Anda di halaman 1dari 28

MODEL PRAKTEK

KEPERAWATAN
PROFESIONAL
(MPKP)

Desak Nyoman Sithi, SKp.MARS.PhD


Agenda
• Pendahuluan
• Dasar Hukum
• Konsep Dasar MPKP
• Metode Penugasan
• Implementasi di RS
Pendahuluan
 Bahwa kemampuan perawat untuk beradaptasi, empati dan
ketrampilan komunikasi serta komitmen untuk menindak-lanjuti
asuhan menjadikan perawat pemimpin yang kuat dalam suatu
tim asuhan dan sebagai pemain kunci dalam tim tersebut
(ANA/American Nurses Association,2016

 Agar manajemen yang dilakukan mengarah pada


kegiatan keperawatan secara efisien dan efektif,
manajemen perlu dilaksanakan berdasarkan fungsi-
fungsi manajemen.(Simamora, 2013).
Dasar Regulasi
UU Kep No 38 Th 2014 KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/425/2020
TENTANG STANDAR PROFESI PERAWAT
Asuhan Keperawatan adalah rangkaian
interaksi Perawat dengan Klien dan
Iingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan
dan kemandirian Klien dalam merawat
dirinya.
AREA PRAKTIK PROFESIONAL AL.
DOKUMENTASI KEPERAWATAN p. 17
PASAL 37 (d)
mendokumentasikan Asuhan
UU RS no 44 Tahun 2014
Keperawalan sesuai dengan standar;
Permenkes 269 Tahun 2008 tentang
Rekam Medis
Permenkes 26 Tahun 2019 Pasal 36 (f) Standar SNARS 1.1
Pedoman Asuhan Keperawatan?
Sudahkah Lengkap (25)
- Medikal Bedah
Penggunaan APD Rekomendasi Panduan
- Maternitas
Bagi Petugas Penanganan PAK Pasien Kritis Pelayanan Keperawatan - Anak
Kesehatan Dalam Pasien Covid- dengan Covid- Keperawatan Jiwa Covid-
Penanganan Pasien 19 di Kamar 19 GD COVID-19 19 - Komunitas
Covid-19 Bedah - Jiwa
- Urologi
- Mata
- Onkologi
- Dialisis
- Kardiovaskuler
- Gerontik
- Anestesi
(Panduan Asuhan (Panduan Pelayanan
(Penggunaan APD Bagi Rekomendasi Penganan Keperawatan Pasien Kritis Keperawatan Gawat
(Dukungan Kesehatan - Perawat Manajer
Petugas Kesehatan Dalam Jiwa dan Psikososial
Pasien Covid-10 di Kamar dengan Covid-19, Himpunan Darurat COVID-19,
Penanganan Pasien Covid-19, Bedah, HIPKABE, April Perawat Critical Care Himpunan Perawat Gawat
Covid-19 : Keperawatan - dst
PPNI, Maret 2020) Jiwa, FKIP-UI, 2020.)
2020 Indonesia, HIPERCCI, April Darurat dan Bencana
2020) Indonesia (HIPGABI),2020)
3
TRAINING , MENTORING
IMPLEMENTASI & SUPERVISI
Konsep Dasar MPKP Defi
nisi

MPKP, (Hoffart & Woods, 1996) ) MPKP ( Ratna Sitorus,2011).


adalah suatu sistem (struktur, proses dan
adalah suatu sistem (struktur, proses
nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian
dan nilai-nilai profesional) yang
asuhan keperawatan termasuk lingkungan, memfasilitasi perawat profesional,
yang dapat menopang pemberian asuhan mengatur dan pemberian asuhan
tersebut (Hoffart & Woods, 1996) keperawatan, termasuk lingkungan
Tujuan MPKP
 Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
 Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan
 Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan
 Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan
 Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap tim keperawatan
Karakteristik MPKP
 Penetapan Jumlah Tenaga
Keperawatan :
Berdasarkan tingkat ketergantungan klien
 Penetapan Jenis Tenaga
Keperawatan
Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer
(PP), dan Perawat Asosiet (PA).

 Penetapan Standar Rencana Asuhan


Keperawatan
Satu orang perawat profesional (perawat primer )&
Clinical Care Manager (CCM) yang mendamping.
Komponen MPKP

1 2 3 4 5

Metode Sistem
Nilai-Nilai Hubungan pemberian Pendekatan kompensasi &
Profesional antar asuhan manajemen panghargaan
professional keperawatan
4 Pillar PMKP
Pilar I. Pilar II. Pilar III. Pilar IV.
Pendekatan Keperawatan Sistem Hubungan Manajemen As.
Manajemen Penghargaan Profesional Keperawatan
1 2
1

3 4

1.. 1. Perencanaan 1. Proses Rekrutmen Tenaga Ronde 1. Dokumentasi Keperawatan


2. Pengorganisasian 2. Perawat di Ruang MPKP Keperawatan 2. Pengelolaan Sentralisasi
3. Proses Seleksi Tenaga Obat
3... Pengarahan 3. Discharge Planning
4. Controlling Perawat di Ruang MPK
4. Metode/Standar/Pedoman/P
4.
rotap
Pilar I : Pendekatan Manajemen Keperawatan
1. Perencanaan
b. Perencanaan Jangka c. Perencanaan Jangka
a. Rencana Jangka
Menengah Panjang
Pendek

01 02 03 04

Rencana Harian Rencana bulanan/ th Rencana 5 Tahunan


 Rencana asuhan  Jadual dinas
 Pre & Post Conference  Pengembangan
 Case report  Rencana Strategi 5 th
 Morning Repot  Pelatihan
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian atau organizing didefinisikan sebagai
pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu
kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkordinasian aktivitas yang tepat baik vertikal maupun
horizontal serta bertanggung jawab untuk mencapai tujuan.
Bentuk pengorganisasian dalam ruangan MPKP meliputi
penyusunan struktur organsisasi, daftar dinas ruangan dan daftar
pasien.
Metode Penugasan
1.Metode Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan dimana seorang perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
kelompok pasien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif (Douglas, 1984 dalam Sitorus, 2011).

Metode ini digunakan bila perawat pelaksana terdiri


dari berbagai latar belakang pendidikan dan
Tujuan Metode Tim
1. Mengutamakan pelayanan yang berfokus pasien
2. Menjamin keamanan pelayanan
3. Anggota Tim lebih bertanggung jawab terhadap pasien
yang dirawatnya.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien.
Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/group yang terdiri dari
tenaga professional, teknikal dan pembantu dalam satu grup kecil
Kelebihan Metode Tim
 Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh,
 mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
 memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik
mudah diatasi dan memberi kepuasan pada anggota tim.

Kelemahan
Komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
Konsep Metode Tim menurut Kron & Gray (1987)
Pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a) Ketua tim sebagai perawat professional (min Ners), harus mampu
menggunakan teknik kepemimpinan.
b) Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d) Peran kepala ruang penting dalam model tim.
e) Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.
Skema penugasan pada metode tim
2.Metode Primer
 Metode primer adalah suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat professional bertanggung
jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam.
 Menurut Nursalam (2014), metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Tanggug jawab
 Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk
rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang ini merupakan
tugas utama perawat primer yang 12 dibantu oleh perawat
asosiet.
 Perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam
pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer
(primary nurse).
Karakteristik Metode Primer
 Terdapat kontinuitas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat
dipertanggung jawabkan.
 Setiap perawat primer mempunyai 4–6 pasien dan bertanggung jawab
selama 24 jam selama pasien dirawat di rumah sakit.
 Perawat primer bertanggung jawab untuk berkomunikasi dan
berkoordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan.
 Perawat Primer membuat rencana pulang pasien ( Discharge Planning) jika
diperlukan.
 Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).
Kelebihan Metode Primer
 Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
 Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri.
 Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
(Gillies, 1989 dalam Nursalam, 2014).
 Pasien merasa dilayani Secara profesional karena terpenuhi kebutuhan
secara individu.
 Asuhan yang diberikan bermutu tinggi
 Pelayanan lebih efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi.
 Dokter sebagai PPA merasakan kepuasan dengan model primer
karena mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.

Kelemahan:
 Metode ini hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai
 Mampu berkomunikasi secara asertif, self direction,
 Memiliki kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta
 Mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Metode Primer
Karu

Perawat
Penun
Dokter Primer
jang
&Pasien

Perawat
Pelaksana
IMPLEMENTASI
DI RUMAH SAKIT
Kewenangan Perawat dalam Asuhan
Keperawatan
PERMENKES 26 TAHUN 2019

I A R
Model Pengorganisasian 1: Metode Primer

Yoder & Wise, 2018


Model Pengorganisasian 2:
Metode Tim
DINAS PAGI

HCA HCA
Yoder & Wisse, 2020
PPJA adalah Ners, dalam implementasi PPJA mengelola 10
pasien dengan dibantu oleh Perawat Pelaksana, PP adalah D3
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai