Anda di halaman 1dari 76

Universitas Sumatera Utara

Repositori Institusi USU http://repositori.usu.ac.id


Fakultas Keperawatan Kertas Karya Diploma

2017

Asuhan Keperawatan pada An. A


dengan Prioritas Masalah Kekurangan
Volume Cairan pada Kasus Diare di Jl.
Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia

Sijabat, Ella Oftapi

http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/2587
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
Asuhan Keperawatan pada An. A dengan Prioritas
Masalah Kekurangan Volume Cairan padaKasus
Diare di Jl. Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)


Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan

OLEH

Ella Oftapi Sijabat

142500018

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JUNI 2017

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih dan berkatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An. A dengan
Prioritas Masalah Kekurangan Volume CairanpadaKasusDiare di Jl.
KaryaBakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia’’. Karya Tulis Ilmiah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Program
Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
Medan.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, dan arahan dari semua pihak secara lansung maupun tidak lansung.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan I Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Cholina Trisa Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kp. M.Kep., Sp. Mat, selaku Wakil Dekan
III Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Ketua Program Studi
DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera
Utara.
6. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dan meluangkan waktu serta pikiran dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
7. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep, Ns, M.Kep Dosen Penguji yang telah
meluangkan waktunya dalam sidang Karya Tulis Ilmiah saya.
8. Teristimewa untuk kedua orangtua saya, Bapak Albinus Sijabat dan Ibu
Ramina Sitepu serta kedua Adik saya Fernando Sijabat dan Juli Evita

Universitas Sumatera Utara


Sijabat yang telah memberikan dukungan, motivasi, semangat dan doa
serta materi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
9. Keluarga kedua saya di kampus, teman-teman dari KMK St. Lukas
Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu
yang telah memberikan dukungan dan doa kepada saya.
10. Sahabat-sahabat saya yang telah berpatisipasi dan mendukung selama
penyusunan karya Tulis Ilmiah ini yaitu Okta Sibarani, Sifrah Meydiana
Situngkit, Lea Permata Sari, Fitri, Kakak Yuliana Margaretha, Kakak
Agnes Marbun, Edna Lingga, Maria Togatorop, Ruthiana Tarigan, Ice
Sulastri, Yusmilah Manurung, Desi Sibarani, Ivo Elkania Girsang dan
yang lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
11. Teman satu dosen pembimbing saya Eva Marini Siregar, Melisa Butar-
Butar dan Sri Rejeki Sianturi serta teman-teman satu kelas.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunannya. Maka dengan
segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran serta
masukan dari semua pihak yang dapat menyempurnakan karya Tulis
Ilmiah ini.

Medan, 20 Juni 2017


Penulis,

Ella Oftapi Sijabat

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi................................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang...........................................................................1
B. Tujuan........................................................................................3
C. Manfaat......................................................................................4
Bab II Pengelolaan Kasus

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah


Kekurangan Volume Cairan.......................................................5
1. Pengkajian..........................................................................17
2. Analisa Data.......................................................................18
3. Rumusan Masalah..............................................................19
4. Perencanaan........................................................................19
B. Asuhan Keperawatan Kasus.....................................................24
1. Pengkajian..........................................................................24
2. Analisa Data.......................................................................35
3. Rumusan Masalah..............................................................38
4. Perencanaan........................................................................39
5. Implementasi......................................................................43
6. Evaluasi..............................................................................43
Bab III Kesimpulan dan Saran

A. Kesimpulan..............................................................................48
B. Saran.........................................................................................49
Daftar Pustaka......................................................................................................50

Lampiran..............................................................................................................51

Universitas Sumatera Utara


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah diare sudah menjadi masalah kesehatan yang banyak dijumpai di


masyarakat dan bukan merupakan hal yang asing karena sebagian besar dari
anggota masyarakat pernah menderita penyakit ini. Namun angka kematian yang
tinggi akibat diare terjadi pada usia bayi atau anak. Hal ini disebabkan karena
sistem kekebalan tubuh yang belum matang, sehingga anak rentan terkena
penyakit.

Diare disebabkan oleh transportasi air dan elektrolit yang abnormal dalam
usus. Di seluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak yang menderita diare
setiap tahunnya dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di Negara
berkembang berhubungan dengan diare serta dehidrasi (Wong, 2008).

Diare merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal
atau penyakit lain diluar saluran pencernaan, dikarenakan keadaan frekuensi
buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak,
konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir
dan darah atau lendir saja (Ngastiyah, 2005).

Angka penderita diare masih tinggi di Kota Medan. Berdasarkan data


rekapitulasi laporan di bulan Januari sampai Desember 2013 yang diterima SIB,
penyakit diare di 33 kabupaten/kota Provinsi Sumut mencapai 193.505 penderita.
Penderita tertinggi adalah Kota Medan mencapai 26.243 kasus, Simalungun
23.615 penderita, Deli Serdang 19.747 penderita, Langkat 15.254 penderita, dan
Sergai13.166penderita.

Penderita diare yang berusia dibawah 1 tahun mencapai 29.806 penderita,


meninggal 8 penderita. Usia 1-5 tahun 56.998 penderita, meninggal 1 penderita,
dan usia di atas 5 tahun mencapai 106.701 penderita. Sedangkan jumlah penderita
yang diberi oralit mencapai 175.466 penderita dan yang sedang dirawat inap
(infus), 1.337 penderita (Dinas Kesehatan Sumut, Kamis 13/2/2014).

Universitas Sumatera Utara


Diare atau dikenal masyarakat dengan sebutan mencret biasanya ditandai
dengan bertambahnya frekuensi defekasi atau pengeluaran tinja yang tidak
normal, suhu meningkat, gelisah, cengeng, dan nafsu makan menurun (Sudarti,
2016). Dikatakan diare pada anak balita jika frekuensi defekasi atau tinja lebih
dari 3 kali sehari dan ditandai dengan konsistensi tinja yang cair atau berlendir
dengan atau tanpa darah pada tinja. Dan kematian akibat dari diare bukanlah
kerena adanya infeksi dari bakteri atau virus, tetapi terjadinya dehidrasi atau tubuh
kehilangan banyak cairan.

Cairan dan elektrolit sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian homeostasis keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh, cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari
air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu sama lainnya, jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh dengan lainnya (Daniel, 2013).

Gangguan volume cairan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia.


Fisiologis yang harus dipenuhi apabila penderita telah banyak mengalami
kehilangan air dan elektrolit, maka terjadi gejala dehidrasi. Terutama diare pada
anak perlu mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak
mempengaruhi tumbuh kembang anak (Solikin, 2011).

Cairan merupakan komposisi terbesar dalam tubuh dan berperan dalam


menjaga proses metabolisme dalam tubuh. Tubuh dalam keadaan normal terdiri
dari 60% air dan 40% zat padat seperti protein, lemak, dan mineral (Kartika,
2016). Cairan dalam tubuh normalnya adalah seimbang antara input dan output.
Jika pada anak terjadi gangguan cairan maka kondisi ini sangat berbahaya karena
cadangan intrasel dalam tubuh mereka kecil dan cairan ekstrasel lebih mudah
dilepaskan jika dibandingkan dengan orang dewasa.

Faktor yang mempengaruhi jumlah cairan tubuh adalah umur, jenis kelamin,
dan kandungan lemak tubuh.Dan dari hasil pengkajian yang lakukan di
masyarakat di Kelurahan Sari Rejo, ada juga beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya diare pada anak diantaranya faktor orangtua atau keluarga,

Universitas Sumatera Utara


pengetahuan, lingkungan, nutrisi dan kebutuhan cairan dan elektrolit. Dan yang
menjadi perioritas dalam pengkajian ini adalah masalah kekurangan cairan dan
elektrolit yang terjadi pada anak.

Untuk pemenuhan kebutuhan cairan pada anak, maka peran perawat yang
dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga dan
melakukan pencegahan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya keparahan
terhadap anak usia balita (5 bulan) di Jl. Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui
asuhan keperawatan pada anak usia balita (5bulan) dengan prioritas masalah
kekurangan volume cairan dan elektrolit di Jl. Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengkajian asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
2. Untuk mengetahui analisa data asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
3. Untuk mengetahui rumusan masalah asuhan keperawatan pada anak
usia balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl.
Karya Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
4. Untuk mengentahui perencanaan asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairandi Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

Universitas Sumatera Utara


5. Untuk mengetahui implementasi asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan di Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.
6. Untuk mengetahui kriteria hasil asuhan keperawatan pada anak usia
balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairandi Jl. Karya
Bakti I Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia.

C. Manfaat

1. Bagi Ibu atau Keluarga


Untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga tentang perawatan pada
anak usia balita dengan prioritas masalah kekurangan volume cairan.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan referensi dan sumber informasi bagi pembaca, terutama
bagi kalangan pelajar mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
penyakit diare.
3. Bagi Institusi Akademik
Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi dalam rangka meningkatkan
pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa keperawatan serta pembaca
umumnya dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan pelayanan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada anak usia balita dengan prioritas masalah kekurangan
volume cairan.

Universitas Sumatera Utara


BAB II
PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah


Kekurangan Volume Cairan

I. Pengertian

Cairansangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.


Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Cairanmasuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan
intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.

Kebutuhan cairanadalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh


membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap stressor fisiologi
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan
yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan dan kekurangan
(Tarwoto & Wartonah, 2006). Kebutuhan cairan merupakan bagian dari
kebutuhan dasar manusia secara fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam
bagian tubuh, hamper 90% dari total berat badan. Sementara itu, sisanya
merupakan bagian padat dari tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient,
dan sisa metabolisme, seperti karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion
(Hidayat, 2006).

Cairan tubuh terdiri atas dua kompartemen utama yang dipisahkan oleh
membran semiperniabel. Kedua kompartemen tersebut adalah kompartemen
intraseluler dan ekstraseluler. Sekitar 65% cairan tubuh berada di dalam sel, atau
intraseluler. Sisanya 35% cairan tubuh berada di luar sel, atau ekstraseluler.
Kompartemen ekstraseluler selanjutnya dibagi menjadi tiga subdivisi :

• Interstisial : cairan yang terdiri atas cairan limfa, adalah cairan yang berada
antara sel dan di sekitar pembuluh darah (25%).
• Intravaskuler : adalah plasma darah yang di temukan pada sistem vaskuler atau
pembuluh darah (8%).

Universitas Sumatera Utara


• Transeluler : adalah cairan terpisah dari cairan tubuh lainnya yang dilindungi
oleh selaput sel dan terdiri atas cairan spinal, sinovial, peritokneal, pericardial,
dan pleural (2%).

II. Fungsi cairan

Beberapa peranan atau fungsi cairan (FKUI 2008) antara lain :


1. Sebagai media utama pada reaksi intrasel
2. Mempertahankan kehidupan sel, karena hampir semua reaksi biokimia
terjadi dalam media air
3. Sebagai pelarut terbaik untuk solute polar dan ionik
4. Media transport pada sistem sirkulasi, ruang di sekitar sel (intravaskuler,
interstitium) dan intrasel.
5. Sebagai pengatur suhu tubuh karena air mempunyai panas jenis, panas
penguapan dan daya hantar panas yang tinggi.

III. Volume Cairan Tubuh

Total jumlah volume cairan tubuh (total body water) kira-kira 60% dari berat
badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit menyimpan cairan,
lemak pada wanita lebih banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan wanita lebih
rendah dari pria. Usia juga berpengaruh terhadap jumlah volume cairan, semakin tua
usia semakin sedikit kandungan airnya. Sebagai contoh, bayi baru lahir jumlah cairan
tubuhnya 70-80% dari BB, usia 1 tahun 60% dari BB, usia pubertas sampai dengan
usia 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita 52% dari BB, usia 40-60 tahun
untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB, sedangkan pada usia di atas 60
tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari BB (Tarwoto & Wartonah,
2006).

Universitas Sumatera Utara


IV. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan

1. Usia

Usia seseorang mempengaruhi fungsi organ. Individu yang sangat muda


mungkin mempunyai organ organ yang belum berkembang pada fungsi maksimal,
dan individu sangat tua mungkin mulai mempunyai fungsi organ yang berkurang
sebagai bagian dari proses penuaan. Dalam kedua kasus itu, kemampuan organ
(jantung, ginjal, paru-paru) untuk mengelola keseimbangan cairan dan elektrolit
secara efisien juga terpengaruh. Karena usia merupakan faktor pengaruh yang
tidak terkontrol, sehingga menjadikannya semakin penting untuk mengatur faktor
pengaruh terkontrol yang telah disebutkan sebelumnya untuk individu yang sangat
muda dan sangat tua.

2. Asupan Makanan dan Cairan

Makanan dan cairan yang kita makan dan minum berperan besar dalam
pengaturan cairan dan elektrolit. Selain minuman, kita juga mengonsumsi
makanan, khususnya buah dan sayuran, yang menyediakan cairan untuk kita. Tipe
makanan dan minuman yang kita masukkan mungkin mengganggu keseimbangan
cairan dan elektrolit.

3. Obat-obatan

Asupan obat (diresepkan, bebas, rekreasional) adalah factor pengaruh lain.


Medikasi tertentu dapat menyebabkan retensi cairan, dan medikasi lain dapat
meningkatkan perkemihan. Obat juga dapat mengganggu kadar elektrolit atau
fungsionalitasnya dengan menyaingkannya untuk tempat reseptor pada level
kimia.

4. Temperatur Lingkungan

Orang yang tinggal di lingkungan yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampaidengan5L per hari.

Universitas Sumatera Utara


5. Diet

Diet seseorang berpengaruh terhadap intake cairan dan elektrolit.Ketika intake


nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehinggaserum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.

6. Stres

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, danpemecahan


glykogen otot. Mekanisme ini dapat meningkatkannatrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapatmeningkatkan volume darah.

7. Sakit

Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan


elektrolit tubuh misalnya :

• Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melaluiIWL.


• Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses
regulatorkeseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasien dengan penurunan
tingkat kesadaran akan mengalamigangguan pemenuhan intakecairan karena
kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.

8. Tindakan Medis

Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan


elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.

V. Pergerakan Cairan Tubuh

1. Difusi

Merupakan proses pergerakan cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi


rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dan elektrolit didifusikan menebus
membran sel. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi
larutan, dan temperature.

Universitas Sumatera Utara


2. Osmosis

Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air melalui


membransemipermeabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke
konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik. Proses osmosis ini
kecepatannya dipengaruhi oleh (Perry & Potter, 2006) :

• Konsentrasi solut di dalam larutan


• Suhu larutan
• Muatan listrik solut
• Perbedaan antara tekanan osmosis yang dikeluarkan oleh larutan.

3. Transport Aktif

Partikel yang bergerak dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi karena


adanya daya aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

VI. Pengaturan Keseimbangan Cairan


1. Rasa Dahaga
Mekanisme rasa dahaga yang dialami setiap individu adalah sebagai berikut :

• Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan rennin, yang pada akhirnya


menimbulkan produksi angiotensin II yang dapat merangsang hipotalamus
untuk melepaskan substrat neural yang bertanggung jawab terhadap
sensasi haus.
• Osmoreseptor di hipotalamus mendeteksi peningkatan tekanan osmotic
dan mengaktivasi jaringan saraf yang dapat mengakibatkan sensasi rasa
dahaga.

2. Anti Diuretik Hormon (ADH)

ADH dibentuk di hipotalamus dan disimpan dalam neurohipofisis dari


hipofisis posterior. Stimuli utama untuk sekresi ADH adalah peningkatan
osmolaritas dan penurunan cairan eksternal. Hormone ini meningkatkan
reabsorpsi air pada duktus koligentes, dengan demikian dapat menghemat air.

Universitas Sumatera Utara


3. Aldosteron

Hormone ini disekresi oleh kelenjar adrenal yang bekerja pada tubulus ginjal
untuk meningkatkan absorpi natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang oleh
perubahan konsentrasi kalium, natrium serum, dan sistem angiotensin rennin serta
sangat efektif dalam menegndalikan hiperkalemia.

4. Prostaglandin

Prostaglandin adalah asam lemak alami yang terdapat dalam banyak jaringan
dan berfungsi dalam merespon radang, mengendalikan tekanan darah, kontraksi
uterus, dan mobilitas gastrointestinal. Dalam ginjal prostaglaindin berperan
mengatur sirkulasi ginjal, respons natrium, dan efek ginjal pada ADH.

5. Glukokortikoid

Meningkatkan resorpsi natrium dan air, sehingga volume darah naik dan
terjadi retensi natrium. Perubahan kadar glukokortikoid menyebabkan perubahan
pada keseimbangan volume darah.

VII. Cara Pengeluaran Cairan


1. Ginjal
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar dalam mengatur
kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini terlihat pada fungsi ginjal, yaitu sebagai
pengatur air, pengatur konsentrasi garam dala darah, pengatur keseimbangan asam
basa darah, dan ekskresi bahan buangan atau kelebihan garam. Proses pengaturan
kebutuhan keseimbangan air ini diawali oleh kemampuan bagian ginjal, seperti
glomerulus, dalam menyaring cairan. Rata-rata untuk 1 liter darah mengandung
500 cc plasma yang mengalir melalui glomerulus, 10 persennya disaring keluar.
Cairang yang tersaring (filtrate glomerulus), kemudian mengalir melalui tubuli
renalis yang sel-selnya menyerap semua bahan yang dibutuhkan. Jumlah urine
yang di produksi ginjal dapat dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-
rata 1 ml/kg/bb/jam.

Universitas Sumatera Utara


2. Kulit

Kulit merupakan bagian penting pengaturan cairan yang terkait dengan proses
pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat pengatur panas yang disarafi oleh
vasomotorik dengan kemampuan mengendalikan arteriol kutan dengan cara
vasodilatasi dan vasokontriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan
cara penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada banyaknya
darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam kulit. Proses pelepasan panas
lainnya dapat dilakukan melalui cara pemancaran panas ke udara sekitar, konduksi
(yaitu pengalihan panas kebenda yang disentuh), dan konveksi (yaitu pengaliran
udara panas ke permukaan yang lebih dingin).

Hilangnya cairan melalui kulit diatur oleh saraf simpatis yang merangsang
aktivitas kelenjar keringat. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari
aktivitas otot, temperature lingkungan yang meningkat, dan demam. Hilangnya
cairan dari kulit disebut juga dengan Isensible Water Loss (IWL), yaitu 15-20
ml/24 jam.

3. Paru-paru

Organ paru berperan mengeluarkan cairan dengan menghasilkan insensible


water loss kurang lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait dengan
respons akibat perubahan upaya kemampuan bernapas.

4. Gastrointestinal

Gastrointestinal merupakan organ saluran pencernaan yang berperan dalam


mengeluarkan cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran air. Dalam
kondis normal, cairan yang hilang dalam sistem ini endokrin, seperti sistem
hormonal (inti diuretik hormon-ADH), aldosteron, prostaglandin, glukokortikoid,
dan mekanisme rasa haus. Dalam kondisi normal cairan yang hilang dari
gastrointestinal (melalui feses) setiap hari sekitar 100-200 ml. perhitungan IWL
secara keseluruhan adalah 10-15 cc/kg BB/24 jam, dengan kenaikan 10% dari
IWL pada setiap kenaikan suhu 10C.

Universitas Sumatera Utara


VIII. Masalah Keseimbangan Cairan

1. Hipovolume atau Dehidrasi

Hipovolume adalah kekurangan cairan tubuh yang disebabkan oleh asupan


yang tidak memadai atau kehilangan berlebihan. Banyak faktor berkontribusi pada
asupan cairan yang tidak memadai, termasuk ketidakmampuan untuk menelan
atau mengunyah, ketidakmampuan untuk makan sendiri tanpa bantuan, kurangnya
akses untuk air bersih dan makanan, anoreksia, dan mual. Sementara itu,
kehilangan cairan berlebihan dapat terjadi ketika muntah, diare,
pendarahan,penggunaan diuretic berlebihan, trauma karena sakit ginjal (satu atau
keduanya), kekurangan aldosterone, dan melepuh akibat luka bakar dan askites.
Lepuhan terjadi ketika cairan berpindah ke dalam ruang interstitial, namun tidak
benar-benarhilang dari tubuh.

Tanda dan gejala klinik yang mungkin didapatkan pada klien dengan
hipovolume antara lain : pusing, kelemahan, keletihan, sinkope, anoreksia, mual,
muntah, haus, kekacauan mental, konstipasi, oliguria. Tergantung pada jenis
kehilangan cairan hipovolume dapat disertai dengan ketidak seimbangan asam
basa, osmolar atau elektrolit. Penipisan cairan ekstraseluler berat dapat
menimbulkan syok hipovolume. Mekanisme kompensasi tubuh pada kondisi
hipovolume adalah dapat berupa peningkatan rangsang sistem syaraf simpatis
(peningkatan frekuensi jantung, inotropik (kontraksi jantung) dan tahanan
vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone antideuritik (ADH), dan pelepasan
aldosteron. Kondisi hipovolemia yang lama dapat menimbulkan gagal ginjal akut.
Total air dalam tubuh dapat diketahui dengan menggunakan rumus di bawah
ini dengan syarat keseimbangan cairan tubuh dalam kondisi normal :
Jumlah total air tubuh (L) = Berat badan (kg) x 55%
Akan tetapi, jika terjadi dehidrasi berat dan terjadi kehilangan cairan tubuh
sekitar 10%, maka jumlah total air tubuh dihitung dengan menggunakan rumus di
bawah ini :
Jumlah total air tubuh (L) = 0,9 x Berat badan (kg) x 55%
IWL (insensible water loss) :
𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = (15 x BB)⁄24 jam

Universitas Sumatera Utara


Macam dehidrasi berdasarkan derajatnya :

GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN


Terdapat dua atau lebih • Jika tidak ada klasifikasi
tanda-tanda berikut : berat lain:
• Letargis atau - Beri cairan untuk
tidak sadar dehidrasi berat (rencana
• Mata cekung terapi C ) dan tablet zinc
• Tidak bisa minum • Jika anak juga mempunyai
atau malas DIARE klasifikasi berat lain :
minum DEHIDRASI - Rujuk segera
• Cubitan kulit BERAT - Jika masih bisa minum,
perut kembali berikan ASI dan larutan
sangat lambat oralit selama perjalanan
• Jika ada kolera di daerah
tersebut, beri antibiotik
untuk kolera

Terdapat dua atau lebih • Beri cairan dan makanan


tanda-tanda berikut : sesuai rencana terapi B dan
• Gelisah, tablet zinc
rewel/mudah • Jika anak juga mempunyai
marah klasifikasi berat lain :
• Mata cekung - Rujuk segera
DIARE
• Haus, minum - Jika masih bisa minum,
DEHIDRASI
dengan lahap berikan ASI dan larutan
RINGAN/
• Cubitan kulit oralit selama perjalanan
SEDANG
perut kembali • Nasehati kapan kembali
lambat segera
• Kunjungan ulang 5 hari jika
tidak ada perbaikan

Universitas Sumatera Utara


Tidak cukup tanda-tanda • Beri cairan dan makanan
untuk diklasifikasikan sesuai rencana terapi A dan
sebagai diare dehidrasi DIARE tablet zinc
berat atau ringan/sedang TANPA • Nasehati kapan kembali
DEHIDRASI segera
• Kunjungan ulang 5 hari jika
tidak ada perbaikan.

Pemberian cairan tambahan pada anak diare :

 Rencana Terapi A : Penanganan diare dirumah


1. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
• Jelaskan kepada ibu :
- Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
- Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan
- Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih
cairan berikut ini : oralit,cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau
air matang
• Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus
oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah
• Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus
diberikan setiap kali anak berak
- Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak
- Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap anak berak

Katakan kepada ibu :

- Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering sering dari


mangkuk/cangkir/gelas
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan
lebih lambat
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti

Universitas Sumatera Utara


2. Beri tablet zinc selama 10 hari
3. Lanjutkan pemberian makan
4. Kapan harus kembali
 Rencana Terapi B : Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit

Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.

Umur ≤ 4 bulan 4-< 12 bulan 1-< 2 tahun 2-< 5 tahun


Berat < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah 200-400 400-700 700-900 900-1400

• Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama


Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml
- Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di
atas
- Untuk anak berumur kurang 6 bulan yang tidak menyusui, berikan juga
100-200 ml air matang selama periode ini
• Tunjukkan cara memberikan larutan oralit
- Minum sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir atau mangkuk/gelas
- Jika anak muntah tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat
- Lanjutkan ASI selama anak mau
• Berikan tablet zinc selama 10 hari
• Setelah 3 jam
- Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
- Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
- Mulai memberi makanan anak
• Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :
- Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah
- Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk
menyelesaikan 3 jam pengobatan
- Beri oralit yang cukup untuk dehidrasi dengan menambahkan 6
bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A

Universitas Sumatera Utara


 Rencana Terapi C : Penanganan dehidrasi berat dengan cepat
• Beri cairan intravena secepatnta. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui
mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan ringer laktat
(atau jika tak tersedia, gunakan cairan NaCl) yang dibagi sebagai berikut
Pemberian pertama Pemberian berikut
Umur
30 ml/kg selama : 70 ml/kg selama :
Bayi
1 jam * 5 jam
(dibawah umur 12 bulan)
Anak
30 menit * 2 ½ jam
(12 bulan sampai 5 tahun)
*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba.

• Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri
tetesan lebih cepat
• Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum :
biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet
zinc
• Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak anak sesudah 3 jam.
Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk
melanjutkan pengobatan

Universitas Sumatera Utara


1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan. Disini, semua
data-data dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien
saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan aspek
biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual klien. Tujuan pengkajian adalah
untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien. Metode utama
yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data adalah wawancara, observasi,
dan pemeriksaan fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).
Untuk mengidentifikasi masalah gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit serta mengumpulkan data guna menyusun suatu rencana keperawatan,
perawat perlu melakukan pengkajian keperawatan. Menurut Aziz (2006) hal-hal
yang perlu dikaji adalah sebagai berikut :
1. Riwayat Keperawatan
Pengkajian keperawatan pada masalah kebutuhan cairan dan elektrolit
meliputi jumlah asupan cairan yang dapat diukur melalui jumlah
pemasukan secara oral, parental, atau enteral. Jumlah pengeluaran dapat
diukur melalui jumlah produksi urine, feses, muntah atau pengeluaran
lainnya, status kehilangan/kelebihan cairan, dan perubahan berat badan
yang dapat menentukan tingkat dehidrasi.
2. Faktor yang Berhubungan
Faktor yang berhubungan meliputi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kebutuhan cairan, seperti sakit, diet, lingkungan, usia
perkembangan, dan penggunaan obat.
3. Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik meliputi sistem yang berhubungan dengan masalah cairan
dan elektrolit, seperti sistem integumen (status turgor kulit dan edema),
sistem kardiovaskular (adanya distensi vena jugularis, tekanan darah, dan
bunyi jantung), sistem penglihatan (kondisi dan cairan mata), sistem
neurologi (gangguan sensorik/motorik, status kesadaran, dan adanya
refleks), dan sistem gastrointestinal (keadaan mukosa mulut, lidah, dan
bising usus).

Universitas Sumatera Utara


2. Analisa data
Analisa data adalah kemampuan kognitif perawat dalam pengembangan daya
berfikir dan penalaran yang dipengaruhi latar belakang ilmu dan pengetahua,
pengalaman, dan pengertian tentang subtansi ilmu keperawatan dan proses
penyakit. Fungsi analida data adalah perawat yang menginterprestasi data yang
diperoleh dari pasien atau dati sumber lain, sehingga data yang diperoleh memiliki
makna dan arti pengambilan keputusan untuk menentukan masalah keperawatan
dan kebutuhan klien.Dalam melakukan analisa data, perawat harus
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Validasi data kembali, teliti kembali data yang dikumpul


2. Identifikasi kesenjangan data
3. Susun katagorisasi data secara sistematik dan logis
4. Identivikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan
keperawatan klien.
5. Buat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang yang
timbul seta penyebabnya.
6. Buat kesimpulan tentang kesenjangan yang ditemukan.

Tipe data :

1. Data Subjektif
Data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi
dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentang status kesehatannya.
Misalnya perasaan nyeri, lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi, mual, dan
perasaan malu (Potter & Perry, 2005).

2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (dilihat,dengar, cium, dan raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernapasan, tekanan darah, edema, berat badan,
tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).

Universitas Sumatera Utara


3. Rumusan masalah
Sebelum merumuskan diagnosa keperawatan, perawat mengidentifikasi
masalah perawatan kesehatan umum klien. Namun, sebelum memberikan
perawatan masalah harus ditetapkan secara lebih spesifik. Untuk
mengidentifikasi kebutuhan klien, perawat harus terlebih dahulu menentukan
apa masalah kesehatan klien dan apakah masalah tersebut potensial atau
aktual (Potter & Perry, 2005). Adapun masalah yang saya ambil pada
gangguan kebutuhan cairan adalah :
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan pola tidur

4. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut(Potter & Perry, 2005).
Tahap perencanaan memberikan kesempatan kepada perawat, klien, keluarga,
dan orang terdekat klien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini merupakan suatu petunjuk
tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhan berdasarkan diagnosis
keperawatan.
Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses
keperawatan sebab perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah
bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,
kapan, dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan. Karenanya, dalam
menyusun rencana tindakan keperawatan untuk klien, keluarga, dan orang
terdekat perlu dilibatkan secara maksimal (Asmadi, 2008).

Universitas Sumatera Utara


No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
Tujuan dan kriteria hasil:
1.
Tujuan Jangka Panjang:
• kekurangan volume cairan akan teratasi dibuktikan
oleh adanya keseimbangan cairan dan hidrasi yang
adekuat dan status nutrisi yang baik
Tujuan Jangka Pendek:
• Jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam
tubuh terpenuhi selama priode 24 jam
Kriteria Hasil:
1. Tidak mengalami haus.
2. Menampilkan hidrasi yang baik (membran mukosa
lembab, mampu berkeringat, turgor kulit bagus).
3. Memiliki asupan cairan oralyang adekuat.

Rencana Tindakan Rasional


Kaji :
1. Kaji tanda dan gejala 1. Mengetahui penyebab
dehidrasi ( kulit tangan dan kurangnya volume
membran mukosa kering, cairan
BAK 8-9x/hari dan rasa
haus)
Observasi :
2. Observasi masukan dan 2. Mengetahuimasukan
keluaran cairan, mual dan dan pengeluaran
muntah (frekuensi, warna cairan.
dan konsisten)
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda vital 3. Untuk mengetahui
pasien tanda-tanda vital
pasien

Universitas Sumatera Utara


4. Anjurkan untuk minum 4. Mencegah terjadinya
sedikit tapi sering mual muntah.
Kolaborasi :
5. Kolaborasi dengan tim 5. Mempercepat proses
medis dalam pemberian penyembuhan.
terapi seperti pemberian
obat dan susu formula.
Pendidikan kesehatan:
6. Berikan informasi yang 6. Meningkatkan
tepat tentang kebutuhan pengetahuan pasien
cairanyang berhubungan untuk menjaga
denganpenyakitnya. keseimbangan cairan.

Universitas Sumatera Utara


No.
Perencanaan Keperawatan
Dx
Tujuan dan Kriteria Hasil:
2.
1. Pasien mampu istirahat malam yang optimal
2. Tidak menunjukkan perilaku rewel dangelisah
3. Wajah tidak pucat,lemas, mata tidak cekung dan
konjungtiva mata tidak anemis karena kurang tidur
malam

Rencana Tindakan Rasional


Kaji :
1. Kaji pola tidur dan kaji 1. Untuk mengetahui
faktor yang menyebabkan kemudahan dalam
gangguan tidur. tidur dan untuk
mengidentifikasi
penyebab aktual dari
gangguan tidur.
Observasi :
2. Observasi dan catat 2. Untuk memantau
tindakan kemampuan untuk seberapa jauh dapat
mengurangi kegelisahan bersikap tenang dan
Tindakan mandiri : rilek.
3. Monitor tanda-tanda vital 3. Untuk mengetahui
pasien tanda-tanda vital
pasien
4. Anjurkan keluarga untuk 4. Untuk membantu
ciptakan suasana nyaman relaksasi saat tidur
dan berikan perawatan pada dan kenyamanan
petang hari (misalnya : baju pasien terkait
dan tempat tidur yang kebersihan diri dan
bersih). lingkungan.

Universitas Sumatera Utara


5. Anjurkan keluarga untuk 5. Untuk meningkatkan
memberikan susu hangat tidur
sebelum tidur.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan tim 6. Mempercepat proses
medis dalam pemberian penyembuhan
terapi seperti pemberian
obat.
Pendidikan kesehatan:
7. Berikan informasi yang 7. Meningkatkan
tepat tentang kebutuhan pengetahuan pasien
istirahat yang berhubungan untuk menjaga pola
dengan penyakitnya. istirahat klien.

Universitas Sumatera Utara


B. Asuhan Keperawatan Kasus

1. Pengkajian Keperawatan
I. BIODATA/IDENTITAS PASIEN

Nama :An.A
Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 21 Januari 2017
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Nama Ayah/Ibu :Tn. R / Ny. D
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Wiraswasta
Agama :Islam
Suku : Jawa
Pendidikan :Belum sekolah
Alamat :Jl. Karya Bakti 1 No. 22 Kecamatan Sari Rejo
Medan Polonia
Tanggal Operasi : Tidak ada rencana operasi
Tanggal Pengkajian :01 Juni 2017

II. KELUHAN UTAMA


Ibu pasien mengatakan An.ABABlebih dari 3 kali dalam sehari, dengan
konsistensi feses cair (lebih banyak cairan daripada ampas feses), warna
feses kuning kecokelatan, mual dan muntah (±2 kali/hari), dan dialami
pasien sudah 3 hari (dialami sejak tanggal 29 Mei 2017).

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Penyakit waktu kecil
Ibu klien mengatakan anaknyahanya sakit seperti demam, batuk, dan
pilek biasa.
2.Pernah dirawat di rumah sakit
Ibu klien mengatakan klien belum pernah di rawat di rumah sakit.

Universitas Sumatera Utara


3. Obat-obat yang digunakan
Klien saat ini ada mengkonsumsi obat dari klinik Vina pada tanggal
29 Mei 2017 yaitu :
• Paracetamol drops 3x0,6 ml
• Amoxicillin 3x0,6 ml
• Ambrocol HCl 3x0,6 ml
• Pemberian oralit 3x1 bks
• Susu (SGM) diberikan 100 ml/3 jam sekali
4. Tindakan (operasi)
Tidak ada tindakan operasi.
5. Alergi
Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi, baik
alergi makanan atau pun obat-obatan.
6. Immunisasi
Ibu klien mengatakan klien mendapatkan immunisasi dari posyandu di
Jl. Karya Bakti 1 yang dekat dengan rumahnya.
• Hepatitis B : 2 kali
• BCG : 1 kali
• Polio : 2 kali
• DPT : 2 kali

IV. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

1. Orang tua
Orang tua klien tidak ada memiliki riwayat penyakit serius.
2. Saudara kandung
Saudara klien juga tidak memiliki penyakit serius.
3. Penyakit keturunan yang ada
Keluarga klien mengatakan tidak ada penyakit keturunan.

Universitas Sumatera Utara


V. GENOGRAM

Keterangan :

: laki-laki

: wanita

: Meninggal

: klien/pasien

VI. RIWAYAT SOSIAL


1. Yang mengasuh
Anak diasuh oleh orang tua (ibu) dari Tn. R
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan dengan keluarga harmonis
3. Pembawaan secara umun
Pembawaan anak secara umum baik atau normal seperti lincah dan ceria.
4. Lingkungan rumah
Lingkungan rumah cukup nyaman dan bersih (tidak ada sampah yang
berserak)

Universitas Sumatera Utara


VII. TUMBUH KEMBANG ANAK
1. Bahasa
Anak mampu menoleh kearah suara atau sumber bunyi, tertawa,
menirukan bunyi yang terdiri dari 1-2 bunyi vocal seperti “a atau ba”.
2. Sosial
Anak takut saat kehadiran orang asing dan menangis ketika bersama orang
lain, dan mulai memukul-mukul lengan atau kaki.
3. Kognitif
Anak mulai mampu mengasimilasi dan mengakomodasi informasi dengan
cara melihat, mendengar, dan menyentuh. Sebagian besar gerakan
diarahkan ke mulut dan mulai menyadari keberadaan suatu objek.
4. Moral
Pada tahap ini anak belum mengenal konsep moral yang mendasari
konsekuensi.

VIII. KEBUTUHAN DASAR


1. Makanan
• Makanan yang disukai/tidak disukai
Ibu klien mengatakan anaknya makan bubur cerelac
• Selera
Ibu klien mengatakan nafsu makan klien menurun, mual dan muntah
(±2 kali/hari) dikarenakan sakit,
• Alat makan yang dipakai
Alat makan yang digunakan adalah alat makan bayi.
• Pola makan/jam
Sebelum sakit klien makan 2 kali sehari yaitu pagi (pukul : 08.00
WIB) dan sore (pukul : 17.00 WIB).

Universitas Sumatera Utara


2. Cairan
• Input
- Susu : 450 ml/24 jam
- Air putih : 20 ml/24 jam
- Cerelac : 150 ml/24 jam
- Obat : 130 ml/24 jam
+
Jumlah : 750 ml/24 jam
• Output dalam 24 jam
- Muntah : 150 ml/24 jam
- BAB dan BAK : 500 ml/24 jam (anak memakai pampers)
- IWL (insensible water loss)/jumlah cairan yang keluarnya tidak
disadari
IWL = (15 x BB)⁄24 jam = (15 x 7,8)⁄24 jam = 117⁄24 jam
Jumlah output = (150 + 500 + 117 )/24 jam = 767 ml/24 jam
3. Pola tidur
• Kebiasaan sebelum tidur (perlu mainan, dibacakan cerita, benda
yang dibawa tidur)
Klien sebelum tidur biasanya digendong dan diberi susu formula.
• Tidur malam
Ibu klien mengatakan sebelum klien sakit biasanya tidur pukul 21.00
WIB dan setelah sakit klien tidur tidak menentu dan sering terbangun
di malam hari karena diare, rewel, gelisah
• Tidur siang
Klien setiap hari tidur siang tetapi lamanya tidur tidak menentu,
biasanya 2-3 jam sejak sakit.
4. Mandi
Klien mandi 2 kali sehari yaitu di pagi (pukul : 07.30 WIB) dan sore hari
(pukul : 16.30 WIB).
5. Aktivitas bermain
Aktivitas bermain untuk anak di usianya biasanya dilakukan sendiri seperti
memainkan atau memegang benda.

Universitas Sumatera Utara


6. Eliminasi
BAB
a. Pola BAB
Sebelum sakit pasien biasanya BAB 1 kali dalam sehari dan setelah
sakit pasien BAB lebih dari 3 kali dalam sehari.
b. Karakter feses
Karakter feses pasien cair (lebih banyak cairan daripada ampas
feses) dan feses kuning kecokelatan karena pasienmengalami diare.
c. Riwayat perdarahan
tidak ada riwayat perdarahan pada BAB pasien.
d. BAB terakhir
Klien terakhir BAB pada pagi hari pukul 09.00 saat pengkajian.
e. Diare
Pasien mengalami diare dengan frekuensi lebih dari 3 kali/hari
dengan konsistensi cair dan berlendir.
BAK
a. Pola BAK
Pasien BAK 8-9 kali/ hari
b. Karakter Urine
Urine pasien berwarna kuning
c. Riwayat Ginjal/kandung kemih
Pasien tidak adanya riwayata penyakit ginjal atau kandung kemih

IX. PEMERIKSAAN FISIK

Universitas Sumatera Utara


1. Keadaan umum
Keadaan pasien compos mentis, mata cekung, terlihat lemah, pucat,
rewel, gelisah dan keinginan untuk minum terus-menerus.
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu tubuh : 37,2 °C
b. Tekanan darah : - mmHg
c. Nadi :125x/i
d. Pernafasan :30x/i (pernapasan teratur)
e. TB : 88 cm
f. BB : 7,8 kg (Setelah Sakit)
: 8 kg (Sebelum Sakit)
3. Reflek Primitif pada bayi
• Reflek yang masih ada
a. Refleks menghisap (sucking)
Klien menghisap benda (dodot) yang dimasukan kedalam
mulutnya.
b. Refleks menggenggam (palmar grasp)
Jari-jari tangan klien tidak bertenaga untuk menggenggam seperti
mainan klien mudah terjatuh atau terlepas dari genggamannya.
c. Refleks leher ( tonic neck)
Klien mampu menoleh kesalah satu sisi contohnya saat ditepukkan
tangan ke sebelah kiri dan klien menoleh.
d. Refleks mencari (rooting)
Klien memalingkan wajah kearah benda yang menyentuhnya
ketika diberikan sentuhan atau usapan di pinggir mulut.
e. Reflek eyeblink
Jika klien terkena cahaya atau hembusan maka mata klien akan
menutup atau mengerjapkan matanya
f. Refleks merangkak (crawling)
Saat klien di telungkupkan, klien membentuk posisi merangkak

• Reflek yang sudah hilang

Universitas Sumatera Utara


a. Reflek menjulurkan lidah (ekstrusi)
Klien tidak menjulurkan lidah saat lidah klien di sentuh
b. Reflek Stepping (berjalan dan melangkah)
Saat klien di posisikan berdiri dan telapak kaki menyentuh
permukaan yang keras, gerakan kaki klien tidak bergerak maju dan
tidak menjejakan kakinya.
4. Pemeriksaan head to toe
Kepala
a. Bentuk
Bentuk kepala pasien simetris dan tidak ada ditemukan benjolan
atau kelainan
b. Kulit kepala
Kulit kepala pasien bersih tidak ada ketombe
Rambut
a. Penyebaran dan keadaan rambut
Rambut pasien menyebar secara rata dan berwarna hitam
b. Bau
Kepala pasien berbau minyak telon bayi
Wajah
a. Warna kulit
Kulit wajah pasien sawo matang
b. Struktur wajah
Struktur wajah pasien simetris dan tidak ditemukan kelainan
seperti adanya benjolan, memar atau kemerahan.
Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan
Pasien memiliki mata yang lengkap dan simetris antara kanan dan
kiri.
b. Konjungtiva dan sklera
Konjungtiva pasien anemis (berwarna merah muda), sklera pasien
putih
c. Pupil

Universitas Sumatera Utara


Pupil pasien isokor (besar dan bentuk kedua pupil sama)
d. Cornea
Cornea pasien jernih dan bersih
e. Kondisi mata
Kondisi mata An. A cekung
f. Air mata
Tidak tampak air mata walaupun menangis
Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi
Tulang hidung dan posisi septum nasi pasien simetris tidak ada
ditemukan kelainan
b. Lubang hidung
Lubang hidung pasien bersih dan tidak ditemukan adanya sekret
c. Cuping hidung
Tidak adanya pernafasan cuping hidung
Telinga
a. Bentuk telinga
Pasien memiliki dua telinga dengan bentuk normal (sama besar
antara kanan dan kiri) dan simetris antara kanan dan kiri
b. Ukuran telinga
Ukuran telinga pasien antara kanan dan kiri simetris
c. Lubang telinga
Lubang telinga pasien tampak bersih dan terdapat serumen (seperti
lilin) pada lubang telinga pasien dalam batas normal.
d. Ketajaman Pendengaran
Normal, pasien masih mampu mendengar suara dengan baik
seperti menoleh kearah suara atau sumber bunyi
Mulut dan Faring
a. Keadaan bibir
Bibir pasien simetris dan bibir terlihat kering

b. Keadaan gusi dan gigi

Universitas Sumatera Utara


Gigi pasien belum ada atau belum tumbuh
c. Keadaan lidah
Keadaan lidah pasien bersih
Pemeriksaan Integumen
a. Kebersihan
Kulit pasienterlihat bersih dan tidak terdapat kotoran dikulit pasien
b. Kehangatan
Kulit pasien terasa hangat
c. Warna
Kulit pasien bewarna sawo matang.
d. Turgor
Turgor kulit <2 detik (klien baru 3 hari diare dan klien gemuk
dengan berat badan 7,8 kg)
e. Kelembaban
Kulit pasien kering pada daerah mukosa mulut dan tangan
f. Kelainan pada kulit
Tidak ditemukan kelainan pada kulit pasien seperti kemerahan atau
bercak-bercak merah
Pemeriksaan thoraks/dada
a. Inspeksi thoraks
Bentuk thoraks pasien normal/simetris (besar antara kanan dan kiri
sama dan tidak ada benjolan atau pembengkakan)
b. Bunyi nafas
Tidak ada bunyi nafas seperti grok-grok(ada lendir)
c. Pernafasan
Frekuensi pernafasan 30x/i dengan irama teratur
d. Tanda kesulitan bernafas
Tidak ada kesulitan bernafas seperti sesak

Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi

Universitas Sumatera Utara


Bentuk datar dan simetris (besar antara kiri dan kanan sama) tidak
ada pembengkakan atau acites.
b. Auskultasi
Saat di auskultasi pada abdomen pasien bunyi peristaltik usus 10x/i
c. Palpasi
Saat di palpasi turgor kulit <2 detik (klien baru 3 hari diare dan
klien gemuk dengan berat badan 7,8 kg)
d. Perkusi
Suara abdomen pasien tymphani (kembung sepeti banyak gas)

2. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


1. Ds: Masukan Kekurangan volume
Ibu pasien mengatakan makanan/minuman cairan kurang dari
An.A : yang kebutuhan tubuh
-BABlebih dari 3 kali terkontaminsai
dalam sehari, dengan kuman
konsistensi feses cair
(lebih banyak cairan
daripada ampas feses) Infeksi mukosa
warna feses kuning usus
kecokelatan, mual dan
muntah (±2 kali/hari),
dan dialami pasien Makanan tidak
sudah 3 hari dapat diserap
- nafsu makan klien
menurun karena sakit
- menangis ketika lapar Tekanan osmotic
dan haus pada rongga usus
- BAK 8-9 kali /hari meninggi
- mengkonsumsi obat
dari klinik Vina pada
tanggal 29 Mei 2017 BAB cair (cairan
yaitu : Paracetamol banyak keluar)
drops 3x0,6 ml,
Amoxicillin 3x0,6 ml,
pemberian oralit 3x1 Kekurangan
bks, susu (SGM) volume cairan
diberikan 100 ml/3 jam

Do:
- Keadaan umum
Keadaan pasien

Universitas Sumatera Utara


compos mentis, mata
cekung, terlihat lemah,
pucat, rewel, gelisah
dan keinginan untuk
minum terus-menerus.
- Mukosa bibir dan kulit
tangan tampak kering
-peristaltik usus 10x/i
- urin berwarna kuning
-suara abdomen
tymphani (kembung
seperti banyak gas)
-tidak tampak air mata
walaupun menangis
- klien tidak bertenaga
untuk menggenggam
seperti mainan klien
mudah terjatuh atau
terlepas dari
genggamannya
-TTV:
Suhu tubuh : 37,2 °C
Nadi : 125x/i
Pernafasan : 30x/i
TB : 88 cm
BB : 7,8 kg
(setelah klien sakit) dan
8 kg (Sebelum Sakit)
Data input dan output
dalam 24 jam :
Input : 750 ml/24 jam
(susu + air putih +

Universitas Sumatera Utara


cerelac + obat)
Output : 767 ml/ 24 jam
(muntah + BAB dan
BAK + IWL)
2. Ds :
- Ibu klien Kegelisahaan dan Gangguan pola tidur
mengatakan sebelum sering bangun saat
klien sakit biasanya malam
tidur pukul 21.00 WIB
dan setelah sakit klien
tidur tidak menentu dan Ansietas
sering terbangun di
malam hari karena
diare, rewel, gelisah. Perubahan sistem
- Ibu klien saraf dan
mengatakan klien hormonal
setiap hari tidur siang
tetapi lamanya tidur
tidak menentu, Ketidaknyamanan
biasanya 2-3 jam sejak
sakit.
Do : Gangguan pola
- Klien sering tidur
rewel,dan gelisah
- mata cekung
- tidur siang lebih lama
(2-3 jam)

3. Rumusan Masalah
1. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Gangguan pola tidur

Universitas Sumatera Utara


4. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan BABlebih dari 3 kali
dalam sehari, dengan konsistensi feses cair (lebih banyak cairan daripada
ampas feses), warna feses kuning kecokelatan, mual dan muntah (±2
kali/hari), nafsu makan klien menurun, BAK 8-9 kali /hari, keadaan klien
compos mentis, mata cekung, terlihat lemah, pucat, rewel, gelisah,
keinginan untuk minum terus-menerus, mukosa bibir dan kulit tangan
tampak kering, peristaltik usus 10 x/i, urin berwarna kuning, suara
abdomen tymphani (kembung seperti banyak gas), tidak tampak air mata
walaupun menangis, klien tidak bertenaga untuk menggenggam, suhu
tubuh : 37,2 °C, nadi : 125x/i, pernafasan : 30x/i, BB : 7,8 kg (setelah klien
sakit) dan 8 kg (sebelum sakit).
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sering defekasi ditandai dengan
klien tidur tidak menentu dan sering terbangun di malam hari karena diare,
rewel, gelisah, tidur siang lebih lama biasanya 2-3 jam dan mata cekung.

5. Perencanaan

PERENCANAAN KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Universitas Sumatera Utara


Hari/ No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Kamis, Tujuan dan kriteria hasil:
1.
01 Juni Tujuan Jangka Panjang:
2017 • kekurangan volume cairan akan teratasi dibuktikan oleh
adanya keseimbangan cairan dan hidrasi yang adekuat
dan status nutrisi yang baik
Tujuan Jangka Pendek:
• Jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam tubuh
terpenuhi selama priode 24 jam
Kriteria Hasil:
1. Tidak mengalami haus.
2. Menampilkan hidrasi yang baik (membran mukosa
lembab, mampu berkeringat, turgor kulit bagus).
3. Memiliki asupan cairan oralyang adekuat.

Rencana Tindakan Rasional


Kaji :
1. Kaji tanda dan gejala 1. Mengetahui penyebab
dehidrasi (kulit tangan kurangnya volume cairan
dan membran mukosa
kering, BAK 8-
9x/hari dan rasa haus)
Observasi :
2. Observasi masukan 2. Mengetahuimasukan dan
dan keluaran cairan, pengeluaran cairan.
mual dan muntah
(frekuensi, warna dan
konsisten)
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda 3. Untuk mengetahui tanda-tanda
vital pasien vital pasien

Universitas Sumatera Utara


4. Anjurkan untuk 4. Mencegah terjadinya mual
minum sedikit tapi muntah.
sering
Kolaborasi :
5. Kolaborasi dengan tim 5. Mempercepat proses
medis dalam penyembuhan.
pemberian terapi
seperti pemberian obat
dan susu formula.
Pendidikan kesehatan:
6. Berikan informasi 6. Meningkatkan pengetahuan
yang tepat tentang pasien untuk menjaga
kebutuhan cairanyang keseimbangan cairan.
berhubungan
denganpenyakitnya.

Hari/ No.
Perencanaan Keperawatan
Tanggal Dx
Kamis, Tujuan dan Kriteria Hasil:
2

Universitas Sumatera Utara


01 Juni 1. Pasien mampu istirahat malam yang optimal
2017 2. Tidak menunjukkan perilaku r ewel dangelisah
3. Wajah tidak pucat,lemas, mata tidak cekung dan
konjungtiva mata tidak anemis karena kurang tidur malam

Rencana Tindakan Rasional


Kaji :
1. Kaji pola tidur dan 1. Untuk mengetahui kemudahan
kaji faktor yang dalam tidur dan untuk
menyebabkan mengidentifikasi penyebab
gangguan tidur. aktual dari gangguan tidur.
Observasi :
2. Observasi dan catat 2. Untuk memantau seberapa
tindakan kemampuan jauh dapat bersikap tenang dan
untuk mengurangi rilek.
kegelisahan
Tindakan mandiri :
3. Monitor tanda-tanda 3. Untuk mengetahui tanda-tanda
vital pasien vital pasien

4. Anjurkan keluarga 4. Untuk membantu relaksasi


untuk ciptakan saat tidur dan kenyamanan
suasana nyaman dan pasien terkait kebersihan diri
berikan perawatan dan lingkungan.
pada petang hari
(misalnya : baju dan
tempat tidur yang
bersih).

5. Anjurkan keluarga 5. Untuk meningkatkan tidur


untuk memberikan
susu hangat sebelum

Universitas Sumatera Utara


tidur.
Kolaborasi :
6. Kolaborasi dengan 6. Mempercepat proses
tim medis dalam penyembuhan.
pemberian terapi
seperti pemberian
obat.
Pendidikan kesehatan:
7. Berikan informasi 7. Meningkatkan pengetahuan
yang tepat tentang pasien untuk menjaga pola
kebutuhan istirahat istirahat klien.
yang berhubungan
dengan penyakitnya.

6. Implementasi dan Evaluasi

Kamis, 01 Juni 2017

Universitas Sumatera Utara


NO. Waktu Tindakan Waktu
DX Evaluasi (SOAP)
(WIB) Keperawatan (WIB)
1. Mengkaji tanda S : Ibuklien mengatakan
1. 09.00 15.30
dan gejala An.A :
dehidrasi -BAB 2 kali (dari jam 09.00-
- Keadaan pasien 15.30) dengan konsistensi
compos mentis, feses cair (lebih banyak cairan
mata cekung, daripada ampas feses), warna
terlihat lemah, feses kuning kecokelatan,
pucat, rewel, mual dan muntah (1 kali/hari),
gelisah dan ada - nafsu makan klien masih
keinginan untuk menurun
minum terus- - menangis ketika lapar dan
menerus. haus
- BAB lebih dari - BAK 5 kali (jam 09.00-
3 kali dalam 15.30)
sehari dan BAK -mengkonsumsi obat dari
8-9 kali /hari klinik Vina jam 13.00 WIB
- Mukosa bibir yaitu : Paracetamol drops
dan kulit tangan 3x0,6 ml, Amoxicillin 3x0,6
tampak kering ml, pemberian oralit 3x1 bks,
- peristaltik usus diberikan susu (SGM)
10 x/i diberikan 100 ml/2 jam dan
- urin berwarna habis diminum
kuning - sudah mau minum air putih
- suara abdomen 10-20 ml/3 jam
tymphani 16.00 O :Keadaan pasien masih
(kembung terlihat lemah dan gelisah,
seperti banyak mata masih terlihat cekung dan
gas) keinginan untuk minum terus
- tidak tampak air menerus (dilihat saat ibu

Universitas Sumatera Utara


mata walaupun memberikan air putih)
menangis TTV:
- klien tidak Suhu tubuh : 37 °C
bertenaga untuk Nadi : 125x/i
menggenggam Pernafasan : 30x/i
seperti mainan A : Masalah cairan kurang dari
6.30
klien mudah kebutuhan tubuh sebagian
terjatuh atau teratasi
terlepas dari P : Intervensi dilanjutkan
16.40
genggamannya 1. Mengkaji tanda dan gejala
09.15 2. Mengobservasi dehidrasi
masukan dan 2. Mengobservasi masukan
keluaran cairan, dan keluaran cairan, mual
mual dan dan muntah
muntah 3. Memonitor tanda-tanda
- Data input dan vital pasien
output dalam 24
jam :
Input : 755 ml/24
jam (susu + air
putih + cerelac +
obat)
Output : 767 ml/ 24
jam (muntah +
BAB dan BAK +
IWL)
3. Memonitor
tanda-tanda
09.35
vital pasien

Suhu tubuh : 37,2


°C

Universitas Sumatera Utara


Nadi : 125x/i
Pernafasan : 30x/i
TB : 88 cm
BB : 7,8 kg
(setelah klien
sakit) dan 8 kg
(Sebelum Sakit)
09.50 4. Menganjurkan
untuk minum
sedikit tapi
sering
- Untuk anak
berumur kurang
dari 6 bulan
yang tidak
menyusui,
berikan 100-200
ml air matang
selama periode
ini
10.00 5. Berikan
informasi yang
tepat tentang
kebutuhan
cairan yang
berhubungan
dengan diare
(data
terlampirkan)

NO. Tindakan
Waktu Waktu Evaluasi (SOAP)
DX Keperawatan

Universitas Sumatera Utara


2. 1. Mengkaji pola S : Ib klien mengatakan klien
11.00 16.50
tidur dan faktor sudah diberikan obat pukul
yang 13.00 WIM yang didapat saat
menyebabkan berobat di klinik Vina yaitu
gangguan tidur. oralit 3x1 bks, Paracetamol
- Sebelum klien drops 3x0,6 ml, Amoxicillin
sakit, ibu klien 3x0,6 ml, pemberian oralit 3x1
mengatakan bks, diberikan susu (SGM)
biasanya tidur diberikan 100 ml/2 jam ( habis
malam pukul 80 ml)
21.00 WIB - sudah mau minum air putih
- mata cekung 10-20 ml/3 jam
- tidur siang lebih - ibu klien mengatakan klien
lama (2-3 jam) hari ini tidur siang lebih lama
- klien sering yaitu 2 jam (saat diberikan
terbangun pada ruangan yang tidak ribut, tidak
malam hari panas)
karena BAB O : Klien sudah tidak rewel
(diare) dan 17.05 dan tidak gelisah
BAK - mata masih cekung
- TTV:
11.10 2. Memonitor Suhu tubuh : 36,8 °C
tanda-tanda Nadi : 125x/i
vital pasien Pernafasan : 32x/i
Suhu : 37 °C 17.15 A : Gangguan pola tidur
Nadi : 125x/i teratasi sebagian.
Pernafasan : 32x/i 17.25 P : Intervensi dilanjutkan
TB : 88 cm 1. Mengkaji pola tidur dan
BB : 7,8 kg faktor yang menyebabkan
(setelah klien gangguan tidur.
sakit) dan 8 kg 2. Memonitor tanda-tanda
(Sebelum Sakit) vital pasien

Universitas Sumatera Utara


3. Menganjurkan keluarga
3. Menganjurkan untuk memberikan susu

11.25 keluarga untuk hangat sebelum tidur


ciptakan malam.
suasana nyaman
dan berikan
perawatan pada
klien misalnya :
baju dan tempat
tidur yang
bersih, ruangan
yang nyaman
(tidak ribut,
pengap atau
panas)

4. Menganjurkan
11.35
keluarga untuk
memberikan
susu hangat
sebelum tidur
- Berikan susu
hangat (susu
SGM yang
didapat saat
berobat di klinik
Vina) diberikan
sesuai resep dari
klinik (100 ml/2
jam)
BAB III
Kesimpulan dan Saran

Universitas Sumatera Utara


A. Kesimpulan
Kebutuhan cairanadalah suatu proses dinamik karena metabolism tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap untuk berespon terhadap stressor fisiologi
dan lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan
yang berdiri sendiri jarang terjadi dalam bentuk kelebihan dan kekurangan.
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hamper 90% dari
total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient, dan sisa metabolisme, seperti
karbondioksida, yang semuanya disebut dengan ion.
Dari hasil pengkajian dengan kekurangan volume cairan kurang dari
kebutuhan tubuh pada An. A dimana An. A BABlebih dari 3 kali dalam sehari,
dengan konsistensi feses cair (lebih banyak cairan daripada ampas feses), warna
feses kuning kecokelatan, mual dan muntah (±2 kali/hari), nafsu makan klien
menurun, BAK 8-9 kali /hari, keadaan klien compos mentis, mata cekung, terlihat
lemah, pucat, rewel, gelisah, keinginan untuk minum terus-menerus, mukosa bibir
dan kulit tangan tampak kering, peristaltik usus 10 x/i, urin berwarna kuning,
suara abdomen tymphani (kembung seperti banyak gas), tidak tampak air mata
walaupun menangis, klien tidak bertenaga untuk menggenggam, suhu tubuh : 37,2
°C, nadi : 125x/i, pernafasan : 30x/i, BB : 7,8 kg (setelah klien sakit) dan 8 kg
(sebelum sakit).
Diagnosis yang ditemukan pada saat pengkajian adalah dehidrasi ringan dan
dapat berkurang ketika An. A mendapatkan asuhan keperawatan yang sesuai
dengan prioritas kebutuhan sekarang.
Rencana asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar caira pada An. A yaitu,
kaji tanda dan gejala dehidrasi dan gangguan pola tidur, observasi masukan
cairan, mual muntah dan kegelisahan, monitor TTV, anjurkan keluarga untuk
memberikan minum sedikit tapi sering (100-200 jika klien tidak menyusui),
berikan suasanan nyaman, dan berikan susu hangat sebelum tidur, kolaborasi

Universitas Sumatera Utara


dengan tim medis dalam pemberian terapi serta berikan pendidikan kesehatan
tentang kebutuhan cairan dan istirahat.
Implementasi asuhan keperawatan dengan kebutuhan dasar caira pada An. A
yaitu, mengkaji tanda dan gejala dehidrasi dan gangguan pola tidur,
mengobservasi masukan cairan, mual muntah dan kegelisahan, memonitor TTV,
menganjurkan keluarga untuk memberikan minum sedikit tapi sering dan
memberikan suasanan nyaman, dan memberikan susu hangat sebelum tidur.
Evaluasi dengan kebutuhan dasar cairan pada An. A yaitu mengatakan
bahwa nafsu makan dan minum bertambah serta istirahat tidur malam yang
optimal.

B. Saran
1. Bagi instansi pendidikan
Bagi instansi pendidikan agar lebih banyak menyediakan refrensi yang
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar cairansebagai bahan
bacaan bagi mahasiswa Khususnya mahasiswa DIII keperawatan.
2. Bagi Klien dan keluarga
Agar memperoleh pengetahuan tentang kebutuhan cairan serta
meningkatkan kemandirian pasien untuk pemenuhan cairan bagi dirinya
sendiri, dan bagi keluarga dalam merawat anggota keluarga yang
mengalami masalah kebutuhan cairan.
3. Bagi profesi keperawatan
Bagi profesi keperawatan agara dapat meningkatkan pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar cairan.
4. Bagi mahasiswa
Dimana agar mahsiswa lebih dalam lagi ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pemberian asuhan keperawatan pada pasien yang
mengalami gangguan cairan.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sumatera Utara


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2010). Buku Bagan : Manajemen
Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Indonesia Sehat

FKUI. (2008). Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan Asam-Basa. Jakarta:


Balai Penerbit FKUI

Hidayat, A.A.A. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep


dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Ngastiyah.(2005). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Pranata, A.E.(2013). Manajemen Cairan dan Elektrolit (Cetakan 1). Yogyakarta:


Nuha Medika

Sari, K. (2016). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: TIM

Sharon & Terry. (2013). Rencana Asuhan Keperawatan Pediatrik (Edisi 3).
Jakarta: EGC

Wong, D.L. (2008). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik (Edisi 4). Jakarta:
EGC

http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/17/implikasi-keperawatan-atas-
masalah-cairan-tubuh/. Diakses tanggal 18 Juni 2017 pukul : 15.41 WIB

http://hariansib.co/view/Medan-Kita/4880/-kota-Medan-Tertinggi-Penderita-
Diare-di-Sumut.html. Diakses tanggal 20 Juni 2017 pukul : 18.25 WIB

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara


CATATAN PERKEMBANGAN
Kamis, 01 Juni 2017
NO. Waktu Tindakan Waktu
Evaluasi (SOAP)
DX (WIB) Keperawatan (WIB)
1. 09.00 6. Mengkaji tanda 15.30 S : Ibu pasien mengatakan
dan gejala An. A :
dehidrasi -BAB 2 kali (dari jam 09.00-15.30)
- Keadaan pasien dengan konsistensi feses cair
compos mentis, (lebih banyak cairan daripada
mata cekung, ampas feses), warna feses kuning
terlihat lemah, kecokelatan, mual dan muntah (1
pucat, rewel, kali/hari),
gelisah dan ada - nafsu makan klien masih
keinginan untuk menurun
minum terus- - menangis ketika lapar dan haus
menerus. - BAK 5 kali (dari jam 09.00-15.30)
- BAB lebih dari 3 -mengkonsumsi obat dari klinik
kali dalam sehari Vina jam 13.00 WIB yaitu :
dan BAK 8-9 kali Paracetamol drops 3x0,6 ml,
/hari 16.00 Amoxicillin 3x0,6 ml, pemberian
- Mukosa bibir dan oralit 3x1 bks, diberikan susu
kulit tangan (SGM) diberikan 100 ml/2 jam
tampak kering dan habis diminum
- peristaltik usus - sudah mau minum air putih 10-
10 x/i 20 ml/3 jam
- urin berwarna 16.30 O : Keadaan pasien masih terlihat
kuning lemah dan gelisah, mata masih
- suara abdomen 16.40 terlihat cekung dan keinginan
tymphani untuk minum terus menerus
09.15 (kembung seperti (dilihat saat ibu memberikan air
banyak gas) putih)
- tidak tampak air TTV:
mata walaupun Suhu tubuh : 37 °C

Universitas Sumatera Utara


menangis Nadi : 125x/i
- klien tidak Pernafasan : 30x/i
bertenaga untuk A : Masalah cairan kurang dari
menggenggam kebutuhan tubuh sebagian
seperti mainan teratasi
klien mudah P : Intervensi dilanjutkan
09.35 terjatuh atau 4. Mengkaji tanda dan gejala
terlepas dari dehidrasi
genggamannya 5. Mengobservasi masukan dan
keluaran cairan, mual dan
7. Mengobservasi muntah
masukan dan 6. Memonitor tanda-tanda vital
keluaran cairan, pasien
mual dan muntah
09.50 - Data input dan
output dalam 24
jam :
Input : 755 ml/24
jam (susu + air putih
+ cerelac + obat) dan
Output : 767 ml/ 24
jam (muntah + BAB
dan BAK + IWL)

8. Memonitor
tanda-tanda vital
10.00
pasien
Suhu tubuh : 37,2 °C
Nadi : 125x/i
Pernafasan : 30x/i
TB : 88 cm
BB : 7,8 kg
(setelah sakit) dan 8

Universitas Sumatera Utara


kg (Sebelum Sakit)

9. Menganjurkan
untuk minum
sedikit tapi sering
- anak berumur
kurang dari 6
bulan yang tidak
menyusui,
berikan 100-200
ml air matang
selama periode
ini
10.Berikan informasi
yang tepat
tentang
kebutuhan cairan
yang
berhubungan
dengan diare
(data terlampirkan)

NO. Tindakan
Waktu Waktu Evaluasi (SOAP)
DX Keperawatan
2. 11.00 5. Mengkaji pola 16.50 S : Ib klien mengatakan klien
tidur dan faktor sudah diberikan obat pukul 13.00
yang WIM yang didapat saat berobat di
menyebabkan klinik Vina yaitu oralit 3x1 bks,
gangguan tidur. Paracetamol drops 3x0,6 ml,
- Sebelum klien Amoxicillin 3x0,6 ml, pemberian
sakit, ibu klien oralit 3x1 bks, diberikan susu
mengatakan (SGM) diberikan 100 ml/2 jam (

Universitas Sumatera Utara


biasanya tidur habis 80 ml)
malam pukul - sudah mau minum air putih 10-
21.00 WIB 20 ml/3 jam
- mata cekung 17.05 - ibu klien mengatakan klien hari
- tidur siang lebih ini tidur siang lebih lama yaitu 2
11.10 lama (2-3 jam) jam (saat diberikan ruangan yang
- klien sering tidak ribut, tidak panas)
terbangun pada 17.15 O : Klien sudah tidak rewel dan
malam hari tidak gelisah
karena BAB 17.25 - mata masih cekung
(diare) dan BAK - TTV:
Suhu tubuh : 36,8 °C
6. Memonitor Nadi : 125x/i
11.25 tanda-tanda vital Pernafasan : 32x/i
pasien A : Gangguan pola tidur teratasi
Suhu : 37 °C sebagian.
Nadi : 125x/i
Pernafasan : 32x/i P : Intervensi dilanjutkan
TB : 88 cm 4. Mengkaji pola tidur dan faktor
BB : 7,8 kg yang menyebabkan gangguan
(setelah klien sakit) tidur.
dan 8 kg (Sebelum 5. Memonitor tanda-tanda vital
11.35 Sakit) pasien
6. Menganjurkan keluarga untuk
7. Menganjurkan memberikan susu hangat
keluarga untuk sebelum tidur malam.
ciptakan suasana
nyaman dan
berikan
perawatan pada
klien misalnya :
baju dan tempat
tidur yang bersih,

Universitas Sumatera Utara


ruangan yang
nyaman (tidak
ribut, pengap
atau panas)

8. Menganjurkan
keluarga untuk
memberikan susu
hangat sebelum
tidur
- Berikan susu
sesuai resep dari
klinik (100 ml/2
jam)

Jumat, 02 Juni 2017

Universitas Sumatera Utara


NO. Waktu Tindakan Waktu
Evaluasi (SOAP)
DX (WIB) Keperawatan (WIB)
1. 09.00 1. Mengkaji tanda 15.00 S : Ibu pasien mengatakan
dan gejala An. A :
dehidrasi -BAB 1 kali (dari jam 09.00-15.00)
- Keadaan pasien dengan konsistensi feses sedikit
compos mentis, padat (lebih kental), warna feses
mata tampak kuning kecokelatan
tidak cekung, ada - nafsu makan klien meningkat
keinginan untuk - menangis ketika lapar dan haus
minum terus- - BAK 6 kali (dari jam 09.00-15.00)
menerus. -mengkonsumsi obat dari klinin
- Mukosa bibir Vina jam 13.00 WIB yaitu :
dan kulit tangan Paracetamol drops 3x0,6 ml,
tampak tampak Amoxicillin 3x0,6 ml, pemberian
lembab 15.20 oralit 3x1 bks, diberikan susu
- peristaltik usus (SGM) diberikan 100 ml/2 jam
7x/i (100 ml habis)
- urin berwarna - sudah mau minum air putih
kuning lebih banyak 15-25ml/3 jam
- suara abdomen O : Keadaan pasien terlihat lebih
09.10 tymphani baik yaitu cekungan pada mata
(kembung seperti 15.35 mulai tidak tampak, terlihat lebih
banyak gas) semangat, keinginan untuk
- klien mulai 15.45 minum terus menerus (dilihat
bertenaga untuk saat ibu memberikan susu)
09.35 menggenggam TTV:
seperti mainan Suhu tubuh : 37 °C
digenggam dan Nadi : 125x/i
terjatuh atau Pernafasan : 30x/i
terlepas dari A : Masalah cairan kurang dari
genggamannya kebutuhan tubuh sebagian
2. Memonitor teratasi

Universitas Sumatera Utara


tanda-tanda vital P : Intervensi dilanjutkan
pasien 1. Memonitor tanda-tanda vital
Suhu : 36,8 °C pasien
Nadi : 125x/i
Pernafasan : 30x/i
TB : 88 cm
BB : 7,8 kg
3. Menganjurkan
untuk minum
sedikit tapi sering
- Untuk anak
berumur kurang
dari 6 bulan yang
tidak menyusui,
berikan 100-200
ml air matang
selama periode
ini

NO. Tindakan
Waktu Waktu Evaluasi (SOAP)
DX Keperawatan
2. 09.45 1. Mengkaji pola 15.55 S : Ibu mengatakan klien
tidur dan faktor diberikan susu (SGM) diberikan
yang 100 ml/2 jam ( habis 100 ml)
menyebabkan - sudah mau minum air putih 15-
gangguan tidur. 25 ml/3 jam
- Ibu klien 16.05 - ibu klien mengatakan klien hari
mengatakan tidur ini tidur siang 1 jam
malam sudah O : Klien sudah tidak rewel dan
pukul 21.00 WIB tidak gelisah dan mata tidak
- tidur siang lebih 16.15 cekung
lama (1-2 jam) 16.20 - TTV:
- klien sudah Suhu tubuh : 36,8 °C

Universitas Sumatera Utara


10.05 jarang terbangun Nadi : 125x/i
pada malam hari Pernafasan : 30x/i
karena BAB A : Gangguan pola tidur teratasi
(diare) mulai sebagian.
berkurang P : Intervensi dilanjutkan
2. Memonitor 1. Memonitor tanda-tanda vital
tanda-tanda vital pasien
10.20 pasien
- TTV:
Suhu : 37 °C
Nadi : 125x/i
Pernafasan : 32x/i
TB : 88 cm
BB : 7,8 kg
(setelah klien sakit)
dan 8 kg (Sebelum
Sakit)
3. Menganjurkan
keluarga untuk
ciptakan suasana
nyaman dan
berikan
perawatan pada
klien misalnya :
baju dan tempat
tidur yang bersih,
ruangan yang
nyaman (tidak
ribut, pengap
atau panas)

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Universitas Sumatera Utara


Topik : Diare pada Anak

Sasaran : Orang tua atau keluarga klien

Tempat : Posko 1 Jl. Karya Bakti I

Hari/Tanggal : Kamis, 01 Juni 2017

Pukul : 10.00 - 11.00 WIB

A. Tujuan Instruksional umum


Setelah dilakukan penyuluhan, peserta dapat mengerti dan menambah wawasan
mengenai diare pada anak.

B. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :

1. Menyebutkan pengertian diare


2. Menyebutkan penyebab diare
3. Menyebutkan tanda dan gejala diare
4. Mengetahui cara mengatasi diare di rumah
5. Mengetahui cara pencegahan diare
C. Materi
1. Pengertian diare
2. Penyebab diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Cara mengatasi diare di rumah
5. Pencegahan diare

D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
E. Media
1. Flipchart

Universitas Sumatera Utara


2. Leaflet
F. Pengorganisasian
1. Moderator : Mengarahkan jalannya acara
2. Penyaji : Menyampaikan materi penyuluhan dan menjawab
pertanyaan
3. Fasilitator : Membantu mengarahkan peserta untuk bergerak secara
aktif dalam diskusi
4. Observer : Mengamati dan mencatat proses jalannya penyuluhan,
mengevaluasi jalannya penyuluhan

G. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
PESERTA

1 5 menit Pembukaan Mendengarkan


pembukaan yang
• Membuka kegiatan dengan
disampaikan
mengucapkan salam
oleh moderator.
• Memperkenalkan diri
• Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan
• Menyebutkan materi yang akan
diberikan
• Menyampaikan kontrak waktu

2 15 menit Pelaksanaan Mendengarkan


• Penyampaian materi oleh penyaji : dan memberikan
Menggali pengetahuan peserta umpan balik
tentang diare tehadap materi
• Menjelaskan tentang pengertian yang
diare disampaikan.
• Menyebutkan penyebab diare
• Menyebutkan tanda dan gejala

Universitas Sumatera Utara


diare
• Menjelaskan tentang penanganan
diare di rumah
• Menjelaskan tentang pencegahan
diare
3 5 menit Tanya jawab Mengajukan
pertanyaan
• Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya tentang
materi yang kurang dipahami
3 5 menit Evaluasi Menjawab
pertanyaan
• Menanyakan kembali kepada
peserta tentang materi yang telah
diberikan dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
4 5 menit Penutup Mendengarkan
dengan seksama
• Menjelaskan kesimpulan dari
dan menjawab
materi penyuluhan
salam
• Ucapan terima kasih
• Salam penutup
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Posko 1 Kelurahan Sari
Rejo. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar
3. Evaluasi Hasil

Universitas Sumatera Utara


Setelah penyuluhan diharapkan sekitar 80% peserta penyuluhan mampu mengerti
dan memahami penyuluhan yang diberikan sesuai dengan tujuan khusus

MATERI PENYULUHAN
KONSEP DASAR DIARE

Universitas Sumatera Utara


1. PENGERTIAN
Beberapa pengertian diare :
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau
setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak dari
keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto, 1999).

Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Diare ialah keadaan buang air besar lembek/cair (mencret) bahkan
dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (biasanya 3 kali
atau lebih dalam sehari)

2. PENYEBAB
a. Faktor infeksi
• Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare, meliputi infeksi bakteri (Vibrio, E. coli, Salmonella,
Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb), infeksi virus
(Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi parasit (E.
hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).
• Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar sistem pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsilitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi laktosa
merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak. Di samping itu
dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.
c. Faktor Makanan
Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi
terhadap jenis makanan tertentu.
d. Faktor Psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas)

Universitas Sumatera Utara


3. TANDA DAN GEJALA
a. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang.
b. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
c. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
d. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi
lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
e. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kuli
tmenurun), ubun-ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan
disertai penurunan berat badan.
f. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun,
denyut jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis,
samnolen, soporakomatus) sebagai akibat hipovokanik.
g. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).
h. Bila terjadi asidosis metabolic klien akan tampak pucat dan pernafasan
cepat dan dalam (Kusmaul).

4. KLASIFIKASI DIARE
Menurut pedoman MTBS (2010) diare dapat diklasifikasikan :
a. Diare akut terbagi atas :
GEJALA KLASIFIKASI TINDAKAN/PENGOBATAN
Terdapat dua atau lebih • Jika tidak ada klasifikasi berat
tanda-tanda berikut : lain:
• Letargis atau tidak - Beri cairan untuk dehidrasi
sadar berat (rencana terapi C )
• Mata cekung DIARE dan tablet zinc
• Tidak bisa minum DEHIDRASI • Jika anak juga mempunyai
atau malas minum BERAT klasifikasi berat lain :
• Cubitan kulit perut - Rujuk segera
kembali sangat - Jika masih bisa minum,
lambat berikan ASI dan larutan
oralit selama perjalanan

Universitas Sumatera Utara


• Jika ada kolera di daerah
tersebut, beri antibiotik untuk
kolera
Terdapat dua atau lebih • Beri cairan dan makanan
tanda-tanda berikut : sesuai rencana terapi B dan
• Gelisah, tablet zinc
rewel/mudah • Jika anak juga mempunyai
marah klasifikasi berat lain :
• Mata cekung DIARE - Rujuk segera
• Haus, minum DEHIDRASI - Jika masih bisa minum,
dengan lahap RINGAN/ berikan ASI dan larutan
• Cubitan kulit perut SEDANG oralit selama perjalanan
kembali lambat • Nasehati kapan kembali
segera
• Kunjungan ulang 5 hari jika
tidak ada perbaikan
Tidak cukup tanda-tanda • Beri cairan dan makanan
untuk diklasifikasikan sesuai rencana terapi A dan
sebagai diare dehidrasi tablet zinc
DIARE TANPA
berat atau ringan/sedang • Nasehati kapan kembali
DEHIDRASI
segera
• Kunjungan ulang 5 hari jika
tidak ada perbaikan.

b. Diare persisten bila diare berlangsung 14 hari/ lebih terbagi atas :


• Diare persisten dengan dehidrasi
• Diare persisten tanpa dehidrasi
c. Desentri apabila diare berlangsung disertai dengan darah

5. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
b. Renjatan hipovolemik.

Universitas Sumatera Utara


Dengan tanda-tanda : Mata mendelik, pandangan kosong, serta ada gerakan-
gerakan tangan kaki.
c. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoniotot, lemah, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiagram).
d. Hipoglikemia.
e. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase
karena kerusakan vilimukosa, usus halus.
f. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
g. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

6. PENCEGAHAN
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah diare adalah:
a. Kebersihan perorangan pada anak. Mencuci tangan sebelum makan dan
setiap habis bermain, memakai alas kaki jika bermain di tanah
b. Membiasakan anak defekasi di jamban dan jamban harus selalu bersih
agar tidak ada lalat.
c. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat.
d. Makanan harus selalu tertutup
e. Kepada anak yang sudah dapat membeli makanan sendiri agar diajarkan
untuk tidak membeli makanan di jajanan terbuka
f. Air minum harus selalu dimasak. Bila sedang terjangkit penyakit diare
selain air harus bersih juga harus dimasak
g. Pada anak yang minum dari botol (dot), botol harus dicuci dan dimasak
setiap mau digunakan
h. Pada ibu menyusui sebelum menyusui bayinya mncuci tangan terlebih
dahulu

7. PENATALAKSANAAN
Pemberian cairan tambahan pada anak diare :
 Rencana Terapi A : Penanganan diare di rumah
5. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)

Universitas Sumatera Utara


• Jelaskan kepada ibu :
- Beri ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian
- Jika anak memperoleh ASI eksklusif, berikan oralit atau air matang
sebagai tambahan
- Jika anak tidak memperoleh ASI eksklusif, berikan 1 atau lebih
cairan berikut ini : oralit,cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau
air matang
• Ajari ibu cara mencampur dan memberikan oralit. Beri ibu 6 bungkus
oralit (200 ml) untuk digunakan di rumah
• Tunjukkan kepada ibu berapa banyak oralit/cairan lain yang harus
diberikan setiap kali anak berak
- Sampai umur 1 tahun : 50 sampai 100 ml setiap kali berak
- Umur 1 sampai 5 tahun : 100 sampai 200 ml setiap anak berak
Katakan kepada ibu :

- Agar meminumkan sedikit-sedikit tapi sering sering dari


mangkuk/cangkir/gelas
- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian lanjutkan lagi dengan
lebih lambat
- Lanjutkan pemberian cairan tambahan sampai diare berhenti
6. Beri tablet zinc selama 10 hari
7. Lanjutkan pemberian makan
8. Kapan harus kembali

 Rencana Terapi B : Penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit


Berikan oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama periode 3 jam.

Umur ≤ 4 bulan 4-< 12 bulan 1-< 2 tahun 2-< 5 tahun


Berat < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah 200-400 400-700 700-900 900-1400

• Tentukan jumlah oralit untuk 3 jam pertama


Jumlah oralit yang diperlukan = berat badan (dalam kg) x 75 ml

Universitas Sumatera Utara


- Jika anak menginginkan, boleh diberikan lebih banyak dari pedoman di
atas
- Untuk anak berumur kurang 6 bulan yang tidak menyusui, berikan juga
100-200 ml air matang selama periode ini

• Tunjukkan cara memberikan larutan oralit


- Minum sedikit-sedikit tapi sering dari cangkir atau mangkuk/gelas
- Jika anak muntah tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat
- Lanjutkan ASI selama anak mau
• Berikan tablet zinc selama 10 hari
• Setelah 3 jam
- Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya
- Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan
- Mulai memberi makanan anak
• Jika ibu memaksa pulang sebelum pengobatan selesai :
- Tunjukkan cara menyiapkan cairan oralit di rumah
- Tunjukkan berapa banyak oralit yang harus diberikan di rumah untuk
menyelesaikan 3 jam pengobatan
- Beri oralit yang cukup untuk dehidrasi dengan menambahkan 6
bungkus lagi sesuai yang dianjurkan dalam rencana terapi A

 Rencana Terapi C : Penanganan dehidrasi berat dengan cepat


• Beri cairan intravena secepatnta. Jika anak bisa minum, beri oralit melalui
mulut sementara infus dipersiapkan. Beri 100 ml/kg cairan ringer laktat
(atau jika tak tersedia, gunakan cairan NaCl) yang dibagi sebagai berikut
Pemberian pertama Pemberian berikut 70
Umur
30 ml/kg selama : ml/kg selama :
Bayi
1 jam * 5 jam
(dibawah umur 12 bulan)
Anak
30 menit * 2 ½ jam
(12 bulan sampai 5 tahun)
*ulangi sekali lagi jika denyut nadi sangat lemah atau tak teraba.

Universitas Sumatera Utara


• Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika nadi belum teraba, beri
tetesan lebih cepat
• Beri oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum :
biasanya sesudah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri juga tablet
zinc
• Periksa kembali bayi sesudah 6 jam atau anak anak sesudah 3 jam.
Klasifikasikan dehidrasi dan pilih rencana terapi yang sesuai untuk
melanjutkan pengobatan

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai