Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. PENDIDIKAN IPS SD KELAS


RENDAH
PRODI S1 PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
SKOR NILAI:

PENGARUH PEMBELAJARAN DARING PADA MATA PELAJARAN IPS SD DI MASA


PANDEMI COVID-19

NAMA MAHASISWA :

ADE YULIS HARAHAP (1193311012) NURUL RAMADANI (1193311033)

ESY PUTRIYANI SEMBIRING (1193311003) SHOPIA AMIRA (1193311020)

FAIRUZ FAJRA RIZKADILIA (1193311015) TRI ASTIKA YOLANDA (1193311022)

HANNY EKA SALSABILA (1193311010)

DOSEN PENGAMPU : SUJARWO, S.Pd., M.Pd.

MATA KULIAH : PENDIDIKAN IPS SD KELAS RENDAH

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis masih diberikan kesempatan dan kesehatan untuk dapat
menyelesaikan tugas Mini Riset ini. Mini Riset ini penulis buat guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah Pendidikan IPS SD Kelas Tinggi, semoga Mini Riset
ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.

Dalam penulisan Mini Riset ini, penulis tentu saja tidak dapat menyelesaikannya
sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan
2. Kepada Bapak dosen pengampu, Sujarwo, S.Pd., M,Pd

Penulis menyadari bahwa Mini Riset ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna perbaikan
dan penyempurnaan ke depannya.

Akhir kata penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada
dalam Mini Riset yang berbentuk makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya
bagi para pembaca.

Medan, November 2020

Kelompok 6

i
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................................ i


DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................................ii
A. Latar Belakang ...........................................................................................................................................1
B. Tujuan Masalah .........................................................................................................................................2
C. Manfaat .........................................................................................................................................................2
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................................................................3
A. Hakikat Belajar ..........................................................................................................................................3
B. Tujuan Belajar............................................................................................................................................3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ................................................................................4
D. Pengertian IPS ...........................................................................................................................................4
E. Pembelajaran IPS di SD .........................................................................................................................5
F. Pembelajaran IPS di SD Masa Pandemi Covid-19.....................................................................6
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................................................................8
A. Jenis Penelitian ..........................................................................................................................................8
B. Subjek Penelitian ......................................................................................................................................8
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN .........................................................................................................................................9
A. Persiapan penelitian ...............................................................................................................................9
B. Pelaksanaan penelitian .........................................................................................................................9
C. Hasil penelitian .........................................................................................................................................9
D. Pembahasan ............................................................................................................................................. 10
BAB V PENUTUP.................................................................................................................................................. 12
A. Kesimpulan .............................................................................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

COVID 19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom


pernapasan akut coronavirus. Virus ini merupakan keluarga besar coronavirus yang
dapat menyerang hewan, termasuk manusia. Ketika menyerang manusia, coronavirus
biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernafasan, seperti flu, ,ERS, dan
SARS.salah satu dampak pandemic coronasvirus 2019 ialah terhadap pendidikan di
seluruh dunia, yang mengarah kepada penutupan luas sekolah, madrasah, universitas,
dan pondok pesantren. Sekitar 25 juta anak sekolah dasar di Indonesia kini belajar di
bawah ancaman pandemi covid-19. seperti dilakukan oleh banyak negara, untuk
mencegah penularan virus corona di sekolah, menteri pendidikan dan kebudayaan
menerbitkan surat edaran bertanggal 24 maret 2020 yang mengatur pelaksanaan
pendidikan pada masa darurat penyebaran coronavirus). Kebijakan “belajar dari
rumah” ini tepat untuk mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan sekolah, namun
survei awal dan terbatas kami menunjukkan implementasinya masih beragam di
lapangan. Masih terbatasnya kepemilikan komputer/laptop dan akses internet,
misalnya, merupakan masalah utama yang berdampak pada tidak meratanya akses
pembelajaran online. Temuan ini sama dengan yang terjadi di negara maju seperti di
amerika serikat, inggris, juga negara tetangga singapura.
Oleh karena itu banyak sekali dampak dan pengaruh kegiatan belajar yang
ditimbulkan oleh terjadinya virus corona ini, dan adapun beberapa kelebihan
pembelajaran jarak jauh antara lain: dapat memperluas akses pendidikan karena
struktur penjadwalan yang fleksibel mengurangi kendala waktu dan tempat,
mengetahui aplikasi aplikasi diskokusi online yang ada di internet, dan lebih giat lagi
mencari sumber sumber di internet. Namun pembelajaran jarak jauh juga ada
kekuranganya anatara lain: hambatan untuk pembelajaran efektif seperti gangguan
rumah tangga dan teknologi yang tidak dapat diandalkan, interaksi yang tidak memadai
antara siswa dan pengajar, serta kebutuhan untuk pengalaman yang lebih banyak.
Untuk siswa yang belajar dengan media daring, semua siswa mendapatkan tugas yang
harus diselesaikan, 87% siswa memperoleh manfaat dari penyampaian materi oleh

1
guru. Namun hanya 65% siswa yang mendapatkan kesempatan sesi tanya jawab antara
siswa dan guru. Penugasan ini mungkin erat kaitannya dengan beban kurikulum yang
harus dipenuhi oleh guru. Meski demikian, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sebenarnya sudah membebaskan guru dari tuntutan capaian kurikulum baik untuk
kenaikan kelas maupun kelulusan.

B. Tujuan Masalah
1. Menambah wawasan para pembaca agar mengetahui apa saja kekurangan dan
kelebihan dari covid 19 terhadap kegiatan belajar
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah konsep dasar IPS
3. Agar mengetahui bagaimana proses pembelajaran jarak jauh
4. Untuk menegtahui perkembangan pembelajaran pada anak SD Disaat Pandemi
COVID 19
5. Untuk mengetahui pentingnya pembelajaran IPS di SD

C. Manfaat
1. Menumbuhkan kemampuan-kemampuan komunikasi
2. Mengetahui aplikasi aplikasi canggih untuk diskusi online
3. Kebebasan dalam membuat jadwal belajar
4. Dan meningkatkan kreativitas siswa.
5. Supaya pembelajaran tetap kondusif seperti halnya ketika sekolah tatap muka
biasa

2
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

A. Hakikat Belajar
Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan potensi yang ada
pada dirinya. Kemampuan manusia semakin bertambah dengan banyaknya pengalaman
yang didapat. Belajar merupakan proses di mana manusia mencari pengalaman untuk
terus bertahan hidup. Menurut Burton (1984) dalam Siregar (2014: 4), “belajar adalah
proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan
lingkungannya”. Gagne dan Berliner (1983: 252) dalam Rifa’i (2011: 82) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya
sebagai hasil dari pengalaman. Slameto (2010: 2) menyampaikan bahwa belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Definisi tersebut menekankan bahwa belajar adalah
sebuah proses, artinya belajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus menerus
(continu). Belajar adalah usaha, yang dilakukan oleh individu untuk menjadi lebih baik,
dan merupakan hasil dari perilaku sebelumnya yang berupa pengalaman. Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu sebagai akibat dari pengalaman yang berupa interaksi dengan lingkungan
sekitar.

B. Tujuan Belajar
Menurut Dalyono (2007:49-50) tujuan belajar adalah sebagai berikut:
1. Belajar bertujuan mengadakan perubahan dalam diri antaralain perubahan
tingkah laku.
2. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan yang buruk menjadi baik.
3. Belajar bertujuan mengubah sikap dari negatif menjadi positif, tidak hormat
menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya.
4. Dengan belajar dapat memiliki keterampilan.
5. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan belajar adalah
3
terjadinya perubahan dalam diri seseorang terhadap cara berfikir, mentalitas
dan perilakunya yang meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif
(pemahaman) dan psikomotorik (keterampilan).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar


1. Faktor internal, antara lain: kondisi jasmani dan rohani siswa,
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, minat, latihan dan kebiasaan belajar,
motivasi pribadi dan konsep diri.
2. Faktor eksternal, antara lain: pendekatan belajar, kondisi keluarga, guru dan cara
mengajarnya, kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.

D. Pengertian IPS
IPS adalah perpaduan dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang merupakan suatu
bidang studi utuh yang tidak terpisah-pisah dalam disiplin ilmu yang ada. Artinya,
bahwa bidang studi IPS tidak lagi mengenal adanya pelajaran geografi, ekonomi, sejarah
secara terpisah, melainkan semua disiplin tersebut diajarkan secara terpadu. dan dapat
dijadikan pembelajaran pada tingkat sekolah. Nursid Sumaatmadja (Supriatna, 2008:1)
mengemukakan bahwa "Secara mendasar pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya”. IPS berkenaan
dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi
kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya, pemanfaatan sumber yang ada
dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan pemerintahannya, dan lain sebagainya
yang mengatur serta mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Oleh karena
itu, ilmu sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan mempelajari
manusia sebagai anggota masyarakat. Ada bermacam-macam aspek tingkah laku dalam
masyarakat, seperti aspek ekonomi, sikap, mental, budaya, dan hubungan sosial, serta
berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhannya. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPS adalah disiplin-displin ilmu sosial ataupun
integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
dan antropologi yang mempelajari masalah-masalah sosial.

4
E. Pembelajaran IPS di SD
Pengajaran IPS (social studies), sangat penting bagi jenjang pendidikan dasar
dan menengah karena siswa yang datang ke sekolah berasal dari lingkungan yang
berbeda-beda. Pengenalan mereka tentang masyarakat tempat mereka menjadi anggota
diwarnai oleh lingkungan mereka tersebut. Sekolah bukanlah satu-satunya wahana atau
sarana untuk mengenal masyarakat. Para siswa dapat belajar mengenal dan
mempelajari masyarakat baik melalui media massa, media cetak maupun media
elektronika, misalnya melalui acara televisi, siaran radio, membaca koran. Perlu
disadari bahwa dunia sekarang telah mengalami perubahan-perubahan yang sangat
cepat di segala bidang. Kemajuan teknologi dan informasi telah mengenalkan kita pada
realitas lain dari sekedar realitas fisik seperti yang sebelumnya kita rasakan. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi hubungan antar negara tetangga menjadi
lebih luas, karena dunia seakan-akan menjadi tetangga dekat, hal ini disebabkan
kemajuan transportasi dan komunikasi. Dengan demikian seolah-olah dunia
“dipindahkan” ke ruang di dalam rumah sendiri.Dalam hal ini IPS berperan sebagai
pendorong untuk saling pengertian dan persaudaraan antar umat manusia, selain itu
juga memusatkan perhatiannya pada hubungan antar manusia dan pemahaman sosial.
Dengan demikian IPS dapat membangkitkan kesadaran bahwa kita akan berhadapan
dengan kehidupan yang penuh tantangan, atau dengan kata lain IPS mendorong
kepekaan siswa terhadap hidup dan kehidupan sosial. Jadi rasionalisasi mempelajari
IPS untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah agar siswa dapat:
1. Mensistematisasikan bahan, informasi, dan atau kemampuan yang telah dimiliki
tentang manusia dan lingkungannya menjadi lebih bermakna.
2. Lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial secara rasional dan
bertanggung jawab.
3. Mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan sendiri dan antar
manusia.

Adapun tujuan dari pembelajaran Ips di SD ialah:

1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam


kehidupannya kelak dimasyarakat.

5
2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan
menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan
dimasyarakat.
3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga
masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari
kehidupan tersebut.
5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
6. Membekali anak didik tentang pengetahuan budaya,suku,agama dan ras.

F. Pembelajaran IPS di SD Masa Pandemi Covid-19


Tepat pada Senin tanggal 2 pada bulan Maret lalu, Indonesia pertama kali
mengkonfirmasi kasus COVID-19. Saat itu, Presiden Joko Widodo mengumumkan ada
dua orang Indonesia positif terjangkit virus Corona. Lalu penyebaran virus ini sangat
cepat sehingga pemerintah mengambil tindakan untuk memtuskan mata rantai
penyebaran virus ini salah satunya menerapkan “belajar dari rumah” maksud nya ialah
kegiatan belajar mengajar disekolah dihentikan dan diganti dengan kegiatan belajar
mengajar dari rumah. Pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap
berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya, pendidik dituntut
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media daring
(online).Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan 7 Kebijakan Pendidikan
dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).Sistem pembelajaran
dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang terhubung
dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran bersama di
waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA), telegram,
instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik mengikuti
pembelajaran dalam waktu bersamaan, meskipun di tempat yang berbeda. Pendidik
pun dapat memberi tugas terukur sesuai dengan tujuan materi yang disampaikan

6
kepada peserta didik. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik.
Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media
pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam
kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental).
Pola pikir yang positif dapat membantu menerapkan media pembelajaran daring,
sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap berkualitas. Belajar di rumah
dengan menggunakan media daring mengharapkan orangtua sebagai role model dalam
pendampingan belajar anak, dihadapi perubahan sikap.
Masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan sebagai sebuah peluang dalam dunia
pendidikan, baik pemanfaatan teknologi seiring dengan industri 4.0, maupun orangtua
sebagai mentor. Harapannya, pascapandemi Covid-19, kita menjadi terbiasa dengan
sistem saat ini sebagai budaya pembelajaran dalam pendidikan. Belajar dari rumah
diterapkan pada semua mata pelajaran salah satunya ialah pembelajaran ips pada
sekolah dasar. Dengan hal ini peneliti melakukan penelitian yang memperoleh
gambaran tentang pembelajaran ips di sekolah dasar.

7
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif
yang dideskripsikan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memperoleh
gambaran serta memahami dan menjelaskan tentang pengaruh pembelajaran daring
pada mata pelajaran IPS SD di masa pandemi covid-19.

B. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek pada penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar dan juga guru
sekolah dasar yang telah melaksanakan pembelajaran daring selama masa pandemi
covid-19.

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik studi literatur, yakni teknik
mengumpulkan sumber-sumber yang relevan serta mendukung terhadap penelitian
yang dikaji oleh peneliti, baik itu berasal dari sumber buku, majalah, internet,
maupun sumber-sumber tertulis lainnya yang relevan dengan fokus kajian yang
diteliti. Setelah sumber-sumber tersebut ditemukan maka sumber tersebut akan
dikritisi secara eksternal maupun ternal, dan peneliti kemudian melakukan analisis.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Persiapan penelitian
Langkah awal dari penelitian ini adalah mengumpulkan dan mempelajari
sejumlah literature baik dari buku, jurnal maupun artikel yang berkaitan dengan topik
Pengaruh Pembelajaran Daring Pada Mata Pelajaran IPS di Masa Pandemi. Sebelum
peneliti melakukan penelitian maka terlebih dahulu mempersiapkan beberapa data
atau informasi mengenai pengaruh pembelajaran daring dari beberapa sumber yang
ada di sosial media.

B. Pelaksanaan penelitian
Peneliti menjalin komunikasi yang baik guna memperlancar proses penelitian
melalui WhatsApp secara online dalam berdiskusi tentang covid-19. Peneliti juga
melakukan penelitian, mencari informasi melalui sumber seperti jurnal, internet atau
sumber-sumber lainnya untuk mendapatkan data-data yang akurat. Dengan subjek
penelitiannya yaitu Guru SD dan Siswa SD.

C. Hasil penelitian
Hasil pengumpulan data yang menggunakan metode studi literatur, peneliti
melakukan pemilahan dengan berbagai informasi yang sedang beredar. Pembelajaran
daring saat ini dijadikan solusi dalam masa pandemic COVID-19. Tetapi pembelajaran
daring tidak mudah seperti yang dibayangkan. Beberapa tenaga pendidik sekolah dasar
menggunakan zoom untuk meeting (pertemuan) tatap muka selayaknya di kelas. Tetapi
tidak semua anak bisa akses karena ada yang orang tuaanya masih kerja, ada juga orang
tua yang gagap teknologi. dampak COVID-19 terhadap proses pembelajaran online di
sekolah dasar berdampak terhadap siswa, orang tua dan guru itu sendiri.
Beberapa dampak yang dirasakan murid yaitu murid belum ada budaya belajar
jarak jauh karena selama ini sistem belajar dilaksanakan adalah melalui tatap muka,
murid terbiasa berada di sekolah untuk berinteraksi dengan temantemannya, bermain
dan bercanda gurau dengan teman-temannya serta bertatap muka dengan para
gurunya, dengan adanya metode pembelajaran jarah jauh membuat para murid perlu

9
waktu untuk beradaptasi dan mereka menghadapi perubahan baru yang secara tidak
langsung akan mempengaruhi daya serap belajar mereka.
Dampak terhadap orang tua yaitu kendala yang dihadapi para orang tua adalah
adanya penambahan biaya pembelian kuota internet bertambah, teknologi online
memerlukan koneksi jaringan ke internet dan kuota oleh karena itu tingkat
penggunaaan kuota internet akan bertambah dan akan menambah beban pengeluaran
orang tua. Dampak yang dirasakan guru yaitu tidak semua mahir menggunakan
teknologi internet atau media sosial sebagai sarana pembelajaran beberapa guru senior
belum sepenuhnya mampu menggunakan perangkat atau fasilitas untuk penunjang
kegiatan pembelajaran online dan perlu pendampingan dan pelatihan terlebih dahulu.
Jadi, dukungan dan kerjasama orang tua demi keberhasilan pembelajaran sangat
dibutuhkan. Komunikasi guru dan sekolah dengan orang tua harus terjalin dengan
lancar.

D. Pembahasan
Pembelajaran berbasis daring learning menunjukkan katerogisasi setuju. Hal ini
ditunjukkan setelah mengikuti pembelajaran berbasis daring learning, para siswa
semakin semangat mengikuti pembelajaran khusunya dalam pembelajaran IPS dan Para
siswa tidak merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. (Sobron et al., 2019).
Menurut Vicky dan Putri (Wicaksono & Rachmadyanti, 2016) Penyelenggaran google
classroom di sekolah dasar tanpa menyampingkan pembelajaran konvensional yang
dilakukan. Hal ini merupakan kelebihan blended learning, dimana menggabungkan dua
metode pembelajaran konvensional dan daring untuk membuat siswa merasa nyaman
dan aktif dalam mengonstruksi pengetahuannya.
Survei yang dilakukan Lenny N Rosalin Deputi Menteri PPPA Bidang Tumbuh
Kembang Anak juga menunjukan harapan anak tentang program belajar dirumah. Anak-
anak yang mengikuti survei dari 29 provinsi berharap agar sekolah tidak terlalu banyak
memberikan tugas dan komunikasi dua arah antara guru dan murid dirasa lebih efektif.
(Ade Nasihudin Al Ansori, 2020) Menurut Heru Purnomo dalam pikiran rakyat media
network pembelajaran jarak jauh dengan penerapan metode pemberian tugas secara
daring bagi para siswa melalui whatsapp grup dipandang efektif dalam kondisi darurat
karena adanya virus corona seperti sekarang ini. Banyak guru mengimplementasikan
dengan cara-cara beragam belajar di rumah, dari perbedaan belajar itu basisnya tetap

10
pembelajaran secara daring. Ada yang menggunakan konsep ceramah online, ada yang
tetap mengajar di kelas seperti biasa tetapi divideokan kemudian dikirim ke aplikasi
whatsapp siswa, ada juga yang memanfaatkan konten-konten gratis dari berbagai
sumber (Ashari, 2020). Menurut Putra Wijaya dalam (Suryawan, 2020) belajar dirumah
tidak menjadi masalah karena pembelajaran bisa dilakukan kapan dan dimana saja,
apalagi sudah ada didukung dengan sistem daring. Jadi proses pembelajaran bisa terjadi
di rumah, di sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu semua bisa berjalan
dengan baik, dengan dukungan fasilitas seperti internet.
Pembelajaran daring yang dilakukan dengan penggunaan teknologi bukan tidak
ada masalah, banyak varians masalah yang menghambat terlaksananya efektivitas
pembelajaran dengan metode daring diantaranya adalah Keterbatasan Penguasaan
Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa. Kondisi guru di Indonesia tidak seluruhnya
paham penggunaan teknologi, ini bisa dilihat dari guru-guru yang lahir tahun sebelum
1980-an. Kendala teknologi informasi membatasi mereka dalam menggunakan media
daring. Begitu juga dengan siswa yang kondisinya hampir sama dengan guru-guru yang
dimaksud dengan pemahaman penggunaan teknologi. Kemudian Sarana dan Prasarana
yang Kurang Memadai, Perangkat pendukung teknologi jelas mahal. Banyak di daerah
Indonesia yang guru pun masih dalam kondisi ekonominya yang menghawatirkan.
Kesejahteraan guru maupun murid yang membatasi mereka dari serba terbatas dalam
menikmati sarana dan prasarana teknologi informasi yang sangat diperlukan dengan
musibah Covid-19 ini. selanjutnya Akses Internet yang terbatas, Jaringan internet yang
benar-benar masih belum merata di pelosok negeri. Tidak semua lembaga pendidikan
baik Sekolah dasar maupun sekolah menengah dapat menikmati internet. Jika ada pun
jaringan internet kondisinya masih belum mampu mengkover media daring. Bukan
hanya itu, kurang siapnya penyediaan Anggaran juga menjadi keterbatasannya
penggunaan pembelajaran secara daring.

11
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran daring saat ini dijadikan solusi dalam masa pandemic COVID-19.
Pelaksanaan pembelajaran daring berjalan dengan lancar, namun dirasakan sebagian
besar guru SD dan siswa SD kurang ideal dibandingkan pembelajaran tatap muka secara
konvensional. Komunikasi terjalin kurang lancar menyebabkan materi menjadi sulit
dipahami terutama mata kuliah praktikum. Hasil belajar siswa dengan pembelajaran
daring bervariasi, mulai dari kurang memuaskan, cukup hingga baik. kendala yang
dihadapi siswa dan guru dalam pembelajaran daring adalah ketersediaan kuota
internet, jaringan yang terkadang tidak stabil, dan alat penunjang (Handphone).
Pembelajaran daring dinilai oleh sebagian informan efektif jika diterapkan pada masa
pandemi covid-19 karena berkaitan dengan protokol kesehatan. Diperlukan model
pembelajaran daring yang lebih variatif sebagai alternatif yang dapat digunakan dimasa
mendatang agar pembelajaran tetap menarik sehingga tujuan dari pendidikan secara
umum dapat tercapai.

B. Saran
Sistem Daring dan Luring ini menuntut guru untuk kreatif dalam mendidik
peserta didik. Semoga para guru tetap semangat dalam menciptakan sistem
pembelajaran daring dan luring yang kreatif dan inovatif. Hidup guru, Hidup
pendidikan Indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Taufik, 2017. Konsep dasar ips SD. http://the-grea


teacher.blogspot.com/2017/11/konsep-dasar-ips-sd.html (diakses tanggal 14
mei 2020).

Freddy, 2018. Karakteristik pembelajaran IPS di Sekolah dasar.


https://pgsd.binus.ac.id/2018/01/08/karakteristik-ips-di-sekolah-dasar/
(diakses pada tanggal 14 mei 2020).

Syarifuddin, Ahmad. 2011. Penerapan model pembelajaran cooperative belajar dan


faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jurnal fakultas tarbiyah IAIN Raden Fateh
Palembang, Vol XVI (1), 113-136.

Liputan6.com,2020. Transformasi Media Pembelajaran pada Masa Pandemi Covid-19.

https://www.liputan6.com/citizen6/read/4248063/opini-transformasi-
mediapembelajaran-pada-masa-pandemi-covid-19 (diakses pada tanggal 15 mei
2020).

sugiyono. 2009. metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Rafida,2020.Sistem Pembelajaran Daring.


https://www.inibaru.id/hits/sistempembelajaran-daring (diakses pada tanggal
15 mei 2020).

Irawan,Hendra.2020.Inovasi Pendidikan Sebagai Antisipasi Penyebaran Covid


19.Bengkulu.OMBUDSMAN Republik Indonesia.
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--inovasi-pendidikan-
sebagaiantisipasi-penyebaran-covid-19. Diakses tanggal 15 Mei 2020.

13

Anda mungkin juga menyukai