2023
1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, banyak sekali terjadi perubahan baik
ilmu pengetahuan, tehnologi maupun perubahan pola pikir masyarakat. Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas dan profesionalisme pemberian pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Keperawatan sebagai profesi dan perawat
sebagai tenaga professional juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang
dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan
WHO menyatakan bahwa perawat merupakan “back bone” untuk mencapai
target-target global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan karena perawat
merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama
24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis
terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi
terbesar yakni 40 % dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65%
bekerja di Rumah Sakit, 28 % di Puskesmas dan selebihnya 7 % di sarana
kesehatan lainnya Dari aspek kualifikasi tinkat pendidikan terdapat beberapa
kategori tenaga perawat yaitu perawat SPK 74 %, DIII 23%, S1 (Ners) 2,75 %, S-
2 (Magister)/Spesialis dan S-3 (Doktor) Keperawatan 0,25 %. (PPNI, 2005)
Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan
kompetensi. Perawat profesional yang saat ini diakui di Indonesia dimulaui dari
lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus meningkat. Sehingga pada tahun 2010
diharapkan yang dikategorikan sebagai perawat profesional adalah lulusan S-1
keperawatan dan jenjang lebih tinggi.
Dasar pemikiran penyusunan jenjang karir profesi keperawatan RS
beranjak dari kepentingan profesi untuk bertanggung jawab dan bertanggung
gugat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada tiap jenjang karir, perawat
mempunyai kompetensi tertentu dalam memberikan asuhan keperawatan
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.
2
Jenjang karir diperlukan untuk terwujudnya asuhan keperawatan yang
bemutu mengingat perawat mempunyai tenaga terbanyak dan terlama
mendampingi pasien. Dengan dijaminnya kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, maka akan
berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan ditetapkannya
kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen,
seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Penetapan dan penyelenggaraan jenjang karir perawat untuk menjamin
pemberian asuhankeperawatan yang profesional;
b. Menumbuh kembangkan motivasi para profesional keperawatan untuk
selalu menempuh dan menambah pengetahuan serta kompetensi dengan
laju pertumbuhan IPTEK;
c. Sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka panjang bagi para
profesional keperawatan, guna memanfaatkan kompetensi
penyelenggaraan asuhan keperawatan;
2. Tujuan Khusus
a. Ditetapkannya pedoman penyelenggaraan jenjang karir perawat di RSIA
Metro Hospitals Sidoarjo
b. Dilaksanakannya pengelompokan perawat Sesuai dengan jenjang karir.
c. Dilaksanakannya pembinaan perawat sesuai dengan jenjang karir.
d. Dilaksanakannya pengembangan perawat sesuai dengan jenjang karir
C. SASARAN
Seluruh praktisi keperawatan meliputi; perawat klinik, perawat manajer,
perawat pendidik dan perawat peneliti
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk
meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui
peningkatan kompetensinya.Salah satu upayanya adalah pengembangan
standard kompetensi, jenjang karir, dan sistem reward. Karir diartikan sebagai
suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi
yang dipilihnya.
B. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mendasari penyusunan jenjang karir profesi keperawatan
di RS adalah :
1. UU No. 8b Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana
dirubah dengan UU No. 49 tahun 1999;
2. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. UU RI No. 22 tahun 2000, tentang Otonomi Daerah.
4. Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik
Perawat.
5. PP No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan.
6. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan
Angka Kreditnya.
Dengan ditetapkannya dan dilaksanakannya jenjang karir perawat, maka tiap
perawat dapat fokus memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
kompetensinya, hubungan kerja disesuaikan dengan jenjang karirnya,
pengembangan dan peningkatan karir serta sistem penghargaan sesuai kinerja
berdasakan jenjang karir.
4
3. Mendorong pengembangan pribadi dan profesional.
4. Memfasilitasi pengembangan karir perawat.
5. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah
ditetapkan.
6. Mendukung program retensi dan rekruitmen staf.
7. Menata sistem remunerasi sesuai dengan prestasi kerja.
8. Meningkatkan moral kerja, motivasi, dan kepuasan kerja staf keperawatan.
Bagan I.
Integrasi Penjenjangan antara Perawat Klinik, Manajer, Pendidik dan Riset
L. V PK. V PM. IV PP. III PR. II
L. IV PK. IV PM. III PP. II PR. I
L. III PK. III PM. II PP. I
L. II PK. II PM. I
L. I PK I
Keterangan ;
L = Level PP = Perawat Pendidik
PK = Perawat Klinik PR = Perawat Riset
PM = Perawat Manajerial
Untuk Level I masih termasuk perawat generalis dengan kompetensi
perawatan dasar. Sedangkan Level II termasuk perawatan dasar dengan
kompetensi lanjutan yang merupakan dasar spesialistik sesuai lingkup area.
Mulai Level III termasuk perawat spesialistik dengan kompetensi meliputi :
1. Perawat Medikal
2. Perawat Bedah
3. Perawat Anak
4. Perawat Maternitas
5
5. Perawat ICU/CCU
6. Perawat Gawat Darurat
7. Perawat Gerontik
8. Perawat Kesehatan
6
5. Kompetensi Keperawatan Konsultan Spesialistik
7
9) Terampil memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
8
2. Mampu/terampil memasang gastrointestinal intubation pada klien
tanpa risiko.
3. Perawatan pre operatif
4. Perawatan post operatif.
5. Perawatan luka operasi tanpa kontaminasi.
6. Terampil BHD.
Kolaborasi
a. Perawatan bayi premature.
b. Perawatan bayi dan anak dengan combustio 10%-20%
9
3. Monitoring pendarahan
d) Identifikasi tanda-tanda persalinan normal.
e) Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi
3. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medical/Surgical
Mandiri
a) Serah terima pasien dari Poliklinik dan UGD ke rawat inap
b) Menjemput Pasien Ke Kamar operasi
c) Membuat Resume Keperawatan
d) Mampu mengidentifikasi tanda-tanda gangguan metabolisme.
e) Identifikasi kasus kardiogenik dan neurogenik.
f) Memberikan Oksigen dengan sungkup Rebreathing
g) Memberikan Oksigen dengan sungkup Non Rebreathing
h) Memberikan Oksigen dengan masker venturi
i) Melakukan suction lewat mulut/hidung/tracheostomie
j) Menyiapkan pasien untuk Punctie Pleura
k) Menyiapkan pasien untuk Lumbal Punctie
l) Mengoperasikan perekaman EKG
Kolaborasi
a. Mampu melakukan kateterisasi urine pada klien dengan risiko.
b. Mampu melakukan pemasangan infus pada klien dengan risiko.
c. Mobilisasi klien dengan risiko.
d. Mampu melakukan perawatan WSD.
e. Menyiapkan pasien operasi besar
f. Menyiapkan pasien Operasi Khusus
g. Menyiapkan Pasien dan alat untuk pemasangan ETT
10
6) Mampu memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan
keluarga dengan total care
7) Melakukan Triple Manuver ( Head Lift, Chin Lift, Jaw Trust )
8) Menyiapkan Alat Vena Sectie
Kolaborasi
a. Mahir perawatan perinatal risiko tinggi.
b. Mahir perawatan bayi dan anak dengan total care.
c. Mahir melakukan asuhan keperawatan pada bayi dan anak
dengan kegawat daruratan.
d. Operasional Buble CPAP
11
6. Keperawatan Dasar Spesialistik Area ICU
Mandiri
1. Memandikan pasien dengan pasien menggunakan Ventilator
2. Melakukan perawatan balon trachel tube
3. Mempersiapkan pemasangan monitoring invasive ( tekanan vena
sentral, takanan arteri sistemik dan tekanan pulmonal)
4. Melakukan persiapan pemasangan tracheostomi tube
5. Pemberian oksigen T-Pice,jacson rees.
6. Memberikan nutrisi pada pasien dengan Gastrostomy
(Gastrostomy Feeding Tube)
7. Persiapan pemasangan chest tube
8. Melakukan pengukuran spirometri via ETT
Kolaborasi
1. Melakukan suction pada pasien yang terpasang ETT dan
tracheostomy
2. Perawatan Cateter vena central, arteri line, swn ganz
3. Memberikan Therapi Obat Narkotika
4. Melakukan manual ventilasi dengan terpasang ETT
5. Melakukan pemasangan brething cirkiut ventilator dan SST
6. Pencabutan sheet arteri dan vena
7. Pemberian adrenalin via ETT
8. pemberian obat premedikasi sedasi dan hipnotik
12
Kolaborasi
a. Monitor pasien dengan menggunakan Buble CPAP dan ventilator
b. Penggunaan Bable CPAP dan mode ventilator
13
G. MEKANISME KENAIKAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RS
Uji kompetensi jenjang karir SDM Keperawatan dilakukan pada saat
rekruitmen dan pengembangan SDM Keperawatan yang sedang bekerja di RS
.Pada tahap awal, uji kompetensi difokuskan untuk perawat klinik. Proses
pelaksanaannya dibagi dalam empat tahap, sebagai berikut :
1. Tahap 1 : Pendaftaran
Setiap perawat yang mengikuti proses jenjang karir harus mendaftar
pada pusat pengembangan SDM Keperawatan RS.
Persyaratan pendaftaran :
a. Surat keterangan lulus masa orientasi.
b. Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar.
c. Mengisi formulir pendaftaran
Setelah mendaftar akan menerima kartu pengenal peserta jenjang karir
dan penetapan pembimbing klinik. Kemudian pembimbing klinik akan
memberikan berkas yang berisi kegiatan yang harus diikuti dan penilaian-
penilaian yang harus dicapai.
14
harus memenuhi pendidikan formal Ners-Sarjana Keperawatan (Ns
Skep).
Perawat lulusan Ners Sarjana Keperawatan dan Sarjana
Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa orientasi
selama 6 bulan. Setelah 2 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji
kenaikan jenjang karir ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang
ditetapkan. Setelah 2 tahu sebagai PK II dapat mengikuti uji kenaikan
jenjang karir ke PK III, dan demikian pula ke PK IV, jika memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya untuk naik ke PK V, tidak
cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi
pendidikan formal Magister/S2/Sp. Keperawatan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang belum memiliki
pengalaman klinik maka dapat menjadi PK I setelah lulus masa orientasi
selama 3 bulan.Setelah 1 tahun menjadiPK I dapat mengikuti uji
kenaikan jenjang karir ke PK II dan seterusnya sampai ke PK V, jika
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang telah memiliki
pengalaman klinik, maka pengalaman klinik dan kemampuan kompetensi
yang dimiliki akan diperhitungkan untuk menetapkan jenjang karirnya.
c. Rekomendasi
Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus
mendapatkan rekomendasi dari :
1) Atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang
memenuhi syarat untuk uji kenaikan jenjang karir minimal B.
2) Teman sejawat. Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat
dengan tim kerja dalam penyelenggaraan asuhan keperawatan
(sesuai dengan formulir yang ditetapkan).
3) Pembimbing klinik. Pembimbing klinik memberikan rekomendasi
tentang aktifitas yang harus dipenuhi sebagai syarat uji kenaikan
jenjang karir.
4) Klien dan keluarga (Pelanggan Eksternal). Perawat yanga akan diuji
kompetensinya diharapakan tidak ada komplain dari klien atau
keluarga.
d. Pendidikan Keperawatan Berkelanjuta.
15
Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus
memenuhi sejumlah SKP (Satuan Kredit Partisipan) yang ditetapkan
dalam PKB. PKB akan dirancang oleh Bagian Bidang Keperawatan
bekerja sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari PPNI.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan
kinerja dan profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan
kompetensinya.Salah satu upayanya adalah pengembangan standard
kompetensi, jenjang karir, dann sistem reward. Karir diartikan sebagai suatu
jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi
yang dipilihnya.
B. Saran
Agar kompetensi tenaga perawat bisa meningkat perlu upaya
pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM) perawat melalui pendidikan,
pelatihan, dll.
17