Anda di halaman 1dari 16

Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

KONTRIBUSI TEORI INTERPRETASI PSIKOANALISIS DAN


HERMENEUTIK TERHADAP PROSES ANALISIS/PENGKAJIAN FILM

Harifa Ali Albar Siregar *


egopye@gmail.com

ABSRACT

Film has a role position in society nowadays. Not only as an entertainment,


education or communication purposes, film could also reflects all the aspects in the
real live of humankind. This paper is an attempt to analyze film using the
psychoanalysis interpretation method with hermeneutic approach. The method will
assume the dream and dreamers position in watching film. These steps discovered the
connection between past experiences with the recent works as a result of past
identification. The combination of film theories and the psychoanalysis intrepretation
method will deepen our understanding to the existence of film.

Keywords: Film, psychoanalysis interpretation, hermeneutic.

1. Pendahuluan juga menjadi bagian dari pembentukan


hasrat. Melepaskan diri seseorang dari
Film, sebagaimana diungkapkan kerangka kebutuhan untuk kemudian
Walter Benjamin, adalah articulates all menciptakan kondisi dimana sang in-
the problems of modern-form giving. dividu senantiasa merasa memiliki
Secara sederhana Benjamin menjelaskan keinginan. Sebagaimana yang umum
bagaimana film mampu memberikan diketahui, hasrat atau keinginan berada
gambaran paling nyata dan gamblang pada kutub yang berbeda dengan
berkenaan dengan realitas kehidupan kebutuhan. Film dalam posisi yang
masyarakat modern. Modern disini seperti ini menjadi salah satu pembentuk
bukan sebuah era pemikiran dimana hasrat yang sempurna.
semua narasi besar diagung-agungkan. Slavoj Zizek dalam film The
Modern dalam kosa kata Benjamin Pervert Guide to Cinema menjelaskan
adalah yang terkini, yang kontemporer bahwa film teachs you to desire. Film
yang ada dalam kondisi terbaru dan mengajarkan kita, penontonnya, cara
senantiasa berganti. Maka film, tidak untuk memiliki hasrat. Maka hasrat yang
sekedar representasi dari kenyataan, film ajarkan adalah hasrat yang ter-
adalah juga proses penciptaan kenyataan simpan secara sempurna di bawah sadar
itu sendiri. penonton. Maka film, dengan kata lain,
Di sisi lain, film tidak semata adalah sebuah karya yang memberikan
berfungsi menciptakan kenyataan. Film gambaran realitas sekaligus memberi
kesempatan kepada penonton untuk
* Staf Pengajar Prodi Desain Komunikasi menyimpan hasrat melaluinya.
Visual STISI Telkom Bandung.
Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1077
Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

Film dan ketidaksadaran adalah Layar dalam konteks terkini sudah


dua hal yang sangat menarik untuk membiakkan dirinya dengan baik.
dikaji secara bersama-sama atau ter- Hampir semua perangkat komunikasi
pisah. Film sebagai sebuah karya selular memiliki kemampuan untuk
sinematografi memiliki kemampuan luar memutar film dalam format digital.
biasa sebagai jembatan bagi pemahaman Kemampuan film untuk beradaptasi
dan pemaknaan baru. Melalui vi- dengan perkembangan teknologi (bisa
sualisasinya (juga narasinya) film berada juga sebaliknya) menunjukkan dua hal.
dalam posisi berbeda dengan karya seni Pertama, film merupakan karya lintas
yang sebelumya hadir. platform. Artinya, film yang memang
Tulisan ini bertujuan mem- lekat dengan teknologi (film tercipta dari
berikan gambaran bagaimana teori proses panjang yang melibatkan
Interpretasi Psikoanalisis digunakan fotografi, alat pemutar atau proyektor,
untuk mengkaji film. Kekhasan yang layar, akustik, hingga penggunaan
film dan adegan-adegannya hasilkan bergam jenis kamera) mampu
menjadi jembatan yang baik untuk menggunakan teknologi untuk bertahan
menelusuri persoalan ketidaksadaran pe- dan mengembangkan dirinya dengan
nonton juga pembuat dari film tersebut. baik. Kedua, film ada dan berkembang
Lekatnya film pada layar juga menjadi karena film menjadi sarana terbaik bagi
pokok acuan. Bagaimana layar tersebut manusia menemukan jenis kehidupan,
kemudian bisa menjadi pengganti dari harapan, dan impian yang tidak ditemui
realitas yang setiap harinya manusia dalam realitas keseharian. Poin kedua ini
lihat dan saksikan. yang justru berlaku umum sementara
poin pertama lekat dengan mereka yang
2. Ketidaksadaran dan Psikoanalisis lazim disebut sebagai pekerja film.
Pentingnya fungsi layar pada
Ketidaksadaran di sisi lain film sepertinya memiliki pola yang sama
adalah juga sebuah misteri yang tidak dengan kebutuhan manusia akan cermin.
pernah bisa dijelaskan. Layaknya juga Cermin dalam arti sesungguhnya atau
kesadaran yang senantiasa menjadi sub- cermin dalam arti kiasan. Manusia dan
jek penelitian yang menarik. Kedua hal cermin adalah dua hal yang selalu saling
yang lekat pada pikiran manusia me- mengidentikkan diri. Artinya, manusia
rupakan sebuah ruang yang luas dalam lingkup individu maupun sosial
sehingga memungkinkan beragam inter- senantiasa butuh sesuatu untuk mem-
pretasi terjadi terhadapnya. Meskipun bandingkan dirinya atau berkaca. Proses
begitu, baik ketidaksadaran ataupun ini merupakan hal lumrah dikarenakan
kesadaran berada sangat dekat dengan keinginan mendasar manusia untuk
sosok manusia. Dimana kemudian kedua bersosialisasi dengan lingkungan se-
hal itu yang menjadi sasaran serang dari kitarnya.
film dan hasrat yang dihasilkan olehnya. Bercermin juga menjadi proses
Kekhasan film sebagai karya pembentukan identitas diri semenjak
modern adalah digunakannya layar dini. Manusia yang dilahirkan secara
(screen) sebagai alat penunjang ter- serta merta ke dalam lingkungan sosial
capainya proses menonton yang baik. tertentu, mengharuskan dirinya tunduk

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1078


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

pada aturan-aturan tertentu. Hal ini perlu dan mengambil tindakan. Orang tua lalu
dan penting dalam kaitannya dengan lingkungan sekitar menjadi bagian yang
penerimaan lingkungan sekitar terhadap memainkan peran penting dan tak bisa
si individu dalam kerangkan kesantunan dipisahkan dari proses perkenalan
dan kenormalan. Tanpa proses ber- dengan dunia dan orang-orang di
cermin dengan realitas sosial kemas- dalamnya.
yarakatan di lingkungannya, individu Meniru dalam arti yang luas
tersebut tidak akan memiliki ke- tidak semata terpaku pada gerak-gerik,
cenderungan asosial. tingkah laku ataupun cara berpakaian.
Di sisi lain, bercermin dalam arti Kebiasaan, perkataan sampai ke rutinitas
yang harfiah adalah memandang refleksi pun bisa termasuk dalam kategori
diri sendiri di hadapan sebuah bidang meniru. Maka, seiring tumbuh-kembang
datar. Bercermin seperti ini kerap si anak, prosesi meniru ini semakin
dilakukan untuk memantaskan diri dan lama, semakin berkembang dalam jang-
memadu padankan segala sesuatu yang kauan yang lebih luas. Kemampuan
melekat pada tubuh. Kedua pola ini meniru pun tidak lagi terbatas pada
menggunakan alat indera yang sama. figur-figur pokok dan dalam lingkungan
Pertama dan terutama adalah mata lalu keluarga. Meniru semakin dekat dengan
telinga. Penting untuk mempertimbang- segala macam hal yang nampak di
kan peran akal dan pikiran dalam proses pandangan si anak. Kondisi ini yang
bercermin ini. kemudian menonjolkan peran pan-
Merujuk ke Jacques Lacan dalam dangan (gaze) dalam proses per-
esai awalnya, The Mirror Stage as tumbuhan si anak.
Formative of the Function of the I as Hubungan antara film dan
Revealed in Psychoanalytic Experience ketidaksadaran terletak pada pola
menjelaskan bagaimana proses ber- peniruan dan pencerminan yang film
cermin ini menjadi titik awal proses melalui layar bisa hasilkan. Tatapan
pembentukan identitas. Bayi mulai (gaze) pada layar memungkinkan pe-
belajar meniru melalui sifat bercermin nonton mengamati, menyaring ide-ide,
yang ditularkan orang tuanya. Mahfum mengambil ideal-ideal hingga kemudian
kiranya semenjak lahir, seorang manusia meniru cara kerja atau perilaku yang
sudah dibekali dengan ideal-ideal ter- tatapan mereka dapatkan dari film.
tentu yang ditetapkan oleh orang tua. Kita harus kembali ke Jacquest
Mulai dari pemberian nama yang Lacan dengan the mirror stage-nya
memiliki bobot harapan hingga ke pola (Lacan, 1999). Menurut Lacan, tahap
pendidikan yang sesuai dengan pe- cermin ini terjadi ketika manusia
mikiran orang tua. mencari dirinya sendiri dalam situasi
Bayi kemudian masuk ke dalam sosial kemasyarakatan. Lacan me-
sebuah dunia simbolik dimana ia harus ngambil contoh seorang bayi yang
belajar cara beradaptasi. Cara terawal cenderung bercermin untuk mencari
dan terbaik bagi bayi untuk beradaptasi figur ideal mereka. Bisa sosok ibu, ayah,
adalah dengan meniru (mimicry). atau mungkin bayi lainnya.
Meniru tata cara makan, berbusana, pola
komunikasi sampai ke proses berpikir

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1079


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

The child identifies with an image objek, dan tidak terdapat kesamaan
outside himself, be it a real image or DQWDUD NHGXD KDO WHUVHEXW NDUHQD ³You
simply the image of another child. never look at me from the place at which
(Darian Leader dan Judy Groves, , VHH \RX´ (Lacan, 1978). Sekiranya
1995). subjek menatap sebuah objek, objek
tersebut selalu menatap kembali ke arah
Teori tahapan cermin ini sendiri si subjek, tetapi dalam posisi dimana si
merupakan pengembangan dari apa yang subjek tidak bisa menatapnya. Pemisah
Freud pernah ajukan pada tulisan antara mata (organ pengelihatan) dengan
terkenal Freud mengenai Narsisme pada tatapan merupakan pemisahan yang
tahun 1941. Tahapan cermin sendiri subjektif, yang hanya ada di antara
merupakan hasil riset dari seorang kedua hal tersebut, semata bisa
Psikolog Prancis, Henri Wallon, yang diekspresikan dalam ranah melihat (field
mengobservasi perbedaan reaksi antara of vision).
anak manusia dan simpanse ketika Berkenaan aspek visual dalam
dihadapkan pada cermin dan melihat sebuah film, maka bisa dikatakan bahwa
refleksi mereka (Evans, 2005). Menurut tatapan adalah sesuatu di mana si subjek
riset Wallon, anak-anak memiliki tingkat (atau penonton) melebur di dalam si
ketertarikan yang tinggi terhadap ref- objek (film): hal ini kemudian menjadi
leksi mereka sendiri, sementara sim- suatu tatapan yang objektif, dari pada
panse dengan cepat kehilangan minat. subjektif (McGowan, 2007). Pengertian
Reaksi semacam ini menurut Lacan ini menyebabkan tatapan tidak semata
mengungkapkan kecenderungan yang sebuah proses yang aktif karena sebagai
mendasar dari sikap manusia untuk objek, tatapan berfungsi untuk memicu
terpukau oleh gambaran visual sesuatu, hasrat kita secara visual atau bisa di-
dalam kasus tahapan cermin adalah katakan, dalam konsep Lacan, sebagai
keterpukauan terhadap gambaran ten- objet petit a. Lacan sendiri dalam
tang tubuh (body image). Hal semacam Seminar XI menyatakan hal ini sebagai,
inilah yang juga membuat manusia ³the objet a in the field of the visible is
KLGXS GL GDODP GXQLD ³\DQJ ,PDMLQHU´ the gaze ´
Teori lain Lacan adalah The Meskipun tatapan adalah sebuah
Gaze (regard) atau tatapan pertama kali objek, tetapi ia bukanlah objek biasa.
muncul pada tahun pertama Seminar Ada, menurut Lacan, bentuk dari objet
Lacan, 1953-54 (Evans, 1996). Menurut petit a yang berkorespondensi dengan
Lacan the gaze adalah objek dari tin- tiap-tiap dorongan (drive) terhadap
dakan melihat (the act of looking) atau sesuatu dalam diri manusia. Oleh karena
lebih jelasnya, objek dari dorongan itu, tatapan adalah objet petit a bagi
untuk melihat (scopic drive). Oleh dorongan scopic (scopic drive),
karena itu, tatapan, menurut Lacan, tidak dorongan yang memotivasi manusia
lagi semata berada pada posisi si subjek, untuk melihat. Posisi objet petit a ini
tatapan tersebut adalah tatapan yang- dalam kerangka dorongan berposisi
lain. Terdapat perbedaan antara tatapan sama dengan payudara dalam dorongan
dengan mata: mata yang melihat adalah oral, feces dalam dorongan anal, atau
si subjek, sementara tatapan ada di sisi si VXDUD GDODP ³invocatory´ 6HEDJDL objet

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1080


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

petit a dalam ranah visual, tatapan Penonton kemudian menyaksikan gam-


adalah poin tersendiri yang meng- bar bergerak disertai suara melalui layar
organisasi dirinya sendiri. Ketika sebuah di depan mereka. Di sekitar mereka ada
ranah visual menarik hasrat si subjek, benda, hal, dan situasi lain yang sedang
tatapan harus hadir sebagai bagian yang berlangsung. Akan tetapi, mata para
hilang (absence) dari rasa. Oleh karena penonton terpaku pada layar hingga
itu, tatapan melengkapi sisi melihat kita mengabaikan apa yang terjadi di
karena itu sepertinya menawarkan jalan sekeliling mereka. Gaze inilah yang
menuju ke yang tak terlihat, ke sisi lain menjadi pembanding bagi ketidak-
dari yang terlihat. Tatapan menjanjikan sadaran manusia, yang menurut Freud
rahasia dari yang Lain, akan tetapi merupakan 90 persen keseharian
rahasia ini ada hanya sejauh itu tetap manusia. Konsep tatapan (the gaze)
dalam posisi tersembunyi. Subjek tidak kemudian akan berhubungan dengan
bisa membuka rahasia tatapan, dan hal teori lain yaitu:
inilah yang menandakan poin penting
dimana ranah visual menarik hasrat si a. Yang Imajiner (The Imaginary)
subjek ke dalamnya. Satu-satunya cara
pemuasan diri bagi si subjek adalah The Imaginary atau yang
tetap berada dalam jalur tatapan yang imajiner adalah konsep yang Lacan
sesungguhnya mengitari objek yang hasilkan pada esai awalnya, The mirror
khusus ini (McGowan, 2007). Hal se- stage as formative of the function of the
macam inilah yang sesungguhnya I as revealed in psychoanalytic ex-
memungkinkan penonton ikut larut perience tahun 1949. Seperti dijelaskan
dalam cerita sebuah film. Di sisi lain, di atas, manusia pada saat pertama kali
film tetap mengambil jarak dari pe- hadir di dunia langsung berhadapan
nonton sebagai bagian dari pemuasan dengan kondisi berkaca. The mirror
hasrat dan pengingat terhadap hal-hal stage adalah sebuah konsep yang
yang berada di luar jangkauan nalar. kemudian menjelaskan bagaimana
Tatapan sebagai dorongan bagi manusia mengkaitkan dirinya dengan
hasrat berhubungan sangat dekat dengan kondisi sekitar. Manusia memiliki ke-
dunia perfilman. Semenjak tahun 1970- cenderungan untuk terpikat dengan
an hingga saat ini, beberapa peneliti film objek-objek visual yang menarik minat
telah menggunakan karakteristik tatapan mereka. Kondisi berkaca inilah yang
untuk mengenali aspek ketidaksadaran menjadi dasar konsep yang imajiner.
pada manusia melalui hubungannya de- Lacan percaya bahwa manusia akan
ngan objek visual, film. Menurut Slavoj selalu mengidentikkan diri mereka
Zizek, tatapan dalam kaitannya dengan sendiri dengan sesuatu di luar diri
penelitian film berarti sesuatu yang tidak mereka yang mereka tangkap sesuai
kita lihat ketika kita melihat sesuatu dengan harapan di dalam diri. Melalui
(Zizek, 2007). Gaze menjadi penting identifikasi ini manusia (atau ego dalam
dalam kajian film karena setting ruang bahasa Lacan) menemukan posisi
bioskop adalah contoh paling ideal bagi individual dan sosial mereka.
gaze. Ruang bioskop yang merupakan Konsep imajiner ini sendiri lekat
sebuah ruang besar yang digelapkan. kaitannya dengan hubungan antara si

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1081


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

manusia sebagai subjek dengan tubuh pengasingan diri (locus of


yang berbasiskan pada pengalaman "alienation"), yang merupakan bagian
berhubungan dengan objek visual. lain dari yang imajiner, yang
Tatapan (gaze) menghasilkan konsep sepenuhnya merupakan sesuatu yang
mengenai harapan dan keinginan yang narsistik. Konsep manusia berhubungan
berbeda pada diri manusia yang ke- dengan dirinya dan gambaran tubuhnya
mudian tersimpan di bawah sadar. Cepat (body image) selalu berkaitan dengan
atau lambat, konsep-konsep tersebut sifat narsistik dalam diri manusia.
terealisasikan menjadi sikap dan pe- Keinginan untuk berbeda pada dasarnya
rilaku manusia dalam menunjukkan adalah sebuah penegasan untuk
identitas diri dan menjalin hubungan menyataan bahwa diri itu ada.
dengan dunia sosial mereka. Terlepasnya konsep diri seseorang
Dasar dari yang Imajiner (the dalam identifikasi di tahapan cermin
imaginary) adalah terbentuknya ego menyebabkan manusia itu berada dalam
pada tahapan cermin (mirror stage). impian narsistik mereka tentang
Masa ketika seseorang mulai meng- imajinasi tubuh yang lepas dari kondisi
identifikasikan dirinya dengan se- nyata diri itu sendiri. Posisi seperti inilah
seorang di luar dirinya. Keadaan yang yang menyebabkan manusia berada pada
seolah-olah bercermin ini akan mening- kondisi yang imajiner.
galkan kesan mendalam di diri orang Yang Imajiner (the imaginary),
tersebut berkenaan dengan kehendak sebuah realitas permukaan yang penuh
dan harapan di kemudian hari. Berbagai tipu daya (deceptive), yang diatur oleh
kasus yang Lacan teliti menunjukkan sebuah struktur yang berada dalam
bagaimana tahapan cermin memiliki tataran simbolik. Kondisi ini juga di-
pengaruh besar terhadap ideal yang pengaruhi oleh dimensi bahasa, dimana
individu miliki sepanjang hidupnya. petanda adalah dasar dari yang simbolik,
Satu hal yang perlu disebutkan adalah sementara penanda dan pertanda berada
tahapan cermin ini sangat erat kaitannya dalam ranah imajiner.
dengan bidang visual (visual fields). Hal inilah yang menyebabkan
Artinya individu benar-benar bercermin bahasa memiliki aspek simbolik dan
pada realitas visual yang ada di se- imajiner sekaligus (untuk diingat, kedua
kelilingnya. Pada titik inilah yang aspek yang dimaksud bukan merupakan
Imajiner kemudian saling berkait aspek kebahasaan, akan tetapi digunakan
dengan tahap yang lain, yang Simbolik oleh bahasa). Didasarkan pada gambaran
(symbolic) dan yang Nyata (real). yang spekulatif, yang imajiner berakar
Pengidentifikasian ini disebab- pada hubungan si subjek dengan tubuh
kan karena ego (orang tersebut) me- (gambaran mengenai tubuh yang
rupakan hasil dari pengidentifikasian terdapat di benak si subjek). Contohnya
diri dengan hal lain atau gambaran bisa dilihat pada keinginan seseorang
tertentu di luar diri. Identifikasi adalah untuk memiliki tubuh yang dalam
aspek yang penting dalam tahap anggapannya ideal. Bisa dikatakan
imajiner. Hubungan yang terbentuk secara ringkas bahwa yang imajiner
ketika ego dikonstruksi oleh inden- adalah bentuk imajinatif yang dimiliki
tifikasi diri merupakan sebuah tempat seseorang sepanjang hidupnya. Yang

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1082


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

Imajiner memungkinkan seseorang berhubungan dengan kehidupan si bayi


untuk memiliki impian dan keinginan kelak di dunia. Hal semacam ini kelak
yang berhubungan dengan dirinya, orang akan menjadi semacam ideal bagi si bayi
di luar, dan masyarakat sekitar. Hal yang dan bukan tidak mungkin akan memiliki
sebenarnya tidak berakar dari dalam diri, efek sepanjang kehidupan sang bayi.
melainkan sangat besar pengaruhnya Aspek-aspek di atas adalah contoh yang
oleh situasi dan kondisi di luar diri. simbolik menurut Lacan. Sebelum saat
kelahiran pun, seseorang sudah dibatasi
b. Yang Simbolik (The Symbolic) oleh ideal-ideal yang bukan berasal dari
tuntutan pribadi melainkan konstruksi
Meskipun merupakan dimensi sosial dan harapan yang lain (dalam
yang penting dari unsur kebahasaan, bahasa Lacan sering dikatakan sebagai
akan tetapi Lacan tidak menyejajarkan the big other).
yang simbolik (the symbolic) dengan
artinya dalam bahasa. Hal ini merupakan c. Yang Nyata (The Real)
hubungan antara si subjek dengan
kondisi yang imajiner dan yang nyata Yang Nyata merupakan oposisi
(the real). dari yang Imajiner, dalam artian
Yang simbolik adalah apa yang bahwa yang Nyata ada untuk mem-
memisahkan subjek (individu) dengan buktikan bahwa yang Imajiner tidak
sesuatu di dalam dirinya. Absennya bisa bekerja sepenuhnya. Tidak hanya
relasi antara ranah imajiner dengan berfungsi sebagai oposisi, juga berada
kondisi nyata dari si individu. Dengan di luar batas yang Simbolik.
kata lain, terputusnya hubungan itu Tidak seperti yang Simbolik,
menyebabkan subjek berada dalam yang seolah-olah menghadirkan sis-
kondisi yang terasingkan, kondisi yang tem oposisi biner, yang Nyata tidak
sebenarnya dirinya sendiri tidak kenal seperti itu. Yang Nyata tidak me-
dan pahami. Pada posisi semacam ini ngenal kata ketidakhadiran, karena
subjek berada dalam kondisi yang yang Nyata memang selalu hadir. Jika
simbolik. Atau, bisa juga dikatakan, oposisi pada yang Simbolik, yang me-
yang simbolik hadir di dalam kehidupan mungkinkan hadir dan tidaknya suatu
seseorang. hal atau kondisi, maka yang Nyata
Semenjak awal tahun 1950, DNDQ ³VHODOX DGD GL WHPSDWQ\D´ WLGDN
Lacan menekankan pentingnya kekuatan peduli dalam kondisi yang ba-
dan organisasi dari yang simbolik di gaimana. Yang Nyata adalah keadaan
dalam membentuk identitas ego. Yang tanpa celah sedikitpun untuk keluar
simbolik ini bahkan hadir sebelum darinya.
seseorang itu lahir. Hal ini dikatakan Pada tahun 1953, Lacan
oleh Lacan sebagai language is there menyatakan bahwa the real is simply
from before the actual moment of birth. WKDW ZKLFK LVQ¶W V\PEROL]HG ZKLFK LV
Lumrah kiranya ketika seorang ibu excluded from the symbolic. Yang nyata
mengandung, keluarga sudah mem- adalah apa yang berada diluar yang
persiapkan nama, perlengkapan bayi, simbolik. Oleh karena itu Lacan
dan rencana-rencana lainnya yang seringkali mengkaitkan kondisi nyata

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1083


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

manusia dengan kondisi ketika mereka merupakan bentuk terlukis atau visual.
berada di dalam rahim. Selain itu, konteks hermeneutika yang
digunakan dikhususkan untuk mencari
hubungan antara tampilan visual film
dengan aspek ketidaksadaran yang di-
peroleh melalui konsep-konsep psiko-
analisis sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya. Kajian dengan pendekatan
interpretasi tidak akan secara utuh
menggunakan kerangka interpretasi
yang dihasilkan pakar bidang her-
meneutika, melainkan bersandar pada
kerangka teoritis psikoanalisis. Hal yang
Gambar II.2 Skema L Lacan. Sumber: dimaksudkan untuk mendapatkan kes-
Lacan (1993) impulan terhadap hubungan antara
tampilan visual film dan aspek
Penjelasan mengenai skema L ini ketidaksadaran.
paling jelas terdapat pada Seminar II
Lacan (1991). S (Es) pada skema adalah 4. Perangkat Interpretasi
subjek. Subjek ini adalah subjek yang
terbuka dimana sang subjek terus Kehadiran studi psikoanalisis
menerus dipengaruhi oleh yang lain ditandai dengan penerbitan buku The
(other) yang dilihatnya sebagai bagian Interpretation of Dreams oleh Sigmund
dari dirinya (ego) o. Posisi ini dihubung- Freud tahun 1900. Dalam bahasa
kan dengan sebuah hubungan yang aslinya, Jerman, buku tersebut berjudul
imajiner. Hubungan yang dihasilkan Traumdeutung. Dalam bahasa asli dan
justru oleh ketidaksadaran yang (ego) o terjemahan bahasa Inggris, keduanya
peroleh melalui pengaruh yang Lain tetap menggunakan kata yang sama,
(Other). tafsir terhadap mimpi. Melalui hal ini
dapat disimpulkan bahwa apa yang
3. Studi Interpretasi Freud hasilkan bukan penerjemahan
terhadap arti dari mimpi, melainkan
Interpretasi yang secara umum tafsiran terhadap mimpi tersebut. Hal ini
bisa dikatakan sebagai tafsiran akan dalam anggapan Freud berbeda karena
digunakan dalam penelitian untuk menafsirkan mimpi berarti memberikan
melihat kemungkinan pemahaman yang arti pada mimpi tersebut.
muncul melalui aspek visual film de- Tafsiran atas mimpi, menurut
ngan ketidaksadaran manusia. Her- Freud, bisa dilakukan melalui dua
meneutika sebagai induk dari studi metode berbeda. Prosedur pertama
interpretasi bermula ditujukan untuk adalah menganggap isi dari mimpi
menafsirkan bahasa yang dimuat dalam sebagai satu kesatuan utuh dan
satu atau sekian teks. Teks yang menggantinya dengan makna tertentu
dimaksud tidak semata bersifat tertulis yang kurang lebih sepadan dengan isi
dan linguistik, melainkan juga bisa mimpi tersebut. Cara semacam ini Freud

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1084


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

pandang sebagai interpretasi mimpi lainnya. Esensi dari metode ini bukan
secara simbolik. Contoh yang Freud melihat mimpi sebagai satu bagian yang
untuk menjelaskan metode pertama ini utuh melainkan setiap bagian dari mimpi
adalah mimpi Firaun yang tertulis dalam bisa memiliki makna yang berbeda
Injil. Tujuh sapi gemuk dimakan oleh sebagaimana sebuah gunung batu
tujuh sapi kurus. Hal ini merupakan memiliki elemen-elemen bebatuan yang
pengganti simbolisasi dari ramalan akan berbeda di dalamnya (ibid).
datangnya tujuh tahun kesengsaraan Kedua metode memiliki ke-
yang kemudian menghancurkan tujuh kurangan dan kelebihan. Metode sim-
tahun kesejahteraan (Freud, 2010). bolik, menurut Freud, terbatas dalam
Selanjutnya, menurut Freud, kesuksesan penggunaannya dan cenderung tidak
dari model penafsiran mimpi yang bisa digunakan untuk kasus-kasus
pertama ini adalah kemampuan dari si khusus. Sementara pada metode
analisis untuk menghasilkan ide yang decoding, seluruhnya bergantung pada
cerdas, intuisi yang baik sehingga keabsahan dari kata kunci yang ada di
penafsiran mimpi melalui metode dalam mimpi, maknanya pada buku
simbolik ini dapat diterapkan dengan mimpi. Hal ini pun belum menjamin
berhasil. keabsahan dari interpretasi terhadap
Metode yang kedua adalah mimpi tersebut. Freud kemudian
metode membongkar kode (decoding) menjelaskan bagaimana mimpi dan kata-
dari mimpi. Metode ini mengandaikan kata kunci di dalamnya, bisa juga
mimpi seperti bentuk cryptography dikatakan adegan-adegan visual dari
dimana satu tanda dapat diterjemahkan mimpi sebagaimana yang Freud katakan
menjadi tanda lain yang memiliki makna bahwa mimpi seringnya muncul dalam
yang telah diketahui secara luas. Contoh tampilan visual dan akustik, dapat dibagi
yang Freud hadirkan adalah mimpi menjadi bagian-bagian tertentu untuk
tentang sebuah surat dan acara mencari makna dari mimpi tersebut. The
pemakaman. Ketika dicari arti kedua hal 'UHDP RI ,UPD¶V Injection merupakan
tersebut dalam µEXNX PLPSL¶ PDND DNDQ salah satu contoh dari penerapan metode
ditemukan bahwa surat berarti masalah menafsirkan mimpi yang berhasil Freud
dan acara pemakaman berarti sebuah hasilkan.
upacara pernikahan berdasarkan per-
jodohan dua keluarga (betrothal). Kedua Kedua cara menafsirkan mimpi yang
kata kunci tersebut kemudian dicari Freud hasilkan akan digunakan dalam
padanannya dengan realitas keseharian penelitian ini. Contoh yang telah Freud
si pemimpi. Metode ini membutuhkan hasilkan ketika ia menafsirkan mimpi
tidak hanya isi dari mimpi, juga karakter para pasien dan menggunakan hasil
si pemimpi dan kondisi ketika mimpi tafsiran tersebut sebagai analisis dari
tersebut terjadi. Hal ini akan menyebab- penyakit merupakan perangkat inter-
kan elemen yang sama dari mimpi pretasi terbaik yang bisa digunakan
memiliki makna berbeda bagi tiap-tiap dalam penelitian ini. Mengingat dekat-
manusia. Maknanya akan bervariasi jika nya unsur visual dalam mimpi dengan
yang bermimpi tersebut orang kaya, aspek visual dari sebuah film.
miskin, yang sudah menikah, dan Sebagaimana Freud menjelaskan bahwa

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1085


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

mimpi kerap muncul dalam bentuk olah terdapat banyak adegan di


visual dan akustik, begitu juga film. dalamnya. Meskipun ketika sang
Perangkat interpretasi ini, metode pemimpi bangun hanya satu bagian
simbolik dan decoding, dapat digunakan tertentu saja yang ia ingat.
dalam untuk melihat sejauh mana 2. Penggantian (displacement), dalam
tampilan visual dari film berhubungan mimpi, menurut Freud, lumrah
dengan aspek ketidaksadaran. Oleh terjadi sejumlah penggantian
karena itu, karakteristik tatapan akan simbol atau kode. Penggantian ini
muncul dalam hubungannya dengan sebenarnya merupakan wujud dari
posisi peneliti, bukan objek. Sementara sesuatu yang disembunyikan oleh
agar dapat menangkap aspek ketidak- bawah sadar manusia. Beberapa
sadaran pada visualisasi film, peneliti simbol yang kerap muncul dalam
menggunakan perangkat interpretasi mimpi seperti ular, api, atau
Freud untuk menganalisis adegan demi bentuk visual lain berhubungan
adegan dan kaitannya dengan ketidak- dengan sesuatu yang berbeda.
sadaran kreator. Dengan kata lain, Simbol tersebut merupakan meta-
peneliti mengandaikan diri sebagai fora dari apa yang sesungguhnya
seorang. bawah sadar manusia coba
Sehubungan dengan pengandaian komunikasikan melalui mimpi.
di atas, penelitian juga akan ber- 3. Pertimbangan terhadap represen-
singgungan dengan kajian Kerja Mimpi tasi (consideration of represen-
('UHDP¶V :RUN) yang tercantum dalam tability) atau simbolisasi,
buku Freud The Interpretation of representasi yang Freud maksud-
Dreams. Menurut Freud mimpi itu kan di sini adalah bagaimana
sebuah persembunyian (disguise), maka mimpi kerap mengambil bentuk-
kerja penafsiran adalah untuk asuk ke bentuk visual yang seolah tidak
dalam lapisan dari mimpi hingga me- masuk akal, omong kosong dan
nemui dasar simbolik yang sesungguh- absurd. Akan tetapi, itu merupakan
nya. Hal ini dapat dilakukan dengan bentuk persembunyian dari mimpi,
menilai empat cara kerja dari mimpi. sebuah simbolisasi. Representasi
Melalui keempat cara ini keinginan atau yang mimpi hasilkan sesungguh-
ide sebenarnya dari mimpi dapat nya merupakan keinginan ter-
diketahui sehingga sebuah struktur pendam manusia yang tidak bisa
ketidaksadaran kemudian muncul. disalurkan pada masa sadarnya.
Di sini dapat dilihat bagaimana 4. Revisi tahap kedua (secondary
mimpi berlaku sama layaknya film. revision). Merupakan tahap di-
Keempat cara kerja mimpi tersebut mana mimpi kehilangan semua
adalah: keabsurdan dan omong kosong
yang ada di dalamnya. Artinya,
1. Pemadatan (condensation), hal ini pada tahap ini mimpi mulai dilihat
berarti memadatkan beragam jenis sebagai sesuatu yang memiliki
ide menjadi satu. Kerap terjadi makna. Hal yang saling ber-
mimpi itu berlangsung dengan lawanan di dalam mimpi bisa
cepat dan berubah-ubah, seolah- dimengerti sebagai sebuah fakta

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1086


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

yang tersembunyi yang tidak kerja mimpi dapat dengan baik


tampak pada kesadaran. Freud diterapkan untuk mengkaji sebuah film.
sendiri menggunakan metode
asosiasi bebas (free association) 5. Lingkaran Hermeneutika
untuk mengungkapkan makna ter-
sembunyi dari kode-kode mimpi. Istilah Lingkaran Hermeneutika
Tahap ini akan memfokuskan diri (hermeneutical circle) berkaitan dengan
pada elemen tertentu dalam mimpi dua tugas hermeneutika untuk
yang dianggap merupakan bagian menafsirkan: yang pertama berhubungan
pokok dan mencari asosiasi sejauh dengan cakupan (scope) atau bidang dari
mungkin dari kode atau elemen aplikasi dan yang lainnya berhubungan
tersebut. Hal ini akan terus ber- dengan kekhususan epistemologikal
langsung hingga makna ter- (Ricoeur, 1974). Menurut Ricoeur
sembunyi dari mimpi tersebut permasalahan penafsiran (interpretasi)
dapat terjelaskan. terletak pada adanya teks (dalam
penelitian ini berarti teks visual), teks
Keempat cara kerja mimpi tertulis, dan otonomi yang menciptakan
tersebut berhubungan erat dengan masalah-masalah tertentu. Hal yang
karakteristik yang film hasilkan. mendasari pentingnya lingkaran her-
Sebagaimana diketahui, film lekat meneutikal untuk menjembatani per-
dengan unsur-unsur yang terdapat pada masalahan penafsiran di atas.
kerja mimpi tersebut. Ada pemadatan di Penafsiran kemudian memiliki
dalam film. Begitu juga dengan aplikasi yang subjektif, seperti peran
penggantian, film memiliki unsur yang penafsir dalam proses pemahaman dan
sama. Banyak visualisasi film yang timbal balik (reciprocity) antara inter-
menampilkan penggantian satu tanda pretasi-teks (text-interpretation) dan
dengan tanda yang lain. Sebuah interpretasi-diri (self-interpretation).
metafora dalam film merupakan peng- Reciprocity ini yang dikenal sebagai
ganti bagi sesuatu yang lain yang µOLQJNDUDQ KHUPHQHXWLNDO¶ hermeneu-
memiliki arti sama atau lebih besar dari tical circle) (Ricoeur, 1974). Sebuah
metafora tersebut. proses dialog antara teks dan penafsir.
Revisi tahap kedua adalah juga Pada penelitian jenis ini,
bagian penting dari film dan tahap lingkaran hermeneutikal akan digunakan
memahami film. Melalui revisi tahap bersamaan dengan perangkat interpretasi
kedua, sesuatu yang muncul sebagai mimpi yang Freud temukan. Hal ini
cuplikan visual semata dapat dimengerti dimaksudkan agar lingkaran hermeneu-
secara lebih baik. Tanda, kode, dan tikal yang terjadi antara teks, dalam
simbol yang seolah tidak saling penelitian ini adalah aspek visual film,
berhubungan dapat dicari garis dengan penafsir bisa menghasilkan
merahnya dan diketahui maksud se- analisis yang objektif. Penelitian dengan
sungguhnya dari tampilan visual metode interpretasi psikoanalisis akan
tersebut. Melalui tahap kerja mimpi dapat menghasilkan makna yang
terlihat bagaimana sebuah film seolah- berkenaan dengan tafsiran atas unsur
olah juga sebuah mimpi. Sehingga tahap

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1087


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

ketidaksadaran yang mungkin dimuncul- didesain untuk menghasilkan efek bagi


kan oleh aspek visual sebuah film. para penontonnya, sebagaimana
dikatakan oleh Brodwell dan Thompson
6. Film sebagai Media (2008):
Dilihat dari segi usia penemuan It doesn't happen by accident.
dan perkembangannya, film merupakan Films are designed to have effects
media yang paling muda. Lukisan, karya on viewers. Late in the 19th
sastra, tarian, dan teater telah ada century, moving pictures emerged
semenjak ribuan tahun yang lalu as a public amusement. They
(Brodwell dan Thompson, 2008). succeeded because they spoke to
Sementara film baru ada sekitar 100 the imaginative needs of a broad-
tahun, akan tetapi dalam perkem- based audience. All the traditions
bangannya, film telah berhasil that emerged -- telling fictional
menunjukkan dirinya sebagai bagian stories, recording actual events,
yang tak terpisahkan dari kehidupan dan animating objects or pictures,
kebutuhan masyarakat. Sekarang ini kita experimenting with pure form --
bisa menyaksikan film di gedung aimed to give viewers experiences
bioskop, rumah, kantor, kendaraan they couldn't get from other media.
bahkan pesawat terbang. Perangkat The men and women who made
pemutar film telah begitu banyak dan films discovered that they could
dapat ditemui dengan mudah. control aspects of cinema to give
Salah satu kekhasan film yang their audience richer, more
memadukan unsur visual dan pergerakan engaging experiences. Learning
beserta suara di dalamnya. Hal inilah from one another, expanding and
yang menjadi salah satu aspek penting refining the options available,
dalam film yang menghasilkan filmmakers developed skills that
kedekatan antara masyarakat dan film. became the basis of film as an art
Sebagai sebuah media, film me- form.
ngomunikasikan informasi dan ide-ide.
Entah itu berhubungan langsung dengan Keistimewaan pada media film
diri si penonton atau sekedar menjadi inilah yang membantu berkembangnya
sebuah bentuk hiburan. Yang lebih film ke arah yang tidak hanya populer,
penting, sepertinya, film menawarkan juga memiliki citra rasa seni. Hal inilah
kepada kita cara untuk melihat dan yang kemudian mengaburkan batas
merasakan sesuatu yang menarik bagi antara bentuk hiburan dan seni di dalam
kita. Film membawakan kita pe- film. Secara sederhana tolak ukur antara
ngalaman, melalui cerita, pergerakan film yang hadir memang untuk hiburan
pada gambar, suara, dan penokohan di dan film yang dihasilkan sebagai
dalamnya. Film juga membawa kita ke ekspresi seni adalah tempat penayangan
dalam sebuah bentuk perjalanan, dan peruntukan dari film tersebut. Bisa
petualangan yang menawan pikiran dan kita katakan bahwa gedung bioskop dan
emosi kita (ibid). film yang box-office merupakan film
Hal seperti di atas bukan sesuatu yang ditujukan untuk hiburan bagi
yang tidak disengaja. Film memang kalangan umum, film populer.

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1088


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

Sementara film yang hanya diputar dan hiburan ternyata membuka kemungkinan
memang ditujukan untuk festival atau bagi cara-cara mengedit yang baru (ibid).
mengadung eksperimen tertentu dengan Film sebagai seni terjadi karena film
menggunakan media film adalah film sebagai media memberikan kemungkinan
seni, dimana seni di sini dikategorikan bagi pembuat film untuk memberikan
sebagai high-brow dan ranah populer semacam pengalaman melalui aspek
sebagai low-brow. Ada juga kalangan visual bagi para penonton. Para pembuat
yang berpendapat jika unsur bisnis film, sutradara, memiliki kemampuan
dijadikan ukuran untuk membedakan untuk mendesain ide dan konsep kreatif
antara film hiburan dan seni, mereka untuk kemudian ditawarkan
sebagaimana ilustrasi tentang film box- kepada penonton dan memungkinkan
office di atas. pengalaman serta pemahaman yang
Kenyataan semacam ini pada berbeda. Apakah kemudian film tersebut
dasarnya hanya menunjukkan hanya ditonton kalangan terbatas atau
bagaimana film telah menjadi salah satu ditayangkan di bioskop-bioskop besar,
bagian penting dari kehidupan manusia. bukan suatu permasalahan. Film lantas
Dekatnya kenyataan bahwa film adalah menjelma menjadi sinema, seni membuat
juga refleksi kehidupan masyarakat film atau sebuah film yang dimaknai
menghasilkan beragamnya jenis dan secara kolektif, baik sebagai sebuah
tema. Satu hal yang tidak bisa media atau sebuah karya seni.
dilupakan, sekaligus menjadi karak- Film sendiri bisa memuat lukisan,
teristik dari film sebagai media adalah musik, karya sastra, dan tarian di
penggunaan perangkat mekanis dalam dalamnya (Arnheim, 1957). Itulah salah
memproduksi film. Hal ini juga akan satu kelebihan film. Sebagai media yang
berefek pada karakteristik film sebagai memungkinkan terjadinya pergerakan
seni yang berbeda dengan lukisan, karya gambar yang disertai suara dan terbatas
sastra, musik, dan lainnya. pada durasi tertentu, film memungkinkan
para pembuatnya memasukkan
7. Film sebagai Seni kekreatifan dan keartistikan mereka di
Posisi penting film sebagai media dalamnya. Keterbatasan mata manusia
nampaknya tidak lagi perlu diper- dalam menangkap objek visual adalah
debatkan. Di sisi lain, menilai sebuah bagian lain yang kemudian bisa
film sebagai karya seni atau bukan dimanipulasi oleh film melalui kamera
memerlukan argumentasi yang kuat. sebagai mata (cinema eye). Konsep
Seperti halnya menilai apakah semua kamera sebagai mata inilah yang lalu
lukisan atau musik adalah karya seni. membuat unsur visual dalam film bisa
Sebagaimana telah disebutkan di atas, begitu memukau. Kamera sebagai
peruntukan dan tempat penayangan film perangkat mekanikal untuk mereproduksi
menjadi satu ukuran, bisnis merupakan realitas memungkinkan terjadinya efek
ukuran yang lain. Akan tetapi, ukuran yang berbeda bagi tiap penonton film.
tentang high-brow dan low-brow tersebut Pendapat bahwa film kemudian hanya
tidak dapat lagi digunakan. Sepanjang semata reproduksi dari realitas itu betul
tahun 1910-an dan 1920-an, film yang adanya. Akan tetapi, untuk mengganggap
awalnya dimaksudkan sebagai sebuah bahwa film sebagai seni maka yang

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1089


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

diperhitungkan bukan semata bagaimana untuk menggunakan komponen-


kenyataan tersebut direproduksi oleh komponen bercerita tersebut, sebagian
kamera, melainkan ide dan konsep kreatif atau seluruhnya, di dalam karyanya
serta artistik yang ada di dalam sehingga dapat meraih perhatian
reproduksi kenyataan tersebut (Arnheim, penonton. penggabungan elemen-elemen
1957). Ide dan konsep yang timbul itu juga yang menjadikan sebuah film
melalui karakter pergerakan melalui menarik untuk ditonton sementara
gambar dan suara serta durasi tiap-tiap sebagian lainnya memberi kesan
adegannya. Melalui ide dan konsep yang membosankan dan monoton.
kemudian memaksimalkan unsur visual Berkaitan dengan ragam
serta bercerita dalam film, sebuah karya bercerita, Bergstrom menjelaskan bahwa
seni bisa dihasilkan. terdapat tiga teknik dari bercerita itu
sendiri.
8. Dramaturgi
1. Teknik bercerita yang dramatis
Satu hal yang tidak bisa (the dramatic storytelling
dilepaskan ketika mengkaji film adalah technique)
kemampuan film dalam menceritakan Teknik ini bersifat tertutup
sesuatu atau beberapa hal kepada dengan sedikit ruang interpretasi
penontonnya. Hal ini yang kemudian dimana cerita didasarkan pada
dikategorikan sebagai dramaturgi dalam identifikasi yang kuat pada
film. penontonnya. Identifikasi yang
Dramaturgy means the art of kemudian menghanyutkan pe-
telling a story so captivatingly that nonton ke dalam cerita dari film.
the audience have to follow the Adanya konflik atau
story so right to the end penyeimbangan dari cerita
(Bergstrom, 2008). merupakan basis dari teknik ini.
Terdapat komponen bercerita 2. Teknik bercerita non-dramatis
dalam film, sementara semua cerita (the non-dramatic technique)
beroperasi dalam dua level yaitu level Bersifat terbuka dan memberikan
aksi (action) dan level narasi (narrative). banyak ruang bagi interpretasi
Level aksi (formal system) mendes- yang berbeda, juga didasarkan
kripsikan apa yang terjadi dan level pada partisipasi dan interaksi
narasi (stylistic system) mendeskripsikan tertentu dari penonton. Teknik ini
bagaimana sesuatu terjadi (ibid). juga menuntut penonton untuk
Sang pencerita dalam film atau menyambungkan detail ceritanya
sutradara menggabungkan elemen- sendiri. Artinya, refleksi personal
elemen tersebut untuk membangun dari penonton serta nilai dan
sebuah narasi atau cara bercerita. Seperti pengalaman menjadi bagian
halnya seorang komposer atau konduktor penting untuk memahami cerita
menggabungkan beragam elemen dan film.
alat musik dalam menghasilkan orkestra. 3. Teknik interaktif (the interactive
Kemampuan dan kehebatan seorang technique)
sutradara adalah pada kemampuannya Teknik ini menggabungkan kedua

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1090


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

teknik sebelumnya dan kerap dan keterlibatan dari penonton.


ditujukan kepada penonton Kaitan teori-teori di atas
online. Teknik berceritanya terhadap teori pengkajian film dapat
tertutup dan terbuka yang dilihat pada bagan di bawah ini:
memungkinkan interaksi tertentu

Film

Tema/ Visual Audio


Narasi

Interpretasi Hermeneutik
Psikoanalisis

Interpretasi
Struktur Terhadap Makna
Ketidaksadaran film

Analisis/ Kajian
Film

Bagan II.3 Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan Hermeneutik terhadap


Proses Analisis/Pengkajian Film. (Sumber: Harifa Ali 2011)

9. Penutup film dianalis dengan mengedepankan


unsur ketidaksadaran.
Film, gambar bergerak, adegan- Kajian model ini dapat
adegan hingga ke narasi yang digunakan baik terhadap posisi
visualiasasinya hadirkan merupakan ketidaksadaran si pembuat film (unsur-
sesuatu yang khas dan lekat dengan unsur masa kecil, kenangannya terhadap
unsur pandangan. Melalui tatapan pula lingkungan, pola pendidikan, dan
segala hal memiliki kemungkinan masuk lainnya), juga terhadap posisi ketidak-
ke bawah sadar manusia dan menjadi sadaran para penonton (refleksi yang
faktor penunjang timbulnya hasrat. Oleh mereka terima dari menonton film,
karena itu melalui penelitian terhadap layaknya ketika mereka bercermin).
unsur ketidaksadaran melalui kacamata Unsur-unsur analisis terkait dengan
interpretasi psikoanalisis memungkinkan elemen penelitian sepenuhnya akan
berdasar pada teori interpretasi

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1091


Kontribusi Teori Interpretasi Psikoanalisis dan hermeneutik Terhadap Proses Analisis/Pengkajian Film

psikoanalisis yang disebutkan di atas McGowan, Todd. 2007. The Real Gaze
(tanpa menutup kemungkinan dimasuk- Film Theory after Lacan. New
kannya teori-teori baru). York, USA: State University of
Penelitian berbasis film dengan New York Press.
metode ini memungkinkan kita melihat Piliang, Y.A. 2007. Layar dalam
film tidak semata melalui narasinya, Multiplisitas Ruang-Waktu:
melalui ceritanya, juga melalui unsur- Kajian Ontologis Desain
unsur visual yang hadir dalam film dengan Pendekatan Filsafat
tersebut. Tentunya hal ini tidak semata Deferensi. Bandung, Indonesia:
menambah kekayaan yang didapatkan Disertasi pada Seni Rupa FSRD
dari menonton film, juga membuka ITB, tidak dipublikasikan.
kemungkinan pemahaman lebih jauh Ricoeur, Paul. 1970. Freud and
terhadap unsur ketidaksadaran dalam Philosophy. An Essay on
benda yang dekat dengan keseharian Interpretation. New Haven and
kita. London. Yale University Press.
Schleiermacher, Friedrich. 1998.
Daftar Pustaka Hermeneutics and Criticism and
Other Writings. Cambridge, UK:
Benjamin, Wa1ter. 1999. The Arcades Cambridge University Press.
Project. USA: Harvard College. Simms, Karl. 2003. Paul Ricoeur.
Benjamin, Walter. 2008. The Work of London, United Kingdom:
Art in the Age of Its Routledge.
Technological Reproducibility, Thwaites, Tony. 2007. Reading Freud
and Other Writings on Media. Psychoanalysis as Cultural
London, United Kingdom: Theory. London, United
Harvard University Press. Kingdom: SAGE Publications
Evans, Dylan. 1996. An Introductory Ltd.
Dictionary of Lacanian Zizek, Slavoj (ed). 1992. Everything You
Psychoanalysis. Verso. Always Wanted to Know About
Freud, Sigmund. 2010. The Lacan (but were afraid to ask
Interpretation of Dreams. New Hitchcock). New York, USA:
York, USA: Basic Books. Verso.
Lacan, Jacques. 1999. Ecrits. New York, Zizek, Slavoj. 1992. Enjoy Your
USA: W.W. Norton and Symptom! New York, USA:
Company. Routledge.
Metz, Christian. 1974. Film Language. Zizek, Slavoj. 1995. Looking Awry. An
A Semiotics of the Cinema. Introduction to Jacques Lacan
Chicago, USA: The University through Popular Culture.
of Chicago Press. Massachusetts, USA: The MIT
Metz, Christian. 1983. Psychoanalysis Press.
and Cinema. The Imaginary Zizek, Slavoj. 2007. How to Read
Signifier. London, United Lacan. London, United
Kingdom: The MacMillan Press Kingdom: W.W. Norton and
LTD. Company.

Jurnal Sosioteknologi Edisi 23 Tahun 10, Agustus 2011 1092

Anda mungkin juga menyukai