Anda di halaman 1dari 8

PSIKOLOGI

KELUARGA
Kukuh Pribadi M.Psi., Psikolog
A. KELUARGA SEBAGAI
SISTEM
 Keluarga merupakan unit sosial penting dalam membangun masyarakat.
 Warisan umat manusia, tidak lekang oleh perubahan zaman
 Substansi keluarga tidak terhapuskan.

 Permasalahan yang saat ini sering muncul:


 Meningkatnya angka perceraian
 Lembaga keluarga tidak selalu menjadi tempat yang baik bagi perkembangan anak. (61.4% orang tua,
6,7% tetangga, famili 3,8%, guru 3%, rekan 0,8%, dan majikan 0,4%)
MANFAAT DARI PERKAWINAN
(OSLON&OSLON, 2000)

 Orang menikah memiliki gaya hidup yang lebih sehat.


 Orang yang menikah hidup lebih lama.
 Orang yang menikah memiliki kepuasan relasi seksual yang lebih
baik.
 Orang yang menikah lebih sejahtera secara ekonomi
 Anak-anak pada umumnya tumbuh lebih baik bila diasuh oleh orang
tua lengkap
B. DEFINISI KELUARGA
 Keluarga merupakan konsep yang bersifat multidimensi*
 George Murdock dalam buku Social Structure
o Keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama
ekonomi, dan terjadi proses reproduksi.
 Tiga tipe keluarga
1) Keluarga inti (nuclear family)*
2) Keluarga poligami (polygamous family)
3) Keluarga batih (extended family)*


 Weigel (2008)
 Bagaimana orang awam mengkonsepsi keluarga, dapat ditinjau dari tiga sudut pandang:

1) Definisi structural
berdasarkan kehadiran atau ketidakhadiran anggota keluarga.
2) Definisi fungsional
Penekanan kepada terpenuhinya tugas-tugas dan fungsi-fungsi psikososial
3) Definisi transaksional
Kelompok yang mengembangkan keinntiman melalui perilaku-perilaku yang memunculkan rasa
identitas sebagai keluarga

Hill (1998)
Memberikan definisi keluarga yang sering dipergunakan untuk mengartikan keluarga:
Keluarga adalah rumah tangga yang memiliki hubungan darah atau perkawianan atau menyediakan
terselenggaranya fungsi-fungsi instrumental mendasar dan fungsi-fungsi ekspresif keluarga bagi para
anggotanya yang berada dalam satu jaringan
C.STRUKTUR KELUARGA
 Dari segi keberadaan maka dapat dibedakan menjadi dua:

1. Keluarga Inti(nuclear family)


 Hanya terdapat tiga posisi sosial
 Keluarga menjadi orientasi bagi anak
 Terbentuk setelah sepasang laki-laki dan perempuan menikah dan memiliki anak
 Hubungan suami istri saling membutuhkan dan mendukung
 Anak-anak tergantung kepada orang tua dalam hal pemenuhan kebutuhan

2. Keluarga Batih (extended family)


 Didalamnya menyertakan posisi lain
1) Keluarga bercabang (stem family)
seorang anak sudah menikah masih tinggal bersama orang tua
2) Keluarga berumpun (lineal family)
Lebih dari satu anak menikah dan masih tinggal bersama orang tuanya
3) Keluarga beranting (fully extended)
Terdapat generassi ketiga (cucu) yang sudah menikah dan tetap tinggal bersama
 Keluarga inti biasanya dibangun berdasarkan ikatan perkawinan.
 Keluarga batih dibangun berdasarkan hubungan antargenerasi, bukan antar pasangan. Hubungan
perkawinan berada pada posisi sekunder.

 Dari segi pemegang wewenang utama atas keluarga:


1) Keluarga Matriarki
Misal, saya berasal dari Jawa. Di dalam keluarga itu ada beragam latar belakang pendidikan, mulai dari doktor hingga
profesor ada. Namun, yang dituakan tetap lelaki
2) Keluarga Patriarki
laki-laki menjadi kepala keluarga sekaligus dia pencari nafkah untuk keluarganya, dan di lingkungan keluarga isteri
hanya sebatas bekerja di domestik di rumah tangga saja
3) Keluarga Egaliter
Adanya kerendahan hati, Mendialogkan kepentingan bersama dengan kepentingan pribadi, Kesepahaman dan
kesepakatan, konsekuen, Mendengarkan, bertanya, terlibat, peduli dan berbagi.

 Keluarga berdasarkan struktur


 Orang tua tunggal
 Tinggal dengan keluarga tiri
 Keluarga yang utuh
DISKUSI:
 Bagaimana kesejahteraan anak yang ditinggal dalam
keluarga kandung (orang tua lengkap), keluarga tiri, dan
keluarga dengan orang tua tunggal? Apa saja yang
mendukung dan menghambat pencapaian kesejahteraan
anak?

Anda mungkin juga menyukai