Anda di halaman 1dari 11

1.

Kisah Nabi Daud AS Diuji Allah SWT

Nabi Daud terkenal sebagai sosok panutan yang disiplin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi, misalnya, dalam kitabnya


yang bertajuk at-Tawwabin, menukilkan cerita ini sebagai bahan pelajaran. Ada banyak hikmah
di dalamnya, tetapi yang paling mendasar adalah ulama hendaknya tetap rendah hati, dan
meminta petunjuk Allah SWT selalu, ini seperti yang tertangkap dari pengalaman Nabi Daud
AS. 

Nabi Daud terkenal sebagai sosok panutan yang disiplin. Ia membagi waktu sehari-harinya
menjadi empat bagian. Satu hari khusus untuk mengkaji ilmu bersama Bani Israil, sehari lainnya
untuk beribadah di mihrab, sehari lagi untuk pengadilan, dan sehari lainnya untuk para istri.   

Tetapi, justru di sinilah ujian Allah datang menghampirinya. Sewaktu mengisi pengajian
bersama Bani Israil, tiba-tiba seseorang dari mereka berseloroh bahwa tak sehari pun yang
dilewati anak Adam, kecuali ia pernah berbuat dosa. 

Merasa terhindar dari ungkapan itu, Daud tebersit di hatinya untuk sedikit berbangga hati.
Bahwa dia tidak termasuk dari apa yang disangkakan oleh umatnya. Tetapi, hal itu justru
mendapat teguran dari-Nya. “Hai Daud, waspadalah, hingga cobaan mendatangimu,' firman
Allah.  

Syahdan, saat Daud tengah khusyuk berada di mihrab, atau tempat ibadahnya dan membaca
Zabur, tiba-tiba seekor burung hinggap persis di depannya. Tubuh burung itu terbuat dari emas
dan sepasang sayapnya dari sutra halus dan bermahkotakan mutiara. Paruhnya terbuat dari
permata zamrud dan sepasang kakinya pun terbuat dari permata pirus. Daud terkesima dengan
burung itu, ia yakin, burung tersebut datang dari surga. 

Terpukau pada keindahannya, ia berkeinginan menangkap burung tersebut lantas diberikan


kepada putra kecilnya. Ia pun mengejar burung tersebut, tetapi apa daya, justru tiap kali burung
nyaris di genggaman, selalu saja lepas dan lolos.

Hingga, tibalah Daud pada sebuah celah. Tanpa sengaja, ia melihat sosok perempuan dengan
kondisi terbuka auratnya, tengah mandi. Merasa diawasi, sang perempuan bergegas menutupi
tubuhnya dengan ribuan helai rambutnya.     
Nabi Daud segera bergegas menuju mihrabnya  dengan rasa membara di hati. Ia  penasaran,
siapakah gerangan wanita itu. Dan ternyata, usut punya usut, ia bernama Tasyayu, putri Hanana.
Suaminya bernama Uriya bin Shura, yang tengah berjihad di Balqa' bersama keponakan Nabi
Daud.  Singkat kata, Daud bersiasat mengirim Uriya ke garis depan medan pertempuran, dan
akhirnya Uriya meninggal syahid.    

Ketika masa idah istri Uriya telah habis, Daud mengutus seseorang meminang Tasyayu'.
Selanjutnya menikahlah mereka. Saat berada di mihrab, tiba-tiba ada suara keras dua lelaki yang
tengah terlibat perkara. Salah satu dari mereka telah berbuat zalim kepada saudaranya. Mereka
meminta keputusan pengadilan. 

Nabi Daud berkata, “Sesungguhnya dia telah berbuat zalim dengan meminta kambingmu itu
untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh, dan amat sedikitlah mereka ini.” (QS Shaad: 24)

Tetapi, jawaban ini malah direspons dengan gelak tawa kedua orang tersebut. Nabi Daud
terheran dan merasa aneh. “Engkau berbuat zalim, mengapa justru tertawa, rupanya kau perlu
kapak untuk menghancurkan ini dan inimu?” Yang dimaksud kening dan mulutnya. “Saya kira
Andalah yang perlu diperlakukan begitu,” jawab pria yang ternyata adalah malaikat dan tengah
menjelma.  Keduanya lantas menghilang. 

Nabi Daud sadar bahwa kedua orang misterius tadi adalah peringatan dari Allah. Ia akhirnya
bertaubat dan bersujud selama 40 hari. Selama bersujud, ia tidak pernah mengangkat kepala,
kecuali untuk keperluan mendesak. Ia menahan diri dari makan dan minum. Air mata berderai.
Berbagai doa pengampunan pun dipanjatkan. Ia bertaubat sebenar-benar taubat. Buah 'bisikan'
hatinya itu, telah menjadikannya bersalah.      

“Mahasuci Sang Pencipta cahaya! Tuhanku, hanya kepada Engkaulah aku lari dengan membawa
segala dosaku dan aku mengaku atas segala kesalahanku. Oleh karena itu, janganlah Engkau
jadikan aku orang-orang yang berputus asa dan jangan pula Engkau susahkan aku pada hari
Kiamat nanti,” kata Daud dalam sebuah doanya. Dengan ketulusan dan kesungguhan bertaubat
itulah, akhirnya Allah mengabulkan permintaan Daud AS.
2. Kisah Nabi Sulaiman AS Lengkap
Nabi Sulaiman A.S. Beliau putra Nabi Daud A. S, yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim
yang ke-13.

Nabi Sulaiman A.S. Beliau putra Nabi Daud  A. S, yang merupakan keturunan Nabi Ibrahim
yang ke-13. Setelah Nabi Daud A.S. meninggal, Nabi Sulaiman A.S. menggantikannya baik
sebagai raja yang mewarisi tahtanya dan juga sebagai Nabi yang menlanjutkan menyiarkan
risalah kenabiannya untuk disampaikan kepada umatnya.

Karunia Allah Swt. yang dianugrahkan kepadanya, yang kemudian dikenal sebagai mukjizatnya
yaitu dapat mengerti bahasa binatang, sebagaimana tertera dalam kitab suci al-Qur’an sebagai
berikut:

“Hai sekalian semut, masuklah kamu ke dalam sarangmu, agar kalian tidak terinjak Sulaiman
dan balatentaranya, sedangkan mereka tidak mengetahuinya. mendengar itu Sulaiman tertawa
seraya berdo’a kepada Tuhan: Ya Tuhanku, tetapkanlah hatiku buat bersyukur kepada Engkau,
yang telah memberikan karunia kepadaku dan kepada ibu-bapakku, dan masukkanlah kami ke
dalam hamba-hambaku yang saleh-saleh.” (Q.S. an-Namel Ayat 18-19).

Sewaktu Nabi Sualaiman kehabisan air di daerah Yaman burung Hud-hud mendapatkan perintah
mencari sumber air, tetapi burung Hud-hud tidak kembali lagi. Karena itu Nabi Sulaiman marah,
dnegan ujarnya:

“kalau Hud-hud pulang panggang sajalah ia hidup-hidup”.

Baru saja Nabi Sulaiman bicara demikian burung Hud-hud datang.

“Kemana saja engkau hai Hud-hud?” tanya Nabi Sulaiman A.S.

Hud-Hud menjawab; “Maafkanlah ya Rasulullah, aku telah tersesat di daerah yang sangat jauh
dari tempat ini, di tempat tersebut di perintah oleh seorang putri Balqis ia punya nama, sedang
kerajaannya bernama Saba.”

Mendengar laporan Hud-hud itu, hilanglah amarah Nabi Sulaiman, karena tertarik kisahnya itu.
Kemudian Ia membuat sepucuk surat kepada raja perempuan itu yang berisi seruan untuk
menyembah Allah Swt. dengan menyatakan bahwa Allah yang telah menganugrahi kerajaan
yang besar itu, karena itu Allah wajib disembah dan janganlah menyembah selain-Nya.

Surat itu dihantarkan oleh burung Hud-hud, lalu burung Hud hud membawanya dan terbang ke
negeri Saba. Dan setelah sampai di negeri tersebut surat yang dibawanya dijatuhkan dan secara
kebetulan putri itu sendiri yang menerimanya.

Kemudian surat dari Nabi Sulaiman itu dibawa dan dibicarakan dalam ruang rapat oleh Putri
Balqis dengan para menterinya, dan hasil dari rapat tersebut sebagaian dari para anggotanya
menyetujui permintaan Nabi Sulaiman dan sebagian yang lainnya menolaknya serta mendesak
sang Putri untuk bertempur dnegan pasukan Nabi Sulaiman.

Lalu Putri Balqis mengambil kesimpulan, “Perang bisa saja terjadi! Namun selagi ada jalan
damai, mengapa kita harus berperang, sedangkan Nabi Sulaiman itu tidak mengajak perang.”

Pendapat dan kesimpulan Putri Balqis itu diterima, dan kepada burung HUd Hud diserahkannya
surat balasan, dalam surat itu diterangkan, bahwa putri Balqis akan mengirimkan utusan untuk
mneghadap Nabi Sulaiman A.S.
Utusan Putri Balqis Menghadap Nabi Sulaiman A.S

Setelah surat dibaca Nabi Sulaiman, segera diperintahkannya segala jin untuk membuat dan
mempersiapkan istana yang indah, halaman dipenuhi segala permata yang berkilau-kilau dari
segala warna.

Kemudian datanglah utusan Ratu BAlqis. Alangkah herannya mereka, tidak diduga sedikitpun
semula bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan ratu Balqis menghadap Nabi Sulaimanseraya
menyerahkan hadiah dari Ratu Balqis kepadanya.

Nabi Sulaiman berkata kepadanya:

“Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah, hadiah dan karunia Allah telah cukup bagiku.
Kembalilah tuah-tuan, bawalah kembali hadiah ini. Dan katakan kepada ratu Balqis, bahwa
aku memerlukan ratu Balqis dan rakyatnya menghentikan menyembah matahari. Sembahlah
Allah yang Maha Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan aku akan datang
menghancurkannya ratu Balqis dengan seluruh kerajaannya!.”

Kemudian utusan ratu Balqis kembali ke negeri Saba, dan setelah sampai di sana mereeka
menceritakan segala sesuatu yang dialaminya dan menyampaikan pesan Nabi Sulaiman.
Mendengar itu berkata ratu Balqis.

“Kalau begitu aku sendir perlu menghadap Nabi Sulaiman, dan saya perintahkan kepada
seluruh pembantu-pembantuku untuk segera mempersiapkan segala sesuatunya.”

Ratu Balqis Menemui Nabi Sulaiman A.S

Ketika Ratu Balqis sampai dihadapan Nabi Sualiman, berkatalah Nabi Sualiman kepadanya:
“Samakah seperti ini kursi kerajaanmu?”

Jawab Ratu Balqis: “Memang bentuknya sama seperti singgasanaku.”

Berkata Nabi Sulaima: “Betul ini singgahsanamu, aku bawa kemari dengan mudah, karena Allah
telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-Nya.”

Lalu Ratu Balqis dipersilahkan masuk ke dalam istana yang lainnya lagi, istana tersebut terbuat
dari kaca yang putih bersih dan dibawah istananya ada kolam air yang airnya mengalir.

Sewaktu Balqis lewat di tempat itu, disingsingkan kainnya hingga nampak betisnya yang putih
bersih, karena ia mengira lantai mahligai itu air, dan ia takut kalau kainnya menjadi basah. Maka
Nabi Sulaiman berkata kepadanya:

“ini bukan iar, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau”

Berkata ratu Balqis; “Oh Tuanku telah aniaya aku akan diriku, dan sekarang berimanlah aku
kepada Tuhan Sesembahanmu serta aku yakin bahwa engkau adalah utusan-Nya.”

Nabi Sulaiman A.S. Wafat

tentang wafatnya Nabi Sulaiman, diceritakan dalam al-Qur’an, sebagai berikut:

“Ketika sampai ajalnya Nabi Sualiman A.S. tiadalah yang menunjukkan atas kematiannya,
selain dari pada binatang (anai-anai) yang makan tongkatnya. Tatkala Ia tertelungkup (roboh),
barulah terang bagi jin itu, bahwa kalau mereka mengetahui barang yang ghaib, niscaya
tidaklah mereka tinggal dalam siksa kehinaanyang selama ini.” (Q.S. Saba, Ayat 14)
Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat beliau ini, meninggal sedang
mengawasi jin-jin yang selalu bekerja keras. Dan menurut riwayat yang lain beliau sedang
mengawasi mereka yang membangun masjid al-Aqsha (Baitul Maqdis), dan setelah masjid itu
selasai beliau terjatuh dari kursinya dan menyebabkan kewafatannya.

Sumber: Drs. Moh. Rifai, Riwayat 25 Nabi & Rasul, hal 94-97, Toha Putra, Semarang, 1976 M.
3. Kisah Nabi Ilyas dan azab untuk kaum Bani Israil

Fenomena Halo Matahari di Venezuela. ©AFP PHOTO/JUAN BARRETO

Merdeka.com - Nabi Ilyas adalah putra Yasin bin Finhash dan salah satu keturunan Nabi
Harun. Dia diutus oleh Allah SWT untuk menjadi seorang Nabi dan menjadi pembimbing bagi
kaum Yordan. Beliau mendapat amanat untuk mengajak kaum Israil kembali kepada ajaran
Allah. Ketika itu kaum Bani Israil terkenal akan kebiasaan menyembah berhala yang bernama
Baal. Berhala itu berada di tengah-tengah kota, sehingga kota tersebut dijuluki dengan kota
Baalbak.

Dikutip dari buku Kisah Hikayat Nabi Ilyas AS Dalam Islam, karya Muhammad Xenoryuki
menjelaskan, Nabi Ilyas memulai misinya dengan berdakwah kepada kaum Bani Israil. Beliau
selalu mengingatkan dan mengajak kaum Bani Israil untuk kembali kepada ajaran Allah. Ketika
Nabi Ilyas melihat kenyataan bahwa kaumnya sedang menyembah berhala Baal, Nabi Ilyas
berkata kepada kaumnya, "Mengapa kamu tidak bertakwa? Patutkah kamu menyembah Baal
dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu
yang terdahulu?". (QS As-Saffat ayat 124-126).

Mendengar ajakan dari Nabi Ilyas, kaum Bani Israil begitu marah dan berkata, "Hai Ilyas,
berani sekali engkau meminta kepada kaum kami untuk meninggalkan tuhan-tuhan kami.
Sesungguhnya, kami melakukan hal itu karena bapak-bapak kami juga telah melakukan hal
tersebut," seru kaum Bani Israil kepada Nabi Ilyas.

Bahkan kaum Bani Israil terang-terangan menghina dan mengejek Nabi Ilyas. Walaupun begitu,
Nabi Ilyas tetap sabar dan terus berdakwah kepada kaum Bani Israil.

Sementara itu, kaum Bani Israil bersekongkol untuk menyingkirkan Nabi Ilyas. Mereka
mengejar-ngejar dan mengusir Nabi Ilyas. Nabi Ilyas pun terpaksa berpindah dari satu tempat ke
tempat lain untuk menghilangkan jejaknya agar terhindar dari kejahatan kaum Bani Israil.
Dalam pelariannya tersebut, Nabi Ilyas sampai di sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga yang
baik hati.

Mereka menerima Nabi Ilyas tanpa pamrih. Saat itu, salah satu anggota keluarga di rumah itu
sedang menderita sakit. Orang itu adalah Nabi Ilyasa yang beberapa tahun kemudian diutus
menjadi Nabi dan menemani dakwah Nabi Ilyas.

Ketika masih muda, Nabi Ilyasa menderita sakit keras. Akhirnya, Nabi Ilyas berdoa kepada
Allah SWT untuk memohon kesembuhan Nabi Ilyasa. Dengan izin Allah, Nabi Ilyasa sembuh
dari penyakitnya tersebut. Sikap yang dilakukan Nabi Ilyas, dalam menyembuhkan Nabi Ilyasa
membuatnya tertarik untuk mengikuti ajaran Nabi Ilyas. Setelah Nabi Ilyasa melihat Nabi Ilyas
dapat menyembuhkan penyakitnya yang cukup parah melalui pertolongan Allah SWT, hal itu
menjadi bukti baginya mengikuti ajaran Nabi Ilyas dan beribadah kepada Allah. Sejak sat itu
Nabi Ilyas memiliki teman untuk berdakwah.

Sementara itu, tiga tahun telah berlalu sejak Nabi Ilyas diusir oleh kaum Bani Israil. Kaum Bani
Israil dilanda kekeringan selama tiga tahun, mereka sangat menderita karena kelaparan dan
kematian pun menjadi pemandangan sehari-hari. Mereka mengalami kekurangan air, dan hidup
tersiksa. Di samping itu, banyak tanaman dan binatang ternak yang akhirnya mati. Kekeringan
terus berlanjut dan tidak ada tanda-tanda kapan akan berakhir. Akhirnya beberapa tokoh
masyarakat berkumpul dan membicarakan masalah kekeringan di kota mereka.

Salah seorang dari kaum Bani Israil berkata, "Kita telah diinatkan oleh Ilyas sebelumnya. Akan
tetapi, kita tidak memedulikannya, bahkan kita mengusirnya. Sekarang, apa yang diucapkannya
telah terjadi kepada kita". "Lalu, apa usulmu untuk terhindar dari azab ini?," jawab salah satu
kaum Bani Israil. "Kita harus menemukan Ilyas dan bertobat kepada Allah. Lalu, kita minta
Ilyas agar memohon kepada Allah untuk tidak mengazab kita," usul salah satu kaum Bani Israil.

Seketika itu mereka berbondong-bondong dan bertekad mencari Nabi Ilyas, mereka berharap
agar Nabi Ilyas dapat membantu mereka keluar dari penderitaan yang telah berlangsung lama
tersebut.

Setelah melakukan pencarian yang cukup lama, akhirnya kaum Bani Israil dapat menemukan
Nabi Ilyas yang telah ditemani Nabi Ilyasa. Mereka memohon kepada Nabi Ilyas untuk
membantu keluar dari penderitaan akibat kemarau yang panjang menimpa mereka selama tiga
tahun terakhir. Kaum Bani Israil berjanji kepada Nabi Ilyas akan beriman kepada Allah dan
mentaati perintah Nya. Kemudian, mereka pun menghancurkan berhala-berhala mereka secara
beramai-ramai. Kaum Bani Israil pun segera beriman kepada Allah.

Melihat penderitaan kaum Bani Israil, akhirnya Nabi Ilyas luluh karena tidak tega melihat
penderitaan mereka. Nabi Ilyas kemudian berdoa kepada Allah SWT agar kaum Bani Israil
diberikan rahmat-Nya dengan menurunkan hujan. Tak lama kemudian, hujan turun membasahi
kota Baalbak. Tanaman mulai tumbuh, dan orang-orang serta binatang mulai dapat
menggunakan air sesuai dengan kebutuhan mereka. Kaum Bani Israil pun kembali hidup
makmur dan sejahtera.

Namun beberapa tahun kemudian, kaum Bani Israil kembali pada kebiasaan mereka dan
mengingkari janjinya dengan kembali menyembah berhala dan menggunakan harta benda
mereka untuk berbuat maksiat. Akhirnya Nabi Ilyas kembali berdoa kepada Allah agar kaum
Bani Israil mendapatkan azab-Nya. Tak lama kemudian, mereka tertimpa azab dari Allah SWT.
4. Kisah Hidup Nabi Ilyasa AS Pengganti Nabi Ilyas
Cerita Nabi

Nabi Ilyasa AS adalah anak angkat atau pengikut Nabi Ilyas AS yang merupakan utusan Allah
SWT pada kaumnya yaitu kaum Ba’l (Baca KISAH NABI ILYAS AS DAN KAUMNYA).
Nabi Ilyasa AS merupakan anak kandung dari Akhtub bin ‘Ajuz. Beliau lalu diangkat oleh Allah
SWT menjadi Nabi dan Rasul sebagai pengganti Nabi Ilyas AS sebagaimana telah terkandung
dalam Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 86 yang berbunyi :

“Adapun Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth, semuanya itu telah Kami berikan kepadanya kelebihan
derajatnya di atas umat (di masanya)”. (QS. Al-An’am : 86).

Pada masa Nabi Ilyasa AS, rakyat atau umatnya hidup aman dan makmur karena mereka selalu
patuh kepada perintah dan ajaran Nabi Ilyasa AS. Kemudian setelah Nabi Ilyasa AS meninggal
dunia, umat atau kaum Bani lsrail meninggalkan hukum Taurat. Mereka mengambil jalan yang
salah, yang makin hari makin bertambah kekufuran, kekafiran dan kedurhakaannya kepada
Allah SWT, sehingga Allah SWT melenyapkan nikmat dan kesenangan dunia dari mereka. 

Dalam melaksanakan dakwahnya Nabi Ilyasa AS selalu berpegang teguh pada ajaran Allah
SWT yang disyariatkan oleh Nabi Ilyas AS di dalam kitab suci Al-Qur’an tidak teruraikan
secara jelas tentang kisah Nabi Ilyasa AS. Hanya dijelaskan dalam surat Shaad ayat 48 berbunyi
: ”Dan ingatlah akan Ismail, Ilyasa, Dzulkifli. Semuanya termasuk orang-orang yang paling
baik”. (QS. Shaad : 48)

Nabi Ilyasa AS termasuk hamba Allah yang terbaik. Ada yang mengatakan Nabi inilah yang
disebut dalam kitab suci Taurat. Di antara mukjizatnya adalah menghidupkan kembali orang
yang telah mati, hanya Allah yang tahu tentang kisah Beliau.

Nabi Ilyasa AS adalah Nabi dan Rasul dari kalangan Bani Israil dari garis keturunan yang sama
dengan Nabi Musa AS (Baca Kisah Singkat Kehidupan Nabi Musa AS), Nabi Harun AS serta
Nabi Ilyas AS (Baca Kisah Nabi Ilyas AS Dengan Pria Buta). Nama Nabi Ilyasa AS disebut
dalam kisah Nabi Ilyas AS, saat Beliau dikejar-kejar kaumnya dan bersembunyi di rumah Ilyasa.
Maka ada kemungkinan Nabi Ilyasa AS juga tinggal di sekitar daerah lembah sungai Yordania.
Ketika Nabi Ilyas bersembunyi di rumahnya, Ilyasa masih seorang belia. Saat itu ia tengah
menderita penyakit dan Nabi Ilyas AS membantu untuk menyembuhkan penyakitnya. Setelah ia
sembuh, Nabi Ilyasa AS pun menjadi sahabat Ilyas yang selalu mengikutinya untuk menyeru ke
jalan yang benar. Ilyasa AS melanjutkan tugas dari Nabi Ilyas. Nabi Ilyasa AS kemudian
mendapati bahwa manusia ternyata begitu mudah kembali ke jalan sesat. Itu terjadi tak lama
setelah Nabi Ilyas pergi. Padahal masyarakat lembah sungai Yordania itu sempat mengikuti
seruan Nabi Ilyas agar meninggalkan pemujaannya pada berhala. Pada kalangan itulah Ilyasa AS
tak pernah lelah dalam menyeru kaumnya ke jalan yang benar. Dikisahkan bahwa mereka tetap
tak mau mendengar seruan Ilyasa, dan mereka kembali menanggung bencana kekeringan yang
luar biasa.

Kesimpulan dari Kisah Nabi Ilyasa AS

1. Nabi Ilyasa AS adalah anak angkat Nabi Ilyas AS. Kedua-duanya itu adalah Nabi dan
Rasul Allah.

2. Pada masa hidup Nabi lIyasa AS, umat Bani Israil hidup aman dan makmur, karena
mereka adalah orang-orang yang taat kepada ajaran Allah SWT yang disampaikan oleh Beliau.

3. Setelah Nabi lIyasa AS wafat, umatnya kembali menjadi orang-orang yang durhaka
kepada Allah. Allah melenyapkan segala nikmat dan kesenangan hidup mereka dan akhirnya
mereka mendapat kesengsaraan. Selanjutnya pada zaman itu lahirlah Nabi Yunus AS. (Baca
Kisah Nabi Yunus AS Dan Kaumnya)

4. Tiap-tiap umat yang durhaka di muka bumi ini, didatangkanlah oleh Allah siksaan
kepada mereka dan Allah mengganti lagi dengan umat yang baru.
5. Kisah Nabi Muhammad SAW
Kisah Nabi Muhammad SAW mengandung banyak pengajaran yang bisa dijadikan teladan
untuk buah hati. Selain perjuangan beliau dalam menyebarkan agama Islam, Parents juga perlu
meneladani kisah hidupnya yang penuh cobaan namun tetap dijalani beliau dengan sabar.

Nabi Muhammad SAW lahir dari pasangan Abdullah bin Abdul Muthalib dan Aminah binti
Wahab. Sayangnya, ayah beliau Abdullah meninggal ketika Nabi Muhammad masih berada
dalam kandungan sang ibu. Jadi, dia telah menjadi yatim bahkan sebelum dilahirkan.

Pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, Nabi Muhammad SAW dilahirkan. Bertepatan
dengan hari Senin, 20 April tahun 571 Masehi. Sesuai adat setempat, Nabi Muhammad
dititipkan kepada Halimatussa’diah untuk disusui dan dibesarkan bersama anak-anak Halimah.

Kisah Nabi Muhammad SAW yang menjadi yatim piatu ketika masih berusia 6 tahun.Ketika
berusia enam tahun, Muhammad kecil diajak ibundanya untuk mengunjungi makam sang ayah.
Sayangnya, dalam perjalanan pulang, sang ibu meninggal dunia. Hingga Nabi Muhammad resmi
menjadi yatim piatu di usia 6 tahun.

Setelah itu, Muhammad kecil diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib. Hingga dua tahun
kemudian sang kakek juga meninggal. Maka Nabi Muhammad yang baru berusia 8 tahun
tersebut, ikut pamannya yang bernama Abu Thalib.

Abu Thalib bukanlah orang kaya, sehingga untuk membantu pamannya, Muhammad cilik ikut
menggembala hewan ternak. Dan ketika sudah cukup dewasa, dia ikut berdagang bersama
pamannya dengan mengambil barang dagangan dari seorang janda kaya bernama Siti Khadijah
binti Khuwailid.

Kisah Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah. Kagum atas kejujuran Nabi
Muhammad dalam berdagang, yang membuat bisnis perniagaannya makin sukses. Khadijah pun
melamar Nabi Muhammad untuk menjadi suami.

Perbedaan usia dan status sosial tidak menghentikan langkah dua insan yang telah ditakdirkan
Allah SWT untuk bersatu dalam ikatan pernikahan. Nabi Muhammad SAW menikah pada usia
25 tahun, sedangkan Siti Khadijah berusia 40 tahun.
Kisah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu

Nabi Muhammad menerima wahyu pertama ketika sedang berkhalwat di Gua Hira. Malaikat
Jibril datang dan memberinya wahyu berupa surat Al ‘Alaq ayat 1-5. Hari itu bertepatan dengan
tanggal 17 bulan Ramadan. Yang kini diperingati sebagai malam Nuzulul Qur’an, atau malam
turunnya Al Qur’an.

Setelah menerima wahyu, Nabi Muhammad berjuang menyebarkan agama Islam. Berbagai
tantangan dan cobaan ia hadapi dengan tegar, demi menyebarkan Tauhid. Khadijah setia
mendampingi beliau, dan menjadi orang pertama yang mengimani kerasulan Nabi Muhammad
SAW.

Video lagu tentang kisah Nabi Muhammad SAW

Melalui lagu berjudul Kisah Sang Rasul berikut ini, si kecil bisa dengan mudah menghafal kisah
Nabi Muhammad SAW.

Pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nabi Muhammad SAW ialah, beliau sejak kecil telah
mengalami berbagai cobaan dan kepahitan hidup. Menjadi yatim di usia yang masih sangat
belia, lalu bekerja keras untuk membantu mencari nafkah di keluarga pamannya.

Kerasnya perjuangan hidup tidak membuat Nabi Muhammad SAW menjadi orang yang sinis
terhadap hidup, namun ia tetap tegar dan menjalaninya. Hingga akhirnya diangkat menjadi Nabi
dan Rasul untuk menyampaikan wahyu Allah kepada umat manusia.

Mari ajarkan anak kita untuk menjadi orang yang sabar, dan tetap tegar dalam menghadapi
segala cobaan dalam hidup. Dengan meneladani sikap Nabi Muhammad SAW.

Anda mungkin juga menyukai