A. PENDIDIKAN
1. Usaha sadar secara terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat serta tuntutan
perkembangan zaman.
2. Pendidikan adalah “PEDAGOGIK”
Ilmu menuntun anak.
Dalam pandangan orang romawi, pendidikan adalah : “Educare”,
yaitu mengeluarkan dan menuntun, suatu tindakan merealisasikan
potensi anak yang dilahirkan ke dunia.
5. John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
essensial baik secara intelektual maupun emosional.
6. John Rousseau
Pendidikan adalah proses memberi pembekalan yang tidak ada pada
masa kanak-kanak, akan tetapi sangat dibutuhkan pada masa dewasa.
7. Driyakara
Pendidikan adalah upaya pemanusiaan manusia muda atau pengangkatan
manusia muda ke taraf insani.
8. Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntutan di dalam tumbuh kembangnya anak-anak,
yaitu menuntun segala kekuatan yang ada pada anak-anak berupa
potensi agar mereka seagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya.
9. Menurut UU No. 20 Tahun 2003
Dalam UU Sisdiknas :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara efektif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
10. Kajian pendidikan sebagai “PEDAGOGI” dan “PEDAGOGIK”
Pedagogi = pendidikan
Pedagogik + ilmu pendidikan : menyelidiki, merenungkan gejala-gejala
perbuatan mendidik.
Berasal dari kata “Pedagogian” (Yunani) : berarti pergaulan dengan anak-
anak.
Berasal dari kata :
“Paedos” = anak dan
“Agoge” = yang membimbing, memimpin.
B. PENDIDIKAN MERUPAKAN SUATU INTERAKSI PEDAGOGIK
1. Interaksi yang memberikan pengaruh.
2. Pengaruh itu dilaksanakan oleh orang dewasa (dalam berbagai bentuk,
sekolah, pelajaran agama, buku, pelajaran) kepada orang yang belum
dewasa.
3. Adanya kesabaran orang dewasa akan kemampuan dan tindakannya
sendiri terhadap anak yang dianggap belum mampu dan belum dewasa.
C. PENDIDIK HENDAKNYA ORANG YANG DEWASA
1. Karena mendidik adalah mendewasakan anak didik.
2. Kedewasaan berarti Kedewasaan Jasmani dan Rohani orang dewasa itu.
3. Kedewasaan berarti Stabilitas dan Kestabililan.
D. PENDEKATAN PENDIDIKAN
1. Pendekatan PEDAGOGISME
Titik tolak dari teori ini adalah bahwa anak yang akan dibesarkan menjadi
manusia dewasa.
Pandangan ini memiliki bahwa anak telah mempunyai kemampuan-
kemampuan yang dilahirkan dan tinggal dikembangkan saja.
2. Pendekatan FILOSOFIS
Anak manusia pada hakekatnya sendiri dan berbeda dengan hakikat orang
dewasa.
Oleh karenanya proses pendewasaan anak betitik tolak dari anak sebagai
manusia yang mempunyai tingkat dan orang dewasa memiliki peran
sebagai orang yang memfasilitasi apa yang sudah dimiliki anak.
3. Pendekatan PHSYCOLOGIS
Bahwa manusia memiliki jiwa yang khas dan satu sama lain berbeda.
4. Pendekatan SOSIOLOGIS
Titik tolak pandangan ini adalah prioritas kepada kebutuhan masyarakat
dan bukan kepada kebutuhan individu.
5. Pendekatan HOLISTIC INTEGRATIF
• Pendidikan merupakan proses berkesinambungan.
• Proses pendidikan berarti menumbuh-kembangkan eksistensi
manusia.
• Esksistensi manusia yang memasyarakat.
• Proses pendidikan dalam masyarakat yang membudaya.
• Proses bermasyarakat dan membudaya mempunyai dimensi waktu
dan ruang.
E. CIRI / UNSUR PENDIDIKAN
1. Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai, yaitu individu-
individu yang kemampuan-kemampuan dirinya berkembang sehingga
bermanfaat bagi hidupnya, masyarakat, dan negara.
2. Untuk mencapai tujuan, pendidikan perlu melakukan usaha-usaha yang
sengaja dan berencana dalam memilih isi / materi, strategi kegiatan, dan
teknik penilaian yang sesuai.
3. Kegiatan tersebut dapat diberikan dalam lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, pendidikan formal, dan pendidikan non formal.
F. FAKTOR - FAKTOR PENDIDIKAN
1. Faktor Tujuan.
2. Faktor Pendidik.
3. Faktor Peserta Didik.
4. Faktor Isi / Materi Pendidikan.
5. Faktor Metode Pendidikan.
6. Faktor Situasi Lingkungan.
G. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Membangun Kualitas Manusia yang Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan selalu dapat meningkatkan kebudayaan dengan-NYA sebagai warga
negara yang berjiwa Pancasila, mempunyai semangat dan kesadaran
yang tinggi, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian yang kuat,
cerdas, terampil, dapat mengembangkan dan menyuburkan sikap
demokrasi, dapat memelihara hubungan yang baik antara sesama
manusia dan dengan lingkungannya, sehat jasmani, mengembangkan
daya estetik, berkesanggupan untuk membangun diri dan masyarakatnya.
H. FUNGSI PENDIDIKAN NASIONAL
1. Pengembangan Pribadi.
2. Pengembangan Warga Negara.
3. Pengembangan Kependudukan.
4. Pengembangan Bangsa.
I. TUJUAN INSTITUSIONAL PENDIDIKAN
1. Perumusan secara umum pada perilaku dan kemampuan yang harus
dimiliki lulusan suatu lembaga pendidikan :
• Mampu berpikir secara kreatif dan kritis.
• Mampu untuk mengembangkan pola pengambilan keputusan dalam
bidang keahliannya berdasarkan kesadaran bahwa keputusan – keputusan
tersebut selalu menyangkut segi – segi kebudayaan serta nilai – nilai
hidup bermasyarakat.
2. Perumusan tujuan institusional dilandaskan pada :
• Tujuan Pendidikan Nasional.
• Kekhususan masing – masing Lembaga.
• Tingkat Usia Siswa.
• Pemberian Pengalaman Belajar Berdasarkan Kekhususan Lembaga.
J. TUJUAN KURIKULER
1. Tujuan Kurikuler ditentukan oleh Tujuan Institusional Lembaga
Pendidikan.
2. Tujuan ini untuk menentukan macam – macam pengetahuan,
kemampuan, dan keterampilan.
K. TUJUAN INSTRUKSIONAL
1. Rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai oleh siswa
sebagai hasil dari kegiatan pengalaman belajarnya.
2. Terdiri dari Tujuan Instruksional Umum dan Instruksional Khusus.
L. ESENSI PENDIDIKAN
1. Suatu proses pertumbuhan yang sesuai dengan lingkungan.
2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam
pertumbuhannya.
3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu
yang dikehendaki oleh masyarakat.
4. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju
kedewasaan.
5. Aktifitas yang dilakukan secara sengaja dan terencana oleh manusia
dewasa yang bertujuan untuk membantu manusia lain agar menjadi
manusia yang mandiri fisik dan mental (Manusia Rohaniah).
6. Manusia Rohaniah adalah Manusia yang Mandiri, Bertanggung-jawab,
Adaptif, dan Berguna bagi orang lain.
III. KONSEP ILMU PENDIDIKAN
D. PERISTIWA PENDIDIKAN
Muncul karena perubahan yang terjadi dalam situasi pergaulan, adanya
keharusan menanamkan nilai dan norma yang hidup dalam diri anak
didik.
Penanaman nilai atau norma hidup pertama kali melalui contoh orang dewasa
diikuti oleh pengetahuan, pengertian, dan kemampuan membedakan
antara yang baik dan buruk.
Teknologi Pendidikan
Andragogik
Pedagogik
SEJARAH
PENDIDIKAN
SOSIOLOGI
ANTRO-
POLOGI
SOSPOL