Anda di halaman 1dari 17

MODEL PRAKTIK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keperawatan

Dosen Pengampu:

Desak Nyoman Sithi, S.Kp., MARS., PhD

Disusun oleh:

Erika Deliana 1810711004


Siti Juhariyah 1810711011
Sherly Agatha 1810711015
Likha Mahabbah 1810711016
Widya Astika Sari 1810711022
Bunga Indah Sari 1810711027
Nabilla Adyatrin 1810711043
Alfiyatul Hasanah 1810711071
Naomi Gracya 1810711074
Nisrina Puspaningrum 1810711079
Dinda Nuraini 1810711084

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari suatu pelayanan
profesional di setiap fasilitas kesehatan. Menurut Undang-Undang Keperawatan No. 38
Tahun 2014, pelayanan keperawatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik sehat maupun
sakit. Pelayanan keperawatan profesional adalah upaya upaya sistem
mempersembahkan asuhan keperawatan kepada masyarakat sesuai dengan kaidah-
kaidah keperawatan sebagai profesi. Pelayanan keperawatan profesional dapat terwujud
siap kerja oleh tenaga keperawatan yang profesional sehingga dapat berkontribusi dalam
peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit (Fera, 2016).
Rumah sakit adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
yang memilki peran dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Rumah sakit di tuntut
untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang di tetapkan
yaitu berupa standar pelayanan termasuk: pelayanan medik, pelayanan penunjang dan
pelayanan keperawatan yang terdiri dari manajemen, sumberdaya manusia, keuangan,
sistem informasi rumah sakit, sarana prasarana dan manajemen mutu pelayanan (Harni,
2016). Meningkatnya pencatatan masyarakat disarana kesehatan terutama dirumah sakit,
menyebabkan rumah sakit harus melakukan upaya peningkatan mutu
mempersembahkan pelayanan kesehatan, salah satunya adalah melalui
mempersembahkan asuhan keperawatan dirumah sakit (Depkes RI). Berdasarkan
keputusan menteri kesehatan nomor: 123 / Menkes / SK / XI / 2005 tentang registrasi
dan praktek keperawatan, yang berguna untuk meningkatkan mutu pelayanan
khususnya dibidang asuhan keperawatan maka dibentuklah suatu tim Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
membantu memberikan asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan
tersebut diberikan. Penerapan MPKP akan dapat membantu dalam meningkatkan mutu
asuhan keperawatan melalui penataan sistem pemberian asuhan keperawatan baik
struktur, proses dan nilai-nilai yang dapat mendukung pemberian asuhan keperawatan
sehingga hubungan antara perawat dan pasien akan lebih baik dan berkesinambungan,
dan akan tercipta nilai-nilai yang profesional sehingga klien dapat merasa puas atas
pelayanan yang diberikan selama menjalani perawatan di rumah sakit (Jusuf, 2015).
Penerapan MPKP menjadi salah satu daya ungkit pelayanan yang berkualitas.
Beberapa rumah sakit telah berhasil menerapkan MPKP dengan baik yang dinilai dari
tingkat kepuasan klien sebelum dan sesudah dilaksanakannya MPKP. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Jusuf (2015) untuk melihat efektivitas dari penerapan
MPKP di Rumah Sakit, didapatkan hasil bahwa peningkatan hasil kepuasan klien
setelah MPKP terhadap pelayanan kesehatan yang mereka dukung di Rumah Sakit,
dengan nilai proporsi peningkatan tersebut hingga mencapai 55%. Selain pasien yang
merasa puas dengan tingkat pelayanan yang diberikan oleh perawat yang berada di
MPKP, perawat juga merasakan hal yang sama dengan pasien yang sama-sama puas,
hal itu di dukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Rahmat, Nugraheni
dan Werdati (2016) dimana puas dengan pekerjaan yang membuat pasien lebih puas
dengan pelayanan yang diberikan dengan presentasi yang sangat baik yaitu cukup puas
58,3% dan puas 41,7%.
MPKP terdiri atas empat komponen pilar utama. Pilar pertama yaitu
management approach atau pendekatan manajemen yang terdiri dari fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. Pilar kedua yaitu
compensatory reward yaitu model manajemen sumber daya manusia diruang praktik
keperawatan profesional yang didasarkan pada proses rekruitmen, seleksi kerja
orientasi, biaya kinerja, staf perawat. Proses ini selalu dilakukan sebelum membuka
ruang MPKP dan setiap ada penambahan perawatan baru. Selain itu, dalam pilar ini
juga diberikan penghargaan bentuk penghargaan kepada staf atau karyawan dalam suatu
organisasi seperti dapat berupa remunerasi, jenjang karir atau kenaikan jabatan,
peningkatan insentif, dan lain-lain. Pilar ketiga yaitu professional relationship yaitu
asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien melibatkan beberapa anggota tim
kesehatan yang mana fokus mempersembahkan asuhan kesehatan adalah klien. Akibat
banyaknya anggota tim kesehatan yang terlibat maka perlu adanya kesepakatan
mengenai hubungan kolaborasi dalam mempersembahkan pelayanan kesehatan tersebut
kepada klien. Bentuk hubungan professional dalam MPKP seperti pelaksanaan ronde
keperawatan, timbang terima, conference, dan manajemen konflik. Pilar terakhir dalam
MPKP yaitu pilar keempat adalah patient care delivery yaitu sistem pemberian asuhan
keperawatan. Dalam perkembangan keperawatan menuju layanan yang professional,
menggunakan beberapa metode mempersembahkan asuhan keperawatan, misalnya
metode penugasan yang diterapkan dalam suatu ruangan seperti metode primer, metode
tim, metode kasus, metode fungsional, dan metode modular (kombinasi metode tim dan
metode primer). Selain itu pada pilar keempat juga dapat diberikan bentuk pemberian
asuhan keperawatan seperti pelaksanaan discharge planning, penerimaan pasien baru
dan pelaksanaan supervise (Sukirno & Suryawati, 2016).

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana Pengkajian dengan menggunakan empat pilar dalam MPKP?
1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1. Tujuan umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Praktik Manajemen Keperawatan.

1.3.2. Tujuan khusus

Diharapkan Mahasiswa mampu :


1. Mengetahui dan memahami pengkajian empat pilar dalam MPKP
Kasus:
RS Lekas Sembuh adalah rumah sakit umum swasta kelas C dengan kapasitas 86 tempat tidur
yang sudah melayani pasien dengan BPJS sejak tahun 2014. Ruang Melati merupakan salah
satu ruang rawat inap yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obygin,
Neurologi, Urologi, Orthopedic, THT, Pediatrik, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat
tidur. Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala ruangan dan semua
sudah berkualifikasi Ners. Komposisi tenaga non keperawatan di ruang Melati tidak ada staff
khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya menjadi satu dengan
seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh. Ruang Melati memiliki BOR 60%, rata-rata
kategori klien yang dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self
care, & hari kerja efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu). Ruang Melati
menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap
pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang
terima. Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada diruangan juga
belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi,
penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum ada. Dokumentasi yang
dilakukan perawat dilakukan secara manual, masih banyak yang tidak lengkap, penulisan
askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana. Selain itu, tingkat
kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan tingkat kepuasan
pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah sakit
swasta di sekitar RS Lekas sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik
dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengkajian Kepala Ruangan


Pilar 1 : Management Approach
No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
Fungsi Perencanaan
1 Merencanakan jumlah, jenis, dan mutu tenaga 
perawatan, serta tenaga lain sesuai kebutuhan ruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
Alasan : Didalam kasus terdapat jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk
kepala ruangan dan semua sudah berkualifikasi Ners. Namun, komposisi tenaga non
keperawatan di ruang Melati tidak ada staff khusus, seperti admission, cleaning service, ahli
gzi, dsb.
2 Merencanakan jumlah dan jenis peralatan keperawatan 
yang diperlukan sebagai penunjang tercapainya
pelayanan di ruang rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya.
Alasan : Karena didalam kasus tidak terdapat adanya jumlah dan jenis peralatan, namun
terlihat bahwa rumah sakit belum terdapat sarana dan prasarana yang lengkap.
3 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan yang 
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan klien
Alasan :Didalam kasus terdapat bahwa ruang melati telah memiliki SOP yang cukup, namun
SOP tersebut masih perlu ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK
yang ada diruangan juga belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-
form dan media supervisi, penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum ada.
Dokumentasi yang dilakukan perawat dilakukan secara manual, masih banyak yang tidak
lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana.
4 Merencanakan pembinaan dan pengembangan karier 
ketua tim dan perawat pelaksana melalui pendidikan
serta latihan berjenjang
Alasan : karena belum tercantum didalam kasus adanya pembinaan dan pengembangan
karier untuk katim dan perawat. Namun, tercantum bahwa tingkat kepatuhan perawat masih
rendah dan perilaku caring yang masih rendah.
5 Merencanakan penambahan peralatan keperawatan 
sesuai dengan kebutuhan ruangan
Alasan : Karena didalam kasus tidak terdapat adanya penambahan peralatan keperawatan,
juga terlihat bahwa rumah sakit belum terdapat sarana dan prasarana yang lengkap.
6 Merencanakan pengadaan SAK dan SOP minimal 10 
kasus besar di ruangan untuk ditetapkan oleh seluruh
ketua tim dan perawat pelaksana
Alasan : Didalam kasus SAK yang ada diruangan belum mencangkup 8 besar penyakit yang
ada di ruangan, form-form dan media supervisi, penerimaan pasien baru, dan discharge
planning juga belum ada.
7 Merencanakan penilaian kualitas pelayanan 
keperawatan di ruangan dengan menggunakan indicator
mutu seperti BOR, ALOS, NDR, GDR, dan TOI
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa ruang melati memiliki BOR 60%, rata-rata kategori
klien yang dirawat adalah 1 orang total care, 4 orang partial care dan 3 orang self care, &
hari kerja efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu).
8 Merencanakan pertemuan rutin dengan ketua tim dan 
perawat pelaksana secara terjadwal
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa ruang melati menerapkan metode penugasan Tim,
timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan
validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima.
9 Merencanakan supervise keperawatan kepada ketua tim 
dan perawat pelaksana secara terjadwal
Alasan : Tidak terdapatnya data supervise pada kasus
10 Menyusun permintaan kebutuhan rutin, alat, obat, dan 
bahan yang diperlukan di unit rawat inap
Alasan : Tidak terdapatnya permintaan kebutuhan rutin alat, obat dan bahan yg diperluukan
di unit rawat inap pada kasus.
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa struktur organisasi ruangan sudah ada, namun
strukturnya menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
Fungsi Pengorganisasian
1 Membuat struktur organisasi ruangan yang dapat 
menunjang pelaksanaan pelayanan keperawatan
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa struktur organisasi ruangan sudah ada, namun
strukturnya menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
2 Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan 
dan tenaga lainnya di ruang rawat yang berada dalam
wilayah tanggung jawabnya sesuai kebutuhan dan
ketentuan yang berlaku
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa Ruang Melati
menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima
dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah
dilakukan validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan
timbang terima.
3 Mengembangkan struktur organisasi dengan 
menggunakan model pendekatan lini dan staff
Alasan : Tidak terdapat pengembangan struktur organisasi dengan menggunakan model
pendekatan lini dan staff
4 Menyampaikan aspirasi perawat di ruangan yang 
menjadi tanggung jawabnya melalui bidang
keperawatan atau komite keperawatan
Alasan : Tidak terdapat penyampaian aspirasi perawat di ruangan yang menjadi tanggung
jawabnya melalui bidang keperawatan atau komite keperawatan
5 Melakukan penghitungan kebutuhan tenaga perawat di 
ruangan yang menjadi tanggung jawabnya
Alasan : Tidak terdapat penghitungan kebutuhan tenaga perawat di ruangan yang menjadi
tanggung jawabnya
6 Sistem perhitungan perawat yang digunakan adalah 
standar Depkes, Gillies atau Douglas
Alasan : Tidak terdapat Sistem perhitungan perawat yang digunakan adalah standar Depkes,
Gillies atau Douglas
Fungsi Kepersonaliaan
1 Berperan dalam pelaksanaan seleksi penerimaan tenaga 
keperawatan sesuai jumlah dan jenis tenaga yang
dibutuhkan rumah sakit
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa struktur organisasi ruangan sudah ada, namun
strukturnya menjadi satu dengan seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
2 Memberikan program orientasi kepada tenaga 
perawatan baru atau tenaga lainnya yang akan bekerja
di ruang rawat yang menjadi tanggung jawabnya
Alasan : didalam kasus belum dilaksanankannya program orientasi yang diberikan pada
perawatan baru atau tenaga lainnya
Fungsi Pengarahan
1 Memberikan pengarahan dan motivasi kepada tenaga 
keperawatan untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan sesuai ketentuan standar
Alasan : belum terlaksananya pengarahan dan motivasi kepada tenaga keperawatan dalam
melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar
2 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan 
cara bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat
dalam pelayanan keperawatan di ruang rawat tersebut
Alasan : belum terlaksananya koordinaasi seluruh kegiatan dengan cara Kerjasama dengan
berbagai pihak dalam pelayanan keperawatan di ruang rawat
3 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan 
peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai
Alasan : belum adanya pengaturan dan koordinasi pemelihataan peralatan
4 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris 
dalam unit kerjanya
Alasan : di dalam kasus belum adanya pertanggungjawaban pelaksanaan inventaris dalam
unit kerjanya
5 Mempertahankan dan meningkatkan sistem pencatatan 
dan pelaporan tentang perkembangan klien dan
kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar
Alasan : didalam kasus masih terdapat penulisan askep banyak yang tidak tepat, dan SBAR
belum terlaksana
6 Melakukan pendelegasian secara tertulis sesuai standar 
jika sedang bertugas keluar atas kepentingan kedinasan
Alasan : belum dilakukannya pendelegasian secara tertulis yang sesuai dengan standar saat
sedang bertugas keluar atau kepentingan kedinasan
7 Memotivasi perawat dengan dukungan positif untuk 
meningkatkan semangat kerja
Alasan : didalam kasus belum adanya dukungan positif untuk meningkatkan semangat kerja
untuk memotivasi perawat tampak pada masih rendahnya perilaku caring dan melakukan
cuci tangan
8 Melakukan penyelesaian konflik antar staf perawatan 
secara persuasive
Alasan : didalam kasus belum adanya penyelesaian konflik antar staf perawatan secara
persuasive
9 Melakukan supervise secara berkala sesuai jadwal dan 
atau sewaktu-waktu kepada ketua tim dan perawat
pelaksana
Alasan : didalam kasus belum terlaksananya supervise secara berkala ditandai denga belum
adanya form-form dan media supervise
Fungsi Pengendalian
1 Melaksanakan penilaian kinerja perawat secara berkala 
Alasan : Di dalam kasus form-form dan media supervisi belum ada
2 Mengendalikan pelaksanaan peraturan /tata tertib 
pelayanan keperawatan yang berlaku di ruangan
Alasan : Tidak terdapat pelaksanaan peraturan /tata tertib pelayanan keperawatan yang
berlaku di ruangan
3 Mengendalikan pendayagunaan peralatan keperawatan 
secara efektif dan efisien
Alasan : Tidak terdapat pengendalian pendayagunaan peralatan keperawatan secara efektif
dan efisien
4 Menilai mutu pelayanan keperawatan dengan 
melakukan audit dokumentasi keperawatan di ruangan
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa Dokumentasi yang dilakukan perawat dilakukan
secara manual, masih banyak yang tidak lengkap
5 Melakukan penilaian kualitas pelayanan rumah sakit di 
ruangan yang menjadi tanggung jawabnya dengan
menggunakan indicator mutu seperti BOR, ALOS,
NDR, GDR, dan TOI
Alasan : Didalam kasus terdapat bahwa Ruang Melati memiliki BOR 60%
6 Menampung dan menanggulangi usul dan keluhan 
tentang masalah-masalah tenaga perawatan dan
pelayanan
Alasan : Tidak terdapat penampungan dan penanggulangan usul dan keluhan tentang
masalah-masalah tenaga perawatan dan pelayanan
7 Mengklarifikasi/mengelompokkan klien di ruang rawat 
menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non infeksi
untuk memudahkan perawatan
Alasan : Didalam kasus terdapat bahawa Ruang Melati merupakan salah satu ruang rawat
inap yang merawat semua spesifikasi penyakit (Interna, Bedah, Obygin, Neurologi, Urologi,
Orthopedic, THT, Pediatrik, Kulit, dan Jiwa) dengan kapasitas 14 tempat tidur.

Pilar 2 : Compensatory Reward


No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
Melaksanakan pembinaan dan pengembangan karier 
tenaga perawatan melalui pendidikan dan latihan
1
berjenjang
Alasan : Jumlah perawat di ruang Melati yaitu 8 orang termasuk kepala ruangan dan semua
sudah berkualifikasi Ners. Tidak ada pelaksanaan pengembangan karier tenaga perawatan
melalui pendidikan dan latihan berjenjang serta tingkat kepatuhan perawat dalam
melakukan cuci tangan masih sangat rendah
2 Mengupayakan dan memperhatikan kesejahteraan 
tenaga perawatan dan tenaga lain yang berada di bawah
tanggung jawabnya untuk meningkatkan semangat
kerja
Alasan : Kurang memperhatikan kesejahteraan tenaga perawatan dan tenaga lain dilihat
dari kurangnya semangat perwat dalam berkerja sehingga didapatkan ketidakpuassan
pasien dengan perilaku caring perawat masih kurang.
3 Memberikan reward bagi perawat dengan kinerja 
baik/presentasi.
Alasan : Tidak adanya Reward bagi perawat dengan kinerja yang baik, sehingga masih
banyaknya perawat di RS Lekas Sembuh yang memiliki perilaku caring yang masih kurang
4 Memberikan punishment bagi perawat dengan kinerja 
kurang baik
Alasan : Tidak adanya punishment bagi perawat dengan kinerja kurang baik dapat dilihat
dengan tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan
tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang

Pilar 3 : Professional Relationship


No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
1 Menggunakan komunikasi terbuka antar kepala 
ruangan dengan ketua tim atau staf perawat pelaksana
Alasan: Karena perawat pelaksana dalam melakukan dokumentasi masih banyak yang tidak
lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat dan SBAR pun belum terlaksana. Hal
ini menandakan bahwa tidak berjalannya komunikasi terbuka antar sejawat. Akibat tidak
adanya komunikasi yang terbuka, tidak efektif, tidak efesien dan keakuratan dalam
pendokumentasian yang kurang memadai, dapat menyebabkan kesalahan komunikasi antar
perawat maupun profesi lain yang tentunya dapat mempengaruhi tingkat mutu pelayanan
asuhan keperawatan.
2 Mengadakan pertemuan berkala dengan pelasana 
keperawatan dan tenaga perawatan lainnya yang berada
di wilayah tanggung jawabnya
Alasan : Dalam pelaksanaan kegiatan timbang terima pada ruang rawat inap (Melati)
dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift ,dan sudah dilakukan validasi ke ruangan
pasien setiap pelaksanaan timbang terima
3 Mengadakan kerjasama dan memelihara hubungan baik 
dengan kepala ruang rawat lainnya, kepala bidang,
kepala bagian, kepala instalasi dan jajaran direksi
rumah sakit
Alasan : Beberapa SOP diruang rawat inap (Melati) masih dalam tahap revisi, SAK yang
ada diruangan pun belum mencakup 8 besar penyakit yang ada diruangan. Form-form dan
media supervisi, penerimaan pasien baru dan discharge planning juga belum ada. Hal ini
menandakan bahwa kurangnya kerja sama. Sehingga, diharapkan RS dapat menetapkan
kebijakan terkait pelayanan keperawatan yang bermutu dengan meningkatkan kelengkapan
format dokumentasi keperawatan melalui bidang keperawatan pada ruang rawat inap
(Melati).
4 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik 
antara petugas, klien, keluarga sehingga memberi
ketenangan
Alasan : Tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan
tingkat kepuasan klien juga masih rendah, hal ini dikarenakan perilaku caring perawat yang
masih kurang
Mengadakan pendekatan kepada tiap klien yang 
dirawat untuk mengetahui keadaannya dan
5
menampung keluhan serta membantu memecahkan
masalah yang dihadapinya
Alasan : Tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih
kurang. Sementara rumah sakit swasta disekitar RS Lekas Sembuh cukup banyak dengan
kualitas perawat yang sudah baik dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap
6 Menjaga perasaan klien agar merasa aman dan 
terlindungi selama pelaksanaan pelayanan berlangsung
Alasan : Tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan
tingkat kepuasan klien juga masih rendah, hal ini dikarenakan perilaku caring perawat yang
masih kurang
7 Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan 
terlindungi selama pelaksanaan pelayanan berlangsung
Alasan : Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi
8 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan 
pelayanan di ruang rawat yang berasa di wilayah
tanggung jawabnya
Alasan : Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima dilakukan
sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi ke ruangan pasien
setiap pelaksanaan timbang terima

Pilar 4 : Patient Care Delivery


No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
Menerapkan pemeberian asuhan keperawatan sesuai 
standar (SAK, dan SOP) yang ada di ruangan
1
Alasan : Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup walaupun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan ada beberapa SOP yang masih dalam tahap perevisian, sedangkan untuk
SAK yang ada diruangan masih belum mencakup 8 besar penyakit yang ada di ruangan,
serta form-form dan media supervisi, penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga
belum ada.
2 Mengembangkan model praktik keperawatan 
professional (MPKP) sesuai dengan SDM yang ada
(Misalnya: Metode Primer)
Alasan : Ruang Melati telah menerapkan metode penugasan Tim, dengan timbang terima
dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validasi ke ruangan
pasien setiap pelaksanaan timbang terima.
3 Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap klien 
dalam batas wewenangnya
Alasan : Dalam kasus ditunjukkan bahwa tingkat kepuasan pasien masih rendah karena
perilaku caring perawat masih kurang. Sementara rumah sakit swasta disekitar RS Lekas
Sembuh cukup banyak dengan kualitas perawat yang sudah baik dan memiliki sarana dan
prasarana yang cukup lengkap.
4 Mendampingi visit dokter untuk memeriksa klien dan 
mencatat program pengobatan serta menyampaikan
kepada staf untuk melaksanakannya
Alasan : Dalam kasus, Ruang Melati hanya menerapkan metode penugasan Tim dengan
validasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima, serta dokumentasi yang
dilakukan perawat masih dilakukan secara manual dan banyak yang tidak lengkap,
penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana.

B. Pengkajian Perawat Pelaksana


No. Jenis Kegiatan Dilaksanakan
Ya Tidak
Fungsi Perencanaan
1 Mempersiapkan dan memelihara kebersihan ruang 
rawat dan lingkungannya
Alasan : Tingkat kepatuhan perawat dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan
tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih kurang.
2 Menerima klien baru sesuai dengan prosedur dan 
ketentuan yang berlaku
Alasan : Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada diruangan juga
belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi,
penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum ada.
3 Memelihara peralatan perawatan medis agar selalu 
dalam keadaan siap pakai
Alasan : Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. Tingkat kepatuhan perawat
dalam melakukan cuci tangan masih sangat rendah dan tingkat kepuasan pasien masih
rendah karena perilaku caring perawat masih kurang.
4 Melaksanakan program orientasi kepada klien tentang 
ruang rawat inap dan lingkungannya, peraturan/tata
tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
Alasan : Ruang Melati menerapkan metode penugasan Tim, timbang terima dilakukan
sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah dilakukan validiasi ke ruangan pasien
setiap pelaksanaan timbang terima.
5 Menciptakan hubungan kerja sama yang baik 
(therapeutic relationship) dengan klien dan
keluarganya
Alasan : Tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat masih
kurang.
6 Mengkaji kebutuhan dan masalah klien sesuai standar 
Alasan : Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi.
7 Menyusun rencana keperawatan sesuai standar 
Alasan : Ruang Melati telah memiliki SOP yang cukup, namun SOP tersebut masih perlu
ditambahkan dan beberapa SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada diruangan juga
belum mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi,
penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum ada. Dokumentasi yang
dilakukan perawat dilakukan secara manual, masih banyak yang tidak lengkap, penulisan
askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana.
8 Memberikan intervensi keperawatan kepada klien 
sesuai kebutuhan dengan cara:
a. Memberikan rasa aman kepada klien yang
meliputi: mencegah terjadinya bahaya
kecelakaan luka, komplikasi khususnya kepada
klien yang mengalami gangguan kesadaran
b. Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai
dengan program pengobatan
c. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
klien dan keluarga mengenai penyakitnya
Alasan : Karena tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat
masih kurang.
9 Melaksanakan tindakan rehabilitasi klien agar dapat 
segera mandiri
Alasan : Karena discharge planning belum ada, beberapa SOP masih direvisi
10 Membantu merujuk klien kepada petugas kesehatan 
atau institusi pelayanan kesehatan lain yang lebih
mampu untuk memenuhi kebutuhan kesehatan atau
menyelesaikan masalah kesehatan yang tidak dapat
ditanggulanginya
Alasan : Sementara rumah sakit swasta di sekitar RS Lekas sembuh cukup banyak dengan
kualitas perawat yang sudah baik dan memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap.
11 Melakukan pertolongan pertama kepada klien dalam 
keadaan darurat secara tepat dan benar. Selanjutnya
segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan
kepada dokter penanggung jawab ruangan
Alasan : Karena rumah sakit ini memiliki perawat yang berkualifikasi ners
12 Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai 
dengan standar
Alasan : Karena askep yang ditulis kurang tepat dan
dokumentasi yang dilakukan secara manual
13 Memantau dan menilai kondisi pasien. Selanjutnya 
melakukan tindakan yang tepat berdasarkan hasil
pemantauan tersebut
Alasan : Karena timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah
dilakukan validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima
14 Membantu petugas yang lain dalam memelihara 
lingkungan yang sehat
Alasan : Karena tidak ada komposisi tenaga non keperawatan di ruang Melati tidak ada staff
khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya menjadi satu dengan
seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
15 Menciptakan hubungan kerja sama yang baik dengan 
anggota tim kesehatan (dokter, ahli gizi, analisis,
pekarya kesehatan, dll) di unit kerjanya
Alasan : Karena tidak ada komposisi tenaga non keperawatan di ruang Melati tidak ada staff
khusus, seperti admission, cleaning service, ahli gzi, namun strukturnya menjadi satu dengan
seluruh ruangan yang ada di RS Lekas Sembuh.
16 Membantu tim kesehatan dalam membahas kasus 
pelayanan keperawatan dan upaya peningkatan mutu di
unit kerjanya
Alasan : Karena SOP masih dalam tahap revisi. SAK yang ada diruangan juga belum
mencangkup 8 besar penyakit yang ada di ruangan, form-form dan media supervisi,
penerimaan pasien baru, dan discharge planning juga belum ada
17 Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan libur secara 
bergilir sesuai jadwal dinas
Alasan : Karena hari kerja efektif adalah 6 hari per minggu (40 jam/minggu)
18 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik 
antar petugas, klien, dan keluarganya sehingga tercipta
ketenangan
Alasan : Karena tingkat kepuasan pasien masih rendah karena perilaku caring perawat
masih kurang.
19 Mengikuti pertemuan berkala yang dilaksanakan oleh 
kepala ruangan
Alasan : Karena kepala ruangan dan semua perawat sudah berkualifikasi Ners.
20 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang 
keperawatan, misalnya melalaui pertemuan ilmiah
Alasan : Karena dokumentasi yang dilakukan perawat secara manual, masih banyak yang
tidak lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana
21 Melaksanakan dan memelihara sistem pencatatan dan 
pelaporan pelayanan keperawatan yang tepat dan benar
sehingga tercipta suatu sistem informasi yang dapat
dipercaya/akurat
Alasan : Karena dokumentasi yang dilakukan perawat secara manual, masih banyak yang
tidak lengkap, penulisan askep juga banyak yang tidak tepat, dan SBAR belum terlaksana
22 Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas 
pengganti secara lisan maupun tertulis saat penggantian
dinas
Alasan : Karena timbang terima dilakukan sebanyak 3 kali setiap pergantian shift, dan sudah
dilakukan validiasi ke ruangan pasien setiap pelaksanaan timbang terima.
23 Melaksanakan perawatan klien yang dalam keadaan 
sakaratul maut dan merawat jenazah sesuai prosedur
dan peraturan yang berlaku
Alasan : Karena SOP yang dimiliki belum cukup masih dalam tahap revisi
24 Menyiapkan klien yang pulang, meliputi: 
a. Menyediakan formulir untuk penyelesaian
administrative, seperti:
 Surat izin pulang
 Surat keterangan istirahat rumah sakit
 Petunjuk diet
 Resep obat untuk dirumah jika
diperlukan
 Surat rujukan atau pemeriksaan ulang
 Surat keterangan lunas pembayaran dan
lain-lain
b. Memberikan penyuluhan kesehatan kepada
klien dan keluarganya sesuai dengan keadaan
dan kebutuhan klien mengenai:
 Diet
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan
cara penggunaannya
 Pentingnya pemeriksaan ulang di rumah
sakit, puskesmas, atau institusi
pelayanan kesehatan lainnya
 Cara hidup sehat seperti pengaturan
istirahat, makanan yang bergizi, atau
bahan pengganti sesuai dengan keadaan
social ekonomi
c. Melatih klien menggunakan alat bantu yang
dibutuhkannya seperti:
 Rolstoel
 Tonggal penyangga
 Protesa
d. Melatih klien melaksanakan tindakan
keperawatan di rumah, misalnya:
 Merawat luka
 Melatih anggota gerak
 Pengaturan diet
e. Mengantar klien yang akan pulang sampai di
pintu keluar ruang perawatan.
Alasan : Karena tingkat kepuasan pasien masih rendah, perilaku caring perawat masih
kurang
25 Memegang teguh rahasia jabatan 
Alasan : Karena tingkat kepuasan pasien masih rendah, perilaku caring perawat masih
kurang
DAFTAR PUSTAKA
Departmen Kesehatan RI. (2014). Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan. Diakses dari: http://peraturan.go.id/uu/nomor-38-tahun- 2014.html (03
Mei 2021).
Fera, H. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan stress kerja perawat di ruang HCU
RSUP DR M.DJAMIL Padang tahun 2016. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Padang:
Universitas Andalas.
Harni, H. (2016). Hubungan motivasi perawat dengan pelaksanaan metode tim
keperawatan di ruang rawat inap RSUD Provinsi Kepulauan Riau Tanjung Pinang
tahun 2016. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Padang: Universitas Andalas.
Jusuf, F. (2015). Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di ruangan
interna yang menerapkan MPKP dan Non MPKP RSUD Prof Dr.H.Aloei Saboe
Kota Gorontalo. Skripsi. Tidak dipublikasikan Gorontalo: Universitas Gorontalo.
Rahmat, I., Nugraheni, M., & Werdati, S. (2016). Evaluasi kepuasan kerja perawat di ruang
MPKP, persiapan mpkp dan non MPKP. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan Aisyiyah,
12(2), 143-148.
RSUD Mangusada. (2018). Profil RSUD Mangsada. Diakses dari:
https://www.rsudmangusada.badungkab.go.id/ (03 Mei 2021).
Sukirno, S., & Suryawati, C. (2016). Pelaksanaan Fungsi Manajemen Keperawatan oleh
Kepala Ruang di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Medika Semarang.
Doctoral dissertation, Tidak dipublikasikan. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai