Kelas :5
Nabi Sulaiman A.S. Beliau putra Nabi Daud A. S, yang merupakan keturunan Nabi
Ibrahim yang ke-13. Setelah Nabi Daud A.S. meninggal, Nabi Sulaiman A.S.
menggantikannya baik sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi
yang menlanjutkan menyiarkan risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada
umatnya.
Karunia Allah Swt. yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal sebagai
mukjizatnya yaitu dapat mengerti bahasa binatang, sebagaimana tertera dalam kitab
suci al-Qur’an sebagai berikut:
“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak terinjak
Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak mengetahuinya. mendengar itu
Sulaiman tertawa seraya berdo’a kepada Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat
bersyukur kepada Engkau, yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-
bapakku, dan masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.” (Q.S.
an-Namel Ayat 18-19).
Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah amarah Nabi Sulaiman, karena tertarik
kisahnya itu. Kemudian Ia membuat sepucuk surat kepada raja perempuan itu yang
berisi seruan untuk menyembah Allah Swt. dengan menyatakan bahwa Allah yang telah
menganugrahi kerajaan yang besar itu, karena itu Allah wajib disembah dan janganlah
menyembah selain-Nya.
1
Surat itu dihantarkan oleh burung Hud-hud, lalu burung Hud hud membawanya dan
terbang ke negeri Saba. Dan setelah sampai di negeri tersebut surat yang dibawanya
dijatuhkan dan secara kebetulan putri itu sendiri yang menerimanya.
Kemudian surat dari Nabi Sulaiman itu dibawa dan dibicarakan dalam ruang rapat oleh
Putri Balqis dengan para menterinya, dan hasil dari rapat tersebut sebagaian dari para
anggotanya menyetujui permintaan Nabi Sulaiman dan sebagian yang lainnya
menolaknya serta mendesak sang Putri untuk bertempur dnegan pasukan Nabi
Sulaiman.
Lalu Putri Balqis mengambil kesimpulan, “Perang bisa saja terjadi! Namun selagi ada
jalan damai, mengapa kita harus berperang, sedangkan Nabi Sulaiman itu tidak
mengajak perang.”
Pendapat dan kesimpulan Putri Balqis itu diterima, dan kepada burung HUd Hud
diserahkannya surat balasan, dalam surat itu diterangkan, bahwa putri Balqis akan
mengirimkan utusan untuk mneghadap Nabi Sulaiman A.S.
Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk
membuat dan mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala permata
yang berkilau-kilau dari segala warna.
Kemudian datanglah utusan Ratu BAlqis. Alangkah herannya mereka, tidak diduga
sedikitpun semula bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu Balqis menghadap
Nabi Sulaimanseraya menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepadanya.
“Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah, hadiah dan karunia Allah telah cukup
bagiku. Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan katakan kepada ratu
Balqis, bahwa aku memerlukan ratu Balqis dan rakyatnya menghentikan menyembah
matahari. Sembahlah Allah yang Maha Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan aku
akan datang menghancurkannya ratu Balqis dengan seluruh kerajaannya!.”
Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di sana
mereeka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan menyampaikan pesan
Nabi Sulaiman. Mendengar itu berkata ratu Balqis.
“Kalau begitu aku sendir perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya perintahkan
kepada seluruh pembantu-pembantuku untuk segera mempersiapkan segala
sesuatunya.”
2
Ketika Ratu Balqis sampai dihadapan Nabi Sualiman, berkatalah Nabi Sualiman
kepadanya: “Samakah seperti ini kursi kerajaanmu?”
Berkata Nabi Sulaima: “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan mudah,
karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-
Nya.”
Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana tersebut
terbuat dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam air yang airnya
mengalir.
Sewaktu Balqis lewat di tempat itu, disingsingkan kainnya hingga nampak betisnya
yang putih bersih, karena ia mengira lantai mahligai itu air, dan ia takut kalau kainnya
menjadi basah. Maka Nabi Sulaiman berkata kepadanya:
“ini bukan iar, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”
Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang berimanlah
aku kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa engkau adalah utusan-
Nya.”
“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang menunjukkan atas
kematiannya, selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan tongkatnya. Tatkala Ia
tertelungkup (roboh), barulah terang bagi jin itu, bahwa kalau mereka mengetahui
barang yang ghaib, niscaya tidaklah mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang selama
ini.” (Q.S. Saba, Ayat 14)
Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat beliau ini, meninggal
sedang mengawasi jin-jin yang selalu bekerja keras. Dan menurut riwayat yang lain
beliau sedang mengawasi mereka yang membangun masjid al-Aqsha (Baitul Maqdis),
dan setelah masjid itu selasai beliau terjatuh dari kursinya dan menyebabkan
kewafatannya.