Dosen Pembimbing:
Oleh,
NENENG CAHYANA
NIM. 17006060
dengan segala hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan diagnosis kesulitan belajar dan
pembelajaran remedial ini. Shalawat dan salam selalu penulis ucapkan kepada Rasulullah
Penyusunan laporan diagnosis ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan salah satu mata
kuliah yaitu Diagnostik Kesulitan Belajar dan Remedial Jurusan Bimbingan dan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang. Laporan diagnosis ini berjudul “Diagnosis
Kesulitan Belajar dan Remedial di SD Negeri 19 Patenggangan Air Tawar Barat Kec.
Padang Utara”.
Laporan diagnosis ini disusun tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis sampaikan ucapan terima kasih
1. Dra. Yulidar ibrahim, M.Pd., Kons. selaku pembimbing mata kuliah Diagnosis Kesulitan
Belajar dan Remedial yang telah membimbing serta memberikan masukan pada penulis
Patenggangan Air Tawar Barat, Padang Utara, yang telah memberikan izin kepada penulis
untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar di SD N 19 Air Tawar Barat, Padang Utara.
4. Titania Aurelina Putri dan Muhammad Zulhazil sebagai siswa yang penulis bimbing dalam
dengan penulis dari awal kegiatan sampai kegiatan diagnosis ini selesai
Semoga kegiatan diagnosis ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bimbingan dan konseling. Tidak lupa
penulis ucapkan terima kasih atas saran dan kritikan yang diberikan untuk kesempurnaan laporan
diagnosis ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar.......................................................................4
C. Tujuan Diagnosis Kesulitan Belajar.............................................................................8
D. Mamfaat/Kegunaan Diagnosis Kesulitan Belajar.......................................................10
E. Gambaran Umum Tempat Pelaksanaan......................................................................11
A. Studi Kelayakan..........................................................................................................13
B. Penetapan Kasus.........................................................................................................14
A. Simpulan.....................................................................................................................37
B. Saran ..........................................................................................................................38
KEPUSTAKAAN........................................................................................................................39
LAMPIRAN.................................................................................................................................40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (Robbins, 2007).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mempunyai visi yang mulia untuk
menciptakan suasana belajar yang kondusif guna mengembangkan potensi siswa dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya fungsi dan tujuan pendidikan di
Indonesia adalah untuk mengembangkan potensi siswa, seperti yang tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
Sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan tersebut, layanan bimbingan dan
konseling mengupayakan berbagai bantuan bimbingan kepada siswa agar siswa dapat
berkembang secara optimal. Orang tua dan masyarakat mempunyai kewajiban untuk
mengembangkan semua kemampuan para peserta didik, baik itu kemampuan intelektual
maupun kemampuan dalam mengatasi masalah yang ada pada dirinya sendiri, dan masalah
yang ditemuinya dalam proses interaksi sosial dengan lingkungan sekitar, sehingga apa yang
Setiap siswa pada prinsipnya tentu berhak memperoleh peluang untuk mencapai
kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa
siswa memiliki perbedaan dalam hal kemampuan intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan dan pendekatan belajar yang terkadang sangat mencolok
antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. Perbedaan tersebut mempengaruhi aktivitas
belajar siswa.
dambaan setiap orang. Berhasil berarti terwujudnya harapan (Asmidir, dkk. 2019: 1).
Apabila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat terjadi
pada setiap orang. Beberapa wujud ketidakberhasilan siswa dalam belajar yaitu memperoleh
nilai dibawah rata-rata untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus
sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir. Kegagalan ini dapat terjadi dikarenakan siswa
mengalami kesulitan belajar. Menurut Daharnis (1989: 13), “Kesulitan belajar dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan-
hambatan untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan”. Selanjutnya kesulitan belajar
menurut Asmidir, dkk (2019: 3) adalah suatu kondisi aktual yang dialami peserta didik
Dalam hal ini Koestoer Partowisasto (dalam Daharnis 1989: 14) memberikan batasan
1. Kesulitan belajar atau masalah belajar itu ada dan terlihat kalau seseorang siswa jelas
harapan-harapan yang ada dalam pandangan atau anggapan dari para guru atau kepala
sekolah.
2. Kesulitan belajar itu ada kalau seorang siswa jelas berada di bawah taraf prilaku dari
3. Kesulitan belajar itu ada kalau seseorang siswa mempunyai kemampuan yang tinggi
tetapi dia tidak mencapai hasil belajar sesuai dengan kemampuannya tersebut.
Kenyataan di lapangan terungkap baik di awal maupun di akhir tahun ajaran sebagian
siswa dan orangtua merasa cemas melihat perolehan hasil belajar yang tidak
diharapkan/rendah. Kondisi ini dapat dipandang sebagai fakta yang sangat tepat bila ditinjau
dari isu yang berkembang pada dekade informasi dan globalisasi tentang keterlibatan pihak
Kegagalan dalam belajar berarti rugi waktu, tenaga dan juga biaya. Dan tidak kalah
penting adalah dampak kegagalan belajar pada rasa percaya diri. Kerugian tersebut bukan
hanya dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga dan lembaga pendidikan.
Oleh karena itu upaya mencegah atau setidaknya meminimalkan dan juga memecahkan
kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan belajar siswa merupakan kegiatan yang perlu
dilaksanakan.
Diagnosis kesulitan belajar adalah usaha dalam menemukan gejala atau sebab anak
mengalami kesulitan dalam belajar. Sangat banyak penyebab anak sulit dalam proses belajar
di rumah ataupun di sekolah. Menurut Syahril (1991) diagnosis kesulitan belajar merupakan
usaha untuk meneliti kasus, menemukan gejala, penyebab dan menemukan serta menetapkan
kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap siswa yang mengalami kesulitan
belajar. Secara lebih khusus, dan dalam kaitannya dengan kesulitan belajar, diagnosis dapat
berarti sebagai suatu kegiatan untuk meneliti, menyigi dan menemukan berbagai hal yang
dan mengetahui penyebab dan letak kesulitan belajar pada siswa. Untuk itu, penulis
19 Patenggangan Air Tawar Barat, Padang Utara”. Kegiatan ini bertujuan agar konselor,
guru dan orangtua dapat membimbing, memahami dan mengenali peserta didik dengan baik
Belajar merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang kehidupan seseorang yang
akan merubah orang itu sendiri (Roida, 2015). Belajar sebagai suatu proses perubahan
tingkah laku, terkadang mengalami suatu hambatan atau gangguan dalam upaya pencapaian
pencapaian tujuannya. Dalam proses kegiatan belajar yang diikuti, siswa juga dapat
Menurut Asmidir, dkk. (2019) pada umumnya kesulitan merupakan suatu kondisi
tertentu yang ditandai dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai tujuan,
sehingga memerlukan usaha lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan merupakan
suatu keadaan atau kondisi yang ditandai oleh adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan
mencapai suatu tujuan, sehingga memerlukan usaha yang lebih keras lagi untuk dapat
Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2001) kesulitan belajar adalah masalah atau
hambatan yang dihadapi oleh siswa pada saat proses belajar mengajar sehingga tidak
berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu. Hambatan ini dapat bersifat
psikologis, fisiologis ataupun sosiologis dalam keseluruhan proses belajar seeorang siswa.
Hambatan itu adakalanya disadari oleh siswa yang mengalami kesulitan belajar dan
adakalanya tidak, sehingga hasil belajar yang dicapai tidak sesuai dengan semestinya. Hal
ini sesuai dengan yang diungkapkan Mardiyanti, dkk. (1994) bahwa kesulitan belajar
sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai dengan adanya hambatan tertentu
dalam mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh
yang bersangkutan, dapat bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses
belajarnya.
Dikaitkan dengan gejala kesulitan belajar yang muncul, Burton (dalam Asmidir, dkk,
2019) mengemukakan bahwa seseorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan belajar
belajarnya. Kegagalan tersebut didefinisikan sebagai berikut: (1) siswa dikatakan gagal
kalau dalam batas-batas tertentu tidak dapat mencapai ukuran tingkat keberhasilan atau
tingkat penguasaan (masteri level) yang telah ditetapkan, (2) siswa dapat dikatakan gagal
kalau yang bersangkutan tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi yang semestinya
dapat ia capai, (3) siswa dikatakan gagal apabila yang bersangkutan tidak dapat mewujudkan
tugas-tugas perkembangan yang sudah harus dijalaninya, (4) siswa dikatakan gagal dalam
belajar apabila tingkat penguasaan yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan
pelajaran berikutnya.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar merupakan suatu
kondisi atau keadaan yang dimana prestasi akademik tidak sejalan dengan yang diharapkan
Salah satu cara yang dapat diberikan dalam memberikan bantuan kepada peserta didik
yang mengalami kesulitan dalam belajar adalah melakukan diagnosis kesulitan belajar dan
merupakan kegiatan yang harus dilakukan guru bersama dengan siswa serta unsur lain jika
memungkinkan (Riani, 2007). Pemberian bantuan terhadap siswa yang berkesulitan belajar
Dalam kamus Bahasa Indonesia kata diagnosis merupakan jenis kata atau keterangan
benda yang berarti penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-
gejalanya; sedangkan sebagai jenis kata atau keterangan dalam bidang sosial diartikan
sebagai pemeriksaan terhadap suatu hal (Asmidir, dkk, 2019). Selanjutnya, dalam kamus
konseling dan terapi istilah konseling mengacu pada pengkajian faktor penyebab masalah;
secara khusus, suatu proses dalam konseling dan psikoterapi yang lazimnya mencakup
pengumpulan, pengkajian, analisis dan interpretasi data atas klien yang bertujuan untuk
Menurut Thorndike dan Hagen (dalam Syamsuddin, 2002) diagnosis dapat diartikan
sebagai berikut: (1) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit apa yang
dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-
gejalanya, (2) studi yang seksama terhadap fakta sesuatu hal untuk menemukan karakteristik
atau kesalahan dan sebagainya yang esensial, (3) keputusan yang dicapai setelah dilakukan
studi yang seksama atas gejala-gejala atau fakta tentang suatu hal.
Maka dapat disimpulkan bahwa di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah
tercakup pula konsep prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya
sekedar mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu
kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk
memprediksi kemungkinan bantuan atau layanan yang perlu diberikan untuk pemecahan
masalah atau kesulitan yang dialami peserta didik (Asmidir, dkk. 2019). Selanjutnya apabila
kegiatan diagnosis diarahkan pada masalah yang terjadi pada belajar, maka disebut sebagai
diagnosis kesulitan belajar. Syahril (1991: 45) mengemukakan bahwa “diagnosis kesulitan
belajar merupakan usaha untuk meneliti kasus, menemukan gejala, penyebab dan
menemukan serta menetapkan kemungkinan bantuan yang akan diberikan terhadap siswa
yang mengalami kesulitan belajar”. Melalui diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala yang
merupakan suatu usaha yang dilakukan pendidik/guru untuk meneliti kasus berdasarkan
gejala perilaku yang ditampilkan, menemukan penyebab timbulnya masalah serta usaha
untuk menemukan bidang/letak dan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa; selanjutnya
yang akan diberikan sehingga siswa yang bersangkutan terlepas dari kesulitan belajar yang
dialaminya.
C. Tujuan Diagnosis Kesulitan Belajar
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai. Secara
umum, tujuan diagnosis kesulitan belajar adalah untuk membantu siswa yang mengalami
masalah kesulitan dalam belajar, dengan memperhatikan letak dan jenis kesulitan yang
dialami siswa, serta faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar tersebut, baik kesulitan
yang dialami dalam bidang psikologis maupun fisiologis. Selain itu, tujuannya adalah untuk
membantu pendidik dalam proses belajar-mengajar, sehingga dapat terlaksana dengan baik
di sekolah.
Pendidik di sekolah baik guru maupun konselor memegang peranan yang strategis
dalam membantu siswa dalam masalah belajar (Asmidir, dkk. 2019). Sejalan dengan itu
Ismail (2016) menjelaskan bahwa guru turut berperan dalam membantu memecahkan
masalah yang dihadapi siswa, peran guru sangat penting dalam membantu peserta didik,
oleh karena itu diagnosis bertujuan untuk mengetahui dimana letak kesulitan belajar yang
dihadapi oleh siswa serta mencari pemecahannya. Pada kenyataannya, para siswa sering kali
tidak mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak memperoleh perubahan tingkah laku
sebagaimana yang diharapkan, demikian ini dapat menunjukkan bahwa siswa mengalami
Pelaksanaan kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini melibatkan guru dan siswa, maka
tujuan yang ingin dicapai juga berbeda-beda antara guru dan siswa. Menurut Asmidir, dkk.
2. Guru
Adapun tujuan pelaksanaan diagnosis kesulitan belajar bagi guru adalah, sebagai
berikut:
c. Guru dapat memberikan layanan optimal kepada siswa sesuai dengan keadaan diri
Selanjutnya, Asmidir, dkk. (2019: 15) mengemukakan bahwa tujuan dari pelaksanaan
kegiatan diagnosis kesulitan belajar ini adalah agar guru, peserta didik dan orang tua dapat:
mempermudah guru dalam menentukan layanan apa yang sesuai dengan kesulitan
Syamsuddin (2009: 306) mengemukakan bahwa ada beberapa tujuan dari diagnosis
dengan kegiatan diagnosis yang dilaksanakan dengan bekerjasama dengan guru dan
orangtua mempunyai manfaat yang dapat membantu siswa, guru dan orangtua dalam
1. Bagi siswa
Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar Matematika dan Bahasa Indonesia
Dapat digunakan sebagai masukan untuk mengatasi masalah kesulitan belajar siswa
dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia, sehingga mendapatkan salah
satu solusi untuk meningkatkan hasil belajar dan mencapai ketuntasan belajar pada mata
3. Bagi Penulis
pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia siswa serta membantu kemungkinan layanan
yang dapat diberikan kepada siswa tersebut, dan juga dalam upaya mempersiapkan diri
Kegiatan praktek diagnosis kesulitan belajar adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan perkuliahan Diagnosis Kesulitan Belajar. Tugas ini diberikan Ibuk Dra.
Yulidar Ibrahim, M.Pd., Kons selaku dosen pembimbing mata kuliah Diagnostik.
Tujuan dari pelaksanaan praktek ini adalah bagaimana kami mahasiswa dapat
mengetahui sendiri cara mendiagnosis anak yang berkesulitan belajar dan memberikan
remedial theacing sesuai dengan kebutuhannya. Praktek ini dilakukan sesuai dengan
bimbingan ibuk di kelas. Sebelum penulis dan teman-teman turun ke lapangan, kami
Awalnya bapak membagi kami menjadi beberapa kelompok yang mana satu kelompok
itu maksimal 3 orang untuk satu sekolah. Walaupun dibagi perkelompok tapi untuk
pelaksanaan prakteknya tetap individu. Penulis satu kelompok dengan dua orang teman yaitu
Elicah Angelina dan Yolanda April Ningsih. Setelah di bagi perkelompok kami diminta
untuk menentukan sekolah yang akan dilaksanakan praktek diagnosis kesulitan belajar.
Setelah itu, tanggal 20 Februari 2020 kami mendatangi Sekolah Dasar yang ada di
Patenggangan, Padang dengan membawa surat izin pelaksanaan kegitan diagnosis kesulitan
belajar yang telah diberikan oleh dosen pembina mata kuliah. Alhamdulillah, ketika
memasuki ruang kepala sekolah kami langsung disambut hangat oleh guru-guru yang ada
disana. Kami mengutarakan tujuan kedatangan kami ke SD itu dan Kepala Sekolah
Penulis memilih kelas IV karena menurut penulis diminta dan dianjurkan untuk
membantu siswa yang berkesulitan belajar yang ada di kelas IV tersebut oleh wali kelas.
Pada saat merekomendasikan kelas yang ingin dibantu wali kelas tersebut juga memberikan
nama siswa yang mengalami kesulitan belajar pada bidang matematika dan bahasa Indonesia
nama anak tersebut adalah Titania Aurelina Putri dan Muhammad Zulhazil.
BAB II
RENCANA KEGIATAN
A. Studi Kelayakan
Menurut Ahmad (2007) studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap
ide bisnis tentang layak atau tidak layaknya ide tersebut untuk dilaksakanan. Dalam
diagnosis kesulitan belajar studi kelayakan dilakukan untuk mengetahui layak atau tidaknya
seseorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam belajar untuk didiagnosa. Hal ini
dikarenakan adanya perbedaan individu seperti perbedaan kemampuan, bakat, minat, cita-
cita dan karakteristik lainnya yang menyebabkan kemungkinan siswa yang memiliki
Kegiatan diagnosis kesulitan belajar akan diadakan di SD Negeri 16 Air Tawar Timur,
Padang Utara. Kegiatan ini layak diadakan di sekolah ini karena penulis telah mendatangi
sekolah dan meminta izin kepada kepala sekolah untuk mengadakan kegiatan diagnosis.
Setelah diizinkan, penulis menemukan beberapa siswa yang mengalami kesulitan belajar
pada kelas tiga. Hal ini diketahui ketika wali kelas tiga memberikan leger nilai siswa kepada
penulis dan terihat dari leger nilai tersebut ada beberapa anak yang memiliki nilai dibawah
Merujuk pada pendapat parah ahli (dalam Asmidir, dkk. 2019: 55) bahwa diagnosis
kesulitan belajar perlu diadakan apabila; (1) adanya siswa yang tidak mencapai tujuan,
harapan, dan hasil belajar sebagaimana diharapkan padahal yang bersangkutan diperkirakan
mampu untuk mencapainya, (2) guru dan pihak lainnya bertanggung jawab atas pencapaian
tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, (3) siswa yang mengalami kesulitan tidak tahu
letak kesulitannya dan jenis kesulitan yang dialami, apalagi untuk keluar dari kesullitan yang
dihadapinya. Berdasarkan data-data yang penulis terima dari wali kelas tiga SD Negeri 19
Tujuan dari mengadakan studi kelayakan ini adalah agar penulis tidak keliru dalam
mengambil keputusan dan tidak menyesal ketika nanti ada kekurangan dalam mengadakan
diagnosis kesulitan belajar. Hal ini juga mempermudah penulis dalam merencanakan apa
saja yang akan penulis lakukan dalam melakukan diagnosis dan memberikan remedial
teaching kepada siswa. Selain itu, studi kelayakan juga ditujukan untuk mempertimbangkan
tempat pelaksanaan dari segi dekat atau jauh tempat pelaksanaan tersebut. Agar tidak
B. Penetapan Kasus
Prestasi belajar yang dicapai seseorang tergantung dari tingkat kemampuannya baik
kecerdasan maupun bakat. Anak yang berpotensi tinggi cenderung memperoleh prestasi
belajar yang tinggi pula, demikian juga sebaliknya. Dengan membandingkan antara potensi
dan prestasi yang dicapainya kita dapat memperkirakan sampai sejauh mana anak dapat
mewujudkan potensinya. Anak yang mempunyai kesulitan belajar ialah jika terdapat
diagnosis. Penulis bersama wali kelas menetapkan siswa yang perlu diberikan diagnosis
kesulitan belajar yang ditinjau dari ciri-ciri sebagai berikut: (1) Lamban mengamati dan
mereaksi peristiwa yang terjadi di lingkungannya, (2) kurang berminat untuk melakukan
penyelidikan terhadap hal-hal baru di lingkungannya, dan (3) memiliki daya ingat yang
dan Muhammad Zulhazil. Siswa ini menunjukkan hasil belajar yang rendah, dibawah rata-
rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya. Mereka memiliki nilai yang rendah pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Dia juga tidak terlalu aktif di kelas dan juga
tidak berbaur dengan teman-temannya yang lain. Hal ini diketahui dari pengamatan
langsung dan informasi dari wali kelas. Oleh karena itu, penulis menyetujui untuk
melakukan diagnosis dan pengajaran remedial kepada Titania Aurelina dan Muhammad
Zulhazil.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Sebagai langkah awal dalam melaksanakan diagnosis kesulitan belajar ini adalah
adalah untuk menemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar yang
Patenggangan
Patengganga, dengan menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan kita ke sekolah yang
beliau pimpin, yaitu untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar pada siswa yang ada di
sekolah tersebut.
memberitahukan kepada guru kelas tentang maksud kegiatan yang akan dilakukan dan
meminta hasil laporan nilai semester siswa semester sebelumnya yaitu nilai semester 1
(Lampiran 1), dan Absensi (Lampiran 2) dari data tersebut diidentifikasi siswa yang
memiliki nilai di bawah rata-rata, serta dapat dilihat pada Grafik Nilai (Lampiran 3) dan
kesulitan belajarnya dan siswa yang direkomendasikan sudah memenuhi kriteria tersebut.
6. Meminta keterangan lebih lanjut kepada guru kelas mengenai siswa yang akan
mendapatkan bimbingan. Adapun siswa yang menjadi siswa asuh penulis adalah:
Panggilan : Alung
Kelas : IV
Agama : Islam
Cita-Cita : Polisi
Nama Wali
Ayah : Hedi
Pekerjaan : Pedagang
Ibu : Ayu
Pekerjaan : Pedagang
Panggilan : Aurel
Kelas : IV
Hobi : Memasak
Cita-cita : Dokter
7. Menemui siswa tersebut dan melakukan perkenalan dan wawancara dengan siswa
9. Melakukan kunjungan ke rumah siswa untuk meminta izin kepada orangtua siswa
untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar terhadap anaknya, dan maksud ini
Belajar)
Setelah menemukan kelas atau individu siswa yang diduga mengalami kesulitan
belajar, maka pesoalan selanjutnya yang perlu di telaah ialah 1).dalam mata pelajaran
(bidang studi) manakah kesulitan itu terjadi, 2). Pada kawasan tujuan belajar (aspek prilaku)
yang manakah kesulitan itu terjadi, dan 4).Dalam segi kesulitan belajar manakah kesulitan
itu terjadi.Untuk menemukan letak kesulitan belajar yang dialami oleh siswa asuh penulis
memberikan tes diagnosis. Yang mana tes diagnosis ini disusun berdasarkan RPP. Materi
soal tes Diagnosis disesuaikan dengan materi pelajaran dan soal-soal latihan yang terdapat
dibuku pegangan siswa. Sebelum melakukan tes diagnosis supaya terdapat kevaliditasan tes
kami pun membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Tes Diagnosis. (Lampiran 5).
Adapun Menurut Asmidir Ilyas, dkk (2017: 73) analisis letak Kesulitan Belajar dengan
cara:
1. Mengamati serta mendalami kesulitan belajar di bidang studi mana siswa kesulitan yaitu
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Dimana hal itu didapatkan setelah
menganalisis semua nilai mata pelajaran yang terdapat di ledger nilai (Lampiran 1). Agar
dapat memudahkan serta jelas penulis membuat grafik nilai serta membuat Soal Tes
2. Mendeteksi kawasan tujuan belajar dan bahagian ruang lingkup bahan pelajaran
dimanakah kesulitan terjadi. Dengan menganalisis jawaban siswa terhadap soal-soal mata
pelajaran.
3. Analisis terhadap catatan mengenai proses belajar. Analisis yang dimaksudkan adalah
belajar berlangsung. Kehadiran dan ketidakhadiran saat proses belajar berlangsung untuk
Adapun letak dan jenis kesulitan siswa dilihat dari hasil siswa mencoba menjawab soal
tes diagnosis yang dibuat yaitu hasil Tes diagnosis mata pelajaran matematika dilakukan
kepada Siswa asuh pada tanggal 12 Maret 2020. Minggu-minggu sebelumnya penulis juga
sudah memberikan beberapa soal latihan pada siswa asuh dan membantu siswa asuh dalam
mengerjakan tugas harian siswa asuh (Lampiran 6), untuk mata pelajaran matematika, siswa
1. Melakukan perkalian dan pembagian dengan jenis kesulitan yaitu perkalian dasar yang
belum terlalu dihafalkan sehingga sulit mengalikan maupun membagi bilangan yang
angkanya besar.
2. Menyerdehanakan pecahan senilai, jenis kesulitan mengurutkan dari yang besar ke
3. Bangun Datar yaitu Keliling dan luas Persegi, Segitiga, dan Persegi panjang.
Setelah mengetahui jenis dan letak kesulitan belajar siswa maka langkah selanjutnya
melokalisasi faktor penyebab kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, diperlukan beberapa
keterangan yang harus diperoleh dari orang tua, guru, dan siswa itu sendiri. Hal ini bertujuan
untuk mencari penyebab kesulitan belajar dan menetapkan penyebab yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Untuk mencari faktor penyebab tersebut dapat
4. Observasi di rumah
5. Observasi di kelas
6. Angket siswa
9. Angket Guru
Adapun hasil dari penggunaan instrumen tersebut adalah :
a. Muhammad Zulhazil
Muhammad Zulhazil akrab dipanggil dengan panggilan Alung. Alung adalah anak
pertama dari empat bersaudara. Alung memiliki tiga adik yang masih kecil-kecil.
Alung termasuk anak yang pendiam dan kurang suka bergaul, keseharian Alung
dihabiskan dengan menjaga adik adiknya, dikarenakan kedua orang tuanya sudah
bercerai dan Alung tinggal bersama neneknya. Saat belajar Alung tidak suka bertanya
maupun mennjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya dikarenakan alung tidak
suka belajar. Ketika jam pelajaran telah selesai alung lebih memilih untuk bermain
terlebih bersama teman dan adik-adiknya yaitu bermain sepak bola. Ketika sampai di
rumah Alung langsung sarapan yang telah disiapkan oleh neneknya sebelum
neneknya pergi bekerja. Saat berada di rumah alung tidak belajar, dikarenakan tidak
ada yang bisa membantunya untuk belajar di rumah. Alung bercita- cita ingin menjadi
seorang polisi dikarenakan polisi itu keren, pintar bela diri dan banyak uang (
Lampiran 7)
Titania Aurelin Putri akrab dipanggil dengan nama Aurel. Aurel merupakan siswa
pindahan dari kota medan ke kota padang. Alasan aurel pindah sekolah adalah
dikarenakan kedua orang tuanya bercerai dan ibu aurel sedang mempunyai anak bayi
sehingga ibunya tidak bisa mengurus mereka sekaligus oleh karena itu aurel tinggal
bersama neneknya di Padang. Aurel tinggal cukup jauh dari sekolah sehingga aurel
beberapa kali terlambat datang ke sekolah. Aurel termasuk anak yang rajin dan suka
berteman. Aurel suka bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
gurunya. Ketika jam pelajaran telah berakhir aurel langsung pulang ke sekolah dan
setiba di rumah aurel langsung sarapan dan bermain. Ketika belajar di rumah aurel
dibantu oleh kakeknya. Aurel bercita-cita ingin menjadi dokter dikarenakan aurel
ingin mengobati orang yang sakit. Untuk mencapai cita-citanya aurel berusaha untuk
a. Muhammad Zulhazil
Alung tinggal bersama dengan ayah dan neneknya, wawancara dilakukan dengan
neneknya. Menurut neneknya, Alung terbilang anak yang tidak nakal, namun sulit
untuk diajak berkonsentrasi dalam belajar, Alung juga sulit dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika. Ia sangat sulit diminta untuk mengerjakan
PR dirumah jika belum terdesak ia kan mengatakan nanti saja masih lama
Aurel tinggal bersama kakek, nenek dan pamannya. Wawancara dilakukan dengan
nenek dan kakeknya. Menurut mereka, aurel termasuk anak yang rajin belajar, tetapi
harus di motivasi terkebih dahulu baru bisa belajar dengan giat, aurel saat belajar
dibantu oleh kakeknya yang kurang dalam penglihatannya sehingga kurang optimal
dalam membantu aurel dalam belaja. Aurel kurang dalam mata pelajaran matematika,
a. Muhammad Zulhazil
Berdasarkan yang disampaikan dari guru kelas, Alung merupakan siswa yang
tidak aktif berbicara dan agak susah untuk berkonsentrasi apalagi jika disuruh untuk
saat diminta kedepan kelas Alung akan menolak dan manjawab tidak bisa. Alung
lebih suka belajar menggambar dan olahraga dan tidak menyukai mata pelajaran
Aurel termasuk anak yang pintar dan rajin, hanya saja aurel mudah lupa dalam
mengerjakan tugas, aurel suka belajar matematika walaupun dia lemah dalam mata
peajaran tersebut tetapi aurel menyakai mata pelajaran tersebut. Aurel kurang dalam
Hitungan mulai dari perkalian dan pembagian, aurel juga tidak paham dalam
4) Observasi di rumah
a. Muhammad Zulhazil
Jarak rumah alung dengan sekolah cukup dekat dengan jalan kaki saja beberapa menit
akan sampai, anggota keluarga di rumah ada 7 orang, alung tinggal bersama dengan
ayah, nenek, kakek dan 3 orang adiknya. Rumah alung termasuk rumah yang
sederhana dan cukup utnuk ditinggali untuk 7 orang. Pada siang hari alung selalu
mengabiskan waktu bermainnya dengan adik adiknya, dikarenakan tidak ada yang
bisa menaga adiknya tersebut, ayah, nenek dan kakeknya bekerja sebagai pedagang di
pasar raya.
b. Titania Urelin Putri
Jarak rumah aurel dengan sekolah cukup jauh, hal tersebut membuat aurel beberapa
kali terlambat datang ke sekolah, ketika mau pergi ke sekolah aurek sering diantar
oleh pamannya dan ketika pulang sekolah aurel pulang dengan berjalan kaki. Rumah
aurel termasuk rumah yang sederhana, rapi dan bersih, hanya saja pencahayaan di
dalam rumah aurel kurang bagus. Aurel tinggal di rumah bersama dengan 4 orang,
5) Observasi di kelas
Saat guru menerangkan materi pelajaran perhatian guru tertuju pada seluruh siswa, tidak
ada siswa yang dibeda-bedakan baik itu yang pintar maupun yang bodoh. Disiplin yang
diterapkan oleh guru ini juga bagus.. Suara gurunya juga keras sehingga perhatian siswa
tertuju pada guru, namun guru tersebut sering melabeli siswa-siswa dikelas tersebut jika
e. Hubungan guru dengan siswa cukup baik dilihat dari interaksi guru dengan siswa
7) Angket/Inventori siswa
diketahui bahwa:
a. Jarang mengulang pelajaran di rumah atau belajar tidak karena kemauan diri sendiri
c. Tidak pernah meminta bantuan orang lain jika mengalami kesulitan belajar.
Berdasarkan isian angket yang diberikan kepada orangtua , maka dapat diketahui
g. Mendapatkan perhatian yang cukup dari orangtua untuk belajar (Lampiran 10)
9) Angket guru
Berdasarkan isian angket yang diberikan kepada guru kelas siswa asuh, maka dapat
Dari beberapa data dan informasi yang telah dijelaskan diatas dapat dsimpulkan bahwa
faktor-faktor yang menyebabkan Siswa asuh mengalami kesulitan dalam belajar adalah:
a. Faktor Internal
b. Faktor Eksternal
dirumah
adalah (a). Faktor internal yaitu faktor yang datang dari dalam diri sendiri, (b). Faktor
1. Fakto Internal. Faktor internal faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam
diri individu itu sendiri, yang dapat dibedakan atas beberapa faktor yaitu intelegensi,
Keberhasilan belajar serang anak ditentukan dari tinggi rendahnya tingkat kecerdasan
yang dimilikinya, dimana seorang anak yang memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi
cendrung akan lebih berhasil dalam belajarnya dibandingkan dengan anak yang
intelegensinya rendah.
b. Faktor Minat. Faktor minat dalam belajar sangat penting. Hasil belajar akan lebih
optimal bila disertai dengan minat. Dengan adanya minat mendorong kearah
keberhasialan, anak yang berminat terhadap suatu pelajaran akan lebih mudah untuk
mempelajarinya dan sebaliknya anak yang kurang berminat akan mengalami kesulitan
dalam belajarnya.
c. Faktor Bakat. Bakat ini dapat menyebabkan kesulitan belajar, jika bakat ini kurang
mendapatkan perhatian. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menjelaskan bahwa:
tidak selalu sama (Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rineka Cipta,
1992), 13). Fase pembentuk kepribadian ada beberapa fase yang harus dilalui.
Seorang anak yang belum mencapai suatu fase tertentu akan mengalami kesulitan
2. Faktor eksternal . Faktor eksternal adalah merupakan faktor yang datang dari luar diri
individu. Faktor eksternal ini dapat di bedakan menjadi tiga faktor yaitu
a. Faktor Keluarga Peranan orang tua (kelurga) sebagai tempat yang utama dan pertama
orang tua mampu melaksanakanya dengan penuh tanggung jawab. Beberapa hal yang
dapat menimbulkan persoalan yang bersumber dari keluarga adalah seperti: a). sikap
orang tua yag mengucilkan anaknya, tidak mepercayai, tidak adil dan tidak mau
menerime anaknya secara wajar, b). broken home, perceraian, percekcokan, c).
Didikan yang otoriter, terlalu lemah dan memanjakannya, d). Orang tua tidak
1990), 4-5)
Ada beberapa aspek yang dapat menimbulkan masalah kesulitan belajar seorang anak
yaitu: a). Didikan orang tua yang keliru, b). Suasana rumah yang kurang aman dan
keluarga dapat menjadi masalah pada umumnya, dan khususnya masalah kesulitan
belajar pada siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa:
seperti:
kesulitan belajar telah diperoleh adalah merencanakan bantuan yang akan diberikan untuk
mengentaskan kesulitan itu. Hal ini bertujuan agar peserta didik yang bersangkutan dapat
lepas dari permasalahan belajarnya sehingga ia bisa sukses dalam belajarnya. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami
kesulitan belajar yang bentuk materi maupun non materi. Adapun cara atau langkah yang
kedua mata pelajaran sebagai pedoman dalam memberikan bantuan yaitu pengajaran
remedial.
2. Non materi : Dengan memberikan informasi kepada orangtua, guru kelas, siswa yang
bersangkutan yang tujuannya agar faktor penghambat dalam belajar dapat diminimalisir.
Adapun pelaksanaan bantuan yang diberikan kepada siswa yang menjadi objek
penulis adalah yang bersangkutan dengan berbentuk materi adalah remedial teaching. Pada
siswa yang pertama yaitu cenderung lebih kurang lancar membaca karena tulisannya yang
kurang rapi, dan pada siswa yang kedua kurang faham di materi perkalian dan pembagian
BAB IV
Adapun bentuk bantuan yang diberikan dapat berbentuk bantuan materi maupun
non materi. Bantuan materi dilakukan dengan mengajarkan kembali materi-meteri yang
belum dipahami oleh peserta didik. Ini sering kali disebut dengan pengajaran perbaikan
(remedial teaching). Sedangkan bantuan non-materi adalah bentuk bantuan yang tidak
terutama digunakan untuk tujuan mengubah sikap dan perilaku peserta didik. Sehingga
fokus dari bantuan ini adalah perubahan sikap dan perilaku. Dan pengajaran perbaikan
sebagai berikut:
a. Pengertian
Pengajaran perbaikan adalah pengajaran yang bertujuan untuk membuat proses belajar
mengajar manjadi lebih baik. Pengajaran ini dilakukan dengan mengajarkan kembali
materi-materi yang telah dipelajari namun belum dikuasai oleh peserta didik. Adapun
menurut Asmidir Illyas dkk, (2017: 86) pemebelajaran remedial teaching adalah
kompetensi minimalnya dalam satu komptensi dasar tertentu. Metode yang digunakan
dapat bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar yang
dialami peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan
Perbaikan (Remedial Teaching) adalah suatu bentuk khusus pengajaran yang ditujukan
untuk menyembuhkan atau memperbaiki sebagian ataupun keseluruhan kesulitan
belajar yang dialami murid. Dapat disimpulkan bahwa Remedial Teaching adalah
tujuan
b. Fungsi
5) Membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam aspek sosial pribadi (fungsi
teraputik).
1. Memberikan buku pelajaran yang relevan dengan tujuan satuan pelajaran yang
bersangkutan.
2. Tutoring yaitu siswa yang pandai atau istimewa dapat diminta menerangkan
8. Permainan akademik, diikuti oleh sekelompok siswa yang belum menguasai tujuan
9. Latihan kelompok secara efektif, siswa yang sama mengalami kesulitan khusus
10. Permainan kartu, secara individual guna mengulangi terminologi, fakta, konsep,
d. Cara pelaksanaan
1. Melihat jenis dan letak kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dan
IPA.
Setelah diketahui materi yang dirasakan sulit oleh Siti Hafsyah dari situ dibuat
belajar.
1) Layanan Informasi
Untuk layanan informasi, penulis memberikan materi motivasi belajar, layanan ini
dilakukan di ruang Kelas IV diharapkan nanti siswa ini memiliki motivasi yang
tinggi sehingga masalah belajar yang dialaminya bisa dientaskan. Selain itu pihak
yang dilibatkan dalam proses pemberian bantuan adalah guru, orangtuadan siswa
dengan pihak yang terkait seperti guru kelas dan orangtua siswa yang bersangkutan.
a. Guru Kelas . Hal ini dilakukan karena banyaknya guru yang tidak memperhatikan
guru dalam membedakan siswa yang pintar dengan siswa yang kurang pandai,
b. Orangtua . Hal ini dilakukan karena banyaknya orangtua yang sibuk, sehingga
potensi dan minat bakat yang dimiliki oleh anaknya sehingga tidak tahu kemana
bantuan yang diberikan kepada individu (sendiri-sendiri atau dalam kelompok) untuk
Kemampuan atau kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang
didalamnya terkandung fakta dan data, konsep, hukum, dan aturan, nilai, persepsi,
afeksi, sikap dan tindakan yang terkait didalamnya. Tujuan umum dari layanan
penguasaan konten itu adalah dikuasainya konten tertentu oleh individu untuk
cara atau kebiasaan tertentu, untuk memenuhi kebutuhannya dan mengatasi masalah-
Dalam -teman tidak ada yang mengajaknya untuk bermain. Melalui pemberian
layanan hal ini saya memberikan konseling individual dikarenakan siswa kurang
mampu menyesuaikan diri dikelas, ini terlihat ia juga kurang pecaya diri saat
layanan ini serta kegiatan pendukung yakni kunjungan rumah . Adapun bentuk dari
belajar
b. Memberikan motivasi kepada siswa untuk rajin belajar
c. Memberikan ice breaking kepada siswa agar tidak bosan dalam belajar dan
mengerjakan latihan.
Tindak lanjut yang penulis rencanakan setelah penulis melaksanakan kegiatan ini
adalah melaporkan hasil yang memuaskan dari kegiatan belajar yang kami lakukan
kepada orangtua siswa asuh dan meminta mereka untuk mempertahankan kemauan
belajar siswa asuh. Penulis berpikir siswa asuh memang butuh pendamping dalam
belajar. Oleh karena itu, keluarga dapat melakukan hal ini secara intensif. Bantuan yang
diberikan bisa berupa dorongan dan motivasi agar anak yang mengalami kesulitan dapat
termotivasi untuk belajar. Data-data yang telah diungkap dari kegiatan ini dapat
dimanfaatkan pula oleh guru kelas maupun guru lainnya untuk kegiatan pembelajaran
selanjutnya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Diagnosis kesullitan belajar siswa sangat penting dilakukan. Dalam proses belajar
mengajar, siswa dan guru mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin berhasil sesuai dengan
apa yang diharapkan. Keberhasilan peserta didik dalam proses pembelajaran ditandai dengan
penguasaan bahan pelajaran yang telah diberikan guru yang diwujudkan dalam bentuk nilai
yang tinggi atau baik. Sebalikanya peserta didik dikatakan belum berhasil dalam belajarnya
atau gagal dalam belajar yang diwujudkan dalam bentuk nilai yang rendah.
Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha dalam meneliti kasus, menemukan
penyebab menimbulkan masalah serta menemukan letak dan jenis kesulitan belajar yang
dialami siswa sehingga dapat di perkirakan dan dapat di tetapkan kemungkinan bantuan
yang akan di berikan, sehingga siswa yang bersangkutan terlepas dari kesulitan yang
Siswa yang mengalami kesulitan belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu faktor Internal dan Faktor Eksternal. Dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar hal
membabtu siswa yang berkesulitan belajar. Namun, dalam memberikan pengajaran remedial
belum bisa penulis laksanakan karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan
Dari identifikasi yang telah penulis laksanakan, terdapat beberapa kesulitan yang
B. Saran
Dari kegiatan diagnosis yang penulis laksanakan bersama siswa serta kerjasama
Guru dan Orangtua, penulis menyadari bahwa banyak faktor yang dapat membuat siswa
kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu, penulis berharap dengan adanya diagnosis kesulitan
belajar ini dapat mengungkap faktor penyebab anak mempunyai kesulitan dalam belajar dan
meningkatkan perhatian Guru dan Orangtua terhadap siswa. Agar siswa yang mempunyai
Ahmad, Subagyo. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Elex Media.
Asmidir Ilyas, dkk. 2019. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pembelajaran Remedial. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Ismail. 2016. Diagnosis Kesulitan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aktif di Sekolah. Jurnal
Edukasi, 2(1).
Mappiare, Andi. 2006. Kamus Istilah: Konseling dan Terapi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Riani, W. S. 2007. Diagnosis Kesulitan Belajar Matematika Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat
Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar di Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunung Kidul.
Surakarta: Program Pasca Sarjana Magister Matematika Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Roida Eva F. S. 2015. Pengaruh Minat dan Kebiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Matematika. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2).
(DI SEKOLAH)
Nama siswa :
Kelas : IV
Observer
NENENG CAHYANA
NIM: 17006060
Lampiran 6
1. Bima memakan satu per lima kue yang diberi Ibu. Jika dituliskan dalam pecahan, maka
yang benar adalah.....
a.
b.
c.
d.
2. Urutan pecahan dibawah ini mulai dari yang terkecil adalah.......
a. , , ,
b. , , ,
c. , , ,
d. , , ,
3. Urutan yang benar pecahan dari yang terbesar dibawah ini adalah…..
a. , , c. , ,
b. , , d. , ,
4. Rara mempunyai satu buah jeruk. Ia ingin membaginya kepada Lani dan Nusa. Berapa
bagiankah buah jeruk dipotong agar ia, Lani dan Nusa dapat bagian yang sama…..
a. c.
b. d.
5. Raka membawa buah melon yang sudah dipotong menjadi sepuluh bagian untuk
dibagikan kepada teman – temannya. Edo mengambil dua bagian, jika ditulis dalam
pecahan semangka yang tersisa yaitu…..
a. c.
b. d.
6. Beni memakan satu per tiga cokelat yang diberi Ibu. Jika dituliskan dalam bentuk
pecahan, maka yang benar adalah…..
a. c.
b. d.
Kunci Jawaban:
1. D
2. A
3. A
4. B
5. B
6. D
Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA
KEPADA SISWA
Narasumber Interviewer
17006060
Lampiran 8
PEDOMAN WAWANCARA
(ORANG TUA)
Pertanyaan
No Jawaban
1.
2.
4.
5.
6.
8.
10.
11.
13.
14.
Lampiran 9
FORMAT WAWANCARA
(GURU KELAS)
No DaftarPertanyaan Deskripsi
1 Mata pelajaran apa yang di senangi
oleh Jeni dan Iqbal?