Anda di halaman 1dari 9

SAID BIN ZAID

Singa Dalam Perang Yarmuk

Nama lengkapnya adalan Said bin zaid bin Amru bin Nufail bin
Abduluzza bin Aladwa. Nama julukannya adalah Singa Dalam Perang Yarmuk.
Ibunya bernama Fatimah binti bajah bin Malik Alkhuzaiyyah 1. Ayahnya yaitu
Zaid bin Amru bin Nufail merupakan putra dari paman Umar bin Khaththab r.a
yang termasuk kaum Quraisy.

Kakek dari Said, Amru bin Nufail wafat ketika kaum Quraisy
memperbaharui bangunan Kabah sebelum diutusnya nabi Muhammad Saw.
Itulah Amru bin Nufail yang telah meninggalkan tradisi Quraisy dari
penyembahan berhala, minuman keras, perainan hiburan yang merusak dan
berdalih menyembah Allah dalam ajaran nabi Ibrahim2. Begitu pula dengan
anaknya, Zaid bin Amru bin Nufail. Dia hidup sebelum Islam datang dan sebelum
diutusnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Allah Swt telah memberi
hidayah kepada Zaid tanpa melalui kitab atau nabi, dia tidak pernah menyembah
berhala-berhala ataupun menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada
berhala-berhala itu seperti yang biasa dilakukan oleh kaum Musyrikin di Makkah
pada saat itu.
Zaid bin Amru berdiri jauh dari kerumunan manusia yang menyaksikan
Bangsa Quraisy yang sedang meramaikan sebuahhari raya, dia melihat banyak
penyimpangan terjadi pada saat itu salah satunya ia menatap hewan-hewan yang

1
Abdullatif Ahmad Aasyur, 10 Orang Dijamin Ke Surga (Jakarta: Gema Insani
Press, 1991), hlm. 121.
2
Ibid.
dibawa oleh beberapa pria yang berjalan dan hewan tersebut dihiasi kemudian
disembelih dihadapan berhala.3
Ia berdiri dengan punggung bersandar ke Kabah dan berkata, Wahai
Bangsa Quraisy, domba adalah makhluk Allah! Allah yang telah menurunan
hujan dari langit sehingga domba-domba tersebut tidak kehausan. Dia juga yang
menumbuhkan rerumputan untuk mereka sehingga mereka kenyang. Lalu kalian
menyembelih mereka bukan atas nama-Nya. Menurutku kalian adalah kaum yang
bodoh!4
Mendengar perkatan Zaid, Khaththab bin Amr bin Nufail pun berdiri dan
memukul wajahnya, lalu dia berkata kepadanya, Celakalah kamu, sungguh kita
sudah terlalu bersabar terhadapmu. Dan Khaththab menyiksanya dengan siksaan
yang pedih, hingga akhirnya Zaid pun terpaksa keluar dari Makkah dan tidak
dapat masuk ke kota Makkah lagi kecuali dengan cara bersembunyi-sembunyi
karena Al-Khattab telah mempercayakan kepada para pemuda Quraisy untuk
mencegah Zaid masuk ke kota Makkah.5
Saat suku Quraisy lengah Zaid bin Amr berkumpul bersama Waraqah bin
Nufail, Abdullah bin Jahsy, Utsman bin al-Harits, Umaimah binti Abdul Muthalib
bibi Rasulullah. Mereka semua mendiskusikan kesesatan yang terjadi pada
Bangsa Arab. Zaid lalu berkata kepada para sahabatnya.

3
Said Bin Zaid r.a. Singa Dalam Perang Yarmuk.
http://www.kisahislam.net/2015/11/21/said-bin-zaid-radhiyallahu-anhu-singa-
perang-yarmuk/. 24 Juli 2016
4
Abdurrahman Rafat Al-Basya, Shuwar min Hayatish Shahabah 65
Syakhshiyyah, Terj. Bobby Herwibowo (Jakarta: Penerbit Zikrul Hakim, 2016),
hlm. 247.
5
Chairul Akhmad, Kisah Sahabat Nabi: Said bin Zaid, Berkah Sebuah Doa.
m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/02/21/lzqjsl-kisah-sahabat-
nabi-said-bin-zaid-berkah-sebuah-doa. 24 Juli 2016.
Demi Allah, kalian semua tahu bahwa kaum kalian sudah tidak bernilai
apa-apa lagi. Mereka semua sudah melanggar agama Ibrahim. Carilah oleh kalian
agama yang dapat dianut, jika kalian ingin selamat!6
Keempat pria tersebut mencari para pendeta Yahudi dan Nasrani dan para
pemuka agama lainnya untuk mencari agama hanafiyah Ibrahim.
Waraqah bin Naufal, ia memeluk agama Nasrani, Abdullah bin Jahsy dan
Utsman bin al-Harits tidak menemukan agama yang tepat. Sedangkan Zaid bin
Amru mempelajari agama Yahudi dan Nasrani namun dari keduanya ia tidak
mendapatkan hal yang membuat jiwanya tenang, lalu dia ke segala penjuru negeri
dan sampai di Negeri Syam, hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang rahib di
Syam.7
Zaid menceritakan hal itu kepada rahib tersebut. Sang rahib pun berkata,
Sesungguhnya kamu sedang mencari agama yang sudah tidak ada. Oleh karena
itu, pulanglah ke Makkah, karena sesungguhnya Allah akan mengutus kepada
kalian orang yang memperbaharui agama Ibrahim itu. Pergilah, lalu berimanlah
kepadanya dan ikutilah dia!.8
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam telah diutus menjadi rasul ketika
Zaid masih berada dalam perjalanan menuju Makkah, saat itu pun Zaid belum
menegetahui bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallamtelah diutus. Namun,
kematian telah lebih dahulu menjeputnya sebelum dia beriman dan bertemu
Rasulullah. Dia dibunuh oleh sebagian orang Badui (Arab pedalaman). Menjelang
hembusan nafas terakhirnya, ia mengangkat tangannya ke arah langit dan berdoa,
Ya Allah, jika Engkau memang tidak menghendaki kebaikan ini (agama Islam)
untukku, maka janganlah Engkau halangi anakku (Said) darinya.9
Allah mengabulkan doa Zaid yang penuh berkah. Anaknya, Said
memeluk Islam dimasa-masa awal dan menjadi salah satu dari sepuluh orang yang
mendapat kabar gembira yaitu surga. Pada suatu hari ketika Said sedang berada
di Makkah,saat itu umurnya belum genap 20 tahun, dia mengetahui bahwa

6
Abdurrahman Rafat Al-Basya, op. cit. hlm. 247.
7
Ibid
8
Chairul Akhmad, loc. cit.
9
Ibid
RasulullahShallallahu alaihi wasallam telah diutus. Karenanya, dia beserta
istrinya, Fatimah binti Khaththab, yang merupakan saudara perempuan Umar bin
Khaththab, segera beriman kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.
Keislaman mereka berdua itu terjadi pada awal munculnya Islam, sebelum
masuknya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ke dalam rumah Arqam bin
Abi Arqam (Daarul Arqam) yang digunakan untuk membina para sahabat,
mempelajari dan memahami setiap wahyu yang turun saat Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallammasih menyebarkan agama secara sembunyi-sembunyi.10
Setelah Said r.a memutuskan untuk menjadi pengikut
RasulullahShallallahu alaihi wasallam, dia disakiti, dianiaya, dan dipaksa oleh
kaum Quraisy agar kembali kepada agama mereka. Namun, iman Said tidak
goyah sedikit pun dengan cobaan tersebut, bahkan Said dan istrinya sanggup
menarik seorang laki-laki Quraisy yang paling baik fisik maupun intelektualnya
masuk Islam, Uman bin Khaththab.
Said r.a termasuk sahabat rasul yang ikut hijrah ke Madinah. Ia dan
Thalhah bin Ubaidillah pernah diberi tugas oleh rasulullah untuk mengintai
kafilah dan kekuatan lawan yang sedang dalam perjalanan dari negeri Syam.
Tugas ini dalam rangka rencana Rasulullah Shallallahu alaihi wasallamuntuk
perang Badar. Karena tugas penting inilah membuat Said tidak ikut serta dalam
perang Badar namun Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam memberikan
bagiannya dari harta rampasan perang sehingga dia seperti orang yang ikut serta
dalam perang Badar. 11
Selain di perang Badar, Said selalu ikut serta dalam setiap peperang
bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Bahkan setelah Rasulullah
wafat, Said terus hadir dalam tiap peperangan karena dia menginginkan mati
syahid dan tidak menerima selainnya sebagai pengganti.12
Setiap kali dicalonkan untuk menjabat tugas pemerintahan Said r.a selalu
menolak dan menyarankan untukmenunjuk orang lain saja. Tawaran untuk

10
Ibid
11
Said Bin Zaid r.a. Singa Dalam Perang Yarmuk, loc. cit.
12
Chairul Akhmad, loc. cit.
diangkat sebagai gubernur Damaskus ditolaknya karena karir kemiliterannya dan
rindunya akan mati syahid di medan perang membuatnya menolak tugas
pemerintahan. Melalui surat yang ditujukan untuk panglima pasukan Abu
Ubaidah ibnul Jarrah. Inilah bunyi suratnya:

Salam kepada Anda.


Aku bertahmid kepada Allah yang tiada Tuhan melainkan Dia. Amma badu.
Aku tidak mengutamakan anda dan kawan-kawan anda terhadap jihad
yang aku tetapkan bagi diriku dan bagi segala sesuatu yang mendekatkan aku
kepada keridhoan Robbku.
Apabila surat ini sampai di tangan anda maka tunjuklah tugas yang anda
tentukan itu kepada orang lain yang lebih menyukai jabatan tersebut daripada aku.
Insya Allah dalam waktu dekat ini aku akan datang menemui anda.

Salam untuk anda.13

Said r.a termasuk hamba Allah yang dikabulkan doanya apabila mendoa
sesuatu.
Dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya bahwa Aqwa binti Uwais menurut
Said dengan tuduhan telah mengambil sebagian dari tanah miliknya. Ia
melaporkan Said kepada Marwan bin Al;Hakam. Said berkata, Apakah aku
mengambil sebagian dari tanahnya setelah aku mengambil sebagian dari tanahnya
setelah aku mendengar dari Rasulullah ? Marwan bertanya, Apa yang engkau
dengar dari beliau? Said menjawab, Aku mendengar rasulullah bersabda,
barangsiapa mengambil satu jengkal tanah secara zhalim niscaya tanah itu
sampai tujuh lapisnya akan dipikulkan kepdanya. Maka Marwan berkata, Aku
tidak meminta bukti lain darimu setelah ini. Said berkata, Ya Allah, jika wanita
itu dusta, butakanlah matanya dan matikanlah ia ke dalam sumur tanahnyadimana
ia menggugatku. Tampaklah kebenaran bahwa wanita tersebut tidak mati hingga

13
Abdullatif Ahmad Aasyur, op. cit. hlm.123.
dia buta. Kemudian ketika wanita itu berjalan di tanahnya, dia terjatuh ke dalam
sebuah lubang lalu dia mati. 14
Julukan Singa Dalam Perang Yarmuk berawal dari apa yang Said
abadikan dalam sejarah perang Yarmuk. Said bin Zaid bin Amr r.a berkata,
Pada perang Yarmuk jumlah kami sekitar 24 ribu pasukan, sedangkan orang-
orang Romawi keluar dalam jumlah 120 ribu pasukan. Mereka bergerak menuju
kami dengan langkah-langkah berat seolah-olah mereka adalah gunung yang
digerakkan oleh tangan-tangan yang tersembunyi. Di depan mereka para pendeta,
pastur, dan tokoh agama Nasrani berjalan membawa salib dan mereka
mengeraskan puji-pujian lalu pasukan menirukannya di belakang mereka. Suara
mereka bergumuruh layaknya suara halilintar. Ketika jumlah mereka sedemikian
besar itu nampak dihadapan kaum Muslimin, kaum Muslimin tercengang, hati
mereka tersusupi oleh sedikit ketakutan. Pada saat itu Abu Ubaidah bin Al-Jarrah
r.a berdiri mendorong kaum muslimin untuk berperang. Da berkata, Wahai
hamba-hamba Allah! Tolonglah agama Allah nicaya Allah menolong kalian dan
meneguhkan kedudukan kallian. Wahai hamba-hamba Allah ! Bersabarlah, karena
kesabaran adalah keselamatan dari kekufuran dengan tameng, diamlah selain dari
mengingat Allah azza wa jalla pada diri kalian sampa aku memerintahkan kalian,
insya Allah. 15
Said r.a berkata, Pada saat itu seorang laki-laki keluar dari barisan kaum
Muslimin. Dia berkata kepada Abu Ubaidah,Aku bertekad untuk mati saat ini.
Adakah engkau ingin berkirim pesan kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wasallam? Maka Abu Ubaidah r.a menjawab, Ya, sampaikan salamku dan
salam kaum muslimin kepada beliau, sesungguhnya kami mendapatkan apa yang
dijanjikan oleh Rabb kami adalah benar.16
Said r.a berkata, Begitu aku mendengar kata-katanya dan aku melihatnya
menghunus pedangnya lalu dia berjalan maju menyongsong musuh-musuh Allah,
aku langsung menjatuhkan diri ke tanah, duduk berlutut. Aku menyiapkan

14
Abdurrahman Rafat Al-Basya, op. cit. hlm.251.
15
Chairul Akhmad, loc. cit.
16
Abdurrahman Rafat Al-Basya, op. cit. hlm.250.
tombakku. Aku menusuk seorang penunggang kuda pertama yang menyerang
kami kemudian aku melompat ke arah musuh. Allah telah mencabut seluruh rasa
takut yang ada di dalam hatiku, maka kamu muslimin maju menyerang pasukan
Romawi sehingga Allah menetapkan kemenangan untuk kaum Muslimin. 17
Hubaib bin Salamah r.a berkata, Pada perang Yarmuk kami sangat
terbantu oleh Said bin Zaid r.a, sungguh luar biasa dia! Said tidak lain kecuali
singa. Ketika melihat orang-orang Romawi mendekatinya, dia melompat
menyongsong mereka layaknya singa. Dengan tombaknya dia menusuk orang
pertama dari pasukan Romawi dan membunuhnya. Dia terus berperang dengan
berjalan kaki sebagai seorang pemberani tidak kenal takut. Dia juga berperang
dengan berkuda sementara orang-orang bergabung kepdanya.18
Said adalah seorang pemberani, tidak takut celaan orang selama dia di
jalan Allah. Ia juga murah tangan dan dermawan, kuat menahan diri dari
penyimpangan hawa nafsu. Dia sangat dihormati dan disayangi penduduk kota
Madinah. 19
Banyak dari kalangan lemah dan miskin berkumpul di rumahnya untuk
mencari ketentraman dan keamanan. Di rumah Said mereke memperoleh
makanan juga mendapatkan keamanan dan ketenangan dari rasa takut.20
Said r.a wafat di Al-Aqiq lalu dibawa ke Madinah dan di sana dia
dikebumikan, ia wafat antara pada tahun ke 50 H atau 51 H saaat Said berusia 70
tahun.21

Inilah keimtimewaan Said bin Zaid bin Amru, dia adalah sahabat nabi
yang mendapat kemuliaan Islam sebelum rasul berdawah dirumah Arqam,
mendapatkan kesempatan untuk ikut hijrah ke Madinah, selalu ikut serta dalam
setiap peperangan bersama Rasulullah maupun setelah Rasulullah wafat.

17
Ibid
18
Chairul Akhmad, loc. cit.
19
Abdullatif Ahmad Aasyur, op. cit. hlm.122.
20
Ibid
21
Chairul Akhmad, loc. cit.
Hal tersebut tidak mengherankan, karena Said tumbuh dalam suasana
rumah yang menolak kesesatan yang dikerjakan oleh Bangsa Quraisy. Dan ia
dididik oleh seorang ayah selalu mencari kebenaran serta doa ayahnya yang penuh
berkah Allah berkenan untuk mengabulkannya untuk Said. Semoga Allah
meridhoi Said dan sahabat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Internet
Akhmad, Chairul. 2011. Kisah Sahabat Nabi: Said bin Zaid, Berkah
Sebuah Doa. m.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/02/21/lzqjsl-
kisah-sahabat-nabi-said-bin-zaid-berkah-sebuah-doa. 24 Juli 2016.
Anonim. 2015. SAID BIN ZAID r.a Singa Dalam Perang Yarmuk.
http://www.kisahislam.net/2015/11/21/said-bin-zaid-radhiyallahu-anhu-singa-
perang-yarmuk/. 24 Juli 2016.

Buku
Aasyur, Abdullatif Ahmad. 1991. 10 Orang Dijamin Ke Surga. Jakarta:
Gema Insani Press.
Al-Basya, Abdurrahman Rafat. 2016. Shuwar min Hayatish Shahabah 65
Syakhshiyyah. Jakarta: Penerbit Zikrul Hakim ( Anggota IKAPI).

Anda mungkin juga menyukai