Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

JURNAL ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

VOLUME 1 No. 01 Maret 2010 Tinjauan Pustaka

DESA SIAGA DAN MANAJEMEN KESEHATAN BENCANA

STANDBY VILLAGE AND HEALTH MANAGEMENT OF DISASTER

Asmaripa Ainy
Bagian Administrasi Kebijakan Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

ABSTRACT
Indonesia has many disaster-prone areas, whether natural disasters or disasters caused by human
activity. Disasters can be caused by several factors such as geography, geology, climate and other factors
such as social diversity, cultural and political. Event of disasters in Indonesia continued to increase from
year to year. The impact of disasters will affect the public health aspects.
One of the strategies being developed in creating a Healthy Indonesia is through the development of
standby village. Standby village is a village that has the readiness resources, ability and willingness to
prevent and overcome health problems, disasters and emergency health care independently. Core activity is
to empower community to be willing and able to live healthy. Therefore, the development steps need
educational approach, which is facilitating the community to undergo a process of learning such as problem-
solving process of health problems.
Standby village program is one answer to make the community able to handle in disaster
preparedness and health emergency independently.
Keywords : Standby Village, management, disaster

ABSTRAK
Indonesia memiliki banyak wilayah yang rawan bencana, baik bencana alam maupun bencana yang
disebabkan oleh ulah manusia. Bencana dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti kondisi geografis,
geologis, iklim maupun faktor-faktor lain seperti keragaman sosial, budaya dan politik. Kejadian bencana di
Indonesia pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Dampak dari kejadian bencana akan mempengaruhi
aspek kesehatan masyarakat.
Salah satu strategi yang terus dikembangkan dalam mewujudkan Indonesia Sehat adalah melalui
pengembangan desa siaga. Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Inti kegiatan desa siaga adalah memberdayakan masyarakat agar
mau dan mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu, dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah
pendekatan edukatif, yaitu upaya mendampingi (menfasilitasi) masyarakat untuk menjalani proses
pembelajaran yang berupa proses pemecahan masalah-masalah kesehatan yang dihadapinya.
Program desa siaga merupakan salah satu jawaban untuk mewujudkan kemandirian masyarakat
dalam kesiapsiagaan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan.
Kata kunci : desa siaga, manajemen, bencana.

Kesehatan sebagai hak asasi manusia,


PENDAHULUAN mengandung suatu kewajiban untuk
Kesehatan merupakan salah satu dari menyehatkan yang sakit dan berupaya
hak asasi manusia, seperti tercantum dalam mempertahankan yang sehat untuk tetap
UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap sehat. UU Kesehatan RI nomor 23 tahun
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, 19921 menyatakan bahwa kesehatan adalah
bertempat tinggal dan mendapatkan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta yang memungkinan setiap orang hidup
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. produktif secara sosial dan ekonomis. Hal ini

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 3


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

melandasi pemikiran bahwa sehat adalah perbatasan masih kurang dapat dilayani
investasi. Meskipun pembangunan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang memadai,
yang telah dilaksanakan secara bertahap dan baik jumlah maupun mutunya.
berkesinambungan mampu meningkatkan Beberapa permasalahan kesehatan tersebut
status kesehatan masyarakat dengan cukup hanya dapat diatasi dengan kerjasama lintas
bermakna, namun masih terdapat berbagai sektor yang sinergis juga dukungan dari
masalah dalam pembangunan kesehatan yang masyarakat. Seperti yang dimaksudkan
mencakup2: dalam visi Indonesia Sehat 2025, bahwa
a. Status kesehatan masyarakat masih perilaku masyarakat yang diharapkan adalah
rendah, terutama pada masyarakat lapisan perilaku yang bersifat proaktif untuk
bawah atau masyarakat miskin. Dari data memelihara dan meningkatkan kesehatan ;
yang ada dapat dikemukakan bahwa mencegah risiko terjadinya penyakit;
kematian bayi pada kelompok masyarakat melindungi diri dari ancaman penyakit dan
termiskin adalah sekitar 3,5 kali lipat masalah kesehatan lainnya; sadar hukum;
lebih tinggi dari kematian bayi pada serta berpartisipasi aktif dalam gerakan
kelompok masyarakat terkaya. Belum lagi kesehatan masyarakat, termasuk
disparitas status kesehatan antar wilayah, menyelenggarakan masyarakat sehat dan
yaitu antar antar perdesaan dan perkotaan, aman3.
antar daerah maju dengan daerah
tertinggal/terpencil. PEMBAHASAN
b. Angka kesakitan dan kematian karena A. Bencana di Indonesia
penyakit infeksi atau menular masih Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
tinggi. Di lain pihak angka kesakitan peristiwa yang mengancam dan mengganggu
penyakit degeneratif mulai meningkat. Di kehidupan dan penghidupan masyarakat yaitu
samping itu kita juga menghadapi faktor alam dan atau faktor non alam maupun
berbagai masalah kesehatan akibat faktor manusia sehingga mengancam jiwa
bencana. Sementara itu perilaku manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
masyarakat belum sepenuhnya harta benda, dan dampak psikologis.
mendukung upaya pembangunan Kejadian bencana di Indonesia terus
kesehatan dan perilaku hidup bersih dan meningkat dari tahun ke tahun. Data bencana
sehat (PHBS). dari Badan Koordinasi Nasional
c. Masalah pokok lainnya dalam Penanggulangan Bencana (BAKORNAS PB)
pembangunan kesehatan adalah menyebutkan bahwa antara tahun 2003-2005
pemerataan, keterjangkauan atau akses telah terjadi 1.429 kejadian bencana, di mana
pelayanan kesehatan yang bencana hidrometeorologi merupakan
bermutu/berkualitas masih rendah. bencana yang paling sering terjadi yaitu 53,3
Masalah akses pelayanan kesehatan oleh % dari total kejadian bencana di Indonesia.
masyarakat, dapat disebabkan karena Dari total bencana hidrometeorologi, yang
geografi, ekonomi, dan ketidaktahuan paling sering terjadi adalah banjir (34,1 %
masyarakat. dari total kejadian bencana di Indonesia)
d. Berkaitan dengan masalah akses dan mutu diikuti oleh tanah longsor (16 %).
pelayanan kesehatan, masalah kurangnya Indonesia memiliki banyak wilayah
tenaga kesehatan dan penyebarannya yang yang rawan bencana, baik bencana alam
tidak sesuai dengan kebutuhan di maupun bencana yang disebabkan oleh ulah
lapangan juga merupakan masalah yang manusia. Bencana dapat disebabkan oleh
rumit. Pelayanan kesehatan di daerah beberapa faktor seperti kondisi geografis,
tertinggal, daerah terpencil, dan daerah geologis, iklim maupun faktor-faktor lain

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 4


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

seperti keragaman sosial, budaya dan politik. terutama pada gempa yang terjadi di laut
Bencana dapat disebabkan oleh kejadian dalam yang diikuti deformasi bawah laut
alam maupun oleh ulah manusia. Faktor- seperti yang pernah terjadi di pantai barat
faktor yang dapat menyebabkan bencana Sumatera dan di pantai utara Papua.
antara lain4: Sementara itu letusan gunung berapi juga
1. Bahaya alam (natural hazards) dan dapat menimbulkan gelombang pasang
bahaya karena ulah manusia (man-made seperti yang terjadi pada letusan Gunung
hazards) yang menurut United Nations Krakatau. Sampai saat ini terdapat 129
International Strategy for Disaster gunung berapi yang masih aktif dan 500
Reduction (UN-ISDR) dapat tidak aktif di Indonesia. Gunung berapi
dikelompokkan menjadi bahaya geologi aktif yang ada di Indonesia merupakan 13
(geological hazards), bahaya persen dari seluruh gunung berapi aktif di
hidrometeorologi (hydrometeorological dunia, 70 gunung di antaranya merupakan
hazards), bahaya biologi (biological gunung berapi aktif yang rawan meletus
hazards), bahaya teknologi (technological dan 15 gunung berapi kritis. Indonesia
hazards) dan penurunan kualitas berada di daerah beriklim tropis dan
lingkungan (environmental degradation) memiliki musim hujan dan musim
2. Kerentanan (vulnerability) yang tinggi kemarau. Di samping bahaya letusan
dari masyarakat, infrastruktur serta langsung berupa muntahan dan jatuhan
elemen-elemen di dalam kota/ kawasan materialmaterial atau gas beracun, dalam
yang berisiko bencana musim penghujan gunung berapi dapat
3. Kapasitas yang rendah dari berbagai menimbulkan bahaya tidak langsung
komponen di dalam masyarakat berupa aliran lahar atau perpindahan
material vulkanik yang membahayakan.
Berbagai kejadian bencana yang berpotensi 2. Banjir
terjadi di Indonesia, yakni4: Banjir merupakan bencana yang selalu
1. Gempa bumi terjadi setiap tahun di Indonesia terutama
Gempa bumi merupakan bencana alam pada musim hujan. Berdasarkan kondisi
yang relatif sering terjadi di Indonesia morfologinya, bencana banjir disebabkan
akibat interaksi lempeng tektonik dan oleh relief bentang alam Indonesia yang
letusan gunung berapi. Interaksi lempeng sangat bervariasi dan banyaknya sungai
tektonik banyak terjadi di sepanjang yang mengalir di antaranya. Banjir pada
pantai barat Sumatera yang merupakan umumnya terjadi di wilayah Indonesia
pertemuan lempeng Benua Asia dan bagian Barat yang menerima curah hujan
Samudera Hindia; wilayah selatan Pulau lebih banyak dibandingkan dengan
Jawa dan pulau pulau di Nusa Tenggara wilayah Indonesia bagian Timur. Populasi
yang merupakan pertemuan lempeng penduduk Indonesia yang semakin padat
Benua Australia dan Asia; serta di yang dengan sendirinya membutuhkan
kawasan Sulawesi dan Maluku yang ruang yang memadai untuk kegiatan
merupakan efek dari pertemuan lempeng penunjang hidup yang semakin meningkat
Benua Asia dengan Samudera Pasifik. secara tidak langsung merupakan salah
Kondisi ini membentuk jalur gempa satu faktor pemicu terjadinya banjir.
dengan ribuan titik pusat gempa dan Penebangan hutan yang tidak terkontrol
ratusan gunung berapi yang rawan dapat menyebabkan peningkatan aliran air
bencana di Indonesia. Gempa bumi yang permukaan yang tinggi dan tidak
terjadi di laut dapat mengakibatkan terkendali sehingga terjadi kerusakan
terjadinya tsunami (gelombang laut), lingkungan di daerah satuan wilayah

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 5


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

sungai. Bencana ini umumnya terjadi kebakaran hutan pada umumnya


pada saat curah hujan tinggi. mengandung gambut. Gambut menjadi
3. Tanah longsor mudah terbakar akibat pembukaan lahan
Daerah yang sangat rawan terjadi bencana yang tidak terkendali.
longsor adalah sepanjang pegunungan 6. Epidemi, wabah, dan kejadian kuar biasa
Bukit Barisan di Sumatera dan (KLB)
pegunungan di Jawa dan Sulawesi dan di Epidemi, Wabah dan Kejadian Luar Biasa
Nusa Tenggara. Longsor yang merupakan ancaman yang diakibatkan
menimbulkan korban juga terkadang oleh menyebarnya penyakit menular yang
terjadi di terowongan atau sumur berjangkit di suatu daerah tertentu. Pada
pengeboran di areal pertambangan. Tanah skala besar, epidemi/wabah/KLB dapat
longsor juga terjadi setiap tahun terutama mengakibatkan meningkatnya jumlah
di daerah-daerah yang tanahnya tidak penderita penyakit dan korban jiwa.
stabil seperti di Jawa Barat dan Jawa Beberapa wabah penyakit yang pernah
Tengah. terjadi di Indonesia dan sampai sekarang
4. Kekeringan masih harus terus diwaspadai antara lain
Kekeringan juga menyebabkan demam berdarah, malaria, flu burung,
permasalahan pada penyediaan energi di anthraks, busung lapar dan HIV/AIDS.
Indonesia karena menurunnya energi yang 7. Kegagalan teknologi
bisa dihasilkan oleh pembangkit listrik, Gagalnya sebuah sistem teknologi yang
terutama Pembangkit Listrik Tenaga Air mengakibatkan terjadinya malapetaka
(PLTA) yang menopang penyediaan teknologi (technological disaster) selalu
energi listrik terutama di wilayah Jawa- bersumber pada kesalahan sistem (system
Bali. Bencana kekeringan biasanya terjadi error) yang bersumber pada desain sistem
pada musim kemarau panjang di daerah- yang tidak sesuai dengan kondisi di mana
daerah tertentu terutama di Kawasan sistem itu bekerja. Hal yang demikian
Timur Indonesia seperti NTB, NTT serta sering terjadi di Indonesia dan menjadi
beberapa wilayah di Sulawesi, bencana yang mengakibatkan kerugian
Kalimantan dan Papua. Selain jiwa seperti kecelakaan transportasi (kapal
menyebabkan bencana-bencana seperti laut, pesawat udara dan kereta api),
disebutkan di atas, kekeringan juga kecelakaan industri (kebocoran gas,
potensial menyebabkan peningkatan keracunan dan pencemaran lingkungan)
jumlah penderita penyakit tropis seperti dan kecelakaan rumah tangga (hubungan
malaria dan demam berdarah. arus pendek listrik dan kebakaran).
5. Kebakaran hutan 8. Faktor sosial budaya masyarakat
Kebakaran hutan merupakan salah satu Kondisi sosial budaya masyarakat
bentuk bencana yang semakin sering Indonesia yang terdiri dari beraneka
terjadi. Kebakaran hutan menimbulkan ragam suku, ras, golongan, bahasa, agama
dampak negatif cukup besar dalam hal dan etnis merupakan salah satu aset
kerusakan ekologis, menurunnya nasional yang bernilai tinggi sekaligus
keanekaragaman hayati, merosotnya nilai merupakan kondisi yang sangat rawan.
ekonomi hutan dan produktivitas tanah, Kondisi ini sering dimanfaatkan oleh
perubahan iklim mikro maupun global, pihak-pihak yang mempunyai
menurunnya kesehatan masyarakat dan kepentingan tertentu untuk memulai
terganggunya transportasi darat, sungai, terjadinya konflik. Kerawanan terhadap
danau, laut dan udara. Tanah di daerah konflik dalam masyarakat Indonesia
Kalimantan dan Sumatera yang rawan diperburuk dengan tingginya kesenjangan

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 6


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

ekonomi dalam masyarakat serta Kesehatan RI 2005-20095 menekankan


rendahnya kualitas pendidikan bahwa peran aktif masyarakat dalam
masyarakat. pembangunan kesehatan menjadi sangat
penting. Sejalan dengan itu, dasar
Kesadaran akan pentingnya upaya pembangunan kesehatan di Indonesia yang
pengurangan risiko bencana telah mulai tercantum dalam Sistem Kesehatan Nasional
dilakukan pada dekade 1990-1999 yang menyatakan bahwa setiap orang dan
dicanangkan sebagai Dekade Pengurangan masyarakat bersama dengan pemerintah
Risiko Bencana Internasional. Strategi berperan, berkewajiban dan bertanggung
pengurangan risiko bencana mencakup jawab untuk memelihara dan meningkatkan
kegiatan-kegiatan jangka menengah sampai derajat kesehatan perorangan, keluarga,
jangka panjang yang memanfaatkan ilmu masyarakat, dan lingkungannya.
pengetahuan dan teknologi. Sasaran utama Pembangunan kesehatan harus mampu
strategi tersebut adalah untuk: (1) membangkitkan dan mendorong peran aktif
mewujudkan ketahanan masyarakat terhadap masyarakat.
dampak bencana alam, teknologi dan Menurut Collins (1994)6, dalam hal
lingkungan; (2) mengubah pola perlindungan manajemen dan perencanaan kesehatan,
terhadap bencana menjadi manajemen risiko berbagai alasan untuk memfokuskan
bencana dengan melakukan penggabungan perhatian pada partisipasi masyarakat adalah:
strategi pencegahan risiko ke dalam kegiatan 1. Efektivitas program lebih mudah
pembangunan berkelanjutan. Secara dicapai. Hal ini dimungkinkan oleh
internasional juga telah disusun strategi karena manajemen dan perencanaan
pengurangan risiko bencana yang dilakukan lebih mengarah kepada kebutuhan
dengan tujuan: masyarakat lokal. Selain itu, masyarakat
1. Meningkatkan kepedulian masyarakat dapat memberikan kontribusi yang
terhadap bencana alam, teknologi, penting dalam proses monitoring dan
lingkungan dan bencana sosial evaluasi program.
2. Mewujudkan komitmen pemerintah 2. Melalui partisipasi masyarakat,
dalam mengurangi risiko bencana sustainabilitas program kesehatan dapat
terhadap manusia, kehidupan manusia, diperoleh dengan lebih mudah. Hal ini
infrastruktur sosial dan ekonomi serta disebabkan program lebih sesuai dengan
sumber daya lingkungan kebutuhan lokal serta resources yang
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat esensial dapat diperoleh dari mereka.
dalam pelaksanaan kegiatan 3. Dengan proses partisipasi masyarakat
pengurangan risiko bencana melalui yang efektif, dapat merupakan prinsip
peningkatan kemitraan dan perluasan akuntabilitas dari masyarakat terutama
jaringan upaya pengurangan risiko dalam hal pembiayaan pelayanan
bencana kesehatan.
4. Mengurangi kerugian ekonomi dan 4. Dengan partisipasi masyarakat, tingkat
sosial akibat bencana penerimaan program kesehatan oleh
masyarakat dapat lebih mudah diperoleh
B. Manajemen Kesehatan Bencana yang pada gilirannya akan
Tantangan pembangunan kesehatan dan meningkatkan utilitas dan cakupan
permasalahan pembangunan kesehatan makin pelayanan kesehatan.
bertambah berat, kompleks, dan bahkan 5. Pada situasi dengan keterbatasan sumber
terkadang tidak terduga. Oleh karena itu daya yang ada, masyarakat dapat
dalam Rencana Strategis Departemen

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 7


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

berperan dalam hal kontribusi tenaga, masyarakat desa (PKMD) sebagai


lahan, material dan bahkan pembiayaan. pendekatan edukatif yang perlu dihidupkan
kembali.
C. Desa Siaga Pengembangan Desa Siaga dilaksanakan
Salah satu strategi yang terus dengan membantu/memfasilitasi masyarakat
dikembangkan dalam mewujudkan Indonesia untuk menjalani proses pembelajaran melalui
Sehat adalah melalui pengembangan desa siklus atau spiral pemecahan masalah yang
siaga7. Berkaitan dengan strategi tersebut, terorganisasi (pengorganisasian masyarakat).
salah satu sasaran terpenting yang ingin Yaitu dengan menempuh tahap-tahap: (1)
GLFDSDL DGDODK ³SDGD DNKLU WDKXQ mengidentifikasi masalah, penyebabnya, dan
VHOXUXK GHVD WHODK PHQMDGL ³GHVD VLDJD´ sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk
Desa siaga adalah desa yang penduduknya mengatasi masalah, (2) mendiagnosis
memiliki kesiapan sumber daya dan masalah dan merumuskan alternatif-alternatif
kemampuan serta kemauan untuk mencegah pemecahan masalah, (3) menetapkan
dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, alternatif pemecahan masalah yang layak,
bencana dan kegawatdaruratan kesehatan merencanakan dan melaksanakannya, serta
secara mandiri. Desa yang dimaksud disini (4) memantau, mengevaluasi dan membina
dapat berarti kelurahan atau nagari atau kelestarian upaya-upaya yang telah
istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat dilakukan. Meskipun di lapangan banyak
hukum yang memiliki batas-batas wilayah, variasi pelaksanaannya, namun secara garis
yang berwenang untuk mengatur dan besarnya langkah-langkah pokok yang perlu
mengurus kepentingan masyarakat setempat, ditempuh adalah sebagai berikut8:
berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam 1. Pengembangan tim petugas kecamatan
sistem pemerintahan Negara Kesatuan (lintas program/lintas sektor)
Republik Indonesia8. Langkah ini merupakan awal kegiatan,
Inti kegiatan desa siaga adalah sebelum kegiatan-kegiatan lainnya
memberdayakan masyarakat agar mau dan dilaksanakan. Tujuan langkah ini adalah
mampu untuk hidup sehat. Oleh karena itu, mempersiapkan para petugas kesehatan yang
dalam pengembangannya diperlukan berada di wilayah Puskesmas, baik petugas
langkah-langkah pendekatan edukatif, yaitu teknis maupun petugas administrasi.
upaya mendampingi (menfasilitasi) Persiapan para petugas ini bisa berbentuk
masyarakat untuk menjalani proses sosialisasi, pertemuan atau pelatihan yang
pembelajaran yang berupa proses pemecahan bersifat konsolidasi, yang disesuaikan dengan
masalah-masalah kesehatan yang kondisi setempat. Keluaran atau output dari
dihadapinya. Untuk menuju desa siaga perlu langkah ini para petugas yang memahami
dikaji upaya-upaya kesehatan bersumberdaya tugas dan fungsinya, serta siap bekerjasama
masyarakat (UKBM) yang sudah ada seperti dalam satu tim untuk melakukan pendekatan
posyandu, polindes, pos obat desa, dana kepada pemangku kepentingan dan
sehat, siap antar jaga kesehatan ibu dan anak masyarakat.
(Siaga KIA) dan lain-lain sebagai embrio
atau titik awal pengembangan menuju desa 2. Pengembangan tim di masyarakat
siaga. Dengan demikian, mengubah desa (Forum Desa Siaga)
menjadi desa siaga akan lebih cepat bila di Tujuan langkah ini adalah untuk
desa tersebut telah ada berbagai UKBM. mempersiapkan para petugas, tokoh
Pengembangan desa siaga juga merupakan masyarakat, serta masyarakat, agar mereka
revitalisasi pembangunan kesehatan tahu dan mau bekerjasama dalam satu tim

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 8


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

untuk mengembangkan desa siaga. Dalam berasal dari para tokoh masyarakat yang telah
langkah ini termasuk kegiatan advokasi sepakat mendukung pengembangan desa
kepada para penentu kebijakan, agar mereka siaga. Bahkan sedapat mungkin dilibatkan
mau memberikan dukungan, baik berupa pula kalangan dunia usaha yang bersedia
kebijakan atau anjuran, serta restu, maupun mendukung pengembangan Desa Siaga dan
dana atau sumber daya lain, sehingga kelestariannya. Data serta temuan lain yang
pengembangan desa siaga dapat berjalan diperoleh pada saat SMD disajikan adalah
dengan lancar. Sedangkan pendekatan daftar masalah kesehatan, data potensi, serta
kepada tokoh-tokoh masyarakat bertujuan harapan masyarakat. Hasil pendapatan
agar mereka memahami dan mendukung, tersebut dimusyawarahkan untuk penentuan
khususnya dalam membentuk opini publik prioritas, dukungan dan kontribusi apa yang
guna menciptakan iklim yang kondusif dalam dapat disumbangkan oleh masing-masing
pengembangan desa siaga. Jadi dukungan individu/institusi yang diwakilinya, serta
yang diharapkan dapat berupa dukungan langkah-langkah solusi untuk pengembangan
moral, dukungan finansial atau dukungan desa siaga.
material, sesuai kesepakatan dan persetujuan
masyarakat. 5. Pelaksanaan kegiatan desa siaga
Secara operasional pembentukan desa
3. Survei mawas diri (SMD) siaga dilakukan dengan kegiatan-kegiatan
Survei mawas diri (SMD) atau Telaah sebagai berikut:
Mawas Diri (TMD) atau Community Self a. Pemilihan pengurus dan kader desa
Survey (CSS) bertujuan agar masyarakat siaga
dengan bimbingan petugas mampu Pemilihan pengurus dan kader desa siaga
melakukan telaah mawas diri untuk desanya. dilakukan melalui pertemuan khusus para
Survei ini harus dilakukan oleh pemuka- pimpinan formal desa dan tokoh masyarakat
pemuka masyarakat setempat dengan serta beberapa wakil masyarakat. Pemilihan
bimbingan tenaga kesehatan. Dengan dilakukan secara musyawarah & mufakat,
demikian, diharapkan mereka menjadi sadar sesuai dengan tata cara dan kriteria yang
akan permasalahan yang dihadapi di desanya, berlaku, dengan difasilitasi oleh Puskesmas.
serta timbul niat dan tekad untuk mencari b. Orientasi/Pelatihan Kader Desa Siaga
solusinya. Untuk itu, sebelumnya perlu Sebelum melaksanakan tugasnya, kepada
dilakukan pemilihan dan pembekalan pengelola dan kader desa yang telah
keterampilan bagi mereka. Keluaran dari ditetapkan perlu diberikan orientasi atau
SMD ini berupa identifikasi masalah-masalah pelatihan. Orientasi/pelatihan dilaksanakan
kesehatan serta daftar potensi di desa yang oleh Puskesmas sesuai dengan pedoman
dapat didayagunakan dalam mengatasi orientasi /pelatihan yang berlaku. Materi
masalah-masalah kesehatan tersebut. orientasi/pelatihan mencakup kegiatan yang
akan dilaksanakan di desa dalam rangka
4. Musyawarah masyarakat desa (MMD) pengembangan Desa Siaga yaitu antara lain
Tujuan penyelenggaraan musyawarah pengelolaan desa siaga secara umum,
atau lokakarya desa ini adalah mencari pembangunan dan pengelolaan palayanan
alternatif penyelesaian masalah kesehatan kesehatan dasar seperti Poskedes (jika
hasil SMD dikaitkan dengan potensi yang diperlukan), pengelolaan UKBM, serta hal-
dimiliki desa. Di samping itu, juga untuk hal lain seperti kehamilan dan persalinan
menyusun rencana jangka panjang sehat, Siap-Antar-Jaga, Keluarga Sadar Gizi,
pengembangan desa siaga. Inisiatif posyandu, kesehatan lingkungan, pencegahan
penyelenggaraan musyawarah sebaiknya penyakit menular, penyediaan air bersih dan

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 9


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

penyehatan lingkungan pemukiman (PAB- berbagai pihak. Perwujudan dari


PLP), kegawat-daruratan sehari-hari, pengembangan jejaring desa siaga dapat
kesiapsiagaan bencana, kejadian luar biasa, dilakukan melalui Temu Jejaring UKBM
warung obat desa (WOD), diversifikasikan secara internal di dalam desa sendiri atau
pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan Forum Komunikasi Desa Sehat dan atau
pekarangan melalui Taman Obat Keluarga Temu Jejaring antar Desa Siaga (minimal
(TOGA), kegiatan surveilans, perilaku hidup sekali dalam setahun). Upaya ini selain untuk
bersih dan sehat (PHBS), dan lain-lain. memantapkan kerjasama, juga diharapkan
dapat menyediakan wahana tukar-menukar
c. Pengembangan Pelayanan Kesehatan pengalaman dan memecahkan masalah-
Dasar Dan UKBM masalah yang dihadapi bersama. Yang juga
Dalam hal ini, pembangunan Poskesdes (jika tidak kalah pentingnya adalah pembinaan
diperlukan) bisa dikembangkan dari UKBM jejaring lintas sektor, khususnya dengan
yang sudah ada, khususnya Polindes. Apabila program-program pembangunan yang
tidak ada Polindes, maka perlu dibahas dan bersasaran desa.
dicantumkan dalam rencana kerja Salah satu kunci keberhasilan dan
pembangunan Poskesdes. Dengan demikian kelestarian desa siaga adalah keaktifan para
sudah diketahui bagaimana pelayanan kader. Oleh karena itu, dalam rangka
kesehatan dasar tersebut akan diadakan, pembinaan perlu dikembangkan upaya-upaya
membangun baru dengan fasilitas dari untuk memenuhi kebutuhan para kader agar
Pemerintah, membangun baru dengan tidak drop out. Kader-kader yang memiliki
bantuan dari donatur, membangun baru motivasi memuaskan kebutuhan sosial-
dengan swadaya masyarakat, psikologisnya harus diberi kesempatan
mengembangkan bangunan Polindes yang seluas-luasnya untuk mengembangkan
ada, atau memodifikasi bangunan lain yang kreativitasnya. Sedangkan kader-kader yang
ada. Bilamana Poskesdes Sudah berhasil masih dibebani dengan pemenuhan
diselenggarakan, kegiatan dilanjutkan dengan kebutuhan dasarnya, harus dibantu untuk
membentuk UKBM-UKBM yang diperlukan, memperoleh pendapatan tambahan, misalnya
dan belum ada di desa yang bersangkutan, dengan pemberian gaji/intensif atau
atau merevitalisasi yang sudah ada tetapi difasilitasi agar dapat berwirausaha.
kurang/tidak aktif.
Kegiatan-kegiatan di desa siaga KESIMPULAN
utamanya dilakukan oleh kader kesehatan Bencana adalah peristiwa atau rangkaian
yang dibantu tenaga kesehatan profesional peristiwa yang mengancam dan mengganggu
(bidan, perawat, tenaga gizi, dan sanitarian). kehidupan dan penghidupan masyarakat yaitu
Secara berkala kegiatan desa siaga dibimbing faktor alam dan atau faktor non alam maupun
dan dipantau oleh Puskesmas, yang hasilnya faktor manusia sehingga mengancam jiwa
dipakai sebagai masukan untuk perencanaan manusia, kerusakan lingkungan, kerugian
dan pengembangan desa siaga selanjutnya harta benda, dan dampak psikologis.
secara lintas sektoral. Kejadian bencana di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Dampak dari
6. Pembinaan dan peningkatan kejadian bencana dapat menimbulkan
Mengingat permasalahan kesehatan permasalahan kesehatan masyarakat sehingga
sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor lain, perlu partisipasi masyarakat untuk mengatasi
serta adanya keterbatasan sumberdaya, maka permasalahan yang muncul akibat bencana.
untuk memajukan desa siaga perlu adanya Program desa siaga merupakan salah satu
pengembangan jejaring kerjasama dengan jawaban yang bertujuan untuk

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 10


Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

mempersiapkan masyarakat dalam mencegah 8. Departemen Kesehatan Republik


dan mangatasi permasalahan kesehatan. Desa Indonesia. 2007. Pedoman Pelaksanaan
siaga merupakan program pemerintah dalam Desa Siaga. Jakarta.
rangka percepatan pencapaian Visi Indonesia
Sehat yang sesuai surat keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor
564/MENKES/SK/VIII/2006 tanggal 2
Agustus 2006. Basis utama untuk mencapai
program tersebut adalah di desa-desa yang
penduduknya dianggap sudah mampu dan
memiliki sumberdaya serta kemauan untuk
mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan
kesehatan secara mandiri. Pembangunan desa
merupakan dasar dari pembangunan nasional,
dan partisipasi masyarakat merupakan modal
utama keberhasilan pembangunan di berbagai
bidang kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA
1. Undang-Undang Kesehatan Republik
Indonesia nomor 23 Tahun 1992.
2. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan
Nasional: Bentuk dan Cara
Penyelenggaraan Pembangunan
Kesehatan. Jakarta
3. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2009. Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan 2005-2025. Jakarta
4. UNDP Indonesia. 2006. Rencana Aksi
Nasional Pengurangan Risiko Bencana
tahun 2006-2009. Jakarta
5. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. 2005. Rencana Strategis
2005-2009. Jakarta
6. Collins, C. 1994 Management and
Organisation of Developing Health
Systems. Oxford: Oxford university
Press
7. Surat Keputusan Menteri Kesehatan
nomor 564/Menkes/SK/VIII/2006
tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga.

Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Volume 1, No.1 Maret 2010 ‡ 11

Anda mungkin juga menyukai