Anda di halaman 1dari 28

ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK

FILM HAFALAN SHOLAT DELISA


Sutradara : Sony Gaokasak

Untuk melengkapi tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 1


Kelas XII MIPA- 8

Oleh
Wiris Wathita

SMA NEGERI 2 PATI


Jalan Ahmad Yani No. 4, Pati
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa saya ucapkan. Atas
rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada saya kelak.
Penyusunan makalah berjudul “Analisis Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Film
Hafalan Sholat Delisa sutradara Sony Gaokasak” membahas unsur-unsur yang
digunakan di dalam sebuah film. Isi makalah ini sekaligus mengklasifikasikan jenis
unsur-unsur untuk memudahkan pemahaman. Adapun penulisan makalah bertema
unsur intrinsik dan ekstrinsik ini dibuat untuk memenuhi tugas mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Guru Bahasa Indonesia, Ibu Sri Yati
yang telah membimbing penyelesaian makalah. Saya juga berterima kasih kepada
para pihak yang mendukung penulisan makalah. Saya harap agar makalah ini mampu
memberikan sudut pandang baru bagi pembaca.
Dengan kerendahan hati, saya memohon maaf ada kesalahan dalam proses
pembuatan makalah. Saya harap terbuka pada kritik dan saran sebagai bagian dari
revisi makalah Bahasa Indonesia ini.

Pati, 18 Oktober 2022

Wiris Wathita

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................5
1. Alur.........................................................................................................................5
a) Pengertian Alur........................................................................................................5
a) Pengertian Tokoh dan Penokohan............................................................................7
b) Jenis-Jenis Penokohan..............................................................................................7
3. Latar........................................................................................................................7
a) Pengertian sudut pandang.........................................................................................8
Sudut pandang merupakan cara penulis dalam menempatkan atau memandang dirinya
dalam suatu cerita. Jenis sudut pandang sendiri ada tiga yaitu sudut pandang orang
pertama, kedua, dan ketiga...............................................................................................8
b) Macam-macam sudut pandang.................................................................................8
a) Definisi Amanat.......................................................................................................9
a) Pengertian nilai-nilai pada film................................................................................9
b) Macam-macam nilai.................................................................................................9
1. Alur.......................................................................................................................10
a) Analisis alur film Hafalan Shalat Delisa.................................................................10
2. Tokoh dan Penokohan.........................................................................................11
a) Analisis tokoh dan penokohan film hafalan shalat delisa.......................................11
3. Latar......................................................................................................................13
a. Analisis latar pada film Hafalan Shalat Delisa.......................................................13
4. Sudut Pandang.....................................................................................................17
a. Analisis sudut pandang...........................................................................................17
5. Amanat..................................................................................................................18
c) Analisis amanat......................................................................................................19
6. Nilai-Nilai..............................................................................................................19

2
a. Analisis Nilai Film.................................................................................................19
BAB 3....................................................................................................................................22
A. Kesimpulan...............................................................................................................22
B. Saran.........................................................................................................................23
LAMPIRAN.........................................................................................................................24

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Film merupakan salah satu dari sekian bentuk media massa yang mampu
memberikan nilai hiburan pada masyarakat disaat kepenatan aktifitas masyarakat
dalam menjalani rutinitas kehidupan sehari-hari. Film berperan sebagai sarana
komunikasi yang digunakan untuk menyebarakan hiburan yang menyajikan cerita,
peristiwa, musik, drama, humor dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum
(Sumarno, 1996: 13). Film sering digunakan sebagai alat sosialisasi atau sebagai
media untuk mengkonstruksi wacana tertentu bagi kesadaran masyarakat.
Hafalan Shalat Delisa merupakan film drama Indonesia yang dirilis pada 22
Desember 2011 yang disutradarai oleh Sony Gaokasak serta dibintangi oleh Chantiq
Schagerl, Nirina Zubir, dan Reza Rahadian. Film ini diangkat dari film laris
karya Tere Liye dengan judul yang sama. Seluruh pengambilan adegan film ini dibuat
di Aceh.
B. Rumusan Masalah

3
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka muncul berbagai persoalan
yang berkaitan dengan film Hafalan Shalat Delisa antara lain, yaitu :
1. Bagaimana tema film Hafalan Shalat Delisa ?
2. Bagaimana alur film Hafalan Shalat Delisa ?
3. Bagaimana penokohan film Hafalan Shalat Delisa ?
4. Bagaimana setting/latar film Hafalan Shalat Delisa ?
5. Bagaimana sudut pandang yang digunakan pengarang dalam film Hafalan
Shalat Delisa ?
6. Amanat apa saja yang ingin disampaikan pengarang melalui film Hafalan
Shalat Delisa kepada pembaca ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari analisis ini adalah untuk
mendeskripsikan analisis unsur intrinsik (alur, penokohan, latar, amanat, dan sudut
pandang) dan ekstrinsik (nilai) pada film ‘Hafalan Shalat Delisa’ sutradara Sony
Gaokasak.

D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memotivasi peneliti lain untuk lebih
mengembangkan dan memperluas berbagai penelitian dimasa yang akan datang, serta
memperoleh pengetahuan dalam menganalisa unsur intrinsik (alur, penokohan, latar,
amanat, dan sudut pandang) dan ekstrinsik (nilai) dalam film.
2. Kegunaan Praktis
Untuk masyarakat penikmat film, hasil penelitian ini diharapkan bisa
memberikan masukan untuk menangkap unsur intrinsik (alur, penokohan, latar,
amanat, dan sudut pandang) dan ekstrinsik (nilai) dalam film yang mereka tonton,
sehingga film bisa berguna sebagai media pembelajaran bagi mereka.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Unsur Intrinsik Dan Macam-Macamnya


1. Alur
a) Pengertian Alur
Alur adalah rangkaian peristiwa yang direka dan dijalin sedemikian
rupa sehingga menggerakkan jalan cerita, dari awal, tengah, hingga mencapai
klimaks dan akhir cerita.
Banyak cara untuk menyusun alur cerita. Umumnya bisa
dikelompokkan ke dalam dua cara. Pertama, cara kronologis (maju), yakni
merangkai peristiwa demi peristiwa dari awal sampai akhir berdasarkan
urutan waktu. Kedua, cara flashback (mundur), yaitu menceritakan lagi
peristiwa masa lalu di tengah-tengah cerita. Biasanya flashback dipakai kalau
pengarang memerlukan latar belakang yang mendalam. (aksan hermawan,
2011:34)

b) Unsur-Unsur Alur Cerita

5
1) Orientasi atau Pengenalan Tokoh
Tahapan awal pada pengertian alur cerita dimulai dari orientasi
atau pengenalan tokoh. Pada tahap orientasi ini, penulis
memperkenalkan siapa saja tokoh yang ada di dalam cerita yang
ditulis. Selain itu, juga ditunjukkan unsur dasar cerita, misalnya waktu
kejadian cerita tersebut terjadi, di mana latar tempat cerita tersebut,
dan bagaimana suasananya.
2) Permulaan Konflik
Setelah mengenal tokoh, lokasi, dan lain sebagainya lalu
masuk ke tahap permulaan konflik. Tahap permulaan konflik atau
tahap kedua ini baru akan dimunculkan bagaimana konflik terjadi dan
apa penyebab terjadinya konflik. Umumnya, konflik timbul karena
adanya pertentangan antartokoh atau bisa juga disebabkan karena
tokoh utama mengalami masalah.
Permulaan konflik di dalam cerita inilah yang akan membuat
pembaca penasaran sehingga ingin mengetahui lebih lanjut bagaimana
ceritanya. Pembaca biasanya juga akan semakin bertanya-tanya
konflik apa yang sekiranya dialami tokoh sebagai lanjutan ceritanya.
Tahap permulaan konflik ini mendorong pembaca melanjutkan cerita
dengan konflik yang lebih rumit.
3) Klimaks atau Puncak Konflik
Tahap pengertian alur cerita konflik ini menceritakan
bagaimana titik puncak konflik di dalam cerita terjadi. Bagian ini
biasanya paling ditunggu-tunggu oleh pembaca dan membuat pembaca
akan bertahan lama membaca ketika konfliknya menarik atau
menegangkan.
Biasanya, klimaks dari konflik ini dialami oleh pemeran utama
yang menimbulkan ketegangan dan pemecahan masalah apa yang
kemudian ia lakukan. Dampaknya, tentu saja membuat pembaca lebih
penasaran dan menyimak cerita.
4) Konflik Mereda atau Anti-Klimaks
Setelah diceritakan mengenai puncak konflik atau klimaks,
bagian selanjutnya adalah tahapan konflik mereda atau menurun. Di
dalam tahap ini, tokoh utama mulai mengetahui bagaimana cara
mengatasi konflik yang sedang berlangsung. Ketegangan yang
disaksikan oleh pembaca di sini sedikit mereda dan biasanya akan
berubah menjadi kagum pada tokoh utama.

6
Pasalnya, biasanya di tahap ini tokoh utama diceritakan mampu
menghadapi masalah, baik dengan cara yang terduga maupun tidak
terduga. Suasana pada tahapan anti-klimaks ini seringkali tidak bisa
ditebak oleh pembaca.
5) Penyelesaian
Tahap pengertian alur cerita penyelesaian adalah tahap terakhir
yang berisi berbagai masalah dan rintangan yang dialami tokoh utama
sudah berhasil diselesaikan dengan baik. Jika tidak ada konflik lain,
biasanya penulis membuat cerita tahap penyelesaian dan pembaca bisa
langsung menyimpulkan kesan di tahap ini. Di tahap penyelesaian,
penulis juga seringkali menyisipkan pesan atau amanat yang dapat
dipetik oleh pembaca.

2. Tokoh dan Penokohan


a) Pengertian Tokoh dan Penokohan
Tokoh adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi
sehingga peristiwa itu mampu menjalin suatu cerita.
(Aminuddin dalam Nurgiyantoro, 1995:79).
Penokohan adalah cara pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam
cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu. Lewat
penokohan ini, pengarang dapat mengungkapkan alasan logis terhadap
tingkah laku tokoh. Perwatakan atau penokohan dalam suatu cerita adalah
pemberian sifat baik lahir maupun batin pada seorang pelaku atau tokoh
yang terdapat pada cerita.
(Hayati, 1990:119)
b) Jenis-Jenis Penokohan
1) Protagonis : Tokoh yang yang menjadi aktor atau pemeran utama dan
mempunyai sifat yang baik.
2) Antagonis : Tokoh ini juga menjadi pemeran utama yang menjadi lawan
daripada tokoh protagonis. Tokoh antagonis memiliki watak yang
negative, seperti: iri, dengki, sombong, angkuh, congkak dan lain-lain.
3) Tritagonis : Tokoh ini adalah tokoh penengah dari protagonis dan antara
antagonis. Tokoh ini biasanya memiliki sifat yang arif dan bijaksana.
4) Figuran : Tokoh ini merupakan tokoh pendukung yang memberikan
tambahan warna dalam cerita.

3. Latar
a) Pengertian Latar

7
Latar / Setting cerita adalah gambaran tentang tempat, waktu, dan suasana
yang ada di dalam sebuah cerita yang mencakup sebuah deskripsi seperti
lokasi geografis pada peristiwa.
b) Macam-macam Latar
1) Latar tempat
Latar tempat adalah tempat tokoh atau si pelaku mengalami kejadian
atau peristiwa di dalam cerita.
2) Latar waktu
Latar waktu adalah saat dimana tokoh atau pun si pelaku melakukan
sesuatu pada saat kejadian peristiwa dalam cerita yang sedang telah
terjadi.
3) Latar suasana
Latar suasana adalah situasi apa saja yang terjadi ketika saat si tokoh
atau si pelaku melakukan sesuatu.

4. Sudut Pandang
a) Pengertian sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara penulis dalam menempatkan atau
memandang dirinya dalam suatu cerita. Jenis sudut pandang sendiri ada
tiga yaitu sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.
b) Macam-macam sudut pandang
1) Sudut pandang orang pertama.
Sudut pandang orang pertama yang kemudian menggunakan
kata ganti “aku” atau “saya” atau “kami” (sebagai sudut pandang
jamak). Pada saat menggunakan sudut pandang orang pertama, kamu
kemudian seakan-akan menjadi salah satu tokoh dalam suatu cerita
yang sedang dibuat. Si pembaca juga akan merasa melakoni setiap
cerita yang dikisahkan.pada suatu karya sastra umumnya
menggunakan jenis sudut pandang persona pertama serta sudut
pandang persona ketiga.
2) Sudut pandang orang kedua.
Secara faktual, jenis sudut pandang dalam cerita orang kedua
sendiri hanya menjadi selingan.
Dapat dikatakan, jenis sudut pandang orang kedua ini menggunakan
gaya “kau” sebagai suatu variasi cara memandang tokoh aku dan dia.
Pemahaman lainnya dari jenis sudut pandang orang kedua adalah
adanya narator yang kemudian berbicara kepadamu.

8
3) Sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang dalam cerita orang ketiga biasanya
menggunakan kata ganti “dia”, “ia”, atau nama tokoh dalam bentuk
jamak “mereka”.

5. Amanat
a) Definisi Amanat
Amanat adalah sebuah ajaran moral/pesan yang mau disampaikan oleh
pengarang kepada pembaca.
b) Macam - macam Amanat
1) Amanat tersurat yaitu amanat yang dijelaskan dalam kata-kata sebuah
tulisan.
2) Amanat tersirat yaitu amanat yang tidak dijelaskan dengan tertulis,
tetapi dapat diketahui pembaca melalui alur cerita di dalam tulisan.

6. Nilai-Nilai
a) Pengertian nilai-nilai pada film
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk di dalam
masyarakat. Nilai dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap individu
dalam menentukan sikap serta mengambil keputusan.

b) Macam-macam nilai
1) Nilai agama
Nilai agama yang dimaksud adalah nilai-nilai yang terkandung
dalam cerita yang memiliki aturan atau ajaran keagamaan atau religi.
2) Nilai sosial
Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan masyarakat atau
lingkungan sekitar. Nilai social dapat dilihat dengan mengamati
interaksi antara tokoh utama dengan tokoh yang lain atau tokoh utama
dengan lingkungan atau masyarakat.
3) Nilai budaya
Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan
kebiasaan atau tradisi yang sudah melekat pada suatu daerah.
4) Nilai moral
Nilai moral merupakan nilai-nilai yang berhubungan dengan
etika atau sopan santun dan juga akhlak. Nilai moral pada cerita

9
umumnya dapat berupa nilai moral yang baik ataupun sebaliknya
tergantung pada pengarang.

B. Analisis Unsur Intrinsik Film Hafalan Shalat Delisa

1. Alur

a) Analisis alur film Hafalan Shalat Delisa

Disini penulis akan lebih menekankan analisis bagian klimaks pada


film Hafalan Shalat Delisa.
Titik puncak cerita adalah (menit 28:00-29:00) ketika Delisa sedang
menjalani tes hafalan bacaan shalat oleh Ibu Guru Nur. Ketika itu tiba-tiba
saja kota Aceh dilanda gempa yang sangat kuat. Gempa itu berskala 9.1 SR.
Delisa yang sedang tes tetap melanjutkannya, tidak peduli kondisi sesayar
seperti apa. Padahal semua murid yang sedang menunggu giliran sudah
berhamburan keluar sekolah. Namun Ibu Guru Nur tetap setia menemani
Delisa. Setelah gempa mereda, air laut seketika naik sangat tinggi,
menyebabkan para nelayan berlari kesana-kesini. Ternyata gempa itu disertai
dengan tsunami. Air dengan arus yang sangat dahsyat menerjang tubuh
mungil Delisa yang sedang menjalani tes.

Bukti Cuplikan Dialog :


Ustadz Rahman :”Delisa pasti bisa asal Delisa pikirannya satu, bacaan shalat
yah. Jangan pedulikan suasana sesayar.”
Delisa :”iya ustadz.”
(Delisa mulai hafalan shalatnya dan tiba-tiba terjadi gempa)
Ummi :”Delisa! Delisa! (berteriak sambil menggedor kaca)
Seseorang :”hah apa itu!”
(Seketika air laut pun naik dan menghantam semuanya termasuk Delisa)

(menit 30:01-30:55) Abi yang sedang berada di kapal mengetahui peristiwa


tsunami Aceh dati temannya dan langsung melihat berita di televisi. Ia berlari
ke arah telefon untuk menelpon keluarganya, tetapi tidak ada jawaban dari
mereka.
Bukti cuplikan dialog :
Teman Abi :”Usman, there is tsunami!”
Abi :”Really, where?”
Teman Abi :”In your hometown, Aceh! The victims are up than fiveteen
thousand people.”

(menit 41:40-42:30) Ketika Abi sampai di Aceh, dia mendapat berita yang
menyedihkan. Abi di beritahu oleh Koh Acan bahwa semua anggota

10
keluarganya telah meninggal. Hanya tinggal Delisa sajalah yang sampai saat
ini belum ditemukan juga.
Bukti cuplikan dialog :
Abi :”Ya Allah. Umi Salammah, Aisyah, Delisa, zahra?”
Koh Acan :”Aisyah sudah meninggal.”
Abi :”Innalillahi wa innailahi rajiun.”
Koh Acan :”Oe yang menemukan jasadnya kemaren sedang berpelukan
dengan Zahra. Dan mereka sudah dikuburkan kemaren.”
Abi :”Astagfirullah hal adzim.”

2. Tokoh dan Penokohan

a) Analisis tokoh dan penokohan film hafalan shalat delisa

1) Tokoh
a. Delisa (Chantiq Schagerl),
b. Abi Usman (Reza Rahadian),
c. Ummi (Nirina Zubir),
d. Fatimah (Ghina Salsabila),
e. si kembar Aisyah (Reska Tania Apriadi),
f. Zahra (Riska Tania Apriadi),
g. Smith (Mike Lewis).

2) Penokohan

Protagonis : Delisa ( pantang menyerah,penyayang )

Bukti :

a) Di rumah (14:23 – 14:57)


Delisa : “ummi “
Ummi : “iya sayang “
Delisa : “ummi delisa cinta ummi karna allah”
Ummi : “Delisa ummi sayang Delisa karna allah “
b) Di halaman rumah (7:36 – 08:22)
Delisa : “ wa maaa… “
Aisyah : “ macet”
Fatimah : “Aisyahhh…”
Delisa : “ innashalati wanusuki wamamati wa mayahya “
Aisyah : “kebalik engga mungkin mati dulu baru yahya, makanya
kalo menghafal juga diingat artinya jangan Cuma dihafal “

11
Delisa : “wa nusuki wa mahyaya wa mamati yeayy delisa bisa
Makasi ya kak “

Antagonis : Aisyah ( iri cemburu dan penyayang )

Bukti :

a) Dirumah (09;19 – 10:47)


Ummi : “aisya kamu kenapa nak kok nangis gitu ?”
Aisyah : “aisya sebel delisa dapet hadiah kalung”
Ummi : “lohh aisya dulu juga udah dapet hadiah kalung”
Aisyah :“tapi kalung delisa lebih bagus ada huruf D nya punya
aisya tidak”
Ummi ;“jadi dulu aisya hafalin bacaan shalat nya hanya untuk
kalungnya”
Aisyah :“bukan kata ustadz Rahman biar dapat hadiah surga”
Ummi :“nak jangan gampang iri ya lagian kan kalungnya delisa
sama aisya sama aja kok tapi aisya jangan gampang cemburu sama
barang barang yang bukan milik saya apa lagi kalo barang itu punya
saudara saya sendiri yah “
Aisyah : “maaf ummi”
Ummi : “gapapa sayang cium dulu dong umminya”

Tritagonis : Ummi ( penyayang ,bijaksana dan sabar )

Bukti :

a) Rumah (13:37-13:52)
Delisa : “ah delisa tidak mau duduk dekat kak aisya,kak aisya
bacanya pelan”
Aisyah :” Allah kan maha mendengar masa shalat harus teriak
teriak”
Ummi : “ yaa sudah kalo gitu ummi aja yang lebih kencang
suaranya yah”

Figuran : Koh Acan ( baik dan dermawan )

Bukti :

a) Pasar (05:10-06:38)
Dialog pendukung cuplikan :
Koh acan : "ada yang bisa oe bantu?"

12
Delisa : "gini koh, Delisa ingin beli hadiah untuk hafalan bacaan
sholat."
Koh acan : "kalo gitu kamu sudah hafal bacaan sholatnya sayang?"
Ummi dan delisa : "hampirr..ahaha"
Koh acan : "silahkan dilihat dulu yang mana yang Delisa mao ya.
Buat Delisa mah saya kasih separoh harga"
Ummi : "kohh...udah dong kali ini untuk Delisa biarin kami bayar
penuh ya?"
Koh acan : "sudahlah ummi, oe tidak akan ngasih harga yang tinggi,
lagi pula nanti Lhok Nga akan lebih baik kalo anak-anak pada
sholat. Apalagi buat ummi salamah, abi usman yang udah oe
anggap sebagai keluarga oe sendiri."
Delisa : "koh acan, kok tidak ada yang huruf D nya ya?"
Koh acan : "inisial D?aa..ah masi ada stok, bentar"
Ummi : " kok huruf D?"
Koh acan : " tetretet ini huruf d buat delisa."
Delisa : " D untuk Delisa."

3. Latar

a. Analisis latar pada film Hafalan Shalat Delisa

a) Latar tempat
a) Rumah Delisa, Lhok Nga
Bukti :
Keluarga Delisa melaksanakan sholat berjamaah di rumah.
Umi : “Saya siap-siap sholat saja, nanti waktunya habis.” (02.58)
Delisa menghafalkan bacaan sholat di depan rumahnya.
Delisa : “Hari ini Delisa menghafalsaja, ya, Umi.” (03.55)
b) Pantai Lhok Nga
Bukti :
Umam bermain bola di Pantai, lalu ia menendang bola kearahTiur.
Tiur : “Umam, nakal.” (03.24)
Umam : “Hei, Tiur, cepat kau ambilbolanya.” (03.27)
Setelah terjadinya tsunami, Delisa ditemukan di pesisir pantai
bersamaan dengan puing-puing reruntuhan bangunan.
Smith : “Ada yang hidup, cepat kemari.”
Smith : “Semua akan baik-baik saja, gadis kecil.” (37.16)
c) Toko Emas

13
Bukti :
Toko emas Koh Acan terletak di sekitar pasar tepatnya di Jl. Tgk.
Chik Pante Kulu No. 39, Banda Aceh.
Delisa : “Delisa ingin membeli kalung untuk hadiah bacaan sholat.”
(05.18)
Koh Acan : “Silahkan Delisa pilih kalung mana yang kamu mau,
ya?” (05. 49)
d) Pondok Ngaji
Bukti :
Ustadz memberikan kajian kepada anak-anak di pondok ngaji.
Ustadz : “Pernah ada sahabat Rasul, saking kusyu’nya ia sholat, ada
kalajengking besar mencapit punggungnya dan dia tidak merasakan
kesakitan” (15.16)
e) Sekolah Delisa
Bukti :
Ketika Delisa sedang melaksanakan tes hafalan sholat di sekolahnya
Ustadz : “Delisa pasti bisa, asalkan pikirannya satu, bacaan sholat,
ya. Jangan pedulikan suara sekitar.” (27.30)
Bandara Sultan Iskandar Muda
Abi Usman menanyakan kepada customer service bandara tentang
keadaan di Lhok Nga.
Abi Usman : “Pak, Lhok Nga bagaimana? Pak?” “Tolong, Pak.”
(32.44)
CS : “Semua jalur ke Lhok Nga terputus. Komunikasi pun masih
belum bias terhubung.” (32.50)
f) Rumah Sakit
Bukti :
Suster menghampiri Delisa yang sudah sadarkan diri.
Suster : “Kau akhirnya sadar. Kami semua mencemaskanmu.”
(45.40)
Delisa : “Delisa dimana, Umi, Kak Fatimah, Kak Zahra, dan Kak
Aisyah mana?” (45.56)
g) Tenda Pengungsian
Bukti :
Abi Usman menyiapkan makanan untuk Delisa di tenda pengungsian.
Abi : “Delisa, sekarang makan dulu ya.” (1.09.15)
Delisa : “Delisa tidak mau makan saja, Abi.”(1.09.26)

14
Abi : “Harus makan Delisa, dari siang belum makan, kalua sakit, Abi
yang repot.” (1.09.29)

b) Latar Waktu
a) Pagi
Bukti :
Aisyah membangunkan Delisa untuk melaksanakan sholat subuh.
Aisyah : “Delisa, bangun, sudah subuh!” (00.30)
Fatimah : “Delisa, ayo bangun, sudah subuh.” (01.09)
Umi mengajak Delisa ke toko mas koh Acan di pagi hari.
Delisa : “Selamat pagi Koh Acan.” (05.20)
Umi : “Nggak boleh begitu Delisa, mestinya bilang,
assalamualaikum, Koh Acan. Selamat pagi.” (05.27)
Koh Acan : “Waalaikumsalam, selamat pagi, Umi Salamah, Delisa.
Apa kabar Baik?” (05.31)
b) Siang
Bukti :
Delisa, Umam, dan teman-temannya bermain bola di pesisir pantai
pada siang hari.
Umam : “Delisa, tending bolanya” (11.05)
Ustadz memberikan nasihat kepada anak-anak ketika sedang mengaji
di pondok pada siang hari.
Ustadz : “Sebaiknya, saya tutup saja pengajian siang hari ini. Jangan
lupa kalian semua besok harus kumpul di sekolah untuk ujian praktik
sholat. Mari saya tutup dengan bacaan hamdalah.” (17.13)
c) Sore
Bukti :
Tiur mengajari Delisa naik sepeda dari sore hari hingga matahari
terbenam.
Delisa : “Tiur, ajari Delisa naik sepedaya, soalnya Abi udah janji
mau beliin Delisa sepeda baru.” (11.38)
d) Malam
Bukti :
Delisa ditegur kak Fatimah karena pulang hingga malam hari.
Kak Fatimah : “Delisa, sudah berapa kali kakak bilang, kalua
bermain itu ingat waktu, jam segini kok baru pulang.” (12.31)

15
c) Latar Suasana
a) Senang
Bukti :
Delisa senang mendapatkan kalung dari Umi sebagai hadiah hafalan
sholat.
Delisa : “Wah..Umi mau beliin Delisa kalung?” (04.12)
Zahra dan Fatimah ikut senang melihat Delisa mendapatkan hadiah
kalung.
Delisa : “Kakak, kalungnya bagus, ya.” (06.55)
Zahra : “Wah, bagus, coba lihat.” (05.57)
Fatimah : “Wah, kalungnya indah Umi.” (07.32)
Abi memberikan hadiah sepeda kepada Delisa jika ia hafal bacaan
sholat.
Abi : “Kalau Delisa hafal bacaan sholat, Abi juga punya hadiah,
kamu mau sepeda kan?” (08.46)
Delisa : “Iya, Abi, Delisa mau sepeda yang warna biru.” (08.54)
Delisa mendapat hadiah dari Ustadz karena berhasil membuat
Uminya menangis ketika ia mengutarakan rasa cintanya kepada Umi.
Delisa : “Delisa sudah melakukan yang Ustadz bilang, coba anak-
anak mengutarakan kepada Uminya masing-masing, kalua Uminya
menangis Ustadz berikan hadiah.” (17.40)
Ustadz : “Umi Salamah menangis?” (18.03)
Delisa : “Iya, berarti Delisa dapathadiah.” “Terimakasih, Ustadz.”
(18.16)
b) Mengharukan
Bukti :
Setelah sholat berjamaah, Delisa menyatakan perasaan cintanya
kepada Umi.
Delisa : “Umi, Delisa mencintai Umi karena Allah.” (14.25)
Tiursedih karena melihat Delisa yang masih punya Abi.
Tiur : “Delisa senangya, masih punya Abi, tidak seperti Tiur sudah
tidak punya Abi.” (11.45)
Delisa : “Kalau begitu, Abi Delisa juga bias menjadi Abi Tiur.”
(11.52)
Delisa bertemu dengan Abi Usman setelah penantian lama.
Delisa : “Abi. Abi kemana saja. Delisa rindu bi.” (52.10)
c) Mencekam

16
Bukti :
Gempa melanda desa Lhok Nga sehingga membuat kepanikan
seluruh warga.
Delisa : “Umi, Delisa takut.” (24.31)
Aisyah : “Aisyah takut, Umi, gempanya kuat sekali.” (24.59)
Terjadinya gempa susulan disertai tsunami ketika Delisa sedang
melaksanakan praktik sholat di sekolahnya.
Delisa : “Allahu akbar kabira walhamdulillahi katsira, wasubhanallah
hibukratawwa’asila, inniwajjahtu wajhiya lillazi fathorossamawati
wal ard...”
Terjadi gempa susulan yang disusul gelombang tsunami yang
dahsyat. (28.10)
Umi meneriaki Delisa yang masih melaksanakan praktik shalat
dengan khusyu’ padahal air laut sudah mulai menggulung desa Lhok
Nga.
Umi : “Delisa!” “Delisa!” (28.45)
Delisa khusyu ketika praktik sholat sehingga ia tidak sadar jika
tubuhnya sudah tenggelam terbawa arus tsunami. (29.10)
d) Sedih
Bukti :
Dalam kondisi tak sadarkan diri, Delisa mengigau ditinggalkan
keluarganya.
Kak Nur : “Delisa, kamu jangan nangis sayang.” (29.44)
Delisa : “Kak Fatimah, Kak Aisyah, Kak Zahra pergi meninggalkan
Delisa.” (29.47)
Abi Usman sedih ketika diberi kabar rekan kerjanya bahwa telah
terjadi tsunami di tempat asalnya, Aceh.
Usman’s friend : “Usman, ada tsunami di tempat asalmu, Aceh.
Korbannya sudah mencapai 15.000 jiwa” (30.10)
Delisa sedih mengetahui keadaan kakinya yang ternyata telah
diamputasi.
Delisa : “Kaki Delisa. Kaki Delisa mana. Kaki Delisa terbawa air.”
(46.50)
Delisa : “Kaki Deliisa yang satunya bias digerakkan.” (47.12)

17
4. Sudut Pandang
a. Analisis sudut pandang
Pada film delisa ini menggunakan sudut pandang orang ketiga, karena
dalam film ini menempatkan dirinya dengan kata ganti orang ketiga dimana
tokoh utama memanggil dirinya dengan namanya.
Seperti halnya Delisa merengek kepada abi nya ketika menelfon
meminta sepedha baru dan juga ketika Delisa sedang berbicara kepada
temannya , tokoh utama ini memanggil dirinya menggunakan namanya yaitu
Delisa
Bukti : menit ke 7:00 – 12:10
Dialog
Delisa : “ Abi ... tadi Delisa pergi ke toko nya ko acan terus beli kalung bagus
deh kalungnya ada huruf D nya”.
Abi : “ kalo Delisa hafal bacaan sholatnya abi juga punya hadiah”.
Delisa : “ iiiiiii... abi, Delisa mau sepedha yang warna biru”.

Delisa :“Tiyurrr... tiyur.... ajarin Delisa naik sepedha ya soalnya Abi janji mau
membelikan sepedha baru buat Delisa”.
Tiyur : “ Delisa seneng ya punya abi enggak seperti Tiyur sudah tidak
memiliki Abi”.
Delisa : “ kalau begitu Abi nya Delisa juga Abi nya tiyur , dan ummi nya
Tiyur Ummi nya Delisa juga, ya udah ya Tiyur sekarang ajarin Delisa naik
sepedha”.

5. Amanat
a) Sinopsis cerita
Cerita ini diangkat dari kejadian nyata yang terjadi di Aceh pada tahun
2004, tepatnya 26 Desember 2004. Temen temen ada yang tau gak terjadi
bencana apa di Aceh pada tahun tersebut?
Yak betul terjadi tsunami, ini mengisahkan tentang seorang gadis
bernama delisa. Delisa gadis kecil kebanyakan yang periang, tinggal di Lhok
Nga desa kecil di pantai Aceh, mempunyai hidup yang indah. Sebagai anak
bungsu dari keluarga Abi Usman, Ayahnya bertugas di sebuah kapal tanker
perusahaan minyak Internasional. Delisa sangat dekat dengan ibunya yang dia
panggil Ummi, serta ketiga kakaknya yaitu Fatimah, dan si kembar Aisyah
dan Zahra. 26 Desember 2004, Delisa bersama Ummi sedang bersiap menuju
ujian praktek shalat ketika tiba-tiba terjadi gempa. Gempa yang cukup
membuat ibu dan kakak-kakak Delisa ketakutan.

18
Tiba-tiba tsunami menghantam, menggulung desa kecil mereka,
menggulung sekolah mereka, dan menggulung tubuh kecil Delisa serta ratusan
ribu lainnya di Aceh serta berbagai pelosok pantai di Asia Tenggara. Delisa
berhasil diselamatkan Prajurit Smith, setelah berhari-hari pingsan di cadas
bukit. Sayangnya luka parah membuat kaki kanan Delisa harus diamputasi.
Penderitaan Delisa menarik iba banyak orang. Prajurit Smith sempat ingin
mengadopsi Delisa bila dia sebatang kara, tapi Abi Usman berhasil
menemukan Delisa. Delisa bahagia berkumpul lagi dengan ayahnya,
walaupun sedih mendengar kabar ketiga kakaknya telah pergi ke surga, dan
Ummi belum ketahuan ada di mana. Delisa bangkit, di tengah rasa sedih
akibat kehilangan, di tengah rasa putus asa yang mendera Abi Usman dan juga
orang-orang Aceh lainnya, Delisa telah menjadi malaikat kecil yang
membagikan tawa di setiap kehadirannya. Walaupun terasa berat, Delisa telah
mengajarkan bagaimana kesedihan bisa menjadi kekuatan untuk tetap
bertahan. Walau air mata rasanya tak ingin berhenti mengalir, tapi Delisa
mencoba memahami apa itu ikhlas, mengerjakan sesuatu tanpa mengharap
balasan. “Delisa cinta Ummi karena Allah.”
c) Analisis amanat
Apabila saya memiliki kemauan pasti ada jalannya. Kalau saya ingin
mencapai suatu harapan hanya untuk sebuah imbalan itu percuma, karena hal
yang saya lakukan tersebut tidak berasal dari hati saya sendiri tapi berasal dari
nafsu saya untuk mendapat imbalan tersebut. Sebaiknya saya melakukan
apapun sesuai dengan hati saya, jangan pernah mengharapkan suatu imbalan
apapun terhadap perkejaan atau suatu harapan yang saya inginkan. Dan satu
lagi sebaiknya saya juga melakukan apapun dengan hati yang lapang dan
ikhlas.

6. Nilai-Nilai
Dalam analisis berikut penulisan membedah unsur ekstrinsik nilai
agama dan nilai budaya.
a. Analisis Nilai Film
1) Nilai agama
Bukti :
a) Bangun sholat subuh (0.23-01.52)
Dialog pendukung cuplikan :
Aisyah : "Delisa,bangun!Delisa,bangun,sudah subuh!Dasar pemalas.
Ummi...ummi...delisa...ga mau bangun..."

19
Kak Fatimah : "Aisyah tak bisa bangunkan delisa tanpa harus teriak-
teriak?!"
Aisyah : "Kak Fatimah kayak ga tau saja speaker munasah di taruh
dikupingnya juga tak bakalan bangun dia!"
Kak Fatimah :"suara kamu tu melebihi speaker munasah tau."
Zahra :"ah..tiap pagi selalu ribut begini uh"
Kak Fatimah :"Delisa..ayo bangun, sudah subuh"
Delisa : "Delisa masih tidur kak"
Fatimah:" eumm..tidur kok bisa ngomong. Yaudah kakak itung sampe 3
ya, tapi kalo kau tak mau bangun juga kakak gelitikin kamu"
b) Sholat berjamaah (02.05-02.48)
Dialog pendukung cuplikan :
Delisa :"ummi..ummi..kenapa ya Delisa susah bangun?"
Ummi : "mungkin Delisa lupa do'a sebelum tidur?"
Delisa :"sudah kok ummi, Delisa tidak pernah lupa."
Ummi :"bacaannya apa?"
Delisa : "a..aanu..Delisa bilang yaallah Delisa mo bobok dijaga ya,gitu
ummi."
Aisyah : "tuhkan ummi, Delisa paling malas disuruh hafal doa."
Delisa :" kata Ustadz Rahman kalo belum bisa boleh kok pake bahasa
Indonesia, ya kan ummi?"
Ummi :"iyaa..tapi kan tetep beda, kan udah dikasi tau artinya sama
Ustadz Rahman, terus ucapin dengan benar ya kan?"
2) Nilai Budaya
Bukti :
a) Persiapan beli kalung (03.40-04.25)
Dialog pendukung cuplikan :
Ummi : "lho Delisa kok belum pake kerudung juga?ayuk..."
Delisa : "yah..kacau deh, memangnya kemana ummi?"
Ummi :"kan ummi hari ini minta ditemenin Delisa ke pasar."
Delisa :"tidak ummi, hari ini Delisa menghafal saja ya?"

20
Ummi :"kan ummi nya mau ditemenin sama Delisa, soalnya ummi nya
mau beli..."
Delisa :"mo beli apa?"
Ummi : " mau beli...apa yah?"
Delisa : "ohh..ummi mau beliin Delisa kalung?"
Ummi :"iyah."
b) Pasar (05.10-06.38)
Dialog pendukung cuplikan :
Koh acan :"ada yang bisa oe bantu?"
Delisa :"gini koh, Delisa ingin beli hadiah untuk hafalan bacaan sholat."
Koh acan :"kalo gitu kamu sudah hafal bacaan sholatnya sayang?"
Ummi dan delisa :"hampirr..ahaha"
Koh acan :"silahkan dilihat dulu yang mana yang Delisa mao ya.Buat
Delisa mah saya kasih separoh harga"
Ummi :"kohh...udah dong kali ini untuk Delisa biarin kami bayar
penuh ya?"
Koh acan : "sudahlah ummi, oe tidak akan ngasih harga yang tinggi, lagi
pula nanti Lhok Nga akan lebih baik kalo anak-anak pada sholat.
Apalagi buat ummi salamah, abi usman yang udah oe anggap sebagai
keluarga oe sendiri."
Delisa :"koh acan, kok tidak ada yang huruf D nya ya?"
Koh acan : "inisial D ?aa..ah masi ada stok, bentar"
Ummi : " kok huruf D?"
Koh acan :" tetretet ini huruf d buat delisa."
Delisa : " D untuk Delisa."

21
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis mengkaji dan menganalisa nilai-nilai pendidikan islam dalam
Film “Hafalan Shalat Delisa” karya Sony Gaokasak yang diadaptasi dari film karya
Tere Liye dengan judul sama, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
Film Hafalan Shalat Delisa ini merupakan sebuah karya seni yang sarat akan
nilai-nilai pendidikan islam yang dapat dijadikan referensi bagi orang tua atau guru
dalam mendidik anak-anak. Film yang berangkat dari sebuah bacaan/film tentang
sebuah hafalan bacaan shalat anak 6 tahun dengan latar bencana tsunami, yang di
dalamnya termuat pesan-pesan yang mengajak kepada para pembaca untuk mencintai
kehidupan juga kematian, mencintai anugerah juga musibah dan mencintai indahnya
kehidupan.
Adapun nilai-nilai pendidikan islam dalam film Hafalan Shalat Delisa
yang dapat penulis ambil beberapa diantaranya adalah:
1. Kebersihan dan Kesucian
Menjadi slogan dalam islam bahwasannya, “Kebersihan sebagian daripada Iman”.
Dialog dalam film, “Kalau begitu kamu shalat dhuhur bareng ummi, y!” Delisa
mengangguk. Ke kamar mandi. Mengambil wudhu. Memakai mukenanya pelan,
melangkah mendekati ummi yang sudah menunggu”. Nilai kebersihan dan
kesucian terdapat pada perilaku wudhu serta memakai mukenah ketika hendak
melakukan ibadah sholat.

2. Kejujuran
“Suara anak-anak yang membaca iqra terdengar dari kejauhan. Delisa nyengir.
Yaaa...... ia telat lagi. Tiba di halaman meunasah setengah menit kemudian. Buru-
buru masuk kemeunasah. Ustadz Rahman menatapnya.”Delisa tadi piket....!”
Delisa menjelaskan tanpa diminta. Menyeka dahinya. Ustadz Rahman tersenyum.
Dia tahu setiap hari senin Delisa pasti datang terlambat. Semua anak yang lain
juga telat kalo lagi jadwal piket di sekolah. Bedanya dengan Delisa, Delisa selalu
berkepentingan menjelaskan. Meskipun penjelasan itu-itu saja. Nilai kejujuran
seorang anak terkandung dalam dialog bahwa Delisa “berkepentingan
menjelaskan” yang berarti keterlambatannya untuk datang adalah karena faktor
kesengajaan seperti halnya teman-teman lainnya yang bertugas piket.

3. Kesabaran

22
Delisa senang sekali sepanjang pagi. Ia sudah tahu, Lhok Nga hancur. Abi sudah
cerita. Delisa menghentikan kurknya. Menyeringai tipis. Delisa mengenali satu-
dua ibu-ibu yang sedang memasak di dapur umum. Tetangga mereka dulu. Dan
ibu-ibu yang mengenalinya itu juga satu persatu memeluknya saat Delisa
mendekat. Beberapa malah menangis. ”Sabar...anakku! Allah akan membalas
semua kesabaran dengan pahala yang besar” Delisa hanya tersenyum nyengir
dalam pelukan. Memperlihatkan giginya yang tanggal dua. Ibu-ibu itu semakin
terharu melihatnya.”Nilai Kesabaran yang begitu tinggi terkandung jelas pada
dialog film ini, tepatnya ketika Delisa benar-benar mengetahui bahwa desanya
telah hancur dan dia juga kehilangan ummi, serta kakak-kakaknya namun dia
masih bisa tersenyum dan rela. Pelajaran yang sungguh berarti untuk saya teladani.

4. Kedisiplinan
“ADZAN shubuh dari Meunasah terdengar syahdu. Bersahut-sahutan satu sama
lain. Menggetarkan langit-langit Lhok Nga yang masih gelap. Tapi jangan salah,
gelap-gelap begini ke…

5. Keikhlasan
“Delisa terisak. Ia baru menyadari kalau ia baru saja menyelesaikan shalatnya
dengan lengkap. Lihatlah! Di sini tidak ada ibu guru Nur yang akan memberikan
piagam kelulusan. Di sini tidak ada Ustadz Rahman yang akan memujinya, lantas
memberikan sebatang coklat, tidak ada Umi yang akan memberikan kalung
dengan liontin huruf “D”, Delisa tidak ingin kalung itu, Delisa hanya ingin
memeluk Ummi.” Nilai keikhlasan yang terkandung adalah ketika seorang Delisa
benar-benar telah dapat melaksanakan serta menyempurnakan bacaan sholatnya
namun tak seorangpun ia harapkan pujian bagi dirinya, ataupun hadiah atas
kemampuannya tersebut.

B. Saran
Lembaga pendidikan pada umumnya dan lembaga pendidikan islam pada
khususnya. Ketika melakukan kegiatan pengajaran hendaknya tidak hanya bersifat
transfer of value saj, tetapi justru harus ada penekanan penanaman nilai-nilai itu
sendiri terhadap peserta didiknya. Karena melalui nilai yang ia yakini, dapat
membawa seseorang lebih bersikap positif. Dan positif itu pula segala tingkah laku
yang ia realisasikan. Demikian terhadap nilai negatif. Sumber Nilai yang dapat digali
sebagai inspirasi dalam kehidupan. Salah satunya adalah melalui cerita dari sebuah
penayangan film-film yang memuat pendidikan islam. Karena bersifat audiovisual
maka akan lebih mudah diterima atau ditangkap oleh indra para anak didik. Oleh
karena itu, sudah saatnya guru melakukan inovasi dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan film-film pendidikan islam sebagai media pendidikan.

23
24
LAMPIRAN

25
26
BIODATA SISWA

NAMA LENGKAP
NO TELP / HP
ALAMAT SEKOLAH
BIDANG KEAHLIAN

Riwayat pekerjaan / profesi :


1. 2011-2017 : Sekolah Dasar
2. 2018-2020 : Sekolah Menengan Pertama

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar :


1. 2011-2017 : Sekolah Dasar
2. 2018-2020 : Sekolah Menengan Pertama
3. 2020-2022 : Sekolah Menengan Akhir

27

Anda mungkin juga menyukai