Konsep Keluarga
Definisi
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi, atau perkawinan (WHO, 2012).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 2014).
Menurut Friedman (2010), keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan
oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasikan dirinya sebagai
bagian dari keluarga.
Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) keluarga memiliki fungsi sebagai berikut:
FungsiAfektif
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi – fungsi internal keluarga, perlindungan dan
dukungan psikososial bagi para anggotanya. Keluarga melaksanakan tugas – tugas yang
menunjang pertumbuhan yang sehat bagi para anggotanya mulai dari tahun – tahun awal
kehidupan individu dan terus berkembang sepanjang hidupnya. Pemenuhan fungsi afektif
ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelanjutan dari keluarga. Komponen
fungsi afektif diantaranya adalah memelihara saling asuh, saling menghormati, pengertian
dan identifikasi. Dengan terpenuhinya fungsi ini, maka keluarga akan menjalankan tujuan –
tujuan psikososial yang utama, yaitu membentuk sifat – sifat kemanusiaan dalam diri
mereka, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku kemampuan menjalin hubungan secara
lebih akrab.
FungsiSosialisasi
Sosialisasi dimulai dari pada saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian. Sosialisasi
merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup, dimana individu secara terus
menerus mengubah perilaku mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara
sosial yang merekaalami.
FungsiReproduksi
Untuk menjaga kelangsungan generasi dan juga untuk keberlangsungan hidup masyarakat.
FungsiEkonomis
Dalam fungsi ini keluarga harus mampu untuk mengadakan sumber – sumber ekonomi yang
memadai bagi kehidupan seluruh anggotanya, serta dapat mengalokasikan sumber – sumber
tersebut secaraefektif.
Fungsi PerawatanKesehatan
Dalam fungsi ini termasuk didalamnya kebutuhan – kebutuhan fisik : makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan
kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamalkan. Keluarga memberikan perawatan kesehatan
yang yang bersifat preventif dan bersama – sama merawat anggota keluarga yangsakit.
Tugas kesehatan keluarga adalah :
Mengenal masalahkesehatan
Perubahan sekecil apapun yang dialami keluarga secaratidak langsung menjadi perhatian
dan tanggung jawab keluarga, maka apabila adanya perubahan perlu segera dicatat
perubahan apa yang terjadi dan seberapa besarperubahannya.
Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai keadaan keluarga dengan pertimbangan siapa diantara anggota keluarga yang
mempunyai kemampuanmemutuskan.
Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan pertolongan pertama atau ke pelayanan kesehatan
untuk memperoleh tindakanlanjut.
Memodifikasi / memelihara lingkungan yangsehat
Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan Lebih jauh, keluarga
mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang
diberikan oleh para professional perawatkesehatan.
bergantungkepadanya.
2. Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
hasil perkawinanterdahulu.
Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek, nenek,
bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.
4. Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri
5. Middle age atau elderly couple, yaitu keluarga yang terdiri dari
Beberapa bentuk keluarga menurut (Sussman et al, 2010) antara lainadalah sebagai berikut:
6. Keluarga inti, yaitu keluarga yang terdiri dari suami (pencari nafkah),
Keluarga besar tradisional, yaitu bentuk keluarga yang pasangan suami istri sama-sama
melakukan pengaturan dan belanja rumah tangga dengan orang tua, sanak saudara, dan
kerabat lain dalam keluargatersebut.
7. Keluarga dengan orang tua tunggal, yaitu keluarga ini hanya memiliki
satu kepala rumah tangga, ayah atau ibu (duda/janda/belummenikah)
8. Individu dewasa yang hidup sendiri, yaitu bentuk ini banyak terdapat di
9. Keluarga dengan orang tua tiri, orang tua menghadapi 3 masalah yang
10. Keluarga binuklear, yaitu keluarga merujuk pada bentuk keluarga setelah
cerai sehingga anak menjadi anggota dari suatu sistem keluarga yang
Bentuk variasi keluarga nontradisional, yaitu bentuk variasi nontradisional meliputi bentuk
keluarga yang sangat berbeda satu sama lain, baik dalam struktur maupundinamikanya.
StrukturKeluagra
Struktur keluarga oleh Friedman (2010) di gambarkan sebagai berikut :
Strukturkomunikasi
Komunikasi dalam keluarga dikatakan berfungsi apabila dilakukan secara jujur, terbuka,
melibatkan emosi, konflik selesai dan hierarki kekuatan. Komunikasi keluarga bagi
pengirim yakin mengemukakan pesan secara jelas dan berkualitas, serta meminta dan
menerima umpan balik. Penerima pesan mendengarkan pesan, memberikan umpan balik,
danvalid.
Komunikasi dalam keluarga dikatakan tidak berfungsi apabila tertutup, adanya isu atau
berita negatif, tidak berfokus pada satu hal, dan selalu mengulang isu dan pendapat sendiri.
Komunikasi keluarga bagi pengirim bersifat asumsi, ekspresi perasaan tidak jelas,
judgemental ekspresi, dan komunikasi tidak sesuai. Penerima pesan gagal mendengar,
diskualifikasi, ofensif (bersifat negatif), terjadi miskomunikasi, dan kurang atau tidakvalid.
Karakteristik pemberi pesan :
Yakin dalam mengemukakan suatupendapat.
Apa yang disampaikan jelas danberkualitas.
Selalu menerima dan meminta timbalbalik.
Karakteristikpendengar
Siapmendengarkan
Memberikan umpanbalik
Melakukanvalidasi
Struktur peran
Struktur peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai posisi sosial yang
diberikan. Jadi, pada struktur peran bisa bersifat formal atau informal. Posisi/status adalah
posisi individu dalam masyarakat misal status sebagai istri/suami.
Strukturkekuatan
Struktur kekuatan adalah kemampuan dari individu untuk mengontrol, memengaruhi, atau
mengubah perilaku orang lain. Hak (legimate power), ditiru (referent power), keahlian
(exper power), hadiah (reward power), paksa (coercive power), dan efektif power.
Struktur nilai dannorma
Nilai adalah sistem ide-ide, sikap keyakinan yang mengikat anggota keluarga dalam budaya
tertentu. Sedangkan norma adalah pola perilaku yang diterima pada lingkungan sosial
tertentu, lingkungan keluarga, dan lingkungan masyarakat sekitar keluarga.
Nilai, suatu sistem, sikap, kepercayaan yang secara sadar atau tidak dapat mempersatukan
anggotakeluarga.
Norma, pola perilaku yang baik menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai
dalamkeluarga.
Budaya, kumpulan daripada perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan ditularkan dengan
tujuan untuk menyelesaikan
Tahap PerkembanganKeluarga
Siklus kehidupan setiap keluarga mempunyai tahapan-tahapan. Seperti individu-individu
yang mengalami tahap pertumbuhan dan perkembangan yang berturut-turut, keluarga juga
mengalami tahap perkembangan yang berturut-turut. Adapun tahap-tahapperkembangan
keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010) adalah:
a. Tahap 1 : Keluarga pemula
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah keluarga
baru, keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga
asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim.
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak
Tahap kedua dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur
30 bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi biasanya
berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi tersebut mulai
mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan semua peran-peran
mengasyikkan yang telah dipercaya kepada mereka. Peran tersebut pada
mulanya sulit karena perasaan ketidakadekuatan menjadi orang tua baru.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi suami -
ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan – saudari.
Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda.
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa
remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum, dan
hubungan keluarga di akhir tahap ini.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja
Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7
tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga
berumur 19 atau 20 tahun.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah kosong, ketika
anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak
panjang, tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau
berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah.
g. Tahap VII : Orang tua pertengahan
Tahap ketujuh dari siklus kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari
bagi oarngtua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir
pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-8 tahun kemudian.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan
memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal, dan
berakhir dengan pasangan lain meninggal.
Struktur dan PeranKeluarga
PeranAyah
Ayah sebagai suami dari istri berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan
pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya.
PeranIbu
Sebagi istri dan ibi dari anak-anaknya, ibu mempunyai peran untuk mengurus rumah tangga,
sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
PeranAnak
Anak melaksanakan peran psiko sosialnya sesuai dengan tingkat perkembangannya baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual.
Menurut Friedman (2010) peran keluarga dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
Peran Formal Keluarga
Peran formal adalah peran eksplisit yang terkandung dalam struktur peran keluarga (ayah-
suami,dll). Yang terkait dengan masing – masing posisi keluarga formal adalah peran terkait
atau sekelompok perilaku yang kurang lebih homogen. Keluarga membagi peran kepada
anggota keluarganya dengan cara yang serupa dengan cara masyarakat membagi perannya:
berdasarkan pada seberapa pentingnya performa peran terhadap berfungsinya sistem
tersebut. Beberapa peran membutuhkan ketrampilan atau kemempuan khusus: peran yang
lain kurang kompleks dan dapat diberikan kepada mereka yang kurang terampil atau jumlah
kekuasaanya paling sedikit.
Peran Informal Keluarga
Peran informal bersifat implisit, sering kali tidak tampak pada permukaannya, dan
diharapkan memenuhi kebutuhan emosional anggota keluarga dan/atau memelihara
keseimbangan keluarga. Keberadaan peran informal diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
integrasi dan adaptasi dari kelompok keluarga.
Proses dan koping keluarga
Menurut Friedman (2010) Proses dan strategi koping keluarga berfungsi sebagi proses atau
mekanisme vital yang memfasilitasi fungsi keluarga. Tanpa koping keluarga yang efektif,
fungsi afektif, sosialisasi, ekonomi, dan perawatan kesehatan tidak dapat dicapai secara
adekuat
Stresor yang dialami oleh keluarga yang berkaitan dengan ekonomi dan sosial, apakah
keluarga ini bisa memastikan lamanya dan kekuatan dari stresor yang dialami oleh keluarga,
apakah keluarga mampu menghadapi stresor tersebut dan ketegangan setiapharinya.
Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penelitian yang objektif dan realistis
terhadap situasi yang mendukungstress.
Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang mendukung stress, strategi koping
bagaimana tindakan yang diambil oleh keluarga, apakah setiap anggota keluarga memiliki
koping yang berbeda-beda dalam cara menghadapistress.
Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan kesehatan keluarga
Pendidikan kesehatan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan merupakan satu dari pendekatan intervensi
keperawatan keluarga yang utama. Pendidikan dapat mencakup berbagai bidang, isi dan
fokus, termasuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit, masalah kesakitan/disabilitas
dan dampaknya, serta dinamika keluarga. (Friedman, 2010)
Watson (1985) menekankan bahwa pendidikan memberikan informasi kepada klien, dengan
demikian, membantu mereka untuk dapat mengatasi secara lebih efektif terhadap perubahan
kehidupan dan peristiwa yang menimbulkan stres. Mendapatkan informasi yang berarti,
membantu anggota keluarga lebih merasa memegang kendali dan mengurangi stres. Hal ini
juga memungkinkan mereka untuk mengartikan lebih jelas pilihan mereka dan lebih berhasil
menyelesaikan masalah mereka. (Friedman,2010)
Konseling
Konseling adalah suatu proses bantuan interaktif antara konselor dan klien yang ditandai
oleh elemen inti penerimaan, empati, ketulusan, dan keselarasan. Hubungan ini terdiri dari
serangkaian interaksi sepanjang waktu berupa konselor yang melalui berbagai teknik aktif
dan pasif, berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan klien yang telah memengaruhi
perilaku adaptif klien. (Bank, 1992 dalam Friedman 2010)
Elemen inti konseling adalah empati atau menyelami atau merasakan perasaan dan perilaku
orang lain; penerimaan positif terhadap klien; dan selaras atau tulus, tidak berpura-pura dan
jujur dalam hubungan klien-perawat. ( Friedman, 2010)
Membuat kontrak
Suatu cara efektif bagi perawat yang berpusat pada keluarga agar dapat dengan
realistik membantu individu dan keluarga membuat perubahan perilaku adalah dengan cara
membuat kontrak.
Kontrak adalah persetujuan kerjasama yang dibuat antara dua pihak atau lebih,
misalnya antara orang tua dan anak. Aar tepat waktu dan relefan, kontrak waktu dapat
dinegosiasi secara terus menerus dan harus mencakup area sebagai berikut : tujuan, lama
kontrak, tanggung jawab klien, langkah untuk mencapai tujuan, dan penghargaan terhadap
pencapaian tujuan (Sloan dan Schommer, 1975; Steiger dan Lipson, 1985 dalam
Friedman2010).
Biasanya kontrak dibuat dalam bentuk tertulis, singkat, sederhana dan tanpa paksaan
(Goldenbergh & Goldenbergh, 2000 dalam Friedman 2010).
Menejemen kasus
Menejemen kasus memiliki riwayat perkembangansebagaibagian dari peran perawat
kesehatan masyarakat; terakhir dugunakanditatanan layanan kesehatan yang bersifat akut.
(Carry 1996 dalam Friedman2010). Pertumbuhan perawatan terkelola telah menjadi
kekuatan utama munculnya menejemen kasus. Perawatan terkelola yang menekankan pada
pengendalian biaya dan peningkatan efisiensi perawatan, sementara memelihara kualitas
perawatan dan kepuasan klien, benar-benar membentuk cara
menejemen kasus berfungsi ( Jones, 1994; MacPhee&Hoffenbergh, 1996 dalam Friedman
2010)
Advokasi klien
Komponen utama dari menejemen kasus adalah advokasi klien (Smith, 1993 dalam
Friedman 2010). Advokasi adalah seseorang yang berbicara atas nama orang atau kelompok
lain. Peran sebagai advokat klien melibatkan pemberian informasi kepada klien dan
kemudian mendukung mereka apapun keputusan yang mereka buat (Bramlett, Gueldener,
dan Sowell, 1992; Kohnke, 1982 dalam Friedman2010)
Perawat keluarga dapat menjadi advokat klien dengan sedikitnya empat cara, yaitu :
Dengan membantu klien memperoleh layanan yang mereka butuhkan dan menjadi
hakmereka
Dengan melakukan tindakan yang menciptakan sistem layanan kesehatan yang lebih
responsif terhadap kebutuhanklien
Dengan memberikan advokasi untuk memasukan pelayanan yang lebih sesuai dengansosial-
budaya.
Dengan memberikan advokasi untuk kebijakan sosial yang lebih responsive (Canino dan
Spurlock, 1994 dalam Friedman, 2010).
Koordinasi
Salah satu peran advokasi klien yang diterima secara luas adalah koordinator. Karena inti
dari menejemen kasus adalah juga koordinasi, pengertian advokasi dan koordinasi pada
pokonya saling tumpang tindih. Pada kenyataannya menejemen kasus sering kali diartikan
sebagai koordinasi (khususnya di bidang kerja sosial), dan dirancang untuk memberikan
berbagai pelayanan kepada klien dengan kebutuhan yang kompleks di dalam suatu
pengendali tunggal. (Sletzer, Litchfield, Lowy & Levin, 1989 dalam Friedman, 2010)
Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif
dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan.
Kolaborasi
Sebagai perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayan rumah sakit,
puskesmas, dan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga
yang optimal. Kolaborasi tidak hanya dialukakan sebagai perawat di rumah sakit tetapi juga
dikeluarga dan komunitaspun dapat dilakukan. Kolaborasi menurut Lamb dan Napadano
(1984) dalam Friedman (2010) adalah proses berbagi perencanaan dan tindakan secara
berkelanjutan disertai tanggng jawab bersama terhadap hasil dan kemampuan bekerjasama
untuk tujuan sama menggunakan teknik penyelesaian maslaah.
Konsultasi
Perawat sebagai nara sumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar
keluarga mau meminta nasehat pada perawat maka hubungan perawat dan keluarga harus
dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya. Maka dengan
demikian, harus ada Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP) antara perawat dan keluarga.
Konsultasi termasuk sebagai intervensi keperawatan keluarga karena perawat keluarga
sering berperan sebagai konsultan bagi perawat, tenaga profesional, dan para profesional
lainnya ketika informasi klien dan keluarga serta bantuan diperlukan. (Friedman, 2010).
Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi
ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan
robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial,
yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
Awitan (onset) serangan gout akut berhubungan dengan perubahan kadar asam urat serum,
meninggi ataupun menurun. Pada kadar urat serum yang stabil, jarang mendapat serangan.
Pengobatan dini dengan alopurinol yang menurunkan kadar urat serum dapat
mempresipitasi serangan gout akut. Pemakaian alkohol berat pada pasien gout dapat
menimbulkan fluktuasi konsentrasi urat serum. Penurunan urat serum dapat mencetuskan
pelepasan Kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada
beberapa pasien gout atau yang dengan hiperurisemia asimptomatik Kristal urat ditemukan
pada sendi metatarsofalangeal dan lutut yang sebelumnya tidakpernahmendapat serangan
akut. Dengan demikian, gout seperti juga pseudogout, dapat timbul pada keadaan
asimptomatik. Terdapat gout akut. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature
lebih rendah pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa
Kristal MSU diendapkan pada kedua tempattersebut.Predileksi untuk pengendapan
Kristal MSU pada metatarsofalangeal- 1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma ringan
yang berulang- ulang pada daerah tersebut. Peradangan atau inflamasi merupakan reaksi
penting pada arthritis gout terutama pada gout akut. Reaksi inni merupakan reaksi
pertahanan tubuh non spesifik untuk menghindari kerusakan jaringan akibat agen penyebab.
Peradangan pada arthritis gout akut adalah akibat penumpukan agen penyebab yaitu Kristal
monosodium urat pada sendi. Mekanisme peradangan ini belum diketahui secara pasti. Hal
ini diduga oleh peranan mediator kimiadan selular. Pengeluaran berbagai mediator
peradangan akibat aktivasi melalui berbagai jalur, antara lain aktivitas komplemen (C) dan
selular.
Pathway
Gangguan
Metabolisme
purin Respons Suhu Tubuh
inflamasi
HIPERUREMIA
( N : Pria ( 3.0 – 7 ) Wanita ( 2.4 -6 )
Thopi / Tofas Hipertermi
mengendap di
bagian perifer
Nefropati Gout Akumulasi pada Penimbunan kristal monoatrium di tubuh
ginjal sendi
Gg. Perfusi
Terjadi pd Malam Jaringan Perifer Penipisan pd
hari Kulit
Gangguan transportasi elektrolit Kerusakan
Gg Pola Tidur integritas kulit
Gangguan potensial aksi
6. Tanda dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi
ibujari,tetapibisajugapadatumit,pergelangankakidantanganatausiku. Kebanyakan
asamurat muncul sebagai serangankambuhan.Penyakit ini timbul dari kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan di manakadar asam urat dalam darah di atas
normal.Kadarasamuratnormalpadapriaberkisar3,5-7mg/dL,sedangkanpada wanita 2,6 - 6
mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbulsecara mendadak/akut, kebanyakan menyerang
pada malam hari. Jikaasam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak
merah,mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasanyeriyang sangat
hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa
serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, danseringkali hanya satu sendi yang
diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada
tumit, lutut, siku danlain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan
rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan
sejenisnya. Anda bias memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara
mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
Kesemutan danlinu.
Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat banguntidur.
Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar biasa
pada malam danpagi.
Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulangkali.
Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul,tumit,pergelangan tangan serta
siku.
Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakitsaatakan bergerak
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboraturium
LED , CRP analisis cairan sendi asam urat darah dan urine 24 jam ureum, kreatinin..
Peningkatan kadar asam urat serum (hyperuricemia), Peningkatan asam urat pada urine 24
jam, Cairan sinovial sendi menunjukkan adanya kristal urat monosodium, Peningkatan
kecepatan waktu pengendapan
Pemeriksaan X-Ray
Pada pemeriksaan x-ray, menampakkan perkembangan jaringan lunak
Penatalaksanaan
Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah
serangan berulang, dan pencegahan komplikasi (Mutia Sari, 2010)
Sendi diistirahatkan (imobilisasipasien)
Kompres hangat
Diet rendah purin dan rendahlemak
Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)
Diet tinggi karbohidrate
Perbanyak asupan cairan
Kompres jahe
Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif. Evaluasi
formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan
sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir
DAFTAR PUSTAKA
FORMAT PENGKAJIAN
( KEPERAWATAN KELUARGA )
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Nama Kepala Keluarga : Ny. S
b. Alamat : Dsn.Banje Rt.03 Rw. 03 Ds.Bubuk, Rogojampi
c. Telpon :-
d. Pekerjaan : Penjual Nasi
e. Pendidikan : SD
f. Komposisi : 2 orang
Hub. Status Imunisasi
Pendi
Nama JK Dng Umur Polio DPT Hepatitis Ket
dikan BCG Campak
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
Tn. S LK KK 57 SD
Ny. S PR ISITRI 55 SD
2. Genogram
KETERANGAN:
= Laki-Laki X X = Meninggal
= Perempuan = Garis perkawinan
= Pasien Perempuan = Garis Keturunan
2. Tipe Keluarga
Keluarga Ny. S termasuk keluarga inti (Nuclear Family) yaitu keluarga yang hanya terdiri
dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya.
3. Suku Bangsa
Keluarga Ny. S berasal dari suku Osing Indonesia
4. Agama
Ny. S mengatakan beragama islam dengan menjalankan sholat 5 waktu dan menjalakan
perintah yang lainya.
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kepala Keluarga : Sebagai ketua RT : Rp. 600.000/tahun
Istri : Rp. 500.000/Bulan
Ny. S mengatakan pendapatan Ny. S sebagai penjual nasi yaitu Rp. 500.000,-/bulan,
sedangkan pendapatan Suami Rp. 600.000/tahun. Jadi total penghasilan keluarga yaitu Rp.
500.000,-/bulan. Rata-rata pengeluaran sebesar Rp. 350.000/bulan. Dilihat dari penghasilan
keluarga ini dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga tersebut dalam status
sosial ekonomi Rendah.
PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Luas tanah : 9x8 m2 Luas Rumah : 7x4 m2
Tipe Rumah : Rumah permanen dengan jumlah ruang 1 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang
keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi luar. Lantai rumah terbuat dari plester dengan atap rumah
dari genteng, terdapat ventilasi dengan pencahayaan yang kurang dengan status rumah milik
sendiri dan tanah milik saudara.
Denah Rumah
Ruang
WC T Keluarga Dapur
ER
AS
STRUKTUR KELUARGA
1. Komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina harmonis dalam menghadapi suatu masalah biasanya
dilakukan semacam musyawarah kecil sebelum memutuskan suatu permasalahan.
3. Struktur peran
Ny. S didalam tempat tinggalnya berperan sebagai Istri, beliau yang biasanya yang berperan
untuk mencari nafkah dengan bekerja sebagai penjual nasi.
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga yang sehari-harinya membantu pekerjaan istrinya.
An. Y berperan sebagai anak dan bekerja diluar kota
An. S berperan sebagai anak dan bekerja sebagai buruh
4. Norma keluarga
Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga menyesuaikan dengan nilai agama islam yang
mereka anut, serta nilai dan norma masyarakat sekitar
FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga Ny. S dan Tn. S termasuk keluarga yang harmonis, mereka tampak sangat
memperhatikan anggota keluarganya, dan tampak sering bercanda dengan tetangga sekitar.
2. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Ny. S berjalan dengan baik. Ny. S dan keluarga sering
mengikuti kegiatan yang dibuat RT setempat atau suaminya sendiri. Ny. S juga merupakan
orang yang senang mengobrol dengan tetangga-tetangganya.
b) Mengambil keputusan
1) Tindakan yang sudah dilakukan dalam mengatasi penyakit asam urat
Keluarga berkata :“ketika asam urat istri saya kambuh saya bawa berobat ke
puskesmas atau mantri”
4) Jelaskan & Demonstrasi perawatan penyakit asam urat ,tentang cara pencegahan
kekambuhan
Keluarga berkata :“ menghindari makanan yang menyebabkan asam urat ”.
5) Jelaskan & Demonstrasi perawatan penyakit Asam urat, tentang cara penanganan
saat asam urat kambuh
Keluarga berkata :“biasanya datang ke puskesmas atau mantri untuk mendapatkan
obat”.
d) Memelihara lingkungan
1) Cara pemeliharaan rumah sehat: ventilasi, pencahayaan, kebersihan
Keluarga berkata: “setiap hari istri saya selalu membersihkan rumah dan membuka
korden serta jendela”
4. Fungsi reproduksi
Saat ini Ny. S sudah menopouse
5. Fungsi ekonomi
Ny. S memenuhi kebutuhan sandang dan pangan dari pendapatannya sebagai penjual nasi
b. Kemampuan keluarga
Ny. S untuk mengatasi stress jangka pendek yaitu berobat ke puskesmas atau mantri.
c. Strategi koping
Ny. S berkata saya hanya bisa pasrah terhadap Allah SWT untuk menghadapi sakit yang
saya rasakan saat ini.
d. Strategi adaptasi
Ny. S dalam menghadapi masalah keluarganya tidak pernah menyelesaikan dengan
kekerasan melainkan selalu dengan kepala dingin sehingga tidak ada perpecahan dalam
keluarga.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Nama : Ny. S
Keadaan Umum
a. Tanda – tanda Vital
Tensi : 130/80 mmHg Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,6°c
BB : 58 kg TB : 155 cm
Kadar asam urat : 10 mg/dl
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan abnormal. Rambut
teksturnya kasar dan lepek.
2). Hidung
Inspeksi
Lubang hidung simetris, tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat
polip, penyebaran rambut hidung merata, tidak ada tanda-tanda inflamasi.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan.
3). Telinga
Inspeksi
Telingan dextra dan sinistra simetris , tidak terdapat lesi dan tanda-tanda
inflamasi, tidak terdapat serumen yang keluar.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan.
4). Mata
Inspeksi
Bola mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anicterik, tidak menggunakan alat
bantu penglihatan.
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan dan benjolan abnormal pada bibir.
6). Leher dan Tenggorokan
Inspeksi
Letak trakea simetris, tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada tanda
inflamasi.
Palpasi
Tidak terdapat dan benjolan abnormal..
(2). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, respirasi excaution simetris, vokal fremitus (+),
tidak terdapat benjolan abnormal.
(3). Perkusi
# Paru-paru kanan
- ICS I – V Resonan
- ICS VII Redup karena terdapat hepar
# Paru-paru kiri
- ICS I-II Resonan
- ICS III-V Redup karena ada jantung
- ICS VI Resonan
- ICS VII tympani karena ada lambung
(4). Auskultasi
Tidak ada suara nafas tambahan dan suara lapang paru vesikuler.
8). Payudara
(a). Inspeksi
Simetris antara payudara kiri dan kanan, terdapat puting susu kanan kiri
simetris
(b). Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada benjolan yang abnormal
Palpasi
Tidak terdapat nyeri tekan pada area ekstremitas atas dan bawah, tidak terdapat
benjolan abnormal, tidak ada dislokasi.
Nama : Tn. S
Keadaan Umum
a. Tanda – tanda Vital
Tensi : 130/80 mmHg Nadi : 80x/menit
RR : 18x/menit Suhu : 36,6°c
BB : 58 Kg TB : 155cm
2). Hidung
I: Hidung tampak simetris, tidak ada kotoran hidung, tidak ada lesi, warna kulit
sama dengan warna sekitar
P: tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan abnormal
3). Telinga
I : telinga simetris antara kiri dan kanan, di lubang telinga ada serumen
P : tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan
4). Mata
I : bola mata simetris antara kiri dan kanan
P : tidak ada nyeri tekan
b. Pemeriksaan Jantung
1) Inspeksi
Ictus cordis tidak terlihat di ics V midclavicula sinistra
2) Palpasi
Ictus cordis teraba di ics V midclavicula sinistra
3) Perkusi
Bunyi pekak
Kanan atas ics II lineal parasternalis dextra
Kanan bawah ics IV lineal parasternalis dextra
Kiri atas ics II lineal parasternalis sinistra
Kiri bawah ics V midclavicula sinistra
4) Auskultasi
Bunyi jantung normal BJ 1 dan BJ 2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan
8). Payudara
(a). Inspeksi
-
(b). Palpasi
-
9). Pemeriksaan Abdomen
(a). Inspeksi
Warna sama dengan kulit sekitar, tidak ada lesi
(b). Auskultasi
Bising usus terdengar 11 x/menit
(c). Palpasi
Tidak ada terdapat nyeri tekan
(d). Perkusi
Terdengar suara timpani di kuadran kiri atas, kiri bawah, kanan bawah,
terdengar suara redup di kuadran kanan atas karena ada organ hepar
HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap semoga penyakit Ny. S dapat segera sembuh agar Ny. S tidak terus merasa
kesakitan dan dapat beraktivitas secara baik.
Siti Hanifah
SKALA UNTUK MENENTUKAN PRIORITAS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
(BAILON DAN MAGLAYA, 1978)
Data Obyektif :
TD : 130/80 mmHg
R : 22 x/menit
N : 96 x/menit
S : 36,5 0C
Data Subyektif :
Kesiapan meningkat Ketidakmampuan
1) Tindakan yang sudah dilakukan pengambilan keputusan keluarga mengambil
dalam mengatasi penyakit asam emansipasi keputusan untuk
mengatasi anggota
urat
keluarga dengan
Keluarga berkata :“ketika asam asam urat
urat istri saya kambuh saya
bawa berobat ke puskesmas
atau mantri”
Data Obyektif:
Ny. S tidak mengetahui dampak dan
komplikasi asam urat
2) Demonstrasi perawatan
penyakit asam urat, tentang
penggunaan obat
Keluarga berkata : “Ny. S tidak
rutin meminum obat”
5) Jelaskan &Demonstrasi
perawatan penyakit Asam
Urat ,tentang cara penanganan
saat asam urat kambuh
Kelg berkata :“biasanya datang
ke puskesmas atau mantri untuk
mendapatkan obat”.
Data Obyektif:
Ny. S tidak mengetahui tentang
penggunaan obat
ANALISA DATA
d) Predispossi/cara penularan
asam urat
Keluargaberkata : “Setahu
saya penyakit saya tidak
menular”
g) Demonstrasi perawatan
penyakit asam urat, tentang
penggunaan obat
Keluarga berkata : “ Ny. S
tidak rutin meminum obat”
Data Obyektif :
a) Ny. S tidak mengetahui
dampak dan komplikasi dari
asam urat
b) Ny. S tidak mengetahui
penggunaan obat
c) Ny. S tidak mengetahui
penanganan saat asam urat
Kambuh
TD : 120/80 mmHg
R : 22 x/menit
N : 96 x/menit
S : 36,5 0C
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
2. Gaya Hidup Tidak Aktif b/d rendahnya pengetahuan, kesadaran dan minat berolahraga
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGGAL JAM TT
DX
17/07/2022 16.00 1 a. Memperkenalkan identitas
mahasiswa dan sebaliknya keluarga
binaan
b. Menyampaikan tujuan, manfaat
melakukan pembinaan askep
keluarga.
c. Menyampaikan kontrak waktu
selama melakukan pembinaan askep
keluarga.
Melakukan pengkajian awal
18/07/2022 16.30 1,2 1. Menyampaikan kontrak waktu selama
melakukan pembinaan askep keluarga
2. Melakukan pengkajian meliputi data ;
a. Data umum, genogram, tipe
keluarga, suku bangsa, status sosial
b. Riwayat dan tahap perkembangan
keluarga
c. Pengkajian lingkungan
d. Struktur Keluarga
e. Fungsi keluarga
f. Tugas perawatan keluarga
g. Stres dan koping keluar
h. Pemeriksaan fisik
i. Harapan keluarga
3. Mengevaluasi dan Menyimpulkan
yang disampaikan
4. Menyepakati kegiatan berikutnya dan
waktu pelaksanaan selanjutnya
(kunjungan berikutnya)
A : Masalah belum
teratasi
A : masalah teratasi A: masalh teratasi
P : Intervensi sebagian
dilanjutkan keluarga
pasien
P : Lanjutkan intervensi P: intervensi dihentikan
keluarga pasien
CATATAN PERKEMBANGAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan antara tinjauan pustaka & tinjauan kasus, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahap Pengkajian
Meliputi pengumpulan data, analisa data & penentuan diagnose keperawatan, yang
merupakan tahap penentuan keberhasilan askep keluarga
2. Tahap Perencanaan
Dalam menyusun perencanaan, perawat harus memperhatikan sumber yang ada pada
keluarga & faktor yang dapat menghambat keberhasilan tujuan. Oleh sebab itu
keterlibatan keluarga sangat di perlukan dalam rencana tindakan keperawatan sesuai
dengan potensi & kemampuan keluarga, juga batasan weaktu dari masing-masing
rencana tersebut yang dapat membantu mengevaluasi setelah intervensi
3. Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di lakukan sesuai rencana yang telah di susun
bersama dalam keluarga. Perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga
untuk mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan
4. Tahap Evaluasi
Evaluasi merupakan tahapm akhir dari asuhan keperawatan yang mencatat semua
perkembangan dari kegiatan asuhan keperawatan keluarga yang anggotanya menderita
penyakit Reumathoid Artritis serta memantau hasil dari intervensi yang di lakukan
penulis.
4.2 Saran
Dari hasil pengamatan penulis, masih ada beberapa masalah yang belum