Anda di halaman 1dari 2

Nabi Musa a.

s merupakan nabi ke-14 dari 25 nabi yang wajib kita imani


Nabi Musa merupakan rasul Ulul Azmi dan termasuk dalam satu dari empat nabi yang diturunkan kitab, yaitu kitab
Taurat
Nabi Musa dilahirkan dikalangan Bani Israel di negeri Mesir
Ayah nabi Musa bernama Imran bin Qahits bin Lawi bin Ya’qub. Sedangkan ibunya bernama Yakubad
Nabi Musa merupakan nabi yang diutus Allah di tengah kekejaman Raja Fir’aun.
Raja Fira’un adalah raja yang berkuasa di Mesir pada waktu itu. Bahkan ia mengaku sebagai Tuhan. Sehingga seluruh
rakyat harus tunduk padanya.
Pada suatu malam, Firaun mendapat mimpi yang sangat mengerikan sehingga tak bisa tidur tenang. Kemudian Ia
langsung memerintahkan para pembatunya untuk mengumpulkan seluruh peramal.
Fir’aun lalu menceritakan mimpinya kepada para peramal. Dia berkata melihat api yang berkobar hebat di Mesir yang
membakar dan memusnahkan seluruh rumah orang-orang Mesir rumah bani Israil.
Salah seorang peramal lalu berkata bahwa akan ada anak laki-laki yang lahir dari kalangan bani Israil yang kelak
akan menghancurkan kekuasaannya. Kemudian ia memerintahkan kepada pasukan kerajaan untuk membunuh setiap
bayi laki-laki yang lahir dari kalangan Bani Israil.
Bersamaan dengan perintah dari Raja Fir’aun tersebut, lahirlah seorang bayi laki-laki dari kalangan bani Israil
yang bernama Musa. Kemudian Allah memberi ilham kepada Yakubat untuk menghanyutkan Musa di sungai Nil agar
tidak dibunuh oleh pasukan Raja Fir’aun.
Kemudian di hilir sungai, istri Raja Fir’aun yang bernama Asiyah justru menemukan Musa yang dalam keadaan
bersih dan bercahaya, lalu bayi itu dihadapkan kepada Fir’aun atas bujukan dan permintaan Asiyah, akhirnya Fir’aun
setuju Musa dijadikan sebagai anak angkat.
Di Istana, Musa disusui oleh ibunya sendiri yang menyamar sebagai pengasuh. Nabi Musa tumbuh menjadi
remaja yang sehat, sosok yang cerdas dan berakal sempurna.
Di istana Musa merasa jenuh sehingga Musa memutuskan untuk keluar jalan-jalan di siang hari. Musa melihat
ada dua pemuda berkelahi seorang dari golongan bani Israil yang bernama Samirin dan satunya lagi dari kaum Fir’aun
yang bernama Fatun. Samirin berteriak minta tolong kemudian terdengar oleh Musa dan langsung melerainya.
Karena Fatun tidak mau dilerai akhirnya Musa memukul dan seketika itu jatuh dan langsung meninggal.
Atas kejadian tersebut Musa dikejar-kejar tentara Fir’aun yang akhirnya memutuskan lari meninggalkan Mesir
menuju Madyan
Setelah menjalani perjalanan selama delapan hari delapan malam sampai tekelupas kulit telapak kakinya, tibalah
Musa di kota Madyan yaitu kota nabi Su’aib yang terletak di timur jazirah Sinai dan teluk Aqabah di selatan Palestina.
Ketika baru sampai di Madyan dan istirahat, Musa melihat ada dua wanita yang sedang mengantri air untuk air
minum kambingnya, kemudian Musa menolongnya.
Setelah menolongnya Musa diajak ke rumah dua wanita tersebut dan bertemu dengan ayahnya. Ternyata ayah
dua wanita tersebut adalah nabi Su’aib. Musa kemudian disuruh tinggal dan belajar lebih dalam tentang agama
bersama di rumah nabi Su’aib.
Nabi Musa ingin menikahi salah satu putrinya. Nabi Su’aib memperbolehkan dan meminta mas kawinnya berupa
mengembala kambing selama 8 tahun. Selama 8 tahun nabi Su’aib memberikan ilmu kepada Musa.
Selanjutnya setelah sekitar 10 tahun tinggal di Madyan dan merasa bekal ilmunya cukup Musa berniat ke Mesir
kembali menemui Fir'aun dan mengajak beriman kepada Allah.
Dalam perjalanan menuju Mesir, Musa melihat api di atas sebuah bukit Thur Sinai. Musa menghampiri dan tiba-
tiba terdengar seruan atau suara tuhan Musa (Allah). Setelah kejadian tersebut Musa resmi diangkat menjadi nabi
dan rasul dan menerima wahyu pertama di lembah suci Thuwa serta diberi mukjizat berupa tongkat dan adapun kitab
yang diberikan bernama Taurat.
Setelah itu nabi Musa melanjutkan perjalanannya menuju ke Mesir dan menemui saudara terlebih dahulu yang
bernama nabi Harun yang fasih berbicara dan pandai berdebat untuk menemani dalam menghadapi Fir’aun.
Dalam pertemuan itu Fir’aun didampingi penasehat dan para pejabatnya. Fir’aun bertanya kepada nabi Musa
dan nabi Harun. “siapa kamu berdua?”
Nai Musa menjawab: “kami Musa dan Harun utusan Allah. Kami diutus agar kamu mebebaskan kaum Israil dari
perbudakan dan penindasan serta mengajak untuk beribadah kepada Allah.
Fir’aun menolak Musa dan Harun dengan berkata: Hai Musa, jika kamu mengakui Tuhan selain aku, maka
datangkanlah tanda-tanda kebenaran jika kamu benar-benar kamu tidak berdusta!”
Musa kemudian melemparkan tongkat dan berubah menjadi ular. Selain itu tangannya dikeluarkan dari baju dan
memancarkan cahaya. Namun reaksi Fir’aun tetap belum percaya, ia mengira Musa dan Harun adalah penyihir.
Setelah itu Fir’aun menantang Musa untuk beradu dengan para penyihir-penyihir di Mesir. Tantangan tersebut
disanggupi oleh nabi Musa.
Pada hari yang telah ditentukan, semua berkumpul. Fir’aun memerintahkan para ahli sihirnya untuk melempar
tali dan tongkat-tongkatnya dan seketika berubah menjadi ular dengan jumlah ribuan. Kemudian dengan tenang nabi
Musa melempar tongkatnya dan seketika berubah menjadi ular yang sangat besar dan langsung menelan ular-ular
ahli sihir Fir’aun.
Akhirnya para ahli sihir Fir’aun sadar dan menyatakan dirinya menjadi pengikut ajaran nabi Musa. Fir’aun marah
besar karena para penyihir membelot dan menjadi pengikut nabi Musa.
Raja Fir’aun beserta bala tentaranya mengejar nabi Musa dan para pengikutnya sampai di pinggir laut merah.
Kemudian nabi Musa memukulkan tongkat ke laut, maka atas kuasa Allah laut tersebut terbelah sehingga nabi Musa
dan para pengikutnya dapat melewati menyeberangi lautan dengan selamat. Ketika Fir’aun dan tentaranya masih di
tengah lautan merah, nabi Musa yang sudah sampai di tepi laut memukulkan tongkatnya lagi sehingga laut menjadi
tertutup kembali. Akhirnya raja Fir’aun dan bala tentaranya mati tenggelam.
Keteladanan nabi Musa:
1. Nabi Musa orang yang gemar menolong
2. Nabi Musa adalah orang yang pemberani dan cerdas
3. Nabi Musa adalah orang yang tegas menegakkan kebenaran

Anda mungkin juga menyukai