BAB I
PENDAHULUAN
dewasa, keluarga dewasa. Keluarga dewasa adalah keluarga sendiri yang sanggup
memikul tanggung jawab dan menentukan perannya yang baik.
3.1 Tujuan
1. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui pengertian keluarga.
2. Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri keluarga.
`
4.1 Manfaat
Semoga makalah ini bermanfaat bagi mahasiswa untuk dijadikan sebagai bahan
referensi dan acuan mengenai komunikasi terapeutik terhadap keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dalam satu rumah tangga yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
4. Menurut Burgess dan kawankawan (1963) bahwa (1) keluarga terdiri dari orangorang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah, dan ikatan adopsi, (2) para
anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama dalam satu rumah tangga atau
jika hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka, (3) anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu
dengan yang lainnya dalam peran sosial. Keluarga seperti suami dan istri, ayah dan
ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari, (4) keluarga samasama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat
dengan beberapa ciri unik tersendiri.
8. Midle age atau elderly coupel. Keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri
paru baya.
2.4 Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga menggambarkan perbedaan social, tingkah laku dan kultur, serta
gaya hidup. Dalam asuhan keperawatan, bentuk keluarga ini perlu diperhatikan,
terutama dalam hal pelaksanaan asuhan keperawatan.
Sussman et al. menguraikan keluarga menjadi 7 bentuk :
1.
Keluarga inti. Keluarga ini terdiri dari suami (pencari nafkah), seorang istri (ibu
rumah tangga), dan anak-anak. Akhir-akhir ini ada kecemderungan keluarga inti
tradisional bergeser menjadi keluaga inti non tradisional. Kecenderungan ini
disebabkan oleh beberapa hal antara lain suami-istri keduanya pekerja dan keluarga
tanpa anak.
2.
Keluaga besar tradisional, adalah bentuk keluarga yang pasangan suami istri
sama-sama melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua,
sanak saudara, dan kerabat dalam keluarga tersebut.
Tipe ini banyak terdapat pada kelas pekerja dan kaum migran. Karena terdapat
banyak anggota keluarga dengan banyak aturan, anak menjadi bingung akan
mencontoh model yang mana (kakek/ayah/paman). Akibatnya, bila kondisi itu
berlangsung lama, terjadi angka peceraian tinggi, kehamilan dikalangan remaja,
kelahiran di luar pernikahan, dan lain-lain.
3.
Keluarga dengan orang tua tunggal. Keluarga ini hanya memiliki satu kepala
rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belum menikah). Jumlah ibu remaja yang
tidak menikah akhir-akhir in cendrung meningkat karena berbagai alasan antara
lain kemiskinan dan pergaulan bebas (melahirkan di luas pernikahan).
4.
Individu dewasa yang hidup sendiri. Bentuk ini banyak terdapat di
masyarakat. Mereka hidup berkelompok, seperti dip anti wreda, tetapi ada juga
yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan professional karena
tidak mempunyai sitem pendukung.
5.
Kelurga dengan orang tua tiri. Menurut McCubbin dan Dahl (1985) orang tua
menghadapi 3 masalah yang paling menonjol, yaitu pendisiplinan anak,
penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan kebiasaan serta penerimaan
terhadap pemikatan hati.
6.
Keluarga binuclear, merujk pada pada bentuk keluarga setelah cerai sehingga
anak menjadi anggota dari suatu system keluarga yang terdiri dari dua rumah
tangga inti. Ibu dan ayah dengan berbagai macam perbadaan diantara keduanya,
serta keterbatasan waktu yang digunakan dalam setiap sitem rumah tangga.
7.
Bentuk variasi keluarga nontradisional, meliputi bentuk keluarga yang sangat
berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupun dinamikanya. Meskipun
demikian, memiliki persamaan dalam hal tujuan dan nilai dengan keluarga inti
tradisional. Bentuk keluarga yang spesifik ini menurut Makelin (1998) adalah
perkawinan terbuka, keluarga kumonal, pasangan yang kumpul kebo, perkwinan
kelompok, keluarga lesbian dan gay.
5.
Fungsi perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan, dan asuhan kesehatan/keperawatan.
2.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai
tujuan utama
3.
Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga
4.
Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, perawat
melibatkan peran sertaaktif seluaruh keluargadalam merumuskan masalah dan
kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya
5.
Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative
6.
Dlam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan
sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga
7.
Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara
keseluruhan
8.
Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan peawatan
kesehatan keluarga adalah pendekatan pemcahan masalah dengan menggunakan
proses keperawatan
9.
Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga
adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/ perawatan
di rumah
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
2.8 Langkah-Langkah Perawatan Kesehatan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan perawatan kesehatan keluarga ada beberapa
langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut:
1.
a.
b.
Menyampaikan maksud dan tujuan serta mint untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan mereka
c.
Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
kesehatan yang dirasakan keluarga
d.
2.
Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga
3.
Menganalisa data keluarga ntuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan
perawatan keluarga
4.
Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat masalah
kesehatan keluarga;
a.
b.
Ancaman kesehatan
Keadaan sakit atau kurang sehat
5.
Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6.
Menentukan/menyusun skala proiritas masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, dengan mempertimbangkan;
a.
Sifat masalah
b.
c.
d.
7.
Menyusun rencana asuhan keperawatan kesehatan dan perawatan keluarga
seseuai dengan urutan prioritas
a.
b.
c.
8.
Melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun
9.
10. Meninjau kembali maslah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan keperawatan yang baru.
BAB III
PENERAPAN DALAM ROLE PLAY
1.
PRA INTERAKSI
a. Mempersiapkan
o Topik
o Subtopik
1.
2.
3.
4.
5.
o Tempat
o Waktu
: 20 menit
Karakteristik Klien
o Nama
: Ny. Devy
o Umur
: 30 tahun
o Jenis kelamin
: Perempuan
o Riwayat penyakit : klien adalah Istri dari Tn. Devy dan sebelumnya pernah
dirawat di Rumah Sakit dengan penyakit yang sama dan sekarang harus dirawat
lagi di RSUD dr. Haryoto
o Keadaan umum
: klien masuk RSUD dr. Haryoto dengan keadaan penyakit
gastritis dengan ditemukan tanda-tanda (nafas cepat, muka pucat, keadaan
menurun).
2.
ORIENTASI
Perawat 1
:
Selamat sore pak, perkenalkan saya perawat Arif. saya adalah perawat yang jaga
sore ini dari jam 3 sampai jam 8 malam, apakah bapak suami dari ibu yang di rawat
ini ?
Keluarga klien
Perawat 1
Keluarga Klien
Perawat 1
Keluarga Klien
:
:
:
:
:
Benar, saya suaminya mas.
Nama bapak siapa ?
Bapak Khoirul Anam
Bapak suka di panggil, dengan panggilan apa ?
Panggil saja saya pak Anam
Perawat 1
:
Baik pak, oh ya sudah berapa kali istri bapak masuk RS dengan penyakit seperti
ini ?
Keluarga klien
:
Istri saya ini masuk RS dengan kasus penyakit gastritis adalah yang ke-2 kalinya
mas.
Perawat 1
:
Begini saya ingin mengajak bapak untuk berdiskusi tentang cara pertolongan pada
orang menderita gastritis. Lama waktunya kurang lebih 20 menit. Apakah bapak
bersedia ?
Keluarga klien
:
Ya, saya bersedia mas
Perawat 1
:
Apakah bisa kita mulai sekarang ?
Keluarga klien
:
Ya, silahkan.
3.
TAHAP KERJA
Perawat 1
:
Bapak tahukah penyakit gastritis, kalau tahu apakah bapak bisa jelaskan penyakit
gastritis itu apa ?
Keluarga klien
:
Setahu saya penyakit gastritis adalah penyakit pada lambung yang disebabkan
karena telat makan.
Perawat 1
:
Bapak benar, tapi ada yang perlu saya tambahkan bahwa penyakit gastritis adalah
rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh sekresi asam lambung
yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala yang dapat sembuh sendiri.
Keluarga klien
:
Oh begitu.
Perawat 1
:
Apakah bapak tahu penyebab dari gastritis.
Keluarga klien
:
Setahu saya penyebab gastritis karena telat makan bukan begitu mas !
Perawat 1
:
Ya, pak !
Penyebab gastritis adalah :
o
o
Perawat 1
:
Pada waktu istri bapak menderita gastritis apa yang bapak lakukan ?
Keluarga klien
:
Memberi obat gastritis mas.
Perawat 1
:
Sebenarnya tindakan bapak itu benar, tetapi bukan itu saja dan perlu diperhatikan
karena dalam memberi obat gastritis bila kurang tepat dosis obat ataupun jenis
obat yang sesuai dengan penyebab gastritis bukannya akan menghentikan atau
mengobati gastritis tetapi bisa menyebabkan penyakitnya bertambah parah,
sehingga jika belum mengerti betul jangan coba-coba mengobati sendiri sebaiknya
dibawa berobat ke puskesmas, RS, atau dokter praktek. Untuk tahap pertolongan
pertama yang bisa ibu lakukan selain memberikan obat anti gastritis agar
penyakitnya tidak semakin parah sambil menunggu di bawa ke puskesmas atau
rumah sakit berikan obat terlebih dahulu. Apakah bapak tahu apa obat yang perlu
diberikan pada penderita gastritis ?
Keluarga klien
Perawat 1
Perawat 1
Keluarga Klien
:
:
:
:
Bahan-bahannya :
Beberapa buah bengkuang dan Seujung sendok teh garam
b. Proses pembuatannya
Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan di peras usahakan
sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc, selanjutnya tambahkan garam
kemudian aduk sampai rata
c. Dosis
Dua kali satu gelas (pagi dan sore) sesudah makan
Keluarga klien
:
Oh, begitu cara membuat dan memberikannya.?
Perawat 1
:
Benar, bapak sudah mengerti atau ada yang perlu ditanyakan lagi tentang
pengobatan penyakit gastritis ini ?
Keluarga klien
:
Saya sudah mengerti dan untuk saat ini tidak ada lagi pertanyaan.
4.
TAHAP TERMINASI
Perawat 1
:
Kalau begitu tolong bapak jelaskan kembali pengertian dari penyakit gastritis ?
Keluarga klien
:
Penyakit gastritis adalah rusaknya lapisan dinding lambung yang disebabkan oleh
sekresi asam lambung yang berlebihan oleh sesuatu hal dengan gejala yang dapat
sembuh sendiri.
Perawat 1
:
Tolong bapak ulang 4 penyebab gastritis yang seperti saya sampaikan
Keluarga klien
:
Penyebab gastritis adalah :
o Waktu makan yang tidak teratur
o Kalau makan tidak dikunyah dengan lembut
o Bekerja terlalu keras dan kurang istirahat
o Pikiran yang terlalu tegang atau stres psikologis
Perawat 1
:
Bapak masih ingat cara membuat resep obat gastritis ?
Keluarga klien
:
Proses pembuatannya
Buah bengkuang dikupas terlebih dahulu kemudian diparut dan dii peras usahakan
sampai menghasilkan satu gelas ukuran 240-250 cc, selanjutnya tambahkan garam
kemudian aduk sampai rata
Perawat 1
:
Karena bapak sudah mengerti cara pertolongan pada penderita gastritis dan tidak
ada lagi yang ditanyakan serta saya harus mengerjakan tugas yang lain, maka
diskusi kita akhiri sampai disini.
Keluarga klien
:
Terima kasih mas, jika lain waktu saya ada masalah yang belum dimengerti tentang
perawatan suami saya apakah boleh kita berdiskusi lagi ?
Perawat 1
:
Oh tentu, saya dengan senang hati akan membantu bapak, selamat sore pak !.
(tersenyum). Baik pak nanti kalau perlu bantuan bisa cari atau hubungi saya atau
perawat lain di ruang perawat. Ya sudah pak trima kasih saya doakan supayaa
cepat sembuh istrinya pak.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam kadaan saling tergantung. Tujuan dari komunikasi terapeutik yaitu
supaya setiap anggota keluarga menjalankan peran dan fungsinya secara mandiri
ataupun bersama dengan anggota keluarga yang lain secara maksimal.
4.2 Saran
Makalah ini semoga berguna bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa namun
manusia tidaklah ada yang sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat
diperlukan guna memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA