Dosen Pengampu:
Ns.Tatiana Siregar, S. Kep, M. Kep
Disusun oleh:
Retno Arum Sari 1810711002
Erika Deliana 1810711004
Annisa Kirana Putri 1810711009
Siti Juhariyah 1810711011
Ega Rakha Alvita D 1810711012
Sherly Agatha 1810711015
Afifah Afriana 1810711017
Diana Agustina 1810711021
Faradilla Azzahra 1810711023
Anasya Firmansyah 1810711024
Bunga Indah Sari 1810711027
Siti Nur Khasanah 1810711047
Mahdina Maulani 1810711048
Alfiyatul Hasanah 1810711071
Likha Mahabbah 1810711078
Nisrina Puspaningrum 1810711079
HASIL DISKUSI
1. Analisis SWOT
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Pada kasus ditemukan :
- Rumah sakit tipe B di daerah X milik swasta berdiri sudah 15 tahun dengan
kapasistas tempat tidur 225 bed.
- Terakreditasi masih B dari KARS dengan fasilitas rawat: rawat jalan, rawat inap
(rawat inap dewasa laki 50 bed-kelas vip, 1, 2 dan 3), (rawat inap dewasa
perempuan 50 bed-kelas vip, 1, 2,3 dan Isolasi ), (rawat inap anak 50 bed-kelas
vip, 1, 2, 3 dan isolasi), (rawat inap maternitas 50 bed-kelas vip, 1, 2,3 dan
isolasi), ICU 10 bed, NICU 5 bed, Hemodialisa 10 bed, IGD, 4 ruang operasi,
ruang bersalin (VK).
- RS swasta X dipimpin oleh direktur umum dengan latar belakang Pendidikan
Sarjana ekonomi, orientasi RS adalah busness untuk mencari profit (keuntungan).
- .Jumlah karyawan perawat sebanyak 450 orang, dengan dipimpin kepala bidang
perawat lulusan Ners pengalaman 10 tahun jenajng PK 4.
- BOR RS sangat bagus 85-90% untuk semua ruang rawat inap. Setiap ruangan
terdapat 18 + 4 POS Perawat sudah termasuk KARU.
- Jumlah perawat setiap dinas sudah baku ditentukan oleh kabid keperawatn setiap
dinas
b. Weakness (Kelemahan)
Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek atau konsep
bisnis yang ada. Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam
tubuh organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
- Rata-rata SDM perawat Pendidikan 85% D3 Keperawatan dengan jenjang karir
rata-rata masih PK1-PK2 sebanyak 80% kenaikan jenjang karir di RS ini kurang
diperhatikan karena komite untuk kredensial perawat tidak berjalan maksimal.
- Jabatan karu dipilih berdasarkan penunjukan dari pimpinan tidak melihat dari
jenjang karir PK perawat sesuai Permenkes RI No 40/2017.
- KARU ada yang jenjang karir masih PK 2.
- Fasilitas ruang rawat inap standar.
- Model dokumentasi asuhan keperawatan masih manual.
- PPA belum menerapan kerja tim yang baik misal antar dokter dengan perawat
masih menerapkan perawat sebagai asisten dokter
- Belum ada program supervisi secara berkala yang dilakukan atasan perawat
berjenjang misal dari kabid keperawatan ke KARU atau KARU kepada sataf
perawat.
- Belum memiliki SOP cara supervisi yang di SK kan oleh dirut.
- SAK dan SOP masih menggunakan tipe lama belum diupgrade panduan masih
menggunakan Doengus 2009.
- Perawat melakukan dokumentasi menggunakan catatan perkembangan biasa
belum menerapakan dokumentasi SBAR sesuai SNARS.
- Karu atau katim jika melimpahkan tugas kurang memperhatikan kaedah
DELEGASI, asal perintah saja.
- Selama ini RS belum menjalankan RONDE Keperawatan.
- Kuesioner kepuasan pertanyaan tidak mengacu pada dimensi mutu pelayanan
yang mengacu ada sevqual meliputi tangible, resposiveness, emphaty, reliabel,
assurance.
- Setiap ruangan tidak memilki petugas yang negerjakan adminstrasi pasien,
sehingga karu/katim merangkap admin.
- Pengembangan SDM perawat kurang diperhatikan.
- Beban kerja perawat menurut hasil penelitian seseroang pada RS ini katagori
tinggi. Banyak tuntutan dari pimpinan RS untuk memberikan pelayanan yang
prima.
c. Opportunity (Peluang)
Merupakan kondisi peluang di luar organisasi dan dapat memberikan peluang untuk
organisasi berkembang di masa depan.
- Letak RS strategis di wilayah Kabupaten
- Terakreditasi masih B dari KARS
- Sasaran target konsumen adalah menengah ke bawah melayani BPJS, dan
asuransi umum, serta bayar mandiri.
d. Threat (Ancaman)
Merupakan kondisi ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan
dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
- Adanya 1 RS Swasta setipe (tipe B) dan 1 RS Pemerintah yang juga tipe B, serta
1 RS Swasta tipe C di kabupaten yang sama dengan RS Swasta X.
- Berdasarkan data 3 bulan terakhir kepuasan pelayan RS masih dibawah 80,
kuesioner kepuasan pertanyaan tidak mengacu pada dimensi mutu pelayanan yang
mengacu pada SEVQUAL meliputi tangible, responsiveness, emphaty, reliable,
assurance.
2. Tentukan permasalahan yang ada di RS ini
1) Permasalahan ketenagaan yang harus diperhatikan
a. Jumlah karyawan perawat di RS tersebut sebanyak 450 orang, dengan dipimpin
kepala bidang perawat lulusan Ners pengalaman 10 tahun jenjang PK 4, rata2 SDM
perawat Pendidikan 85% D3 Keperawatan dengan jenjang karir rata- masih PK1-PK2
sebanyak 80% kenaikan jenjang karir RS ini kurang diperhatikan karena komite
untuk kredensial perawat tidak berjalan maksimal.
b. Kurangnya tenaga kerja, yang mana Setiap ruangan tidak memilki petugas yang
mengerjakan adminstrasi pasien, sehingga karu/katim merangkap admin.
c. Pengembangan SDM perawat kurang diperhatikan, jika akan sekolah siberi izin tapi
dengan biaya sendiri, untuk pelatihan-pelatihan hanya diberikan buat perawat-
perawat ruang khusus seperti ICU, OK, sedangakan seminar-seminar tidak ada dana
untuk perawat. semua dilakukan perawat dengan biaya sendiri untuk memenuhi
pengajuan STR.
d. Beban kerja perawat menurut hasil penelitian seseorang pada RS ini kategorik Tinggi.
Banyak tuntutan dari Pimpinan RS untuk memberikan pelayanan yang prima.
2) Tipe pimpinan yang masuk kedalam gaya otoriter
Yang mana jabatan karu dipilih berdasarkan penunjukan dari pimpinan tidak melihat dari
jenjang karir PK perawat sesuai Permenkes RI No 40/2017. KARU ada yang jenjang karir
masih PK 2.
3) Permasalahan metode, yang mana:
a. Model dokumentasi asuhan keperawatan yang masih manual, PPA belum menerapan
kerja tim yang baik misal antar dokter dengan perawat masih menerapkan perawat
sebagai asisten dokter
b. Belum ada program SUPERVISI secara berkala yang dilakukan atasan perawat
berjenjang misal dr kabid keperawatan ke KARU atau KARU kepada sataf perawat.
c. Belum memiliki SOP cara supervisi yang di SK kan oleh dirut, SAK dan SOP masih
menggunakan tipe lama belum diupgrade panduan masih menggunakan Doengus
2009.
d. Belum menerapakan dokumentasi SBAR sesuai SNARS, Karena Perawat melakukan
dokumentasi menggunakan catatan perkembangan biasa
e. Karu atau katim jika melimpahkan tugas kurang memperhatikan kaedah DELEGASI,
asal perintah saja.
f. Selama ini RS belum menjalankan RONDE Keperawatan.
g. Berdasarkan data 3 bulan terakhir kepuasan pelayanan RS masaih dibawah 80,
kuesioner kepuasan pertanyaan tidak mengacu pada DIMENSI MUTU
PELAYANAN yang mengacu ada SEVQUAL meliputi Tangible, Resposiveness,
Emphaty, Reliabel, Assurance.
3. Buat solusi untuk permasalahan di yang ditemukan pada no 2 dan buat Planning of
Action untuk setiap Permasalahan yang ditegakkan di Nomor 2
1. PERENCANAAN STRATEGI
a. Formulasi Strategi Manajemen
b. Formulasi Tujuan
Jadwal PIC
Kegiatan Tempat Waktu Sumber Koord Pelaksan
No Target Tujuan Indikator Input Indikator Sasaran
Daya a
& Proses Output -
Outcome
1. Pelayanan Terwujuudny 1. Pelayanan 1. Kepuasan tenaga 1. Melakukan Ruag rapat 14 Juni KARU Pihak
keperawatan di a keperawata pelayanan kesehata koordinasi RS 2021 ketiga
rumah sakit peningkatan n dirumah n di dengan
meningkat pelayanan di meninngkat sakit rumah KARU
rumah sakit 2. SOP meningkat sakit untuk
sesuai supervisi 2. Terdapat membuat
dengan sesuai SOP dan SOP
standar standar SAK supervisi
Tersusunnya 3. SAK sesuai 2. Melakukan
SOP dengan standar koordinasi
supervisi menggunak 3. Dokument dengan
sesuai SK an tipe baru asi SBAR KARU
dirut dan sesuai dapat terkait
Tersusunnya standar terealisasi pembuatan
SAK dengan 4. Berkoordin kan SAK dengan
tipe yang asi dengan mengacu
baru KARU pada tipe
2. Tingkat kepuasan Mengoptimalka 1. Evaluasi Evaluasi Pasien Evaluasi Ruang rawat 15 Juni Kepala Pihak
pelayanan RS n peningkatan kepuasan kepuasan rumah kepuasan pasien Inap 2021 Rumah ketiga
diatas 80 mutu pelayanan pasien pasien sakit x mengenai Sakit
berjalan 3 berjalan 3 pelayanan di
kali dalam kali dalam rumah sakit X.
setahun setahun 1. Konfirmasi
2. Mengoptimal dengan
kan Mutu kepala ruang
pelayanan tentang
kuisioner
kepuasaan
pasien.
2. Membagi
kuesioner
kepuasan
pasien
3. Mengevalua
si kepuasan
pasien
3. Jenjang karir Mendapatkan 1. Pengetahua 1. Perawat Perawat 1. Diadakan Ruang rapat 16 Juni Ketua Pihak
tenaga perawat yang n perawat menjadi di rumah pelatihan- RS 2021 sub ketiga
keperawatan kompeten meningkat lebih sakit x pelatihan komite
meningkat dan dapat 2. Skill kompeten kepada kredensi
menjalankan perawat dalam semua al,
kewenangan dalam menjalank perawat kepala
klinis yang melakukan an asuhan 2. Diadakan rumah
diberikan asuhan keperawat seminar bagi sakit
Meningkatka keperawata an para perawat
n mutu dan n 2. Mutu dan 3. Melaksanaka
mempertahan meningkat standar n kredensial
kan standar 3. Jenjang pelayanan tenaga
pelayanan karir karu asuhan keperawatan
asuhan dan tenaga keperawat 1 kali dalam
keperawatan perawat an 4 tahun
Memberikan meningkat meningkat 4. Menyusun
perlindungan 4. Menjamin 3. Dapat jenjang
terhadap kualitas memberik karier
keselamatan pelayanan an perawat
pasien dan asuhan pelayanan 5. Menyusun
juga SDM keperawata yang standar
keperawatan n kepada prima kompetensi
pasien yang kepada perawat
aman dan konsumen
berkualitas
4 Akreditasi Meningkatka 1. Skill 1. Perawat Perawat 1. Mengevalua Ruang rapat 17 juni KARU Pihak
pelayanan rumah n kinerja perawat di menjadi di rumah si kinerja RS 2021 ketiga
sakit yang pada jasa rumah lebih sakit x perawat di
mengacu pada perawatan sakit kompeten dalam rumah
SEVQUAL kesehatan di meningkat dalam sakit dengan
meningkat rumah sakit 2. Akreditasi memberikan menggunaka
Meningkatka rumah pelayanan n questioner
n kepuasan sakit jasa kepada SEVQUAL
pasien meningkat pasien 2. Menyusun
terhadap 3. Pengetahua 2. Kepuasan standar
keseluruhan n perawat pelayanan di kompetensi
pelayanan di meningkat rumah sakit perawat
rumah sakit 4. Pelayanan meningkat
dirumah
sakit
meningkat
Berdasarkan kategori tersebut, didapatkan jumlah perawat yang dibutuhkan pada pagi, sore dan malam sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien, seperti pada table.
Klasifikasi Pasien
No. Minimal Parsial Total
Pagi Siang Malam pagi Siang Malam pagi Siang Malam
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
dst
Sumber: Dauglas (1984)
Contoh:
Suatu ruang rawat dengan 22 pasien (3 pasien dengan klasifikasi minimal, 14 pasien dengan klasifikasi parsial, dan 5 pasien dengan klasifikasi total) maka jumlah perawat yang
dibutuhkan untuk jaga pagi ialah:
3 x 0,17 = 0,51
14 x 0,27 = 3,78
5 x 0,36 = 1,80
Jumlah = 6,09 = 6 orang
Data Kasus:
7 Pasien Total Care , 21 Orang Partial Care, 9 Orang Minimal Care
Hitung Tenaga Perawat:
Klasifikasi Pasien Jumlah
Shift
Minimal Partial Total
Pagi 0,17 x 9 = 1,53 0,27x 21 = 5,67 0,36 x 7 = 2,52 9,72 = 10 orang
Siang 0,14 x 9 = 1,26 0,15 x 21 = 3,15 0,30 x 7 = 2,1 6,51 = 7 orang
Malam 0,07 x 9 = 0,69 0,10 x 21 = 2,1 0,20 x 7 = 1,4 4,13 = 4 orang
Jumlah keseluruhan perawat perhari 21 orang
Maka tenaga perawat yang seharusnya dibutuhkan pada ruang rawat dewasa laki-laki pada kasus diatas menggunakan rumus Metode Douglas adalah sebanyak 21 orang perawat.
5. Bagaimana persyaratan seorang pimpinan untuk melakukan SUPERVISI? Jelaskan Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam SUPERVISI
A. Syarat dalam melakukan supervisi
Dalam keperawatan, supervise yang baik apabila memiliki karakteristik atau syarat sebagai berikut:
1. Mencerminkan asuhan keperawatan yang sesungguhnya
2. Mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
3. Kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
4. Dilaksanakan oleh atasan langsung (kepala unit/kepala ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk)
5. Menunjukan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
Menurut bachtiar dan Suarly (2009) pelaksanaan supervise dibebankan pada atas yang memikili kelebihan dalam organisasi, tidak hanya kelebihan dalam aspek status atau
kedudukan tapi lebih pada ketrampilan serta pengetahuan. Berdasarkan hal tersebut serta prinsip-prinsip pokok supervisi maka untuk dapat melaksanakan supervisi dengan
baik ada beberapa syarat atau karasteristik yang harus dimilki oleh pelaksana supervisi (supervisor). Karasteristik yang dimaksud adalah:
1. Sebaiknya pelaksana supervise adalah atasan langsung dari yang disupervisi, atau apabila hal ini tidak mungkin, dapat di tunjuk staff khusus yang independent dengan
batas-batas wewenang dan tanggung jawab.
2. Pelaksana supervise harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk jenis pekerjaan yang akan disupervisi.
3. Pelaksana supervise harus memiliki keterampilan melakukan supervise artinya memahami prinsip-prinsip pokok serta teknik supervise.
4. Pelaksana supervise harus memiliki sifat edukatif dan supportif bukan otoriter.
5. Pelaksana supervise harus mempunyai waktu yang cukup, sabar dan selalu berupaya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dna perilakukan bawahan yang
disupervisi.
B. Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam supervisi
Supervisi keperawatan merupakan suatu proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaiakan tugas dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Prosess supervisi memungkinkan seorang manajer keperawatan dapat menemukan berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruang yang bersangkutan melalui analisis secara komprehensif bersama-sama dengan anggota perawat secara efektif dan efesien sehingga melalui kegiatan supervisi
seharusnya kualitas dan mutu pelayanan keperawatan menjadi fokus dan menjadi tujuan utama, bukan malah menyibukkan diri mencari kesalahan atau penyimpangan
(Arwani, 2006).
Teknik supervisi dibedakan menjadi dua, yaitu supervisi langsung dan tak langsung.
1. Teknik Supervisi Secara Langsung
Supervisi yang dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang dilaksanakan. Proses supervisi secara langsung mengharuskan supervisor terlibat dalam kegiatan agar
pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah (Wiyana, 2008).
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi langsung (Wiyana, 2008):
a) Informasikan kepada perawat yang akan disupervisi bahwa akan dilakukan secara langsung dimana supervisor terlibat dalam kegiatan
b) Lakukan supervisi asuhan keperawatan pada saat perawat melakukan tindakan. Supervisor melihat hasil secara langsung dihadapan perawat.
d) Supervisor menjelaskan, mengarahkan dan membimbing perawat yang disupervisi mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi
kepada perawat.
e) Mencatat hasil supervisi dan menyimpan dalam dokumen.
Supervisi tidak langsung adalah supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Perawat supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di
lapangan sehingga memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis (Wiyana,2008).
Langkah-langkah yang digunakan dalam supervisi tidak langsung (Wiyana, 2008):
a) Lakukan supervise secara tidak langsung dengan melihat hasil dokumentasi pada buku rekam medic perawat.
b) Pilih salah satu dokumen asuhan keperawatan.
c) Periksa kelengkapan dokumentasi sesuai dengan standar dokumentasi asuhan keperawatan yang ditetapkan rumah sakit.
d) Memberikan penilaian atas dokumentasi yang di supervise dengan memberikan tanda bila ada yang masih kurang.
e) Memberikan catatan pada lembar dokumentasi yang tidak lengkap atau sesuai standar.
Nursalam. 2014. Manajemen dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Shepperd, S et al (2004). Discharge Planning from hospital to home (Review). This is a reprint of a Coachrane review, prepared and maintained by The Cochrane Collaboration
and published in The Cochrane Library
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Ed.1. Jakarta:Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional. Ed.4. Jakarta:Salemba Medika.
Marquis, Bessie L, dkk.2010.Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Teori dan Aplikasi.Edisi 4.Jakarta:EGC
Arwani. 2006. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Suarli, S dan Bahtiar. (2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga
Wiyana. (2008). Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kinerja Perawat di Rumah Sakit Tingkat III 16.06.01 Ambon. Jurnal Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Universitas
Maluku.