Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MUKJIZAT NABI MUSA ‘ALAIHIS SALAM

DISUSUN
OLEH KELOMPOK 2

SUDUR (219250004)
JAMALUDDIN AB. (219250024)
MUHAMMAD AL AMIN (219250018)
ALFIAN SHADDAM SYAFEI (219250001)
MUHAMMAD IKMAL (219250008)
AGUNG SUMITRA (219250020)
ERWIN (219250009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu


Wata’ala karena segala rahmat dan hidayah-Nya Allah masih bisa
memberi kita nikmat iman, nikmat kesehatan, dan nikmat
kesempatan sehingga makalah ini bisa terselesaikan. Salawat serta
salam senantiasa kita kirimkan kepada junjungan kita semua
baginda Rasulullah Muhammad Shallahu ‘Alaihi Wasallam yang
telah mengeluarkan ummat dari alam gelap gulita menuju alam
yang terang benderang yang di sinari oleh ajaran agama islam.

Makalah dengan judul “MUKJIZAT NABI MUSA ‘ALAIHIS SALAM”


ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi
didalam pembuatan makalah ini.

Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami


percaya tetap banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami sangat berharap saran dan kritik yang membangun berasal
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Parepare, 13 Desember 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 2
2.1. Tak Sengaja Membunuh ................................................................... 2
2.2. Menentang Firaun ............................................................................. 3
2.3. Membelah Lautan ............................................................................. 6
BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nabi Musa diutus untuk berdakwah ke negeri Mesir dan
mengajak kaum Bani Israil menyembah Allah Subhanahu
Wata’ala. Nabi Musa keturunan keempat dari Nabi Ya’kub
‘Alaihis Salam yang tinggal di Mesir sejak Nabi Yusuf ‘Alaihis
Salam berkuasa di Mesir.
Mesir pada masa itu dikuasai oleh fir’aun. Kerajaanya
luas dan kaya raya. Penduduknya terdiri dari dua bangsa. Yang
pertama bangsa asli Mesir yaitu orang qupti, sedangkan yang
kedua adalah orang- orang Israil yaitu keturunan Nabi Ya’kub
‘Alaihis Salam.
Kebanyakan orang- orang qupti menduduki jabatan-
jabatan yang tinggi. Sedang orang Israil hanya berkedudukan
rendah, seperti para buruh, pelayan, dan pesuruh.
Fir’aun memerintah dengan tangan besi. Ia di tator
bengis yang tidak berperikemanusiaan. Mabuk dan rakus pada
kekuasaan, sehingga ia berani menyebut dirinya tuhan.

1.2. Rumusan Masalah


A. Tak Sengaja Membunuh
B. Menentang Firaun
C. Membelah Lautan

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Tak Sengaja Membunuh
Pada suatu hari, antara maghrib dan Isya, Musa
berjalan-jalan di kota Memphis, dan penduduknya tidak
mengenal Musa, lalu ia bertemu dengan dua orang yang
sedang berkelahi, salah seorang di antaranya ialah orang Bani
Israil, sedangkan yang lainnya lagi ialah bangsa Qibti kaumnya
Firaun.
Musa berusaha mendamaikan antara keduanya, tetapi
orang Qibti (Mesir) tidak mau berdamai, lalu Musa bermaksud
membela orang Israel itu dan memukulnya sekali saja, dan
seketika orang itu terus mati. Musa sangat menyesali peristiwa
itu, ia menyadari itu perbuatan syetan, lalu ia berdoa kepada
Allah: "Oh Tuhanku sesungguhnya aku telah berlaku aniaya
terhadap diriku sendiri, karena itu ampunilah dosaku, maka
Allah mengampuni dosanya. Sesungguhnya Tuhan Maha
pengampun lagi Penyayang". Musa berkata: "Ya Tuhanku! Demi
nikmat yang telah engkau berikan kepadaku, sekali-kali aku
tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang dzalim".
Setelah kejadian itu, orang yang pernah ia tolong
kemarin berteriak minta tolong lagi padanya. Musa berkata
padanya: "Sesungguhnya kamu benar-benar orang sesat yang
nyata". Maka tatkalah Musa hendak memegang dengan keras
yang menjadi musuh keduanya, mesuhnya berkata: "Hai Musa!
Apakah kamu bermaksud hendak membunuhku,
sebagaimana telah membunuh seorang manusia? Kamu tidak
bermaksud melainkan hendak menjadi orang yang berbuat
sewenang-wenang di negeri ini. Dan tiadalah kamu hendak

2
menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan
perdamaian".
Orang Mesir itu kemudian melaporkan Musa kepada
Firaun. Kemudian datanglah dengan sekonyong-konyong
seorang laki-laki kepada Musa dengan memberitakan: "Hai
Musa! Sesungguhnya pembesar negeri telah berunding untuk
membunuh kami, karena mereka mengetahui rahasiamu
(membunuh orang Mesir) maka keluarlah dari negeri ini.
Sesungguhnya aku hanya memberi peringatan saja"

2.2. Menentang Firaun


Firaun mempunyai kekuasaan yang besar sekali di Mesir,
dan karena demikian besarnya kekuasaan, sehingga akhirnya
Firaun makin lama makin sombong, bahkan menganggap
dirinya sebagai Tuhan.
Kemudian Allah memanggil Nabi Musa untuk
mendatangi Firaun dan kaumnya, memberi pelajaran kepada
mereka, agar mereka menyembah Tuhan Allah dan
meninggalkan segala maksiat dan kejahatan dan tunduk
kepada perintah-perintah Allah. Dan meyakinkan mereka
bahwa Allah selalu bersama mereka berdua, tidak perlu takut
menghadapi apapun.
Setelah Musa berada di mesir, ia menyampaikan
perintah Allah bersama Harun, saudaranya ddengan
perkataan yang lemah lembut dan menyampaikan kebenaran
yang nyata kepada Firaun.

Nabi Musa berkata: "Sesungguhnya kami berdua


adalah utusan Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Israil bersama

3
kami dan janganlah kamu menyiksa mereka. Sesungguhnya
kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti (atas
kerasulan kami) dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu
dilimpahkan kepada orang yang mengikuti
petunjuk...Sesungguhnya telah diwahyukan kepada kami
bahwa siksa itu ditimpakan atas orang-orang yang
mendustakan dan berpaling".
Nabi Musa kemudian menunjukkan mukjizat yang
diberikan Allah kepadanya dengan memasukkan tangannya
ke ketiaknya, maka tampaklah cahaya putih berkilau
sempurna.
Terjadilah dialog antara Firaun dan Nabi Musa serta
Harun tentang masalah-masalah keTuhanan. Demi mendengar
apa yang disampaikan mereka berdua, bukan main marahnya
Firaun kepada Musa. Firaun berkata bahwa Musa adalah
tukang sihir dan jika sihir itu dibanggakannya maka ia pun
mempunyai tukang-tukang sihir pula. Dan bahkan ia menyuruh
Haman untuk membuat istana yang tinggi agar ia dapat
menemui Tuhan Musa. Ia ingin menyatakan kepada kaumnya
bahwa Musa hanya berbohong.
Lalu Firaun mengumpulkan tukang-tukang sihirnya untuk
bertanding melawan Musa di suatu arena. Arena telah
ditentukan berada pada daerah pertengahan antara kerajaan
Firaun dan Madyan. Sedangkan waktunya ditentukan di hari
raya pada pagi hari saat matahari naik sepenggalah.

Sebelum pertandingan itu dimulai Firaun telah membuat


tipu daya bagi keduanya. Dan menghasut bahwa Musa dan
Harun akan mengusir mereka dari Mesir. Ia membuat opini

4
bahwa pertandingan tersebut merupakan pertaruhan dua
bangsa yang harus dimenangkan oleh bangsa Mesir. Apabila
mereka kalah mamka mereka akan dihinakan oleh Musa.
Bermunculanlah jago-jago sihir dari seluruh penjuru
dikumpulkan untuk menghadapi Nabi Musa. Dan mereka telah
menyiapkan diri untuk mengalahkannya.
Tatkala saatnya tiba, jago-jago sihir Firaun melemparkan
tali, tongkat maka berubahlah tali dan tongkat itu menjadi ular
yang menjalar. Lalu Musa merasa takut, karena telah dikelilingi
oleh ular-ular yang berbisa. Kemudian Allah mewahyukan
kepada Musa:
Lemparkanlah tongkat yang di tangan kanamu, niscaya
ia akan (berubah menjadi ular besar yang) menelan segala
perbuatan mereka itu, sesungguhnya kerja mereka itu adalah
tipu daya tukang sihir (belaka). Dan sekali-kali tidaklah akan
menang tukang sihir itu walau bagaimanapun juga" (QS
Thaaha 20:69).
Tongkat itu kemudian berubah menjadi ular besar,
ditelannya semua ular-ular yang ada. Bukan main terkejutnya
jago-jago sihir itu. baru kali itu mereka melihat kejadian yang
luar biasa semacam itu, sehingga kemudian semua ahli sihir itu
tunduk sujud kepada Musa.
Kemudian segala tukang sihir itu bersujud tunduk
kepada Musa seraya berkata: "Kami telah percaya kepada
Tuhan Harun dan Musa" (QS. Thaaha 20:70)
Karena melihat tukang sihirnya telah beriman keapda
nabi Musa as, amat gusarlah Firaun dan dihukumlah mereka
yang beriman kepadanya, tangan dan kaki mereka dipotong
berlawanan, kaki kiri dipotong dan tangan kanan dipotongnya.

5
Kemudian mereka disalib pada pangkal pohon kurma.
Demikianlah ujian bagi mereka yang beriman dan menentang
Firaun.
Demikian pula ketika Firaun mengetahui bahwa isterinya
Asiyah telah beriman kepada Allah, maka Firaun bertambah-
tambah marahnya, sehingga isterinya disiksanya sampai mati,
demikian juga orang-orang yang beriman disiksa dengan
siksaan yang amat berat.

2.3. Membelah Lautan


Akhirnya nabi Musa bersama-sama orang yang beriman
keluar dari Mesir, setelah mereka tidak berdaya lagi di negeri
Mesir, maka Firaun mengejar mereka sampai ke pantai Laut
Merah. Kemudian Allah mewahyukan kepada nabi Musa untuk
memukulkan tongkatnya ke laut sehingga lautpun menjadi
jalan besar dan membelah dua untuk dilalui Musa dengan
pengikut-pengikutnya.
Firaun mengejar kaum Musa ke tengah laut itu. Dan
sewaktu Firaun dengan balatentaranya mengejar dari
belakang sampai dipertengahan laut, air lautpun bersambung
kembali menjadi satu, kemudian mereka mati tenggelam
semuanya.
Firaun dan balatentaranya mengejar mereka (Nabi
Musa dan orang-orang yang beriman sampai ke tengah laut),
lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka
semuanya" (QS. Thaaha 20:78)
Tubuh Firaun ditemukan telah mati di pinggir pantai oleh
orang-orang Mesir. Lalu tubuhnya dimummi sehingga sampai
saat ini orang dapat melihatnya di musium Mesir.

6
Walaupun Firaun telah mati, namun rakyatnya yang
telah menerima ajran Firaun bertahun-tahun masih banyak, dan
jiwanya sangat sulit untuk diperbaiki dan diajak menjalankan
ajaran yang dibawa oleh Musa as.
Karena itu Musa memohon kepada Allah supaya Harun
dijadikan pembantunya dalam menjalankan kerasulannya.
Kemudian doa nabi Musa dikabulkan Tuhan, ia berkata: "Wahai
Tuhanku! Aku telah membunuh seorang dari golongan mereka,
maka aku takut mereka akan membunuhku. Dan saudaraku,
Harun, ia lebih fasih lidahnya daripadaku. Maka utuslah dia
bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan
perkataanku. Sesungguhnya aku khawatir mereka akan
mendustakan aku". Allah berfirman: "Kami akan membantumu
dengan saudaramu, dan Kami berikan kepada kalian
kekuasaan yang besar. Maka mereka tidak akan bisa
mencapai kalian berdua. Lantaran ayat-ayat Kami, kamu
berdua dan orang-orang yang mengikuti kamulah yang akan
menang".
Setelah kematian Firaun, tidak berarti dakwah Nabi
Musa telah selesai masih banyak yang harus dikerjakannya
untuk membawa ummatnya kepada jalan yang benar. Dan
beliau sendiri selalu memohon petunjuk kepada Allah untuk
membimbing umatnya.

7
BAB III PENUTUP
Begitulah riwayat hidup Nabi Musa yang mengajak
umatnya ke jalan yang benar. Meskipun permintaan mereka
telah banyak dikabulkan Allah namun bangsa Israel yang keras
kepala selalu menentangnya. Dan hancurlah musuh-
musuhnya, hancurlah Firaun, Haman, Qorun, dan kaum
Kanaan. Nabi Musa meninggal dunia dalam usia 120 tahun di
padang Tieh.
Nabi Musa dan kaumnya patut dijadikan ibarat agar
kaum muslimin dapat mengambil hikmah yang besar. Bahkan
Allah begitu banyak menempatkan cerita Bani Israil dan nabi-
nabinya dalam al-Quran. Ini menjadi hikmah bagi kita agar
meneladani perjuangan para nabi dan rasul dan menjaga diri
dari adzab yang telah menimpa mereka.

3.1. Kesimpulan
Demikianlah perjalanan dakwah Nabi Musa ‘Alaihis
Salam dari lahir sampai Nabi Musa dan Bani Israil untuk
menghilangkan kejahilian- kejahilian yang berkembang di
negara Mesir yang di sponsori oleh raja Fir’aun Laknatullah
‘Alaih.
Maka dari itu, kita bisa mengambil pelajaran bahwa
jalan dakwah itu membutuhkan perjuangan. Karena dakwah
adalah bentuk jihad kita di Jalan Allah Subhanahu Wata’ala.
Untuk tegaknya kalimat tauhid.

8
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org
www.mukjizat/nabi/musa.com

Anda mungkin juga menyukai