2017
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2587
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas
Masalah Kekurangan Volume Cairan padaKasus
Diare di Jl. Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia
OLEH
142500018
Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An. A dengan
Prioritas Masalah Kekurangan Volume CairanpadaKasusDiare di Jl.
KaryaBakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia’’. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medan.
Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara lansung maupun tidak lansung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
6. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.
8. Teristimewa untuk kedua orangtua saya, Bapak Albinus Sijabat dan Ibu
Ramina Sitepu serta kedua Adik saya Fernando Sijabat dan Juli Evita
Lembar Pengesahan................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Tujuan........................................................................................3
C. Manfaat......................................................................................4
Bab II Pengelolaan Kasus
A. Kesimpulan..............................................................................48
B. Saran.........................................................................................49
Daftar Pustaka......................................................................................................50
Lampiran..............................................................................................................51
A. Latar Belakang
Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam
usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare
setiap tahunnya dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di Negara
berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi (Wong, 2008).
Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal
atau penyakit lain diluar saluran pencernaan, dikarenakan keadaan frekuensi
buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).
Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian homeostasis keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu sama lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh dengan lainnya (Daniel, 2013).
Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin,
dan kandungan lemak tubuh.Dan dari hasil pengkajian yang lakukan di
masyarakat di Kelurahan Sari Rejo, ada juga beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya diare pada anak diantaranya faktor orangtua atau keluarga,
Untuk pemenuhan kebutuhan cairan pada anak, maka peran perawat yang
dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dan
melakukan pencegahan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya keparahan
terhadap anak usia balita (5 bulan) di Jl. Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui
asuhan keperawatan pada anak usia balita (5bulan) dengan prioritas masalah
kekurangan volume cairan dan elektrolit di Jl. Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Untuk mengetahui analisa data asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
3. Untuk mengetahui rumusan masalah asuhan keperawatan pada anak
usia balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl.
Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
4. Untuk mengentahui perencanaan asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairandi Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
C. Manfaat
I. Pengertian
Cairan tubuh terdiri atas dua kompartemen utama yang dipisahkan oleh
membran semiperniabel. Kedua kompartemen tersebut adalah kompartemen
intraseluler dan ekstraseluler. Sekitar 65% cairan tubuh berada di dalam sel, atau
intraseluler. Sisanya 35% cairan tubuh berada di luar sel, atau ekstraseluler.
Kompartemen ekstraseluler selanjutnya dibagi menjadi tiga subdivisi :
• Interstisial : cairan yang terdiri atas cairan limfa, adalah cairan yang berada
antara sel dan di sekitar pembuluh darah (25%).
• Intravaskuler : adalah plasma darah yang di temukan pada sistem vaskuler atau
pembuluh darah (8%).
Total jumlah volume cairan tubuh (total body water) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan,
lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan wanita lebih
rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap jumlah volume cairan, semakin tua
usia semakin sedikit kandungan airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir jumlah cairan
tubuhnya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia pubertas sampai dengan
usia 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun
untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60
tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB (Tarwoto & Wartonah,
2006).
1. Usia
Makanan dan cairan yang kita makan dan minum berperan besar dalam
pengaturan cairan dan elektrolit. Selain minuman, kita juga mengonsumsi
makanan, khususnya buah dan sayuran, yang menyediakan cairan untuk kita. Tipe
makanan dan minuman yang kita masukkan mungkin mengganggu keseimbangan
cairan dan elektrolit.
3. Obat-obatan
4. Temperatur Lingkungan
Orang yang tinggal di lingkungan yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampaidengan5L per hari.
6. Stres
7. Sakit
8. Tindakan Medis
1. Difusi
3. Transport Aktif
Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absorpi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh
perubahan konsentrasi kalium, natrium serum, dan sistem angiotensin rennin serta
sangat efektif dalam menegndalikan hiperkalemia.
4. Prostaglandin
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan
dan berfungsi dalam merespon radang, mengendalikan tekanan darah, kontraksi
uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal prostaglaindin berperan
mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium, dan efek ginjal pada ADH.
5. Glukokortikoid
Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan
terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan
pada keseimbangan volume darah.
Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya
darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas
lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi
(yaitu pengalihan panas kebenda yang disentuh), dan konveksi (yaitu pengaliran
udara panas ke permukaan yang lebih dingin).
Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang
aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari
aktivitas otot, temperature lingkungan yang meningkat, dan demam. Hilangnya
cairan dari kulit disebut juga dengan Isensible Water Loss (IWL), yaitu 15-20
ml/24 jam.
3. Paru-paru
4. Gastrointestinal
Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolume antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,
muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis
kehilangan cairan hipovolume dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam
basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat dapat
menimbulkan syok hipovolume. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi
hipovolume adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone antideuritik (ADH), dan pelepasan
aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Total air dalam tubuh dapat diketahui dengan menggunakan rumus di bawah
ini dengan syarat keseimbangan cairan tubuh dalam kondisi normal :
Jumlah total air tubuh (L) = Berat badan (kg) x 55%
Akan tetapi, jika terjadi dehidrasi berat dan terjadi kehilangan cairan tubuh
sekitar 10%, maka jumlah total air tubuh dihitung dengan menggunakan rumus di
bawah ini :
Jumlah total air tubuh (L) = 0,9 x Berat badan (kg) x 55%
IWL (insensible water loss) :
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = (15 x BB)⁄24 jam
• Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri
tetesan lebih cepat
• Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum :
biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet
zinc
• Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak anak sesudah 3 jam.
Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk
melanjutkan pengobatan
Tipe data :
1. Data Subjektif
Data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.
Misalnya perasaan nyeri, lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, dan
perasaan malu (Potter & Perry, 2005).
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (dilihat,dengar, cium, dan raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema, berat badan,
tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
4. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut(Potter & Perry, 2005).
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien, keluarga,
dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosis
keperawatan.
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah
bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,
kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga, dan orang
terdekat perlu dilibatkan secara maksimal (Asmadi, 2008).
1. Pengkajian Keperawatan
I. BIODATA/IDENTITAS PASIEN
Nama :An.A
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Januari 2017
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Ayah/Ibu :Tn. R / Ny. D
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
Agama :Islam
Suku : Jawa
Pendidikan :Belum sekolah
Alamat :Jl. Karya Bakti 1 No. 22 Kecamatan Sari Rejo
Medan Polonia
Tanggal Operasi : Tidak ada rencana operasi
Tanggal Pengkajian :01 Juni 2017
1. Orang tua
Orang tua klien tidak ada memiliki riwayat penyakit serius.
2. Saudara kandung
Saudara klien juga tidak memiliki penyakit serius.
3. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan.
Keterangan :
: laki-laki
: wanita
: Meninggal
: klien/pasien
Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi
2. Analisa Data
Do:
- Keadaan umum
Keadaan pasien
3. Rumusan Masalah
1. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan pola tidur
5. Perencanaan
Hari/ No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Kamis, Tujuan dan Kriteria Hasil:
2
NO. Tindakan
Waktu Waktu Evaluasi (SOAP)
DX Keperawatan
4. Menganjurkan
11.35
keluarga untuk
memberikan
susu hangat
sebelum tidur
- Berikan susu
hangat (susu
SGM yang
didapat saat
berobat di klinik
Vina) diberikan
sesuai resep dari
klinik (100 ml/2
jam)
BAB III
Kesimpulan dan Saran
B. Saran
1. Bagi instansi pendidikan
Bagi instansi pendidikan agar lebih banyak menyediakan refrensi yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar cairansebagai bahan
bacaan bagi mahasiswa Khususnya mahasiswa DIII keperawatan.
2. Bagi Klien dan keluarga
Agar memperoleh pengetahuan tentang kebutuhan cairan serta
meningkatkan kemandirian pasien untuk pemenuhan cairan bagi dirinya
sendiri, dan bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kebutuhan cairan.
3. Bagi profesi keperawatan
Bagi profesi keperawatan agara dapat meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar cairan.
4. Bagi mahasiswa
Dimana agar mahsiswa lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan cairan.
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Sharon & Terry. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik (Edisi 3).
Jakarta: EGC
Wong, D.L. (2008). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik (Edisi 4). Jakarta:
EGC
http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/implikasi-keperawatan-atas-
masalah-cairan-tubuh/. Diakses tanggal 18 Juni 2017 pukul : 15.41 WIB
http://hariansib.co/view/Medan-Kita/4880/-kota-Medan-Tertinggi-Penderita-
Diare-di-Sumut.html. Diakses tanggal 20 Juni 2017 pukul : 18.25 WIB
LAMPIRAN
8. Memonitor
tanda-tanda vital
10.00
pasien
Suhu tubuh : 37,2 °C
Nadi : 125x/i
Pernafasan : 30x/i
TB : 88 cm
BB : 7,8 kg
(setelah sakit) dan 8
9. Menganjurkan
untuk minum
sedikit tapi sering
- anak berumur
kurang dari 6
bulan yang tidak
menyusui,
berikan 100-200
ml air matang
selama periode
ini
10.Berikan informasi
yang tepat
tentang
kebutuhan cairan
yang
berhubungan
dengan diare
(data terlampirkan)
NO. Tindakan
Waktu Waktu Evaluasi (SOAP)
DX Keperawatan
2. 11.00 5. Mengkaji pola 16.50 S : Ib klien mengatakan klien
tidur dan faktor sudah diberikan obat pukul 13.00
yang WIM yang didapat saat berobat di
menyebabkan klinik Vina yaitu oralit 3x1 bks,
gangguan tidur. Paracetamol drops 3x0,6 ml,
- Sebelum klien Amoxicillin 3x0,6 ml, pemberian
sakit, ibu klien oralit 3x1 bks, diberikan susu
mengatakan (SGM) diberikan 100 ml/2 jam (
8. Menganjurkan
keluarga untuk
memberikan susu
hangat sebelum
tidur
- Berikan susu
sesuai resep dari
klinik (100 ml/2
jam)
NO. Tindakan
Waktu Waktu Evaluasi (SOAP)
DX Keperawatan
2. 09.45 1. Mengkaji pola 15.55 S : Ibu mengatakan klien
tidur dan faktor diberikan susu (SGM) diberikan
yang 100 ml/2 jam ( habis 100 ml)
menyebabkan - sudah mau minum air putih 15-
gangguan tidur. 25 ml/3 jam
- Ibu klien 16.05 - ibu klien mengatakan klien hari
mengatakan tidur ini tidur siang 1 jam
malam sudah O : Klien sudah tidak rewel dan
pukul 21.00 WIB tidak gelisah dan mata tidak
- tidur siang lebih 16.15 cekung
lama (1-2 jam) 16.20 - TTV:
- klien sudah Suhu tubuh : 36,8 °C
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Media
1. Flipchart
G. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA
MATERI PENYULUHAN
KONSEP DASAR DIARE
Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Diare ialah keadaan buang air besar lembek/cair (mencret) bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali
atau lebih dalam sehari)
2. PENYEBAB
a. Faktor infeksi
• Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus
(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.
hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
• Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
c. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)
4. KLASIFIKASI DIARE
Menurut pedoman MTBS (2010) diare dapat diklasifikasikan :
a. Diare akut terbagi atas :
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Terdapat dua atau lebih • Jika tidak ada klasifikasi berat
tanda-tanda berikut : lain:
• Letargis atau tidak - Beri cairan untuk dehidrasi
sadar berat (rencana terapi C )
• Mata cekung DIARE dan tablet zinc
• Tidak bisa minum DEHIDRASI • Jika anak juga mempunyai
atau malas minum BERAT klasifikasi berat lain :
• Cubitan kulit perut - Rujuk segera
kembali sangat - Jika masih bisa minum,
lambat berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan
5. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.
6. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
a. Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan
setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah
b. Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih
agar tidak ada lalat.
c. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
d. Makanan harus selalu tertutup
e. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan
untuk tidak membeli makanan di jajanan terbuka
f. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare
selain air harus bersih juga harus dimasak
g. Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak
setiap mau digunakan
h. Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih
dahulu
7. PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan tambahan pada anak diare :
Rencana Terapi A : Penanganan diare di rumah
5. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)