikatakan adegan-adegan visual dari
dimana satu tanda dapat diterjemahkan mimpi sebagaimana yang Freud katakan
menjadi tanda lain yang memiliki makna bahwa mimpi seringnya muncul dalam
yang telah diketahui secara luas. Contoh tampilan visual dan akustik, dapat dibagi
yang Freud hadirkan adalah mimpi menjadi bagian-bagian tertentu untuk
tentang sebuah surat dan acara mencari makna dari mimpi tersebut. The
pemakaman. Ketika dicari arti kedua hal 'UHDP RI ,UPD¶V Injection merupakan
tersebut dalam µEXNX PLPSL¶ PDND DNDQ salah satu contoh dari penerapan metode
ditemukan bahwa surat berarti masalah menafsirkan mimpi yang berhasil Freud
dan acara pemakaman berarti sebuah hasilkan.
upacara pernikahan berdasarkan per-
jodohan dua keluarga (betrothal). Kedua Kedua cara menafsirkan mimpi yang
kata kunci tersebut kemudian dicari Freud hasilkan akan digunakan dalam
padanannya dengan realitas keseharian penelitian ini. Contoh yang telah Freud
si pemimpi. Metode ini membutuhkan hasilkan ketika ia menafsirkan mimpi
tidak hanya isi dari mimpi, juga karakter para pasien dan menggunakan hasil
si pemimpi dan kondisi ketika mimpi tafsiran tersebut sebagai analisis dari
tersebut terjadi. Hal ini akan menyebab- penyakit merupakan perangkat inter-
kan elemen yang sama dari mimpi pretasi terbaik yang bisa digunakan
memiliki makna berbeda bagi tiap-tiap dalam penelitian ini. Mengingat dekat-
manusia. Maknanya akan bervariasi jika nya unsur visual dalam mimpi dengan
yang bermimpi tersebut orang kaya, aspek visual dari sebuah film.
miskin, yang sudah menikah, dan Sebagaimana Freud menjelaskan bahwa
Sementara film yang hanya diputar dan hiburan ternyata membuka kemungkinan
memang ditujukan untuk festival atau bagi cara-cara mengedit yang baru (ibid).
mengadung eksperimen tertentu dengan Film sebagai seni terjadi karena film
menggunakan media film adalah film sebagai media memberikan kemungkinan
seni, dimana seni di sini dikategorikan bagi pembuat film untuk memberikan
sebagai high-brow dan ranah populer semacam pengalaman melalui aspek
sebagai low-brow. Ada juga kalangan visual bagi para penonton. Para pembuat
yang berpendapat jika unsur bisnis film, sutradara, memiliki kemampuan
dijadikan ukuran untuk membedakan untuk mendesain ide dan konsep kreatif
antara film hiburan dan seni, mereka untuk kemudian ditawarkan
sebagaimana ilustrasi tentang film box- kepada penonton dan memungkinkan
office di atas. pengalaman serta pemahaman yang
Kenyataan semacam ini pada berbeda. Apakah kemudian film tersebut
dasarnya hanya menunjukkan hanya ditonton kalangan terbatas atau
bagaimana film telah menjadi salah satu ditayangkan di bioskop-bioskop besar,
bagian penting dari kehidupan manusia. bukan suatu permasalahan. Film lantas
Dekatnya kenyataan bahwa film adalah menjelma menjadi sinema, seni membuat
juga refleksi kehidupan masyarakat film atau sebuah film yang dimaknai
menghasilkan beragamnya jenis dan secara kolektif, baik sebagai sebuah
tema. Satu hal yang tidak bisa media atau sebuah karya seni.
dilupakan, sekaligus menjadi karak- Film sendiri bisa memuat lukisan,
teristik dari film sebagai media adalah musik, karya sastra, dan tarian di
penggunaan perangkat mekanis dalam dalamnya (Arnheim, 1957). Itulah salah
memproduksi film. Hal ini juga akan satu kelebihan film. Sebagai media yang
berefek pada karakteristik film sebagai memungkinkan terjadinya pergerakan
seni yang berbeda dengan lukisan, karya gambar yang disertai suara dan terbatas
sastra, musik, dan lainnya. pada durasi tertentu, film memungkinkan
para pembuatnya memasukkan
7. Film sebagai Seni kekreatifan dan keartistikan mereka di
Posisi penting film sebagai media dalamnya. Keterbatasan mata manusia
nampaknya tidak lagi perlu diper- dalam menangkap objek visual adalah
debatkan. Di sisi lain, menilai sebuah bagian lain yang kemudian bisa
film sebagai karya seni atau bukan dimanipulasi oleh film melalui kamera
memerlukan argumentasi yang kuat. sebagai mata (cinema eye). Konsep
Seperti halnya menilai apakah semua kamera sebagai mata inilah yang lalu
lukisan atau musik adalah karya seni. membuat unsur visual dalam film bisa
Sebagaimana telah disebutkan di atas, begitu memukau. Kamera sebagai
peruntukan dan tempat penayangan film perangkat mekanikal untuk mereproduksi
menjadi satu ukuran, bisnis merupakan realitas memungkinkan terjadinya efek
ukuran yang lain. Akan tetapi, ukuran yang berbeda bagi tiap penonton film.
tentang high-brow dan low-brow tersebut Pendapat bahwa film kemudian hanya
tidak dapat lagi digunakan. Sepanjang semata reproduksi dari realitas itu betul
tahun 1910-an dan 1920-an, film yang adanya. Akan tetapi, untuk mengganggap
awalnya dimaksudkan sebagai sebuah bahwa film sebagai seni maka yang
Film
Interpretasi Hermeneutik
Psikoanalisis
Interpretasi
Struktur Terhadap Makna
Ketidaksadaran film
Analisis/ Kajian
Film
psikoanalisis yang disebutkan di atas McGowan, Todd. 2007. The Real Gaze
(tanpa menutup kemungkinan dimasuk- Film Theory after Lacan. New
kannya teori-teori baru). York, USA: State University of
Penelitian berbasis film dengan New York Press.
metode ini memungkinkan kita melihat Piliang, Y.A. 2007. Layar dalam
film tidak semata melalui narasinya, Multiplisitas Ruang-Waktu:
melalui ceritanya, juga melalui unsur- Kajian Ontologis Desain
unsur visual yang hadir dalam film dengan Pendekatan Filsafat
tersebut. Tentunya hal ini tidak semata Deferensi. Bandung, Indonesia:
menambah kekayaan yang didapatkan Disertasi pada Seni Rupa FSRD
dari menonton film, juga membuka ITB, tidak dipublikasikan.
kemungkinan pemahaman lebih jauh Ricoeur, Paul. 1970. Freud and
terhadap unsur ketidaksadaran dalam Philosophy. An Essay on
benda yang dekat dengan keseharian Interpretation. New Haven and
kita. London. Yale University Press.
Schleiermacher, Friedrich. 1998.
Daftar Pustaka Hermeneutics and Criticism and
Other Writings. Cambridge, UK:
Benjamin, Wa1ter. 1999. The Arcades Cambridge University Press.
Project. USA: Harvard College. Simms, Karl. 2003. Paul Ricoeur.
Benjamin, Walter. 2008. The Work of London, United Kingdom:
Art in the Age of Its Routledge.
Technological Reproducibility, Thwaites, Tony. 2007. Reading Freud
and Other Writings on Media. Psychoanalysis as Cultural
London, United Kingdom: Theory. London, United
Harvard University Press. Kingdom: SAGE Publications
Evans, Dylan. 1996. An Introductory Ltd.
Dictionary of Lacanian Zizek, Slavoj (ed). 1992. Everything You
Psychoanalysis. Verso. Always Wanted to Know About
Freud, Sigmund. 2010. The Lacan (but were afraid to ask
Interpretation of Dreams. New Hitchcock). New York, USA:
York, USA: Basic Books. Verso.
Lacan, Jacques. 1999. Ecrits. New York, Zizek, Slavoj. 1992. Enjoy Your
USA: W.W. Norton and Symptom! New York, USA:
Company. Routledge.
Metz, Christian. 1974. Film Language. Zizek, Slavoj. 1995. Looking Awry. An
A Semiotics of the Cinema. Introduction to Jacques Lacan
Chicago, USA: The University through Popular Culture.
of Chicago Press. Massachusetts, USA: The MIT
Metz, Christian. 1983. Psychoanalysis Press.
and Cinema. The Imaginary Zizek, Slavoj. 2007. How to Read
Signifier. London, United Lacan. London, United
Kingdom: The MacMillan Press Kingdom: W.W. Norton and
LTD. Company.