Anda di halaman 1dari 30

MINI RISET

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA DITINGKAT SMP SELAMA MASA PANDEMI

Dosen Pengampu
Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.

Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh Kel 11 :

1. Dinda Anngraini Ginting (2203111063)


2. Feni Amanda Putri (220111002)
3. Julailanajmi Hasiholanda Tanjung (2201111007)
4. Sai Bangkit Daniel (2203111079)
Kelas : Reguler B 2020

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Mini Riset ini dengan tepat
waktu. Mini Riset disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Penulis berharap tugas ini dapat memberikan ilmu
yang baru juga bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Dra.
Rosdiana Siregar, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah
walaupun dalam situasi daring (tidak tatap muka) dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dorongan sehingga tugas makalah dapat diselesaikan dengan baik.

Dengan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap makalah ini bisa sesuai
dengan materi pembelajaran dalam RPS dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 28 Mei 2021

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 1

C. Tujuan ................................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................. 3

A. Pembelajaran Ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)................................................ 3

B. Metode Pembelajaran Selama Pandemi Ditingkat SMP....................................................... 4

C. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Secara Daring ...................................................... 9

D. Penerapan Strategi Pembelajaran Secara Daring Ditingkat SMP ......................................... 12

BAB III METODE PELAKSANAAN .................................................................................. 17

A. Tempat dan Waktu............................................................................................................... 17

B. Subjek Penelitian ................................................................................................................. 17

C. Daftar Pertanyaan Yang Diajukan........................................................................................ 17

D. Teknik Pengumpulan Data................................................................................................... 17

E. Teknik Analisis Data ............................................................................................................ 18

F. Instrumen ............................................................................................................................. 18

BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................................... 20

A. Analisis Penelitian ............................................................................................................... 20

B. Hasil Penelitian ................................................................................................................... 21

BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 24

A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 24

B. Saran .................................................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 25

LAMPIRAN ........................................................................................................................... 26

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

Marak dan meluasnya kasus Covid-19 memaksa masyarakat untuk melakukan


pembatasan sosial (Social Distancing). Dampak dari pembatasan sosial tampaknya sangatlah
banyak bagi aspek kehidupan masyarakat, salah satunya mengenai sistem belajar mengajar di
sekolah. Selama masa pandemi Covid-19 banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi yang
ditutup untuk menunjang proses pembatasan sosial, yakni berupa menjaga jarak satu sama
lain. Oleh karena itu, pemerintah meberikan solusi dengan melaksanakan proses
pembelajaran daring atau melalui teknologi informasi digital dan internet.

Di tengah pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, para pendidik dan para
siswa tidak memiliki pilihan lain untuk melaksanakan proses pembelajaran selain dengan
cara daring. Sayangnya, tidak semua masyarakat dapat menerima proses pendidikan dengan
metode daring yang mengandalkan kecangihan era digital. Tentunya karena kendala mulai
dari aspek ekonomi yang kurang mendukung hingga pada sarana prasarana yang tidak
memadai.

Kebijakan physical/social distancing ini juga dapat menghambat laju


pertumbuhan dalam berbagai bidang kehidupan, baik bidang ekonomi, sosial, dan tentu
saja pendidikan. Keputusan pemerintah untuk meliburkan para peserta didik, memindahkan
proses belajar mengajar di sekolah menjadi di rumah dengan menerapkan kebijakan Work
From Home (WFH) membuat resah banyak pihak.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Strategi Pembelajaran apa yang paling efisien untuk diterapkan selama masa
pandemi?

1
2. Bagaimana cara mengatasi kendala pembelajaran bahasa Indonesia selama proses
belajar mengajar secara daring?

C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui upaya guru mengatasi permasalahan dan kendala dalam penerapan
strategi pembelajaran bahasa Indonesia secara daring.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur adalah ringkasan komprehensif dari penelitian
sebelumnya tentang suatu topik. Tinjauan literatur berasal atau bersumber dari penelitian
yang relevan.

A. Uraian Permasalahan
Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada
tanggal 31 Desember 2019. Virus yang pertama kali ditemukan di China ini, telah
menginfeksi jutaan orang di dunia dan juga memicu kekacauan ekonomi secara global. Virus
yang menyerang sistem pernapasan ini mengakibatkan penderitanya mengalami gejala sesak
nafas, pnemunia akut hingga kematian. Covid-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan
pernafasan akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia.
Marak dan meluasnya kasus Covid-19 di Indonesia sendiri memaksa masyarakat
untuk melakukan pembatasan sosial (Social Distancing). Dampak dari pembatasan sosial
tampaknya sangatlah banyak bagi aspek kehidupan masyarakat, salah satunya mengenai
sistem belajar mengajar di sekolah. Selama masa pandemi Covid-19 banyak sekali sekolah
dan perguruan tinggi yang ditutup untuk menunjang proses pembatasan sosial, yakni berupa
menjaga jarak satu sama lain. Oleh karena itu, pemerintah meberikan solusi dengan
melaksanakan proses pembelajaran daring atau melalui teknologi informasi digital dan
internet.
Upaya penanggulangan bencana pun muncul dari pemerintah semenjak penetapan
wabah corona virus atau Covid-19 sebagai bencana nasional di Indonesia tanggal 13 April
2020. Penetapan tersebut dilakukan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden No. 12 Tahun
2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) sebagai bencana nasional. Dikatakan oleh Ahmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah
penanganan virus corona bahwa pemerintah memberlakukan kebijakan social distancing atau
pengaturan jarak interaksi orang.
Selain itu, penerapan pola hidup bersih menjadi upaya pencegahan yang seharusnya
dapat dibudayakan oleh masyarakat (Fakhri, 2020). Upaya tersebut dilakukan karena
keyakinan pemerintah bahwa penularan terjadi karena interaksi yang terlalu dekat antar
3
individu dan juga faktor kebersihan yang kurang. Kebijakan yang diberlakukan dengan tujuan
untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 ini tentunya berdampak bagi seluruh
lapisan masyarakat dari segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Selanjutnya Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat tentang pembelajaran secara daring dan
bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
tertanggal 17 Maret 2020.
Himbauan yang diberikan adalah mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang
disampaikan Kantor Staf Presiden; memastikan penanganan penyebaran Covid-19 di unit
kerjanya telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 dan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19); menunda penyelenggaraan acara yang
mengundang banyak peserta atau menggantinya dengan video conference atau komunikasi
daring lainnya; Khusus untuk daerah yang sudah terdampak Covid-l9 agar memberlakukan
pembelajaran secara daring dari rumah, bekerja dari rumah (Surat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3696/MPK.A/HK/2020, 2020)
Berangkat dari hal inilah penelitian dilakukan dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia Ditingkat Smp Selama Masa Pandemi”. Mengingat bahwa
permasalahan di lingkup sekolah menengah pertama selama masa pandemi dengan metode
daring yang sangat meresahkan bagi pendidikan yang akan ditempuh oleh peserta didik. Jika
hal ini dibiarkan dan diabaikan tanpa solusi oleh lembaga pendidikan, maka dapat dipastikan,
upaya menciptakan generasi muda yang cerdas dan cemerlang tidak akan pernah terwujud.
Maka, diperlukan penjelasan mengenai pembelajaran, pembelajaran daring, metode
pembelajaran daring, strategi pembelajaran dalam metode belajar daring, dan Pembelajaran
dengan strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang terbaik berdasarkan ketentuan
Kurikulum 2013 yang digunakan pada saat ini. Tentunya, agar proses belajar mengajar
menjadi lebih kondusif dan efisien dalam mendidik peserta didik dengan baik.

B. Metode Pembelajaran Ditingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru untuk membimbing,
membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar. Dengan kata
lain pembelajaran adalah suatu cara untuk mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta
didik. Pembelajaran adalah kegiatan yang didalamnya terkandung dua unsur pokok, yaitu
unsur kegiatan guru dan siswa. Dalam proses pembelajaran, yang sering disebut juga sebagai
kegiatan belajar mengajar, di satu pihak guru melakukan kegiatan atau perbuatan yang
4
membawa anak kearah tujuan tertentu. Dalam konteks itu siswa melakukan serangkaian
kegiatan-kegiatan yang disediakan oleh guru, yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan
yang akan dicapai.
Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Kurikulum yang digunakan adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang dikembangkan
dengan membangun fondasi yang diberikan di Sekolah Dasar. Kurikulum untuk tingkat SMP
berfokus pada analisis kritis dan pemikiran kreatif peserta didik. Peserta didik mulai terlibat
dalam penalaran yang lebih tinggi baik dalam ilmu, seni maupun olah raga. Selain itu, peserta
didik didorong untuk mengeksplorasi dan mengembangkan karakter moral dan iman. Tujuan
akademis dan pribadi dicapai melalui pendekatan holistik dan terpadu terhadap pendidikan
dengan membingkai berbagai keterampilan dan masalah moral yang saling berkaitan.
Di jenjang SMP, peserta didik didorong untuk keluar dari zona nyamannya dan mulai
memberi perhatian pada sekelilingnya. Peserta didik mulai dibina untuk peduli pada masalah
teman-temannya, mau membantu dan saling mendukung untuk menjadi lebih baik.
Pengajaran di SMP ORA et LABORA dengan menggunakan pendekatan:
1. Pendekatan Mata Pelajaran.
Berbagai mata pelajaran diintegrasikan menjadi topik yang memiliki kegunaan dan
bersifat kontekstual. Melalui pendekatan ini diharapkan siswa dapat melihat adanya
hubungan antara berbagai mata pelajaran serta menghubungkan satu pengetahuan
dengan pengetahuan lainnya dalam proses pembelajaran.
2. Penemuan dan eksplorasi.
Melalui penemuan, anak-anak menggunakan indra dan kognisi mereka untuk
berkomunikasi, menunjukkan empati, berpikir kritis, dan membangun kepercayaan
diri. Di sisi lain, melalui eksplorasi, anak belajar bersikap terbuka, proaktif, reflektif,
antusias, dan bertanggung jawab. Kedua komponen ini sama pentingnya dalam
perkembangan anak, dan para guru sangat antusias untuk menyediakan platform
tempat anak-anak dapat mengeksplorasi dan menemukan.
3. Pembelajaran berpusat pada siswa sedangkan guru berfungsi sebagai fasilitator.

Pembelajaran sebisa mungkin di desain dalam keadaan yang kondusif agar guru dan
siswa merasa nyaman dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kondusifitas keadaan belajar
mengajar sangat tergantung pada ketersediaan fasilitas dan perencanaan sebelumnya
melakukan pembelajaran. Apabila fasilitas pembelajaran memadai dan perencanaan

5
pembelajaran dilakukan secara cukup maka suasana belajar mengajar akan kondusif dan
efektif.

Pembelajaran akan membawa pada perubahan pada seseorang. Pembelajaran adalah


suatu kata yang memiliki arti sama dengan kata mengajar. Kata mengajar memiliki arti yang
kompleks dan beraneka macam sesuai dengan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Menurut Trianto, Pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks


yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapar diartikan sebagai
produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Pembelajaran
dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya
“mengarahkan interaksi siswa dengan sumber lainnya” dalam rangkan mencapai tujuan yang
diharapkan. Menurut Ahmad Sugandi dkk, Pembelajaran adalah terjemahan dari kata
“instruction” yang berarti seperangkat peristiwa (events) yang mempengaruhi si belajar
sedemikian rupa sehingga si belajar itu memperoleh kemudahan.

Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika
si belajar melakukan “self instruction” dan mungkin juga bersifat eksternal (external
instruction) dari sumber lain seperti guru. Menurut Omar Hamalik, pembelajaran adalah
suatu kombinasiyang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk tujuan belajar.

Salah satu pengertian pembelajararan dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu


pembelajaran adalah seperangkat peristiwa -peristiwa eksternal yang dirancang untuk
mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal. Lebih lanjut, Gagne (1985)
mengemukakan teorinya lebih lengkap dengan mengatakan bahwa pembelajaran
dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa
untuk mengaktifkan, mendukung, dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam
setiap peristiwa belajar.

Definisi pembelajaran menurut Sadiman, dkk., (1986:2) “Belajar (learning) adalah


suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup,
sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti.” Belajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di
tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta berlangsung dengan cara apa saja,
dari apa, bagaimana, dan siapa saja. Salah satu tanda seseorang telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi perubahan

6
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau tingkah laku
(afektif).

Menurut Pribadi (2009:10) menjelaskan bahwa, “Pembelajaran adalah proses yang


sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam individu. Sedangkan
pembelajaran menurut.” Sedangkan menurut Gegne (dalam Pribadi, 2009:9) menjelaskan
“pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan debgan maksud untuk
memudahkan terjadinya proses belajar.” Pembelajaran (instruction) adalah suatu usaha untuk
membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik
(Warsita, 2008:85). Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta
didik (Sadiman dkk, 1986:7). Sedangkan menurut Depdiknas (dalam Warsita, 2008:85)
“Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas Pasal 1 Ayat 20, Pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.”

Berkaitan seluruh pendapat mengenai pembelajaran menurut para ahli dapat


disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seorang guru
mengajarkan atau memberikan materi pelajaran dalam berbagai bentuk. Dimana didalam
pembelajaran ini tentunya pasti ada perencaanaan serta strategi yang sudah disiapkan guru
agar pembelajaran berjalan dengan kondusif. Belajar juga merupakan perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.

B. Metode Pembelajaran Selama Pandemi Ditingkat SMP


Pembelajaran daring artinya adalah pembelajaran yang dilakukan secara online,
menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka, tetapi melalui platform yang telah
tersedia. Istilah online learning dan pembelajaran daring digunakan untuk menyatakan makna
yang sama. Daring merupakan istilah dalam bahasa Indonesia, sedangkan online merupakan
istilah dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daring memiliki arti dalam
jaringan, terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya (Kemendikbud,
2020). Pembelajaran daring adalah penggunaan internet untuk mengakses materi, untuk

7
berinteraksi dengan materi, instruktur dan pembelajar lain, untuk mendapatkan dukungan
selama proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, menciptakan
pemahaman dan untuk berkembang dari pengalaman belajar. (Ally, 2004).
Kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti pada dasarnya mengikuti sintaks metode
yang diterapkan oleh guru. Berikut disajikan contoh sikap yang ditumbuhkan apabila guru
menerapkan pembelajaran dengan metode ilmiah :
1. Mengamati
Pada langkah ini siswa mengamati fenomenon dengan indera (mendengarkan ataupun
melihat) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah/gap of knowledge or
skill). Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada
langkah ini antara lain rasa ingin tahu dan kritis.
2. Menanya
Dalam langkah ini siswa merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah (gap of
knowledge and/or skill) yang diperoleh dari pengamatan. Nilai-nilai sikap (budi
pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada langkah ini dapat sama dengan
pada langkah mengamati, antara lain rasa ingin tahu dan kritis.
3. Mengumpulkan informasi/mencoba
Dalam langkah ini siswa mengumpulkan informasi/data dengan satu atau lebih teknik
yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survei, dan membaca
dokumen-dokumen. Nilainilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui
kagiatan pada langkah ini antara lain ketelitian, kejujuran, kesabaran, dan
ketangguhan.
4. Menalar/mengasosiasi
Dalam langkah ini siswa menggunakan informasi/data yang sudah dikumpulkan
(dimiliki) untuk menjawab pertanyaan yang dirumuskan sebelumnya dan menarik
kesimpulan. Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada
langkah ini antara lain saling menghargai, ketelitian, kejujuran, sikap kritis, dan
berfikir logis.
5. Mengomunikasikan
Dalam langkah ini siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan)
berdasarkan hasil penalaran/asosiasi informasi/ data secara lisan dan/atau tertulis.
Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada langkah ini
antara lain saling menghargai, rasa percaya diri, kesantunan dalam berkomunikasi,
sikap kritis, dan berfikir logis.
8
6. Mencipta
Dalam langkah ini siswa mencipta dan/atau menginovasi produk, model, gagasan
dengan pengetahuan yang telah diperoleh. Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat
tumbuh melalui kagiatan pada langkah ini antara lain saling menghargai, inovatif, dan
kreatif.

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran tanpa tatap muka secara langsung


antara dosen dan mahasiwa, tetapi dilakukan melalui online. Pembelajaran dilakukan melalui
video conference, e-learning atau distance learning. Pembelajaran daring merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas,
fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.
Penelitian yang dikakukan oleh Zhang et al., (2004) menunjukkan bahwa penggunaan
internet dan teknologi multimedia mampu merombak cara penyampaian pengetahuan dan
dapat menjadi alternatif pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempertemukan mahasiswa dan
dosen untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan bantuan internet (Kuntarto, E.
(2017).
Penggunaan teknologi mobile mempunyai sumbangan besar dalam lembaga
pendidikan, termasuk di dalamnya adalah pencapaian tujuan pembelajaran jarak jauh (Korucu
& Alkan, 2011). Berbagai media juga dapat digunakan untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran secara daring. Misalnya kelas-kelas virtual menggunakan layanan Google
Classroom, Edmodo, dan Schoology (Enriquez, 2014; Sicat, 2015; Iftakhar, 2016), dan
applikasi pesan instan seperti WhatsApp (So, 2016).
Pembelajaran secara daring bahkan dapat dilakukan melalui media social seperti
Facebook dan Instagram (Kumar & Nanda, 2018). Pembelajaran daring menghubungkan
peserta didik dengan sumber belajarnya (database, pakar/instruktur, perpustakaan) yang
secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan namun dapat saling berkomunikasi, berinteraksi
atau berkolaborasi (secara langsung/synchronous dan secara tidak langsung/asynchronous).
Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informasi, misalnya internet, CD-ROOM (Molinda, 2005). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pembelajaran daring di Program studi
pendidikan biologi FKIP Universitas Jambi semasa pandemi covid-19.

C. Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia Secara Daring


9
Setelah munculnya wabah Covid-19 di belahan bumi, sistem pendidikan pun mulai
mencari suatu inovasi untuk proses kegiatan belajar mengajar. Terlebih adanya Surat Edaran
no. 4 tahun 2020 dari Menteri Pendidikan dan kebudayaan yang menganjurkan seluruh
kegiatan di institusi pendidikan harus jaga jarak dan seluruh penyampaian materi akan
disampaikan di rumah masing-masing. Beberapa metode dalam strategi pembelajaran bahasa
Indonesia yang dapat dipakai, diantaranya :
1. Project Based Learning.
Metode project based learning ini diprakarsai oleh hasil implikasi dari Surat Edaran
Mendikbud no.4 tahun 2020. Project based learning ini memiliki tujuan utama untuk
memberikan pelatihan kepada pelajar untuk lebih bisa berkolaborasi, gotong royong,
dan empati dengan sesama. Metode project based learning ini sangat efektif
diterapkan untuk para pelajar dengan membentuk kelompok belajar kecil dalam
mengerjakan projek, eksperimen, dan inovasi. Metode pembelajaran ini sangatlah
cocok bagi pelajar yang berada pada zona kuning atau hijau. Dengan menjalankan
metode pembelajaran yang satu ini, tentunya juga harus memperhatikan protokol
kesehatan yang berlaku.
2. Daring Method.
Metode ini memanfaatkan jaringan online, dan bisa membuat para siswa kreatif
menggunakan fasilitas yang ada, seperti membuat konten dengan memanfaatkan
barang-barang di sekitar rumah maupun mengerjakan seluruh kegiatan belajar melalui
sistem online. Metode ini sangat cocok diterapkan bagi pelajar yang berada pada
kawasan zona merah. Dengan menggunakan metode full daring seperti ini, sistem
pembelajaran yang disampaikan akan tetap berlangsung dan seluruh pelajar tetap
berada di rumah masing-masing dalam keadaan aman.
3. Luring Method.
Luring methode adalah model pembelajaran yang dilakukan di luar jaringan. Dalam
artian, pembelajaran yang satu ini dilakukan secara tatap muka dengan
memperhatikan zonasi dan protokol kesehatan yang berlaku. Metode ini sangat pas
buat pelajar yang ada di wilayah zona kuning atau hijau terutama dengan protokol
ketat new normal. Dalam metode yang satu ini, siswa akan diajar secara bergiliran
(shift model) agar menghindari kerumunan. Model pembelajaran Luring ini
disarankan oleh Mendikbud untuk memenuhi penyederhanaan kurikulum selama
masa darurat pendemi ini. Metode ini dirancang untuk menyiasati penyampaian
kurikulum agar tidak terlalu sulit saat disampaikan kepada siswa. Selain itu,
10
pembelajaran yang satu ini juga dinilai cukup baik bagi mereka yang kurang atau
tidak memiliki sarana dan prasarana yang mendukung untuk sistem daring.
4. Home Visit Method.
Home visit merupakan salah satu opsi pada metode pembelajaran saat pandemi ini.
Metode ini mirip seperti kegiatan belajar mengajar yang disampaikan saat home
schooling. Jadi, pengajar mengadakan home visit ke rumah pelajar dalam waktu
tertentu. Dengan demikian, materi yang akan diberikan kepada siswa bisa
tersampaikan dengan baik, karena materi pelajaran dan tugas langsung terlaksana
dengan baik dibawah bimbingan guru.
5. Integrated Curriculum.
Metode ini akan lebih efektif bila merujuk pada project base, yang mana setiap kelas
akan diberikan projek yang relevan dengan mata pelajaran terkait. Dalam metode ini
tidak hanya melibatkan satu mata pelajaran saja, namun juga mengaitkan materi
pembelajaran dari mata pelajaran lainnya. Dengan menerapkan metode ini, selain
pelajar yang melakukan kerjasama dalam mengerjakan projek, guru lain juga diberi
kesempatan untuk mengadakan team teaching dengan guru pada mata pelajaran
lainnya. Integrated curriculum bisa diaplikasikan untuk seluruh pelajar yang berada di
semua wilayah, karena metode ini akan diterapkan dengan sistem daring. Jadi
pelaksanaan integrated curriculum ini dinilai sangat aman bagi pelajar.
6. Blended Learning.
Metode blended learning adalah metode yang menggunakan dua pendekatan
sekaligus. Dalam artian, metode ini menggunakan sistem daring sekaligus tatap muka
melalui video converence. Jadi, meskipun pelajar dan pengajar melakukan
pembelajaran dari jarak jauh, keduanya masih bisa berinteraksi satu sama lain.
Metode ini efektf untuk meningkatkan kemampuan kognitif para pelajar.
7. Pembelajaran melalui Radio.
Pembelajaran melalui radio menjadi inovasi pembelajaran masa pandemi covid-19 di
kabupaten Ogan Komering Ulu. Metode ini merupakan kerjasama Dinas Pendidikan
kabupaten Ogan Komering Ulu dengan Radio Sukses yang merupakan radio
pemerintah daerah. Metode ini menjadi salah satu cara dalam mengatasi kesulitan
akses internet dan solusi bagi orang tua siswa yang tak memiliki telepon pintar (smart
phone). Pembelajaran dilakukan oleh guru yang berkompeten bersama siswa yang
menjadi model dan juga interaktif bersama siswa yang menjadi pendengar. Untuk

11
jenjang PAUD dilaksanakan setiap hari Rabu dengan sistem CERIBEL (Cerita Sambil
Belajar), jenjang SD setiap hari Selasa, dan jenajng SMP setiap hari Sabtu.

D. Penerapan Strategi Pembelajaran Secara Daring Ditingkat SMP

Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, sampai pada saat
ini kurikulum terbaru, yakni Kurikulum 2013. Kurikulum sendiri juga dinilai memegang
peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan
juga turut ditentukan oleh kurikulum yang digunakan. Seperti yang dikemukakan oleh
Fadlilah (2014:13-14), kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah
pendidikan. Pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui pengetahuan sikap (tahu
mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi
(Abidin, 2014: 14)

Fadlillah (2014:175) menyebutkan bahwa dalam pembelajaran Kurikulum 2013,


terdapat karakteristik yang menjadi ciri khas pembeda dengan kurikulumkurikulum yang
telah ada selama di Indonesia. Karakteristik Kurikulum 2013 adalah pendekatan
pembelajaran yang mengusung pendekatan scientific dan tematik-integratif, kompetensi
lulusan yang mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan, serta evaluasi yang
menggunakan penilaian otentik. Dalam Permendukbud No 22 Tahun 2016 disebutkan bahwa
komponen-komponen Kurikulum 2013 diantaranya yakni meliputi perencanaan
pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.

Dalam Permendibud Nomor 22 Tahun 2016 dijelaskan bahwa pelaksanaan


pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan
penutup. Pada bagian ini sebagai kegiatan pendahuluan guru diwajibkan untuk :

a) Menyiapkan peserta didik SMP secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Memberi motivasi belajar kepada peserta didik SMP.
c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan dan pembahasan
materi sebelumnya.
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
e) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

12
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru,
dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting
atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik SMP dan SMA tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan
strategi ini, diantaranya :
1) Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan
maksud dari Strategi Ekspositori tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi
ceramah atau satu arah.
2) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru
memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada siswanya.
3) Metode Sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan
dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.

b. Strategi Pembelajaran Inquiry


Strategi Pembelajaran Inquiry (SPI) adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan
sendiri jawabannya dari suatu masalah yang ditanyakan. Ada beberapa hal yang menjadi
utama strategi pembelajaran Inquiry :

13
a) Menekankan kepada aktifitas siswa SMP dan SMA secara maksimal untuk mencari
dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah
jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan
kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang
kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat
pada siswa SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan
intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Strategi ini
menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
1) Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Di sini siswa melakukan diskusi tentang suatu
masalah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa menjadi aktif.
2) Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Di sini guru memberikan suatu
tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
3) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa
untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
4) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada

14
guru. Di sini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang
materi pembelajaran.

c. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah


Dilihat dari aspek psikologi belajar SPBM bersandarkan kepada psikologi kognitif
yang berangkat dari asumsi bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.belajar bukan semata-mata proses menghafal sejumlah fakta,tetapi suatu
proses interkasi secara sadar antara individu dengan lingkungannya .
Melalui proses ini sedikit demi sedikit siswa akan berkembang secara utuh. Artinya,
perkembangan siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, tetapi juga aspek efektif dan
psikomotor melalui penghayatan secara internal akan problema yng dihadapi. Dilihat dari
aspek filosofis tentang funsi sekolah ebagai arena atau wadah untuk mempersiapkan anak
didik agar dapat hidup di mayarakat,maka SPBM merupakan strategi yang meumngkiknkan
dan sangat penting untuk dikembangkan. Hal ini disebabkan pada kenyataan setiap manusia
agar selalu dihadapkan kepada masalah. dari mulai masalah yang sederhana sampai kepada
masalah yang kompleks : SPBM ini diharapkan dapat memberikan latihan dan kemampuan
setiap individu untuk dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
Dilihat dari konteks perbaikan kualitas pendidikan, maka SPBM merupakan salah
satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.
Tahap tahap Pengajaran berbasis masalah yang lain terdiri dari lima tahap, seperti dijelaskan
tabel berikut ini;
1) Tahap 1 : Orientasi siswa terhadap masalah guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah yang dipilihnya.
2) Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar guru membantu siswa mendefinisikan
dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
3) Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. guru mendorong
siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya.
4) Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa
merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model
serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.

15
5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membantu
siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.

Pada masa Pendemik ini guru harus pandai memutar otak untuk melaksanakan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Semua guru bahkan orang tua dan siswa turut berkolaborasi
agar Pembelajaran dapat berjalan tanpa henti, harus rumah cepat, kilat dan memikat. Sarana
dan prasarana yang kurang mendukung seperti terbatasnya kuota internet sinyal yang kurang
stabil dan aplikasi yang tidak memadai dalam telepon genggam juga membatasi ruang gerak
guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat.

16
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu


1. Hari : Jum’at
2. Tanggal : 28 Mei 2021
3. Tempat : SMP Swasta Salsa dan Virtual dengan menggunakan
Zoom Meeting

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam kegiatan mini riset ini adalah seorang guru di SMP Swasta Salsa Percut
Sei Tuan.

C. Daftar Pertanyaan Yang Diajukan

1. Menurut narasumber, apa pengertian dari strategi pembelajaran bahasa Indonesia?


2. Seberapa pentingkah strategi pembelajaran bahasa Indonesia selama proses mengajar?
3. Strategi apa yang efisien untuk diterapkan pada saat pandemi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ?
4. Adakah kendala dalam mengajar pembelajaran bahasa Indonesia selama masa
pandemi?
5. Jika terdapat kendala dari peserta didik, apa saja kendala yang mereka hadapi?
6. Bagaimana solusi yang dapat narasumber lakukan dari beberapa kendala tersebut?
7. Umumnya dalam proses pembelajaran luring atau tatap muka guru dan pihak sekolah
menyediakan media belajar untuk mendukung lancarnya proses pembelajaran siswa.
Lantas, bagaimanakah dengan kondisi proses pembelajaran daring saat ini?
8. Adakah keluhan dari peserta didik berkaitan proses pembelajaran secara online? Jika
ada, apa sajakah bentuk keluhan peserta didik berkaitan hal tersebut?
9. Apa dan bagaimana harapan dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?
10. Strategi apa yang narasumber siapkan untuk menghadapi segala kekurangan yang
dihadapi selama proses pembelajaran bahasa Indonesia secara daring ini?

D. Teknik Pengumpulan Data

17
Terdapat dua teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, diantaranya :

1. Teknik observasi, dengan melihat dan mendengarkan serta mengamati apa yang
menjadi respond dari si narasumber berdasarkan apa yang ditanyakan pleh
peneliti/pewawancara.
2. Teknik wawancara, teknik ini berupa percakapan langsung lawan bicara, dalam hal ini
peneliti melakukan sesi tanya jawab dengan narasumber dengan pertanyaan yang
sbeelumnya sudah disusun oleh pewawancara.

E. Teknik Analisis Data

Pada kegiatan mini riset ini, kami menggunakan teknik proses pengumpulan data
kualitatif yang umumnya menitik beratkan pada wawancara dan observasi partisipasipatoris
membuat datanya berupa tekstual dari hasil transkip atau catatan dari lapangan.

F. Instrumen

a. Alat yang digunakan sebagai berikut:


 Lembar daftar pertanyaan
 Kamera handphone/laptop
 Alat perekam suara/audio
b. Pelaksana penelitian
 4 subjek Peneliti
c. Pelaksanaan wawancara
 Satu hari sebelum kegiatan mini riset, kelompok peneliti meminta ijin dan
merancang jadwal kepada narasumber untuk di wawancarai.
 Satu anggota dari kelompok peniliti, yakni saudari Julailanajmi Hasiholanda
Tanjung mengunjungi SMP Swasta Salsa untuk bertemu langsung dengan
narasasumber dan tentunya tetap menggunakan masker dan mencuci tangan
sebagaimana protokol kesehatan mengenai wabah virus Covid-19.
 Memperkenalkan diri dan melakukan kegiatan wawancara pada narasumber :
a) Julailanajmi Hasiholanda Tanjung sebagai moderator sekaligus notulen
untuk mengurangi resiko jaringan saat zoom yang kurang baik dan stabil
dari anggota kelompok lainya.

18
b) Feni Amanda Putri sebagai pewawancara 1
c) Dinda Anggraini Br. Ginting sebagai pewawancara 2
d) Sai Bangkit Daniel sebagaai pewawancara 3
 Merangkum dan mengolah data yang sudah didapat untuk kemudian diberikan
kepada dosen yang bersangkutan.

19
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikirn, didapatkan hasil penelitian dengan data narasumber
penelitian sebagai berikut :

1. Data Narasumber

Berdasarkan kerangka pemikiran, didapatkan hasil penelitian dengan data narasumber


penelitian sebagai berikut : Subjek dalam kegiatan mini riset ini adalah seorang guru di SMP
Swasta Salsa Percut Sei Tuan.

Nama Ibu Nonita Noni, S.Pd


Jabatan Sebagai Guru Bahasa Indonesia
Pengalaman Mengajar 7 Tahun Pengalaman Mengajar
Sekolah SMP Swasta Salsa
Alamat Sekolah Jl. Diponegoro, Desa Cinta Rakyat, Percut
Sei Tuan, Kota Medan, Sumatera Utara

2. Daftar pertanyaan yang diajukan

1) Menurut narasumber, apa pengertian dari strategi pembelajaran bahasa Indonesia?


2) Seberapa pentingkah strategi pembelajaran bahasa Indonesia selama proses
mengajar?
3) Strategi apa yang efisien untuk diterapkan pada saat pandemi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ?
4) Adakah kendala dalam mengajar pembelajaran bahasa Indonesia selama masa
pandemi?
5) Jika terdapat kendala dari peserta didik, apa saja kendala yang mereka hadapi?
6) Bagaimana solusi yang dapat narasumber lakukan dari beberapa kendala tersebut?
7) Umumnya dalam proses pembelajaran luring atau tatap muka guru dan pihak
sekolah menyediakan media belajar untuk mendukung lancarnya proses
pembelajaran siswa. Lantas, bagaimanakah dengan kondisi proses pembelajaran
daring saat ini?

20
8) Adakah keluhan dari peserta didik berkaitan proses pembelajaran secara online?
Jika ada, apa sajakah bentuk keluhan peserta didik berkaitan hal tersebut?
9) Apa dan bagaimana harapan dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?

B. Hasil Penelitian

1) Menurut narasumber, apa pengertian dari strategi pembelajaran bahasa Indonesia?


Jawaban : Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia berisi segala sesuatu yang
dapat digunakan dalam menyusun rencana pembelajaran bahasa Indonesia secara
cermat yang mengacu pada tujuan pembelajaran. Tentunya, dengan strategi
pembelajaran berbahasa agar memperoleh hasil yang baik, strategi pembelajaran
yang digunakan guru harus memenuhi kriteria yang ada.

2) Seberapa pentingkah strategi pembelajaran bahasa Indonesia selama proses


mengajar?
Jawaban : Sangat penting, hal ini dikarenakan strategipembelajaran bahasa
indonesia digunakan untuk proses pembelajaran dalam mencapai tujuan aktifitas
pembelajaran yang telah ditentukan. Dengan strategi pembelajaran bahasa
indonesia, proses belajar mengajar akan lebih kondusif dan efisien sebagaimana
mestinya.

3) Strategi apa yang efisien untuk diterapkan pada saat pandemi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ?
Jawaban : Blended learning. Karena pada dasarnya Blended learning adalah suatu
sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face (bertemu
muka/klasikal) dengan belajar secara online (melalui penggunaan fasilitas/media
internet).

4) Adakah kendala dalam mengajar pembelajaran bahasa Indonesia selama masa


pandemi?

21
Jawaban : Ya. Benar sekali bahwa terdapat banyak kendala yang dihadapi oleh
peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Mulai dari
perihal fasilitas yang tidak memadai hingga jarak yang membuat sinyal sulit
didapatkan.

5) Jika terdapat kendala dari peserta didik, apa saja kendala yang mereka hadapi?
Jawaban : Selama menjalani proses pembelajaran jarak jauh, banyak para siswa
yang mengalami kesulitan ketika melakukan pembelajaran secara online. Di
antaranya yaitu akses internet yang kurang memadai, pemahaman materi yang
kurang maksimal, dan melawan rasa malas yang semakin meningkat.
Adapun kendala dalam pembelajaran daring seperti: (1) Lokasi rumah tidak
terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid minimalis, (2) Media
pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para
murid merasa jenuh atau bosan. Kemudian, (3) Pembelajaran dominan belum
interaktif.

6) Bagaimana solusi yang dapat narasumber lakukan dari beberapa kendala tersebut?
Jawaban : Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam mengatasi
kendala tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat ditempuh yaitu: (1) lokasi di
dekat lingkungan rumah yang sulit terjanggkau jaringan internet untuk sementara
pindah lokasi yang terjangkau jaringan internet. Apabila minimalis quota
internetnya diatasi bergabung dengan temannya yang punya WIFI di rumah,
maksimum 3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19.
Selain itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan menerapkan visit home
yakni mengunjungi siswa sesuai jadwal yang telah direncanakan untuk
memberikan pengajaran tambahan serta pengawasan juga menggunakan aplikasi
komukasi WhatsApp yang tidak banyak menghabiskan kuota.

7) Umumnya dalam proses pembelajaran luring atau tatap muka guru dan pihak
sekolah menyediakan media belajar untuk mendukung lancarnya proses
pembelajaran siswa. Lantas, bagaimanakah dengan kondisi proses pembelajaran
daring saat ini?

22
Jawaban : Menggunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga siswa
tidak jenuh. Diupayakan menggunakan media daring variatif dan mudah
didapatkan oleh siswa, seperti koran, majalah atau e-book.

8) Adakah keluhan dari peserta didik berkaitan proses pembelajaran secara online?
Jika ada, apa sajakah bentuk keluhan peserta didik berkaitan hal tersebut?
Jawaban : Ya, benar terdapat keluhan dari peserta didik berkaitan proses
pembelajaran secara online. Beberapa siswa mengeluh kurang paham akan materi
karena penyampaian yang sering kali terputus akibat jaringan yang tidak baik.
Serta kurang lengkap dan tersedianya fasilitas untuk belajar secara online menjadi
titik keluh kesah peserta didik berkaitan pembelajaran daring.

9) Apa dan bagaimana rencana dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?
Jawaban : Rencana berkaitan proses pembelajaran untuk kedepan tentunya
berfokus pada metode dan strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk membantu
peserta didik dalam belajarnya. Tidak mempersulit dan memberikan solusi seperti
cara mengajar yang mudah dipahami dengan strategi Problem Base Learning
(PBL) juga Inkuiry agar peserta didik mampu menyerap dan memahami materi
secara lebih dalam dan lebih baik lagi.

10) Apa dan bagaimana harapan dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?
Jawaban : Semoga kedepannya Covid-19 dapat segera berakhir agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan normal seperti sebelumnya.

23
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Strategi pembelajaran adalah suatu
rencana, metode dan perangkat aktivitas yang terencana untuk meraih tujuan
pembelajaran. Definisi lain dari strategi pembelajaran yaitu suatu rencana rangkaian kegiatan
yang pada pemakaian metode dan penggunaan akan semua sumber daya atau kekuatan demi
adanya pembelajaran yang disusun untuk meraih tujuan tertentu.

Berkaitan seluruh pendapat mengenai strategi pembelajaran menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seorang guru
mengajarkan atau memberikan materi pelajaran dalam berbagai bentuk. Dimana didalam
pembelajaran ini tentunya pasti ada perencaanaan serta strategi yang sudah disiapkan guru
agar pembelajaran berjalan dengan kondusif. Dengan menggunakan strategi pembelajaran
dalam proses pembeljaran bahasa Indonesia guru akan lebih mudah menentukan informasi
serta mengelola proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan kondusif.

B. Saran

Adapun saran dari penulis dalam membentuk dan merancang strategi pembelajaran
bahasa Indonesia yang berorientasi Kurikulum 2013 saat ini adalah, semoga terus melakukan
penyempurnaan kepada yang lebih baik dari segi perencanaan strategi ataupun penerapannya
di lapangan serta harus mempertimbangkan beberapa hal agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik.

Selanjutnya dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan


makalah mini riset tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan senantiasa membantu penulis dalam upaya evaluasi serta
perbaikan. Penulis berharap semoga, di balik ketidaksempurnaannya penulisan dan
penyusunan makalah ini ditemukan sesuatu yang bermanfaat atau bahkan hikmah dari penulis
ataupun pembaca untuk menambah ilmu pengetahuan berkaitan Strategi Pembelajaran
Bahasa Indonesia.

24
DAFTAR PUSTAKA

Widanigsih, Ida (2019), Strategi Dan Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Era

Revolusi Industri 4.0, Sidoarjo : Uwais Inspirasi Indonesia

Nai, Firmina Angela (2017), Teori Belajar & Pembelajaran Implementasinya Dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Di SMP, SM, Dan SMK, Yogyakarta : Deepublish

Haidir & Salim (cetakan kedua 2014), Strategi Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing

https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7209
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/issue/view/328
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7209
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1253

25
LAMPIRAN

Bukti Proses Wawancara

26

Anda mungkin juga menyukai