Anda di halaman 1dari 61

TINJAUAN TEORI

Konsep Keluarga
Definisi
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 2014).
Menurut Friedman (2010), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan
oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasikan dirinya sebagai
bagian dari keluarga.
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) keluarga memiliki fungsi sebagai berikut:
FungsiAfektif
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi – fungsi internal keluarga, perlindungan dan
dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melaksanakan tugas – tugas yang
menunjang pertumbuhan yang sehat bagi para anggotanya mulai dari tahun – tahun awal
kehidupan individu dan terus berkembang sepanjang hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif
ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelanjutan dari keluarga. Komponen
fungsi afektif diantaranya adalah memelihara saling asuh, saling menghormati, pengertian
dan identifikasi. Dengan terpenuhinya fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan –
tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat – sifat kemanusiaan dalam diri
mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku kemampuan menjalin hubungan secara
lebih akrab.
FungsiSosialisasi
Sosialisasi dimulai dari pada saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana individu secara terus
menerus mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara
sosial yang merekaalami.
FungsiReproduksi
Untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
FungsiEkonomis
Dalam fungsi ini keluarga harus mampu untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang
memadai bagi kehidupan seluruh anggotanya, serta dapat mengalokasikan sumber – sumber
tersebut secaraefektif.
Fungsi PerawatanKesehatan
Dalam fungsi ini termasuk didalamnya kebutuhan – kebutuhan fisik : makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan
kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamalkan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan
yang yang bersifat preventif dan bersama – sama merawat anggota keluarga yangsakit.
Tugas kesehatan keluarga adalah :
Mengenal masalahkesehatan
Perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga secaratidak langsung menjadi perhatian
dan tanggung jawab keluarga, maka apabila adanya perubahan perlu segera dicatat
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besarperubahannya.
Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuanmemutuskan.
Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan
untuk memperoleh tindakanlanjut.
Memodifikasi / memelihara lingkungan yangsehat
Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan Lebih jauh, keluarga
mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh para professional perawatkesehatan.

Tipe dan Bentuk Keluarga


Beberapa tipe keluarga menurut (Friedman, 2010), antara lain adalah sebagaiberikut:
Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang
masih menjadi tanggunganya dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari sanak
keluargalainnya. keluarga Extended Family (besar), yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu
atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu samalain.
1. Single parent family, yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu

kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih

bergantungkepadanya.

2. Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri

tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yangsama.

3. Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari perkawinan

pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan membawa anak

hasil perkawinanterdahulu.

Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
4. Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri

dari satu orang dewasa yang hidup dalamrumahnya.

5. Middle age atau elderly couple, yaitu keluarga yang terdiri dari

sepasang suami istri paruhbaya.

Beberapa bentuk keluarga menurut (Sussman et al, 2010) antara lainadalah sebagai berikut:
6. Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami (pencari nafkah),

seorang istri (Ibu rumah tangga), dananak-anak.

Keluarga besar tradisional, yaitu bentuk keluarga yang pasangan suami istri sama-sama
melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak saudara, dan
kerabat lain dalam keluargatersebut.
7. Keluarga dengan orang tua tunggal, yaitu keluarga ini hanya memiliki
satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belummenikah)

8. Individu dewasa yang hidup sendiri, yaitu bentuk ini banyak terdapat di

masyarakat. Mereka hidup berkelompok seperti dipanti wreda, tetapi ada

juga yang menyendiri. Mereka ini membutuhkan layanan kesehatan dan

psikososial karena tidak mempunyai sistempendukung.

9. Keluarga dengan orang tua tiri, orang tua menghadapi 3 masalah yang

paling menonjol, yaitu pendisiplinan anak, penyesuaian diri dengan

kepribadian anak, penyesuaian diri dengan kepribadian anak, dan

kebiasaan serta penerimaan terhadap pemikiranhati.

10. Keluarga binuklear, yaitu keluarga merujuk pada bentuk keluarga setelah

cerai sehingga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang

terdiri dari dua rumah tanggainti.

Bentuk variasi keluarga nontradisional, yaitu bentuk variasi nontradisional meliputi bentuk
keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupundinamikanya.
StrukturKeluagra
Struktur keluarga oleh Friedman (2010) di gambarkan sebagai berikut :
Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi
pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau
berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri.
Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidakvalid.
Karakteristik pemberi pesan :
Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
Selalu menerima dan meminta timbalbalik.
Karakteristikpendengar
Siapmendengarkan
Memberikan umpanbalik
Melakukanvalidasi
Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah
posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
Strukturkekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.
Struktur nilai dannorma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya
tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat mempersatukan
anggotakeluarga.
Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalamkeluarga.
Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan
Tahap PerkembanganKeluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga
mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahapperkembangan
keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah:
a. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur
30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya
berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai
mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran
mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada
mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari
bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Struktur dan PeranKeluarga
PeranAyah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
PeranIbu
Sebagi istri dan ibi dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya

PeranAnak
Anak melaksanakan peran psiko sosialnya sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual.
Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Peran Formal Keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah-
suami,dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi keluarga formal adalah peran terkait
atau sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada
anggota keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi perannya:
berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem
tersebut. Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang
lain kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah
kekuasaanya paling sedikit.
Peran Informal Keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada permukaannya, dan
diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga dan/atau memelihara
keseimbangan keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.
Proses dan koping keluarga
Menurut Friedman (2010) Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagi proses atau
mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif,
fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara
adekuat
Stresor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan ekonomi dan sosial, apakah
keluarga ini bisa memastikan lamanya dan kekuatan dari stresor yang dialami oleh keluarga,
apakah keluarga mampu menghadapi stresor tersebut dan ketegangan setiapharinya.

Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang objektif dan realistis
terhadap situasi yang mendukungstress.
Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang mendukung stress, strategi koping
bagaimana tindakan yang diambil oleh keluarga, apakah setiap anggota keluarga memiliki
koping yang berbeda-beda dalam cara menghadapistress.
Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga
Pendidikan kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari pendekatan intervensi
keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan dapat mencakup berbagai bidang, isi dan
fokus, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, masalah kesakitan/disabilitas
dan dampaknya, serta dinamika keluarga. (Friedman, 2010)
Watson (1985) menekankan bahwa pendidikan memberikan informasi kepada klien, dengan
demikian, membantu mereka untuk dapat mengatasi secara lebih efektif terhadap perubahan
kehidupan dan peristiwa yang menimbulkan stres. Mendapatkan informasi yang berarti,
membantu anggota keluarga lebih merasa memegang kendali dan mengurangi stres. Hal ini
juga memungkinkan mereka untuk mengartikan lebih jelas pilihan mereka dan lebih berhasil
menyelesaikan masalah mereka. (Friedman,2010)
Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor dan klien yang ditandai
oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan, dan keselarasan. Hubungan ini terdiri dari
serangkaian interaksi sepanjang waktu berupa konselor yang melalui berbagai teknik aktif
dan pasif, berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah memengaruhi
perilaku adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010)
Elemen inti konseling adalah empati atau menyelami atau merasakan perasaan dan perilaku
orang lain; penerimaan positif terhadap klien; dan selaras atau tulus, tidak berpura-pura dan
jujur dalam hubungan klien-perawat. ( Friedman, 2010)
Membuat kontrak
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar dapat dengan
realistik membantu individu dan keluarga membuat perubahan perilaku adalah dengan cara
membuat kontrak.
Kontrak adalah persetujuan kerjasama yang dibuat antara dua pihak atau lebih,
misalnya antara orang tua dan anak. Aar tepat waktu dan relefan, kontrak waktu dapat
dinegosiasi secara terus menerus dan harus mencakup area sebagai berikut : tujuan, lama
kontrak, tanggung jawab klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan penghargaan terhadap
pencapaian tujuan (Sloan dan Schommer, 1975; Steiger dan Lipson, 1985 dalam
Friedman2010).
Biasanya kontrak dibuat dalam bentuk tertulis, singkat, sederhana dan tanpa paksaan
(Goldenbergh & Goldenbergh, 2000 dalam Friedman 2010).
Menejemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangansebagaibagian dari peran perawat
kesehatan masyarakat; terakhir dugunakanditatanan layanan kesehatan yang bersifat akut.
(Carry 1996 dalam Friedman2010). Pertumbuhan perawatan terkelola telah menjadi
kekuatan utama munculnya menejemen kasus. Perawatan terkelola yang menekankan pada
pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan, sementara memelihara kualitas
perawatan dan kepuasan klien, benar-benar membentuk cara
menejemen kasus berfungsi ( Jones, 1994; MacPhee&Hoffenbergh, 1996 dalam Friedman
2010)
Advokasi klien
Komponen utama dari menejemen kasus adalah advokasi klien (Smith, 1993 dalam
Friedman 2010). Advokasi adalah seseorang yang berbicara atas nama orang atau kelompok
lain. Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi kepada klien dan
kemudian mendukung mereka apapun keputusan yang mereka buat (Bramlett, Gueldener,
dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982 dalam Friedman2010)
Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya empat cara, yaitu :
Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka butuhkan dan menjadi
hakmereka
Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sistem layanan kesehatan yang lebih
responsif terhadap kebutuhanklien
Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan yang lebih sesuai dengansosial-
budaya.
Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang lebih responsive (Canino dan
Spurlock, 1994 dalam Friedman, 2010).
Koordinasi
Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah koordinator. Karena inti
dari menejemen kasus adalah juga koordinasi, pengertian advokasi dan koordinasi pada
pokonya saling tumpang tindih. Pada kenyataannya menejemen kasus sering kali diartikan
sebagai koordinasi (khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk memberikan
berbagai pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang kompleks di dalam suatu
pengendali tunggal. (Sletzer, Litchfield, Lowy & Levin, 1989 dalam Friedman, 2010)
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif
dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayan rumah sakit,
puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga
yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dialukakan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga
dikeluarga dan komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan Napadano
(1984) dalam Friedman (2010) adalah proses berbagi perencanaan dan tindakan secara
berkelanjutan disertai tanggng jawab bersama terhadap hasil dan kemampuan bekerjasama
untuk tujuan sama menggunakan teknik penyelesaian maslaah.
Konsultasi
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus
dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan
demikian, harus ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga karena perawat keluarga
sering berperan sebagai konsultan bagi perawat, tenaga profesional, dan para profesional
lainnya ketika informasi klien dan keluarga serta bantuan diperlukan. (Friedman, 2010).

Konsep Gout Atritis


Definisi
Gout adalah jenis radang sendi/arthritis yang disebabkan oleh penumpukan kristal asam urat
pada sendi. Asam urat merupakan produk pemecahan dari purin yang merupakan bagian
dari makanan yang kita makan. Kelainan dalam menangani asam urat dan kristalisasi dari
senyawa ini dalam sendi dapat menyebabkan serangan radang sendi yang menyakitkan.
Menurut Mutia Sari (2010) asam urat merupakan akibat tingginya kadar asam urat di tubuh.
Silvia S (2009) berpendapat bahwa asam urat adalah asam yang berbentuk kristal yang
merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah
satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Sedangkan Khomsan (2008) mengatakan asam urat ialah terjadinya penumpukan kristal
asam urat pada daerahpersendian.
Daripendapatdiatasdapatdisimpulkanasamuratmerupakanbagian metabolisme purin.
Dalam keadaan normal dan jika tidak
berlangsungnormalasamuratakanmenumpukdalamjaringantubuh. Akibatnya, terjadi
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan rasa
sakit yang luar biasa.
Etiologi
Faktor-faktor yang berpengaruh sebagai penyebab gout antara lain:
Faktor keturunan dengan adanya riwayat gout dalam silsilah keluarga.
Meningkatnya kadar asam urat karena diet tinggi protein dan makanan kaya senyawa purin
lainnya. Purin adalah senyawa yang akan dirombak menjadi asam urat dalamtubuh.
Konsumsi alkohol berlebih, karena alkohol merupakan salah satu sumber purin yang juga
dapat menghambat pembuangan urin melaluiginjal.
Hambatan dari pembuangan asam urat karena penyakit tertentu, terutama gangguan ginjal.
Pasien disarankan meminum cairan dalam jumlah banyak . minum air sebanyak 2 liter atau
lebih tiap harinya membantu pembuangan urat, dan meminimalkan pengendapan urat dalam
salurankemih.
Penggunaan obat tertentu yang meningkatkan kadar asam urat, terutama diuretika
(furosemid danhidroklorotiazida).
Penggunaan antibiotika berlebihan yang menyebabkan berkembangnya jamur, bakteri dan
virus yang lebihganas.
Penyakit tertentu dalam darah ( anemia kronis ) yang menyebabkan terjadinya gangguan
metabolism tubuh, misal berupa gejala polisitomia dan leukemia.
Faktor lain seperti stress, diet ketat, cidera sendi, darah tinggi dan olahraga berlebihan.
Klasifikasi
Stadium Arthritis Gout Akut
Sangat akut, timbul sangat cepat dalam waktu singkat.
Keluhan utama: nyeri, bengkak, terasa hangat, merah dengan gejala sistemik berupa demam,
menggigil dan merasa lelah. Penyakit asam urat adalah bentuk arthritis (peradangan pada
sendi) yang dikenal masyarakat dengan istilah encok. Kondisi ini sangat menyakitkan
karena terlalu banyak kadar purin di dalam tubuh. Purin adalah protein yang ada diproduksi
di dalam tubuh dan juga terkandung pada banyak makanan. Semakin banyak makan
makanan yang mengandung purin, semakin besar juga tubuh memproduksi asam urat atau
uric acid. Nah, kadar purin yang tinggi ini akan mengalir di dalam darah dan akhirnya
mengubah asam urat menjadi kristal. Semakin lama, kristal akan menumpuk di sekitar sendi
dan jaringan lunak tubuh lainnya. Akibatnya, sendi dan otot akan terasa linu serta nyeri
bahkan bengkak, terasa hangat dan kemerahan.X
Faktor pencetus: trauma lokal, diet tinggi purin (kacang-kacangan, rempelo dll), kelelahan
fisik, stres, diuretic.
Penurunan asam urat secara mendadak dengan allopurinol atau obat urikosurik dapat
menyebabkan kekambuhan.
Stadium Interkritikal
Stadium ini merupakan kelanjutan dari stadium akut dimana terjadi periode interkritikal
asimptomatik.
Stadium Arthritis Gout Menahun
Stadium ini umumnya pada pasien yang mengobati sendiri sehingga dalam waktu lama tidak
berobat secara teratur pada dokter. Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar
sendi yang sering meradang yang disebut sebagai tofus. Tofus ini berupa benjolan keras
yang berisi serbuk seperti kapur yang merupakan deposit dari kristal monosodium urat.
Tofus ini akan mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang di sekitarnya. Tofus pada
kaki bila ukurannya besar dan banyak akan mengakibatkan penderita tidak dapat
menggunakan sepatu lagi.
Patofisiologi
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
Presipitasi kristal monosodium urat
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari
9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya
bursa,tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate)
oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk
berespon terhadap pembentukankristal.
Respon leukosit polimorfonukuler(PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan
akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan
membram leukositik lisosom.

Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan
robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial,
yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
Awitan (onset) serangan gout akut berhubungan dengan perubahan kadar asam urat serum,
meninggi ataupun menurun. Pada kadar urat serum yang stabil, jarang mendapat serangan.
Pengobatan dini dengan alopurinol yang menurunkan kadar urat serum dapat
mempresipitasi serangan gout akut. Pemakaian alkohol berat pada pasien gout dapat
menimbulkan fluktuasi konsentrasi urat serum. Penurunan urat serum dapat mencetuskan
pelepasan Kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada
beberapa pasien gout atau yang dengan hiperurisemia asimptomatik Kristal urat ditemukan
pada sendi metatarsofalangeal dan lutut yang sebelumnya tidakpernahmendapat serangan
akut. Dengan demikian, gout seperti juga pseudogout, dapat timbul pada keadaan
asimptomatik. Terdapat gout akut. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature
lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa
Kristal MSU diendapkan pada kedua tempattersebut.Predileksi untuk pengendapan
Kristal MSU pada metatarsofalangeal- 1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma ringan
yang berulang- ulang pada daerah tersebut. Peradangan atau inflamasi merupakan reaksi
penting pada arthritis gout terutama pada gout akut. Reaksi inni merupakan reaksi
pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan jaringan akibat agen penyebab.
Peradangan pada arthritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu Kristal
monosodium urat pada sendi. Mekanisme peradangan ini belum diketahui secara pasti. Hal
ini diduga oleh peranan mediator kimiadan selular. Pengeluaran berbagai mediator
peradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen (C) dan
selular.
Pathway

Faktor genetik Konsumsi Penyakit dan obat


makanan  purin – obatan

Produksi asam Sekresi asam urat


urat  

Gangguan
Metabolisme
purin Respons  Suhu Tubuh
inflamasi

HIPERUREMIA
( N : Pria ( 3.0 – 7 ) Wanita ( 2.4 -6 )
Thopi / Tofas Hipertermi
mengendap di
bagian perifer
Nefropati Gout Akumulasi pada Penimbunan kristal monoatrium di tubuh
ginjal sendi

GOUT Perubahan pada bentuk


tubuh pada tulang dan
sendi
Pembentukan
Pelepasan medioator Sirkulasi pd  Permeabilitas kapiler tukas pd sendi
kimia oleh sel Mast : daerah inflamasi
bradikinin, histamin, 
prostagladin deformitas Tofus – Tofus
mengering
Akumulasi cairan ke
Vasodilatasi dr jaringan intertisial 
kapiler Gg. Identitas Membatasi
Hipotalamus pergerakan sendi
Diri
Edema
Gg.
Eritema, rasa Mobilitas
Nyeri Akut panas
Fisik
Menekan jaringan pada
sendi

Gg. Perfusi
Terjadi pd Malam Jaringan Perifer Penipisan pd
hari Kulit
Gangguan transportasi elektrolit Kerusakan
Gg Pola Tidur integritas kulit
Gangguan potensial aksi
6. Tanda dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi
ibujari,tetapibisajugapadatumit,pergelangankakidantanganatausiku. Kebanyakan
asamurat muncul sebagai serangankambuhan.Penyakit ini timbul dari kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan di manakadar asam urat dalam darah di atas
normal.Kadarasamuratnormalpadapriaberkisar3,5-7mg/dL,sedangkanpada wanita 2,6 - 6
mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbulsecara mendadak/akut, kebanyakan menyerang
pada malam hari. Jikaasam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak
merah,mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasanyeriyang sangat
hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa
serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, danseringkali hanya satu sendi yang
diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada
tumit, lutut, siku danlain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan
rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan
sejenisnya. Anda bias memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara
mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
Kesemutan danlinu.
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat banguntidur.
Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar biasa
pada malam danpagi.
Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulangkali.
Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul,tumit,pergelangan tangan serta
siku.
Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakitsaatakan bergerak
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin..
Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine 24
jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan
kecepatan waktu pengendapan
Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak
Penatalaksanaan
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah
serangan berulang, dan pencegahan komplikasi (Mutia Sari, 2010)
Sendi diistirahatkan (imobilisasipasien)
Kompres hangat
Diet rendah purin dan rendahlemak
Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
Diet tinggi karbohidrate
Perbanyak asupan cairan
Kompres jahe

Konsep Askep Keluarga Asam Urat


Pengkajian
Pengkajian merupakan data yang perlu dikaji pada proses perawatan keluarga dengan
masalah Asam Urat menurut Friedman (2010) meliputi data dasar keluarga, lingkungan
keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga dan fungsi
perawatan kesehatan.
Data dasar keluarga, data yang perlu dikaji antara lain: nama keluarga, alamat dan nomor
telepon, komposisi keluarga, tipe keluarga, latar belakang budaya (etnis), identifikasi religi,
status kelas keluarga, aktivitas rekreasi dan waktu senggangkeluarga.
Data lingkungan keluarga, data yang perlu dikaji antara lain: karakteristik rumah,
karakteristik dan lingkungan sekitar dan komunitas yang lebih besar, mobilitas geografi
keluarga, perkumpulan dan interaksi keluarga dengan masyarakat, serta sistem-sistem
pendukungkeluarga.
Struktur keluarga yang terdiridari:
pola komunikasi keluarga: data yang harus dikaji adalah observasi seluruh anggota keluarga
dalam berhubungan satu sama lain, apakah komunikasi dalam keluarga berfungsi atau tidak,
seberapa baik setiap anggota keluarga menjadi pendengar, jelas dalam penyampaian,
perasaan terhadap komunikasi dan interaksi, apakah keluarga melibatkan
emosi atau tidak dalam penyampaian pesan.
Struktur kekuatan keluarga: yang perlu dikaji antara lain: siapa yang mengambil keputusan
dalam keluarga, siapa yang mengambil keputusan penting seperti anggaran keluarga, pindah
kerja, tempat tinggal, mengatur disiplin dan aktivitas anak serta proses dalam pengambilan
keputusan dengan concerisus tawar - menawar dan sebagainya.
Struktur peran keluarga: data yang dapat dikaji dalam peran formal adalah peran dan posisi
formal setiap anggota keluarga tidak ada konflik dalam peran, bagaimana perasaan terhadap
perannya. Jika dibutuhkan dapatkah peran berlaku fleksibel. Jika ada masalah dalam peran
siapa yang mempengaruhi anggota keluarga, siapa yang memberikan mereka penilaian
tentang pertumbuhan, pengalaman baru, peran dan tekhnik komunikasi.
Peran informal: peran informal dan peran yang tidak jelas apa yang ada di dalam keluarga.
Bagaimana anggota keluarga melaksanakan perannya, apakah sudah sesuai posisi keluarga
dengan peran yang dilaksanakannya, apabila peran tidak terlaksana tanyakan siapa yang
biasanya melaksanakan peran tersebut sebelumnya dan apa pengaruhnya.
Nilai dan budaya, data yang dapat dikaji adalah nilai-nilai yang dominan yang dianut oleh
keluarga, nilai keluarga seperti siapa yang berperan dalam mencari nafkah, kemauan dan
penguasaan lingkungan, orientasi masa depan, kegemaran-kegemaran keluarga, apakah ada
kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dan komunitas yang lebih luas, apakah ada kesesuaian
antara nilai- nilai keluarga dan nilai-nilai sub sistem keluarga, bagaimana pentingnya nilai-
nilai terhadap keluarga, apakah keluarga menganut nilai-nilai keluarga secara sadar atau
tidak, apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu sendiri, bagaimana nilai-
nilai mempengaruhi kesehatankeluarga.
Fungsi keluarga
Fungsi afektif, atau yang dapat dikaji antara lain: pola kebutuhan keluarga dan respon,
apakah anggota keluarga merasakan keutuhan individu lain dalam keluarga, apakah orang
tua/pasangan mampu menggambarkan kebutuhan persoalan lain dan anggota yang lain,
bagaimana sensitifnya anggota keluarga dengan melihat tanda-tanda yang berhubungan
dengan perasaan dan kebutuhan orang lain, apakah anggota keluarga mempunyai orang
yang dapat dipercayainya saling memperhatikan, sejauh mana anggota keluarga
memberikan perhatian satu sama lain, bagaimana mereka sating mendukung, apakah
terdapat perasaan akrab dan intim diantara lingkungan hubungan keluarga, sebaik apa
hubungan anggota keluarga dengan anggota yang lain, apakah ada kedekatan khusus
anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain, keterpisahan dan keterikatan,
bagaimana keluarga menanamkan perasaan kebersamaan dengan anggota keluarga, apakah
sudah sesuai perpisahan yang terjadi di keluarga dengan tahap perkembangan di keluarga.
Fungsi sosial, data yang perlu dikaji adalah: bagaimana keluarga membesarkan anak dan
keluarga dalam area orang: kontrol perilaku, disiplin, penghargaan, hukuman, otonomi dan
ketergantungan, memberi dan menerima cinta serta latihan perilaku sesuai dengan usia,
siapa yang menerima tanggung jawab.
Fungsi sosialisasi atau peran membesarkan anak/fungsi anak, apakah fungsi tersebut dipikul
bersama, bagaimana cara pengaturannya, bagaimana anak-anak dihargai oleh keluarga
kebudayaan yang dianut dalam membesarkan anak, apakah keluarga merupakan resiko
tinggi mendapat masalah dalam membesarkan anak, faktor resiko apa yang memungkinkan,
apakah lingkungan memberikan dukungan dalam perkembangan anak seperti tempat
bermain dan istirahat (kamar tidursendiri).
Fungsi reproduksi, data yang perlu dikaji, berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anak, metode apa yang digunakan keluarga dalam pengendalian
jumlahanak.
Stress dan koping keluarga hal yang perlu dikaji, stressor jangka pendek dan jangka
panjang, kemampuan keluarga berespondalam masalah, strategi koping yang digunakan,
strategi adaptasi difungsional dan pemeriksaan fisik dilakukan secara head tohead.
Fungsi perawatan kesehatan dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, hal yang
perlu dikaji meliputi:
Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan, data yang perlu dikaji, pengetahuan
keluarga tentang masalah kesehatan asam urat yang meliputi pengertian, faktor penyebab,
tanda dan gejala dan persepsi keluarga terhadapmasalah.
Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang tepat untuk mengatasi
masalah asam urat, hal yang perlu dikaji adalah kemampuan keluarga tentang pengertian,
sifat dan luasnya masalah asam urat, apakah masalah dirasakan keluarga. apakah keluarga
pasrah terhadap masalah, apakah keluarga akut dan akibat tindakan penyakitnya, apakah
keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah kesehatan, apakah ada informasi yang
salah terhadap tindakan dalam menghadapimasalah.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan asam urat, data
yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit, bagaimana
sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan, bagaimana pengetahuan keluarga
tentang fasilitas yang diperlukan untuk perawatan, apakah keluarga mengetahui sumber-
sumber yang ada, sikap keluarga terhadapsakit.
Kemampuan keluarga untuk memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji
adalah pengetahuan keluarga tentang sumber-sumber yang dimiliki keluarga, bagaimana
keluarga melihat keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana keluarga
mengetahui pentingnya hygiene sanitasi, keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit,
bagaimana sikap atau pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi, sejauh mana
kekompakan keluarga.
Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan, hal yang perlu dikaji adalah
sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan-keuntungan
dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan atau
fasilitas kesehatan, ada pengalaman yang kurang baik terhadap fasilitas kesehatan yang
terjangkau olehkeluarga.
Diagnosa Keluarga
Implementasi
Gaya Hidup Tidak Aktif berhubungan dengan rendahnya pengetahuan, kesadaran dan minat
Tujuan : setelah di lakukan perrtemuan slama 3 kali tatap muka di harapkan gaya hidup
mulai aktif
Kriteria Hasil : Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga yang menderita
asam urat
Intervensi :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asamurat.
Menjelaskan pada keluarga mengenai asamurat.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.
Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam
urat.
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai masalah asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Beri reinforcement jika jawabanbenar.
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan
masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asamurat.
Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asamurat.
Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yangada.
Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan
supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitaskesehatan.
Beri reinforcement positif jika jawabanbenar
Ketidakefektifan Manajemen Rigmen terapeutik Keluarga berhubungan dengan sistem
perawatan keluarga tidak efetif
Tujuan : setelah di lakukan pertemuan slama 3x tatap muka di harapkan manajemen rigmen
terapeutik menjadi efektif
Kriteria Hasil : Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga yang menderita
asam urat
Intervensi :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asamurat.
Menjelaskan pada keluarga mengenai asamurat.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.
Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam
urat.
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai masalah asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Beri reinforcement jika jawabanbenar.
Ketidakmampuankeluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan
masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asamurat.
Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asamurat.
Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitaskesehatan.
Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yangada.
Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan
supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitaskesehatan.
Beri reinforcement positif jika jawaban benar
Kurangnya Dukungan Sosisal berhubungan dengan adanya Ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan dengan masalah asamurat.
Tujuan : setelah di lakukan pertemuan slama 3x tatap muka di harapkan dukungan sosial
bertambah
Kriteria Hasil : Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga yang menderita
asam urat
Intervensi :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asamurat.
Menjelaskan pada keluarga mengenai asamurat.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.
Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam
urat.
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai masalah asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Beri reinforcement jika jawabanbenar.
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan
masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asamurat.
Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asamurat.
Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitaskesehatan.
Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yangada.
Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan
supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitaskesehatan.
Beri reinforcement positif jika jawabanbenar
Kesiapan meningatkan pengambilan keputusan emansipasi berhubunngan dengan
ketidakmampuan keluarag merawat anggota keluarga dengan asam urat
Tujuan : setelah di lakukan pertemuan slama 3x tatap muka di harapkan telah siap
mengambil keputusan emansipasi
Kriteria Hasil : Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga yang menderita
asam urat
Intervensi :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asamurat.
Menjelaskan pada keluarga mengenai asamurat.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.
Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam
urat.
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai masalah asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Beri reinforcement jika jawabanbenar.
Ketidakmampuankeluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan
masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asamurat.
Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asamurat.
Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitaskesehatan.
Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yangada.
Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan
supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitaskesehatan.
Beri reinforcement positif jika jawaban benar
Resiko Cidera Lingkungan berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga memodifikasi
lingkungan untuk anggota keluarga dengan masalah asamurat.
Tujuan : setelah di lakukan pertemuan slama 3x tatap muka di harapkan resiko cidera
lingkungan tidak terjadi
Kriteria Hasil : Keluarga dan penderita mampu merawat anggota keluarga yang menderita
asam urat
Intervensi :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah asamurat.
Menjelaskan pada keluarga mengenai asamurat.
Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telah disampaikan pada keluarga.
Beri reinforcement positif pada keluarga atas jawaban yang benar.
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga dalam mengambil keputusan dengan tindakan masalah asam
urat.
Motivasi keluarga untuk mengambil keputusan mengenai masalah asamurat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan.
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan masalah asam urat.
Evaluasi kembali penjelasan yang telahdisampaikan
Beri reinforcement jika jawabanbenar.
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan untuk anggota keluarga dengan
masalah asamurat.
Diskusikan dengan keluarga bagaimana lingkungan yang nyaman bagi penderita asamurat.
Modifikasi lingkungan keluarga untuk penderita asamurat.
Motivasi kembali agar keluarga menerangkan kembali penjelasan yang telah disampaikan.
Ketidakmampuan keluarga menfaatkan fasilitas kesehatan.
Diskusikan dengan keluarga tempat – tempat pelayanan kesehatan yangada.
Diskusikan dengan keluarga tentang manfaat pelayanan kesehatan serta menyarankan
supaya datang ke pelayanan kesehatan yang ada.
Evaluasi kembali tentang penjelasan yang telah diberikan tentang manfaat fasilitaskesehatan.
Beri reinforcement positif jika jawaban benar

Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC


Diagnosa IPKKI Provinsi Jawa Timur
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC.
Harmoko. 2012. Asuhan keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Effendy, Nasrul. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC.
Friedman,Marilyn M.2014. Family Nursing Theory and Practice. Alih Bahasa Ina Debora,
Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek.Jakarta:EGC.
Sari, Mutia . 2010. Sehat dan Bugar Tanpa Asam Urat. Yogyakarta: Araska Publisher
Mansjoer,A, 2010, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi:3, Media Ausculapius, FKUI, Jakarta.
Price, S, A, 2011, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (terjemahan), Edisi;4
buku2, Jakarta, EGC.

FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN KELUARGA )
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Ny. S
b. Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi
c. Telpon :-
d. Pekerjaan : Penjual Nasi
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi : 2 orang
Hub. Status Imunisasi
Pendi
Nama JK Dng Umur Polio DPT Hepatitis Ket
dikan BCG Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

Tn. S LK KK 57 SD

Ny. S PR ISITRI 55 SD

An. Y LK ANAK 35 SMP

An. S LK ANAK 32 SMP

2. Genogram

KETERANGAN:
= Laki-Laki X X = Meninggal
= Perempuan = Garis perkawinan
= Pasien Perempuan = Garis Keturunan

= Tinggal dalam satu rumah

2. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. S termasuk keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya.

3. Suku Bangsa
Keluarga Ny. S berasal dari suku Osing Indonesia

4. Agama
Ny. S mengatakan beragama islam dengan menjalankan sholat 5 waktu dan menjalakan
perintah yang lainya.
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kepala Keluarga : Sebagai ketua RT : Rp. 600.000/tahun
Istri         : Rp. 500.000/Bulan
Ny. S mengatakan pendapatan Ny. S sebagai penjual nasi yaitu Rp. 500.000,-/bulan,
sedangkan pendapatan Suami Rp. 600.000/tahun. Jadi total penghasilan keluarga yaitu Rp.
500.000,-/bulan. Rata-rata pengeluaran sebesar Rp. 350.000/bulan. Dilihat dari penghasilan
keluarga ini dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut dalam status
sosial ekonomi Rendah.

6. Aktivitas rekreasi keluarga


Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton TV, berkumpul
bersama keluarga di rumah dan berkumpul dengan tetangga sekitar sedangkan untuk rekreasi
diluar rumah kadang-kadang klien pergi berkunjung ke rumah saudara.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Ny. S memiliki 1 Suami dan 2 Laki-Laki dan 4 cucu. Ny. S termasuk dalam tahap
perkembangan usia dewasa tua.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Menyesuaikan diri dengan perekonomian dan berkurangnya income(penghasilan) keluarga.

3. Riwayat keluarga inti


Riwayat kesehatan KK : Keluarga berkata:
“Tn. S tidak memiliki penyakit.”
Riwayat kesehatan istri : Keluarga berkata:
“Ny. S memiliki penyakit asam urat.”
Riwayat kesehatan anak : Keluarga berkata:
“An. Y dan An. S tidak memiliki penyakit.”
Riwayat kesehatan keluarga lain : Keluarga berkata:
“Sanak saudara tidak ada yang memiliki penyakit.”
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat kesehatan ortu suami, keluarga berkata:
“Tidak ada yang menderita penyakit kronis atau menahun.”

Riwayat kesehatan ortu istri, keluarga berkata:


“Tidak ada yang menderita penyakit kronis atau menahun.”

PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Luas tanah      : 9x8 m2      Luas Rumah : 7x4 m2
Tipe Rumah : Rumah permanen dengan jumlah ruang 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi luar. Lantai rumah terbuat dari plester dengan atap rumah
dari genteng, terdapat ventilasi dengan pencahayaan yang kurang dengan status rumah milik
sendiri dan tanah milik saudara.

Denah Rumah

Ruang
WC T Keluarga Dapur
ER
AS

Ruang tamu Kamar

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RT


Tetangga Ny. S yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Ny. S tinggal di wilayah pedesaan
sehingga jarak rumah satu dengan yang lain sangat berdekatan. Penduduk setempat rata-rata
berpencaharian sebagai buruh dan petani.

3. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga Ny. S sudah menempati rumah yang ditempatinya sejak tahun 2010 hingga sekarang

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga Ny. S termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam kegiatan masyarakat, dengan
tetangga dilingkungannya tampak keluarga Ny. S berinteraksi dengan baik. Dan keluarga
ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat sekitar seperti gotong
royong dan sebagainya.

5. Sistem pendukung keluarga


Dalam keluarga ini, Ny. S tidak memiliki transportasi untuk pergi berobat, terkadang Ny. S
diantar oleh suami atau anaknya untuk pergi berobat ke Puskesmas.

STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina harmonis dalam menghadapi suatu masalah biasanya
dilakukan semacam musyawarah kecil sebelum memutuskan suatu permasalahan.

2. Struktur kekuatan keluarga


Didalam tempat tinggal Ny. S tinggal bersama Suami dan 2 orang anak. Pengambilan keputusan
di dominasi oleh Tn. S.

3. Struktur peran
Ny. S didalam tempat tinggalnya berperan sebagai Istri, beliau yang biasanya yang berperan
untuk mencari nafkah dengan bekerja sebagai penjual nasi.
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga yang sehari-harinya membantu pekerjaan istrinya.
An. Y berperan sebagai anak dan bekerja diluar kota
An. S berperan sebagai anak dan bekerja sebagai buruh

4. Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama islam yang
mereka anut, serta nilai dan norma masyarakat sekitar

FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. S dan Tn. S termasuk keluarga yang harmonis, mereka tampak sangat
memperhatikan anggota keluarganya, dan tampak sering bercanda dengan tetangga sekitar.

2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Ny. S berjalan dengan baik. Ny. S dan keluarga sering
mengikuti kegiatan yang dibuat RT setempat atau suaminya sendiri. Ny. S juga merupakan
orang yang senang mengobrol dengan tetangga-tetangganya.

3. Fungsi perawatan kesehatan


Keluhan utama: “linu-linu dan nyeri pada kaki sebelah kanan”
Keluarga berkata: “ketika beraktifitas berat, setelah duduk dan kelelahan istri saya
mengeluhkan sakit pada kakinya”

TUGAS PERAWATAN KELUARGA


a) Mengenal masalah keluarga
1) Pengertian penyakit asam urat
Keluarga berkata : “ menderita penyakit asam urat”

2) Penyebab penyakit asam urat


Keluarga berkata :“penyakit timbul jika duduk dibawah terlalu lama dan makan
makanan yang memyebabkan asam urat seperti kacang-kacangan, jengkol, petai”

3) Tanda dan gejala penyakit asam urat


Keluarga berkata : “saya merasa linu-linu jika setelah duduk dibawah terlalu lama dan
bekerja terlalu ngoyo”

4) Predispossi/cara penularan asam urat


Keluarga berkata : “Setahu saya penyakit saya tidak menular”

b) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dalam mengatasi penyakit asam urat
Keluarga berkata :“ketika asam urat istri saya kambuh saya bawa berobat ke
puskesmas atau mantri”

2) Yang akan dilakukan dalam mengatasi penyakit asam urat


Keluarga berkata :“memakan makanan yang bisa mengurangi asam urat dan sering
berjalan-jalan kecil.”

3) Dampak penyakit asam urat


Keluarga berkata :“Saya tidak tahu”

4) Komplikasi penyakit asam urat


Keluarga berkata : “saya tidak tahu kalau penyakit asam urat akan menyebabkan
penyakit lain”

c) Merawat anggota keluarga yang sakit


1) Cara perawatan penyakit asam urat
Keluarga berkata : “menghindari makanan seperti kacang-kacangan, jengkol, petai,
bayam”

2) Demonstrasi perawatan penyakit asam urat, tentang penggunaan obat


Keluarga berkata : “ Ny. S tidak rutin meminum obat”

3) Jelaskan & Demonstrasi perawatan penyakit asam urat,tentang Olahraga/aktivitas


Keluarga berkata :“tidak melakukan aktivitas berat”

4) Jelaskan & Demonstrasi perawatan penyakit asam urat ,tentang cara pencegahan
kekambuhan
Keluarga berkata :“ menghindari makanan yang menyebabkan asam urat ”.

5) Jelaskan & Demonstrasi perawatan penyakit Asam urat, tentang cara penanganan
saat asam urat kambuh
Keluarga berkata :“biasanya datang ke puskesmas atau mantri untuk mendapatkan
obat”.

d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi, pencahayaan, kebersihan
Keluarga berkata: “setiap hari istri saya selalu membersihkan rumah dan membuka
korden serta jendela”

2) Lingkungan pskologis/hubungan antar keluarga.


Keluarga berkata :“selalu berkomunikasi dengan baik dalam pengambilan keputusan
didominasi oleh suami saya.”

e) Menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan


1) Penggunaan pelayanan kesehatan
Keluarga berkata : “Apabila sakit berobat ke puskesmas”

2) Manfaat, macam-macam layanan


Keluarga berkata : “manfaat puskesmas yang saya tahu adalah untuk berobat jika
orang sakit

3) Trauma terhadap pelayanan kesehatan


Keluarga berkata : “Tidak merasakan trauma terhadap pelayanan kesehatan.”

4. Fungsi reproduksi
Saat ini Ny. S sudah menopouse

5. Fungsi ekonomi
Ny. S memenuhi kebutuhan sandang dan pangan dari pendapatannya sebagai penjual nasi

STRESS DAN KOPING KELUARGA


a. Stress jangka pendek dan panjang
Ny. S mengatakan asam uratnya sering kambuh saat ia bekerja terlalu berat dan duduk
dibawah terlalu lama

b. Kemampuan keluarga
Ny. S untuk mengatasi stress jangka pendek yaitu berobat ke puskesmas atau mantri.

c. Strategi koping
Ny. S berkata saya hanya bisa pasrah terhadap Allah SWT untuk menghadapi sakit yang
saya rasakan saat ini.

d. Strategi adaptasi
Ny. S dalam menghadapi masalah keluarganya tidak pernah menyelesaikan dengan
kekerasan melainkan selalu dengan kepala dingin sehingga tidak ada perpecahan dalam
keluarga.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Nama : Ny. S
Keadaan Umum
a. Tanda – tanda Vital
Tensi : 130/80 mmHg Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,6°c
BB : 58 kg TB : 155 cm
Kadar asam urat : 10 mg/dl

a. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1). Kepala dan Rambut
 Inspeksi
Kepala simetris, tidak terdapat lesi, tidak terdapat tanda-tanda inflamasi.
Penyebaran rambut merata, terdapat rambut putih, kulit kepala sehat dan
berketombe

 Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan abnormal. Rambut
teksturnya kasar dan lepek.

2). Hidung
 Inspeksi
Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
polip, penyebaran rambut hidung merata, tidak ada tanda-tanda inflamasi.

 Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan.

3). Telinga
 Inspeksi
Telingan dextra dan sinistra simetris , tidak terdapat lesi dan tanda-tanda
inflamasi, tidak terdapat serumen yang keluar.

 Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan.

4). Mata
 Inspeksi
Bola mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anicterik, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.

5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing


 Inspeksi
Mulut simetris, mukosa bibir lembab, higiene lidah baik, gigi berwarna kuning
dan terdapat karies di gigi, tidak terdapat pembesaran tonsil, tidak terdapat
peradangan pharing.

 Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan abnormal pada bibir.
6). Leher dan Tenggorokan
 Inspeksi
Letak trakea simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada tanda
inflamasi.

 Palpasi
Tidak terdapat dan benjolan abnormal..

7). Dada/ Thorak


a). Pemeriksaan Paru
(1). Inspeksi
Bentuk dada simetris, gerakan dada simetris, tidak terdapat retraksi
interkosta, tidak terdapat penggunaan otot bantu pernafasan, tidak terdapat
kelainan bentuk dada, tidak ada tanda inflamasi dan pola nafas reguler.

(2). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, respirasi excaution simetris, vokal fremitus (+),
tidak terdapat benjolan abnormal.

(3). Perkusi
# Paru-paru kanan
- ICS I – V Resonan
- ICS VII Redup karena terdapat hepar
# Paru-paru kiri
- ICS I-II Resonan
- ICS III-V Redup karena ada jantung
- ICS VI Resonan
- ICS VII tympani karena ada lambung

(4). Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan dan suara lapang paru vesikuler.

b). Pemeriksaan Jantung


(1). Inspeksi
Ictus cordis tidak nampak
(2). Palpasi
Terdapat ictus cordis pada ICS 5 midclavikula sinistra tetapi tidak terdapat
penjalaran ictus cordis.
(3). Perkusi
- Batas atas : ICS III
- Batas bawah : ICS V
- Batas kanan : Midclavikula sinistra
- Batas bawah : Lineastrenalis dextra
(4). Auskultasi
Bunyi jantung I dan II tunggal, tidak terdapat bunyi jantung III dan IV

8). Payudara
(a). Inspeksi
Simetris antara payudara kiri dan kanan, terdapat puting susu kanan kiri
simetris
(b). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan yang abnormal

9). Pemeriksaan Abdomen


(a). Inspeksi
Perut rata dan simetris. Warnanya sama dengan warna kulit sekitar, terdapat
jaringan parut pada kwadran 1, tidak terdapat tanda-tanda inflamasi.
(b). Auskultasi
Bising usus 11x/ menit
(c). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat pembesaran organ.
(d). Perkusi
- Kwadran I : Tympani
- Kwadran II : Pekak karena terdapat hepar
- Kwadran III : Tympani ( karena ada lambung)
- Kwadran IV : Tympani

10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot


 Inspeksi
Kedua tangan dan kaki simetris, tidak terdapat tanda-tanda inflamasi pada daerah
ekstremitas atas dan bawah,warna kulit ekstremitas sama dengan warna kulit
sekitar. Pada kuku tidak terjadi cyanosis, tidak terdapat kelainan bentuk kuku.

 Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada area ekstremitas atas dan bawah, tidak terdapat
benjolan abnormal, tidak ada dislokasi.

11). Genetalia dan Anus


Tidak terkaji

12). Pemeriksaan Neurologi


Semua saraf berfungsi dengan baik mulai dari N. 1 sampai N 12.

13). Pemeriksaan penunjang


Tidak ada

Nama : Tn. S
Keadaan Umum
a. Tanda – tanda Vital
Tensi : 130/80 mmHg Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,6°c
BB : 58 Kg TB : 155cm

b. Pemeriksaan Cepalo Caudal


1). Kepala dan Rambut
I : bentuk kepala simetris, tidak ada lesi, rambut berwarna putih
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal

2). Hidung
I: Hidung tampak simetris, tidak ada kotoran hidung, tidak ada lesi, warna kulit
sama dengan warna sekitar
P: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal

3). Telinga
I : telinga simetris antara kiri dan kanan, di lubang telinga ada serumen
P : tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan

4). Mata
I : bola mata simetris antara kiri dan kanan
P : tidak ada nyeri tekan

5). Mulut, Gigi, Lidah, Tonsil dan Pharing


I : mukosa bibir lembab, stomatitis (-), gigi ompong

6). Leher dan Tenggorokan


I : trakea berada di tengah, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
P: tidak ada peningkatan JVP, tidak ada nyeri, tidak ada benjolan

7). Dada/ Thorak


a. Pemeriksaan Paru
1) Inspeksi
Bentuk dada normal chest, tidak terdapat retraksi dinding dada
2) Palpasi
Vokal fremitus normal
3) Perkusi
Sonor
+ +
+ +
+ +
4) Auskultasi
Suara napas vesikuler
+ +
+ +
+ +

b. Pemeriksaan Jantung
1) Inspeksi
Ictus cordis tidak terlihat di ics V midclavicula sinistra
2) Palpasi
Ictus cordis teraba di ics V midclavicula sinistra
3) Perkusi
Bunyi pekak
Kanan atas ics II lineal parasternalis dextra
Kanan bawah ics IV lineal parasternalis dextra
Kiri atas ics II lineal parasternalis sinistra
Kiri bawah ics V midclavicula sinistra
4) Auskultasi
Bunyi jantung normal BJ 1 dan BJ 2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan

8). Payudara
(a). Inspeksi
-
(b). Palpasi
-
9). Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi
Warna sama dengan kulit sekitar, tidak ada lesi
(b). Auskultasi
Bising usus terdengar 11 x/menit
(c). Palpasi
Tidak ada terdapat nyeri tekan
(d). Perkusi
Terdengar suara timpani di kuadran kiri atas, kiri bawah, kanan bawah,
terdengar suara redup di kuadran kanan atas karena ada organ hepar

10). Ekstrimitas, Kuku dan Kekuatan Otot


Ekstremitas: tidak terdapat odema pada kaki kanan dan kiri
Kekuatan otot
5 5
5 5
Kuku: bersih, CRT <2 detik
11). Genetalia dan Anus
-

12). Pemeriksaan Neurologi


Kesadaran: composmentis
GCS: 4-5-6

13). Pemeriksaan Penunjang


Tidak ada

HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap semoga penyakit Ny. S dapat segera sembuh agar Ny. S tidak terus merasa
kesakitan dan dapat beraktivitas secara baik.

Banyuwangi, 21 Juli 2022

Siti Hanifah
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)

SKO PERHITUNGA PEMBENARAN


NO KRITERIA BOBOT
R N
1. Sifat Masalah 1 2/3x1=2/3 Sifat masalah :
Ancaman Kesehatan
Skala : Tidak/kurang 3
yang di tandai
sehat 2 dengan Tn.H yang
kurang memahami
Ancaman 1
tentang pengertian
kesehatan asam urat, tanda,
gejala, predisposisi
Keadaan
serta komplikasi dari
sejahtera asam urat.
2. Kemungkinan 2 2/2x2=2 Kemungkinan
masalah dapat diubah 2 masalah dapat di
Skala : Mudah 1 ubah : Mudah di
Sebagian 0 tandai dengan obat
Tidak dapat untuk mengatasi
masalah ada dan
gratis, sumber daya
keluarga dan
dukungan cukup,
motivasi keluarga
tinggi untuk
kesembuhan Ny. S
serta adanya
trasnportasi yang
mendukung
3. Potensial masalah 1 2/3x1=2/3 Potensial masalah
untuk dicegah 3 untuk di cegah :
Skala : Tinggi 2 cukup, di tandai
Cukup 1 dengan penyakit
Rendah yang di derita tidak
terlaku parah serta
telah ada keinginan
untuk menghindari
makanan yang
mengandung kadar
purin tinggi.
4. Menonjolnya masalah 1 1/2x1=1/2 Menonjolnya
Skala : Masalah berat, 2 masalah : ada
harus segera ditangani 1 masalah tapi tida
Ada masalah 0 perlu di tangani di
tetapi tidak perlu tandai dengan Tn.H
ditangani mengatakan sakitnya
Masalah tidak mengganggu
dirasakan aktivitasnya dan jika
parah akan berobat
ke puskesmas.
Jumlah 3,9
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI


1 Data Subyektif: Ketidakefektifan Ketidakmampuan
manajemen regimen keluarga mengenal
terapeutik keluarga masalah kesehatan
1) Pengertian penyakit asam urat pada Gout Artritis
Keluarga berkata : menderita
penyakit asam urat”

2) Penyebab penyakit asam urat


Keluarga berkata :“penyakit
timbul jika bekerja terlalu lama
dan makan makanan yang
memyebabkan asam urat seperti
kacang-kacangan, jengkol,
petai”

3) Tanda dan gejala penyakit asam


urat
Keluarga berkata : “saya merasa
linu-linu jika duduk dibawah
terlalu lama dan bekerja terlalu
ngoyo”

4) Predispossi/cara penularan asam


urat
Keluarga berkata : “Setahu saya
penyakit saya tidak menular”

Data Obyektif :
TD        : 130/80 mmHg
R           : 22 x/menit
N           : 96 x/menit
S            : 36,5 0C

Data Subyektif :
Kesiapan meningkat Ketidakmampuan
1) Tindakan yang sudah dilakukan pengambilan keputusan keluarga mengambil
dalam mengatasi penyakit asam emansipasi keputusan untuk
mengatasi anggota
urat
keluarga dengan
Keluarga berkata :“ketika asam asam urat
urat istri saya kambuh saya
bawa berobat ke puskesmas
atau mantri”

2) yang akan dilakukan dalam


mengatasi penyakit asam urat
Keluarga berkata :“memakan
makanan yang bisa mengurangi
asam urat dan sering berjalan-
jalan kecil.”

3) Dampak penyakit asam urat


Keluarga berkata :“Saya tidak
tahu”

4) Komplikasi penyakit asam urat


Keluarga berkata : “saya tidak
tahu kalau penyakit asam urat
akan menyebabkan penyakit
lain”

Data Obyektif:
Ny. S tidak mengetahui dampak dan
komplikasi asam urat

Data Subyektif: Ketidakefektifan cara Ketidakmampuan


perawatan pada keluarga keluarga merawat
1) Cara perawatan penyakit asam
anggota keluarga
urat dengan asam urat
Keluarga berkata :
“menghindari makanan yaitu
kacang-kacangan, jengkol,
petai, bayam”

2) Demonstrasi perawatan
penyakit asam urat, tentang
penggunaan obat
Keluarga berkata : “Ny. S tidak
rutin meminum obat”

3) Jelaskan & Demonstrasi


perawatan penyakit asam
urat,tentang Olahraga/aktivitas
Keluarga berkata :“tidak
melakukan aktivitas berat”
4) Jelaskan &Demonstrasi
perawatan penyakit asam
urat ,tentang cara pencegahan
kekambuhan
Keluarga berkata :“
menghindari makanan yang
menyebabkan asam urat ”.

5) Jelaskan &Demonstrasi
perawatan penyakit Asam
Urat ,tentang cara penanganan
saat asam urat kambuh
Kelg berkata :“biasanya datang
ke puskesmas atau mantri untuk
mendapatkan obat”.

Data Obyektif:
Ny. S tidak mengetahui tentang
penggunaan obat
ANALISA DATA

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

NO KELOMPOK DATA MASALAH ETIOLOGI


2 Data Subyektif: Gaya Hidup Tidak Aktif Rendahnya
pengetahuan,
kesadaran dan minat
a) Pengertian penyakit asam
urat
Keluargaberkata : menderita
penyakit asam urat”

b) Penyebab penyakit asam urat


Keluargaberkata :“penyakit
timbul jika bekerja terlalu
lama dan makan makanan
yang memyebabkan asam urat
seperti kacang-kacangan,
jengkol, petai”

c) Tanda dan gejala penyakit


asam urat
Keluargaberkata : “saya
merasa linu-linu jika bekerja
terlalu ngoyo”

d) Predispossi/cara penularan
asam urat
Keluargaberkata : “Setahu
saya penyakit saya tidak
menular”

e) Dampak penyakit asam urat


Keluarga berkata :“Saya tidak
tahu”

f) Komplikasi penyakit asam


urat
Keluarga berkata : “saya
tidak tahu kalau penyakit
asam urat akan menyebabkan
penyakit lain”

g) Demonstrasi perawatan
penyakit asam urat, tentang
penggunaan obat
Keluarga berkata : “ Ny. S
tidak rutin meminum obat”

h) Jelaskan & Demonstrasi


perawatan penyakit Asam
Urat ,tentang cara
penanganan saat asam urat
kambuh
Kelg berkata :“biasanya
datang ke puskesmas atau
mantri untuk mendapatkan
obat”.

Data Obyektif :
a) Ny. S tidak mengetahui
dampak dan komplikasi dari
asam urat
b) Ny. S tidak mengetahui
penggunaan obat
c) Ny. S tidak mengetahui
penanganan saat asam urat
Kambuh
TD : 120/80 mmHg
R   : 22 x/menit
N   : 96 x/menit
S    : 36,5 0C
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1. Nyeri akut b/d


a. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan dengan asam urat
b. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk mengatasi anggota keluarg dengan
asam urat
c. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan asam urat

2. Gaya Hidup Tidak Aktif b/d rendahnya pengetahuan, kesadaran dan minat berolahraga
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

Dx: Nyeri Akut

TG NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


L RESPON STANDART
1 Setelah di lakukan Setelah dilakukan Verbal Pengetahuan keluarga Diskusikan bersama keluarga pengertian,
kunjungan rumah kunjungan selama 3x bertambah dengan penyebab, tanda dan gejala,kompliksi dan
sebanyak 3x di keluarga dapat : kriteri hasil : pencegahan asam urat dengan
harapkan -mengetahui pengertian -keluarga dapat menggunakan lembar balik
pengetahuan asam urat menyebutkan
keluarga Ny. S -mengetahui penyebab asam pengertian asam urat
cukup tentang urat -keluarga dapat
penyakit asam urat -mengetahui tanda dan menyebutkan
gejala asam urat penyebab asam urat
-pencegahan asam urat -keluaga dapat
mengetahui tanda dan
gejala asam urat
-keluarga dapat
menyebutkan
pencegahan asam urat
Setelah dilakukan tindakan Verbal Keluarga mampu a. BHSP
keperawatan selama 3-4 X menjelaskan kembali b. Jelaskan pada /diskusikan dengan
kunjungan, keluarga mampu tentang penyakit keluarga Ny. S tentang asam urat
mengenal masalah pada asam urat yaitu :
anggota keluarga dengan a. Definisi Asam urat Definisi Asam urat adalah sejenis
Penyakit asam urat adalah sejenis penyakit sendi yang terjadi akibat kadar
penyakit sendi asam urat yang terlalu tinggi dalam
yang terjadi akibat darah.
kadar asam urat Penyebabnya yaitu Mengkonsumsi
yang terlalu tinggi makanan dengan yang mengandung
dalam darah. purin tinggi (daging merah, jeroan,
b. Penyebabnya beberapa jenis hidangan laut misal teri,
yaitu sarden, kerang, tuna), Mengkonsumsi
Mengkonsumsi minuman beralkohol dan minuman
makanan dengan tinggi gula, Factor keturunan, Terlalu
yang mengandung banyak mengkonsumsi makanan
purin tinggi kacang-kacangan, kopi, jamur kuping,
(daging merah, singkong, kol, bayam, daun papaya,
jeroan, beberapa buncis, nanas, kelapa muda, durian.
jenis hidangan Tanda dan gejalanya asam urat bisanya
laut missal teri, terjadi pada sendi kaki, nyeri pada
sarden, kerang, malam hari, tampak merah, mengkilat,
tuna), bengkak, kulit diatasnya terasa panas
Mengkonsumsi disertai rasa dan persendian sulit
minuman digerakan
beralkohol dan Pencegahan asam urat yaitu Diet
minuman tinggi makanan dan olahraga teratur,
gula, Factor Menghindari makanan yang berkadar
keturunan, Terlalu purin tinggi seperti daging merah,
banyak jeroan, beberapa jenis hidangan laut,
mengkonsumsi misal teri, sarden, kerang, tuna,
makanan kacang- mengurangi minuman tinggi gula serta
kacangan, kopi, minuman beralkhohol, Memenuhi
jamur kuping, asupan protein rendah lemak seperti
singkong, kol, susu, Kontrol dan minum obat secara
bayam, daun teratur
papaya, buncis,
nanas, kelapa
muda, durian.
c. Tanda dan
gejalanya asam
urat bisanya terjadi
pada sendi kaki,
nyeri pada malam
hari, tampak
merah, mengkilat,
bengkak, kulit
diatasnya terasa
panas disertai rasa
dan persendian
sulit digerakan
d. Pencegahan asam
urat yaitu Diet
makanan dan
olahraga teratur,
Menghindari
makanan yang
berkadar purin
tinggi seperti
daging merah,
jeroan, beberapa
jenis hidangan laut,
misal teri, sarden,
kerang, tuna,
mengurangi
minuman tinggi
gula serta
minuman
beralkhohol,
Memenuhi asupan
protein rendah
lemak seperti susu,
Kontrol dan
minum obat secara
teratur
Setelah dilakukan tindakan Verbal Keluarga mengatakan a. Kaji tindakan yg dilakukan keluarga
keperawatan selama 3-4 X yaitu : baik sesuai dan yang tidak dengan
kunjungan, keluarga Ny. S a. Membawa anggota solusi menurut kesehatan
mampu mengambil keluarga yang sakit b. Jelaskan solusi yang benar menurut
keputusan yang tepat untuk ke fasilitas kesehatan yaitu: Diit susu rendah
mengatasi masalah pada Ny. pelayanan lemak dan kentang serta menghindari
S dengan Asam Urat kesehatan makanan yang mengandung purin,
1. Menyebutkan dampak b. Mengatakan melakukan kontrol rutin, kompres
dari Asam Urat jika tidak dampaknya Asam hangat dan kompres jahe.
segera ditangani Urat yaitu: Diskusikan dg kelg bila tidak
2. Memutuskan untuk kerusakan melakukan tindakan Dampaknya :
merawat permanenpada semakin banyak makan maknan
sendi dan dapat mengandung purin, semakin besar
mengakibatkan juga tubuh memproduksi asam urat.
sendi menjadi Kadar purin yang tinggi akan mengalir
bengkok dan tidak dalam darah dan mengubah asam urat
dapat di gerakkan menjadi kristal. Semakin lama, kristal
kembali menumpuk di sekitar sendi dan
jaringan lunak tubuh lainya.
Akibatnya, sendi dan otot akan terasa
linu serta nyeri.
Komplikasinya : kencing batu,
merusak ginjal, penyakit jantung,
stroke, peradangan tulang.
c. Motivasi keluarga untuk mengambil
tindakan yg sesuai dg solusi.
Evaluasi sejauh mana keluarga sudah
mengambil tindakan
Setelah dilakukan tindakan Verbal Keluarga mampu : a. Jelaskan cara perawatan angg kelg
keperawatan selama 3-4 X a. Menyebutkan dg peny asam urat, yaitu :
kunjungan, keluarga mampu kembali cara 1) Diit susu rendah lemak,
merawat pada anggota perawatan pd angg kentang
keluarga dengan peny asam kelg dg penyakit 2) Olah raga secara teratur
urat asam urat 3) Minum obat secara teratur
b. Mendemontrasikan 4) Memberikan kompres hangat
perawatan angg 5) Memberikan kompres jahe
kelg dengan asam b. Berikan kesempatan pd angg kelg
urat yaitu : untuk mendemontrasikan prosedur
1) Diit susu perawatan
rendah lemak, c. Berikan pujian atas pelaksanaan
kentang. yg dilakukan
2) Olah raga d. Evaluasi keberhasilan kelg dalam
secara teratur melakukan perawatan
3) Minum obat
secara teratur
4) Membrikan
kompres
hangat
5) Memberikan
kompres jahe
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

Dx: Gaya Hidup Tidak Aktif

TG NO TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS KRITERIA HASIL INTERVENSI TT


L RESPON STANDART
2 Setelah di lakukan Setelah dilakukan Verbal Pengetahuan a. BHSP
kunjungan rumah kunjungan selama 3x keluarga bertambah b. Jelaskan pada /diskusikan dengan
sebanyak 3x di keluarga dapat : dengan kriteri hasil : keluarga Ny. S tentang asam urat yaitu :
harapkan -meningkatkan -keluarga dapat
meningkatnya pengetahuan tentang asam menyebutkan -Definisi Asam urat adalah sejenis
pengetahuan, urat pengertian asam urat penyakit sendi yang terjadi akibat kadar
kesadaran dan -meningkatkan kesedaran -keluarga dapat asam urat yang terlalu tinggi dalam
minat pada tentang pentingnya menyebutkan darah.
keluarga Ny. S merawat anggota keluarga penyebab asam urat -Penyebabnya yaitu Mengkonsumsi
dengan asam urat -keluaga dapat makanan dengan yang mengandung
-meningkatkan minat mengetahui tanda purin tinggi (daging merah, jeroan,
untuk berolahraga dan gejala asam urat beberapa jenis hidangan laut missal teri,
-keluarga dapat sarden, kerang, tuna), Mengkonsumsi
menyebutkan minuman beralkohol dan minuman
pencegahan asam tinggi gula, Factor keturunan, Terlalu
urat banyak mengkonsumsi makanan
-keluarga dapat kacang-kacangan, kopi, jamur kuping,
mengetahui dampak singkong, kol, bayam, daun papaya,
asam dari asam urat buncis, nanas, kelapa muda, durian.
-keluarga mampu -Tanda dan gejalanya asam urat bisanya
mendemonstrasikan terjadi pada sendi kaki, nyeri pada
penggunaan obat malam hari, tampak merah, mengkilat,
-keluarga mampu bengkak, kulit diatasnya terasa panas
mendemosntrasikan disertai rasa dan persendian sulit
perawatan saat asam digerakan
urat kambuh -Pencegahan asam urat yaitu Diet
makanan dan olahraga teratur,
Menghindari makanan yang berkadar
purin tinggi seperti daging merah,
jeroan, beberapa jenis hidangan laut,
misal teri, sarden, kerang, tuna,
mengurangi minuman tinggi gula serta
minuman beralkhohol, Memenuhi
asupan protein rendah lemak seperti
susu, Kontrol dan minum obat secara
teratur
-Diskusikan dg kelg bila tidak
melakukan tindakan Dampaknya :
semakin banyak makan maknan
mengandung purin, semakin besar juga
tubuh memproduksi asam urat. Kadar
purin yang tinggi akan mengalir dalam
darah dan mengubah asam urat
menjadi kristal. Semakin lama, kristal
menumpuk di sekitar sendi dan
jaringan lunak tubuh lainya. Akibatnya,
sendi dan otot akan terasa linu serta
nyeri.
Komplikasinya : kencing batu,
merusak ginjal, penyakit jantung,
stroke, peradangan tulang.
- memberikan pengetahuan kepada
keluarga bahwa minum obat secara
teratur di butuhkan untuk mempercepat
kesembuhan Ny. S
-Jelaskan cara perawatan angg kelg dg
peny asam urat, yaitu :
a) Diit susu rendah lemak, kentang
b) Olah raga secara teratur
c) Minum obat secara teratur
d) Memberikan kompres hangat
e) Memberikan kompres jahe
c. Berikan kesempatan pad aanggota kelg
untuk mendemontrasikan prosedur
perawatan
d. Berikan pujian atas pelaksanaan yg
dilakukan
e. Evaluasi keberhasilan kelg dalam
melakukan perawatan
CATATAN KEPERAWATAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGAL JAM TT
DX
17/07/2022 16.00 1 a. Memperkenalkan identitas
mahasiswa dan sebaliknya keluarga
binaan
b. Menyampaikan tujuan, manfaat
melakukan pembinaan askep
keluarga.
c. Menyampaikan kontrak waktu
selama melakukan pembinaan askep
keluarga.
Melakukan pengkajian awal
18/07/2022 16.30 1,2 1. Menyampaikan kontrak waktu selama
melakukan pembinaan askep keluarga
2. Melakukan pengkajian meliputi data ;
a. Data umum, genogram, tipe
keluarga, suku bangsa, status sosial
b. Riwayat dan tahap perkembangan
keluarga
c. Pengkajian lingkungan
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Tugas perawatan keluarga
g. Stres dan koping keluar
h. Pemeriksaan fisik
i. Harapan keluarga
3. Mengevaluasi dan Menyimpulkan
yang disampaikan
4. Menyepakati kegiatan berikutnya dan
waktu pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)

19/07/2022 16.30 1 1. Menyampaikan kontrak waktu


selama melakukan pembinaan askep
keluarga yang telah disetujui pada
kunjungan sebelumnya.
2. Melakukan Analisa data dan
Perumusan diagnosa keperawatan
dari salah satu diagnose keperawatan
Keluarga Yaitu : Nyeri akut b/d
a. ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
dengan asam urat
b. ketidakmampuan keluarga
mengambil keputusan untuk
mengatasi anggota keluarga dengan
asam urat
c. ketidakmampuan keluarga merawat
anggota keluarga dengan asam urat
b. Mengevaluasi dan Menyimpulkan
yang disampaikan
c. Menyepakati berikutnya dan waktu
pelaksanaan selanjutnya (kunjungan
berikutnya)
20/07/2022 14.00 2 1. Melakukan kontrak waktu selama
melakukan pembinaan askep keluarga
yang telah disetujui pada kunjungan
sebelumnya.
2. Merumuskan rencana tindakan askep
Keluarga sesuai sesuai dengan
diagnosa keperawatan Keluarga yang
dirumuskan sebelumnya, meliputi:
Gaya Hidup Tidak Aktif berhubungan
dengan rendahnya pengetahuan,
kesadaran dan minat
3. Mengevaluasi dan Menyimpulkan
yang disampaikan
4. Menyepakati berikutnya dan waktu
pelaksanaan selanjutnya (kunjungan
berikutnya)

21/07/2022 16.00 1,2 1. Menyampaikan kontrak waktu


selama melakukan pembinaan askep
Keluarga yang telah di setujui pada
kunjungan sebelumnya
2. Mengobservasi tanda-tanda vital
3. Memberikan HE tentang :
a) Pengertian Asam Urat dengan
menggunakan bahasa yang
dipahami oleh klien (yaitu bahasa
indonesia)
b) Penyebab Asam Urat dengan
menggunakan bahasa yang
dipahami oleh klien (yaitu bahasa
Indonesia)
c) Gejala Asam Urat dengan
menggunakan bahasa yang
dipahami oleh klien (yaitu bahasa
Indonesia)
d) Pencegahan Asam Urat dengan
menggunakan bahasa yang mudah
di pahami klien
4. Melakukan evaluasi/pertanyaan
terhadap Ny. S tentang penyakit
Asam urat dan perawatan yang
dilakukan dirumah yang sebelumnya
telah disampaikan oleh mahasiswa

22/07/2022 16.00 1,2 1. Menyampaikan kontrak waktu


selama melakukan pembinaan askep
Keluarga yang telah di setujui pada
kunjungan sebelumnya
2. Mengevaluasi perkembangan setiap
intervensi dan implementasi yang
sudah dilaksanakan pada Keluarga
dengan Asam Urat
3. Mengevaluasi bagaimana
perkembangan keluarga setelah
dilakukan implementasi
23/07/2022 16.00 1,2 Evaluasi + Terminasi askep keluarga
yang meliputi : pemberian leaflet
untuk acuan klien dalam perawatan
mandiri saat mahasiswa sudah tidak
melakukan dan melaksanakan asuhan
keperawatan keluarga
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

Dx: Nyeri Akut

NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX 21-07-2022 22-07-2022 23-06-2022
1 S: S: S:
Klien mulai memahami Klien memahami
Klien belum mengerti
tentang penyakitnya tentang penyakitnya
tentang penyakitnya
O: O:
O:
 Klien bisa menjelaskan Klien bisa menjelaskan
 Klien belum bisa pengertian, gejala dan pengertian, penyebab,
menyebutkan beberapa tanda gejala,
menjelaskan
penyebab dari asam pencegahan dan
pengertian, urat komplikasi dari asam
urat
penyebab, tanda
gejala, pencegahan
dan komplikasi
asam urat.
 Klien tidak
melakukan kontrol
ulang penyakitnya.

A : Masalah belum
teratasi
A : masalah teratasi A: masalh teratasi
P : Intervensi sebagian
dilanjutkan keluarga
pasien
P : Lanjutkan intervensi P: intervensi dihentikan
keluarga pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX 21-07-2022 22-07-2022 23-07-2022
1 S: S: S:
Klien mengatakan Klien mengatakan mulai Klien mengatakan
belum mampu mampu mengatasi sudah mampu
mengatasi penyakitnya penyakitnya mengatasi penyakitnya
O: O: O:
 Klien belum bisa  Klien mulai bisa  Klien bisa
menangani penyakit menangani penyakit menangani penyakit
Asam Urat Asam Urat Asam Urat
 Klien belum  Klien belum mulai  Klien mengerti
mengerti dampak mengerti dampak dampak dari Asam
dari Asam Urat jika dari Asam Urat jika Urat jika tidak
tidak segera tidak segera segera ditangani
ditangani ditangani
 Klien belum  Klien memutuskan
memutuskan untuk untuk melakukan
melakukan perawatan
perawatan
A : Masalah belum A : Masalah teratasi A : Masalah teratasi
teratasi sebagian P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi P: Intervensi dilanjutkan
dilanjutkan keluarga keluarga pasien
pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX 21-07-2022 22-07-2022 23-07-2022
1 S: S: S:
Keluarga klien belum Keluarga klien mulai Klien mengatakan akan
mampu merawat mampu merawat anggota merawat anggota
anggota keluarga keluarga dengan baik. keluarga dengan baik
dengan baik. sesuai ajaran dari
perawat
O: O: O:
-Klien belum bisa Klien mulai bisa Klien memiliki
mendemonstrasikan mendemonstrasikan cara motivasi untuk merawat
cara minum obat dan minum obat dan mulai anggota keluarga denga
belum mengatahui jenis mengatahui jenis obat baik.
obat Asam Urat Asam Urat
-Klien belum -klien mengetahui cara
mengetahui cara penanganan ketika asam
penangan ketika asam urat kambuh
urat kambuh
A : Masalah belum
A : Masalah belum teratasi A : Masalah teratasi
teratasi P : Intervensi dilanjutkan
keluarga pasien
P : Intervensi P : Intervensi
dilanjutkan keluarga dihentikan
pasien
CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Ny. S


Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi

Dx: Gaya Hidup Tidak Aktif

NO TANGGAL TANGGAL TANGGAL


DX 21-07-2022 22-07-2022 23-07-2022
2 S: S: S:
Keluarga klien Keluarga klien mulai Keluarga klien
mengatakan belum mengetahui tentang mengetahui tentang
mengetahui tentang penyakit asam urat, penyakit asam urat,
penyakit asam urat, mulai mampu mengatasi mulai dapat mengatasi
belum mampu penyakit asam urat dan penyakit asam urat dan
mengatasi penyakit dan muali banyak dan muali banyak
asam urat dan beraktivitas beraktivitas
mingurangi untuk O: O:
beraktivits -Ny. S mengetahui Ny. S dapat
O: dampak dan komplikasi menyebutkan dampak
-Ny. S tidak mengetahui dari asam urat dan komplikasi dari
dampak dan komplikasi -Ny.S mengetahui asam urat
dari asam urat penggunaan obat - Ny. S mengetahui
-Ny. S tidak mengetahui - Ny. S mengetahui penggunaan obat
penggunaan obat penanganan saat asam - Ny. S melakukan
-Ny. S tidak mengetahui urat Kambuh kompres hangat saat
penanganan saat asam asam urat Kambuh
urat Kambuh
TD        : 120/80
mmHg
R           : 22 x/menit
N           : 96 x/menit
S            : 36,5 0C
A : Masalah belum A : Masalah teratasi
A : Masalah belum teratasi
teratasi P : Intervensi
P : Intervensi dilanjutkan dihentikan
P : Intervensi keluarga pasien
dilanjutkan keluarga
pasien
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan antara tinjauan pustaka & tinjauan kasus, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tahap Pengkajian
Meliputi pengumpulan data, analisa data & penentuan diagnose keperawatan, yang
merupakan tahap penentuan keberhasilan askep keluarga

2. Tahap Perencanaan
Dalam menyusun perencanaan, perawat harus memperhatikan sumber yang ada pada
keluarga & faktor yang dapat menghambat keberhasilan tujuan. Oleh sebab itu
keterlibatan keluarga sangat di perlukan dalam rencana tindakan keperawatan sesuai
dengan potensi & kemampuan keluarga, juga batasan weaktu dari masing-masing
rencana tersebut yang dapat membantu mengevaluasi setelah intervensi

3. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di lakukan sesuai rencana yang telah di susun
bersama dalam keluarga. Perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan

4. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapm akhir dari asuhan keperawatan yang mencatat semua
perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga yang anggotanya menderita
penyakit Reumathoid Artritis serta memantau hasil dari intervensi yang di lakukan
penulis.

4.2 Saran

Dari hasil pengamatan penulis, masih ada beberapa masalah yang belum

teratasi, maka adapun saran yang bias di sampaikan penulis yaitu :


1. Kepada Keluarga
a. Hendaknya keluarga memanfaatkan sebaik mungkin kunjungan rumah
yang di lakukan petugas kesehatan
b. Hendaknya keluarga melaksanakan perannya untuk merawat Tn. S sesuai
anjuran petugas kesehatan
c. Klien di harap pergi berobat ke sarana kesehatan secara teratur
2. Kepada Petugas Kesehatan Keluarga ( Petugas Puskesmas )
a. Karena klien Tn. S berobat kurang teratur di harap petugas kesehatan
dapat melakukan kunjungan rumah yang lebih efektif
b. Dalam penentuan dari prioritas masalah di harapkan di musyawarahkan
bersama keluarga
c. Dalam perencanaan & pelaksanaan asuhan keperawatan di sesuaikan
dengan kemampuan ekonomi keluarga
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC


Diagnosa IPKKI Provinsi Jawa Timur
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke-5.
Jakarta: EGC.
Harmoko. 2012. Asuhan keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Effendy, Nasrul. 2011. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC.
Friedman,Marilyn M.2014. Family Nursing Theory and Practice. Alih Bahasa Ina Debora,
Keperawatan Keluarga:Teori dan Praktek.Jakarta:EGC.
Sari, Mutia . 2010. Sehat dan Bugar Tanpa Asam Urat. Yogyakarta: Araska Publisher
Mansjoer,A, 2010, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi:3, Media Ausculapius, FKUI, Jakarta.
Price, S, A, 2011, Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit (terjemahan), Edisi;4
buku2, Jakarta, EGC.

Anda mungkin juga menyukai