Asmaripa Ainy
Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya
ABSTRACT
Indonesia has many disaster-prone areas, whether natural disasters or disasters caused by human
activity. Disasters can be caused by several factors such as geography, geology, climate and other factors
such as social diversity, cultural and political. Event of disasters in Indonesia continued to increase from
year to year. The impact of disasters will affect the public health aspects.
One of the strategies being developed in creating a Healthy Indonesia is through the development of
standby village. Standby village is a village that has the readiness resources, ability and willingness to
prevent and overcome health problems, disasters and emergency health care independently. Core activity is
to empower community to be willing and able to live healthy. Therefore, the development steps need
educational approach, which is facilitating the community to undergo a process of learning such as problem-
solving process of health problems.
Standby village program is one answer to make the community able to handle in disaster
preparedness and health emergency independently.
Keywords : Standby Village, management, disaster
ABSTRAK
Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang
disebabkan oleh ulah manusia. Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi geografis,
geologis, iklim maupun faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik. Kejadian bencana di
Indonesia pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Dampak dari kejadian bencana akan mempengaruhi
aspek kesehatan masyarakat.
Salah satu strategi yang terus dikembangkan dalam mewujudkan Indonesia Sehat adalah melalui
pengembangan desa siaga. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Inti kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar
mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu, dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah
pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (menfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Program desa siaga merupakan salah satu jawaban untuk mewujudkan kemandirian masyarakat
dalam kesiapsiagaan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
Kata kunci : desa siaga, manajemen, bencana.
melandasi pemikiran bahwa sehat adalah perbatasan masih kurang dapat dilayani
investasi. Meskipun pembangunan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang memadai,
yang telah dilaksanakan secara bertahap dan baik jumlah maupun mutunya.
berkesinambungan mampu meningkatkan Beberapa permasalahan kesehatan tersebut
status kesehatan masyarakat dengan cukup hanya dapat diatasi dengan kerjasama lintas
bermakna, namun masih terdapat berbagai sektor yang sinergis juga dukungan dari
masalah dalam pembangunan kesehatan yang masyarakat. Seperti yang dimaksudkan
mencakup2: dalam visi Indonesia Sehat 2025, bahwa
a. Status kesehatan masyarakat masih perilaku masyarakat yang diharapkan adalah
rendah, terutama pada masyarakat lapisan perilaku yang bersifat proaktif untuk
bawah atau masyarakat miskin. Dari data memelihara dan meningkatkan kesehatan ;
yang ada dapat dikemukakan bahwa mencegah risiko terjadinya penyakit;
kematian bayi pada kelompok masyarakat melindungi diri dari ancaman penyakit dan
termiskin adalah sekitar 3,5 kali lipat masalah kesehatan lainnya; sadar hukum;
lebih tinggi dari kematian bayi pada serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kelompok masyarakat terkaya. Belum lagi kesehatan masyarakat, termasuk
disparitas status kesehatan antar wilayah, menyelenggarakan masyarakat sehat dan
yaitu antar antar perdesaan dan perkotaan, aman3.
antar daerah maju dengan daerah
tertinggal/terpencil. PEMBAHASAN
b. Angka kesakitan dan kematian karena A. Bencana di Indonesia
penyakit infeksi atau menular masih Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
tinggi. Di lain pihak angka kesakitan peristiwa yang mengancam dan mengganggu
penyakit degeneratif mulai meningkat. Di kehidupan dan penghidupan masyarakat yaitu
samping itu kita juga menghadapi faktor alam dan atau faktor non alam maupun
berbagai masalah kesehatan akibat faktor manusia sehingga mengancam jiwa
bencana. Sementara itu perilaku manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
masyarakat belum sepenuhnya harta benda, dan dampak psikologis.
mendukung upaya pembangunan Kejadian bencana di Indonesia terus
kesehatan dan perilaku hidup bersih dan meningkat dari tahun ke tahun. Data bencana
sehat (PHBS). dari Badan Koordinasi Nasional
c. Masalah pokok lainnya dalam Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB)
pembangunan kesehatan adalah menyebutkan bahwa antara tahun 2003-2005
pemerataan, keterjangkauan atau akses telah terjadi 1.429 kejadian bencana, di mana
pelayanan kesehatan yang bencana hidrometeorologi merupakan
bermutu/berkualitas masih rendah. bencana yang paling sering terjadi yaitu 53,3
Masalah akses pelayanan kesehatan oleh % dari total kejadian bencana di Indonesia.
masyarakat, dapat disebabkan karena Dari total bencana hidrometeorologi, yang
geografi, ekonomi, dan ketidaktahuan paling sering terjadi adalah banjir (34,1 %
masyarakat. dari total kejadian bencana di Indonesia)
d. Berkaitan dengan masalah akses dan mutu diikuti oleh tanah longsor (16 %).
pelayanan kesehatan, masalah kurangnya Indonesia memiliki banyak wilayah
tenaga kesehatan dan penyebarannya yang yang rawan bencana, baik bencana alam
tidak sesuai dengan kebutuhan di maupun bencana yang disebabkan oleh ulah
lapangan juga merupakan masalah yang manusia. Bencana dapat disebabkan oleh
rumit. Pelayanan kesehatan di daerah beberapa faktor seperti kondisi geografis,
tertinggal, daerah terpencil, dan daerah geologis, iklim maupun faktor-faktor lain
seperti keragaman sosial, budaya dan politik. terutama pada gempa yang terjadi di laut
Bencana dapat disebabkan oleh kejadian dalam yang diikuti deformasi bawah laut
alam maupun oleh ulah manusia. Faktor- seperti yang pernah terjadi di pantai barat
faktor yang dapat menyebabkan bencana Sumatera dan di pantai utara Papua.
antara lain4: Sementara itu letusan gunung berapi juga
1. Bahaya alam (natural hazards) dan dapat menimbulkan gelombang pasang
bahaya karena ulah manusia (man-made seperti yang terjadi pada letusan Gunung
hazards) yang menurut United Nations Krakatau. Sampai saat ini terdapat 129
International Strategy for Disaster gunung berapi yang masih aktif dan 500
Reduction (UN-ISDR) dapat tidak aktif di Indonesia. Gunung berapi
dikelompokkan menjadi bahaya geologi aktif yang ada di Indonesia merupakan 13
(geological hazards), bahaya persen dari seluruh gunung berapi aktif di
hidrometeorologi (hydrometeorological dunia, 70 gunung di antaranya merupakan
hazards), bahaya biologi (biological gunung berapi aktif yang rawan meletus
hazards), bahaya teknologi (technological dan 15 gunung berapi kritis. Indonesia
hazards) dan penurunan kualitas berada di daerah beriklim tropis dan
lingkungan (environmental degradation) memiliki musim hujan dan musim
2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi kemarau. Di samping bahaya letusan
dari masyarakat, infrastruktur serta langsung berupa muntahan dan jatuhan
elemen-elemen di dalam kota/ kawasan materialmaterial atau gas beracun, dalam
yang berisiko bencana musim penghujan gunung berapi dapat
3. Kapasitas yang rendah dari berbagai menimbulkan bahaya tidak langsung
komponen di dalam masyarakat berupa aliran lahar atau perpindahan
material vulkanik yang membahayakan.
Berbagai kejadian bencana yang berpotensi 2. Banjir
terjadi di Indonesia, yakni4: Banjir merupakan bencana yang selalu
1. Gempa bumi terjadi setiap tahun di Indonesia terutama
Gempa bumi merupakan bencana alam pada musim hujan. Berdasarkan kondisi
yang relatif sering terjadi di Indonesia morfologinya, bencana banjir disebabkan
akibat interaksi lempeng tektonik dan oleh relief bentang alam Indonesia yang
letusan gunung berapi. Interaksi lempeng sangat bervariasi dan banyaknya sungai
tektonik banyak terjadi di sepanjang yang mengalir di antaranya. Banjir pada
pantai barat Sumatera yang merupakan umumnya terjadi di wilayah Indonesia
pertemuan lempeng Benua Asia dan bagian Barat yang menerima curah hujan
Samudera Hindia; wilayah selatan Pulau lebih banyak dibandingkan dengan
Jawa dan pulau pulau di Nusa Tenggara wilayah Indonesia bagian Timur. Populasi
yang merupakan pertemuan lempeng penduduk Indonesia yang semakin padat
Benua Australia dan Asia; serta di yang dengan sendirinya membutuhkan
kawasan Sulawesi dan Maluku yang ruang yang memadai untuk kegiatan
merupakan efek dari pertemuan lempeng penunjang hidup yang semakin meningkat
Benua Asia dengan Samudera Pasifik. secara tidak langsung merupakan salah
Kondisi ini membentuk jalur gempa satu faktor pemicu terjadinya banjir.
dengan ribuan titik pusat gempa dan Penebangan hutan yang tidak terkontrol
ratusan gunung berapi yang rawan dapat menyebabkan peningkatan aliran air
bencana di Indonesia. Gempa bumi yang permukaan yang tinggi dan tidak
terjadi di laut dapat mengakibatkan terkendali sehingga terjadi kerusakan
terjadinya tsunami (gelombang laut), lingkungan di daerah satuan wilayah
untuk mengembangkan desa siaga. Dalam berasal dari para tokoh masyarakat yang telah
langkah ini termasuk kegiatan advokasi sepakat mendukung pengembangan desa
kepada para penentu kebijakan, agar mereka siaga. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan
mau memberikan dukungan, baik berupa pula kalangan dunia usaha yang bersedia
kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun mendukung pengembangan Desa Siaga dan
dana atau sumber daya lain, sehingga kelestariannya. Data serta temuan lain yang
pengembangan desa siaga dapat berjalan diperoleh pada saat SMD disajikan adalah
dengan lancar. Sedangkan pendekatan daftar masalah kesehatan, data potensi, serta
kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan harapan masyarakat. Hasil pendapatan
agar mereka memahami dan mendukung, tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan
khususnya dalam membentuk opini publik prioritas, dukungan dan kontribusi apa yang
guna menciptakan iklim yang kondusif dalam dapat disumbangkan oleh masing-masing
pengembangan desa siaga. Jadi dukungan individu/institusi yang diwakilinya, serta
yang diharapkan dapat berupa dukungan langkah-langkah solusi untuk pengembangan
moral, dukungan finansial atau dukungan desa siaga.
material, sesuai kesepakatan dan persetujuan
masyarakat. 5. Pelaksanaan kegiatan desa siaga
Secara operasional pembentukan desa
3. Survei mawas diri (SMD) siaga dilakukan dengan kegiatan-kegiatan
Survei mawas diri (SMD) atau Telaah sebagai berikut:
Mawas Diri (TMD) atau Community Self a. Pemilihan pengurus dan kader desa
Survey (CSS) bertujuan agar masyarakat siaga
dengan bimbingan petugas mampu Pemilihan pengurus dan kader desa siaga
melakukan telaah mawas diri untuk desanya. dilakukan melalui pertemuan khusus para
Survei ini harus dilakukan oleh pemuka- pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat
pemuka masyarakat setempat dengan serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan
bimbingan tenaga kesehatan. Dengan dilakukan secara musyawarah & mufakat,
demikian, diharapkan mereka menjadi sadar sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
akan permasalahan yang dihadapi di desanya, berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
serta timbul niat dan tekad untuk mencari b. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga
solusinya. Untuk itu, sebelumnya perlu Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada
dilakukan pemilihan dan pembekalan pengelola dan kader desa yang telah
keterampilan bagi mereka. Keluaran dari ditetapkan perlu diberikan orientasi atau
SMD ini berupa identifikasi masalah-masalah pelatihan. Orientasi/pelatihan dilaksanakan
kesehatan serta daftar potensi di desa yang oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman
dapat didayagunakan dalam mengatasi orientasi /pelatihan yang berlaku. Materi
masalah-masalah kesehatan tersebut. orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang
akan dilaksanakan di desa dalam rangka
4. Musyawarah masyarakat desa (MMD) pengembangan Desa Siaga yaitu antara lain
Tujuan penyelenggaraan musyawarah pengelolaan desa siaga secara umum,
atau lokakarya desa ini adalah mencari pembangunan dan pengelolaan palayanan
alternatif penyelesaian masalah kesehatan kesehatan dasar seperti Poskedes (jika
hasil SMD dikaitkan dengan potensi yang diperlukan), pengelolaan UKBM, serta hal-
dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk hal lain seperti kehamilan dan persalinan
menyusun rencana jangka panjang sehat, Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi,
pengembangan desa siaga. Inisiatif posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan
penyelenggaraan musyawarah sebaiknya penyakit menular, penyediaan air bersih dan
DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Kesehatan Republik
Indonesia nomor 23 Tahun 1992.
2. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan
Nasional: Bentuk dan Cara
Penyelenggaraan Pembangunan
Kesehatan. Jakarta
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2009. Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan 2005-2025. Jakarta
4. UNDP Indonesia. 2006. Rencana Aksi
Nasional Pengurangan Risiko Bencana
tahun 2006-2009. Jakarta
5. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2005. Rencana Strategis
2005-2009. Jakarta
6. Collins, C. 1994 Management and
Organisation of Developing Health
Systems. Oxford: Oxford university
Press
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga.