Anda di halaman 1dari 23

TRAUMA ABDOMEN

Ns. Sigit Yulianto ,M.Kep


DEFINISI

• Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan terhadap struktur yang


terletak diantara diafragma dan pelvis, meliputi organ peritoneum dan
daerah retroperitoneum yang diakibatkan oleh luka tumpul atau luka
tusuk.
ETIOLOGI
Menurut (Hudak & Gallo, 2001).
•Paksaan /benda tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
•Jatuh
•Kekerasan fisik atau pukulan,
•Kecelakaan kendaraan bermotor
•Cedera akibat berolahraga
•Benturan
•Ledakan
•Deselarasi
•Kompresi atau sabuk pengaman.
•Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
•Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan
penetrasi ke dalam rongga peritoneum.
•Luka tembus pada abdomen disebabkan
oleh tusukan benda tajam atau luka
tembak.
KLASIFIKASI
Trauma abdomen disebabkan oleh 2 mekanisme yang merusak,
yaitu :
1. Trauma tumpul
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi kedalam rongga
peritoneum dimana trauma tidak menyebabkan perlukaan kulit/
jaringan tetapi kemungkinan perdarahan akibat trauma bisa
terjadi.
Organ berisiko cedera :
* Hepar 40 - 55 %
* Limpa 35 – 45 %
Gambar : Trauma tumpul di daerah abdomen

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
CONT..
2. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi kedalam rongga
peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh benda
tajam atau benda tumpul dengan kekuatan penuh hingga melukai
rongga abdomen.
* Perdarahan hebat  ruftur arteri/vena
* Cedera organ di rongga abdomen

Organ berisiko cedera :


• Luka Tusuk
• Hepar (40%),
• Usus halus (30%),
• Diafragma (20%),
• Colon (14%).
CONT..
• Luka tembak :
• Usus halus (50%),
• Colon (40%),
• Liver (30%),
• Ruptur vaskuler abdominal (25%).

Berdasarkan organ yang terkena trauma abdomen dibagi


2, yaitu :
1. Trauma pada organ padat seperti hepar, limpa/lien, dengan gejala utama perdarahan.
2. Trauma pada organ padat berongga seperti usus, saluran empedu dengan gejala utama adalah
peritonitis.
Gambar : Luka tusuk karena stang sepeda di quadran kanan atas

(judulin dan sumber)

Sumber: Walt Alan Stoy dkk, EMT-Basic Textbook, 2 nd ed, Mosby, 2005
TANDA GEJALA
Gejala dan tanda dari trauma abdomen sangat tergantung pada
organ yang terkena.
1) Bila yang terkena organ solid (tidak berongga)
• Hepar atau lien yang pecah  perdarahan.
• Penderita tampak pucat, anemis, perdarahan >> gejala shock hemoragik.
• Nyeri abdomen, ringan  berat. Nyeri tekan dan terkang nyeri lepas dan defans
muskular(kekakukuan otot)
• Auskultasi bising usus menurun.
• Mual muntah
• Penurunan kesadaran ( malaise, latergi, gelisah)
CONT..
2) Bila yang terkena organ berlumen (berongga)
• Seperti Pecahnya gaster, usus halus atau kolon  peritonitis.
• Keluhan nyeri seluruh abdomen.
• Bising usus menurun.
• Palpasi ada defans muskular, nyeri tekan dan nyeri lepas. Pada perkusi didapati
nyeri ketok.
• Penurunan kesadaran ( malaise, latergi, gelisah)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Pemeriksaan diagnostik
• Laboratorium : DL, fungsi ginjal, elektrolit, urinalisa.
• Foto polos abdomen.
• USG
• CT Scan Abdomen.
B. Pemeriksaan khusus
• Abdominal Paracentesis
• Pemeriksaan Laparoskopi
• Pemeriksaan rekto-sigmoidoskopi
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Abdominal paracentesis
2. Pemeriksaan laparoskopi
3. Pemasangan NGT
4. Pemberian antibiotik
5. Laparotomi
PENANGANAN PRE HOSPITAL DAN
HOSPITAL
A. Pre Hospital
• Pengkajian yang dilakukan untuk menentukan masalah yang mengancam nyawa, harus mengkaji
dengan cepat apa yang terjadi di lokasi kejadian. Paramedik mungkin harus melihat apabila sudah
ditemukan luka tikaman, luka trauma benda lainnya, maka harus segera ditangani, penilaian awal
dilakukan prosedur ABC jika ada indikasi.
1. Airway
2. Breathing
3. Circulation
• Penanganan awal trauma non- penetrasi (trauma tumpul)
1. Stop makanan dan minuman
2. Imobilisasi
3. Kirim kerumah sakit.
• Penanganan awal trauma penetrasi (trauma tajam)
1. Bila terjadi luka tusuk, maka tusukan (pisau atau benda tajam lainnya) tidak boleh
dicabut kecuali dengan adanya tim medis.
2. Penanganannya bila terjadi luka tusuk cukup dengan melilitkan dengan kain kassa
pada daerah antara pisau untuk memfiksasi pisau sehingga tidak memperparah luka.
CONT..
3. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak dianjurkan
dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang keluar dari dalam tersebut
dibalut kain bersih atau bila ada verban steril.
4. Imobilisasi pasien.
5. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekang.
7. Kirim ke rumah sakit.
B. Hospital
1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang ahli bedah yang
berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal untuk menentukan dalamnya luka.
Pemeriksaan ini sangat berguna bila ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan.
• Skrinning pemeriksaan rontgen
• IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
• Uretrografi.
• Sistografi
Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah sakit :
• Pengambilan contoh darah dan urine
• Pemeriksaan rontgen
• Study kontras urologi dan gastrointestinal
MASALAH KEPERAWATAN YANG
MUNCUL
1. Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan
2. Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi abdomen.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.
4. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan perubahan status kesehatan
5. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan fisik
INTERVENSI
Defisit Volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan

1. Kaji tanda-tanda vital


2.  Pantau cairan parenteral dengan elektrolit, antibiotik dan vitamin
3.  Kaji tetesan infus
4. Kolaborasi : Berikan cairan parenteral sesuai indikasi.
5.  Tranfusi darah
                  
CONT..
Nyeri berhubungan dengan adanya trauma abdomen atau luka penetrasi
abdomen.
Intervensi :
1.  Kaji karakteristik nyeri
2. Beri posisi semi fowler.
3. Anjurkan tehnik manajemen nyeri seperti distraksI
4. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
5. Managemant lingkungan yang nyaman
CONT..
Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan, tidak adekuatnya
pertahanan tubuh.
 Intervensi :
1.  Kaji tanda-tanda infeksi
2. Kaji keadaan luka
3. Kaji tanda-tanda vital
4. Perawatan luka dengan prinsip sterilisasi
5. Kolaborasi pemberian antibiotik

Anda mungkin juga menyukai