Anda di halaman 1dari 45

Transfer Pricing

di Indonesia
Framework and Practice

LOGO
Definisi Transfer Pricing

 Prof. Gunadi:
“Jumlah harga atas penyerahan (transfer) barang atau
imbalan atas penyerahan jasa yang telah disepakati
oleh kedua belah pihak dalam transaksi bisnis maupun
finasial”

 Tsurunami:
“Harga yang diperhitungkan untuk pengendalian
manajemen (management control) atas transfer
barang dan jasa dalam satu grup perusahaan”
Definisi Transfer Pricing (2)

 IBFD International Tax Glossary, 2005:


—“Transfer Pricing is the area of tax law and
economics
—that is concerned with ensuring that prices
charged between associated enterprises
—for the transfer of goods, services and intangible
property
—accord with the arm’s length principle.”
Mengapa TP Menjadi Isu Penting

 Tahun 70an: 75% perdagangan internasional


dilakukan antar perusahaan-perusahaan
afiliasi (related parties);

 Motivasi fiskal transfer pricing utamanya


adalah meningkatkan global after-tax profit;

 Bagi Tax Administration:


TP sebagai bentuk penghindaran pajak perlu
dicegah untuk meningkatkan keadilan bagi
masyarakat luas
Remarks

President Clinton argued in his


presidential campaign that
“he could raise huge amount of tax
revenue just by adequately applying
the transfer pricing legislation to
foreign corporations”
Ketentuan TP di Indonesia

 UU PPh, antara lain:


1. Pasal 9 ayat (1) huruf f;
2. Pasal 10 ayat (1);
3. Pasal 18 ayat (3);
4. Pasal 18 ayat (3a);
5. Pasal 18 ayat (4);

 Pasal 9 P3B – Associated Enterprise;

 Ketentuan Pelaksanaan:
1. Kep Dirjen Pajak Nomor KEP-01/PJ.7/1993
2. SE Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ.7/1993
Pasal 9 ayat (1) huruf f

Untuk menentukan besarnya Penghasilan


Kena Pajak bagi WP dalam negeri dan BUT
tidak boleh dikurangkan:

jumlah yang melebihi kewajaran yang


dibayarkan kepada pemegang saham atau
kepada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa sebagai imbalan sehubungan
dengan pekerjaan yang dilakukan.
Pasal 10 ayat (1)

Harga perolehan atau harga penjualan dalam


hal terjadi jual beli harta yang tidak
dipengaruhi hubungan istimewa sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah
jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau
diterima,

Sedangkan apabila terdapat hubungan


istimewa adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima.
Pasal 18 ayat (3) UU PPh

PASAL 18 AYAT (3) UU PPH PENJELASAN


Direktur Jenderal Pajak berwenang wewenang DJP
untuk menentukan kembali besarnya bentuk koreksi fiskal
penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai bunga atas pinjaman yg
modal melebihi DER* non-
deductible
untuk menghitung besarnya tujuan/sasaran koreksi
Penghasilan Kena Pajak fiskal
bagi Wajib Pajak yang mempunyai pertimbangan dilakukan
hubungan istimewa dengan Wajib koreksi fiskal
Pajak lainnya
sesuai dengan kewajaran dan pedoman/parameter
kelaziman usaha yang tidak penilaian koreksi fiskal
dipengaruhi oleh hubungan istimewa
dengan menggunakan metode metode koreksi fiskal
perbandingan harga antara pihak yang
independen, metode harga penjualan
kembali, metode biaya-plus, atau
metode lainnya.
Pasal 18 ayat (3a) UU PPh

PASAL 18 AYAT (3a) UU PPH PENJELASAN


Direktur Jenderal Pajak berwenang wewenang DJP
melakukan perjanjian dengan Wajib Pajak unilateral APA**
(antara WP dan DJP)
dan bekerja sama dengan pihak otoritas bilateral APA (antara
pajak negara lain DJP dengan otoritas
pajak negara lain
dengan melibatkan
WP)
untuk menentukan harga transaksi antar tujuan/dasar
pihak-pihak yang mempunyai hubungan dilakukannya APA
istimewa sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4)
yang berlaku selama suatu periode batasan waktu
tertentu
dan mengawasi pelaksanaannya tugas pengawasan
serta melakukan renegosiasi setelah kewenangan
periode tertentu tersebut berakhir renegosiasi
Konsep Transfer Pricing
di Indonesia
Pengertian Hubungan Istimewa

 Penyertaan modal, secara langsung atau


tidak langsung, minimal 25% pada
perusahaan lain;

 Penguasaan, atau

 Hubungan keluarga

(Lihat Pasal 18 ayat (4) UU PPh)

 Dalam P3B disebutkan juga mengenai


“management”
Illustrasi Hubungan Istimewa

PT A PT B
1. Pemilikan 25%
Langsung

PT A PT B PT C
50% 50%
2. Pemilikan Tidak
Langsung

25%

PT A PT D
3. Hubungan antar PT A, B, C dan
25%
WP di bawah D memiliki
penguasaan yg hubungan
sama istimewa
Jenis Transaksi TP

Jenis transaksi afiliasi yang berpotensi tidak


arm’s length:
 Penjualan/pembelian barang
 Penyerahan/pemanfaatan barang tidak berwujud
 Sewa/ royalty yg berkaitan dg penggunaan barang
berwujud
 Penyerahan/pemanfaatan Jasa
 Pemberian Pinjaman
 Alokasi biaya administrasi atau biaya umum
 Penyerahan/perolehan instrumen keuangan
 dll
Hal yang harus diperhatikan !!!

 What:
Pastikan bahwa harga atau margin laba yang
ditetapkan pada transaksi antara Wajib Pajak
yang mempunyai hubungan istimewa sesuai
dengan prinsip kewajaran dan kelaziman usaha
(arm’s length principle/ALP)

 Apa yang dimaksud dengan:

1. Wajar?

2. Lazim?
Hal yang harus diperhatikan !!!

 OECD Concept of ALP:


“(…) if conditions made or imposed between associated
enterprises in their commercial or financial relations
differ from those which would have been made
between independent enterprises, then profits that,
but for those conditions, would have accrued to one of
the enterprises may be included in the profits of that
enterprise and taxed.

 Commentary on Article 9 (1)


Paragraph 2: “normal open market commercial terms”
How to Assess ALP ?

1. Lakukan analisis kesebandingan;

2. Tentukan metode TP yang paling tepat;

3. Tentukan harga/laba wajar


Analisis Kesebandingan (What)

Bandingkan

KONDISI KONDISI
transaksi transaksi

antara
V.S.
antara
perusahaan pihak-pihak
afiliasi yang
independen
Faktor Dalam Analisis Kesebandingan

 Karakterisitik barang/jasa
(ciri, kualitas, daya tahan, ketersediaan, lingkup pemberian jasa,
jangka waktu & tkt perlindungan, potensi manfaat)

 Analisis fungsi
(fungsi, aset, risiko (FAR))

 Contractual terms
(tingkat tanggung jawab, risiko, keuntungan)

 Faktor-faktor ekonomi terkait


(keadaan geografis, luas pasar, tingkat persaingan, demand vs.
supply, ketersediaan barang substitusi)

 Strategi bisnis
(kebijakan inovasi & pengembangan produk, diversifikasi,
penetrasi pasar, pemilihan saluran distribusi, dll)
Transaksi Yang Sebanding (When)

TIDAK ADA BEDA KONDISI


1. YANG SIGNIFIKAN
yang dapat mempengaruhi
harga/laba yang diperbandingkan

ATAU
Dalam hal terdapat beda kondisi

DAPAT DILAKUKAN
2. PENYESUAIAN
untuk menghilangkan pengaruh
signifikan dari beda kondisi tsb
terhadap harga/laba
Jenis Data Pembanding

INTERNAL EXTERNAL
COMPARABLES COMPARABLES

 data harga/laba  data harga/laba


 transaksi sebanding  transaksi sebanding
 antara WP dengan  antara pihak-pihak
pihak independen independen
Transfer Pricing Method

CUP

Traditional
Transaction Cost Plus
Method

Resale Price
TP Method
Contribution
Analysis
Profit Split
Transactional
Profit Method Residual
Analysis

TNMM
Comparable Uncontrolled Price (CUP)

 What:
Mengacu pada harga yang digunakan dalam
transaksi yang sebanding (comparable), baik
internal comparable atau eksternal comparable.

 When:
1. Transaksi dg tingkat kesebandingan tinggi;
2. Transaksi barang/jasa dengan karakteristik yang
identik dan dilakukan di pasar/kondisi ekonomi
yang juga identik

 Difficulties:
Sulit dalam penerapannya karena adanya
perbedaan-perbedaan dalam kualitas, kuantitas,
merek dagang, brand, dan market share.
Contoh Kasus

I
N
D
O
N
PT. X (penjual/
Shareholder E
auditee) IDR 220 juta S
FOB Shipping Point PT X I
A

IDR 250 juta S


I
FOB Shipping Point N
G
A
P
O
R
E

IDR 240 juta


Y Corp.
FOB Shipping Point
(independen) Car Dealer
Resale Price Method (RPM)

 What:
harga jual wajar diperoleh dari penambahan
margin laba wajar pada harga pokok.

Transfer Arm’s length


price price

 When:
1. Tingkat kesebandingan, khususnya
kesebandingan hasil analisis fungsi cukup tinggi;
2. Pihak penjual kembali (reseller) tidak memberikan
nilai tambah yang signifikan atas barang/jasa yang
diperjualbelikan.
Contoh Kasus

Jual IDR Jual IDR


200 juta 270 juta

Tested Related Konsumen


Party Party Independen

Margin laba kotor


Distributor wajar = 20% Konsumen
(No value added) Independen
Cost Plus Method (CPM)

 What:
harga wajar diperoleh dari harga transfer
setelah dikurangi marjin laba wajar (hampir
serupa dengan RPM)

Arm’s length Transfer


cost price

 When:
1. Penjualan barang setengah jadi;
2. Terdapat joint facility agreement atau long term
buy and supply agreement;
3. Lazimnya dipakai pada transaksi penyerahan jasa
Contoh Kasus

PT. A (Tested Party) 25% saham di PT A


Jasa Renovasi
Cost IDR 500 jt
Tagih IDR 700 jt

Cost IDR 1 milyar


Tagih IDR 1,2 milyar
Klien Independen
Margin laba = 20%
Profit Split Method (PSM)

 What:
Harga wajar dihitung dengan cara:
1. Menetapkan jumlah laba yang akan dibagi;
2. Melakukan pembagian laba berdasarkan:
 Kontribusi tiap-tiap pihak; atau
 Dasar ekonomi lainnya

 When:
1. Tingkat keterkaitan sangat tinggi sehingga sulit
dilakukan analisis secara terpisah;
2. Adanya keterlibatan barang tidak berwujud yang
unik sehingga sulit dicari data pembanding.
Profit Split Method

a. Contribution Analysis
 Menghitung kombinasi dari laba bersih
 Menguji fungsi-fungsi yang ada
 Menentukan nilai relatif (nilai tambah), seperti
biaya yang terjadi, aset yang digunakan, ataupun
pembayaran gaji
 Menguji data eksternal
 Membuat suatu persentase pemisahan laba
Profit Split Method

b. Residual Analysis
 Menghitung kombinasi dari laba bersih
 Menguji fungsi-fungsi yang ada di dalam
perusahan
 Menggunakan metode lain untuk menetapkan
bagian dari laba, seringkali bisa menetapkan laba
dari kegiatan yang tidak melibatkan intangibles
property. Misalnya fungsi distribusi (resale price);
fungsi pabrikasi (cost plus), mungkin juga
menggunakan TNMM
 Membagi sisa laba menurut analisa kontribusi,
misalnya menggunakan biaya yang cukup relevan
seperti R&D
Contoh PSM Residual Analysis

a. PT. A (tested party)


 Produksi dan jual produk telekomunikasi
 Mengembangkan microprocessor dan pegang paten

b. B Ltd (related party)


 Mengembangkan dan produksi HP
 Menggunakan microprocessor yg diproduksi PT A
dan teknologi yg dikembangkan sendiri
 Satu-satunya pemegang paten dari PT A
 Seluruh HP yg diproduksi dijual ke PT A
 PT A selanjutnya jual ke “independent parties”
Contoh PSM Residual Analysis(2)

Hasil Analisis:
 Karena karakteristik produknya sangat unik
dan maju, sulit ditemukan data pembanding;
 Traditional method dan TNMM tidak bisa
digunakan;
 Data pembanding yang tersedia:
a. Markup wajar 10% dari kontrak manufaktur untuk
produksi HP tanpa microprocessor;
b. Equipment wholesaler earn 25% margin on sales.
Ilustrasi Gambar

I
3 N
D
O
N
PT. A (tested party) E
S
Independen I
Buyers A
1

2
S
I
N
G
A
P
1. PT A provides patent O
R
2. B Ltd sold HP to PT A E

B Ltd. 3. PT A resold HP to buyers


(Related Party)
Langkah 1 – Tentukan Laba Dasar

B Ltd PT A
(1)Penjualan 50 62,50
(2)HPP (30) (50)
(3)Laba Kotor (1-2) 20 12,50
(4)Beban Adm & (2,50) (7,50)
Penj
(5)Laba Operasi 17,50 5,00

Total laba operasi PT A dan B Ltd adalah 22,50


Langkah 1 – Tentukan Laba Dasar(2)

B Ltd:
HPP 30
Biaya mark-up produsen tanpa microprocessor 3
(10% x 30)
Harga wajar perusahaan sebanding (tanpa 33
microprocessor)

PT A:
Penjualan kepada pihak ketiga 62,50
Laba penjualan kembali pedagang grosir tanpa 25%
(microprocessor)
Laba kotor penjualan kembali 15,63
Langkah 1 – Tentukan Laba Dasar (3)

Penghitungan laba dasar dari transaksi sebanding


(tanpa microprocessor)
B Ltd PT A
(1)Penjualan 33
(2)HPP (30)
(3)Laba Kotor (1-2) 3 15,63
(4)Beban Adm & (2,50) (7,50)
Penj
(5)Laba Operasi 0,50 8,13

Total laba dasar kedua perusahaan (tanpa micro-


processor) adalah 8,63

Sisa laba yang akan dibagi (residu) = 22,50 - 8,63


= 13,87
Langkah 2 – Pembagian Residual Profit

Misal diketahui bahwa biaya R&D dan biaya


pemasaran adalah faktor utama penentu keberhasilan
penjualan HP;
Biaya R&D dan biaya pemasaran yang dikeluarkan
oleh tiap perusahaan:
1. PT A = 6,00 PT A = 6 : 7,50 = 80%

2. B Ltd = 1,50 B Ltd = 1,50 : 7,50 = 20%

Pembagian Sisa Laba (Residual Profit 13,87)


PT A = 80% x 13,87 = 11,10
B Ltd = 20% x 13,87 = 2,77
Kesimpulan

Total Laba Bersih Yang Disesuaikan Tiap


Perusahaan:
Rumus = laba dasar + laba residu
PT A = 8,13 + 11,10 = 19,23
B Ltd = 0,50 + 2,77 = 3,27
The Adjusted Tax Account
B Ltd PT A
(1)Penjualan 35,77 62,50
(2)HPP (30) (35,77)
(3)Laba Kotor (1-2) 5,77 26,73
(4)Beban Adm & (2,50) (7,50)
Penj
(5)Laba Operasi 3,27 19,23
Transaction Net Margin Method (TNMM)

 What:
Metode ini menetapkan marjin laba bersih yang
didasarkan atas perbandingan tertentu terhadap biaya,
penjualan atau aktiva.

 Pada dasarnya serupa dengan RPM dan


CPM, hanya data yg dipergunakan adalah
“net income (laba bersih)”

 When:
1. Pilih the least complex company untuk diaudit;
2. Pilih perusahaan yang tidak memiliki barang tidak
berwujud yang bernilai tinggi atau harta yang
sangat unik.
Contoh Kasus

Jual DVD
kualitas terbaik

PT. A (Tested Party) PT B


(Related Party)

Data Pembanding Yang Tersedia


DVD Kualitas Menengah

Pakai TNMM
TNMM

(1)HPP 2.000
(2)Biaya Operasi 500
(3)Total 2.500
(4)Misal: 250
marjin laba wajar DVD kelas menengah
10% x 2.500
(5)Harga Jual Wajar 2.750
Harga Wajar

2 Jenis Harga Wajar:

 Single Price

 Arm’s Length Range


Penyelesaian Sengketa TP

 2 mekanisme penyelesaian dalam UU KUP:


1. Keberatan; dan
2. Banding/PK

 Mutual Agreement Procedure (MAP) sebagai


mekanisme penyelesaian dalam P3B

 Catatan:
correlative adjustment tidak dilakukan dalam
hal telah ada keputusan pengadilan yang
berkekuatan tetap dan final.

 Ketentuan MAP sedang dalam penyusunan


Thank You

Anda mungkin juga menyukai