Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, kami diberikan kesehatan dan kesabaran sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Pemasangan Nasogastric Tube tepat
waktu.
Dalam penulisan dan penyusunan tugas ini tentunya terdapat kekurangan serta
keterbatasan kemampuan, sehingga mendapatkan hasil penulisan yang masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena hal ini, kami mengharapkan adanya kritik dan saran
yang sifatnya membangun dari para pembaca, sehingga dapat menutupi kekurangan
dan kelemahan kami untuk akhirnya menjadikan sempurnanya penulisan tugas ini.
Dalam kesempatan ini tidak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada teman – teman saya yang sudah banyak membantu dan terima kasih kepada
ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan segala kasih sayangnya serta do’a yang
selalu mengiringi, selalu memberikan semangat membesarkan hati kami. Akhirnya
kami berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Samarinda , 5 November 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Pembahasan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Nasogastric Tube (NGT) 3
2.2 Tujuan Dan Manfaat NGT 4
2.3 Indikasi Pemasangan NGT 5
2.4 Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pemasangan NGT 5
2.5 Pemasangan NGT 7
2.5.1 Persiapan Alat 7
2.5.2 Prosedur Pelaksanaan 8
2.5.3 Hal-hal Yang Perlu Dilakukan Setelah Pemasangan NGT 10
2.5.4 Hal Yang Diharapkan Setelah Pemasangan NGT 11
2.6 Pemberian Makanan Melalui NGT 11
2.6.1 Persiapan Alat 11
2.6.2 Prosedur Pelaksanaan 11
2.7 Pelepasan NGT 12
2.7.1 Persiapan Alat 12
2.7.2 Prosedur Pelaksanaan 12
BAB III PENUTUP 14
3.1 Kesimpulan 14
3.2 Saran 14
DAFTAR PUSTAKA 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan manusia, kita tentu tidak mengharapkan sebuah penyakit
menyerang kita. Kita sebagai manusia selalu berusaha untuk menjaga kesehatan agar
dapat terus hidup dengan sehat dan melakukan aktivitas dengan normal dan sesuai
dengan apa yang kita harapkan. Namun, terkadang kita juga tidak menyadari bahwa
kegiatan atau makanan yang kita konsumsi menjadi salah satu penyebab tubuh kita
menjadi lemah dan kemudian sakit.
Dalam beberapa hal terkadang manusia yang sedang sakit tidak dapat menelan
makanan secara oral. Hal ini menyebabkan tubuh mereka semakin lemah. Karena itu,
ketika seseorang sedang dalam keadaan seperti ini, petugas kesehatan biasanya
memasang sebuah selang yang disebut Nasogastric Tube (NGT). NGT ini sering
digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak
mampu untuk mengkomsumsi makanan, cairan dan obat-obatan secara oral agar
tubuh mereka tetap mendapat asupan nutrisi dari makanan dan obat sehingga dapat
kembali sehat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian NGT ?
2. Apa saja tujuan dan manfaat NGT ?
3. Apa indikasi dalam pemasangan NGT ?
4. Apa saja hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan NGT ?
5. Bagaimana cara pemasangan NGT ?
6. Bagaimana cara pemberian makanan cair atau obat menggunakan NGT ?
7. Bagaimana cara pelepasan NGT ?

1
1.3 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa itu NGT
2. Agar memahami tujuan dan manfaat NGT
3. Untuk memahami indikasi dalam pemasangan NGT
4. Agar memahami yang harus diperhatikan dalam pemasangan NGT
5. Agar memahami bagaimana cara pemasangan NGT
6. Agar memahami cara untuk memberikan makanan cair atau obat melalui NGT
7. Agar memahami bagaimana cara pelepasan NGT

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nasogastric Tube (NGT)


NGT adalah kependekan dari Nasogastric tube. Selangnya disebut selang
Nasogastrik. Nasogastrik menunjuk kepada jalan dari hidung sampai ke lambung.
NGT adalah alat yang digunakan untuk memasukkan nutrisi cair dengan
selang plastik yang dipasang melalui hidung sampai lambung. "Nasogastric"
terdiri dari dua kata, dari bahasa Latin dan dari bahasa Yunani, Naso adalah suatu
kata yang berhubungan dengan hidung dan berasal dari Latin “nasus”untuk
hidung atau moncong hidung. Gastik berasal dari bahasa Yunani “gaster” yang
artinya the paunch ( perut gendut ) atau yang berhubungan dengan perut. Istilah
“nasogastric” bukanlah istilah kuno melainkan sudah disebut pada tahun 1942.
A. Macam-macam NGT :
 Selang NGT dari karet
 Selang NGT dari bahan plastik
 Selang NGT dari bahan silicon
B. Ukuran NGT :
 Nomor 14-20 untuk ukuran dewasa
 Nomor 8-16 untuk anak-anak
 Nomor 5-7 untuk bayi
Pemasangan Selang Nasogastrik yaitu proses medis untuk memasukkan
sebuah selang plastik (selang nasogastrik, NGT) melalui melalui hidung
(melewati nasopharynx dan esophagus) menuju ke lambung atau melewati
tenggorokan dan terus sampai ke dalam lambung.
Selang Nasogastrik sering digunakan untuk memberikan nutrisi, cairan dan
obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan,
cairan, dan obat-obatan secara oral.

3
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,
juga digunakan untuk memasukkan obat-obatan, cairan dan makanan. NGT ini
digunakan hanya dalam waktu yang singkat.(Metheny&Titler,2001).
Bagi anak-anak, kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi
seperti anomali anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat eliminasi,
kelemahan reflek menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan diri.
Keselamatan adalah selalu menjadi perhatian, dimana kerjasama perawat, pasien
dan keluarga sangat dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak sedikit
dipaksakan.
Sebagai perawat profesional, kita harus berhati-hati dalam melaksanakan
tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan
secara aman dan nyaman. (Walley&Wong,2000).

2.2 Tujuan dan Manfaat Nasogastric Tube (NGT)


Tujuan pemasangan NGT pada pasien adalah sebagai berikut:
1. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang
mengalami kesulitan menelan
2. Mencegah terjadinya Atropi Esophagus/Lambung pada pasien tidak sadar
3. Untuk melakukan Kumbang Lambung pada pasien keracunan
4. Untuk mengeluarkan darah pada pasien yang mengalami muntah darah atau
pendarahan pada lambung
5. Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung
(cairan, udara, darah, racun)
6. Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi
lambung.
7. Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
8. Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan
operasi Pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi
isi lambung sewaktu-waktu.

4
9. Memungkinkan dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
10. Mencegah Regurgitasi dan Aspirasi Isi Lambung

2.3 Indikasi Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)


Indikasi pasien yang di pasang NGT adalah diantaranya sebagai berikut:
1. Pasien tidak sadar
2. Pasien karena kesulitan menelan
3. Pasien yang keracunan
4. Pasien yang muntah darah
5. Pasien pra atau post operasi esophagus atau mulut
6. Pasien dengan Distensi Abdomen karena gas, darah dan cairan
7. Pasien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
8. Pasien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi lambung

2.4 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)
Nasogastric tube tidak dianjurkan atau digunakan dengan berlebihan kepada
beberapa pasien predisposisi yang bisa mengakibatkan bahaya sewaktu memasang
NGT, seperti:
1. Pada pasien yang memiliki tumor di rongga hidung atau esophagus
2. Klien yang mengalami Cidera Serebrospina
3. Klien dengan Sustained Head Trauma, Maxillofacial Injury, atau Anterior
Fossa Skull Fracture. Memasukan NGT begitu saja melalui hidung maka
potensial akan melewati Criboform Plate, ini akan menimbulkan Penetrasi
Intracranial. Klien dengan riwayat Esophageal Stricture, Esophageal
Varices, Alkali Ingestion juga beresiko untuk Esophageal Penetration.
4. Klien dengan Koma juga potensial mual dan aspirasi sewaktu memasukan
NGT, pada tindakan ini diperlukan tindakan proteksi seperti airway dipasang
terlebih dahulu sebelum NGT pasien dengan Gastric Bypass Surgery yang
mana pasien ini mempunyai kantong lambung yang kecil untuk membatasi

5
asupan makanan Konstruksi Bypass adalah dari kantong lambung yang kecil
ke duodenum dan bagian bagian usus kecil yang menyebabkan Malabsorpsi
(mengurangi kemampuan untuk menyerap kalori dan nutrisi.

 Perhatian !
o Riwayat masalah sinus atau nasal ( infeksi, sumbatan, polip, dll )
o Selang NGT Maksimal Dipasang 3 X 24 Jam Jika Sudah Mencapai
Waktu Harus Dilepas Dan Di Pasang NGT Yang Baru.
o Kesadaran dan Riwayat MCI
o Refleks Vagal
o Perdarahan karena prosedur yang agresif
o Selang NGT masuk ke Trakea
o Diharapkan pasien telah menerima penjelasan yang cukup tentang
prosedur dan tujuan tindakan.
o Pasien yang telah mengetahui dengan jelas segala sesuatu tentang
tindakan yang akan dilakukan pasien atau keluarga diharuskan
menandatangani informed consent
o Pada saat memasukkan selang NGT perhatikan keadaan umum penderita
o Pastikan selang NGT tidak masuk kedalam saluran pernafasan
o Jika terjadi Sianosis, NGT harus segera dicabut
o Masukkan makanan cair dengan cermat dan jangan terlalu cepat
o Usahakan makanan yang ada di corong masih tersisa kemudian tuangkan
lagi, demikian seterusnya untuk mencegah udara masuk kedalam selang
NGT
o Jika pada pasien yang mengalami gangguan psikis, tangan harus diikat
untuk mencegah NGT tercabut
o Lakukan Prawatan Mulut Sesering Mungkin Selama NGT Terpasang
o Berikan krim/ gliserin pada bibir untuk mempertahankan kelembaban.

6
 Jangan Memasukkan Selang Secara Paksa Jika Ada Tahanan
o Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu diulangi lagi, anjurkan
klien menarik nafas dalam
o Jika tetap ada tahanan, tarik selang perlahan-lahan dan masukan ke
hidung yang lain secara perlahan-lahan
o Jika klien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi tenggorokan lalu
lanjutkan memasukan selang secara bertahap

 Pengkajian
Pengkajian pada pasien yang akan dilakukan pemasangan NGT meliputi:
1. Tanda-tanda Vital : Respiration (regular/ irregular), Respiration rate,
Pulse rate, Blood pressure.
2. Head to too :
a. Apakah terdapat trauma di bagian kepala; nasophageal trauma,
skull fracture, maxilo fracture, cervical fracture, disphagia, atresia
oesophagus, naso-oro-pharyngeal burn.
b. Apakah terdapat paresthesia, hemipharesisc.
c. Apakah terdapat alat bantu pernafasan : pemasangan mask oksigen,
nasalcanula, endotracheal tube, guedel/ mayo, ventilator, distensi
abnominal, muntah (cairan, darah, warna, konsistensi).

2.5 Pemasangan Nasogastric Tube (NGT)


2.5.1 Persiapan Alat
Persiapan alat yang harus dilakukan dalam teknik pemasangan NGT :
1. Selang NGT ukuran dewasa, anak –anak dan juga bayi sesuai kebutuhan
pasien
2. Handscun bersih
3. Handuk kecil (sebagai pengalas dada Pasien)
4. Perlak

7
5. Bengkok
6. Jelli atau lubricant
7. Spuit 50 cc – 100 cc
8. Stetoskop
9. Tongue spatel
10. Plaster
11. Pen light
12. Gunting
13. Klem
14. Baskom berisi air
15. Tissue
16. Makanan/diet dalam bentuk cair,serta obat obatan
17. Bak instumen steril

2.5.2 Prosedur pelaksanaan


1. Mendekatkan alat ke samping klien
2. Meminta izin dan Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan
tujuannya pada klien dan keluarga
3. Setelah minta izin bawa peralatan mendekat di sebelah kanan pasien.
Secara etika perawat, saat memasang NGT berada di sebelah kanan
pasien. Namun, sebagai petugas kesehatan anda bisa memilih berdiri
disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan atau
sisi kiri bila anda bertangan dominan kiri.
4. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler
5. Mencuci tangan
6. Bersihkan daerah hidung dengan menggunakan tissue
7. Memasang handuk di atas dada klien
8. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instumen steril
9. Memakai Handscone

8
10. Mengukur panjang selang yang akan dimasukan dengan cara
menempatkan ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas,
lalu lanjutkan sampai processus xipoideus
11. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
12. Beri jeli pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung tersebut.
13. Minta klien untuk rileks dan bernafas normal
14. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien
menahan kepala dan leher lurus dan membuka mulut. Masukan
selang sampai batas yang ditandai. setelah sampai batas plester cek
apakah selang sudah benar-benar masuk dengan pen light jika ternyata
masih di mulut tarik kembali selang dan pasang lagi. Tetapi jika selang
terlihat dan pasien bisa merasakan selang dalam faring, instruksikan
pasien untuk menekuk kepala ke depan dan menelan. Jangan
memasukan selang secara paksa jika ada tahanan
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu diulangi lagi, anjurkan
klien menarik nafas dalam
b. Jika tetap ada tahanan, tarik selang perlahan-lahan dan masukan ke
hidung yang lain secaa perlahan-lahan
c. Jika klien terlihat akan muntah, tarik tube dan inspeksi tenggorokan
lalu lanjutkan memasukan selang secara bertahap
15. Pemeriksaan
Pemeriksaan Pertama :
a. Letakkan dan Periksa dengan meletakkan stetoskop di epigastrium
atau lambung lalu suntikan angin yang telah disisi dalam Spuit
dengan tekanan yang kuat atau cepat. Apabila sudah dilambung,
maka akan terdengar suara di stetoskop
b. Periksa dengan menarik Spuit apabila yang tertarik cairan berwarna
kuning berarti NGT sudah mencapai lambung.
Pemeriksaan Kedua :

9
a. Dengan menggunakan baskom berisi air, lalu masukkan ujung NGT
ke dalam air, apabila keluar gelembung maka NGT masuk ke paru-
paru bukannya lambung, sebaliknya jika msuk ke lambung maka di
air tidak terjadi apa-apa.
16. Pasang spuit/corong pada pangkal pipa apabila sudah yakin pipa masuk
ke lambung
17. Untuk mengamankan slang : gunting bagian tengah plester sepanjang 2
inchi, sisakan 1 inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang
hidung, lilitkan salah satu ujung, kemudian yang lain, satu sisi plester
lilitan mengitari slang.
18. Bantu klien dengan posisi yang nyaman
19. Merapikan dan membereskan alat
20. Melepas sarung tangan
21. Mencuci tangan
22. Mengevaluasi respon klien
23. Melakukan dokumentasi tindakan dan hasil

2.5.3 Hal-hal yang perlu dilakukan setelah pemasangan NGT


1. Setelah selesai rapikan peralatan dan permisi pada pasien atau keluarga
2. Cuci tangan
3. Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan
4. Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu
harus dilepas dan di pasang NGT yang baru.
5. Langkah –langkah pemberian makanan cair lewat NGT
6. Dokumentasi : Catat hal-hal berikut pada lembar dokumentasi:
a. Tanggal dan waktu insersi slang
b. Warna dan jumlah drainase
c. Ukuran dan tipe selang

10
d. Toleransi klien terhadap prosedur

2.5.4 Hal yang diharapkan setelah pemasangan NGT


1. Klien tidak mempunyai keluhan mual atau muntah.
2. Klien berkurang rasa nyeri dari distensi abdomen
3. Distensi abdomen berkurang
4. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
5. Tidak terjadi aspirasi

2.6 PEMBERIAN MAKANAN MELALUI NGT


2.6.1 Persiapan Alat
1. Spuit 50 cc – 100 cc
2. Makanan atau obat dalam bentuk cair
3. Handuk
4. Bengkok
5. Selang NGT

2.6.2 Prosedur pelaksanaan


1. Siapakan spuit besar ukuran 50 cc
2. Siapakan makanan cairnnya ( susu, jus)
3. Pasang handuk di dada pasien dan siapkan bengkok
4. Masukkan ujung spuit pada selang NGT dan tetap jaga NGT supaya
tidak kemasukan udara dengan mengklem.
5. Masukkan makanan cair pada spuit dan lepaskan klem, posisi spuit
harus diatas supaya makanan cairnya bisa mengalir masuk ke lambung.
6. Jangan mendorong makanan dengan spuit karena bisa menambah
tekanan lambung, biarkan makanan mengalir mengikuti gaya gravitasi\
7. Makanan yang di masukkan max 200 cc, jadi jika spuitnya 50 cc maka
bisa dilakukan 4 kali

11
8. Apabila akan memasukkan makanan untuk yang kedua, jangan lupa
mencuci dulu spuit. Jika sudah selesai aliri selang NGT dengan air
supaya sisa-sisa makanan tidak mengendap di selang karena bisa
mengundang bakteri.
9. Jika sudah rapikan peralatan
10.

2.7 PELEPASAN NGT


Selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam jika sudah mencapai waktu harus
dilepas dan di pasang NGT yang baru. Selang NGT yang terpasang terlalu lama
dapat menimbulkan erosi hidung, sinusitis, esofagitis dan ulserasi lambung. Karena
itu, berdasarkan pertimbangan pencegahan komplikasi serta kondisi pasien yang
memungkinkan, selang NGT perlu dilepas tepat sesuai dengan pemulihan fungsi
saluran pencernaan.

2.7.1 PERSIAPAN ALAT :

1. Spuit 10 cc
2. Handuk
3. Salin normal

2.7.2 PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Mencuci tangan
2. Menjelaskan prosedur dan pelepasan NGT
3. Pasang handuk di atas dada pasien
4. Memutar selang, masukkan 10 cc salin normal dan memasang klem
pada selang
5. Memberitahukan klien untuk menarik nafas dalam dan menghembuskan
nafas dengan perlahan

12
6. Cabut selang dengan perlahan dan bungkus selang dengan handuk
7. Memberi klien alat untuk perawatan mulut dan pelumas untuk hidung
yang kering
8. Merapikan peralatan dan klien
9. Mencatat waktu pelepasan dan reaksi klien. Mengobservasi tanda dan
gejala gangguan saluran pencernaan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
NGT adalah Kepanjangan dari Nasogastric Tube. Fungsi NGT yang paling umum
adalah sebagai alat penyalur makanan atau obat-obatan dalam bentuk cair dengan
memasukkan selang dari hidung hingga memasuki lambung. Sebelum pemasangan NGT
harus meminta izin pada keluarga atau pasien secara langsung serta memperhatikan
keadaan umum pasien dan riwayat kesehatannya untuk meminimalisir terjadinya hal
yang tidak diinginkan harus melakukan dengan hati-hati.

3.2 SARAN
Selalu meminta izin sebelum melakukan tindakan medis ( pemasangan NGT ).
Harus memantau keadaan pasien terlebih dahulu dan memeriksa riwayat penyakit pasien
untuk mencegah hal yang tidak diinginkan lakukan tindakan medis dengan hati-hati dan
sopan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Vol.1. Jakarta: EGC
Towarto, Wartonal. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : Salemba Medika.
http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com
eva ellya sibagariang, s. (2010). gizi dalam kesehatan reproduksi. jakarta:
transinfomedia.
ns. harwina widya astuti, s. (2011). ilmu gizi dalam keperawatan. jakarta:
transinfomedia.
marmi. (2013). gizi dalam kesehatan reproduksi. yogyakarta: pustaka pelajar
anda, t. d. (2012). 58 QA seputar diet, makanan, dan suolemen. jakarta: penebar swadaya
grup.
A, P. P. (2006). Fundamental Keperawatan. jakarta: Buku Kedokteran. beck,
m. e. (2011). ilmu gizi dan diet. yogyakarta: ANDY yogyakarta.
Perry, dkk. 2005. Buku saku: Keterampilan dan Prosedur Dasar. Jakarta:
EGC
Asmadi, 2008, Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi
Kebutuhan Dasar Klien, Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, AAA, Uliyah, Musriful. 2008. Konsep Dasar Praktik Klinik untuk
Kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

15

Anda mungkin juga menyukai