Anda di halaman 1dari 11

A.

Definisi dan Peran Akuntansi


Definisi resmi yang mula-mula diajukan adalah definisi yang dimuat dalam Accounting
Terminologi Bulletin No.1 (1965) yang diterbitkan oleh APB yaitu suatu komite penyusun
prinsip akuntansi yang dibentuk oleh AICPA (American Institute of Certified Public
Accountans). Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dalam bentuk satuan uang, dan
menginterpretasikannya hasil proses tersebut.
Karena semakin luasnya fungsi akuntansi dan semakin berkembangnya praktik akuntansi
definisi di atas dirasa kurang memadai. Berdasarkan hal tersebut, komite kemudian mengajukan
revisi definisi akuntansi sebagai berikut: Akuntansi adalah seperangkat pengetahuan dan fungsi
yang berkepentingan dengan masalah pengadaan, pengabsahan, pencatatan, pengklasifikasian,
dan penyajian secara sistematis informasi yang dapat dipercaya dan berdaya guna tentang
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan yang diperlukan dalam pengelolaan dan
pengoperasian suatu unit usaha dan yang diperlukan untuk dasar penyusunan laporan keuangan
yang harus disampaikan untuk memenuhi pertanggungjawaban pengurusan keuangan dan
lainnya.
Definisi akuntansi menjadi lebih luas lagi sebagaimana yang dimuat dalam Statement of
Accounting Principle Board No.4 (1970) sebagai berikut: Akuntansi adalah kegiatan jasa.
Kegiatannya adalah menyediakan informasi kuantitatif tentang unit-unit usaha ekonomik,
terutama yang bersifat keuangan yang diperkirakan bermanfaat dalam pengambilan keputusan-
keputusan ekonomik.
Gray (1996) mengatakan akuntansi sebagai satu kesatuan dengan aktivitas usaha, dimana
memerlukan partisipasi akuntan dalam proses manajemen di semua tingkatan. Operasional dalam
usaha hotel cukup kompleks, karena keberhasilannya tidak saja tergantung pada kos atau mutu
layanan, tapi juga ditentukan oleh persepsi konsumen atas layanan yang diberikan.
B. Siklus Akuntansi pada Usaha Perhotelan
Siklus akuntansi pada usaha perhotelan secara garis besar sama dengan siklus akuntansi
pada jenis usaha lainnya. Siklus akuntansi diawali dengan pencatatan transaksi dan berakhir
dengan post-closing trial balance. Adapun transaksi-transaksi penting yang terjadi dalam operasi
akuntansi hotel, antara lain:

1
1) Penjualan produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi,
transaksi harian penjualan produk dan jasa dicatat dalam buku khusus penjualan, diakhir
periode akuntansi baru dibuatkan jurnal khusus penjualan.
2) Penerimaan kas dan pengeluaran kas (cash disbursement), merupakan transaksi dari
penagihan dan penjualan tunai harian dimana hasil penagiahn, penjualan tunai dan
pengeluarankas harian dicatat dalam buku khusus yang disebut dengan buku kas dan bank.
3) Pembelian produk dan jasa, untuk efisiensi dan mempermudah pekerjaan bagian akuntansi,
transaksi harian pembelian produk dan jasa dicatat buku khusus pebelian, diakhir periode
akuntansi dibuatkan jurnal khusus pembelian.
4) Payroll, karena dihotel terdiri dari beberapa departemen maka bagian personalia membuat
rekapitulasi daftar gaji, upah dan Pph 21 sesuai dengan departemen dimana karyawan
tersebut bekerja.

Gambar Siklus Akuntansi

2
Dasar akuntansi untuk akuntansi hotel menggunakan double-entry bookkeeping, dimana
setiap entri data harus ada yang sama dan yang berlawanan sehingga hasilnya akan sama.
1) Journal entry, mencatat perubahan neto setiap akun yang mempengaruhi saldo debet dan
kredit. Jurnal bisa dilakukan secara bulanan yang biasanya digunakan untuk mempermudah
jurnal harian, dimana jumlah secara harian diakumulasikan dan jurnal tunggal dibuat atas
transaksi bulanan.
2) General ledger, mencatat pengelompokan secara kolektif dari akun individual.
3) Trial balance, menunjukan daftar saldo akun dalam suatu periode.
4) Financial Statement, menggambarkan posisi keuangan usaha yang biasanya disiapkan pada
akhir periode akuntansi, bisa secara bulanan atau tahunan.
C. Rerangka Konseptuan Akuntansi
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB sebagai:
“a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead to
consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting
and reporting”.
Kerangka konseptual (conceptual framework) serupa dengan konstitusi, adalah suatu sistem
koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas
dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Selama bertahun – tahun, berbagai organisasi,
komite, dan individu telag mengembangan serta mempublikasikan kerangka konseptual mereka.
Tetapi tidak kerangka konseptual yang diterima secara universal dan diandalkan dalam praktek.
Barangkali yang paling sukses adalah Accounting Principal Board Statement No: 4 “Basic
concep and accounting principal underflying financial statement of business enterprises,” yang
hanya menjelaskan praktik – praktik yang telah ada, tetapi tidak menentukan praktik apa yang
telah ditentukan. Menyadari hal itu, FASB pada tahun 1976 menerbitkan Memorandum Diskusi
tiga bagian yang berjudul: “Conceptual framework for financial accounting and reporting:
Elements of financial statements and their measurements”. Sejak dokumen tersebut
dipublikasikan, FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam SFAC
(statement of financial accounting concept) yang berhubungan dengan pelaporan keuangan
entitas bisnis, yaitu:

3
1) SFAC No. 1, “Obyectives of Financial Reporting By Business Enterpise” yang menyajikan
tujuan dan sasaran akuntansi.
2) SFAC No. 2, “Qualitative Characteritics of Accounting Information” yang menjelaskan
karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3) SFAC No. 3, “Elements of Financial Statements od Business Enterprises” yang memberikan
definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban,
pendapatan dan beban.
4) SFAC No. 5, “Recognition and measurement in financial statements of Business Enterprises”
yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang
informasi apa yang biasanya harus dimasukkan dalam pelaporan keuangan dan kapan
waktunya.
5) SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements” yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
6) SFAC No. 7, “Using cash flow information and present value in accounting Measurements”
yang memberikan rerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan
nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran
D. Sistem dan Prosedur Akuntansi
Sistem dapat dijelaskan dari dua pedekatan, yaitu: pendekatan prosedur dan pendekata
komponen. Dari pendekatan prosedur, sistem adalah kumpulan dari prosedur-prosedur yans
dilengkapi dengan formulir dan catatan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Contoh dari
pendekatan prosedur ini adalah sistem akuntansi yang merupakan kumpulan dari prosedur
penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penjualan, prosedur pembelian dan buku besar. Jadi
dapat dikatakan sistem akuntansi terdiri dari subsistem yang saling berkaitan. Cecil Gillespie
(1971) menyatakan bahwa sistem akuntansi terdiri dari:
1. Subsistem akuntansi Utama terdiri dari Kode rekening, Buku besar dan buku pembantu,
Jurnal Bukti transaksi
2. Subsistem penjualan dan penerimaan uang terdiri dari Order penjualan, perintah
pengiriman dan pembuatan faktur, Distribusi penjualan, Piutang, Penerimaan uang dan
pengawasan kredit

4
3. Subsistem Pembelian dan pengeluaran uang terdiri dari Order pembelian dan laporan
penerimaan barang, Distribusi pembelian dan biaya, Hutang, dan Prosedur pengeluaran
uang
4. Subsistem pencatatan waktu dan penggajian terdiri dari Personalia, Pencatatan waktu,
Penggajian, dan Distribusi gaji dan upah
5. Subsistem produksi dan biaya produksi terdiri dari Order produksi, Pengawasan
persediaan, dan Akuntansi biaya
Sedangkan dari pendekatan komponen, sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan
tertentu. Contoh sistem yang didefinisikan dari pendekatan komponen misalnya adalah sistem
komputer yang terdiri kumpulan dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak
(software).
Prosedur adalah urutan pekerjaan klerikal yang melibatkan beberapa orang dalam satu
bagian/departemen atau lebih untuk menangani transaksi secara seragam dari transaksi yang
sama dan terjadi berulang-ulang. Tujuan utama dari sistem khususnya system informasi adalah
untuk menghasilkan informasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang berguna
bagi para pemakainya. Siklus pengolahan data (data processing life cycle) disebut juga siklus
informasi (information life cycle). Sistem informasi mempunyai enam buah komponen, yaitu:
1. Komponen Input, Input dari sistem informasi berupa data vang akan diolah oleh sistem
informasi. Data untuk sistem informasi perlu ditangkap dan dicatat di dokumen dasar.
Dokumen dasar merupakan formulir yang digunakan untuk menangkap dari peristiwa atau
data yang terjadi. Fungsi dokumen dasar, yaitu: Untuk menunjukan jenis dari data yang
dikumpulkan, data dapat dicatat dengan jelas, konsisten, dan akurat, data disebutkan satu
persatu, sehingga data akuntansi akan lengkap, sebagai alat pendistribusi data antar
departemen, karena tembusan atau copynya diberikan ke departemen lain, sebagai
pembuktian bahwa transaksi tersebut sah, sehingga sangat berguna untuk audit trail, dan
dapat digunakan sebagai buck up dari file-file komputer.
2. Komponen Mođel, Model-model yang digunakan dalam sistem informasi dapat berupa
model logika dan model matematika. Contoh model logika adalah untuk melihat barang
mana yang suda harus dipesan kembali, dapat dilihat dari sisa barang vang tersedia apakah
sudah sama atau lebih kecil dengan titik reorder point. Sedangkan untuk model matematika,

5
misalnya inventory beverage dengan kode barang 1104 harus dipesan kembali 100 krat.
Pertanyaanya adalah mengapa harus pesan 100? Mengapa tidak kurang dari seratus? Karena
setelah dihitung dengan model matematika atau Economics Order Quatity (EOQ) order
seratus itu adalah order yang paling ekonomis.
3. Komponen Output, Output dari sistem informasi dibuat dengan menggunakan data yang ada
di data base dan diproses menggunakan model tertentu. Contoh output sistem informasi
adalah Laporan barang yang harus dipesan kembali ataupun laporan jumlah barang yang
harus dipesan.
4. Komponen Teknologi, Teknologi merupakan komponen yang penting dari sistem informasi.
Tanpa adanya teknologi yang mendukung, maka sistem informasi tidak akan dapat
menghasilkan informasi yang tepat waktu (time liness). Teknologi yang memegang peran
penting adalah teknologi komputer (hard ware dan software) dan teknologi dibidang
telekomunikasi.
5. Komponen Data Base, Data base adalah kumpulan dari data base yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer (hard disk) dan digunakan
perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya, Paket perangat lunak (software) disebut
dengan DBMS (Data Base Management Systems). Contoh DBMS adalah DBASE, Fox
Base, Microsoft Access, Oracle dan lain-lainya.
6. Komponen Kontrol, Komponen kontrol diperlukan untuk menjamin bahwa informasi yang
dihasilkan dari sistem informasi adalah informasi yang akurat. Sistem pengendalian dalam
sistem informasi dapat diklasifikasikan sebagai sistem pengendalian umum (general control
system) dan sistem pengendalian aplikasi (application control system). Pengendalian umum
dapat terdiri dari: pengendalian organisasi, pengendalian dokumentasi, pengendalian
perangkat keras, pengendalian keamanan fisik, pengendalian keamanan data, dan
pengendalian komunikasi. Pengendalian aplikasi dapat dikelompokan menjadi pengendalian
input, pengendalian proses dan pengendalian output. Pengendalian aplikasi biasanya sudah
diprogramkan di perangkat lunaknya, seperti: control digit check, reasonable check, zero
balance check, matching check, batch control check.

6
E. Struktur Pengendalian Internal Perhotelan
Dalam arti luas AICPA mendefinisikan pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan
semua cara serta alat yang dikordinasikan dan digunakan dalam perusahaan dengan tujuan:
1. Untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Meningkatkan efisiensi didalam operasi
4. Membantu menjaga dipatuhinya peraturan dan kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetetapkan.
Secara garis besar pengendalian intern diatas dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1. Pengendalian akuntansi, dalam pengendalian akuntansi biasanya mencakup pengendalian
seperti: 
1) Prosedur pengesahan dan persetujuan, 
2) Pemisahan tugas antara pihak yang mencatat dan membuat laporan dengan pihak
pelaksana atau penyimpanan aktiva, pengawasan phisik atas aktiva, dam internal
auditor. 
2. Pengendalian Administratif terdiri dari struktur organisasi dan semua metode dan prosedur
yang berkaitan dengan efisiensi operasi dan dipatuhinya peraturan dan kebijakan manajemen
yang telah ditetapkan Pengendalian administratif ini biasanya mencakup pengendalian
seperti: 
1) Analisis statistik,
2) Program pelatihan karyawan,
3) Kontrol kwalitas pelayanan dan lain-lainya. 
Pegendalian akuntansi biasa disebut preventive control yang bertujuén untuk mencegah
terjadinya ketidak efflsienan, sedangkan pengendalian administratif biasa disebut administrative
control atau feedback control yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hasil
operasi, apakah pelaksanaan pekerjaan menyimpang dari rencananya, adanya eflsiensi dan
ketidak efisiensi.
Terdapat beberapa elemen yang merupakan ciri pokok dari sistem pengendalian intern yang
baik, yaitu:
1) Adanya struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat dan
tegas.

7
2) Adanya sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang baik untuk melakukan pengawasan
akuntansi yang cukup terhadap harta milik perusahaan, hutang, pendapatan dan biaya.
3) Adanya praktik yang sehat didalam menjalankan tugas dan funsi disetiap bagian dalam
organisasi.
4) Tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan funsi, tugas dan tanggungjawabnya.
5) Adanya pengecekan independen.
Struktur pengendalian intern menurut COSO terdiri dari lima komponen yakni:
a. Lingkungan pengendalian (control environment),
b. Penilaian resiko (risk ussessement),
c. Aktivitas pengendalian (control activities),
d. Informasi dan komunikasi (information and communication),
e. Pemantauan (monitoring)
The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee (CoCo)
memfokuskan diri pada empat pertanyaan utama yakni:
1) Apakah perusahaan mempunyai tujuan yang benar?
2) Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?
3) Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang tepat?
4) Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi?
CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut yakni:
1. Purpose,
2. Commitment,
3. Capability, dan
4. Monitoring And Learning
F. Struktur Organisasi di Departemen Akuntansi
Departemen akuntansi pada usaha perhotelan biasanya terdiri dari beberapa bagian yang
saling terkait satu sama lainnya, seperti bagian kredit dengan accout receivable, cost control
dengan purchasing dan lain sebaginya. Adapun bagian-bagian yang ada dalam departemen
akuntansi, yaitu:
1) General Cashier, merupakan kasir yang mempunyai tanggung jawab penuh atas semua
penerimaan dan pengeluaran hotel.

8
2) Chasier Outlet, terdiri dari front office, restoran, bar, kasir outlet bertanggung jawab atas
penerimaan pada masing-masing outlet.
3) Income Auditor, adalah orang yang mempunyai tugas untuk mecocokkan semua hasil
penjualan hotel dan mengoreksi kembali pekerjaan night auditor.
4) Night Audit, merupakan orang yang bertanggung jawab atas kebenaran dan ketelitian
pemasukan data penjualan dalam satu hari dari masing-masing outlet.
5) Credit, merupakan bagian yang mempunyai tanggung jawab atas besarnya kredit yang
telah digunakan oleh tamu, dan menyetujui batas kredit untuk setiap tamu, serta
melakukan analisa atas guest bill.
6) Account Receivable, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas penyiapan tagihan
dan penagihan kepada tamu yang melakukan reservasi melalui agen. Account receivable
juga bertanggung jawab atas pencatatan piutang untuk tamu yang masih menginap di
hotel (guest ledger) dan tamu yang sudah keluar dari hotel (city ledger).
7) Account Payable, merupakan bagian yang bertanggung jawab atas hutang hotel pada
pihak luar khususnya supplier.
8) Cost Control, bertanggung jawab atas pengendalian biaya-biaya yang dikeluarkan oleh
masing-masing departemen, mencek harga barang di pasar, menyetujui pembelian barang
untuk keperluan hotel.
9) Personalia, bertanggung jawab atas penghitungan, pengalokasian, dan pembayaran gaji
karyawan.
10) Electronic data processing (EDP), bertanggung jawab atas sistem informasi yang
digunakan di hotel, khususnya dalam pemrosesan data.
11) Purchasing, bertanggung jawab dalam pembelian barang keperluan hotel.
12) Storeroom, bertanggung jawab dalam menerima barang yang dibeli dan menyimpannya,
melakukan pencatatan atas persediaan di gudang.
13) Accounting atau bookkeeper, bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan keuangan.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Widanaputra, AAGP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2009.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi). Denpasar: Graha Ilmu.
Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna., Widanaputra, AAGP. 2016. Akuntansi Perhotelan.
Denpasar: Graha Ilmu.

11

Anda mungkin juga menyukai