Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk usia lanjut

secara derastis pada abad 21 nanti. Peningkatan jumlah lansia yang tinggi

tersebut berpotensi menimbulkan berbagai macam permasalahan baik dari

aspek sosial, ekonomi, budaya, maupun kesehatan (Nugroho, 2000). Jumlah

lansia yang besar telah menjadi permasalahan tersendiri yang harus dipikirkan

oleh pemerintah. Belum lagi permasalahan-permasalahan yang dialami oleh

lansia baik di dalam masyarakat maupun dengan dirinya sendiri. Permasalahan

yang sering dialami oleh lansia adalah penurunan fungsi kognitif, umumnya

terjadi kemunduran daya ingat dan kecerdasan. Akibatnya, proses berpikir

menjadi lamban, sulit konsentrasi, dan kemampuan daya ingat menurun.

Pada lansia, penurunan kemampuan otak dan tubuh membuat tubuh mudah

sakit, pikun, frustrasi (Situmorang, 2010). Secara umum proses menua (aging

process) ditandai dengan kemunduran- kemunduran biologis yang terlihat

sebagai gejala-gejala kemunduran fisik dan kemunduran fungsi kognitif yang

seringkali menimbulkan masalah atau gangguan baik secara fisik maupun psikis

(Azizah, 2011).

Menurut organisasi kesehatan dunia(WHO) mencatat penurunan fungsi

kognitif lansia diperkirakan 121 juta manusia,dari jumlah itu 5,8 % laki-laki
2

dan 9,5 % perempuan. Departemen Kesehatan (Depkes, 2011) menyatakan

bahwa 10 – 15% populasi lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan

sekitar 50% penderita penurunan fungsi kognitif akan mengalami Alzheimer

dalam kurun waktu tiga tahun..

Dampak dari penurunan fungsi kognitif dapat ditangani dengan cara

farmakologis dan non-farmakologis. Salah satu pengobatan farmakologis

adalah asetilkolinesterase inhibitor (AChE-inhibitor atau penghambat

asetilkolinesterase), yang memperbaiki sistem kolinergik kerja otak melalui

peningkatan konsentrasi ACh (Bagian Farmakologi FK UI dalam Tjahyanto,

2009).

Penanganan non-farmakologis salah satunya dengan melakukan

stimulasi visual. Stimulasi visual merupakan bentuk stimulasi yang dilakukan

dengan cara melihat suatu objek, kemudian objek tersebut dimasukkan ke

dalam ingatan. Menurut Jacoby dan Dallas (dalam Snodgrass dkk,1996),

menyatakan bahwa dasar dari subyek untuk merekognisi ingatan adalah karena

pengaruh persepsi. Persepsi diasumsikan untuk penggunaan kognisi memori

yang ditimbulkan ketika seseorang melihat dan karakteristik yang ditimbulkan

dari penglihatan akan menimbulkan pengaruh pada perubahan terhadap

persepsi..

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui dan

membuktikan adakah pengaruh stimulus visual terhadap peningkatan fungsi

kognitif pada lansia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung Tahun 2016.


3

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada

pengaruh stimulus visual terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia di

UPT PSLU Blitar di Tulungagung Tahun 2016?”

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh stimulus visual terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia di

UPT PSLU Blitar di Tulungagung Tahun 2016.

1.3.2. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia sebelum diberikan stimulus

visual di UPT PSLU Blitar di Tulungagung Tahun 2016.

2) Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia sesudah diberikan stimulus

visual di UPT PSLU Blitar di Tulungagung Tahun 2016.

3) Menganalisa pengaruh stimulus visual terhadap peningkatan fungsi

kognitif pada lansia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung Tahun 2016.


4

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mendapatkan informasi/pengetahuan berdasarkan kebenaran ilmiah

tentang pengaruh stimulus gambar terhadap peningkatan fungsi kognitif

pada lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Dapat memberikan manfaat kepada peneliti dalam menambah

pengalaman dan pengetahuan untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh

selama dalam pendidikan.

2) Bagi UPT PSLU Blitar

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi panti supaya

menggunakan teknik stimulus visual untuk mengatasi gangguan fungsi

kognitif pada lansia.

3) Bagi Institusi

Sebagai salah satu bahan refrensi/bahan rujukan dalam proses belajar

mengajar untuk pengembangan dan peningkatan mutu pembelajaran,

serta dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk menambah dan

mengembangkan literatur dalam pendidikan keperawatan.


5

4) Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam

memberikan tindakan keperawatan dalam mengatasi gangguan fungsi

kognitif.

5) Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar yang

dikembangkan dalam proses penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai