OLEH:
TITIN HAFISAH
NIM. 856607645
i
Kata Pengantar
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang
"Dampak Penggunaan Gawai pada Anak Usia di Bawah Umur".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis.
ii
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................... i
Kara pengantar ...................................................................................................... ii
Daftar isi ................................................................................................................ iii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan teori ........................................................................................... 6
1. Pengertian Belajar dan Kesulitan Belajar Matematika ......................... 6
2. Kesulitan Belajar Matematika .............................................................. 6
3. Ciri – ciri Siswa yang mengalami Kesulitan Belajar ............................ 7
4. Faktor – factor penyebab Kesulitan Belajar ......................................... 8
5. Cara mengatasi Kesulitan Belajar siswa ............................................... 9
B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 11
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian................................................................ 13
B. Kehadiran Peneliti ..................................................................................... 14
C. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 14
D. Data dan Sumber Data .............................................................................. 14
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 15
F. Teknik Analisi Data ................................................................................. 16
G. Pengecekan Keabsahan Temuan Data ...................................................... 17
H. Tahapan – tahapan Penelitian ................................................................... 18
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Umum dan Khusus ........................................................... 21
B. Analisis Data ............................................................................................. 22
1. Hasil Penelitian ..................................................................................... 22
2. Pembahasan ......................................................................................... 31
iii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 38
B. Saran ......................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 41
LAMPIRAN – LAMPIRAN
1. Instrumen Penelitian
2. Transkip wawancara
3. Dokumentasi foto – foto
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses
pembelajaran, dalam dunia proses pembelajaran anak kurang didorong untuk
berpikir. Proses pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak
untuk menghapal informasi, otak anak di paksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa di tuntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk
mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari (Siregar, 2020). Keberhasilan suatu
pembelajaran salah satunya berasal dari strategi guru pada saat menyampaikan
suatu materi pembelajaran. Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Hasanah et al.,
2016). Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto,
2018).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan
(Yuliyanti, 2020). Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Proses saling
berinteraksi antara yang mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada pada
suatu kondisi yang unik.
1
(Siregar, 2020). Sistem pembelajaran dalam dunia pendidikan yang dilakukan di
dalam kelas sangat berkaitan dengan perubahan karakter masing-masing peserta
didik. Perubahan tersebut dapat pula ditemui dalam kemampuan akademis yang
sering disebut intelektual.
2
berlangsung secara wajar. Perbedaan individual antar siswa yang sering kita
temui di dunia pendidikan yang dapat menyebabkan perbedaan tingkah laku
belajar di kalangan siswa. Keadaan dimana siswa tidak dapat belajar
sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan “kesulitan belajar”
(Wulandari, 2018). Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti
memiliki anak didik yang berkesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya
dirasakan oleh sekolah modern di perkotaan saja, tetapi juga dimiliki oleh
sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaannya.
Hanya yang membedakannya pada sifat, jenis, dan faktor penyebabnya.
Kesulitan belajar matematika adalah gangguan yang dialami siswa pada saat
mempelajari matematika yang meliputi beberapa karakteristik, seperti gangguan
hubungan keruangan, abnormalitas persepsi visual, asosiasi visual motor,
perserverasi, dll yang menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Kesulitan
belajar dapat diterjemahkan dari fenomena dimana siswa mengalami kesulitan
ketika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar
tertentu berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam
tujuan instruksional atau tingkat perkembangannya (Rofiqi, 2020).
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang melatih anak bepikir logis dan
analitis sehingga anak menjadi cerdas karena matematika sebagai pelayan dan
mahkota ilmu-ilmu lain. Aktivitas belajar bagi setiap individu tidak selamanya
dapat berlangsung secara wajar, begitupun dalam pembelajaran matematika.
Keadaan tersebut dipengaruhi oleh cepat lambatnya daya tangkap seseorang
terhadap suatu pelajaran dan cepat daya tangkap dipengaruhi oleh konsentrasi.
Kesan matematika yang dianggap sulit menimbulkan rasa malas terhadap siswa.
Rasa malas yang timbul dari diri siswa dapat menghambat proses belajarnya.
Sebagai orang tua siswa di sekolah guru juga dapat memberi dorongan belajar
berupa motivasi. Guru memotivasi siswa untuk belajar matematika dengan
mengkaitkan konteks dalam kehidupan sehari-hari. Saat siswa mengalami
kesulitan belajar guru dapat memotivasi untuk tidak menyerah, guru dapat
3
memberikan solusi kepada siswa untuk menyelesaikan suatu masalah dengan
kehidup sehari-hari (Mike Olerton, 2014:50).
Berdasarkan studi kebutuhan dan teoritis di atas maka menarik bagi peneliti
untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Guru Dalam
Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika Siswa Kelas V di MI Nurul Huda
Sukaraja”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
4
D. Manfaat Penelitian
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar dan Kesulitan Belajar Matematika
Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Siregar, 2020).
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada
proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di
lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (Hanafy, 2014).
Kesulitan belajar ialah suatu gejala tampak pada peserta didik yang ditandai
dengan adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah norma yang telah
ditetapkan (Djamaluddin & Wardana, 2019). Kesulitan belajar dapat diartikan
sebagai ketidak mampuan anak dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikan guru dan anak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal
(Nurlina, 2021). Siswa yang prestasi belajarnya lebih renda dibandingkan
teman-temanya, atau prestasi belajarnya lebih rendah dibandingkan prestasi
belajar sebelumnya dikatakan mengalami kesulitan belajar.
6
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
merupakan kondisi dimana siswa tidak dapat belajar sesuai mestinya, memiliki
prestasi belajar dibawah kreteria yang telah ditetapkan yang disebabkan ada
hambatan-hambatan dalam belajar dan dapat terjadi pada semua siswa.
Ciri dari siswa yang mengalami kesulitan yaitu seperti tidak mampu
menyelesaikan tugas belajar sesuai waktu yang ditentukan. Adapun ciri lainnya
yaitu sebagai berikut (Supriyono, 2014).
7
a) Prestasi belajar rendah artinya skor yang diperoleh dibawa skor rata-rata
kelompoknya,
d) Sikap acuh dalam mengikuti pelajaran dan sikap kurang wajar dan lainnya,
8
bedakan menjadi dua yaitu, faktor internal, faktor eksternal, faktor. Faktor
internal antara lain yaitu: kondisi tubuh dan mental, kecerdasan siswa, sikap
terhadap pembelajaran, minat siswa terhadap pembelajaran, motivasi siswa
terhadap pembelajaran, dan kebiasaan siswa saat belajar. Faktor eksternal
diantaranya: perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar siswa, hubungan
siswa dengan keluarga, uasana rumah saat siswa belajar, ondisi lingkungan
tempat tinggal, egiatan dalam masyarakat, pengaruh media massa, persiapan
guru sebelum KBM, hubungan guru dengan murid, kondisi sekolah, ruang
kelas dan sarana penunjang pembelajaran, kedisiplinan siswa dan guru, materi
pembelajaran, metode dan media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
9
siswa mengalami kesulitan belajar guru dapat memotivasi untuk tidak
menyerah, guru dapat memberikan solusi kepada siswa untuk menyelesaikan
suatu masalah dengan kehidupan sehari-hari (Siregar, 2020).
a) Jika sumber kesulitan belajar berasal dari factor bawaan atau herediter dan
kemampuan dasar dalam belajar siswa, dapat dilakukan penyaluran atau
penjurusan kepada program pendidikan tertentu yang lebih sesuai dengan
tingkat kecerdasan atau jenis bakatnya.
b) Jika sumber kesulitan belajar berasal dari pribadi siswa, seperti sikap,
kebiasaan, minat, motivasi, sikap terhadap guru dan mata pelajaran, dan
sebagainya, masih ada kemungkinan mengatasi melalui penciptaan
conditioning dan pembelajaran yang inovatif.
c) Jika sumber kesulitan belajar berasal dari luar siswa, akan sangat mungkin
diatasi terutama jika menyangkut lingkungan sekolah. Namun, sangat
tergantung kondisi sekolah dan lingkungan yang bersangkutan
Beberapa cara lain yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengatasi kesulitan
belajar matematika yang dialami oleh siswa, yaitu (Novitasari & Fathoni,
2022):
10
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara. Guru dapat
mengetahui upaya siswa untuk keluar dari masalah kesulitan belajar yaitu
seperti memastikan kesiapan siswa untuk belajar, memilih media pembelajaran,
memberikan latihan soal kepada siswa serta memberikan kebebasan kepada
siswa dalam menyampaikan gagasannya.
11
(a) Menjalin kerjasama kepada orang tua siswa agar dapat
mendukung, membimbing, serta mengarahkan siswa dalam belajar.
(b) Memastikan kesiapan dan fokus siswa untuk belajar. (c)
Memberikan motivasi belajar kepada siswa baik dari guru maupun
lingkungan keluarga. (d) Menggunakan strategi serta media yang
menarik (e) Memberikan ruang untuk bereksplorasi. (f) Memberikan
soal atau tes pada batas kemampuan siswa.
3) Hasil penelitian (Unaenah, 2022) menunjukkan siswa kesulitan belajar
pada pokok materi luas dan keliling bangun datar layang-layang dan
trapesium. Kesulitan yang dialami siswa yakni kesulitan menentukan
rumus, kekeliruan memahami soal cerita, kekeliruan penggunaan nilai
tempat, kekeliruan penghitungan dalam luas dan keliling bangun datar
layang-layang dan trapesium. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan
belajar matematika luas dan keliling bangun datar layang-layang dan
trapesium dengan memberikan perhatian khusus pada siswa,
bimbingan belajar seperti symbol matematika, nilai tempat, konsep
luas dan keliling bangun datar layang-layang dan trapesium,
pembelajaran remedial, memotivasi siswa dalam belajar.
12
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan Penelitian
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Menurut Creswall dalam (Novitasari & Fathoni, 2022) yang dikutip oleh
Gunawan dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kualitatif:
Teori dan Praktik, menyebutkan bahwa, “metode penelitian studi kasus
sebagai salah satu strategi penelitian kualitatif.
13
B. Kehadiran Peneliti
Seluruh rangkaian dan proses pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendiri
sebagai instrument utama dalam penelitian ini. Penelitian ini berlangsung pada
latar ilmiah, yang menuntut kehadiran peneliti di lapangan, maka peneliti
mengadakan pengamatan mendatangi subyek penelitian atau informan dalam hal
ini di MI Nurul Huda Sukaraja, sekaligus menghimpun dokumen-dokumen yang
diperlukan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di MI Nurul Huda Sukaraja.
Pada dasarnya menurut Lofland dalam (Sugiyono, 2014) sumber data dalam suatu
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan (sumber data primer) dan
selebihnya adalah sumber data sekunder seperti dokumen dan arsip-arsip.
Berkaitan dengan itu, Lexy Moloeng menyimpulkan bahwa sumber data terbagi
ke dalam kata-kata, tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik. Dengan
demikian data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data yang
diklasifikasikan maupun analisis untuk mempermudah dalam menghadapkan pada
pemecahan permasalahan, perolehannya dapat berasal dari:
Sumber primer dalam penelitian ini adalah guru bidang studi matematika dan
siswa kelas VA MI Nurul Huda Sukaraja.
Sumber data sekunder dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen, serta foto-
foto kegiatan belajar mengajar.
14
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
2. Wawancara
15
3. Dokumen
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan
data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat
dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.
Adapun metode analisis menurut Miles dan Huberman dalam (Novitasari &
Fathoni, 2022) yang digunakan adalah :
1. Reduksi Data
16
yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan
diverifikasi.
2. Penyajian Data
3. Kesimpulan
Patton dan Lexy Moleong dalam (Novitasari & Fathoni, 2022) Supaya data
yang diperoleh dari lokasi penelitan lapangan memiliki keakuratan yang
maksimal, maka peneliti melakukan usaha sebagai berikut: 1) Triangulasi,
17
2) Ketekunan Pengamatan, 3) Pemeriksaan Sejawat, 4) Perpanjangan
Keikutsertaan.
H. Tahapan-Tahapan Penelitian
Penelitian kualitatif biasanya didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam
pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa yang telah
direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai dengan
apa yang dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian mestilah
merancang langkah-langkah kegiatan penelitian. Menurut (Sugiyono, 2014)
terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif yaitu:
2) Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang
diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
3) Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara
mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi
berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis,
bahkan teori baru.
18
Secara spesifik, ketiga tahap diatas dapat dijabarkan dalam lima langkah
penelitian kualitatif, yaitu: rumusan masalah, pengumpulan data, pengelolaan
dan pemaknaan data, pemunculan teori, dan pelaporan hasil penelitian.
Keterkaitan ke lima tahap tersebut dijelaskan di bawah ini:
a) Rumusan Masalah
b) Pengumpulan Data
Pada penelitian yang lain pada umumnya pengolahan data dan pemaknaan
data dilakukan setelah data terkumpul atau kegiatan pengumpulan di
lapangan dinyatakan selesai. Analisis data kualitatif yang meliputi
pengolahan dan pemaknaan data dimulai sejak peneliti memasuki lapangan.
19
Selanjutnya, hal yang sama dilakukan secara kontinyu pada saat
pengumpulan sampai akhir kegiatan pengumpulan data secara berulang
sampai data jenuh (tidak diperoleh lagi informasi baru). Dalam hal ini, hasil
analisis dan pemaknaan data akan berkembang, berubah, dan bergeser
sesuai perkembangan dan perubahan data yang ditemukan di lapangan.
d) Pemunculan Teori
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
MI Nurul Huda memiliki Visi “Terwujudnya peserta didik yang unggul dalam
prestasi berbasis IPTEK, yang berlandaskan pada IMTAQ”. Adapun misinya
adalah 1) Mengoptimalkan kegiatan keagamaan peserta didik agar menjadi
generasi penerus bangsa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa. 2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran secara PAKEM sebagai upaya
mewujudkan sekolah sebagai pusat kegiatan belajar yang menyenangkan. 3)
Melaksanakan pembinaan berbagai kegiatan lomba baik akademik maupun non
akademik guna meraih prestasi yang unggul berbasis IPTEK. 4) Melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler untuk memupuk bakat dan kreatifitas
21
.
B. Analisis Data
1. Hasil Penelitian
Kesulitan penggunaan konsep pada siswa kelas V yaitu pada materi perkalian
dan pembagian, siswa kesulitan pada perkalian ribuan dan perpangkatan. Siswa
juga mengalami kesulitan memahami konsep geometri serta materi operasi
hitung bilangan. Guru kelas V juga menjelaskan bahwa masih ada siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika seperti memahami materi geometri,
materi pembagian dan susah mengoperasikan penjumlahan atau perkalian
pecahan. Materi geometri di anggap paling susah oleh siswa kelas V, hal ini
22
dikarenakan materi geometri mengandung banyak rumus yang harus dihafal,
dan siswa sering salah dalam menyebutkan sisi, rusuk, dan titik sudut pada
bangun ruang sederhana. Adapun tanda bahwa mereka sulit memahami materi
geometri ketika pada saat latihan mereka belum menggunakan rumus yang
tepat jadi mereka salah mengerjakan soal tersebut.
Konsep merupakan pengertian, gambaran dari soal atau bisa dikatakan dengan
ide atau cara yang digunakan dalam pengerjaan soal. Agar kegiatan belajar
berjalan dengan lancar, dibutuhkan perencanaan yang mudah dipahami dan
dimengerti. Dalam penggunaan konsep materi matematika semuanya
menggunakan konsep, akan tetapi di MI Nurul Huda materi dalam penggunaan
konsep yang dianggap sulit yaitu materi perkalian dan pembagian, materi
operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dan materi geometri dan bangun
ruang.
Siswa masih kesulitan dalam memahami simbol lebih dari (>) dan kurang dari
(<) dan pada materi operasi bilangan siswa masih mengalami kesulitan simbol
min (-) dan plus (+). Berdasarkan hasil wawancara tentang materi bilangan
siswa masih kebingung menentukan nilai mana yang lebih besar (>) ataupun
lebih kecil (<) dan juga pada simbol plus (+) dan min (-). Simbol adalah adalah
suatu suatu huruf, nomor atau tanda yang mewakili bilangan. Menurut Lener
anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami kesulitan dalam
mengenal dan menggunakan symbol- symbol matematika (Abu Ahmadi,
2014:74). Berdasarkan paparan di atas disimpulkan bahwa siswa berkesulitan
dalam memahami simbol matematika berupa simbol lebih dari (>) dan kurang
dari (<) dan memahami simbol min (-) dan (+).
23
3) Kesulitan Dalam Perhitungan
Kesulitan dalam memahami rumus matematika siswa kelas V yaitu pada materi
geometri, siswa kesulitan dalam memahami rumus balok, kubus, segitiga dan
siswa masih sulit dalam menentukan sisi dan rusuknya. Jika siswa sulit
memahami rumus hal ini akan mempengaruhi proses belajar siswa. Rumus
merupakan cara singkat untuk mencari informasi tertentu dengan cara
menggunakan patokan yang dilambangkan dengan huruf, angka, ataupun tanda
(KBBI).
24
belajar matematika. Dan jenis kesulitan belajar yang dialami setiap siswa
tidaklah sama dalam pembelajaran matematika. Jenis kesulitan belajar yang
dialami oleh siswa bermacam-macam. Untuk mengetahui strategi yang
dilakukan oleh guru kelas V dalam mengatasi kesulitan belajar matematika
siswa di MI Nurul Huda maka peneliti melakukan penggalian data dengan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Berikut adalah hasil wawancara yang
peneliti lakukan dengan guru kelas V, dan siswa kelas V. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh bapak Budiono selaku wali kelas V sebagai berikut:
25
bisa berdiskusi dengan teman kelompoknya. Pengunaan metode di dalam
pembelajran matematika harus disesuaikan dengan, materi yang akan
disampaikan dalam pembelajran, waktu yang diperlukan kemampuan dan
kemampuan guru dalam menguasai metode.
26
mengatakan bahwa guru matematika sering memberikan tugas di akhir
pembelajaran.
27
c. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Matematika
28
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2019).
Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
motivasi belajar bagi siswa sangat dibutuhkan agar materi
pembelajaran dapat diterima dengan baik oleh siswa.
c) Kreatifitas guru
Kreatifitas sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran,
kreatifitas dapat berupa metode yang di gunakan. Berdasarkah
wawancara dengan guru kelas V, guru menggunakan metode
ceramah, kelompok, tanya jawab dan penugasan. Sebagaima
wawancara dengan guru dan siswa kelas V bahwa pada saat
selesai proses belajar guru memberikan tugas kepada siswa,
kemudian guru membagi menjadi beberapa kelompok, guru
berharap hal ini dapat membantu proses belajar siswa, guru
terkadang menempel gambar dipapan tulis berupa rumus agar
siswa mudah menghafal.
Pengertian kreatifitas berhubungan dengan penemuan sesuatu,
mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan
menggunakan sesuatu yang telah ada (Slameto, 2018).
Berdasarkan uraian di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
guru sudah berusaha memberikan metode dalam pembelajaran
meskipun kurang maksimal.
2. Faktor Penghambat Proses Pembelajaran
a) Keterbatasan waktu di sekolah
29
kognitif, psikomotor, dan afektif. Karena minimnya waktu, para
pendidik lebih terfokus dalam hal aspek kognitif dan
psikomotor, sehingga seringkali meninggalkan pembinaan aspek
afektif.
30
c) Kurangnya Media Pembelajaran
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam skripsi ini adalah berbentuk
diskriptif kualitatif, yakni penelitian dengan cara pengumpulan data yang
realistis persoalan dengan berlandaskan pada ungkapan dari responden dan
data yang dikumpulkan berupa kata-kata.
Pada bab ini akan membahas dan menghubungkan antara teori dari temuan
sebelumnya dengan teori temuan saat penelitian. Menggabungkan antara
pola-pola yang ada dalam teori sebelumnya dan kenyataan yang ada di
lapangan. Terkadang apa yang di teoritik tidak sama dengan kenyataanya,
atau sebaliknya. Keadaan inilah yang perlu dikaji secara mendalam. Perlu
penjelasan lebih lanjut antara teori yang ada dan buktikan dengan kenyataan
yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi
31
ini, dan untuk menjawab fokus masalah yang telah tercantum pada bab
awal, maka dalam bab ini akan membahas satu persatu untuk menjawab
fokus masalah yang ada.
32
( > ) dan lebih kecil ( > ) saat diminta untuk menentukan bilangan
mana yang lebih besar atau lebih kecil.
33
kesulitan belajar matematika siswa pada proses pembelajaran.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa yaitu memastikan kesiapan siswa untuk belajar
matematika, pemakaian media belajar yang memepermudah pemahaman
anak, permasalahan yang diberikan merupakan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari, memberi kebebasan pada anak untuk
menyelesaikan soal dengan caranya (Pitadjeng, 2016).
34
bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak (Sardiman, 2019:146).
Pada setiap selesai proses pembelajaran guru selalu memeberikan
evaluasi kepada siswa terkait materi yang disampaikan.
35
Kreatifitas sangat dibutuhkan untuk mempermudah proses
pembelajaran. guru seharusnya memiliki kreatifitas yang tinggi
agar siswa mudah memahami materi yang di sampaikan. Guru
sudah menggunakan metode pembelajaran berupa metode
kelompok, tanya jawab dan penugasan. Akan tetapi metode
tersebut masih kurang diminati oleh siswa.
2. Faktor Penghambat Proses Pembelajaran
a) Keterbatasan waktu di sekolah
Dengan kata lain, dalam waktu yang relatif singkat tersebut ada
tiga hal yang harus dicapai dalam pendidikan di sekolah dasar
yakni pembinaan dan pengembangan aspek kognitif, psikomotor,
dan afektif. Karena minimnya waktu, para pendidik lebih terfokus
dalam hal aspek kognitif dan psikomotor, sehingga seringkali
meninggalkan pembinaan aspek afektif.
36
sebisanya tanpa bantuan orang tuanya, dan ketika jam belajar siswa
hanya sibuk bermain sehingga lupa mengerjakan tugas.
37
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa di MI Nurul Huda yaitu memastikan kesiapan siswa dalam
belajar matematika, menggunakan metode pembelajaran, memberikan
motivasi pada siswa, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya,
memberikan tugas pada siswa, dan memberikan kebebasan pada
38
siswa untuk menyelesaikan soal sesuai dengan kemampuan.
B. Saran
1. Bagi Siswa
2. Bagi Guru
39
menjamin kehidupannya yang merupakan salah satu ide yang bagus,
memberikan kesempatan untuk beratanya dan berpendapat, dan
berkonsultasi dengan orang tua agar mencukupi kebutuhan sekolah siswa.
40
DAFTAR PUSTAKA
Novitasari, A., & Fathoni, A. (2022). Peran Guru dalam Mengatasi Kesulitan
Belajar Siswa pada Pelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu,
6(4), 5969–5975. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i4.3168
Nuragnia, B., Nadiroh, & Usman, H. (2021). Pembelajaran Steam Di Sekolah
Dasar : Implementasi Dan Tantangan. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan,
6(2), 187–197. https://doi.org/10.24832/jpnk.v6i2.2388
Nurlina, Nurfadilah, A. B. (2021). Teori belajar dan pembelajaran (H. Bancong
(ed.); Issue April). LPP UNISMUH MAKASSAR. http://repository.uin-
malang.ac.id/6124/
Pitadjeng. (2016). “Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan”. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional
Rofiqi. & Syaiful Rosyid. 2020. “Diagnosis Kesulitan Belajar”. Malang: Literasi
Nusantara Abadi.
41
Shukshina, L. V., Gegel, L. A., Erofeeva, M. A., Levina, I. D., Chugaeva, U. Y.,
& Nikitin, O. D. (2021). STEM and STEAM Education in Russian
Education: Conceptual Framework. Eurasia Journal of Mathematics, Science
and Technology Education, 17(10), 1–14.
https://doi.org/10.29333/ejmste/11184
Siregar, S. (2020). Upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika
pada peserta didik di kelas VIII SMP Negeri 5 Padangsidimpuan.
http://etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/id/eprint/2914%0Ahttp://etd.iain-
padangsidimpuan.ac.id/2914/1/1420200117.pdf
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif dan R&D. Alfabeta.
Unaenah, E. (2022). Upaya, Analisis Dalam, Guru Kesulitan, Mengatasi Pagi, S
D N Kalideres. 2, 324–331.
Wulandari, Indri. 2018. “Kesulitan Belajar Siswa Dalam Mempelajari Perkalian dan
Pembagian Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas
42
Lampiran - Lampiran
43
INSTRUMEN PENELITIAN
44
B. Informan Siswa Kelas V A yang mengalami kesulitan menulis
1. Apa yang kamu lakukan sebelum belajar?
2. Apakah kamu senang belajar matematika?
3. Apakah materi matematika itu sulit?
4. Materi apa yang menurut kamu sulit dalam pelajaran matematika?
5. Apa yang membuatmu sulit memahami matematika?
6. Adakah materi matematika yang kamu sukai?
7. Apakah kamu dapat memahami materi matematika?
8. Bagaimana cara guru mengajari kamu belajar matematika?
9. Dalam mengerjakan soal apakah kamu mengerjakan dengan baik?
10. Apakah gurumu menggunakan gambar pada saat menjelaskan materi?
11. Apakah gurumu selalu menyemangati kamu untuk belajar?
12. Bagaiman guru mu menyemangatinya?
13. Apa yang kamu lakukan setelah pulang sekolah?
14. Apakah orang tua mu membantu kamu mengerjakan tugas?
45
TRANSKIP WAWANCARA GURU
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Apa yang bapak lakukan sebelum Menyiapkan materi dan bahan ajar, Menyiapkan
melaksanakan pembelajaran RPP, Berdoa dan menyuruh siswa untuk
membuka buku pelajaran.
2 Bagaimana pendapat bapak mengenai Yaitu anak yang sulit memahami materi
anak yang kesulitan belajar matematika, anak yang minat belajarnya rendah
matematika? dan tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik.
3 Apakah siswa mengalami kesulitan pada Iya, yaitu pada materi menghitung perkalian dan
materi tertentu? pembagian, siswa masih bingung cara
menghitungnya, padahal sudah di ajarkan
pada kelas 4 kemaren, kemudian siswa sulit
pada materi operasi hitung bilangan bulat
negatif, dan materi geometri, mungkin susah
karena banyak rumusnya.
4 Apakah siswa yang mengalami kesulitan Ya seperti itu, ada yang ketika di jelaskan Cuma
belajar matematika dapat mengikuti diam ada juga yang ribut di kelas, dan ada juga
pelajaran dengan baik? suka nyontek sama temannya.
5 Berapa siswa yang mengalami kesulitan 5 orang siswa yaitu salsa, fatkul, faris, lionel dan
belajar matematika? Siapa saja? zahir.
6 Apa strategi yang bapak lakukan kepada Saya kadang membuat kelompok kecil, siswa
peserta didik yang mengalami yang sulit memahami pelajaran saya
kesulitan matematika? kelompokan dengan siswa ya lebih
menguasai pelajaran matematika, lalu saya
memberi motivasi kepada siswa, lalu
memberikan kesempatan siswa untuk
bertanya, dan memberikan tugas kepada
siswa agar siswa dapat mengevaluasi diri
46
dimana batas kemampuan siswa dalam
belajar matematika.
7 Apa saja faktor pendukung dalam Faktor pendukungnya yaitu minat dan motivasi
mengatasi kesulitan belajar belajar siswa, kalo siswa senang belajar
matematika? matematika dia pasti bisa mengikuti pelajaran
dengan baik.
Apa saja faktor penghambat dalam Yaitu keterbatasan waktu di sekolah, belajar
8 mengatasi kesulitan belajar matematika membutuhkan konsentrasi yang
matematika lebih jadi sebaiknya waktu pembelajaran
harus lebih banyak, lalu kurang perhatian
orang tua, siswa jarang ngerjakan PR dengan
alasan tidak ada yang membantu
mengerjakan, dan sarana prasarana serta
media pembelajaran di sini masih kurang
lengkap.
9 Apa harapan bapak kepada siswa yang Saya berharap siswa dapat mengikuti pelajaran
mengalami kesulitan belajar dengan baik, dan selalu berusa untuk belajar
matematika? walaupun materinya di anggap sulit jangan
malas-malas untuk belajar dan tetap
semangat.
47
TRANSKIP WAWANCARA SISWA
NO PERTANYAAN JAWABAN
1 Siswa ke-1 “Berdo’a dan menyiapkan buku”
Apa yang kamu lakukan sebelum
Siswa ke-2 sampai ke-3 “Berdo’a”
belajar?
2 Apakah kamu senang belajar Siswa ke-1 sampai ke-3, “Tidak”
matematika
3 Apakah materi matematika itu Siswa ke-1 sampai ke-3, “Iya”
sulit?
4 Materi apa yang menurutmu sulit? Siswa ke-1 “Perkalian dan Pembagian, bangun
ruang”
Siswa ke-2 “Bilangan bulat negatif, geometri yang
banyak rumus”
Siswa ke-3 “Bilangan berpangkat, geometri”
Siswa ke-4 “Pembagian dan bilangan berpangkat,
geometri”
Siswa ke-5 “Operasi hitung bilangan yang ngitung
min (-) dan plus (+), materi geometri”
48
Siswa ke-3 “Dijelaskan lalu di suruh maju kedepan
mengerjakan soal”
Siswa ke-4 “Menjelaskan”
Siswa ke-5 “Menjelaskan materi, lalu memberi
tugas”
9 Dalam mengerjakan soal apakah Siswa ke-1 “Iya”
kamu berusah mengerjakan Siswa ke-3 sampai ke-5 “Iya saya mengerjakan
dengan baik? semampu saya”
10 Apakah guru menggunakan Siswa ke-1 sampai ke-5 “Kadang-kadang”.
gambar pada saat belajar
11 Apakah gurumu selalu Siswa ke-1 sampai ke-5 “Iya’’
menyemangati kamu untuk
belajar?
12 Bagaiman guru mu Siswa ke-1 dan ke-2 “Selalu ngomong kalo kalian
menyemangatinya? pasti bisa belajar dengan baik”
Siswa ke-3 “Mengajari sampai bisa”
Siswa ke-4 dan ke-5 “Bapak ngomong semangat
belajarnya, biar nilainya bagus”
13 Apa yang kamu lakukan setelah Siswa ke-1 dan ke-3 “Bermain”
pulang sekolah? Siswa ke-2, ke-4 dan ke-5 “Makan”
14 Apakah orang tuamu Siswa ke-1 dan ke-2 “Kadang-kadang”
membantumu mengerjakan Siswa ke-3 dan ke-4 “Di belajari”
tugas? Siswa ke-5 “Nggak, mamak sibuk jualan”
49
DOKUMENTASI
Wawancara Siswa
50
Wawancara Siswa
51
Wawancara Guru Kelas
52