LAPORAN PENELITIAN
Untuk memenuhi tugas akhir matakuliah
Pengantar Pendidikan
yang dibina oleh Bapak Imam Hambali
OLEH
ZAHIRA IRHAMNI ARROVIA
NIM 180731640026
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian ini.
Adapun isi dari laporan penelitian ini adalah faktor penyebab anak usia sekolah di
Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan laporan penelitian ini adalah
untuk memenuhi tugas matakuliah Pengantar Pendidikan. Maka dari itu, penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penyusunan laporan ini, diantaranya.
1. Bapak Imam Hambali selaku dosen pembimbing matakuliah Pengantar
Pendidikan yang selalu membimbing dan memberi arahan dalam
penyusunan laporan penelitian ini.
2. Orang tua yang selalu memberikan do’a serta dukungannya kepada penulis.
3. Serta teman-teman yang ikut mendukung dalam penulisan laporan
penelitian ini.
Harapan penulis semoga laporan penelitian ini dapat memberikan informasi
kepada pembaca agar lebih mengetahui secara detail tentang faktor penyebab anak
putus sekolah di Dusun Mujan, Kecamatan Klungkung, Kecamatan Sukorambi,
Kabupaten Jember. Terlepas dari semua itu penulis menyadari laporan penelitian
ini masih ada kekurangan baik dari segi bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
penelitian ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................. 2
1.4. Manfaat ........................................................................... 2
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah ............................ 14
5.2. Tindak Lanjut.................................................................. 16
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan ..................................................................... 18
6.2. Saran ............................................................................... 18
LAMPIRAN ................................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
pemerataan pendidikan di Kabupaten Jember dapat dikatakan tidak merata
terutama didaerah pelosok sehingga salah satu dampaknya adalah anak usia
sekolah didaerah tersebut tidak melanjutkan pendidikannya bahkan putus sekolah,
khususnya didaerah Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi.
Banyak anak usia sekolah disana tidak melanjutkan jenjang pendidikannya dan
putus sekolah. Ada beberapa alasan anak usia sekolah didusun tersebut tidak
melanjutkan pendidikannya dan putus sekolah. Selain dilatarbelakangi oleh akses
jalan menuju sekolah jauh, padahal pendidikan sangat penting untuk kebutuhan
pribadi bahkan masyarakat. Dari paparan tersebut maka peneliti akan
menyampaikan dalam laporan penelitian ini mengenai faktor-faktor penyebab
anak usia sekolah di Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi
sebagai hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
Pendidikan Nasional. Pada pasal 34 ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang
pendidikan dasar tanpa memungut pendidikan. Agar terlaksana secara efektif
sampai pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, maka pemerintah telah
memperkuat dasar hukum pelaksanaan wajib belajar 12 tahun melalui PP No. 47
Tahun 2008 tentang wajib belajar. Dalam PP tersebut ditegaskan bahwa wajib
belajar adalah program pendidikan minimal yang wajib diikuti oleh warga negara
Indonesia atas tanggungjawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
Pada zaman sekarang Indonesia dihadapi oleh persaingan global terutama
dalam bidang ekonomi mengingat pada tahun 2015 ASEAN menerapkan ASEAN
economic community atau komunitas ekonomi ASEAN sehingga menyebabkan
kawasan ASEAN menjadi pasar terbuka berbasis produksi, sehingga aliran
barang, jasa, dan investasi akan bergerak secara terbuka sesuai dengan
kesepakatan ASEAN. Kualitas pendidikan warga negara menjadi tolak ukur
dalam menentukan daya saing rakyat Indonesia dalam tingkat ASEAN dan global.
Atas dasar tersebut maka, mengharuskan bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kualitas tingkat pendidikan warga negaranya, dari wajib belajar 9 tahun menjadi
wajib belajar 12 tahun (Ikrom dkk, 2015:2). Kebijakan tersebut bertujuan untuk
memberi layananan, perluasan, dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan hingga jenjang pendidikan menengah yang berkualitas (bermutu) bagi
setiap warga Negara Indonesia sampai pada usia 18 tahun.
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa wajib belajar adalah jenjang
pendidikan yang harus ditempuh oleh setiap peserta didik hingga batas yang telah
ditentukan oleh pemerintah dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri yang orientasinya menuju ke masa depan.
4
1. Berawal dari tidak tertib mengikuti pelajaran disekolah, sehingga memiliki
kesan bahwa memahami belajar hanya sekedar kewajiban masuk dikelas
dan mendengarkan guru berbicara tanpa diiringi dengan kesungguhan untuk
mencerna pelajaran secara baik.
2. Akibat prestasi belajar yang rendah, pengaruh dari keluarga atau pengaruh
dari teman sebaya. Mayoritas anak yang putus sekolah selalu tertinggal
dalam pelajaran apabila dibandingkan teman-teman sekelasnya.
3. Kegiatan belajar dirumah tidak tertib dan disiplin, terutama karena tidak
didukung oleh upaya pengawasan dari orang tua.
4. Perhatian terhadap pelajaran kurang dan mulai didominasi oleh kegiatan-
kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan pelajaran.
5. Kegiatan bermain dengan teman sebayanya meningkat pesat.
6. Mereka yang putus sekolah mayoritas berasal dari keluarga ekonomi lemah.
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa putus sekolah adalah kondisi
dimana seseorang yang sedang menempuh jenjang pendidikan tidak
melanjutkannya sampai lulus atau setelah lulus tidak melanjutkan ke jenjang
pendidikan selanjutnya karena disebabkan oleh beberapa faktor yang meliputi
faktor ekonomi, sosial, maupun budaya.
5
BAB III
METODE PENELITIAN
6
lebih sederhananya merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan
pengamatan secara langsung dilokasi penelitian.
2. Wawancara
Menurut Slamet (2011) dalam Edi (2016:2) wawancara adalah cara yang
dipakai untuk memperoleh informasi melalui kegiatan interaksi sosial antara
peneliti dengan yang diteliti. Sedangkan menurut Djuharie (2012) dalam Edi
(2016:2) wawancara adalah bagian dari proses penerimaan atau perekrutan
karyawan atau anggota yang mempunyai berbagai tujuan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa wawancara yaitu salah satu metode dalam pengumpulan data dimana
peneliti melakukan interaksi kepada pihak yang diteliti untuk memperoleh
informasi dalam mendukung proses penelitian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data berupa dokumen-dokumen
yang akurat dari sumber-sumber pencatatan khusus dari karangan, buku, undang-
undang, dan sebagainya.
7
Ayah : Petani
Ibu : Ibu rumah tangga
Penghasilan
Ayah : Rp 1.500.000/bulan (tidak menentu)
Ibu :-
Pendidikan terakhir
Ayah : SD
Ibu : SD
c. Alasan tidak sekolah : Sekolah jauh, ingin menikah dan didukung
oleh kedua orang tua
d. Harapan untuk lanjut : Tidak ada
2. Koresponden 2
a. Identitas Pribadi
Nama : Nurul Qomariyah
Tempat, tanggal lahir : Jember, 16 Desember 2006
Usia : 12
Alamat : Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan
Sukorambi.
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
b. Identitas Orang Tua
Nama ayah : Tuari
Nama Ibu : Sumiyati
Pekerjaan
Ayah : Petani
Ibu : Ibu rumah tangga
Penghasilan
Ayah : Rp 300.000/bulan (tidak menentu)
Ibu :-
Pendidikan terakhir
8
Ayah : SD
Ibu : SD
c. Alasan tidak sekolah : Faktor ekonomi, ingin bekerja, telah
bertunangan dan didukung oleh orang tua,
akses menuju sekolah jauh, serta terbatasnya
transportasi
d. Harapan untuk lanjut : tidak ada
3. Koresponden 3
a. Identitas Pribadi
Nama : Feri Irawan
Tempat, tanggal lahir : Jember, 29 Agustus 2004
Usia : 14 tahun
Alamat : Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan
Sukorambi.
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Status : Belum menikah
Pekerjaan :-
b. Identitas Orang Tua
Nama ayah : Madi
Nama Ibu : Alm. Saenab
Wali : Suati
Pekerjaan
Ayah : Buruh tani
Ibu :-
Wali : Ibu rumah tangga
Penghasilan
Ayah : Rp 1.500.000/bulan (tidak menentu)
Ibu :-
Wali :-
Pendidikan terakhir
Ayah : SD
9
Ibu :-
Wali : SD
c. Alasan tidak sekolah : Faktor ekonomi, sekolah jauh, tidak ada
transportasi, minat untuk melanjutkan
sekolah kurang, malas.
d. Harapan untuk lanjut : Yang bersangkutan mempunyai keinginan
untuk lanjut apabila ada temannya
4. Koresponden 4
a. Identitas Pribadi
Nama : Rendi Rahmadi
Tempat, tanggal lahir : Jember, 28 September 2005
Usia : 13 tahun
Alamat : Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan
Sukorambi.
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
b. Identitas Orang Tua
Nama ayah : Sianto
Nama Ibu : Suami
Pekerjaan
Ayah : Petani
Ibu : Ibu rumah tangga
Penghasilan
Ayah : Rp 500.000/bulan (tidak menentu)
Ibu :-
Pendidikan terakhir
Ayah : SD
Ibu : SD
c. Alasan tidak sekolah : Faktor ekonomi, minat yang kurang, malas,
10
akses menuju sekolah sulit dan tidak ada
transportasi
d. Harapan untuk lanjut : Tidak ada, namun kedua orang tau memiliki
harapan kepada anaknya agar lanjut sekolah
5. Koresponden 5
a. Identitas Pribadi
Nama : Silvi Widiawati
Tempat, tanggal lahir : Jember, 25 Juli 2002
Usia : 16 tahun
Alamat : Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan
Sukorambi.
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Status : Belum menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
b. Identitas Orang Tua
Nama ayah : Edi
Nama Ibu : Siti
Pekerjaan
Ayah : Buruh tani
Ibu : Ibu rumah tangga
Penghasilan
Ayah : Rp 1.500.000/bulan (tidak menentu)
Ibu :-
Pendidikan terakhir
Ayah : SD
Ibu : SD
c. Alasan tidak sekolah : Faktor ekonomi, tidak nyaman karena yang
11
bersangkutan merasa teman-temannya jahat,
akses menuju sekolah jauh, transportasi
kurang memadai
d. Harapan untuk lanjut : Ada
6. Koresponden 6
a. Identitas Pribadi
Nama : Nur Azizah
Tempat, tanggal lahir : Jember, 13 Maret 2001
Usia : 18
Alamat : Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan
Sukorambi.
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
b. Identitas Orang Tua
Nama ayah : Marto
Nama Ibu : Karyati
Pekerjaan
Ayah : Buruh tani
Ibu : Ibu rumah tangga
Penghasilan
Ayah : Rp 1.500.000/bulan (tidak menentu)
Ibu :-
Pendidikan terakhir
Ayah : SD
Ibu : SD
c. Alasan tidak sekolah : Pelajaran disekolah dinilai sulit, ingin
Menikah, akses jalan sulit dan transportasi
kurang memadai
d. Harapan untuk lanjut : Tidak ada
12
BAB IV
ANALISIS DATA
13
BAB V
PEMBAHASAN
14
2. Bosan, karena pelajaran yang dihadapi ketika menempuh jenjang
pendidikan fokus pembelajarannya hanya seputar itu saja yang dihadapi,
hanya berbeda tingkat kesulitannya.
3. Malas, hanya ingin main dengan teman-teman lainnya yang tidak sekolah
dan tidak adanya pasrtisipasi atau motivasi terhadap anaknya untuk lanjut
sekolah.
4. Sulit beradaptasi, karena merasa teman-teman yang berada disekitarnya
tidak memberikan perlakuan baik sehingga satu-satunya jalan adalah
berhenti sekolah dan tidak melanjutkannya. Meskipun dapat pindah
kesekolah lain tetapi masih terdapat kendala pada akses jalan dan
transportasi yang sulit kesekolah.
Dari ke-6 koresponden yang telah diminta informasinya, minat mereka untuk
melanjutkan sekolah tidak ada, terlebih lagi bagi mereka yang telah menikah dan
memiliki anak.
5.1.4. Tidak Adanya Partisipasi Orang Tua Terhadap Anak
Beberapa kedua orang tua di Dusun Klungkung yang bernotabene lulusan
SD/sederajat membolehkan anaknya ketika mempunyai keinginan untuk tidak
melanjutkan pendidikannya. Karena dahulunya sebagian dari mereka menganggap
bahwa sekolah keseluruhan mata pelajaran yang diberikan bersifat stagnan.
Sehingga menyebabkan anak mereka memiliki pola pikir yang sama dengan
kedua orang tuanya tentang perspektifnya terhadap sekolah. Namun tidak semua
orang tua memiliki pemikiran yang sama. Ada beberapa orang tua yang memaksa
agar anaknya tetap melanjutkan sekolah tetapi paksaan dari orang tua mereka
tidak mendapat tanggapan dari anak, sehingga sampai saat ini anak-anak tersebut
tetap tidak sekolah dan didalam pikirannya hanya ingin main atau kerja.
5.1.5. Faktor Ekonomi
Penghasilan orang tua yang tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya untuk
sekolah menghendaki agar putus sekolah. Mayoritas orang tua para koresponden
bekerja pada sektor agraris yaitu petani dimana pengahasilannya tergantung pada
musim tertentu, dalam hal ini terkadang setiap bulan mendapatkan uang banyak
maupun tidak sama sekali. Terlebih ketika musim panen tiba, padi yang ditanam
terserang oleh hama dan bencana alam yang tidak terduga. Selain itu orang tua
15
dari para koresponden juga bekerja sebagai buruh tani dimana penghasilan selama
sebulan tidak menentu dan kurang dari rata-rata serta bergantung pada musim
panen. Matapencaharian yang hanya dilaksanakan oleh ayah mereka tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan sekunder terlebih untuk pendidikan anaknya, belum
biaya transportasi kesekolah, kebutuhan alat-alat sekolah yang wajib dimiliki oleh
setiap siswa-siswi sekolah. Dengan kondisi ini salah satu diantara mereka yang
diminta informasi mengutarakan kepada peneliti bahwa untuk meningkatkan
ekonomi keluarga dia ingin bekerja, namun hingga saat ini ia masih bingung akan
bekerja sebagai apa dengan notabene lulusan SD yang belum memiliki tingkat
intelektual yang cukup dan tidak mempunya keterampilan yang berpengalaman.
5.1.6. Menikah usia dini
Menikah usia dini bagi masyarakat Dusun Klungkung sudah menjadi hal
yang biasa dan umumnya dilakukan oleh anak perempuan. Orang Tua yang
menikahkan anaknya usia dini beranggapan bahwa anak perempuan yang telah
sampai pada akal baligh diharuskan untuk menikah karena agar tidak telat
nantinya dalam mencari pasangan hidup atau orang sekitar menganggapnya
sebagai perawan tua. Selain itu tujuan dari adanya pernikahan usia dini adalah
agar kebutuhan ekonomi anak perempuannya dapat dipenuhi oleh suami.
Lazimnya anak perempuan Dusun Mujan ketika telah sampai pada akal baligh
ingin segera menikah, dengan alasan ingin hidupnya lebih tentram. Namun masih
ada beberapa anak perempuan disana yang enggan untuk menikah dengan alasan
masih terlalu kecil atau ingin bekerja.
16
2. Membentuk beberapa organisasi atau lembaga swasta kependidikan secara
gratis di Dusun Mujan mengingat daerah tersebut memiliki akses jalan sulit,
terbatasnya transportasi ke Desa Klungkung, dan sektor ekonomi keluarga
yang lemah dengan jumlah minimal dua organisasi atau lembaga swasta
kependidikan. Upaya tersebut mungkin dapat dilakukan, sehingga dapat
mengurangi resiko bertambahnya anak putus sekolah.
3. Menginformasikan kepada orang tua tentang dampak negatif dari
pernikahan usia dini diantaranya pertama adanya potensi perselingkuhan
atau perceraian pada kalangan muda dikarenakan pada usia mereka
memiliki emosi yang labil bahkan belum dewasa sehingga apabila ada
permasalahan kecil mereka menanggapinya dengan pertengkaran dan hal ini
tentunya orang tua tidak mengetahui kondisi yang demikian, kedua menikah
diusia muda utamanya perempuan yang baru akal baligh tidak memahami
masalah kehamilan sehingga anak yang dilahirkan mengalami kekurangan
gizi, dan ketiga pasangan muda yang baru menikah memiliki mental belum
siap menghadapi perubahan peran dan menghadapi permasalahan rumah
tangga sehingga menimbulkan penyesalan akan kehilangan masa sekolah
dan remaja (Kartikawati & Djamilah, 2010).
4. Melakukan pemberdayaan masyarakat pada usia dewasa terutama yang
memiliki anak usia sekolah di Dusun Kelungkung dengan melibatkan
lembaga-lembaga yang bekerja pada bidangnya dalam menaggulangi
permasalahan tersebut seperti LSM, kelompok peduli, tenaga pendidikan
dan sebagainya. Pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan
ekonominya yaitu melalui Usaha Mikro Kecil Menengah sehingga warga
setempat tidak hanya tergantung dengan penghasilan sebagai petani maupun
buruh tani yang hanya ada pada musim tertentu. Selain itu yang
kesehariannya sebagai ibu rumah tangga juga dilakukan pemberdayaan agar
tidak hanya tergantung pada penghasilan suami. Mungkin dari upaya
tersebut pada setiap keluarga didusun setempat dapat meningkatkan
perekonomian keluarga sehingga bisa menyekolahkan anaknya baik yang
akan masuk maupun melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya.
17
BAB VI
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Dusun Mujan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember
mayoritas masyarakatnya yang dikategorikan dalam usia sekolah tidak
melanjutkan pendidikannya atau putus sekolah. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain.
1. Akses menuju sekolah sulit.
2. Transportasi kurang memadai.
3. Minat koresponden yang kurang untuk melanjutkan jenjang pendidikan
berikutnya.
4. Tidak adanya partisipasi orang tua terhadap anak.
5. Faktor ekonomi.
6. Menikah usia dini.
Namun faktor dominan yang menyebabkan mereka putus sekolah adalah akses
menuju sekolah sulit dan transportasi yang kurang memadai.
6.2. Saran
Kasus putus sekolah di Kabupaten Jember tidak hanya terjadi di Dusun
Mujan, tetapi dibeberapa daerah juga mempunyai kasus yang sama. Sehingga
saran peneliti bagi Pemerintah Kabupaten Jember melakukan upaya pemerataan
pendidikan didaerah pelosok dan melakukan sosialisasi serta pengarahan kepada
warganya mengenai betapa pentingnya menempuh pendidikan di zaman sekarang.
Selain pemerintah, masyarakat baik yang berasal dari Kabupaten Jember maupun
luar kabupaten melakukan tindakan untuk menganstisipasi bertambahnya jumlah
anak putus sekolah dengan membentuk organisasi atau LSM didaerah pelosok
dengan memberikan bantuan berupa barang-barang keperluan sekolah atau berupa
jasa pendidik dengan suka rela, sehingga pendidikan dapat ditempuh oleh seluruh
kalangan baik yang berada didekat pusat kabupaten/kota maupun diluar zona
kabupaten/kota (daerah pelosok).
18
DAFTAR PUSTAKA
Ikrom, A., Taufik, A., & Hendri, F. 2015. Peta Jalan Pendidikan 12 Tahun
Indonesia. Jakarta: Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia.
Jawa Pos. 2017. Mendikbud: 2018 Perluas Akses, Tingkatkan Mutu Pendidikan,
(Online), (https://www.jawapos.com/pendidikan/20/12/2017/mendikbud-
2018-perluas-akses-tingkatkan-mutu-pendidikan), diakses 25 Maret 2019.
Neolaka, A., & Neolaka, G.A. 2017. Landasan Pendidikan, Dasar Pengenalan Diri
Sendiri Menuju Perubahan Hidup. Depok: Kencana.
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar. JDIH BPK
RI (online), (https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/4861/pp-no-47-
tahun-2008), diakses 26 April 2019.
19
Suyanto, B. 2010. Masalah Sosial Anak. Jakarta: Prenadamedia Group.
20
LAMPIRAN
21
3. Aktivitas peneliti melakukan wawancara terhadap koresponden bernama
Nur Azizah dan Silvi Widiawati
22