Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

“PEMBELAJARAN PENGAYAAN”

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH


DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Novitawati, S.Psi., M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
Chabelita Puspita Sari 1910125110009
Ni’mah Azizah 1910125220006
Maulidiya 1910125220106
Muhammad Fakhrizan Ikhsan 1910125310028
Risma Santi 1910125320016
Yuliani Syafitri 1910125320061
Kelas 6A PGSD

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pembelajaran
Pengayaan” tepat waktu. Makalah Pembelajaran Pengayaan disusun guna memenuhi
tugas Dr. Novitawati, S.Psi., M.Pd. pada mata kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar.
Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca tentang Pembelajaran Pengayaan.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dr. Novitawati,


S.Psi., M.Pd. selaku dosen mata kuliah Diagnosis Kesulitan Belajar. Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang kami
tekuni..

Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin. Untuk itu kami
tidak lupa menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi siapa saja yang membaca. Aamiin Yarobbal Aalamiin.

Banjarmasin, 19 Februari 2022

Penyusun
Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.............................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................3

C. Tujuan.....................................................................................................................3

BAB II...............................................................................................................................4

PEMBAHASAN................................................................................................................4

A. Pengertian Pembelajaran Pengayaan......................................................................4

B. Tujuan Pembelajaran Pengayaan............................................................................5

C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...............................................................................6

D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Pengayaan...............................................................7

E. Fungsi Pembelajaran Pengayaan............................................................................8

F. Langkah - Langkah Pembelajaran Pengayaan........................................................9

G. Bentuk Program Pengayaan...................................................................................9

H. Penilaian Pembelajaran Pengayaan......................................................................12

BAB III............................................................................................................................17

PENUTUP.......................................................................................................................17

A. Kesimpulan...........................................................................................................17

B. Saran.....................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan
dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik
pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Pendidikan bukan sekadar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau
melatihkan keterampilan. Pendidikan berfungsi mengembangkan apa yang
secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta didik, sebab peserta didik
bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar. Mereka telah memiliki sesuatu,
sedikit atau banyak, telah berkembang (beraktualisasi) atau sama sekali masih
kuncup (Mustaqim, 2011: 1).

Kegiatan belajar mengajar di sekolah tidak selamanya dapat berjalan


dengan lancar. Masalah kesulitan belajar sudah merupakan masalah umum yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Secara umum, dapat dikatakan bahwa
kesulitan belajar seorang siswa di sekolah dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat mengidentifikasi
setepat mungkin faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar
pada diri siswa tersebut.

Kesulitan belajar yang dialami siswa di sekolah bisa bermacam-macam,


baik dalam hal menerima pelajaran, menyerap pelajaran, atau kedua-duanya.
Setiap siswa pada prinsipnya mempunyai hak untuk mencapai prestasi belajar
yang memuaskan. Namun, dalam kenyataannya, jelas bahwa siswa- siswa
tersebut memiliki perbedaan, baik dalam kemampuan intelektual, kemampuan
fisik, latar belakang keluarga, kebiasaan, maupun pendekatan belajar yang tepat
untuknya.

Dalam kegiatan pembelajaran tidak jarang dijumpai adanya peserta didik


yang lebih cepat dalam mencapai standar kompetensi, kompetensi dasar dan
penguasaan materi pelajaran yang telah ditentukan. Peserta didik kelompok ini

1
tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran maupun
mengerjakan tugas-tugas atau latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan
sebagai indikator penguasaan kompetensi. Peserta didik yang telah mencapai
kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan
memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan
(Wahyudi, 2006: 24).

Program pengayaan menjadi satu kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan


lebih dari siswa berkebutuhan khusus, seperti yang memiliki kemampuan di atas
rata-rata (sesuai tes IQ) maupun kemampuan di atas rata-rata kelompoknya.
Program pengayaan lahir sebagai respon (jawaban) terhadap adanya keunikan
kemampuan peserta didik. Keunikan ini bisa bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. Keunikan kuantitatif, yaitu keunikan berdasarkan tes IQ, sedangkan
keunikan kualitatif yaitu sesuai dengan kelompok belajarnya masing-masing.
Karena keunikan yang bersifat individual itulah kemudian muncul siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata-rata, maka di sinilah program pengayaan
dibutuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa program remedial maupun pengayaan
tidak bergantung pada status standar sekolahnya, namun lebih difokuskan pada
kebutuhan anak dalam konteks individual (Nurhayati, 2010: 2).

Program pengayaan (enrichment program) merupakan bagian penting


dalam proses pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), program pengayaan adalah bagian yang tidak bisa
dipisahkan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Standar
Nasional Pendidikan ditetapkan bahwa setiap satuan pendidikan dituntut untuk
memiliki standar ketuntasan minimal dan/atau standar kelulusan siswa. Standar
minimal pendidikan ini menjadi indikator (kuantitatif) terhadap hasil capaian
pembelajaran, yang nantinya digunakan guru sebagai pertimbangan apakah
siswa diberikan remidial atau pengayaan (Abidin, 2009: 2).

Pemberian pembelajaran pengayaan pada hakikatnya adalah pemberian


bantuan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan lebih, baik dalam
kecepatan maupun kualitas belajarnya. Agar pemberian pengayaan tepat sasaran
maka perlu ditempuh langkah-langkah sistematis, yaitu pertama

2
mengidentifikasi kelebihan kemampuan peserta didik, dan kedua memberikan
perlakuan (treatment) pembelajaran pengayaan (Sutajaya, 2008: 4).

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Pembelajaran Pengayaan?
2. Apa Saja Tujuan Pembelajaran Pengayaan?
3. Apa Saja Jenis Pembelajaran Pengayaan?
4. Apa Saja Prinsip - Prinsip Pembelajaran Pengayaan?
5. Apa Saja Fungsi Pembelajaran Pengayaan?
6. Jelaskan Langkah - Langkah Pembelajaran Pengayaan?
7. Apa Saja Bentuk Program Pengayaan?
8. Apa Saja Penilaian Pembelajaran Pengayaan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Pembelajaran Pengayaan.
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Tujuan Pembelajaran Pengayaan.
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Jenis Pembelajaran Pengayaan.
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Prinsip - Prinsip Pembelajaran Pengayaan.
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Fungsi Pembelajaran Pengayaan.
6. Untuk Mengetahui Langkah - Langkah Pembelajaran Pengayaan.
7. Untuk Mengetahui Apa Saja Bentuk Program Pengayaan.
8. Untuk Mengetahui Apa Saja Penilaian Pembelajaran Pengayaan.

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Pengayaan


Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau
kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang telah
ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.
Hal senada diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto, bahwa kegiatan pengayaan
adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat sehingga
peserta didik tersebut menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya atau
agar penguasaannya lebih mendalam terhadap bahan pelajaran dan kompetensi
yang mereka pelajari.

Program pengayaan merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi


peserta didik yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi yang berarti
mereka adalah peserta didik yang tergolong cepat dalam menyelesaikan
tugasnya. Selain itu, program pengayaan merupakan pembelajaran tambahan
dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta
didik yang memiliki kelebihan dibanding dengan peserta didik yang lain
sehingga mereka dapat mengoptimalkan perkembangan minat, bakat dan
kecakapan.

Sedangkan menurut Prayitno, kegiatan pengayaan merupakan suatu


bentuk layanan yang diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang
sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugastugas tambahan yang
terencana untuk menambah memperluas pengetahuan dan keterampilan yang
telah dimilikinya dalam kegiatan pembelajaran sebelumnya.

Program pengayaan merupakan bagian penting dalam proses


pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
program pengayaan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Standar Nasional Pendidikan
ditetapkan bahwa setiap satuan pendidikan dituntut untuk memiliki standar

4
ketuntasan minimal atau standar kelulusan siswa. Standar minimal pendidikan
ini menjadi indikator terhadap hasil capaian pembelajaran. Bagi siswa yang
dinyatakan memiliki kemampuan dibawah standar atau belum mencapai standar
minimal membutuhkan program remedial (teaching/test), sedangkan bagi
peserta didik yang telah mencapai ketuntasan atau memiliki kemampuan diatas
rata-rata membutuhkan program pengayaan (enrichment learning).

Program pengayaan merupakan kebutuhan strategis dalam meningkatkan


pelayanan pendidikan kepada peserta didik sekaligus meningkatkan kemampuan
peserta didik. Tugas-tugas yang diberikan oleh guru akan memberikan
rangasangan kepada peserta didik untuk terus meningkatkan kualitasnya,
sedangkan apabila peserta didik itu tidak diberikan beban/tugas maka tidak akan
menimbulkan rangsangan sehingga membuat peserta didik menjadi malas.

Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang


diberikan kepada siswa-siswa kelompok cepat sehingga siswa-siswa tersebut
menjadi lebih kaya pengetahuan dan keterampilannya serta lebih mendalami
bahan pelajaran yang sedang dipelajari.

B. Tujuan Pembelajaran Pengayaan

Menurut (Usman: 1993) dalam Antari (2017:3) Secara umum tujuan


program pengayaan untuk meningkatkan pemahaman dan wawasan terhadap
materi yang sedang atau telah dipelajarinya serta agar siswa dapat belajar secara
optimal baik dalam hal pendayagunaan kemampuannya maupun perolehan dari
hasil belajar.

Program pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir,


kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimen, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya. Pengayaan memberikan
pelayanan kepada peserta didik yang lebih cepat menguasai materi dengan
tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas
optimal dalam belajarnya (Triutami,2017:371-372).

Pada dasarnya kegiatan pengayaan bertujuan untuk:

5
1. Menerapkan pengetahuan atau keterampilan dalam suatu situasi baru.
2. Menerapkan lebih lanjut kemampuan siswa pada pengajara pokok.
3. Melatih cara berpikir untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi

Dengan kata lain, kegiatan pengayaan diarahkan untuk memperluas


pengetahuan dan keterampilan siswa melebihi tuntutan minimal bagi seluruh
siswa.

C. Jenis Pembelajaran Pengayaan


Pembelajaran pengayaan dapat dilakukan melalui 3 jenis kegiatan yaitu
sebagai berikut.

1. Kegiatan Eksploratori

Kegiatan eksploratori merupakan jenis pembelajaran pengayaan


bersifat umum yang dirancang untuk disajikan kepada siswa. Sajian
dimaksudkan berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat dan
sebagainya yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

2. Keterampilan Proses

Keterampilan proses merupakan jenis pembelajaran pengayaan yang


diperlukan oleh siswa agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan
investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran
mandiri.

3. Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah merupakan jenis pembelajaran yang diberikan


kepada siswa yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa
pemecahan masalah nayata dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah atau pendekatan investigative/penelitian ilmiah. Pemecahan
masalah ini ditandai dengan;

a) Identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan.


b) Penemuan focus masalah/ problem yang akan dipecahkan.
c) Penggunaan berbagai sumber.

6
d) Pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan
e) Analisis data
f) Penyimpulan hasil investigasi.

Kegiatan dalam pembelajaran pengayaan berdasarkan (Nursobah, 2017)


ada dua macam yaitu, sebagai berikut:

1. Pengayaan horizontal, yaitu upaya memberikan tugas sampingan yang akan


memperkaya pengetahuan siswa mengetahui materi yang sama, karena
dalam suatu kelas, siswa dan teman-temannya yang memiliki perbedaan
tingkat pengetahuan, mungkn akan merasa bosan atau jenuh bila seorang
guru tetap menerangkan bahan yang sudah dikuasai.
2. Pengayaan vertikal, yaitu kegiatan pengayaan yang berupa peningkatakan
dari tingkat pengetahuan yang sedang diajarkan ke tingkat lebih tinggi yang
akan diajarkan, sehingga siswa maju dari satuan pelajaran yang sedang
diajarkan kesatuan pelajaran berikutnya menurut kemampuan dan
kecerdasan sendiri.

D. Prinsip - Prinsip Pembelajaran Pengayaan


1. Inovasi

Guru perlu menyesuaikan program yang diterapkannya dengan


kekhasan peserta didik, karakteristik kelas serta lingkungan hidup dan
budaya peserta didik.

2. Kegiatan yang Memperkaya

Dalam menyusun materi dan mendisain pembelajaran pengayaan,


kembangkan dengan kegiatan yang menyenangkan, membangkitkan minat,
merangsang pertanyaan, dan sumber-sumber yang bervariasi dan
memperkaya.

3. Merencanakan Metodologi Yang Luas

Misalnya dengan memberikan project, pengembangan minat dan


aktivitas-akitivitas menggugah (playful). Menerapkan informasi terbaru,
hasil-hasil penelitian atau kemajuan program-program pendidikan terkini.

7
Adapun prinsip-prinsip program pengayaan diantaranya ialah:

1) Siswa lebih menyukai kegiatan yang berada di luar kelas dibanding hanya
dilakukan didalam kelas.
2) Kegiatan yang banyak meminta siswa untuk bergerak lebih disukai
dibandingkan kegiatan yang hanya dilakukan dengan membaca.
3) Kegiatan yang bersifat menemukan hal baru (eksperimen) lebih disukai
daripada kegiatan yang bersifat deskriptif saja.
4) Kegiatan yang membutuhkan waktu sedikit lebih disukai daripada kegiatan
yang memakan waktu lama.

E. Fungsi Pembelajaran Pengayaan


Terdapat beberapa fungsi dari pembelajaran pengayaan yaitu sebagai berikut.

1. Memperbaiki aplikasi tambahan sesuai dengan yang terdapat dalam


kehidupan sebenarnya, dari konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang
dijadikan dalam satuan pelajaran atau pokok bahasan.
2. Memungkinkan siswa mencipatakan instrument-instrumen, alat-alat, atau
pameran yang berhubungan dengan mata pelajaran atau pokok bahasan.
3. Meneliti aspek-aspek yang lebih kompleks dari konsep yang diajarkan
dalam satuan pelajaran atau pokok bahasan.
4. Memperkenalkan kepada siswa riwayat-riwayat hidup dan kepribadian
orang-orang penting dalam perkembangan bidang studi yang diajarkan dari
pokok bahasan yang bersangkutan.
5. Mengilustrasikan hubungan pokok bahasan atau pokok topik dengan
bidang-bidang akademis lainnya.
6. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan keyakinan-
keyakina sendiri, atau tafsiran-tafsiran mereka mengenai soal-soal yang
berhubungan dengan pokok bahasan.
7. Mengajarkan teka-teki, memainkan permainan-permainan atau menikmatai
humor yang berhubungan dengan satuan pelajaran atau pokok bahasan.

8
8. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempertimbangkan berbagai
aspek dari masalah-masalah yang dipecahkan atau masalah yang belum
terpecahkan berkenaan dengan pokok bahasan atau satuan pelajaran.

F. Langkah - Langkah Pembelajaran Pengayaan


1. Identifikasi

Melalui observasi proses pembelajaran, peserta didik sudah


terindikasi memiliki kemapuan yang lebih dari teman lainnya (bisa ditandai
dengan penugasan materi yang cepat dan membutuhkan waktu yang lebih
singkat, sehingga peserta didik seringkali memiliki waktu sisa yang lebih
banyak, karena dapat menyelesaikan tugas atau menguasai materi dengan
cepat).

2. Perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi, pendidik dapat merencanakan


program pembelajaran pengayaan, misalnya belajar mandiri dan atau
kelompok, memecahkan masalah, menjadi tutor sebaya.

3. Pelaksanaan

Berdasarkan perencanaan, pendidik memberikan pengayaan bagi


peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih dari teman lainnya.

G. Bentuk Program Pengayaan


Bentuk program pengayaan berdasarkan (At-Taubany & Suseno, 2017)
yaitu sebagai berikut.

1. Belajar Kelompok

Program pengayaan dalam bentuk belajar kelompok yaitu


sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan
pembelajaran bersama di luar jam pelajaran satuan pendidikan.

2. Belajar Mandiri

9
Program pengayaan dalam bentuk belajar mandiri yaitu peserta didik
secara mandiri mengenai sesuatu yang diminati.

3. Pembelajaran Berbasis Tema

Program pengayaan dalam bentuk pembelajaran berbasis tema yaitu


memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik bisa
mempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

4. Pemadatan Kurikulum

Program pengayaan dalam bentuk pemadatan kurikulum yaitu


pemberian pembelajaran hanya untuk komptensi/materi yang belum
diketahui peserta didik. Dengan demikian, tersedia waktu bagi peserta didik
untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja proyek secara
mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

Untuk melaksanakan program pengayaan maka guru harus menentukan


kegiatan-kegiatan pengayaan yang tepat bagi peserta didiknya, karena itu guru
harus memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut.

1. Faktor Peserta Didik

Pendidik harus menyadari dan memahami bahwa peserta didik


mempunyai beberapa kesamaan dan perbedaan yang sifatnya individual.
Karena itu dalam memberikan kegiatan pengayaan harus memperhatikan
sifat-sifat individual peserta didik seperti bakat, minat, hobi dan
keterampilan yang dimiliki peserta didik.

2. Faktor Kegiatan Pengayaan

Kegiatan pengayaan yang diberikan oleh guru harus menunjang


pengembangan peserta didik secara optimal. Dalam hal ini, kegiatan
pengayaan jangan sampai memberatkan, merugikan, menyusahkan dan
menimbulkan kesulitan peserta didik.

3. Faktor Waktu

10
Guru harus memilih kegiatan pengayaan yang tepat sesuai dengan
waktu yang telah tersedia bagi setiap peserta didik. Kenyataan ini menuntut
kemampuan dan kreativitas guru dalam mempersiapkan kegiatan pengayaan.

Berdasarkan (Suharti, Sumardi, Hanafi, & Hakim, 2020) bentuk kegiatan


pengayaan secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sebagai
berikut.

1. Kegiatan pengayaan yang berhubungan dengan satuan pelajaran/pokok


bahasan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah kegiatan berupa apa saja
misalnya membaca buku-buku, mengarang, diskusi, kliping, menggambar
dan sebagainya, akan tetapi masalahnya masih berada atau sama dengan
satuan pelajaran atau pokok bahasan yang bersangkutan.
Contoh:
Pokok bahasan yang sedang dipelajari itu mengenal bejana berhubungan,
maka kegiatan pengayaan berjudul air mancur. Dengan topik itu maka
kegiatan yang diberikan dapat bermacam-macam anatara lain:
a) Membaca buku keterampilan tentang cara membuat air mancur.
b) Membuat karangan tentang air mancur yang dapat memancarkan air
mancur dengan baik dan yang tidak dapat memancarkan air mancur
dengan baik.
c) Mengadakan diskusi (3-4 siswa) tentang bagaimana membuat air
mancur dengan menggambarkan letak air mancur, saluran dan
tingginya, selanjutnya melakukan percobaan dan sebagainya.

2. Kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan satuan pelajaran atau


pokok bahasan yang sedang dipelajari. Mungkin sekali suatu satuan
pelajaran atau pokok bahasan bersifat sangat sempit, sehingga guru
mengalami kesulitan untuk menciptakan kegiatan pengayaan yang sesuai
dengan satuan pelajaran atau pokok bahasan yang bersangkutan.
Sehubungan dengan keadaan demikian, maka guru dapat mengambil
langkah-langkah sebagai berikut.

11
a) Dapat memberikan kegiatan pengayaan yang tidak berhubungan dengan
satuan pokok bahasan yang bersangkutan, akan tetapi masih berada
dalam ruang lingkup bidang studi/mata pelajaran yang sama. Contoh:
mengenai pelajaran sejarah tentang pokok bahasan perang Dippnegoro,
maka dapat diberikan kegiatan pengayaan sebagai berikut.
1) Membuat buku tentang kehidupan tokoh-tokoh dalam sejarah.
2) Membuat karangan tentang tokoh-tokoh dalam sejarah.
3) Membuat kliping mengenai artikel atau gambar-gambar yang
berhubungan dengan sejarah.
4) Mengadakan diskusi atau kegiatan lain yang bersangkutan dengan
sejarah.
b) Dapat memberikan kegiatan pengayaan yang lain yang sama sekali tidak
berhubunngan dengan satuan pelajaran dan tidak dalam bidang studi atau
mata pelajaran yang sama. Contoh: siswa sudah dapat mengerjakan
dengan baik mengenai satuan pelajaran neraca jalur (dalam tata buku),
maka dapat diberikan kegiatan pengayaan antara lain misalnya:
1) Membuat karangan tentang transmigrasi atau keluarga berencana,
dan sebagainya.
2) Membaca buku-buku ilmu pengetahuan.
3) Menggambarkan reklame tentang hasil produksi.
4) Mengadakan diskusi masalah gelandangan atau kenakalan remaja
atau kegiatan lainnya.

H. Penilaian Pembelajaran Pengayaan


1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap merupakan kegiatan untuk mengetahui


kecenderungan perilaku spiritual dan sosial peserta didik sesuai butir-butir
nilai sikap dari KI-1 dan KI-2 dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam
maupun di luar kelas sebagai hasil pendidikan. Penilaian sikap dilakukan
dengan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman atau
teknik lainnya yang relevan.

12
a) Observasi

Penerapan teknik observasi dapat dilakukan menggunakan lembar


observasi. Lembar observasi merupakan instrumen yang dapat digunakan
oleh pendidik untuk memudahkan dalam membuat laporan hasil
pengamatan terhadap perilaku peserta didik yang berkaitan dengan sikap
spiritualdan sikap sosial. Sikap yang diamati adalah sikap yang tercantum
dalam IPK pada KD untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

Lembar observasi yang digunakan untuk mengamati sikap dapat


berupa lembar observasi tertutup dan lembar observsasi terbuka.

1) Lembar observasi tertutup

Ketika menggunakan lembar observasi tertutup, pendidik


menentukan secara sistematis butir-butir perilaku yang akan diobservasi
beserta indikator-indikatornya.

2) Lembar observai terbuka

Ketika menggunakan lembar observasi terbuka, pendidik tidak


mempersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan di observasi
karena pendidikan tidak memfokuskan observasi pada butir-butir
perilaku tertentu.

b) Penilaian Diri

Penilaian diri dalam penilaian sikap merupakan teknik penilaian


terhadap diri sendiri (peserta didik) dengan mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangan sikapnya dalam berperilaku. Hasil penilaian diri peserta didik
dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik
dan juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran dan
meningkatkan kemampuan refleksi atau mawas diri. Instrumen penilaian
diri dapat berupa lembar penilaian diri yang berisi BUTIR-BUTIR
PERNYATAAN SIKAP POSITIF YANG DIHARAPKAN dengan kolom
YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale.

13
c) Penilaian Antar Teman

Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian yang dilakukan


oleh seorang peserta didik (penilai) terhadap peserta didik yang lain dengan
sikap/perilaku peserta didik yang dinilai. Hasil penilaian diri peserta didik
dapat digunakan sebagai data konfirmasi perkembangan sikap peserta didik
dan juga dapat digunakan untuk menumbuhkan nilai-nilai kejujuran,
tenggang rasa, dan saling menghargai.. Instrumen penilaian diri dapat
berupa lembar penilaian diri yang berisi butir-butir pernyataan sikap positif
yang diharapkan dengan kolom YA dan TIDAK atau dengan Likert Scale.

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan proses pengumpulan dan


pengolahan informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian
kompetensi peserta didik yang berupa kombinasi penguasaan proses
kognitif (kecakapan berfikir) mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi dengan pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif.

3. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan merupakan penilaian yang dilakukan untuk


mengukur kemapuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dalam
melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan
indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat dilakukan
dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk,
penilaian proyek, penilaian portofolio, dan teknik lain misalnya tes tertulis.
Teknik penilaian keterampilan meliputi:

1) Penilaian Praktik

Penilaian praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa


keterampilan melakukan suatu aktivitas sesuai dengan tuntutan
kompetensi. Penilaian praktik bertujuan untuk dapat menilai

14
kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan keterampilannya
dalam melakukan suatu kegiatan.

Contoh penilaian praktik adalah membaca karya sastra,


membacakan pidato (reading aloud dalam mata pelajaran bahasa
inggris), menggunakan peralatan laboratorium sesuai keperluan,
memainkan alat musik, bermain bola, bermain tenis, berenang,
menyanyi, menari, dan sebagainya.

2) Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan peserta


didik dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki ke dalam
wujud produk dalam waktu tertentu sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan baik dari segi proses maupun hasil akhir. Penilaian produk
dilakukan terhadap kualitas suatu produk yang dihasilkan. Penilaian
produk bertujuan untuk (1) menilai keterampilan peserta didik dalam
membuat produk tertentu sehubungan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran di kelas; (2) menilai keterampilan sebagai syarat
penguasaan untuk mempelajari keterampilan berikutnya; dan (3)
menilai kemampuan peserta didik dalam bereksplorasi dan
mengembangkan gagasan dalam mendesain dan menunjukkan inovasi
dan kreasi.

Contoh penilaian produk adalah membuat kerajinan, membuat


karya sastra, membuat laporan percobaan, menciptakan tarian. membuat
lukisan, mengaransemen musik, membuat naskah drama, dan
sebagainya.

3) Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah suatu kegiatan untuk mengetahui


kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuannya
melalui penyelesaian suatu instrumen proyek dalam periode/waktu
tertentu. Penilaian proyek dapat dilakukan untuk mengukur satu atau
beberapa KD dalam satu atau beberapa mata pelajaran. Instrumen

15
tersebut berupa rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan.
pengumpulan data, pengorganisasian data, pengolahan dan penyajian
data, serta pelaporan. Penilaian proyek bertujuan untuk
mengembangkan dan memonitor keterampilan peserta didik dalam
merencanakan, menyelidiki dan menganalisis proyek. Dalam konteks
ini peserta didik dapat menunjukkan pengalaman dan pengetahuan
mereka tentang suatu topik, memformulasikan pertanyaan dan
menyelidiki topik tersebut melalui bacaan, wisata dan wawancara.

Contoh penilaian proyek adalah melakukan investigasi terhadap


jenis keanekaragaman hayati indonesia, membuat makanan dan
minuman dari buah segar, membuat videopercakapan, mencipta
rangkaian gerak senam berirama dan sebagainya.

4) Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan berdasarkan


kumpulan informasi yang bersifat reflektif-integratif yang menunjukkan
perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu.
Tujuan utama dilakukannya portofolio adalah untuk menentukan hasil
karya dan proses bagaimana hasil karya tersebut diperoleh sebagai salah
satu bukti yang dapat menunjukkan pencapaian belajar peserta didik,
yaitu mencapai kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
Selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pekerjaan peserta
didik, portofolio juga berfungsi untuk mengetahui perkembangan
kompetensi peserta didik.

Terdapat beberapa tipe portofolio yaitu portofolio dokumentasi,


portofolio proses, dan portofolio pameran. Pendidik dapat memilih tipe
portofolio sesuai dengan karakteristik kompetensi dasar dan/atau
konteks mata pelajaran. Pada akhir suatu periode, hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh pendidik berserta peserta didik.
Berdasarkan hasil penilaian tersebut, pendidik dan peserta didik dapat
menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan
perbaikan.

16
17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program pengayaan merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
program pengayaan adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam Standar Nasional Pendidikan
ditetapkan bahwa setiap satuan pendidikan dituntut untuk memiliki standar
ketuntasan minimal atau standar kelulusan siswa. Standar minimal pendidikan
ini menjadi indikator terhadap hasil capaian pembelajaran. Bagi siswa yang
dinyatakan memiliki kemampuan dibawah standar atau belum mencapai standar
minimal membutuhkan program remedial (teaching/test), sedangkan bagi
peserta didik yang telah mencapai ketuntasan atau memiliki kemampuan diatas
rata-rata membutuhkan program pengayaan (enrichment learning).

Program pengayaan berupaya mengembangkan keterampilan berpikir,


kreativitas, keterampilan memecahkan masalah, eksperimen, inovasi, penemuan,
keterampilan seni, keterampilan gerak, dan sebagainya. Pengayaan memberikan
pelayanan kepada peserta didik yang lebih cepat menguasai materi dengan
tantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapai kapasitas
optimal dalam belajarnya (Triutami,2017:371-372).

Untuk melaksanakan program pengayaan maka guru harus menentukan


kegiatan-kegiatan pengayaan yang tepat bagi peserta didiknya, karena itu guru
harus memperhatikan faktor-faktor yaitu, sebagai berikut: (1) faktor peserta
didik, (2) faktor kegiatan pengayaan, dan (3) faktor waktu.

B. Saran
Pembelajaran pengayaan merupakan kegiatan yang penting untuk
mengembangkan minat belajar siswa dengan kemampuan lebih. Sehingga
dibutuhkan perhatian lebih untuk program ini agar menjadi lebih terarah.

18
DAFTAR PUSTAKA

Andriono, Eko. (2019). MUDAHNYA MENGISI NILAI DAN RAPOR KURIKULUM


2013 DENGAN “SI NINDRA” DILENGKAPI DENGAN CD APLIKASI DAN
PANDUAN PEMAKAIANNYA. Pontianak: PGRI Prov Kalbar

Ani. Kadarwati., & Vivi. Rulviana. (2020). Pembelajaran Terpadu. Magetan: CV. AE
Media Group.

Antari, N.K.Y.L.,dkk. (2017). Pelaksanaan Pengajaran Pengayaan dalam


Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas XI TKJ2 SMK Negeri 3 Singaraja.
E-Journal Prodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Undiksha.

At-Taubany, T. I., & Suseno, H. (2017). Desain Pegembangan Kurikulum 2013 si


Madrasah. Depok: Kencana.

Izzati, N. (2015). PENGARUH PENERAPAN PROGRAM REMEDIAN DAN


PENGAYAAN MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA. EduMa Vol.4 No.1,
57-58.

Ketut Ayu Lola Monika, S. M. (2018). Pelaksanaan Pengajaran Pengayaan untuk Siswa
Yang Memiliki Prestasi Belajar dalam Pembelajaran Kurikulum 2013.
Inopendas Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 1 No. 1, 76-77.

Malawi Ibadullah, dkk. (2018). PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH


DASAR. Magetan: CV. AE MEDIA GRAFIKA

Nursobah, A. (2017). Perencanaan Pembelajaran MI/SD. Pamekasan: Duta Media


Publishing.

Suharti, Sumardi, Hanafi, M., & Hakim, L. (2020). Strategi Belajar Mengajar .
Surabaya: Cv. Jakad Media Publishing.

Triutami, R.R., dan Ruwanto, Bambang. (2017). Pengembangan Modul Pengayaan


Berbasis Authentic Learning Pada Materi Pokok Fluida Dinamis Untuk

19
Meningkatkan Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Peserta Didik Kelas
XI SMA Negeri 1 Jatisrono. Jurnal Pendidikan Fisika Vol.6(5).

Wahyunigsih, E. S. (2020). Model Pembelajaran Matery Learning Upaya Peningkatan


Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa. Yogyakarta: Deepublish.

20

Anda mungkin juga menyukai