KEPERAWATAN
PROFESIONAL
(MPKP)
1 2 3 4 5
Metode Sistem
Nilai-Nilai Hubungan pemberian Pendekatan kompensasi &
Profesional antar asuhan manajemen panghargaan
professional keperawatan
4 Pillar PMKP
Pilar I. Pilar II. Pilar III. Pilar IV.
Pendekatan Keperawatan Sistem Hubungan Manajemen As.
Manajemen Penghargaan Profesional Keperawatan
1 2
1
3 4
01 02 03 04
Kelemahan
Komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
Konsep Metode Tim menurut Kron & Gray (1987)
Pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a) Ketua tim sebagai perawat professional (min Ners), harus mampu
menggunakan teknik kepemimpinan.
b) Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
c) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d) Peran kepala ruang penting dalam model tim.
e) Model tim akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruang.
Skema penugasan pada metode tim
2.Metode Primer
Metode primer adalah suatu metode pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat professional bertanggung
jawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan
pasien selama 24 jam.
Menurut Nursalam (2014), metode penugasan dimana satu
orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit.
Tanggug jawab
Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk
rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang ini merupakan
tugas utama perawat primer yang 12 dibantu oleh perawat
asosiet.
Perawat yang menggunakan metode keperawatan primer dalam
pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer
(primary nurse).
Karakteristik Metode Primer
Terdapat kontinuitas keperawatan dan bersifat komprehensif serta dapat
dipertanggung jawabkan.
Setiap perawat primer mempunyai 4–6 pasien dan bertanggung jawab
selama 24 jam selama pasien dirawat di rumah sakit.
Perawat primer bertanggung jawab untuk berkomunikasi dan
berkoordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan.
Perawat Primer membuat rencana pulang pasien ( Discharge Planning) jika
diperlukan.
Jika perawat primer sedang tidak bertugas, kelanjutan asuhan akan
didelegasikan kepada perawat lain (associate nurse).
Kelebihan Metode Primer
Bersifat kontinuitas dan komprehensif.
Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri.
Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah sakit
(Gillies, 1989 dalam Nursalam, 2014).
Pasien merasa dilayani Secara profesional karena terpenuhi kebutuhan
secara individu.
Asuhan yang diberikan bermutu tinggi
Pelayanan lebih efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi,
informasi, dan advokasi.
Dokter sebagai PPA merasakan kepuasan dengan model primer
karena mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbarui dan komprehensif.
Kelemahan:
Metode ini hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan yang memadai
Mampu berkomunikasi secara asertif, self direction,
Memiliki kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai
keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta
Mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
Metode Primer
Karu
Perawat
Penun
Dokter Primer
jang
&Pasien
Perawat
Pelaksana
IMPLEMENTASI
DI RUMAH SAKIT
Kewenangan Perawat dalam Asuhan
Keperawatan
PERMENKES 26 TAHUN 2019
I A R
Model Pengorganisasian 1: Metode Primer
HCA HCA
Yoder & Wisse, 2020
PPJA adalah Ners, dalam implementasi PPJA mengelola 10
pasien dengan dibantu oleh Perawat Pelaksana, PP adalah D3
TERIMA KASIH