Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PENGEMBANGAN SISTEM

JENJANG KARIR PERAWAT

2023

1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada era globalisasi sekarang ini, banyak sekali terjadi perubahan baik
ilmu pengetahuan, tehnologi maupun perubahan pola pikir masyarakat. Tuntutan
masyarakat terhadap kualitas dan profesionalisme pemberian pelayanan
kesehatan semakin meningkat. Keperawatan sebagai profesi dan perawat
sebagai tenaga professional juga dituntut untuk bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan keperawatan sesuai kompetensi dan kewenangan yang
dimiliki secara mandiri maupun bekerja sama dengan anggota tim kesehatan
lainnya.
Tenaga perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan memegang
peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan. Bahkan
WHO menyatakan bahwa perawat merupakan “back bone” untuk mencapai
target-target global, nasional maupun daerah. Hal ini disebabkan karena perawat
merupakan tenaga kesehatan dengan proporsi terbesar, melayani pasien selama
24 jam secara terus menerus dan berkesinambungan serta berada pada garis
terdepan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Proporsi tenaga perawat di sarana kesehatan merupakan proporsi
terbesar yakni 40 % dibanding tenaga kesehatan lainnya. Tenaga tersebut 65%
bekerja di Rumah Sakit, 28 % di Puskesmas dan selebihnya 7 % di sarana
kesehatan lainnya Dari aspek kualifikasi tinkat pendidikan terdapat beberapa
kategori tenaga perawat yaitu perawat SPK 74 %, DIII 23%, S1 (Ners) 2,75 %, S-
2 (Magister)/Spesialis dan S-3 (Doktor) Keperawatan 0,25 %. (PPNI, 2005)
Jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan kinerja dan
profesionalisme perawat sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan
kompetensi. Perawat profesional yang saat ini diakui di Indonesia dimulaui dari
lulusan D-3 Keperawatan dan akan terus meningkat. Sehingga pada tahun 2010
diharapkan yang dikategorikan sebagai perawat profesional adalah lulusan S-1
keperawatan dan jenjang lebih tinggi.
Dasar pemikiran penyusunan jenjang karir profesi keperawatan RS
beranjak dari kepentingan profesi untuk bertanggung jawab dan bertanggung
gugat dalam memberikan asuhan keperawatan. Pada tiap jenjang karir, perawat
mempunyai kompetensi tertentu dalam memberikan asuhan keperawatan
sehingga dapat dipertanggung jawabkan.

2
Jenjang karir diperlukan untuk terwujudnya asuhan keperawatan yang
bemutu mengingat perawat mempunyai tenaga terbanyak dan terlama
mendampingi pasien. Dengan dijaminnya kualitas asuhan keperawatan yang
diberikan oleh perawat sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, maka akan
berkontribusi terhadap kualitas pelayanan rumah sakit. Dengan ditetapkannya
kompetensi perawat pada tiap jenjang, akan memudahkan dalam rekruitmen,
seleksi, orientasi, pembinaan dan pengembangan SDM keperawatan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Penetapan dan penyelenggaraan jenjang karir perawat untuk menjamin
pemberian asuhankeperawatan yang profesional;
b. Menumbuh kembangkan motivasi para profesional keperawatan untuk
selalu menempuh dan menambah pengetahuan serta kompetensi dengan
laju pertumbuhan IPTEK;
c. Sebagai alat pembinaan dan pengembangan jangka panjang bagi para
profesional keperawatan, guna memanfaatkan kompetensi
penyelenggaraan asuhan keperawatan;
2. Tujuan Khusus
a. Ditetapkannya pedoman penyelenggaraan jenjang karir perawat di RSIA
Metro Hospitals Sidoarjo
b. Dilaksanakannya pengelompokan perawat Sesuai dengan jenjang karir.
c. Dilaksanakannya pembinaan perawat sesuai dengan jenjang karir.
d. Dilaksanakannya pengembangan perawat sesuai dengan jenjang karir

C. SASARAN
Seluruh praktisi keperawatan meliputi; perawat klinik, perawat manajer,
perawat pendidik dan perawat peneliti

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk
meningkatkan kinerja dan profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui
peningkatan kompetensinya.Salah satu upayanya adalah pengembangan
standard kompetensi, jenjang karir, dan sistem reward. Karir diartikan sebagai
suatu jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi
yang dipilihnya.

B. DASAR HUKUM
Dasar hukum yang mendasari penyusunan jenjang karir profesi keperawatan
di RS adalah :
1. UU No. 8b Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, sebagaimana
dirubah dengan UU No. 49 tahun 1999;
2. UU RI No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
3. UU RI No. 22 tahun 2000, tentang Otonomi Daerah.
4. Kep. Men. Kes. No 1239 tahun 2001, tentang Registrasi dan Praktik
Perawat.
5. PP No. 32 tahun 1996, tentang Tenaga Kesehatan.
6. Kep. Men. PAN No 94 tahun 2001, tentang Jabatan Fungsional Perawat Dan
Angka Kreditnya.
Dengan ditetapkannya dan dilaksanakannya jenjang karir perawat, maka tiap
perawat dapat fokus memenuhi kebutuhan pelanggan sesuai dengan
kompetensinya, hubungan kerja disesuaikan dengan jenjang karirnya,
pengembangan dan peningkatan karir serta sistem penghargaan sesuai kinerja
berdasakan jenjang karir.

C. TUJUAN PENGEMBANGAN JENJANG KARIR PERAWAT


Tujuan penerapan dan perkembangan jenjang karir perawat
1. Meningkatnya praktik asuhan keperawatan yang berkualitas kepada
pasien/keluarga.
2. Meningkatnya kemampuan kepemimpinan individu perawatan.

4
3. Mendorong pengembangan pribadi dan profesional.
4. Memfasilitasi pengembangan karir perawat.
5. Menata sistem promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah
ditetapkan.
6. Mendukung program retensi dan rekruitmen staf.
7. Menata sistem remunerasi sesuai dengan prestasi kerja.
8. Meningkatkan moral kerja, motivasi, dan kepuasan kerja staf keperawatan.

D. MODEL JENJANG KARIR


Ketentuan jenjang karir Profesional keperawatan yang diajukan ke RS
mengacu pada ketentuan Direktorat Keperawatan Depkes RI dan Program
Pengembangan Profesi oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). RS
selaku yang digunakan sebagai tempat pendidikan perawat dipandang perlu
memiliki keterkaitan kompetensi praktisi perawat dalam lingkup manajerial,
pendidikan dan penelitian.

Bagan I.
Integrasi Penjenjangan antara Perawat Klinik, Manajer, Pendidik dan Riset
L. V PK. V PM. IV PP. III PR. II
L. IV PK. IV PM. III PP. II PR. I
L. III PK. III PM. II PP. I
L. II PK. II PM. I
L. I PK I
Keterangan ;
L = Level PP = Perawat Pendidik
PK = Perawat Klinik PR = Perawat Riset
PM = Perawat Manajerial
Untuk Level I masih termasuk perawat generalis dengan kompetensi
perawatan dasar. Sedangkan Level II termasuk perawatan dasar dengan
kompetensi lanjutan yang merupakan dasar spesialistik sesuai lingkup area.
Mulai Level III termasuk perawat spesialistik dengan kompetensi meliputi :
1. Perawat Medikal
2. Perawat Bedah
3. Perawat Anak
4. Perawat Maternitas
5
5. Perawat ICU/CCU
6. Perawat Gawat Darurat
7. Perawat Gerontik
8. Perawat Kesehatan

E. PRINSIP-PRINSIP SISTEM PENGEMBANGAN KARIR


1. Saat ini kualifikasi tenaga keperawatan dimulai dari D.III Keperawatan
sampai dengan tahun 2010. Tahun 2010 kualifikasi tenaga perawat
profesional dimulai dari S-1 Keperawatan.
2. Jenjang mempunyai makna kompetensi untuk melakukan asuhan
keperawatan sesuai lingkup dan bertingkat sesuai dengan kompleksitas
masalah klien dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Fungsi utama yang menjadi pegangan adalah fungsi pemberian asuhan
keperawatan.
4. Setiap perawat pelaksana mempunyai kesempatan yang sama untuk
meningkatkan karirnya sampai jenjang yang paling atas.
5. Jenjang karir mempunyai dampak terhadap tanggung jawab dan akontabel
terhadap tugas serta terkait dengan sistem penghargaan.
6. Pimpinan tertinggi RSIA Metro Hospitals Sidoarjoharus mempunyai
komitmen yang tinggi terhadap sistem pengembangan karir tenaga perawat
pelaksana sehingga dapat dijamin kepuasan klien terhadap pelayanan
keperawatan.
7. Bidang pengembangan karir mencakup spesialisasi : Keperawatan Medikal,
Bedah, Maternitas, Anak, ICU/CCU, Gawat Darurat, Gerontik dan Jiwa.

F. STANDAR KOMPETENSI PERAWAT


Penetapan kompetensi perawat Indonesia mengacu pada ketentuan Standar
Kompetensi Perawat Indonesia dari PPNI dan Direktorat Keperawatan dan
Keteknisan Medis.
Kompetensi jenjang terbagi dalam lima macam kompetensi :
1. Kompetensi Keperawatan Dasar Umum.
2. Kompetensi Keperawatan Lanjutan atau Kompetensi Keperawatan Dasar
Spesialistik.
3. Kompetensi Keperawatan Spesialistik Umum.
4. Kompetensi Keperawatan Spesialistik Khusus.

6
5. Kompetensi Keperawatan Konsultan Spesialistik

Standar Kompetensi Perawat tiap jenjang :


1. Perawat Klinik I (Dasar Umum).
2. Perawat Klinik II (Dasar Khusus).
3. Perawat Klinik III (Lanjutan Khusus).
4. Perawat Klinik IV (Lanjutan Khusus).
5. Perawat Klinik V (Konsultan Spesialistik)

1. Kompetensi Perawat Klinik I


a. Prosedur
1) Penerimaan Pasien rawat Inap
2) Proses Asuhan Keperawatan Pasien Rawat Inap
3) Pasien Pindah Ruangan
4) Pemulangan Pasien Rawat Inap/Pasien Pulang Paksa
5) Pemesanan dan Pengiriman / Perubahan Makan Pasien
6) Kunjungan dokter , Konsul Dokter spesialis Lapor ke Dokter Jaga,
Lapor ke Dokter Spesialis
7) Prosedur Persiapan Operasi / Tindakan
8) Perawatan Post Operasi
b. Melaksanakan asuhan keperawatan pada klien tanpa risiko (Klien
minimal/partial care).
c. Pendokumentasian asuhan keperawatan.
d. Memahami teknik isolasi dan teknik desinfeksi.
e. Mampu melakukan penyuluhan kesehatan pada klien tanpa risiko.
f. Mampu memberikan keperawatan dasar untuk memenuhi kebutuhan
personal hygiene pada klien tanpa risiko, meliputi :
1) Memandikan
2) Kebersihan mulut
3) Perawatan kuku
4) Merapikan tempat tidur pada klien tirah baring
5) Membantu eliminasi
6) Mengatur posisi tidur
7) Membantu mobilisasi (membantu latihan fisik sederhana)
8) Monitoring TTV, intake-output

7
9) Terampil memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.

2. Kompetensi Perawat Klinik II


a. Kompetensi Keperawatan Lanjutan Umum adalah kompetensi yang
harus dimulai oleh semua Perawat Klinik II disemua area ;
Mandiri
1) Mampu memberi makan/minum melalui internal tube feeding.
2) Identifikasi klien yang memerlukan kateterisasi urine.
3) Mampu/terampil memasang kateter urine pada klien tanpa risiko.
4) Identifikasi klien dengan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
5) Mampu/terampil memasang infus (limpah wewenang).
6) Monitoring IVFD (intra vena fluid doix).
7) Mampu melakukan injeksi sc/ic/im/iv (limpah wewenang).
8) Memberikan Obat tetes
9) Memberikan Sublingual
10) Memberikan obat Supposotoria
11) Memberikan obat melalui kulit/topikal
12) Analisa nyeri dan pengelolaan nyeri.
13) Mampu memberikan teknik relaksasi.
14) Menghitung Balance Cairan
15) Menilai tanda – tanda Dehidrasi
16) Terampil melakukan EKG dasar.
17) Terampil identifikasi tanda-tanda syok hypovolemik, cardiogenik,
hemoragik dan neurologik.
18) Mampu melakukan asuhan keperawatan pada klien partial care.
19) Mampu memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
teknik isolasi.
20) Mampu melakukan pendidikan kesehatan pada klien dengan
risiko.
21) Mampu membimbing PK I.
22) Identifikasi tanda-tanda kegawat daruratan semua area
Kolaborasi
1. Identifikasi klien yang memerlukan pemasangan gastrointestinal
tube.

8
2. Mampu/terampil memasang gastrointestinal intubation pada klien
tanpa risiko.
3. Perawatan pre operatif
4. Perawatan post operatif.
5. Perawatan luka operasi tanpa kontaminasi.
6. Terampil BHD.

b. Keperawatan Lanjutan Khusus adalah keperawatan lanjutan sesuai


area atau disebut juga Keperawatan Dasar Spesialistik ;
1. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik
Mandiri
a) Asuhan keperawatan bayi segera setelah lahir pada
persalinan normal dan aterm.
b) Menimbang berat badan
c) Mengukur lingkar lengan
d) Mengukur tinggi badan
e) Perawatan tali pusat.
f) Perawatan mata.
g) Perawatan telinga.
h) Memandikan bayi.
i) Perawatan bayi dengan foto therapy.

Kolaborasi
a. Perawatan bayi premature.
b. Perawatan bayi dan anak dengan combustio 10%-20%

2. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Maternitas atau Kebidanan


Mandiri
a) Mampu melakukan pemeriksaan kehamilan (inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi).
b) Mengidentifikasi dan monitoringpersalinan normal.
c) Mampu memberikan asuhan keperawatan masa nifas pada
klien tanpa risiko, meliputi ;
1. Vulva hygiene
2. Perawatan payudara

9
3. Monitoring pendarahan
d) Identifikasi tanda-tanda persalinan normal.
e) Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil identifikasi
3. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medical/Surgical
Mandiri
a) Serah terima pasien dari Poliklinik dan UGD ke rawat inap
b) Menjemput Pasien Ke Kamar operasi
c) Membuat Resume Keperawatan
d) Mampu mengidentifikasi tanda-tanda gangguan metabolisme.
e) Identifikasi kasus kardiogenik dan neurogenik.
f) Memberikan Oksigen dengan sungkup Rebreathing
g) Memberikan Oksigen dengan sungkup Non Rebreathing
h) Memberikan Oksigen dengan masker venturi
i) Melakukan suction lewat mulut/hidung/tracheostomie
j) Menyiapkan pasien untuk Punctie Pleura
k) Menyiapkan pasien untuk Lumbal Punctie
l) Mengoperasikan perekaman EKG
Kolaborasi
a. Mampu melakukan kateterisasi urine pada klien dengan risiko.
b. Mampu melakukan pemasangan infus pada klien dengan risiko.
c. Mobilisasi klien dengan risiko.
d. Mampu melakukan perawatan WSD.
e. Menyiapkan pasien operasi besar
f. Menyiapkan pasien Operasi Khusus
g. Menyiapkan Pasien dan alat untuk pemasangan ETT

3. Kompetensi Perawat Klinik III


a. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik
Mandiri
1) Mahir perawatan bayi dan anak dengan ostomi.
2) Mahir perawatan bayi dan anak dengan combustio grade 30% –
50%.
3) Menyiapkan Alat Vena Sectie
4) Perawatan kangaroo mother care
5) Mampu membimbing PK I dan PK II.

10
6) Mampu memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan
keluarga dengan total care
7) Melakukan Triple Manuver ( Head Lift, Chin Lift, Jaw Trust )
8) Menyiapkan Alat Vena Sectie
Kolaborasi
a. Mahir perawatan perinatal risiko tinggi.
b. Mahir perawatan bayi dan anak dengan total care.
c. Mahir melakukan asuhan keperawatan pada bayi dan anak
dengan kegawat daruratan.
d. Operasional Buble CPAP

4. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Maternitas


Mandiri
1) Semua kompetensi keperawatan dasar spesialistik area pediatric.
2) Monitoring dan identifikasi persalianan risiko tinggi.
3) Kolaborasi dengan cepat dan tepat sesuai hasil monitoring.
4) Mahir melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan total
care (perawatan PEB, eklamsi).
5) Mampu membimbing PK I dan PK II.
Kolaborasi
1. Mampu memberikan pertolongan persalinan normal.

5. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medikal/Surgikal.


Mandiri
1) Mampu mengidentifikasi EKG emergensi.
2) Mampu memberikan asuhan keperawatan dengan total care.
3) Mampu membimbing PK I dan PK II.
4) Mampu ACLS.
Kolaborasi
1. Mampu melakukan pertolongan pertama klien dengan kegawat
daruratan.
2. Mampu memasang NGT dengan risiko.
3. Melakukan Perawatan WSD
4. Memberikan Therapi Obat Narkotika

11
6. Keperawatan Dasar Spesialistik Area ICU
Mandiri
1. Memandikan pasien dengan pasien menggunakan Ventilator
2. Melakukan perawatan balon trachel tube
3. Mempersiapkan pemasangan monitoring invasive ( tekanan vena
sentral, takanan arteri sistemik dan tekanan pulmonal)
4. Melakukan persiapan pemasangan tracheostomi tube
5. Pemberian oksigen T-Pice,jacson rees.
6. Memberikan nutrisi pada pasien dengan Gastrostomy
(Gastrostomy Feeding Tube)
7. Persiapan pemasangan chest tube
8. Melakukan pengukuran spirometri via ETT
Kolaborasi
1. Melakukan suction pada pasien yang terpasang ETT dan
tracheostomy
2. Perawatan Cateter vena central, arteri line, swn ganz
3. Memberikan Therapi Obat Narkotika
4. Melakukan manual ventilasi dengan terpasang ETT
5. Melakukan pemasangan brething cirkiut ventilator dan SST
6. Pencabutan sheet arteri dan vena
7. Pemberian adrenalin via ETT
8. pemberian obat premedikasi sedasi dan hipnotik

7. Kompetensi Perawat Klinik IV


Keperawatan Lanjutan Khusus adalah keperawatan lanjutan sesuai area
atau disebut juga Keperawatan Dasar Spesialistik ;
1. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Pediatrik
Mandiri
a) Melakukan Intervensi spesifik Keperawatan secara Mandiri PK I ,
PK II dan PK III
b) Memantau selama proses dan sesudah tindakan transfuse tukar
c) Melakukan Edukasi
d) Melaporkan hasil pemeriksaan Down score

12
Kolaborasi
a. Monitor pasien dengan menggunakan Buble CPAP dan ventilator
b. Penggunaan Bable CPAP dan mode ventilator

2. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Maternitas atau Kebidanan


a) Melakukan Intervensi spesifik Keperawatan secara Mandiri PK I ,
PK II dan PK III
3. Keperawatan Dasar Spesialistik Area Medikal/Surgikal
Melakukan Intervensi spesifik Keperawatan secara Mandiri PK I , PK
II dan PK III
4. Keperawatan Dasar Spesialistik ICU
Mandiri
a. Melakukan Intervensi spesifik Keperawatan secara Mandiri PK I ,
PK II dan PK III
Kolaborasi
a. Pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanis non invasive
b. Melakukan pengelolaan pasien dengan ventilasi mekanis invasive
Pengelolaan pasien dengan Resusitasi otak
c. Management ventilasi mekanis meliputi modus dan penyapihan
d. Melakukan pengelolaan terapi trombolitik
e. Melakukan pengelolaan kardioversi dan defibrilasi
f. Melakukan pemantaun kapnografi
g. Melakukan pemantauan pacu jantung TPM dan PPM
h. Monitoring hemodinamik invasif ( CVP, Arteri line, swanganz, AP )
i. Melakukan pemberian obat induksi anestesi
j. Melakukan Intubasi

8. Kompetensi Perawat Klinik V


a. Melakukan Intervensi spesifik Keperawatan secara Kolaborasi PK I,
PK II, PK III dan PK IV
b. Melakukan skor analisis sistim prognosis pasien

13
G. MEKANISME KENAIKAN JENJANG KARIR PERAWAT DI RS
Uji kompetensi jenjang karir SDM Keperawatan dilakukan pada saat
rekruitmen dan pengembangan SDM Keperawatan yang sedang bekerja di RS
.Pada tahap awal, uji kompetensi difokuskan untuk perawat klinik. Proses
pelaksanaannya dibagi dalam empat tahap, sebagai berikut :

1. Tahap 1 : Pendaftaran
Setiap perawat yang mengikuti proses jenjang karir harus mendaftar
pada pusat pengembangan SDM Keperawatan RS.
Persyaratan pendaftaran :
a. Surat keterangan lulus masa orientasi.
b. Pas foto 3 x 4 sebanyak 2 lembar.
c. Mengisi formulir pendaftaran
Setelah mendaftar akan menerima kartu pengenal peserta jenjang karir
dan penetapan pembimbing klinik. Kemudian pembimbing klinik akan
memberikan berkas yang berisi kegiatan yang harus diikuti dan penilaian-
penilaian yang harus dicapai.

2. Tahap 2 : Proses Pemenuhan Kompetensi


Perawat peserta jenjang karir harus memenuhi hal-hal berikut :
a. Pendidikan Formal Keperawatan
Pendidikan formal keperawatan yangdiakui sebagai perawat
profesional minimal Ners-Sarjana Keperawatan (Ns-Skep) pada tahun
2010.Perawat lulusan D III Keperawatan dapat mencapai jenjang PK
III.Perawat lulusan Sarjana Keperawatan dapat mencapai jenjang PK
IV.Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan dapat mencapai
jenjang PK V.
b. Lama Bekerja di klinik
Perawat lulusan D III Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I
setelah lulus masa orientasi 1 tahun. Setelah 4 tahun sebagai PK I dapat
mengikuti uji kenaikan jenjang ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain
yang ditetapkan. Setelah 4 tahun sebagai PK II, jika memenuhi
persyaratan lain yang ditetapkan dapat naik menjadi PK III. Selanjutnya
untuk naik ke PK IV tidak cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga

14
harus memenuhi pendidikan formal Ners-Sarjana Keperawatan (Ns
Skep).
Perawat lulusan Ners Sarjana Keperawatan dan Sarjana
Keperawatan dapat ditetapkan sebagai PK I setelah lulus masa orientasi
selama 6 bulan. Setelah 2 tahun sebagai PK I dapat mengikuti uji
kenaikan jenjang karir ke PK II, jika memenuhi persyaratan lain yang
ditetapkan. Setelah 2 tahu sebagai PK II dapat mengikuti uji kenaikan
jenjang karir ke PK III, dan demikian pula ke PK IV, jika memenuhi
persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya untuk naik ke PK V, tidak
cukup hanya memenuhi lama kerja, tetapi juga harus memenuhi
pendidikan formal Magister/S2/Sp. Keperawatan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang belum memiliki
pengalaman klinik maka dapat menjadi PK I setelah lulus masa orientasi
selama 3 bulan.Setelah 1 tahun menjadiPK I dapat mengikuti uji
kenaikan jenjang karir ke PK II dan seterusnya sampai ke PK V, jika
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
Perawat lulusan magister/S2/Sp. Keperawatan yang telah memiliki
pengalaman klinik, maka pengalaman klinik dan kemampuan kompetensi
yang dimiliki akan diperhitungkan untuk menetapkan jenjang karirnya.
c. Rekomendasi
Untuk mengikuti uji kenaikan jenjng karir, setiap perawat harus
mendapatkan rekomendasi dari :
1) Atasan langsung tentang penilaian kinerja. Penilaian kinerja yang
memenuhi syarat untuk uji kenaikan jenjang karir minimal B.
2) Teman sejawat. Isi rekomendasi adalah hubungan kerja perawat
dengan tim kerja dalam penyelenggaraan asuhan keperawatan
(sesuai dengan formulir yang ditetapkan).
3) Pembimbing klinik. Pembimbing klinik memberikan rekomendasi
tentang aktifitas yang harus dipenuhi sebagai syarat uji kenaikan
jenjang karir.
4) Klien dan keluarga (Pelanggan Eksternal). Perawat yanga akan diuji
kompetensinya diharapakan tidak ada komplain dari klien atau
keluarga.
d. Pendidikan Keperawatan Berkelanjuta.

15
Untuk dapat mengikuti uji jenjang karir, maka tiap perawat harus
memenuhi sejumlah SKP (Satuan Kredit Partisipan) yang ditetapkan
dalam PKB. PKB akan dirancang oleh Bagian Bidang Keperawatan
bekerja sama dengan Diklat RS sesuai dengan pedoman dari PPNI.

3. Tahap 3 : Uji kompetensi


Uji kompetensi dilakukan terhadap dokumen, ujian tertulis dan ujian praktik.
a. Dokumen
Bidang keperawatan dan Diklat RS menelaah dan menilai keabsahan
dan kelegkapan dokumen. Kemudian menetapkan jenjang karir yang
akan diuji
b. Ujian tertulis
Ujian tertulis diselenggarakan untuk semua jenjang. Materi yang akan
diuji sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai
c. Ujian praktek
Ujian praktik diselenggarakan jika telah terpenuhi kelengkapan dokumen
dan lulus ujian tertulis.
Langkah-langkah ujian praktik adalah sebagai berikut :
1) Persiapan uji kompetensi
2) Pelaksanaan uji kompetensi
3) Penetapan hasil uji kompetensi

4. Tahap 4 : Penetapan Jenjang Karir Yang Baru


Bidang keperawatan dan Diklat RS mengirimkan berkas-berkas ke
bagian personalia. Selanjutnya disiapkan surat keputusan, Surat Keputusan
untuk PK I – III ditandatangani oleh Direktur. Selanjutnya dilaksanakan
penyesuaian pekerjaaan dan sistem penghargaan.

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengembangan jenjang karir merupakan suatu sistem untuk meningkatkan
kinerja dan profesionalisme sesuai bidang pekerjaannya melalui peningkatan
kompetensinya.Salah satu upayanya adalah pengembangan standard
kompetensi, jenjang karir, dann sistem reward. Karir diartikan sebagai suatu
jenjang yang dipilih oleh individu untuk dapat memenuhi kepuasan kerja,
sehingga pada akhirnya akan memberikan kontribusi terhadap bidang profesi
yang dipilihnya.
B. Saran
Agar kompetensi tenaga perawat bisa meningkat perlu upaya
pengembangan mutu sumber daya manusia (SDM) perawat melalui pendidikan,
pelatihan, dll.

17

Anda mungkin juga menyukai