DI SUSUN OLEH :
NAMA : PRATIWI
NIM : P18011
CI LAHAN CI INSTITUSI
(.................................) (...............................)
A. DEFINISI
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). DHF terutama menyerang anak
remaja dan dewasa dan seringkali menyebabkan kematian bagi penderita (Christantie
Effendi, 1995).
B. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis yang timbul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa
(Nelson. 1997)
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan
pada saat demam dan jarang pula dijumpai saat penderita mulai bebas dari demam.
Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran klinis lain
yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah :
1. Keluhan pada saluran pernafasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
2. Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, tidak nafsu makan (Anoreksia),
diare, konstipasi.
3. Keluhan sistem tubuh yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang
dan sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri ulu hati, pegal-pegal pada
pembengkakan sekitar mata, kakrimasi dan fotophobia, otot-otot sekitar mata sakit
bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal. (Mansjoer, A. 2000)
C. KLASIFIKASI
1. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan uji torniquet (+),
2. Derajat II
Derajat I dan disertai perdarahan spontan pada kulit atau di tempat lain.
3. Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah
(hipotensi), gelisah, sianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda-tanda dini
renjatan).
4. Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tak dapat diukur.
D. PATOFISIOLOGI
Fenomena patologis yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
ruang ekstra seluler. Hal pertama yang terjadi setelah masuk ke dalam tubuh
kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh, ruam atau bintik merah pada
kulit (ptekie), hiperemi tenggorokan dan hal lain yang mungkin terjadi seperti
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
antara lain pemeriksaan darah dan urine serta pemeriksaan serologi. Pada
1. Ig G dengue positif
2. Trombositopenia
F. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring
beri penderita oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi
penderita DHF.
4. Pemberian cairan intravena (biasanya Ringer Laktat, NaCl faali). Ringer Laktat
130 mEg/l, K+ 4 mEg/l, korektor basa 28 mEg/l, Cl - 109 mEg/l, dan Ca++ 3
mEg/l.
5. Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernapasan). Jika
dengan dokter).
10. Monitor tanda-tanda dini renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-
11. Bila timbul kejang dapat diberikan diazepam (kolaborasi dengan dokter).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
2. Riwayat keluarga
3. Status kesehatan
c. Nutrisi metabolic
d. Pola eliminasi
j. Pola peran-hubungan
l. Pola keyakinan-nilai
6. Riwayat kesehatan
7. Pemeriksaan fisik
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(viremia).
trombositopenia.
yang lemah.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
(viremia).
Tujuan :
kriteria hasil :
Intervensi :
trombositopenia.
Tujuan :
Intervensi :
tanda klinis.
epistaksis.
bagi pasien.
yang lemah
Tujuan :
Intervensi :
eliminasi
Tujuan :
Intervensi :
1. Mengkaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri
temannya.
Carpenito, Lynda Juall. (1999). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta :
EGC
Insan Utama.
Tjokronegoro Arjatmo, Utama Hendra. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : FKUI