Anda di halaman 1dari 12

Konsep Dasar Keluarga

I. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan atau lebih individu yang

diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap

anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain. (Harmoko, 2012).

Sedangkan menurut Helvie keluarga adalah sekelompok manusia yang

tinggal dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan

hubungan yang erat. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan melalui

ikatan perkawinan,darah,adopsi serta tinggal dalam satu rumah.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2016)

mengartikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang

terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan

tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan. Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling

berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan (WHO,

2012). Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga

merupakan sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yangterikat

oleh ikatan perkawinan dan mempunyai ikatan darah.


II. Tipe Keluarga

Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuan dan orang

yang mengelompokkan. Secara tardisional keluarga keluarga

dikelompokkan menjadi dua (Suprajitno, 2004 : 2) yaitu :

1. Keluarga Inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri

dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya, adopsi

atau keduanya.

2. Keluarga Besar (Extented Family) adalah keluarga inti ditambah

anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah

(kakek-nenek, paman-bibi).

Dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa

individualisme, pengelompokkan tipe keluarga selain kedua diatas

berkembang menjadi :

1. Keluarga bentukan (Dyadic Family) adalah keluarga baru yang

terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan

pasangannya. Keadaan ini di Indonesia juga menjadi tren

karena adanya pengaruh gaya hidup berat yang pada zaman

dahulu jarang sekali ditemui sehingga seorang yang telah cerai

atau ditinggal pasangannya cenderung hidup sendiri untuk

membesarkan anak-anaknya.
2. Orang tua tunggal (Single Parent Family) adalah keluarga yang

terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat

perceraian atau ditinggal pasangannya.

3. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (The Unmarried Teenage

Mother)

4. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri

tanpa pernah menikah (The Single Adul Living Alone).

Kecenderungan di Indonesia juga meningkat dengan dalih

tidak mau direpotkan oleh pasangan atau anaknya kelak jika

telah menikah.

5. Keluarga dengan anak tanpa menikah sebelumnya (The Non

Marital Heterosexual Cohabiting Family). Biasanya dapat

dijumpai pada daerah kumuh perkotaan (besar), tetapi pada

akhirnya mereka dinikahkan oleh pemerintah daerah (Kota

atau Kabupaten) meskipun usia pasangan tersebut telah tua

demi status anak-anaknya.

6. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin

sama (Gay and Lesbian Family).


III. Struktur Keluarga

Menurut Setiadi struktur keluarga menggambarkan bagaimana

keluarga melaksanakan fungsinya di masyarakat. Struktur keluarga

terdiri dari bermacam-macam, ialah:

1. Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara

sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun

melalui jalur garis ayah.

2. Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

3. Matrilokal

Matrilokal adalah yang suami istri yang tinggal bersama keluarga

sedarah istri.

4. Patrilokal

Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah suami.


5. Keluarga kawinan

Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi

pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi

bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

IV. Peran Keluarga

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,

sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi situasi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan

pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. (Effendy

1998). Berbagai peranan yang terdapat didalam keluarga adalah

sebagai berikut :

1. Peran Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak anak, berperan

sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa

aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok

sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.

2. Peran Ibu : sebagai Istri dan Ibu bagi anak – anak, ibu mempunyai

peranan ntuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan

pendidik anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu

kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari

lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai

pencari nafkah tambahan dalam keluraganya.


3. Peran anak – anak : Anak – anak melaksanakan peranan psiko-

sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,

sosial dan spiritual.

V. Tipologi Keluarga

1. Keluarga Sebagai Sistem Evolusi

1) Trustee Family

Trustee family ialah suatu bentuk keluarga dimana anggota-

anggota keluarga merupakan orang-orang yang dipercaya atas

nama keluarga. Anggota keluarga diberikan hak dan

kewenangan penuh oleh keluarga untuk menentukan dan

melakukan aktivitas sendiri.

2) Domestic Family

Domestic family adalah suatu bentuk keluarga antara yang

lambat laun menjadi “Trustee Family” yaitu suatu kondisi

untuk mencapai keleluasaan pengawasan keluarga terhadap

anggota-anggotanya. Keluarga membagi kekuasaan dan

menciptakan konsep hak-hak individu agar dipelihara sehingga

tidak bertentangan dengan kewenangan keluarga.

3) Atomistic Family

Atomistic Family ialah suatu bentuk keluarga dimana kekuatan

dan ruang lingkup kewenangan anggota keluarga dikurangi

hingga batas terendah. Keluarga menganggap bahwa anggota

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keluarga.


2. Pendekatan Struktural

a) The nuclear Family

The nuclear family meliputi 3 tipe yaitu :

 Perintis ialah keluarga yang terdiri dari pasangan suami

istri.

 Bentuk sederhana yaitu terdiri dari pasangan suami istri

dengan anak-anak.

 Bentuk berkurang yaitu hanya terdiri dari satu orang tua

dan anak-anak.

b) The extended family

The extended family adalah rumah tangga yang terdiri dari

orang tua, anak, kakek atau nenek, paman atau bibi dan

saudara-saudara lain, yang masih ada hubungan keluarga.

c) The augmented family

The augmented family ialah suatu kondisi atau situasi dimana

jumlah anggota keluarga diperluas dan berkembang dengan

anggota keluarga yang tidak memiliki hubungan keluarga.

VI. Tugas Keluarga

Ada 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu:

1. Mengenal masalah kesehatan

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh

diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak berarti dan

karena kesehatanlah seluruh kekuatan sumber daya dan dana


keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan sehat dan

perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarganya.

Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara

tidak langsung akan menjadi perhatian dari orang tua atau

pengambil keputusan dalam keluarga (Suprajitno, 2004).

2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga

Peran ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai keputusan

untuk memutuskan tindakan yang tepat (Suprajitno, 2004).

Friedman, 1998 menyatakan kontak keluarga dengan sistem akan

melibatkan lembaga kesehatan profesional ataupun praktisi lokal

(Dukun) dan sangat bergantung pada:

1) Apakah masalah dirasakan oleh keluarga ?

2) Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah

yang dihadapi salah satu anggota keluarga?

3) Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang dilakukan

terhadap salah satu anggota keluarganya ?

4) Apakah kepala keluarga percaya terhadap petugas kesehatan?

5) Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk menjangkau

fasilitas kesehatan?
3. Memberikan perawatan terhadap keluarga yang sakit

Keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah

perawatan keluarga. Dirumah keluarga memiliki kemampuan

dalam melakukan pertolongan pertama. Untuk mengetahui dapat

dikaji yaitu (Suprajitno, 2004):

1) Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien?

2) Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang

perawatan yang diperlukan pasien ?

3) Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien? (Aktif mencarı

informasi tentang perawatan terhadap pasien).

4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan

keluarga

1) Pengetahuan keluarga tentang sumber yang dimiliki disekitar

lingkungan rumah

2) Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan

manfatnya.

3) Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan

rumah yang menunjang kesehatan.

5. Menggunakan pelayanan kesehatan

Menurut Effendy, pada keluarga tertentu bila ada anggota keluarga

yang sakit jarang dibawa ke puskesmas tapi ke mantri atau dukun.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan

sarana kesehatan perlu dikaji tentang


1) Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat

dijangkau keluarga

2) Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan

3) Kepercayaan keluarga terhadap fasilitas kesehatan yang ada

4) Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga.

VII. Tahap Perkembangan Keluarga

Secara universal,pasangan menikah baru dikatakan menjadi

keluarga setelah lahirnya anak pertamadalam keluarga. Keluarga akan

bertambah dewasa sejalan dengan pertumbuhan anakdan tingkat

penyesuaian peran yang terjadi. Dimulai dari menyesuaikan peran

ketikaanak masih bayi, masa anak, remaja, anak menjadi manusia

dewasa hingga akhirnyameninggalkan rumah dan membentuk

keluarga sendiri. Tahapan perkembangankeluarga yang dimaksudkan

adalah sebagai berikut(Hendriati Agustiani, 2007) :

Tahap:

I. Pasangan menikah (belum memiliki anak)

II. Keluarga yang sedang membesarkan anak (anak tertua berusia 30

bulan)

III. Keluarga dengan anak usia preschool (anak tertua berusia 2 tahun

6 bulan s/d 6 tahun)

IV. Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berusia 6-13

tahun)
V. Keluarga dengan anak usia remaja (anak tertua berusia 13-20

tahun)

VI. Keluarga yang melepaskan anak berusia dewasa muda (anak

pertama mulai meninggalkan rumah)

VII. Orang tua berusia pertengahan (mulai pensiun dan memasuki

masa empty nest)

VIII. Orang tua mulai menua (pensiun hingga salah satu atau kedua

orang tua meninggal dunia).


DAFTAR PUSTAKA

Ali, H., Z. (2011). Pengantar Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta. EGC.

Kasim, M., & Abdurrouf, M. ( 2016). Peningkatan Kualitas Pelayanan Dan


Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Dengan Tim. Nurseline Journal.

Koerniawan, D., Daeli ,& Srimiyati. (2020). Aplikasi Standar Proses Keperawatan
: Diagnosis, Outcome, Dan Intervensi Asuhan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Silampari.

Yeni, F. (2014). Pengaruh Pelatihan Proses Keperawatan terhadap Dokumentasi


Asuhan Keperawatan di Puskesmas Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat.
Ners Jurnal Keperawatan.

Buheli, K. (2012). Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perawat Dalam Penerapan


Proses Keperawatan Di RSUD Toto Kabupaten Bone Bolango. Jurnal Health And
Sport.

Anda mungkin juga menyukai