Dosen Pengampu
Dra. Rosdiana Siregar, M.Pd.
Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia
1
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Mini Riset ini dengan tepat
waktu. Mini Riset disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Penulis berharap tugas ini dapat memberikan ilmu
yang baru juga bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Dra.
Rosdiana Siregar, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah
walaupun dalam situasi daring (tidak tatap muka) dan juga kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberi dorongan sehingga tugas makalah dapat diselesaikan dengan baik.
Dengan kerendahan hati, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dan kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap makalah ini bisa sesuai
dengan materi pembelajaran dalam RPS dan bermanfaat bagi kita semua.
Kelompok 11
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................. i
C. Tujuan ................................................................................................................................. 2
F. Instrumen ............................................................................................................................. 18
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 24
B. Saran .................................................................................................................................... 24
LAMPIRAN ........................................................................................................................... 26
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Belajar adalah perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan
yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respons.
Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
Di tengah pandemi yang belum diketahui kapan akan berakhir, para pendidik dan para
siswa tidak memiliki pilihan lain untuk melaksanakan proses pembelajaran selain dengan
cara daring. Sayangnya, tidak semua masyarakat dapat menerima proses pendidikan dengan
metode daring yang mengandalkan kecangihan era digital. Tentunya karena kendala mulai
dari aspek ekonomi yang kurang mendukung hingga pada sarana prasarana yang tidak
memadai.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Strategi Pembelajaran apa yang paling efisien untuk diterapkan selama masa
pandemi?
1
2. Bagaimana cara mengatasi kendala pembelajaran bahasa Indonesia selama proses
belajar mengajar secara daring?
C. Tujuan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran Bahasa Indonesia.
2. Mengetahui upaya guru mengatasi permasalahan dan kendala dalam penerapan
strategi pembelajaran bahasa Indonesia secara daring.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka atau tinjauan literatur adalah ringkasan komprehensif dari penelitian
sebelumnya tentang suatu topik. Tinjauan literatur berasal atau bersumber dari penelitian
yang relevan.
A. Uraian Permasalahan
Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan Tiongkok pada
tanggal 31 Desember 2019. Virus yang pertama kali ditemukan di China ini, telah
menginfeksi jutaan orang di dunia dan juga memicu kekacauan ekonomi secara global. Virus
yang menyerang sistem pernapasan ini mengakibatkan penderitanya mengalami gejala sesak
nafas, pnemunia akut hingga kematian. Covid-19 ini dapat menimbulkan gejala gangguan
pernafasan akut seperti demam diatas 38°C, batuk dan sesak nafas bagi manusia.
Marak dan meluasnya kasus Covid-19 di Indonesia sendiri memaksa masyarakat
untuk melakukan pembatasan sosial (Social Distancing). Dampak dari pembatasan sosial
tampaknya sangatlah banyak bagi aspek kehidupan masyarakat, salah satunya mengenai
sistem belajar mengajar di sekolah. Selama masa pandemi Covid-19 banyak sekali sekolah
dan perguruan tinggi yang ditutup untuk menunjang proses pembatasan sosial, yakni berupa
menjaga jarak satu sama lain. Oleh karena itu, pemerintah meberikan solusi dengan
melaksanakan proses pembelajaran daring atau melalui teknologi informasi digital dan
internet.
Upaya penanggulangan bencana pun muncul dari pemerintah semenjak penetapan
wabah corona virus atau Covid-19 sebagai bencana nasional di Indonesia tanggal 13 April
2020. Penetapan tersebut dilakukan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden No. 12 Tahun
2020 tentang Penetapan Bencana Non alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) sebagai bencana nasional. Dikatakan oleh Ahmad Yurianto selaku juru bicara pemerintah
penanganan virus corona bahwa pemerintah memberlakukan kebijakan social distancing atau
pengaturan jarak interaksi orang.
Selain itu, penerapan pola hidup bersih menjadi upaya pencegahan yang seharusnya
dapat dibudayakan oleh masyarakat (Fakhri, 2020). Upaya tersebut dilakukan karena
keyakinan pemerintah bahwa penularan terjadi karena interaksi yang terlalu dekat antar
3
individu dan juga faktor kebersihan yang kurang. Kebijakan yang diberlakukan dengan tujuan
untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 ini tentunya berdampak bagi seluruh
lapisan masyarakat dari segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Selanjutnya Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan mengeluarkan surat tentang pembelajaran secara daring dan
bekerja dari rumah dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19)
tertanggal 17 Maret 2020.
Himbauan yang diberikan adalah mengikuti protokol pencegahan Covid-19 yang
disampaikan Kantor Staf Presiden; memastikan penanganan penyebaran Covid-19 di unit
kerjanya telah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2020 dan Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pencegahan dan
Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19); menunda penyelenggaraan acara yang
mengundang banyak peserta atau menggantinya dengan video conference atau komunikasi
daring lainnya; Khusus untuk daerah yang sudah terdampak Covid-l9 agar memberlakukan
pembelajaran secara daring dari rumah, bekerja dari rumah (Surat Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3696/MPK.A/HK/2020, 2020)
Berangkat dari hal inilah penelitian dilakukan dengan judul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Bahasa Indonesia Ditingkat Smp Selama Masa Pandemi”. Mengingat bahwa
permasalahan di lingkup sekolah menengah pertama selama masa pandemi dengan metode
daring yang sangat meresahkan bagi pendidikan yang akan ditempuh oleh peserta didik. Jika
hal ini dibiarkan dan diabaikan tanpa solusi oleh lembaga pendidikan, maka dapat dipastikan,
upaya menciptakan generasi muda yang cerdas dan cemerlang tidak akan pernah terwujud.
Maka, diperlukan penjelasan mengenai pembelajaran, pembelajaran daring, metode
pembelajaran daring, strategi pembelajaran dalam metode belajar daring, dan Pembelajaran
dengan strategi pembelajaran bahasa Indonesia yang terbaik berdasarkan ketentuan
Kurikulum 2013 yang digunakan pada saat ini. Tentunya, agar proses belajar mengajar
menjadi lebih kondusif dan efisien dalam mendidik peserta didik dengan baik.
Pembelajaran sebisa mungkin di desain dalam keadaan yang kondusif agar guru dan
siswa merasa nyaman dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kondusifitas keadaan belajar
mengajar sangat tergantung pada ketersediaan fasilitas dan perencanaan sebelumnya
melakukan pembelajaran. Apabila fasilitas pembelajaran memadai dan perencanaan
5
pembelajaran dilakukan secara cukup maka suasana belajar mengajar akan kondusif dan
efektif.
Seperangkat peristiwa itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika
si belajar melakukan “self instruction” dan mungkin juga bersifat eksternal (external
instruction) dari sumber lain seperti guru. Menurut Omar Hamalik, pembelajaran adalah
suatu kombinasiyang tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk tujuan belajar.
6
pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan perubahan sikap atau tingkah laku
(afektif).
7
berinteraksi dengan materi, instruktur dan pembelajar lain, untuk mendapatkan dukungan
selama proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan, menciptakan
pemahaman dan untuk berkembang dari pengalaman belajar. (Ally, 2004).
Kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti pada dasarnya mengikuti sintaks metode
yang diterapkan oleh guru. Berikut disajikan contoh sikap yang ditumbuhkan apabila guru
menerapkan pembelajaran dengan metode ilmiah :
1. Mengamati
Pada langkah ini siswa mengamati fenomenon dengan indera (mendengarkan ataupun
melihat) dengan atau tanpa alat (untuk menemukan masalah/gap of knowledge or
skill). Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada
langkah ini antara lain rasa ingin tahu dan kritis.
2. Menanya
Dalam langkah ini siswa merumuskan pertanyaan berangkat dari masalah (gap of
knowledge and/or skill) yang diperoleh dari pengamatan. Nilai-nilai sikap (budi
pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada langkah ini dapat sama dengan
pada langkah mengamati, antara lain rasa ingin tahu dan kritis.
3. Mengumpulkan informasi/mencoba
Dalam langkah ini siswa mengumpulkan informasi/data dengan satu atau lebih teknik
yang sesuai, misalnya eksperimen, pengamatan, wawancara, survei, dan membaca
dokumen-dokumen. Nilainilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui
kagiatan pada langkah ini antara lain ketelitian, kejujuran, kesabaran, dan
ketangguhan.
4. Menalar/mengasosiasi
Dalam langkah ini siswa menggunakan informasi/data yang sudah dikumpulkan
(dimiliki) untuk menjawab pertanyaan yang dirumuskan sebelumnya dan menarik
kesimpulan. Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada
langkah ini antara lain saling menghargai, ketelitian, kejujuran, sikap kritis, dan
berfikir logis.
5. Mengomunikasikan
Dalam langkah ini siswa menyampaikan jawaban atas pertanyaan (kesimpulan)
berdasarkan hasil penalaran/asosiasi informasi/ data secara lisan dan/atau tertulis.
Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat tumbuh melalui kagiatan pada langkah ini
antara lain saling menghargai, rasa percaya diri, kesantunan dalam berkomunikasi,
sikap kritis, dan berfikir logis.
8
6. Mencipta
Dalam langkah ini siswa mencipta dan/atau menginovasi produk, model, gagasan
dengan pengetahuan yang telah diperoleh. Nilai-nilai sikap (budi pekerti) yang dapat
tumbuh melalui kagiatan pada langkah ini antara lain saling menghargai, inovatif, dan
kreatif.
11
jenjang PAUD dilaksanakan setiap hari Rabu dengan sistem CERIBEL (Cerita Sambil
Belajar), jenjang SD setiap hari Selasa, dan jenajng SMP setiap hari Sabtu.
Kurikulum di Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan, sampai pada saat
ini kurikulum terbaru, yakni Kurikulum 2013. Kurikulum sendiri juga dinilai memegang
peranan sangat penting dalam dunia pendidikan, berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan
juga turut ditentukan oleh kurikulum yang digunakan. Seperti yang dikemukakan oleh
Fadlilah (2014:13-14), kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah
pendidikan. Pembelajaran dalam konteks Kurikulum 2013 diorientasikan untuk menghasilkan
insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui pengetahuan sikap (tahu
mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) yang terintegrasi
(Abidin, 2014: 14)
a) Menyiapkan peserta didik SMP secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran.
b) Memberi motivasi belajar kepada peserta didik SMP.
c) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan dan pembahasan
materi sebelumnya.
d) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai.
e) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
12
a. Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan
maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran
ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang berorientasi kepada guru,
dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang peranan yang sangat penting
atau dominan.
Dalam sistem ini guru menyajikan dalam bentuk yang telah dipersiapkan secara rapi,
sistematik, dan lengkap sehingga anak didik SMP dan SMA tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Metode pembelajaran yang tepat menggambarkan
strategi ini, diantaranya :
1) Metode ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Jadi ini sesuai dengan pengertian dan
maksud dari Strategi Ekspositori tersebut, dimana strategi ini merupakan strategi
ceramah atau satu arah.
2) Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memperagakan
atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan dengan lisan. Jadi guru
memperagakan apa yang sedang dipelajari kepada siswanya.
3) Metode Sosiodrama
Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasi tingkah laku dalam hubungannya
dengan masalah sosial. Jadi dalam pembelajaran guru memberikan penjelasan
dengan mendramatisasikan tingkah laku untuk memberikan contoh kepada siswa.
13
a) Menekankan kepada aktifitas siswa SMP dan SMA secara maksimal untuk mencari
dan menemukan, artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai objek belajar.
b) Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk atau konsep yang sudah
jadi, akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.
c) Jika proses pembelajaran berangkat dari rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
d) Jika guru akan mengajar pada sekelompok siswa rata-rata memilki kemauan dan
kemampuan berpikir, atrategi ini akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang
kurang memiliki kemampuan untuk berpikir.
e) Jika jumlah siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh
guru.
f) Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat
pada siswa SPI merupakan strategi yang menekankan kepada pembangunan
intelektual anak.
Perkembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
maturation, physical experience, social experience, dan equilibration. Strategi ini
menggunakan beberapa metode yang relevan, diantaranya :
1) Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengelola pembelajaran dengan penyajian materi
melalui pemecahan masalah, atau analisis sistem produk teknologi yang
pemecahannya sangat terbuka. Di sini siswa melakukan diskusi tentang suatu
masalah yang diberikan oleh guru, sehingga siswa menjadi aktif.
2) Metode pemberian tugas
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar atau penyajian materi melalui
penugasan siswa untuk melakukan suatu pekerjaan. Di sini guru memberikan suatu
tugas kepada siswa untuk diselesaikan oleh siswa, sehingga siswa menjadi aktif.
3) Metode eksperimen
Metode eksperimen adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa
melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu
yang dipelajarinya. Jadi metode ini dalam strategi pembelajaran merangsang siswa
untuk melakukan suatu aktivitas aktif yang berdasarkan pengalaman yang ia alami.
4) Metode tanya jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada
14
guru. Di sini guru memberikan waktu untuk siswa bertanya kepada gurunya tentang
materi pembelajaran.
15
5) Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah guru membantu
siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-
proses yang mereka gunakan.
Pada masa Pendemik ini guru harus pandai memutar otak untuk melaksanakan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Semua guru bahkan orang tua dan siswa turut berkolaborasi
agar Pembelajaran dapat berjalan tanpa henti, harus rumah cepat, kilat dan memikat. Sarana
dan prasarana yang kurang mendukung seperti terbatasnya kuota internet sinyal yang kurang
stabil dan aplikasi yang tidak memadai dalam telepon genggam juga membatasi ruang gerak
guru dalam menentukan strategi pembelajaran yang tepat.
16
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam kegiatan mini riset ini adalah seorang guru di SMP Swasta Salsa Percut
Sei Tuan.
17
Terdapat dua teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, diantaranya :
1. Teknik observasi, dengan melihat dan mendengarkan serta mengamati apa yang
menjadi respond dari si narasumber berdasarkan apa yang ditanyakan pleh
peneliti/pewawancara.
2. Teknik wawancara, teknik ini berupa percakapan langsung lawan bicara, dalam hal ini
peneliti melakukan sesi tanya jawab dengan narasumber dengan pertanyaan yang
sbeelumnya sudah disusun oleh pewawancara.
Pada kegiatan mini riset ini, kami menggunakan teknik proses pengumpulan data
kualitatif yang umumnya menitik beratkan pada wawancara dan observasi partisipasipatoris
membuat datanya berupa tekstual dari hasil transkip atau catatan dari lapangan.
F. Instrumen
18
b) Feni Amanda Putri sebagai pewawancara 1
c) Dinda Anggraini Br. Ginting sebagai pewawancara 2
d) Sai Bangkit Daniel sebagaai pewawancara 3
Merangkum dan mengolah data yang sudah didapat untuk kemudian diberikan
kepada dosen yang bersangkutan.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikirn, didapatkan hasil penelitian dengan data narasumber
penelitian sebagai berikut :
1. Data Narasumber
20
8) Adakah keluhan dari peserta didik berkaitan proses pembelajaran secara online?
Jika ada, apa sajakah bentuk keluhan peserta didik berkaitan hal tersebut?
9) Apa dan bagaimana harapan dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?
B. Hasil Penelitian
3) Strategi apa yang efisien untuk diterapkan pada saat pandemi dalam pembelajaran
bahasa Indonesia ?
Jawaban : Blended learning. Karena pada dasarnya Blended learning adalah suatu
sistem belajar yang memadukan antara belajar secara face to face (bertemu
muka/klasikal) dengan belajar secara online (melalui penggunaan fasilitas/media
internet).
21
Jawaban : Ya. Benar sekali bahwa terdapat banyak kendala yang dihadapi oleh
peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran secara daring. Mulai dari
perihal fasilitas yang tidak memadai hingga jarak yang membuat sinyal sulit
didapatkan.
5) Jika terdapat kendala dari peserta didik, apa saja kendala yang mereka hadapi?
Jawaban : Selama menjalani proses pembelajaran jarak jauh, banyak para siswa
yang mengalami kesulitan ketika melakukan pembelajaran secara online. Di
antaranya yaitu akses internet yang kurang memadai, pemahaman materi yang
kurang maksimal, dan melawan rasa malas yang semakin meningkat.
Adapun kendala dalam pembelajaran daring seperti: (1) Lokasi rumah tidak
terjangkau jaringan internet, termasuk quota internet murid minimalis, (2) Media
pembelajaran yang digunakan para guru dominan monoton dan membuat para
murid merasa jenuh atau bosan. Kemudian, (3) Pembelajaran dominan belum
interaktif.
6) Bagaimana solusi yang dapat narasumber lakukan dari beberapa kendala tersebut?
Jawaban : Sebagai seorang guru, harus mencari berbagai solusi dalam mengatasi
kendala tersebut. Adapun alternatif solusi yang dapat ditempuh yaitu: (1) lokasi di
dekat lingkungan rumah yang sulit terjanggkau jaringan internet untuk sementara
pindah lokasi yang terjangkau jaringan internet. Apabila minimalis quota
internetnya diatasi bergabung dengan temannya yang punya WIFI di rumah,
maksimum 3 siswa dan mematuhi protokol kesehatan cegah Covid-19.
Selain itu, pembelajaran juga dapat dilakukan dengan menerapkan visit home
yakni mengunjungi siswa sesuai jadwal yang telah direncanakan untuk
memberikan pengajaran tambahan serta pengawasan juga menggunakan aplikasi
komukasi WhatsApp yang tidak banyak menghabiskan kuota.
7) Umumnya dalam proses pembelajaran luring atau tatap muka guru dan pihak
sekolah menyediakan media belajar untuk mendukung lancarnya proses
pembelajaran siswa. Lantas, bagaimanakah dengan kondisi proses pembelajaran
daring saat ini?
22
Jawaban : Menggunakan media pembelajaran daring yang variatif sehingga siswa
tidak jenuh. Diupayakan menggunakan media daring variatif dan mudah
didapatkan oleh siswa, seperti koran, majalah atau e-book.
8) Adakah keluhan dari peserta didik berkaitan proses pembelajaran secara online?
Jika ada, apa sajakah bentuk keluhan peserta didik berkaitan hal tersebut?
Jawaban : Ya, benar terdapat keluhan dari peserta didik berkaitan proses
pembelajaran secara online. Beberapa siswa mengeluh kurang paham akan materi
karena penyampaian yang sering kali terputus akibat jaringan yang tidak baik.
Serta kurang lengkap dan tersedianya fasilitas untuk belajar secara online menjadi
titik keluh kesah peserta didik berkaitan pembelajaran daring.
9) Apa dan bagaimana rencana dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?
Jawaban : Rencana berkaitan proses pembelajaran untuk kedepan tentunya
berfokus pada metode dan strategi terbaik yang dapat dilakukan untuk membantu
peserta didik dalam belajarnya. Tidak mempersulit dan memberikan solusi seperti
cara mengajar yang mudah dipahami dengan strategi Problem Base Learning
(PBL) juga Inkuiry agar peserta didik mampu menyerap dan memahami materi
secara lebih dalam dan lebih baik lagi.
10) Apa dan bagaimana harapan dari narasumber sebagai pendidik mengenai proses
pembelajaran untuk kedepannya?
Jawaban : Semoga kedepannya Covid-19 dapat segera berakhir agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan normal seperti sebelumnya.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk
membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Strategi pembelajaran adalah suatu
rencana, metode dan perangkat aktivitas yang terencana untuk meraih tujuan
pembelajaran. Definisi lain dari strategi pembelajaran yaitu suatu rencana rangkaian kegiatan
yang pada pemakaian metode dan penggunaan akan semua sumber daya atau kekuatan demi
adanya pembelajaran yang disusun untuk meraih tujuan tertentu.
Berkaitan seluruh pendapat mengenai strategi pembelajaran menurut para ahli dapat
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu kegiatan dimana seorang guru
mengajarkan atau memberikan materi pelajaran dalam berbagai bentuk. Dimana didalam
pembelajaran ini tentunya pasti ada perencaanaan serta strategi yang sudah disiapkan guru
agar pembelajaran berjalan dengan kondusif. Dengan menggunakan strategi pembelajaran
dalam proses pembeljaran bahasa Indonesia guru akan lebih mudah menentukan informasi
serta mengelola proses pembelajaran agar berjalan dengan baik dan kondusif.
B. Saran
Adapun saran dari penulis dalam membentuk dan merancang strategi pembelajaran
bahasa Indonesia yang berorientasi Kurikulum 2013 saat ini adalah, semoga terus melakukan
penyempurnaan kepada yang lebih baik dari segi perencanaan strategi ataupun penerapannya
di lapangan serta harus mempertimbangkan beberapa hal agar proses belajar mengajar dapat
berlangsung dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Widanigsih, Ida (2019), Strategi Dan Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Era
Nai, Firmina Angela (2017), Teori Belajar & Pembelajaran Implementasinya Dalam
Haidir & Salim (cetakan kedua 2014), Strategi Pembelajaran, Medan : Perdana Publishing
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7209
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/korpus/issue/view/328
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/SAMASTA/article/view/7209
https://journal.uny.ac.id/index.php/cp/article/view/1253
25
LAMPIRAN
26