Anda di halaman 1dari 17

TUGAS INDIVIDU UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH MANAJEMEN KEPERAWATAN


“RESUME MATERI PEMBELAJARAN”

DOSEN PENGAMPU :
LIA DWI JAYANTI, S. Kep., Ns., M.Kep.

DISUSUN OLEH :
MAFI MUSYKILAH DWI CAHYANINGTYAS
P1337420620041

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023
Materi 1: KONSEP DASAR MANAJEMEN
A. Definisi Manajemen
Manajemen adalah suatu cara mengelola dan menggunakan sumber daya dengan
efektif, efisien dan rasioanl mengenai tujuan yang akan dicapai. Manajemen berarti telah
mengatur atau merencanakan dari jauh hari mengenai tujuan yang ditetapkan dengan 5
proses yaitu perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan dan pengontrolan.
B. Tujuan Manajemen
Memilih strategi yang efektif dan efesien dalam mencapai tujuan, mengadakan
evaluasi dari setiap strategi yang telah dibuat agar kesalahan dan kekurangan strategi
sebelumnya bisa diperbaiki, harus up to date dengan memilih strategi yang mengikuti
perkembangan lingkungan sekitar, memantau (kekuatan kelemahan, peluang dan
ancaman) pada peluang yang ada di dalam aspek manajemen, membuat pembaharuan atau
inovasi dalam kegiatan agar lebih mudah untuk diatur
C. Fungsi Manajemen
1. Planning, proses pertama yaitu perencanaan dengan merencanakan strategi yang akan
dibuat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta dalam proses ini juga
mengembangkan rencana apa saja terkait aktivitas kerja dalam organisasi tersebut.
2. Organizing, mengelompokkan dan mengatur orang dengan membagi jabatan, tugas,
dan hubungan dari masing-masing perorangan/divisi.
3. Staffing, salah satu proses yang menentukan jumlah dan kriteria staf yang dibutuhkan
dalam suatu organisasi sesuai dengan sumber daya yang tersedia berdasarkan
kemampuan dan keahliannya.
4. Actuating, proses mengarahkan para staf untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
dengan menciptakan kerja sama yang lebih efesien dan maksimal
5. Controlling, proses yang mengoreksi apakah semuanya berjalan sesuai rencana atau
tidak yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan/kesalahan agar dapat diperbaiki
dan tidak terjadi lagi.
D. Peran Manajemen
1. Peran Interpersonal yaitu pemimpin diwajibkan menjalankan tugas secara resmi dan
simbolik, peran ini dibagi menjadi 3 yaitu kepala simbolis, pemimpin dan penghubung
antara masing-masing divisi.
2. Peran Informasional yaitu pemimpin diharuskan bisa mengumpulkan berbagai
informasi dari seluruh organisasi internal yang ada dan organisasi eksternal, peran ini
dibagi menjadi 3 yaitu sebagai monitor, penyampai/penyalur informasi dan juru bicara.
3. Peran Pengambilan Keputusan yaitu pemimpin harus bisa mengambil keputusan
secara tepat dan wajib mempertanggungjawbakan keputusan tersebut, peran ini
dibagi menjadi 4 yaitu kewirausahaan, penyelesaian masalah pengalokasian sumber
daya dan perunding.
E. Komponen Manajemen
1. Manajemen Keuangan, mengatur keluar masuknya uang agar tidak terjadi kerugian
dalam suatu organisasi.
2. Manajemen Operasional, mengatur kegiatan agar berjalan sesuai dengan rencana dan
kebijakan yang telah dibuat, berhubungan dengan proses produksi yang mencakup
bahan baku, mesin, teknologi dan metode yang digunakan.
3. Manajemen SDM, mengelola SDM secara tepat dengan tujuan bisa bekerja sama
secara baik, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
4. Manajemen Pemasaran, membuat stategi pemasaran dengan peluang yang besar dalam
menyukseskan bisnis dengan memudahkan pelanggan mengetahui infrmasi produk
yang dijual.
F. Prnsip-prinsip Manajamen
Pembagian Kerja (Division of Work), Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and
Responsibility), Disiplin (Dicipline), Kesatuan Perintah (Unity of Command), Kesatuan
Pengarahan (Unity of Direction), Mengesampingkan Kepentingan Individu
(Subordination of Individual Interest), Penggajian (Remuneration), Pemusatan
(Centralization), Hierarki (Scalar Chain), Ketertiban (Order), Keadilan dan Kejujuran
(Equity), Stabilitas Kondisi Karyawan (Stability of Tenure of Personel), Prakarsa
(Initiative), Kesatuan dan Semangat (Esprit of Corps)
G. Tools Manajemen
1. Manusia (man), setiap individu memiliki peran penting dalam suatu manajemen di
setiap bidangnya
2. Bahan (materials), faktor yang penting dalam proses manajemen yaitu mengontrol
bahan yang ada, dan individu wajib memanfaatkan bahan secara efektif dalam
pemakaiannya.
3. Uang (money), dalam menjalankan aktivitas perusahaan diperlukan biaya dalam
bentuk uang dalam modal usaha, pengelolaan keuangan dalam manajemen sangat
penting dalam tingkat kesuksesan suatu organisasi.
4. Mesin (machines), teknologi yang penting dalam perusahaan yaitu alat dan mesin yang
dapat meningkatkan kinerja dan poduktivitas yang lebih dibandingkan tenaga manusia
saja.
5. Metode (methods), pemilihan metode yang tepat adalah salah satu unsur manajemen
yang penting sehingga aktivitas berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan
6. Pasar (market), pada proses manajemen mengikuti perkembangan pasar sangat penting
bagi perusahaan

Materi 2: REVIEW KONSEP MANAJEMEN KEPERAWATAN


A. Pengertian dan Tujuan Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu metode pengkoordinasian dan
pengintegrasian sumber daya keperawatan. Manajemen keperawatan mempunyai
beberapa tujuan antara lain mengarahkan seluruh kegiatan yang direncanakan,
mencegah/menyelesaikan permasalahan manajerial, mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien dengan melibatkan seluruh komponen yang ada, memperbaiki metode
kerja keperawatan agar tenaga keperawatan bekerja lebih efektif dan efisien, mengurangi
pemborosan. waktu, dan meminimalkan duplikasi usaha. Pemberian layanan, asuhan
keperawatan berkualitas tinggi, pengembangan staf, dan budaya penelitian keperawatan
merupakan tujuan (hasil) yang diantisipasi dari manajemen keperawatan.
B. Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
1. Perencaaan (Planning). Pengambilan keputusan dan perkiraan mencakup aktivitas
mental perencanaan; 2. Penggunaan Waktu Efektif (Effective utilization of time).
Kemampuan suatu organisasi untuk berfungsi dan mencapai tujuannya tergantung pada
pola penataan dan penggunaan waktu yang tepat; 3. Pengambilan keputusan (Decision
Making). Keputusan adalah hasil dari proses mental atau kognitif yang menyebabkan
pengambil keputusan memilih satu pilihan dari serangkaian pilihan yang tersedia; 4.
Pemimpin/Manajer (leader/manajer). Manajer yang bertanggung jawab mengendalikan
manajemen harus berpengetahuan luas dan mengambil tindakan yang efektif; 5. Tujuan
sosial (Social goal). Dalam membentuk visi, misi, dan tujuan organisasi, manajemen yang
baik harus mempunyai tujuan yang jelas; 6. Pengorganisasian (Organizing).
Pengorganisasian adalah proses mengatur beberapa tugas untuk mencapai hasil yang
diinginkan; 7. Perubahan (Change). Mengubah sesuatu menjadi sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya adalah proses perubahan.
C. Lingkup Manajemen Keperawatan
1. Manajemen operasional/ menajemen layanan
Dalam pelayanan keperawatan, yang memiliki tiga tingkat manajerial dan bertugas
mengelola pelayanan kesehatan rumah sakit, dijalankan oleh individu yang
berkualifikasi di setiap tingkat. Tingkat manajerial tersebut yaitu: puncak, menengah
dan bawah.
2. Manajemen asuhan keperawatan
Manajemen Asuhan Keperawatan adalah suatu proses keperawatan yg menggunakan
konsep-konsep manajemen di dalamnya seperti: perencanaan, pengorganisasan,
implementasi, pengendalian dan evaluasi.
D. Manajemen Asuhan Keperawatan
Untuk dapat memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara sistematis dan
terstruktur, diperlukan manajemen asuhan keperawatan yang baik. Tiga elemen kunci dari
manajemen asuhan keperawatan adalah manajemen sumber daya manusia (perawat),
menggunakan sistem untuk mengkoordinasikan pekerjaan perawat (asuhan keperawatan),
dan sistem untuk mengkategorikan kebutuhan klien dalam proses keperawatan, yang
merupakan cara pemberian asuhan keperawatan.

Materi 3: REVIEW TEORI KEPEMIMPINAN


A. Pengertian
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan dimana salah satu pihak mempunyai
kemampuan yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain berdasarkan
perbedaan kekuasaan antara kedua pihak.
B. Fungsi, Peran, Dan Tanggungjawab Manajer Keperawatan
Peran dan fungsi Manajer Keperawatan dalam melaksanakan tugasnya sangat
mempengaruhi keberhasilan pelayanan keperawatan di ruangan. Manajer keperawatan
bertanggung jawab merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengawasi
komponen keuangan serta prasarana dan sumber daya manusia dalam memberikan
pelayanan yang efektif dan ekonomis kepada pasien.
C. Teori Kepemimpinan Dan Penerapan Teori, Konsep, Dan Prinsip Kepemimpinan
Di Ruang Rawat
1. Teori Bakat, teori ini menyatakan bahwa orang dilahirkan dengan bakat
kepemimpinan yang tidak dapat dipelajari. Kemampuan seorang pemimpin
ditentukan oleh bakat, kecerdasan, kestabilan emosi, dan kebugaran jasmani.
2. Teori Perilaku, Douglas MacGregor berpendapat bahwa para pemimpin organisasi
birokrasi menganut asumsi tentang sifat manusia yang disebut MacGregor (Teori
X). MacGregor mempertanyakan asumsi tersebut dengan mengajukan berbagai
asumsi (Teori Y) untuk mendorong pekerja mengembangkan potensinya secara
maksimal.
D. Gaya Kepemimpinan
1. Gaya Kepemimpinan Otokratis, gaya kepemimpinan yang menggunakan kekuasaan
jabatan dan kekuasaan pribadi secara otoriter, melaksanakan sendiri segala
perencanaan dan pengambilan keputusan yang objektif serta memotivasi bawahan
dengan cara paksaan, sanjungan, kesalahan, dan penghargaan untuk mencapai
prestasi, menentukan tujuan, dan sasaran.
2. Gaya Kepemimpinan Demokratis, merupakan gaya kepemimpinan yang
menghargai karakteristik dan kemampuan yang dimiliki setiap anggota organisasi.
3. Gaya Kepemimpinan Partisipatif, merupakan perpaduan umum antara gaya
kepemimpinan otoriter dan demokratis dengan mengangkat permasalahan dan
mengusulkan solusi kerja kemudian mengundang kritik, saran dan usulan dari
bawahan.
4. Gaya Kepemimpinan Laisses Faire, dapat diartikan sebagai gaya “membiarkan”
bawahan melakukan sendiri apa yang dikerjakannya. Dalam hal ini, pemimpin
melepaskan tanggung jawab, membiarkan bawahannya tanpa arahan, pengawasan,
atau koordinasi, sehingga mereka terpaksa merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi pekerjaan yang mereka anggap tepat.

Materi 4: PERENCANAAN MANAJEMEN KEPERAWATAN


A. Definisi
Perencanaan adalah proses pengambilan keputusan manajerial yang mencakup
penelitian lingkungan, penggambaran sistem organisasi secara keseluruhan memperjelas
visi, misi dan filosofi organiasi, memperkirakan efektifitas tindakan dan menyiapkan
karyawan untuk melaksanakannya.
B. Visi Dan Misi
Visi Keperawatan diartikan sebagai pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan
manifestasi dari nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan
bertindak. Misi Keperawatan dapat diartikan sebagai suatu langkah-langkah nyata dari
profesi keperawatan dalam melaksanakan vis yang telah ditetapkan, yaitu menjaga dan
mengawasi sustu proses profesionalisme keperawatan Indonesia agar berjalan dan
berkesinambungan.
C. Jenis Perencanaan Yang Disusun Kepala Ruangan
1. Perencanaan Logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang pelaksanaannya
dilakukan oleh semua calon pemakai kemudian diajukan sesuai dengan alur yang
berlaku dimasing- masing organisasi
2. Perencanaan SDM adalah kegiatan merencanakan tenaga perawat terhadap jumlah
SDM sesuai kebutuhan berdasarkan tempat dan keterampilan yang dibutuhkan.
3. Rencana Kerja Pelayanan Keperawatan dibagi menjadi 3 jenis, yaitu perencanaan
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
D. Perencanaan Jenjang Karir Perawat
Suatu perencanaan dan penerapan rencana karir yang dapat digunakan untuk
penempatan perawat pada jenjang yang sesuai dengan keahliannya, serta menyediakan
kesempatan perawat untuk mengeksplorasi dan membuat perubahan yang lebih baik.
Tujuan dari pengembangan jenjang karir perawat adalah; 1) mengembangkan kompetensi
prestasi perawat; 2) meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan; 3) meningkatkan
keselamatan pasien; 4) mencegah burn out dan turn out; 5) mengurangi subjektifitas dalam
promosi berdasarkan persyaratan dan kriteria yang telah ditetapkan; 6) memberikan
kepastian hari depan dan 7) meningkatkan kepuasan perawat.
E. Perencanaan Dalam Manajemen Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Sesuai
Standar Akreditasi (Nasional – Internasional)
1. Pengorganisasian untuk membuat tim kerja dengan tugasnya; 2. Rencana strategi
perencanaan untuk mencapai tujuan; 3. Pengaturan dan kegiatan yang akan dilakukan dan
kapan waktunya; 4. Persiapan pendokumentasian yaitu sistem pendokumentasian, format
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Hal ini harus sesuai standar
pendokumentasian keperawatan yang mudah dipahami oleh semua staf, harus efektif dan
efesien; 5. Persiapan evaluasi yaitu pendokumentasian hasil kegiatan secara umum
F. Proses Penyusunan Rencana Penyelesaian Masalah Manajemen
Dalam memetakan masalah bisa dengan metode analisis tertentu seperti memakai analisis
SWOT dan TOWS. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat perencanaan
adalah: 1. Pengumpulan data; 2. Analisis lingkungan dengan analisis situasi dan analisis
SWOT: Strenght (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman).
Materi 5: PERHITUNGAN TENAGA KEPERAWATAN
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sait,
terdapat 7unit secara umum di rumah sakit, yaitu:
1. Ranap dewasa 3. Ranap intensif 5. Kamar bersalin 7. Rawat jalan
2. Ranap anak 4. IGD 6. Kamar operasi
Terdapat 3 metode perhitungan jumlah tenaga keperawatan, yaitu:
A. Metode Douglas
Metode ini sangat berkaitan dengan konstanta tingkat ketrgantungan pasien atau
berdasarkan klasifikasi klien dimana masing-masing kategori memiliki nilai standar per
shiftnya. Ada 3 klasifikasi pasien yaitu ketergantungan minimal, parsial dan total.
Berikut table konstanta Metode Douglas:
Jumlah Klasifikasi Klien
Klien Minimal Parsial Total
Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam Pagi Sore Malam
1. 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20
2. 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40
3. 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60
B. Metode Gillies
Metode ini sangat terkait dengan perawatan langsung dan tidak langsung pada pasien.
Berikut rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit sebagai berikut:

Keterangan:
A = Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B= Rata-rata jumlah pasien/hari
C= Jumlah hari/tahun
D= Jumlah hari libur masing-masing perawat
F= Jumlah jam perawatan yg dibutuhkan per tahun
G= Jumlah jam perawatan yg diberikan perawat per tahun
H= Jumlah perawat yg dibutuhkan untuk unit tersebut
Perawatan Langsung dan Tidak Langsung
1. Perawatan langsung, umumnya perawatan langsung hanya 4jam/hari sedangkan waktu
yang dibutuhkan sesuai klasifikasi pasien untuk kebutuhan keperawatan dalam sehari:
Selfcare membutuhkan ½ x 4 jam adalah 2 jam; Partial care membutuhkan ¾ x 4 jam
adalah 3 jam; Total care membutuhkan 1 – 1 ½ x 4 jam adalah 4-6 jam; Intensive
care membutuhkan 2 x 4 jam adalah 8 jam.
2. Perawatan tidak langsung. Waktu perawatan ini sekitar 60 mnt/hari.
3. Pendidikan Kesehatan memerlukan waktu 15 mnt/klien/hari.
Pengaturan hari Libur dan Cuti:
1. Jumlah hari per tahun, yaitu 365 hari
2. Hari libur masing-masing perawat per tahun adalah 78 hari, diperoleh dari hari minggu
= 52 hari, hari libur nasional = 14 hari dan cuti tahunan = 12 hari
3. Jumlah jam kerja tiap perawat adalah 40 jam/minggu (kalau kerja efektif 5 hari maka
jam efektif 40/5 = 8 jam)
4. Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan di satu unit harus ditambah 20-25%
(antisipasi/cadangan)
C. Perhitungan DEPKES
Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di rawat inap didasarkan oleh: tingkat
ketergantungan pasien, rata-rata pasien per hari, jam perawatan yang
diperlukan/hari/pasien, jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari, jam kerja efektif tiap
perawat per hari.
Tahapan Perhitungan DEPKES
1. Menghitung kebutuhan tenaga
2. Tambahkan faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar (loss day)
3. Perhitungkan juga beban non keperawatan sebesar 25%
Perhitungan di Gawat Darurat dan Critical Care

Perhitungan di Kamar Operasi

Perhitungan di Ruang Recovery

Ketergantungan pasien di ruang penerimaan: 15 menit


Ketergantungan pasien di RR: 1 jam
Materi 6: PENGORGANISASIAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Konsep Dasar, Tujuan, Dan Prinsip Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah suatu cara dengan mengatur atau menentukan tugas, pekerja
yang akan dijalankan tugasnya, pengelompokan tugas yang harus dikerjakan, alur
kewenangan, serta kewenangan dalam pengambilan keputusan.
Tujuan pengorganisasian yaitu, bertahan hidup (untuk mempertahankan eksistensi
organisasi bersama), pertumbuhan (dapat membuat cabang dibeberapa wilayah serta
menambahfasilitas dan layanan baru), keuntungan (organisasi juga harus dapat membayar
tagihan agar tidak memiliki hutang yang jangka panjang), status (pimpinan organisasi yang
ada sangat menginginkan organisasinya menjadi yang terbaik dan dikenal dikalangan
luas), dominasi (organsasi dapat bertahan dan menjadi yang terbaik agar tidak adayang
menyingkirkan organisasinya serta mampu bersaing).
Prinsip pengorganisasian kegiatan layanan keperawatan, meliputi:
1. Pembagian Kerja, prinsip dasar untuk mencapai efisiensi yaitu pekerjaan dibagi-bagi
sehingga setiap orang memilik tugas tertentu.
2. Pendelegasian Tugas, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepada staf untuk
bertindak dalam batas-batas terentu. Dengan pendelegasian, seorang pimpinan dapat
mencapai tujuan dan sasaran kelompok melalui usaha orang lain, hal mana merupakan
inti manajemen.
3. Koordinasi, keselarasan tindakan, usaha, sikap dan penyesuaian antar tenaga yang ada
dibangsal. Keselarasan in dapat terialin antar perawat dengan anggota tim kesehatan
lain maupun dengan tenaga dari bagian lain.
4. Manajemen waktu, proses merencanakan, mengontrol, dan menggunakan waktu
semaksimal mungkin untuk menyelesaikan tugas tertentu.
B. Jenis Struktur Organisasi Dalam Keperawatan
1. Berdasarkan tingkat koordinasi dan kesadaran dalam mencapai tujuan yaitu: a.
Organisasi formal, aktivitas terkoordinasi dengan tujuan jelas dan struktur yang
terdefinisi, seperti perusahaan tau pemerintahan; b. Organisasi nonformal: aktivitas
pribadi tanpa tujuan sadar untuk bergabung, seperti kelompok
komunitas atau klub hobi.
2. Berdasarkan jumlah pimpinan puncak organisasi yaitu: a. pimpinan puncak tunggal:
satu pemimpin tertingg; b. Pimpinan puncak dewan: pemimpin oleh dewan kolektif.
3. Berdasarkan hubungan wewenangan: a. Line Authority (Wewenang Lini), perintah
langsung atasan ke bawahan; b. Staff Authority (Wewenang Staf): memberikan
dukungan dan saran; c. Line & Staff Authority (Wewenang Lini & Staf): Kombinasi
perintah dan dukungan; d. Functional Authority (Wewenang Fungsional): Wewenang
di bidang tertentu.
C. Perbedaan Budaya Dan Iklim Organisasi
Budaya organisasi berkaitan dengan makna bersama, nilai, sikap dan keyakinan. Dapat
dikatakan bahwa jantung dari suatu organisasi adalah sikap, keyakinan, kebiasaan dan
harapan dari seluruh individu anggota organisasi mulai dari manajemen puncak hingga
manajemen yang paling rendah, sehingga tidak ada aktifitas manajemen yang dapat
melepaskan diri dari budaya.
Iklim organisasi adalah suatu kualitas lingkungan internal organisasi yang dialami oleh
anggotanya, mempengaruhi prilakunya dan dapat dideskripsikan dengan nilai-nilai
karakteristik organisasi.
D. Implementasi Pengorganisasian Keperawatan Di Ruang Rawat
1. Job Analyses
Sumber daya manusia (SDM) perawat di ruang rawat terdiri dari kepala ruangan,
ketua tim (perawat primer) dan perawat pelaksana. Untuk menempatkan/ menugaskan
seorang perawat sebagai kepala ruangan atau sebagai ketua tim, atau sebagai perawat
pelaksana diperlukan kriteria tertentu sebagai standar.
2. Job Description Perawat
Penjabaran kerja, jabatan, dan tanggung jawab pekerja. job description adalah sebuah
pedoman yang dibikin perusahaan untuk karyawan agar bisa menjalankan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan posisi yang sudah ditentukan.

Materi 7: MPKP dan MAKP


MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional)
A. Pengertian dan Tujuan
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk
lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut
Tujuannya enjaga konsistensi askep, mengurangi konflik, tumpang tindih, dan
kekosongan pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan, menciptakan
kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan, memberikan pedoman dalam
menentukan kebijakan dan keputusan, menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan
asuhan keperawatan bagi setiap tim keperawatan.
B. Pilar
1. Pilar I: Pendekatan Keperawatan Manajemen meliputi: a. perencanaan (rencana jangka
pendek, rencana jangka menengah, dan rencana jangka panjang); b. pengorganisasian
yaitu ada metode penugasan (metode tim, metode primer, metode primer modifikasi
primer-tim), membuat jadwal dinas dan daftar pasien; c. pengarahan (timbang terima,
komunikasi SBAR, supervise, preconference, postconference, manajemen konflik,
pendelegasian); d. pengendalian (BOR, mutu pelayanan keperawatan)
2. Pilar II: Sistem Penghargaan (proses rekrutmen tenaga perawat di ruang mpkp dan
proses seleksi tenaga perawat di ruang mpkp)
3. Pilar III: Hubungan Profesional (ronde keperawatan)
4. Pilar IV: Manajemen Asuhan Keperawatan (dokumentasi keperawatan, pengelolaan
sentralisasi obat, discharge planning, metode/standar/pedoman/protap)
C. Jenis
1. Model Praktek Keperawatan Profesional III. Perawat dengan gelar doctor yang
berfungsi untuk melakukan riset dan membimbing para perawat melakukan riset serta
memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II. Perawat dengan kemampuan spesialis
keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu. Perawat spesialis berfungsi
untuk memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan kepada perawat primer
pada area spesialisnya
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I (tim primer) yaitu perawat mampu
memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat I dan untuk itu diperlukan
penataan 3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP). Model ini mampu
memberikan asuhan keperawatan profesional tingkat pemula. Pada model ini terdapat
3 komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan
keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan.
D. Komponen utama
Ada 6 komponen kunci dalam Pelaksanaan MPKP yaitu Pasien, keluarga pasien dan
komunitas global, hubungan kolaborasi antarprofesional, profesionalisme dan nilai-nilai
professional perawat, pengakuan dan penghargaan, kepemimpinan, pemberian asuhan
keperawatan dan hasil perawatan pasien, nilai professional.
MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional)
A. Latar Belakang
MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur, yakni standar,
proses keperawatan, pendidikan keperawatan dan sistem MAKP.
B. Jenis (Pengertian, Kelebihan Dan Kekurangannya)
1. Fungsional. Metode ini digunakan sebagai pilihan terbatasnya jumlah dan kemampuan
perawat, sehingga setiap perawat hanya mampu menjalankan 1-2 jenis
tindakan/intervensi kepada semua pasien yang dirawat. Kelebihan: manajemen yang
menekankan efisiensi, pembagian tugas jelas dan pengawasan yang baik, rekomendasi
bagi RS yang kekurangan tenaga, perawat senior sibuk memanajemen dan perawat
junior mengasuh pasien. Kelemahan: tidak memberikan kepuasan pada pasien
maupun perawat, pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan, persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja, penanggungjawab: perawat yang bertugas pada tindakan tertentu.
Penanggungjawab: Perawat yang bertugas pada tindakan tertentu.
2. Kasus, perawat bertanggung jawan terhadap asuhan dan observasi pada pasien tertentu.
Rasio: 1: 1 (pasien:perawat) yang umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau
untuk khusus seperti isolasi, perawatan insentif. Kelebihan: perawat lebih memahami
kasus per kasus, sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah. Kekurangan:
belum dapat didentifikasi perawat penanggung jawab, perlu tenaga yang cukup banyak
dan mempunyai kemampuan dasar yang sama. Penanggungjawab: Manajer Kep.
3. Tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan
pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu (di unit rawat inap, unit
rawat jalan, dan unit gawat darurat). Kelebihan: memungkinkan pelayanan
keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan,
memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di atasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim. Kelemahan: komunikasi antar anggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Penanggungjawab: Ketua Tim.
4. Primer, metode ini satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah
sakit dan mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat
rencana asuhan dan pelaksana. Kelebihan: Bersifat kontinuitas dan komprehensif,
memungkinkan pengembangan diri perawat, pasien dimanusiawikan, asuhan
keperawatan bermutu tinggi, dokter mendapat informasi kesehatan yang terbaru dan
komprehensif. Kelemahan: Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki
pengalaman dan pengetahuan dengan kriteria asertif, selfdirection, kemampuan
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinis, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu. Penanggungjawab: Perawat Primer (PP)
C. Pertimbangan Pemilihan Jenis MAKP
Enam unsur utama dalam penentuan pemeilihan metode pemberian asuhan
keperawatan yaitu: sesuai dengan visi dan misi, dapat diterapkan proses keperawatan
dalam askep, efisien dan efektif dalam penggunaan biaya, terpenuhinya kepuasan klien
keluarga dan masyarakat, kepuasan kinerja perawat.

Materi 8: PENGARAHAN
A. Pengertian Pengarahan
Pengarahan merupakan salah satu tahapan penting dari fungsi manajemen
keperawatan dalam rangka menciptakan lingkungan kerja yang sesuai sehingga perawat
dapat memberikan asuhan keperawatan yang aman dan berkualitas bagi pasien.
B. Konsep Dasar Dan Tujuan Pengarahan
Pengarahan dalam organisasi bersifat sangat komplek karena menyangkut manusia
dengan berbagai tingkah lakunya yang berbeda-beda. Tujuan fungsi pengarahan ada lima
yaitu: menciptakan kerja sama yang lebih efsien, mengembangkan kemampuan dan
ketrampilan staf supervisi, menumbuhkan rasa menyukai pekerjaan, mengusahakan
suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi keria staf,
membuat organisasi berkembang lebih dinamis.
C. Kegiatan Manajer Keperawatan Dalam Fungsi Pengarahan
Merumuskan tujuan perawatan yang realists dan berkesinambungan untuk pelayanan,
memberikan prioritas utama untuk kebutuhan klien, melaksanakan koordinasi untuk
efisiensi pelayanan, mengidentifikasi tanggung jawab dari perawat pelaksana, ciptakan
budaya kerja yang aman dan suasana pendidikan berkelanjutan, mempertimbangkan
kebutuhan terhadap tugas-tugas dari perawat pelaksana, mempercayai anggota, timbulkan
rasa percaya diri anggota yang tinggi dengan memberikan reward and punishment yang
jelas dan tegas, menjelaskan prosedur yang harus diikuti, memberikan laporan/pengarahan
yang ringkas dan jelas, menggunakan proses kontrol manajemen. gunakan manajemen
kontrol yang baik untuk mengkaji kualitas layanan secara teratur dan rutin,kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan umum.
D. Indikator Pengarahan Yang Baik/Efektif
Yang terdapat unsur koordinasi, motivasi dan komunikasi yang efektif.
E. Unsur-Unsur Pengarahan (Kepemimpinan, Motivasi, Komunikasi)
1. Kepemimpinan adalah sebuah hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan
yang lebih besar untuk mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada
perbedaan kekuasaan. Rumusan komponen yang ada dalam kepemimpinan ada empat
aspek, yaitu: 1) Leader, 2) Pengikut, 3) tujuan, dan 4) situasi dan komunikasi.
2. Motivasi merupakan sebuah dorongan yang menggerakkan seseorang agar bertindak
dengan cara tertentu. Jumlah dan kualitas pekerjaan yang dicapai oleh seseorang
adalah cerminan dari motivasi yang dimilikinya. Motivasi merupakan hal yang
kompleks serta melibatkan pengaruh dari factor-faktor ekstrinsik seperti uang,
tunjangan, dan kondisi kerja
3. Komunikasi, perawat profesional pemberi asuhan diwajibkan untuk memperhatikan
komunikasi secara efektif. Penggunaan alat komunikasi terstruktur secara konsisten,
seperti SBAR, meningkatkan efektivitas komunikasi, serta meningkatkan hubungan
yang aktif antara anggota tim perawatan kesehatan.

Materi 9: SUPERVISI KEPERAWATAN


A. Pengertian dan Tujuan
Supervisi adalah pemberian bimbingan atau arahan, pengawasan, evaluasi, dan tindak
lanjut. Supervisi adalah salah satu bentuk dari fungsi pengarahan yang sering dilakukan
oleh pihak manajerial, untuk mengetahui kompetensi, keterampilan, kesulitan dan kendala
yang dihadapi oleh bawahannya selama menjalankan perannya sebagai pemberi askep.
Tujuan supervisi adalah pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada klien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan kemampuan perawat dalam
melaksanakan tugas.
B. Prinsip
Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi, kegiatan yang direncanakan
secara matang, bersifat edukatif, supporting dan informan, memberikan perasaan aman
pada staf dan pelaksanaan keperawatan, membentuk suatu kerjasama yang demokratis
antara supervisor, staf dan pelaksana keperawatan, harus objektif dan sanggup
mengadakan “selfevaluation”, harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat
mengembangkan kelebihanmasing-masing, konstruktif dan kreatif dalam
mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan, dapat meningkatkan kinerja
bawahan dalam upaya meningkatkankualitas asuhan keperawatan
C. Instrumen Supervisi
1. Instrumen Supervisi Universal Precaution (Hand Wash): 2. Instrumen Supervisi
(Dokumentasi Asuhan Keperawatan): 3. Instrumen supervisi asuhan keperawatan secara
langsung pada perawat pelaksana (asosiet); 4. Instrument supervisi pada kepala ruang; 5.
Instrument supervisi pada perawat primer/ketua tim; 6. Instrument supervisi pada
supervisor keperawatan
D. Tehnik Supervisi
1. Pra-supervisi → Supervisor menetapkan kegiatan yang akan disupervisi dan
menetapkan tujuan
2. Pelaksanaan Supervisi → Supervisor menilai kinerja perawat berdasarkan instrumen
yang telah disiapkan, supervisor mendapat beberapa hal yang memerlukan
pembinaan, supervisor memanggil katim untuk mengadakan pembinaan dan
klarifikasi permasalahan, pelaksanaan supervisi dengan inspeksi, wawancara, dan
memvalidasi data sekunder, supervisor mengklarifikasi permasalahan yang ada,
supervisor melakukan tanya jawab dengan perawat.
3. Pasca-Supervisi (3F) → Supervisor memberikan penilaian supervisi (f-fair),
supervisor memberikan feedback dan klarifikasi, supervisor memberikan
reinforcement dan follow up perbaikan.
E. Kolaborasi Dan Negosiasi Dalam Pelayanan Keperawatan
1. Kolaborasi adalah bekerja bersama-sama dengan orang lain secara saling
menguntungkan dengan membina hubungan interprofessional untuk mencapai tujuan
bersama. Kolaborasi meningkatkan koordinasi, komunikasi, kualitas, dan
keselamatan perawatan pasien.
2. Negosiasi merupakan salah satu bentuk dari manajemen konflik, dimana kedua belah
pihak menyepakati sesuatu hal untuk memecahkan sebuah masalah yang sedang
dihadapi bersama. Inti dari negosiasi yang efektif adalah komunikasi yang dilakukan
secara efektif. Semakin baik komunikasi, maka akan semakin baik jalannya negosiasi.
Terdapat tiga unsur didalam negosiasi, yakni pihak yang berkonflik, lawan konflik,
dan negosiator.
DAFTAR PUSTAKA
x
Susanto, Rizaldi Heru. (2019). Studi Kasus Pelaksanaan Penerimaan Pasien Baru
Menggunakan Welcome Book Di Ruang Ismail Rumah Sakit Siti Khodijah
Muhammadiyah Cabang Sepanjang. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah
Surabaya. https://repository.um-surabaya.ac.id/5657/
Milkhatun. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Kepemimpinan Transformasional
Kepala Ruang Di Rsi Sultan Agung Semarang. Undergraduate thesis, Faculty of
Medicine. http://eprints.undip.ac.id/48192/
PPNI JATENG. (2019). Transformasi Jenjang Karir Perawat. PPNI JAWA TENGAH.
https://ppnijateng.org/2019/05/transformasi-jenjang-karir-perawat/
Kanang, S. W. Y., Syahrul, S., & Majid, A. (2020). Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP). Media Karya Kesehatan, 3(1), 15–26.
https://doi.org/10.24198/mkk.v3i1.19593
Erita. (2019). Buku Materi Pembelajaran Materi Keperawatan. Jakarta.
Seniwati, dkk. (2022). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. CV. Feniks Muda Sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai