Anda di halaman 1dari 46

MENGELOLA SDM KEPERAWATAN & CARA

MENGHITUNG KEBUTUHAN TENGA

Djuariah Chanafie, SKp.M.Kep.KMK.FISQua - 2024


PENDAHUUAN

ANALIASA KEBUTUHAN
TENAGA PERAWAT

PENETAPAN POLA
KETENAGAAN

CARA MENGHIYUNG
KEBUTUHAN TENAGA
PERAWAT
PENDAHULUAN
 Peran Perawat Manajer dalam pengelolaan SDM
memegang peranan penting untuk mewujudkan
pelayanan berkualitas.
 Latar belakang pendidikan perawat Manajer sangat
mempengaruhi kemampuannya dalam mengelola
pelayanan keperawatan professional
 Pelayanan keperawatan yang bermutu harus diberikan
oleh tenaga keperawatan yang berkualitas
 Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan
jumlah tenaga Perawat sesuai dg kebutuhan yg real
POLA KETENAGAAN
DAN KUALIFIKASI PERSONIL
NAMA JABATAN PENDIDIKAN SERTIFIKAT PENGALAMAN KLINIK

Kepala Bidang S2/S1 Keperawatan Manajemen Kepala Bdg 5 – 10 TAHUN

Kasie Rawat Jalan S2/S1Keperawatan Manajemen Kepala Bdg 5 – 10 TAHUN

Kasie rawat Inap S2/S1Keperawatan Manajemen Kepala Bdg 5 – 10 TAHUN

Ka.Sie rawat R.Khusus S2/S1Keperawatan Manajemen Kepala Bdg 5 – 10 TAHUN


S1 Komputer,
Staf Komputer
D3 Administrasi , SMU
S2.keperawatan,  Manajemen Bangsal 3 – 5 TAHUN
Supervisor Keperawatan
S1 Keperawatan,  Manajemen Asuhan
Kep. Profesional
Manajemen Bangsal 3 – 5 TAHUN
Kepala Ruangan S1.keperawatan
Manajemen Asuhan Kep.
Profesional
Ketua Tim,Perawat Primer, S1.keperawatan, Manajemen Bangsal 2 – 3 TAHUN
PPJA, Prescertor Manajamen Asuhan
Kep.Profesional
2. ANALISA KEBUTUHAN
TENAGA PERAWAT
 RS DALAM MENGELOLA HARUS
TRANSPARAN, BEKUALITAS DAN
PELAYANAN BERFOKUS PADA PASIEN .

 ADANYA ERA
 MERENCANAKAN KEBUTUHAN SDM KES
GLOBALISASI DAN PASAR
SECATRA TEPAT DAN SESUAI DG
BEBAS,TERBUKANYA
FUNGSIPELAYANAN SETIAP UNIT.
PERSAINGAN ANTAR
RUMAH SAKIT.
 MASYARAKAT AKAN PELAYANAN KEPERAWATAN MRPK
MENUNTUT RS AGAR PELAYANAN KESEHATAN YG MEMBERIKAN
PELAYANAN 24 JAM
DAPAT MEMBERIKAN
PELAYANAN
CEPAT,AKURAT ,BERMUT
U DAN BIAYA YG
TERJANGKAU DIPERLUKAN PERAWAT
YANG BERMUTU.
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENGERTIAN
Pola kebutuhan tenaga keperawatan adalah perkiraan
kebutuhan tenaga keperawatan yang memadai baik dari
segi jumlah atau kuantitas maupun dari segi kualitas
sehingga dapat mewujudkan pelayanan keperawatan
profesional.

TUJUAN UMUM
Tersusunnya pola kebutuhan tenaga keperawatan untuk
meningkatkan kualitas SDM keperawatan sehingga dapat
mewujudkan pelayanan keperawatan yang profesional.
TUJUAN KHUSUS.

a.Teridentifikasinya standar kebutuhan


tenaga keperawatan dari segi kuantitas.
b.Teridentifikasinya tingkat pendidikan
yang dibutuhkan untuk tenaga
keperawatan.
c.Teridentifikasinya pelatihan – pelatihan
khusus yang dibutuhkan untuk tenaga
keperawatan.
MANFAAT

1. Menyelaraskan antara kuantitas


dan kualitas tenaga keperawatan.

2. Sebagai dasar dalam perencanaan


penambahan/ pengembangan tenaga
keperawatan.
PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA
 Pemenuhan kebutuhan Tenaga
Kesehatan ,khususnya Tenaga Perawat
Harus
direncanakan dengan baik dan
tidak dalam waktu singkat.

Visi & Misi RS dan Visi & Misi


Keperawatan , secara makro & mikro
PEMENUHAN KEBUTUHAN TENAGA

MIKRO MAKRO

 Analisis situasi tenaga  Target Area,


Perawat,  Populasi dan
 Beban Kerja  Data sekunder (Statistik
 personal kinerja perawat. Kesehatan)
LAKUKAN
ANALISIS SITUASI TENAGA PERAWAT
1. Apakah Tenaga Perawat 4. Lakukan Analisis Beban Kerja
Cukup, lakukan pengamatan 5. Lakukan Inventaris Perawat
di setiap Ruangan Profesional & Non Profesional
2. Perencanaan situasi 6. Analisis Metoda pemberian
yad,Terapkan Pelayanan Asuhan Keperawatan
Profesional a.Fungsional-
3. Merencanakan Pelatihan, b.Tim-
Rotasi disesuaikan dg c.Primer-
Tuntutan di masa depan d.TimPrimer,
e.Metode Kasus
MENENTUKAN KEBUTUHAN TENAGA
TERKAIT DENGAN BEBAN KERJA PERAWAT
 Jumlah klien yang dirawat/hari/bulan/tahun dalam
suatu unit
 Kondisi atau tingkat ketergantungan klien
 Rata-rata hari perawatan klien
 Pengukuran perawatan langsung dan tidak langsung
 Frekuensi tindakan yang dibutuhkan
 Rata-rata waktu keperawatan langsung dan tidak
langsung
 Pemberian cuti
3. MENETAPKAN POLA
KETENAGAAN DI RS DIPENGARUHI
1. Visi,
Misi , Kebijakan dan Tujuan RS
2. Kemampuan RS
3. Fasilitas yang tersedia.
4. Jumlah dan klasifikasi pasien.
5. Tenaga perawat yang tersedia dan
beban kerja
6. Sistem pemberian Asuhan
Keperawatan.
PENETAPAN POLA KETENAGAAN DI RS
 Untuk mendesain pola ketenagaan sesuai kebutuhan RS harus
disesuaikan berdasarkan kebijakan dan perencanaan
 Jika akan menggunakan MPKP, perbandingan antara perawat
profesional : Vokasional :
1. 55% : 45% (Gillies, 1994)
2. 35% ; 65% (Sitorus, 2006)
3. 67% : 33% ( di Negara maju, Yaslis, 2004 )
4. Kementrian Kesehatan : 60 : 40 (2013)
5. Ibu Menkes ( 2016) :
 S2 : 20 %
S1 Ners : 60 %
D3 : 20 %
LANGKAH-LANGKAH MENETAPKAN
POLA KETENAGAAN
1. Kebijakan.
MelibatkanPerawat Manajer dari tingkat atas sampai
Karu untuk merumuskan kebijakan terkait dengan
pengembangan pola ketenagaan
2. Merencanakan tenaga keperawatan berdasarkan :
a. Beban Kerja
b. Klasifikasi/karakteristik pasien.
c. Kompetensi/klasifikasi perawat
d. Pendayagunaan perawat trampil dan kompeten.
e. Sistem /Metode pemberian Asuhan Keperawatan
f. Kemampuan Rumah Sakit .
KEPALA RUANG PERAWATAN
SEBAGAI MANAJER LINI
1. Mengidentifikasi berapa banyak tenaga
perawat yang dibtuhkan untuk Unitnya
2. Kemampuan pengetahuan perawat baru ,
terutama jenis pendidikan merupakan
prioritas pertama yang harus diperhatikan
3. Perlu dibuat Kebijakan sebagai Pedoman
dalam proses penerimaan tenaga
Perawat Baru
4.CARA MENGHITUNG
KEBUTUHAN TENAGA
PERAWAT
1. KLASIFIKASI PASIEN
(TINGKAT KETERGANTUNGAN)
 Sistim klasifikasi pasien adalah metode pengelompokkan
pasien menurut jumlah, keadaan penyakit dan usia pasien.
 Dikelompokkan sesuai dg tk ketergantungan pasien dan
waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan keperawatan
pada pasien.
Klasifikasi Pasien
1.Mengetahui beban kerja perawat.
2.Waktu yang diperlukan untuk asuhan keperawatan .
3.Keahlian perawat yang diperlukan.
4.Jumlahh tenaga perawat yang diperlukan.
ANALISA KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI
RUMAH SAKIT
• Setiap Unit harus mempunyai perencanaan sistem
ketenagaan Keperawatan .
• Untuk melaksanakan kebutuhan pelayanan setiap shift
• Sesuai Kebijakan Rumah Sakit menentukan:
1. Jumlah jam perawatan efektif pasien selama 24 jam.
2. Jumlah hari kerja efektif perawat dalam satu tahun.
3. Penggunaan tempat tidur rata-rata.
4. Analisa kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pasien.
5. Tentukan hari tidak kerja dalam satu tahun.
KRITERIA KLASIFIKASI PASIEN
• Berdasarkan Kebutuhan /masalah pasien
• Peralatan, alat kesehatan yg dipergunakan pas.
• Kompetensi perawat yg diperlukan untuk merawat pas
• Berdasarkan waktu, berapa banyak waktu keperawatan yg
dibutuhkan dlm melaksanakan asuhan keperawat.
• Menurut Althause & Kirk (1982), kebutuhan keperawatan
dalam 24 jam dibagi dalam:
1. Level I (Minimal) = 3,2 jam.
2. Level II (intermediate) = 4,4 jam
3. Level III (maksimal) = 5,6 jam
4. Level IV (Intensive) = 7,2 jam
CARA MENYUSUN KATEGORI PASIEN
DAN JAM PERAWATAN (HANSON)

1. Kategori I : Self Care = 1 – 2 jam


2. Kategori II : MinimalCare = 3 – 4 jam
3. Kategori III: Intermediate Care = 5 – 6 jam
4. Kategori IV: Modified Intensive Care= 7 – 8 jam
5. Kategori V: Intensive Care = 10 – 14 jam
KEBUTUHAN KEPERAWATAN
1. Level I (Minimal Care) :
Mampu melakukan semua aktifitas hidup sehari-hari,
perawat membantu sebagian kecil saja
2. Level II (Partial Care)
• Dapat mandi, makan dan berpakaian tanpa bantuan.
• Membutuhkan sedikit bantuan untuk tritmen
• Membutuhkan prosedur tertentu, terapi cairan, IV dll
3. Level III (Maksimal Care )
• Membutuhkan bantuan seluruh aktivitas sehari-hari
• Membutuhkan perhatian yang sering
• Kesadaran dan orientasinya masih baik.
HARI KERJA EFEKTIF PERAWAT DALAM 24 JAM
• Jumlah hari dalam 1 tahun = 365 hari.
• Jumlah hari kerja non efektif dalam 1 tahun :
1. Jumlah hari Minggu = 52 hari
2. Jumlah libur Nasional = 12 hari
3. Jumlah cuti tahunan = 12 hari
4. Cuti sakit = 3 hari
5. Pengembangan dan Pelatihan = 5 hari.
• Jumlah hari kerja efektif dlm 1 tahun 365-92=273 hr
• Jumlah minggu efektif = 273 : 7 = 39 minggu.
• Jumlah jam efektif dlm 1 tahun = 39 mgx40jam=1560 jm
RATA-RATA JAM PERAWATAN/PASIEN / 24 JAM
DI THAILAND DAN PHILIPINA (1984)
1. Penyakit Dalam : 3,4 jam
2. Bedah : 3,5 jam
3. Bedah dan Dalam : 3,4 jam
4. Nifas : 3 jam
5. Bayi / Neonatus : 2,5 jam
6. Anak –anak : 4 jam
7. Neurologi : 3,8 jam
8. Jiwa : 4 – 4,5 jam
9. Rawat Jalan : 0,5 jam
10. UGD : 2,5 jam
11. Kamar Bersalin : 5 – 8 jam
12. Kamar Operasi Rumah Sakit tipe A & B : 5 – 8 j
13. Kamar Operasi Rumah Sakit Tipe C & D : 3 jam
PEDOMAN PENGHITUNGAN KEBUTUHAN
TENAGA BERDASARKAN KLASIFIKASI PASIEN
Cara penghitungan :

1. Tingkat Ketergantungan berdasarkan jenis kasus.


2. Rata-rata pasien per hari
3. Jam perawatan yang diperlukan /hari/pasien
4. Jam perawatan yang diperlukan /ruangan/hari.
5. Jam kerja efektif setiap perawat / Bidan : 7 jam /hari.
CONTOH PENGHITUNGAN TENAGA
DALAM SUATU RUANGAN
No Jenis/Kategori Rata –rata Rata-rata jam Jumlah jam
pasien/hari perawatan/pasien/hari perawatan/hari

1 Pas Peny Dalam 10 3,5 35

2 Pasien Bedah 8 4 32

3 Pasien Gawat 1 10 10

4 Pasien Anak 3 4,5 13,5

5 Pas Kebidanan 1 2,5 2,5

Jumlah 23 93,0
CARA PERHITUNGAN :
1. Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan:
• Jumlah jam perawatan = 93 = 13 perawat
Jam Kerja efektif per shift 7
2. Perlu ditambah faktor koreksi dg hr libur/cuti/hr besar (lossday)
Jumlah hr Minggu dalam 1 thn + Cuti x jumlah perawat tersedia =
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14 = 78 hari x 13 = 3,5 perawat
286
3. Jumlah jam yang dipakai mengerjakan tugas non keperawatan ,
asumsi 25% dari jam pelayanan keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 = 4,1
100
4. Jadi tenaga yang dibutuhkan : 13 + 3,5 + 4,1 = 20,6 (21 orang )
BERDASARKAN TINGKAT KETERGANTUNGAN
PASIEN
N Kategori Rata-rata Jumlah jam Jumlah jam
o jumlah perawatan /hari perawatan
pasien /hari ruangan /hari

1 Askep minimal 7 2 14

2 Askep Sedang 7 3.08 21.56

3 Askep Berat 11 4.15 45.65

4 Askep Maksimal 1 6.16 6.16

26 87.37
PERHITUNGAN TINGKAT KETERGANTUNGANPASIEN
1. Jumlah Tenaga Keperawatan yang diperlukan:
• Jumlah perawat di ruangan/hari = 87,37 = 12,5 perawat
Jam Kerja efektif per shift 7
2. Perlu ditambah faktor koreksi dg hr libur/cuti/hr besar (lossday)
Jumlah hr Minggu dalam 1 thn + Cuti x jumlah perawat tersedia =
Jumlah hari kerja efektif
52+12+14x 12,5 = = 3,4 perawat
286
3. Jumlah jam yang dipakai mengerjakan tugas non keperawatan ,
asumsi 25% dari jam pelayanan keperawatan
Jumlah tenaga keperawatan + loss day x 25 = 12,5 +3,4x25 = 3,9
100
4. Jadi tenaga yang dibutuhkan : 12,5 + 3,4 + 3,9 = 19,8 (20 orang )
2. PERHITUNGAN SEDERHANA
1. Jumlah perawt / 24 jam =
BOR pas/24 jam x rata2 jam perawatan /pas/24 j
Jumlah jam kerja / hari

2. Jumlah perawat bebas Tugas =


Jmlh hr tdk bkerja/thn x jumlah perawat/24 jam
Jumlah hr kerja efektif/tahun/1 perawat

3. Jadi jumlah perawat yg dibutuhkan bagi satu bangsal


= jumlah perawat / 24 jam + jumlah perawat yg bebas
tugas.
3. PENGHITUNGAN KOMPLEKS
1. Jumlah jam kerja efektif perawat/tahun
= Jumlah hari kerja efektif/thn x jam efektif/hari
2. Jumlah jam perawatan pas yg dibutuhkan /tahun =
BOR pas x rata2 jam prwt pas/24 jamx jmlh hr/thn
3. Jmlh tng perwt yg dibutuhkan utk 1 thn-Cuti hamil = jumlah jam
perawatan pasien / tahun
jumlah jam kerja efektif 1 perawat/thn
4. Jumlah tenaga perawat pengganti cuti hamil =
a. Asumsi cutu hamil = ..% dr jumlah tng perawat yg diperlukan satu
thn tanpa cuti hamil.
b. Jumlah jam yang hilang karena cuti hamil = Asumsi cuti hamil x
jumlah hari cuti hamilx jumlah jam kerja / hari
Lanjutan Penghitungan

5. Jumlah tambahan tenaga perawat krn cuti hamil yg


dibutuhkan :
Jumlah jam yg hilang karen cuti hamil
Jumlah jam kerja perawatan/ tahun

Jadi jumlah total tenaga perawat yg diperlukan di bangsal


dalam setahun :
Jumlah tenaga perawat yg dibutuhkan dalam setahuntanpa
cuti hamil + Jumlah tenaga pengganti perawat yg cuti
hamil + Jumlah tenaga tambahan karena cuti hamil.
RAWAT INAP- RAWAT JALAN – KAMAR
BEDAH DAN KOREKSI
1. Rawat Inap :
Jumlah jam kep x 52 mg x 7 hr x jmlh ttx BOR + koreksi 25 %
jumlah mg efektif x 40 jam
2. Rawat Jalan
Jmlh jam Kep x 52 mg x 6 hr x jmlh kunjungan rata2/hr +Koreksi 10%
jumlah mg efektif x 40 jam
3. Kamar Bedah
Jmlh jam Kep x 52 mg x 7 hr x jmlh anggt Timx jmlh OK +Koreksi 10%
jumlah mg efektif x 40 jam
UNIT RAWAT JALAN
OPERASI KAMAR
KAMAR BERSALIN-UNIT GAWAT DARURAT DAN
KOREKSI
4. Kamar Bersalin
Jumlah jam kep x 52 mg x 7 hr x jmlh rata2 partus/hr + koreksi 10 %
jumlah mg efektif x 40 jam

5. Unit Gawat Darurat


Jumlah jam kep x 52 mg x 7 hr x jmlh kunjungan /hr + koreksi 10 %
jumlah mg efektif x 40 jam
4. PEDOMAN PERHITUNGAN PPNI ( 1995)

1. Tentukan Tingkat Ketergantungan Pasien


1. Level I (Minimal) = 3,2 jam/24 jam
2. Level II (intermediate) = 4,4 jam/24 jam
3. Level III (maksimal) = 5,6 jam/24 jam
4. Level IV (Intensive) = 7,2 jam/24 jam

2. Rumus Kebutuhan Perawat (Althaus & Kirk, 1982)


Jmlh K.Prwt=Jmlh jam perwt pas/hr x rata2 jmlh pas x hari / tahun
Jmlh hr/thn – hr tdk kerja/perwt x jam kerja/hari/perwat.
CARA PERHITUNGAN
ASUMSI KEBUTUHAN TENAGA KEPERAWATAN
• Ruang Bedah-Interne rata2 Jumlah pasien/hr : 30 orang
1. Level I (Minimal) = 30 % = 9 orang
2. Level II (intermediate) = 50 % = 15 orang
3. Level III (maksimal) = 10 % = 3 orang
4. Level IV (Intensive) = 10 % = 3 orang

• Kebutuhan Tenaga perawat :


(9x3,2) + (15 x 4,4) + (3 x 5,6) + (3 x 7,2) x 365 = 21, 86 = 22 orang
365 – 92 x 7 jam
5. RUMUS GILLIES, 1982

Tenaga Perawat= A x B X 365


( 365-C) x Jumlah jam kerja/hari

Keterangan :
A = Jam perawat /24 jam : waktu perawatan yg
dibutuhkan pasien
B = Sensus Harian : BOR x Jumlah tempat tidur.
C = Jumlah Hari tidak efektif
365 = Jumlah hari selama satu tahun
6. UNIT GAWAT DARURAT (YASLIS ILYAS, 2000)
Jam Keperawatan :
1. A1 = Gawat Darurat = 87 menit, SD = 19 menit
2. A2 = Mendesak = 71 menit , SD = 16 menit
3. A3 = Tidak Mendesak = 34 menit, SD = 9 menit
TP = D x 365
Jumlah hr efektif x jumlah jam kerja/hari
D = jam Keperawatan = A1 x jmlh pas/hr +A2 x jmlh pas/hr +jmlh pas/hr + (3
shift/hr x adm time
Adm time = waktu adm yg dibutuhkan untuk pergantian shift = 45 menit
• Bila tkt Produktifitas = 75% , maka tenaga yang dibutuhkan :
TP + (TP x 25 %) + 3 perawat (3 shift) + 1 perawat cuti/libur
• Untuk meningkatkan kualitas : A1 + 1 SD, A2 + 1 SD, dan A3 + 1 SD
• Perawat Profesional = 67 % Dan Non Profesional = 33 %.
UNIT GAWAT DARURAT
Dasar perhitungan di UGD adalah :
1. Rata-rata jumlah pasien per hari = 50
2. Jumlah jam perawatan per hari = 4 jam
3. Jam efektif perawatan /hari = 7 jam
Contoh :
50 x 4 = 28.5= 29. + loss day (78 x 29) = 7.9 = 8 orang
7 286

Kebutuhan perawat di UGD : 29 + 8 = 37 orang


7. INTENSIF CARE UNIT

TP = A X B X 365
Jumlah hari efektif/tahun x jumlah jam kerja

Keterangan :
A = Jam Keperawatan ICU = 11 -12 jam / 24 jam
B = Sensus harian = BOR x Jumlah Tempat Tidur
8. RUMUS DOUGLAS
Perhitungan di Ruang MPKP
Jumlah Klasifikasi Pasien

Pasien Minimal Parsial Total

P S M P S M P S M

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0, 07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0, 14 0, 72 0, 60 0, 40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0, 21 1, 08 0, 90 0, 60


9. METODE RASIO : RASIO TEMPAT TIDUR & PERSONIL
RUMAH SAKIT
PERMENKES NO 262/MENKES/PER/VII/79)
Tipe RS TM / TT TPP / TT TNPP /TT TNON / TT

A &B 1 / ( 4 – 7) (3 -4) / 2 1/3 1/1

C 1/9 1/1 1/5 3/4

D 1 / 15 1/2 1/6 2/3

Khusus Disesuai kan

TM = Tenaga Medis
TPP = Tenaga Para Medis
TNPP = Tenaga non Paramedis
TNON = Tenaga non perawatan
TT = Tempat Tidur
KESIMPULAN
 Tercapainya mutu pelayanan di RS, adalah tersedianya tenaga
keperawatan yang sesuai dengan situasi dan kebutuhan.
 Harus direncanakan dg Benar baik,dengan memanfaatkan hasil
perhitungan sehingga tidak menimbulkan dampak pada beban
kerja kualitas pelayanan akan menurun.
 Dapat menggunakan beberapa rumus , memiliki kekhasan
bagi situasi , kondisi dari sistem pemberian layanan asuhan
keperawatan .
• Perlu dikembangkan MPKP
• Setiap RS perlu melakukan kajian akan kebutuhan tenaga
perawat, untuk membuat perencanaan dan pembinaan karir.
MANAJEMEN
TAHAP 2
• MAPPING
KETENAGAAN • PELATIHAN
• PENUGASAN
• EVALUASI
RS&KEP
• PERSIAPAN
SARANA
MEDIS DAN
TAHAP 1 TAHAP 3
PENUNJANG

SARANA DAN
PRASARAN

46

Anda mungkin juga menyukai