“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak
terinjak Sulaiman dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak
mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa seraya berdo’a kepada
Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau,
yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan
masukkanlah kami ke dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.” (Q.S. an-
Namel Ayat 18-19).
Surat itu dihantarkan oleh burung Hud-hud, lalu burung Hud hud
membawanya dan terbang ke negeri Saba. Dan setelah sampai di negeri
tersebut surat yang dibawanya dijatuhkan dan secara kebetulan putri itu sendiri
yang menerimanya.
Kemudian surat dari Nabi Sulaiman itu dibawa dan dibicarakan dalam ruang
rapat oleh Putri Balqis dengan para menterinya, dan hasil dari rapat tersebut
sebagaian dari para anggotanya menyetujui permintaan Nabi Sulaiman dan
sebagian yang lainnya menolaknya serta mendesak sang Putri untuk bertempur
dnegan pasukan Nabi Sulaiman.
Lalu Putri Balqis mengambil kesimpulan, “Perang bisa saja terjadi! Namun
selagi ada jalan damai, mengapa kita harus berperang, sedangkan Nabi
Sulaiman itu tidak mengajak perang.”
Pendapat dan kesimpulan Putri Balqis itu diterima, dan kepada burung HUd
Hud diserahkannya surat balasan, dalam surat itu diterangkan, bahwa putri
Balqis akan mengirimkan utusan untuk mneghadap Nabi Sulaiman A.S.
Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk
membuat dan mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala
permata yang berkilau-kilau dari segala warna.
“Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah, hadiah dan karunia Allah
telah cukup bagiku. Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan
katakan kepada ratu Balqis, bahwa aku memerlukan ratu Balqis dan
rakyatnya menghentikan menyembah matahari. Sembahlah Allah yang
Maha Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan aku akan datang
menghancurkannya ratu Balqis dengan seluruh kerajaannya!.”
Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di
sana mereeka menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan
menyampaikan pesan Nabi Sulaiman. Mendengar itu berkata ratu Balqis.
“Kalau begitu aku sendir perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya
perintahkan kepada seluruh pembantu-pembantuku untuk segera
mempersiapkan segala sesuatunya.”
Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman A.S
Berkata Nabi Sulaima: “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan
mudah, karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami
tunduk kepada-Nya.”
Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana
tersebut terbuat dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam
air yang airnya mengalir.
“ini bukan iar, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”
Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang
berimanlah aku kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa
engkau adalah utusan-Nya.”
“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang menunjukkan atas
kematiannya, selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan
tongkatnya. Tatkala Ia tertelungkup (roboh), barulah terang bagi jin itu,
bahwa kalau mereka mengetahui barang yang ghaib, niscaya tidaklah
mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang selama ini.” (Q.S. Saba, Ayat 14)