Anda di halaman 1dari 11

TRAUMA ABDOMEN

KELOMPOK 4
 DILA RIZKIA
 EKLESIA MARGAARETA
 MEILY IKASARI
 MITA ASMARA PUTRI
 ROSITA SIPAYUNG
 WINDA SARI
DEFENISI
• Abdomen adalah bagian tubuh yang berbentuk rongga terletak
diantara toraks dan pelvis. Rongga ini berisi viscera dan
dibungkus dinding (abdominal wall) yang terbentuk dari dari
otot-otot abdomen, columna vertebralis, dan ilium.
• Trauma adalah sebuah mekanisme yang disengaja ataupun
tidak disengaja sehingga menyebabkan luka atau cedera pada
bagian tubuh. Jika trauma yang didapat cukup berat akan
mengakibatkan kerusakan anatomi maupun fisiologi organ
tubuh yang terkena.
• Trauma abdomen adalah terjadinya cedera atau kerusakan
pada organ abdomen yang menyebabkan perubahan fisiologi
sehingga terjadi gangguan metabolisme, kelainan imunologi
dan gangguan faal berbagai organ (MH Assiddqi, 2014).
Klasifikasi

Trauma pada dinding abdomen terdiri dari:


• 1.    Trauma penetrasi: trauma tembak, trauma tusuk
(MH Assiddqi, 2014). Trauma penetrans merupakan
8-12% dari abdominal trauma yang datang ke trauma
center. Luka tembak merupakan penyebab yang
sering pada trauma penetrasi.
• 2.    Trauma non-penetrasi atau trauma tumpul:
tenaga kompresi (hantaman), Trauma tumpul
abdomen lebih dominan berhubungan dengan
kecelakan kendaraan bermotor
Etiologi

Penyebab trauma abdomen antara lain: trauma,


iritasi, infeksi, obstruksi dan operasi. Kerusakan
organ abdomen dan pelvis dapat disebabkan
trauma tembus, biasanya tikaman atau tembakan
dan trauma tumpul akibat kecelakaan mobil,
pukulan langsung atau jatuh. Luka yang tampak
ringan bisa menimbulkan cedera eksterna yang
mengancam nyawa (MH Assiddqi, 2014).
Manifestasi Klinis
Secara umum manifestasi klinik trauma abdomen antara lain :
1. Nyeri
2. Nyeri tekan lepas menandakan iritasi peritoneum karena
cairan gastrointestinal atau darah
3. Distensi abdomen
4. Demam
5. Anoreksia
6. Mual dan muntah
7. Takikardi
8. Peningkatan suhu tubuh
Pemeriksaan Diagnostik
Pengkajian diagnostic yang diperlukan selama kondisi
preoperative di gawat darurat, meliputi pemeriksaan darah
(hemoglobin, leukosit, laju endap darah, waktu perdarahan
dan waktu pembekuan darah, serta hematokrit), serum
elektrolit, pemeriksaan USG, Foto polos (abdomen dan
toraks), dan CT scan (muttaqin, kumalasari, 2013).
Pemeriksaan diagnostic dapat mencakup sonografi
abdomen terfokus untuk trauma, (FAST, focused abdomen
sonography for trauma), lavase peritoneum diagnostic
(DPL, diagnostic peritoneal lavage), foto toraks (untuk
menentukan kelainan makroskopik serta adanya
pergeseran organ), dan CT scan abdomen.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan kegawatdaruratan Trauma Abdomen :
1.    Trauma Tumpul Abdomen
Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC
bila pasien telah stabil baru kita memikirkan penatalaksanaan
abdomen itu sendiri. Pipa lambung, selain untuk diagnostic, harus
segera dipasang untuk mencegah terjadinya aspirasi bila terjadi
muntah. Sedangkan kateter di pasang untuk mengosongkan kandung
kencing dan menilai urin. Pada trauma tumpul, bila terdapat
kerusakan intra peritoneum harus dilakukan laparotomi, sedangkan
bila tidak, pasien diobservasi selama 24-48 jam. Tindakan laparotomi
dilakukan untuk mengetahui organ yang mengalami kerusakan. Bila
terdapat perdarahan, tindakan yang dilakukan adalah penghentian
perdarahan. Sedangkan pada organ berongga, penanganan kerusakan
berkisar dari penutupan sederhana sampai reseksi sebagian.
2.    Trauma Tembus Abdomen
Hal umum yang perlu mendapat perhatian adalah atasi dahulu ABC
bila pasien telah stabil baru kita memikirkan penatalaksanaan abdomen
itu sendiri, Peningkatan nyeri di daerah abdomen membutuhkan
eksplorasi bedah. Luka tembus dapat mengakibatkan renjatan berat bila
mengenai pembuluh darah besar atau hepar. Penetrasi ke limpa,
pancreas, atau ginjal biasanya tidak mengakibatkan perdarahan massif
kecuali bila ada pembuluh darah besar yang terkena. Perdarahan
tersebut harus diatasi segera, sedangkan pasien yang tidak tertolong
dengan resusitasi cairan harus menjalani pembedahan segera.
Penatalaksanaan pasien trauma tembus dengan hemodinamik stabil di
dada baian bawah atau abdomen berbeda-beda. Namun semua ahli
bedah sepakat semua pasien dengan tanda peritonitis atau hipovolemia
harus menjalani eksplorasi bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien
tanpa tanda-tanda sepsis dengan hemodinamik stabil. Semua luka tusuk
di dada bawah dan abdomen harus dieksplorasi terlebih dahulu. Bila
luka menembus peritoneum maka tindakan laparatomi diperlukan.
Komplikasi Trauma Abdomen

Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan


karena trauma abdomen adalah:
Perforasi
Perdarahan dan syok hipovolemik
Menurunnya atau menghilangnya fungsi organ
Infeksi dan sepsis
Komplikasi pada organ lainnya
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
• Trauma abdomen yang disebabkan benda tumpul biasanya lebih
banyak menyebabkan kerusakan pada organ-organ padat maupun
organ-organ berongga pada abdomen dibandingkan dengan trauma
abdomen yang disebabkan oleh benda tajam.
Saran
• Bagi seorang perawat dalam penanganan pasien yang mengalami
trauma abdomen yaitu perawat harus memperhatikan atau
melakukan tindakan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat,
terutama pada kasus trauma abdomen akibat cidera atau kecelakaan.
• Untuk memudahkan pemberian tindakan darurat secara sepat dan
tepat perlu dilakukan prosedur tetap/protocol yang dapat digunakan
setiap hari. Bila memungkinkan, sangat tepat apabila pada setiap
unit keperawatan di lengkapi dengan buku-buku yang diperlukan
baik untuk perawat maupun pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai