PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan planning,
organizing, actuating, controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi (Grant dan Massey, 1999). Manajemen juga diartikan sebagai
suatu organisasi bisnis yang difokuskan pada produksi dan banyak hal lain untuk
menghasilkan suatu keuntungan (Nursalam, 2013). Manajemen keperawatan harus
diaplikasikan dalam tatanan pelayanan keperawatan nyata yaitu Rumah Sakit, sehingga
perawat perlu memahami konsep dan aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah
konsep manajemen keperawatan, perencanaan yang berupa strategi melalui pengumpulan
data, analisa SWOT dan penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model
keperawatan profesional dan melakukan pengawasan serta pengendalian (Santosa, 2010).
Program pendidikan profesi Ners khususnya pada stase manajemen keperawatan
merupakan suatu kegiatan belajar yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk
dapat mengaplikasikan konsep yang telah didapat dari materi kuliah manajemen
keperawatan dalam kenyataan di lapangan untuk mengelola pelayanan keperawatan maupun
asuhan keperawatan.
Berdasarkan latar belakang di atas maka diharapkan mahasiswa dapat lebih mempelajari
dari pengalaman yang didapatkan di ruangan sehingga dapat diaplikasikan sesuai dengan
pengetahuan yang didapat agar dapat menjadi perawat manajerial yang terampil dalam
pengelolaan sebuah pelayanan keperawatan di rumah sakit sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan kepada klien melalui tahapan pengkajian sampai dengan evaluasi
dengan baik, untuk ruangan sebagai bahan masukan perencanaan manajemen asuhan
keperawatan dimasa yang akan datang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengelola unit pelayanan keperawatan di Ruang Arimbi
Rumah Sakit Permata Medika Semarang sesuai dengan konsep dan langkah manajemen
keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan manajemen keperawatan di Ruang Arimbi Rumah Sakit
Permata Medika Semarang, mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian tentang keadaan ruang perawatan untuk menemukan
masalah-masalah yang ada.
b. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang terkait dengan pelayanan keperawatan
maupun asuhan keperawatan.
c. Menyusun perencanaan untuk menyelesaikan masalah yang ada.
d. Melakukan tindakan berdasarkan rencana kegiatan yang disusun untuk
menyelesaikan masalah.
e. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanakan kegiatan.
f. Melakukan role play tentang manajerial ruangan (Kepala Ruang, Perawat Primer,
Perawat Asosiated)
C. Manfaat
1. Institusi Rumah Sakit
Sebagai masukan manajemen keperawatan dalam meningkatkan mutu pelayanan
yang terbaik bagi pasien di rumah sakit khususnya Ruang Arimbi Rumah Sakit Permata
Medika Semarang.
2. Perawat ruangan
Sebagai masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan praktik guna
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan :
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain dan perawat dengan pasien, serta dengan keluarga pasien.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
3. Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dan pengelolaan suatu ruang rawat di rumah sakit sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat menganalisis masalah di Ruang Arimbi Rumah Sakit Permata
Medika Semarang dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi.
c. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan
keperawatan professional di Ruang Arimbi Rumah Sakit Permata Medika Semarang.
4. Bagi pasien dan keluarga pasien
a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan di ruangan meningkat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
KEPALA RUANG
Yocia Retnawati, Amd Kep
ADMINISTRASI RUANGAN
Wenny P
KA T I/CI
1. Istiqomah, Amd Kep
KA TIM II
2. M Maliq, Amd Kep
1. Arum Ratna, Amd Kep
3. Noviani Elsawati, Amd Kep
2. Anies Pransiska, Amd Kep
3. Ns. Lestari Wulandari, S Kep
PERAWAT PELAKSANA
PERAWAT PELAKSANA
1. Puji Rahayu, Amd Kep
2. Dwi Sapartiwi, Amd Kep 1. Anggita Rizky, Amd Kep
3. Ns. Fatiqah, S. Kep 2. Dyah Apri, Y, Amd Kep
3. Trisha Widya, Amd Kep
4. Mega Wulandari, Amd Kep
5. Detika Wahyu S, Amd Kep
6. Fani Purwati, Amd Kep
1. Computer Set 1
2. Meja Komputer 1
3. Meja Kantor 1
4. Pervorator 1
5. Staples 3
6. Bantalan Cap 2
7. Penggaris 2
8. Gunting 1
1. Seprei 50
4. Sarung Bantal 41
5. Perlak 15
6. Stik laken 30
7. Baju operasi 14
8. Keset 5
9. Bantal dewasa 31
18. Kojong 1
19. Gorden 17
25. Brancart 2
No. Nama Alat Jumlah
1. Kursi Roda 1
2. Troley Tindakan 4
3. Sterilisator 1
4. Lemari Es Kecil 1
5. Lemari Es Besar 1
6. Dispenser 1
7. Timbangan Injak 1
8. Standar infus 30
9. Bed Pasien 30
19. AC 1
22. Pispot 5
23. Urinal 2
No. Nama Alat Jumlah
1. Tromol Bulat Besar 2
2. Kom 8cm tutup NN 4
3. Kom Iodine 6cm NN 3
4. Kom Iodine 9cm DL.Steve
5. Bak Instrumen 512 NN 1
6. Bak Instrumen 509
DR.Steve
7. Bak Instrumen 508 6
DR.Steve
7. Bengkok 10
8. Tongue Spatel
9. Pincet Anatomis 3
10. Pincet Chirurgis 7
11. Gunting Jaringan 6
12. Gunting Plester 2
13. EKG 1
14. Suction 1
15. Glucotes Set 1
16. Tensi Digital 3
17. Tensi Non Air Raksa
18. Tensi Jarum
19. Cools Box 1
20. Stetoskop 3
21. Beside Monitor 1
22. Senter 1
23. Reflex Hammer 1
24. Set Resustitator/Ambubag 1
25. Pulse Oxymetri 2
26. Lavemen Irigator
.
Dari hasil observasi yang dilakukan di ruang Arimbi. Pemanfaatan box obat sudah
baik. Hal ini dapat dilihat dengan sudah ditempatkan obat injeksi maupun obat oral sesuai
dengan bed pasien dan penempatan obat pasien dibox sesuai dengan waktu shift. Obat-
obat pasien yang dibawa dari apotek langsung diambil dan di taruh kedalam masing-
masing box berdasarkan nomor bed pasien dan dipisah berdasarkan jam pemberiannya.
Namun, ada alat medis yang rusak saat hendak digunakan seperti EKG dan oksimetri
sehingga harus pinjam di ruang lain di rumah sakit.
1) Metode
1) Metode pelayanan asuhan keperawatan
Metode pelayanan asuhan keperawatan yang digunakan adalah TIM. Semua perawat
yang bertugas di Rumah Sakit Permata Medika Semarang ruang Arimbi mengerti
dengan metode keperawatan yang digunakan. Namun, metode tiap Tim di ruang Arimbi
belum optimal karena hasil observasi dan wawancara perawat masih melakasanakan
metode fungsional karena jumlah perawat yang kurang sehingga pembagian tugas atau
pendelegasian tugas belum optimal.
Pembagian tugas di ruang Arimbi belum optimal karena jumlah pasien yang banyak dan
ruangan juga tidak spesifik untuk penyakit tertentu, sehingga di ruang Arimbi adalah
ruang untuk pasien umum. Ketua tim bertugas untuk mengikuti operan jaga ikut serta
dalam pemberian asuhan keperawatan atau berperan sebagai perawat pelaksana.
Penerimaan pasien baru, belum di optimalkannya orientasi ruangan atau pengenalan
ruangan C
2) Overan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, overan jaga dilakukan sebanyak 3 kali
dalam satu hari, yaitu pagi, siang dan malam. Tidak semua perawat jaga mengikuti
overan jaga. didapatkan bahwa timbang terima atau operan dilakukan pada jam 07.00 –
07.20, timbang terima atau operan dilakukan oleh perawat pelaksana ke Katim pada
pergantian shift malam ke shift pagi, dari shift pagi ke sore sedangkan pergantian shift
dari shift sore ke shift malam dipimpin oleh ketua tim atau perawat primer yang
bertugas pada saat shift tersebut. Perawat juga tidak lupa menyiapkan buku catatan dan
peralatan tulis saat timbang terima atau operan berlangsung. Tekhnik overan jaga
diruang Arimbi dilakukan di nurse station dan diruangan pasien dengan cara
menjelaskan kondisi pasien ke perawat jaga selanjutnya itu hanya dilakukan padaoperan
jaga malam ke pagi dan pagi ke siang, untuk operan jaga siang ke malam overan hanya
dilakukan di nurse station dan tidak dilakukan diruangan pasien. hal ini dikarenakan
umumnya pasien sudah tidur, takutnya para perawat mengganggu pasien yang sedang
tidur. Hal-hal yang di sampaikan dalam overan adalah kondisi pasien saat itu, rencana
program jika ada dosis pemberian obat apakah ada perubahan atau tidak dan kendala-
kendala dalam tugas. Terdapat buku overan untuk memudahkan perawat memberikan
laporan pada perawat selanjutnya. Pre dan post conferent belum dilakukan diruangan
dikarenakan keterbatasan waktu dalam pembagian kegiatan conferent dengan pelayanan
asuhan keperawatan. Keterbatasan jumlah SDM mempengaruhi pembagian tugas atau
pendelegasian tugas di ruang Arimbi, sehingga pembagian tugas dari perawat shift siang
ke perawat shift malam kurang optimal.
3) Jadwal
Pembagian shift di ruang Ruang Arimbi dibuat oleh kepala ruang. Jadwal dinas di bagi
menjadi tiga shift yaitu pagi, siang dan malam dengan jumlah jam rata-rata pada pagi
hari 7 jam, siang 7 jam, dan malam 10 jam. Untuk jumlah perawat rata-rata dalam
pembagian shift pada pagi hari sebanyak 6 orang, siang 3 orang dan malam 3 orang.
Sistem penjadwalan : pagi 2 hari, siang 2 hari, malam 2 hari, lepas dan libur.
4) Ronde keperawatan
Ronde keperawatan di ruang Arimbi selalu dilaksanakan, Jika ada masalah atau
kasus yang belum terselesaikan atau yang belum teratasi perawat ruang Arimbi
melakukan diskusi dengan sesama perawat dan Dokter dengan melibatkan pasien.
5) Pendokumentasian Keperawatan
Data yang didapatkan secara observasi, sistem pendokumentasian yang ada diruang
Melati berorientasi dari berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya: perawat, dokter,
rehabilitasi, laboratorium, gizi, radiologi, apotek dan fisioterapi.
Pendokumentasian di ruang Ruang Melati terdapat:
a. Identitas pasien
b. RM masuk (IGD dan Poli) dan keluar
c. Lembar grafik TTV meliputi :
a) Tekanan Darah
b) Suhu
c) Pernafasan
d) Nadi
d. Lembar perjalanan penyakit perintah dokter dan pegobatan
e. Lembar pengkajian keperawatan pasien rawat inap yang terdiri dari :
a) Identitas
b) Riwayat Kesehatan
c) Kebutuhan Dasar Manusia yang meliputi :
i. kebutuhan Oksigen dan sirkulasi
ii. Kebutuhan nutrisi
iii. Kebutuhan cairan dan elektrolit
iv. Kebutuhan eliminasi
v. Kebutuhan aktivitas dan istirahat
vi. Kebutuhan rasa nyaman
vii. Status neurologi
viii. Kebutuhan psikososial
ix. Kebutuhan peyuluhan
x. Kebutuhan persepsi sensori
xi. Kebutuhan spiritual, dan
xii. Pembiayaan.
Lembar pelaksanaan perawatan kesehatan rekaman asuhan keperawatan yang terdiri
dari :
a) Diagnosa keperawatan
b) Rencana keperawatan
c) Tindakan keperawatan
d) Evaluasi
e) Lembar catatan perkembangan pasien yang dicatat tiap shift dinas
f) Lembar discharge planning
g) Lembar formulir Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
h) Lembar catatan pendidikan KPRS oleh DPJP kepada pasien
i) Lembar penempelan salian resep
j) Lembar hasil-hasil pemeriksaan laboratorium dan X Ray / foto,
k) Lembar Resume.
Terdapat juga laporan keuangan pasien yang terinci secara urut dan lengkap sebagai
data keuangan. Di ruang Arimbi terdapat SAK dan SOP, dan pendokumentasiannya
sesuai dengan SAK dan SOP yang ada.
Perawat di ruangan sudah memahami cara pendokumentasian dengan benar dengan
menyebutkan caranya seperti menuliskan sesuai kenyataan yang di lakukan, di catat
setelah tindakan selesai di lakukan.
Format dokumentasi di ruang Arimbi sudah cukup memudahkan perawat dalam
melakukan pendokumentasian terhadap pasien. Form pengkajian dan diagnosa tersedia
dalam bentuk cek list, sementara untuk catatan perkembangan masih tulis tangan.
6) Perencanaan Pasien pulang
Penampilan kinerja pelayanan di Ruang Arimbi telah memberikan perawatan dengan
cukup baik untuk para pasien berupa perawatan, pengobatan dan konsultasi kesehatan.
Sementara untuk pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga agar pasien dan
keluarga dapat menjalankan perawatan secara mandiri ketika pasien pulang cukup
optimal.
Perawat memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda dan gejala penyakit,
pencegahan yang dilakukan dirumah saat penyembuhan sesuai dengan kondisi pasien
dan bagaimana di lakukan perawatan di rumah, makanan apa saja yang di makan di
rumah dan yang di larang, hal-hal yang di lakukan selama masa penyembuhan,
memberitahukan jika ada anjuran untuk kontrol ke rumah sakit atau ke Dokter serta
informasi mengenai administrasi sesaat sebelum pasien pulang. Form discharge
planning sudah ada dari rekam medik. Discharge planning diberikan hanya ketika
pasien akan pulang.
7) Pelaksanaan pasien safety
Kegiatan dalam perawatan seperti pemasangan infus, pengambilan sampel dan
pemberian obat perawat belum memakai universal precaution. Untuk pelaksanaan
pasien safety juga perawat kurang mengetahui dan melaksanakan sesuai prosedur
sehingga sejauh ini ada kejadian pasien yang mempunyai riwayat alergi makanan
seperti pasien dengan alergi udang tetapi piak gizi tetap memberi makanan yang ada
udangnya. Untuk pasien jatuh atau cidera selama di rawat di ruang Arimbi itu tidak ada,
perawat sudah memberikan Safety tentang resiko jatu pasien namun untuk Gelang
identitas pasien resiko jatuh belum disiapkan oleh rumah sakit (ruang Arimbi) untuk
digunakan pada pasien resiko jatuh. Untuk ruangan sudah dengan tata ruang yang
bagus, bed yang sudah sesuai standar dan mempunyai pengaman, nyaman dan lantai
yang bersih sehingga kejadian pasien jatuh tidak ada. Pemberian tindakan keperawatan
seperti prosedur pemberian obat (nama obat, dosis obat,tepat pasiennya, waktu dan cara
pemberian) dilakukan secara baik.
2) Money
Dalam penyusunan rencana anggaran tahunan di Rumah Sakit Permata Medika
Semarang, kepala ruang dilibatkan dalam penyusunan anggaran tahunan, seperti dalam
pengajuan sarana kebutuhan operasional dan pengembangan di dalamnya antara lain
seperti pengembangan pendidikan, pelatihan, pemenuhan sarana prasarana yang
kurang, dan perbaikan sarana prasarana yang rusak, perbaikan kesejahteraan karyawan
seperti mengajukan renovasi.
Jenis pembayaran yang diterapkan dalam ruangan ini adalah BPJS, umum dan
jaminan kecelakaan.
3) Market
Beberapa tarif tindakan di ruang Arimbi
a) Rawat inap per hari
Administrasi
Kelas I1 dan III
Asuhan Nutrisi
Farmasi
Askep
EKG
Pasang Infus
Visit Dokter Sp
Visit Dokter Umum
GB
GDS
2. Pengkajian Output
Pengkajian output dilakukan dengan pengukuran:
a) Tingkat kepuasan pasien
b) BOR (BOR (Bed Occupancy Ratio=Angka penggunaan tempat tidur)
Formulasi BOR Depkes RI (2005) :
Tabel Indikator pelayanan rawat inap tahun 2018 Rumah Sakit Permata Medika
Semarang
No Capaian Pedoman (angka
Uraian indikator standard)
kinerja
1 BOR 75,1% 60-85
2 LOS 4,8/hr 6-9
3 TOI 1,6/hr 1-3
Prioritas Masalah :
Belum optimalnya Safety
(resiko jatuh,pemberian obat)
Mechine : Man :
a. Alat-alat penunjang medis yang a. perawat kurang paham fungsi obat
tidak dapat difungsikan dengan yang diberikan
b. ketidaktepatan waktu dalam pem-
optimal, misalnya tensi, berian obat (terkadang lebih awal
termometer dan oksimetri. dan terkadang diatas jam yang
b. Belum difungsikannya gelang ditentukan)
c. kurang komunikasi pada keluarga
resiko jatuh pada pasien pasien mengenai bed pasien dan
tanda resiko jatuh
s
i
RUMUSAN PENYEBAB MASALAH MANAGEMENT KEPERAWATAN
DIAGRAM FISHBONE
Material : Matode :
a. Pre dan post konfrence a. metode ini belum berjalan secara optimal
sudah dilakukan karena perawat ruangan belum
diruangan Arimbi namun melaksanakan dengan maksimal sebagai
tidak maksimal perawat primer dan associate
b. karu kurang berperan b. diagnose keperawatan belum di-
memberikan pengarahan maksimalkan
kepada bawahannya c. intervensi dan implementasi tidak sesuai
Prioritas Masalah :
Belum optimalnya SDM
Machine : Man :
a. Kurang intensitas berso- a. Keterbatasan jumlah sumber
sialisasi dengan karu. daya manusia
b. Kurangnya pengetahuan b. Kurangnya kedisiplinan dalam
perawat dalam melakukan manajemen waktu
implementasi sesuai SOP c. Kurangnya sikap leadership
karu dalam pengarahan,
pengawasan dan pengendalian
r
u
a
E. Menetapkan Prioritas Masalah
F. Plan Of Action