OLEH:
1. Konsep Medis
1.1 Definisi
Yaitu peradangan atau juga bisa disebut infeksi yang terdapat di saluran nafas
yang menginfeksi pada bronkus. Bronkitis biasanya menginfeksi pada anak-anak
yang disekitar tempat tinggalnya terdapat polutan, seperti orangorang merokok diluar
atau didalam ruangan, kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara, dan
pembakaran yang menyebabkan asap biasanya saat masak menggunakan kayu bakar.
Pasien bronkitis banyak ditemukan dengan keluhan seperti batuk, mengi,
penumpukan sputum dan sesak nafas (Marni, 2014)
Bronkitis adalah suatu peradangan pada saluran bronkial atau bronki. Peradangan
tersebut disebabkan oleh virus, bakteri, merokok, atau polusi udara (Samer Qarah,
2007).
Bronkitis akut adalah batuk dan kadang-kadang produksi dahak tidak lebih dari
tiga minggu (Samer Qarah, 2007).
1.3 Etiologi
Bronkitis akut biasanya akan muncul disebabkan karena virus seperti virus
influenza, rhinovirus Syncirial Virus (RSV), Coxsackie virus dan virus parainfluenza.
Sedangkan menurut pendapat lainnyan penyebab ini bisa terjadi bisa melalui zat
iritasi yaitu seperti asam lambung hal ini ditemukan setelah terjadinya aspirasi pada
saat sesudah muntah yang menyebabkan bronkitis kronis. Dan pada bronkitis yang
disebabkan oleh bakteri biasanya akibat dari Bardetella pertuassis, Mycoplasma
pneumonia bisa mengakibatkan terjadinya bronkitis akut dan dapat terjadi terhadap
anak diatas usia lima tahun atau remaja yang tidak diimunisasi. Bronkitis akut
mempunyai tanda-tanda yang paling sering muncul yaitu batuk secara terus menerus
dalam satu ekspirasi. Dan saat batuk akan mengeluarkan dahak lengket dan kental
(Nanda, 2015)
1.5 Patofisiologi
Serangan bronkitis disebabkan karena tubuh terpapar agen infeksi maupun
noninfeksi (terutama rokok). Iritan (zat yang menyebabkan iritasi akan menyebabkan
timbulnya respon inflamasi yang akan menyebabkan fase dilatasi, kongesti, edema
mukosa dan bronkospasme. Radang/inflamasi pada bronkus menyebabkan
munculnya sekret lalu terjadilah penumpukkan yang mengakibatkan bersihan jalan
nafas menjadi tidak efektif. Bronkitis lebih mempengaruhi jalan nafas kecil dan 19
besar dibandingkan alveoli. Dalam keadaan bronkitis aliran udara masih
memungkinkan tidak mengalami hambatan pasien dengan bronkitis akan mengalami:
1) Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mukus pada bronkus besar sehingga
meningkatkan produksi mucus
2) Mukus lebih kental
3) Kerusakan fungsi siliari yang dapat menurunkan mekanisme pembersihan mukus
Paru-paru pada keadaan normal memiliki kemampuan yang disebut micocilliary
defence yaitu sistem penjagaan paru-paru yang dilakukan oleh mukus dan siliari.
Pasien dengan bronkitis akut, sistem micollary defence paru-paru mengalami
kerusakan sehingga lebih mudah terserang infeksi.
Jika infeksi timbul, kelenjar mukus akan menjadi hipertropi dan hyperplasia
(ukuran membesar dan jumlah bertambah) sehingga produksi mukus akan meningkat,
menebal (seringkali sampai dua kali ketebalan normal), dan mengeluarkan mukus
kental. Adanya mukus kental dari dinding bronkial dan mukus yang dihasilkan
kelenjar mukus dalam jumlah banyak akan menghambat beberapa aliran udara kecil
dan mempersempit saluran udara besar. Bronkitis mula-mula hanya mempengaruhi
bronkus besar, namun lambat laun mempengaruhi seluruh saluran pernafasan (Saktya,
2018).
1.6 Pathway
1.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fungsi paru
Respirasi (Pernapasan / ventilasi) dalam praktek klinik bermakna sebagai suatu
siklus inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi pernapasan orang dewasa normal berkisar
12 - 16 kali permenit yang mengangkut kurang lebih 5 liter udara masuk dan keluar
paru. Volume yang lebih rendah dari kisaran normal seringkali menunjukkan
malfungsi sistem paru. Volume dan kapasitas paru diukur dengan alat berupa
spirometer atau spirometri. Udara yang keluar dan masuk saluran pernapasan saat
inspirasi dan ekspirasi sebanyak 500 ml disebut dengan volume tidal, sedang
volume tidak pada tiap orang sangat bervariasi tergantung pada saat
pengukurannya. Rata-rata orang dewasa 70% (350 ml) dari volume tidal secara
nyata dapat masuk sampai ke bronkiolus, duktus alveolus, kantong alveoli dan
alveoli yang aktif dalam proses pertukaran gas. (manurung, 2008)
2. Analisa gas darah
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan
asam basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen,
dan kelebihan atau kekurangan basa. Pemeriksaan gas darah arteri dan pH sudah
secara luas digunakan sebagai pegangan dalam penatalaksanaan pasien-pasien
penyakit berat yang akut dan menahun. Pemeriksaan gas darah juga dapat
menggambarkan hasil berbagai tindakan penunjang yang dilakukan, tetapi kita
tidak dapat menegakkan suatu diagnosa hanya dari penilaian analisa gas darah dan
keseimbangan asam basa saja, kita harus menghubungkan dengan riwayat penyakit,
pemeriksaan fisik, dan data-data laboratorium lainnya.
Ukuran-ukuran dalam analisa gas darah:- PH normal 7,35-7,45
- Pa CO2 normal 35-45 mmHg
- Pa O2 normal 80-100 mmHg
- Total CO2 dalam plasma normal 24-31 mEq/l
- HCO3 normal 21-30 mEq/l
- Base Ekses normal -2,4 s.d +2,3
- Saturasi O2 lebih dari 90%.
(manurung, 2008 )
3. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan foto thoraks posterior-anterior dilakukan untuk menilai derajat
progresivitas penyakit yang berpengaruh menjadi penyakit paru obstruktif
menahun. (manurung, 2008 )
4. Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya perubahan pada peningkatan
eosinofil (berdasarkan pada hasil hitung jenis darah). Sputum diperiksa secara
makroskopis untuk diagnosis banding dengan tuberculosis paru. Apabila terjadi
infeksi sekunder oleh kuman anaerob, akan menimbulkan sputum sangat berbau,
pada kasus yang sudah berat, misalnya pada saccular type bronchitis, sputum
jumlahnya banyak sekali, puruen, dan apabila ditampung beberapa lama, tampak
terpisah menjadi 3
bagian
· Lapisan teratas agak keruh
· Lapisan tengah jernih, terdiri atas saliva (ludah)
· Lapisan terbawah keruh terdiri atas nanah dan jaringan nekrosis dari bronkus yang
rusak (celluler debris).(mutaqin, 2008)
1.8 Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Medis
Pengobatan Bronkitis dapat dibagi menjadi:
a) Pengobatan farmakologi
i. Anti inflamasi (kortikosteroid, natrium kromolin)
ii. Bronkhodilator (Adrenergik : efedrin, epineprin, beta adrenergik agonis
selektif. Nonadrenergik : aminofilin, teofilin.
iii. Antihistamin
iv. Steroid
v. Antibiotik (ceftazidime, ceftriakson, cefotaksime, amoxicilinklavunat)
vi. Ekspektoran
vii. Oksigen digunakan 31/menit dengan nasal kanul
viii. Kombinasi B 2 agonis (short-acting) dengan antikolinegik dalam satu
inhaler
a. Fenoterol : inhaler 200/80ug (MDI) Nebulizer 1,25/0,5 mg/ml 15
b. Salbutamol : inhaler 75/15 (MDI) Nebulizer 0,75/4,5 mg/ml
b) Higiene paru
Cara ini bertujuan untuk membersihan secret dari paru, meningkatkan kerja
silia, dan menurunkan resiko infeksi. Dilaksanakan dengan nebulizer,
fisioterapi dada dan postural drainase.
C) Menghindari bahan iritan
Penyebab iritan jalan nafas yang harus dihindari diantaranya asap rokok, polusi
udara, dan perlu juga adanya alergen yang masuk tubuh.
e) Diet
Pasien sering kali mengalami kesulitan makan karena adanya dispnea.
Pemberian porsi yang kecil namun sering lebih baik daripada makan sekaligus
banyak. (Mutaqqin, 2016)
2) Penatalaksanaan keperawatan
Menurut Ikawati, 2016, sebagai berikut:
Karena penyebab bronkitis pada umumnya virus maka belum ada obat
kausal. Obat yang diberikan biasanya untuk penurun demam, banyak minum
terutama sari buah-buahan, obat penekan batuk tidak diberikan pada batuk yang
banyak lendir, lebih baik diberi banyak minum.
Apabila batuk tetap ada dan tidak ada perbaikan setelah 2 minggu maka
perlu dicurigai adanya infeksi bakteri sekunder dan antibiotik boleh diberikan, asal
sudah disingkirkan adanya asma atau pertussis. Pemberian antibiotik yang serasi
untuk M. pneumonia dan H. influenza sebagai bakteri penyerang sekunder misalnya
Amoksilin, Kotrimoksazol dan golongan makrolid. Antibiotik diberikan 7-10 hari
dan bila tidak berhasil maka perlu dilakukan foto thorax untuk menyingkirkan
kemungkinan kolaps paru segmental dan lobaris, benda asing dalam saluran napas,
dan tuberkulosis.
Pasien dengan bronkitis tidak dirawat di rumah sakit kecuali ada komplikasi
yang menurut dokter perlu perawatan di rumah sakit, olekarenanya perawatan lebih
di tujukan sebagai petunjuk pada orang tua. Masalah yang perlu diperhatikan
adalah akibat batuk yang lama dan resiko terjadi komplikasi.
a) Identitas Pasien
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku/bangsa, agama, status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS),
nomor register, dan diagnosa medik.
Objektif :
1. PCO2 meningkat / menurun.
2. PO2 menurun.
3. Takikardia.
4. pH arteri meningkat/menurun.
5. Bunyi napas tambahan.
Kriteria : Meningkat
OLEH:
Aang Kunaifi Aditya
(23.14901.12.38)
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. P
No RM : 00-05-88-95
Umur : 4 Tahun
Agama : Islam
B. KELUHAN UTAMA
Sesak napas, batuk dan demam.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien pernah mengalami riwayat penyakit jantung sebelumnya.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
An.P mengalami batuk sejak 5 hari yang lalu dan terus menerus, batuk berdahak
dengan warna lendir putih kekuningan disertai dengan sesak nafas dan panas tinggi
sejak 4 hari yang lalu
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada keluhan penyakit saluran pernapasan pada anggota keluarga yang lain
D. FISIOLOGIS
1. Respirasi
a Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Batuk tidak efektif ada Dispnea Ada
Tidak mampu batuk ada Sulit bicara -
Sputum berlebih ada Ortopnea Ada
Mengi, wheezing dan/atau ronkhi ada Gelisah Ada
kering -
Mekonium di jalan napas - Sianosis -
Bunyi napas menurun -
Frekuensi napas berubah 30 x/m
Pola napas berubah Ada
b Gangguan Penyapihan Ventilator
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Frekuensi napas meningkat 30 x/m Lelah -
Penggunaan otot bantu napas - Kuatir mesin rusak -
Napas megap-megap (gasping) - Fokus meningkat pada -
pernapasan
Upaya napas dan batuan ventilator - Gelisah Ada
tidak sinkron
Napas dangkal - Auskultasi suara inspirasi -
menurun
Agitasi - Warna kulit abnormal (mis. -
pucat, sianosis)
Nilai gas darah arteri abnormal - Napas paradoks abdominal -
Diaforesis -
Ekspresi wajah takut -
Tekanan darah meningkat -
Frekuensi nadi meningkat 121 x/m
Kesadaran menurun -
c Gangguan Pertukaran Gas
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Dispnea Ada Pusing -
PCO2 meningkat/menurun - Pengelihatan kabur -
PO2 menurun - Sianosis -
Takikardia 121 x/m Diaforesis -
pH arteri meningkat/menurun - Gelisah Ada
Bunyi napas tambahan - Napas cuping hidung ada
Pola napas abnormal Cepat,
iregular,
(cepat/lambat, regular/iregular,
dangkal
dalam/dangkal)
Warna kulit abnormal (mis. -
pucat, kebiruan)
Kesadaran menurun -
d Gangguan Ventilasi Spontan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Dispnea Ada Gelisah Ada
Penggunaan otot bantu napas - Takikardia 121 x/m
meningkat
Volume tidal menurun -
PCO2 meningkat -
PO2 menurun -
SaO2 menurun -
e Pola Napas Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Dispnea Ada Ortopnea Ada
Penggunaan otot bantu pernapasan - Pernapasan pursed-lip -
Fase ekspirasi memanjang Ada Pernapasan cuping hidung Ada
Pola napas abnormal (mis. takipnea, Takipnea Diameter thoraks anterior- -
bradipnea, hiperventilasi, kussmaul, posterior meningkat
cheyne-stokes) Ventilasi semenit menurun -
Kapasitas vital menurun Ada
Tekanan ekspirasi menurun Ada
Tekanan inspirasi menurun Ada
Ekskursi dada berubah -
f Risiko Aspirasi
Faktor Risiko
Penurunan tingkat kesadaran -
Penurunan refleks muntah dan/atau batuk -
Gangguan menelan -
Disfagia -
Kerusakan mobilitas fisik -
Peningkatan residu lambung -
Peningkatan tekanan intrgastrik -
Penurunan motilitas gastrointestinal -
Sfingter esofagus bawah inkompeten -
Perlambatan pengosongan lambung -
Terpasang selang nasogastrik -
Terpasang trakeostomi atau endotracheal tube -
Trauma/pembedahan leher, mulut, dan/atau wajah -
Efek agen farmakologis -
Ketidakmatangan koordinasi menghisap, menelan dan bernapas -
2. Sirkulasi
a Gangguan Sirkulasi Spontan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Tidak Berespon - Suhu tubuh <34,5oC -
Frekuensi nadi <50 kali/menit atau - Tidak ada produksi urin dalam 6 -
>150 kali/menit jam
Tekanan darah sistolik <60 mmHg - Saturasi oksigen <85% -
atau 200 mmHg
Frekuensi napas <6 kali/menit 36 x/m Gambaran EKG menunjukkan -
atau>30 kali/menit aritmia letal (mis. Ventricular
Tachycardia [VT] Ventricular
Fibrillation [VF], Asistol,
Pulseless Electrical Activity
[PEA])
8) Perubahan kontraktilitas -
a) Terdengar suara jantung S3
dan/ S4
b) Ejection fraction (EF)
menurun
c Perubahan perifer tidak efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Pengisian kapiler > 3 detik - Parasteria -
Nadi perifer menurun atau tidak teraba - Nyeri ekstremitas (klaudasi -
intermiten)
akral teraba dingin - Edema -
Warna kulit pucat - Penyembuhan luka lambat -
Turgor kulit menurun - Indeks ankle brachial <0,90 -
Bruit femoral -
d Resiko gangguan sirkulasi spontan
Faktor Risiko
Kekurangan volume cairan -
Hopiksia -
Hipertermia -
Hipokalemia / hiperkalemia -
Hipoglikemia / hiperglikemia -
Asidosis -
Toksin (mis. Keracunan, overdosis obat) -
Tamponade jantung -
Tension pneumothorax -
Trombosis jantung -
Trombosis paru (emboli paru) -
e Resiko penurunan curah jantung
Faktor Risiko
Perubahan afterload -
Perubahan frekuensi jantung 121 x/m
Perubahan irama jantung Takikardia
Perubahan kontraktilitas -
Perubahan preload -
f Resiko Perdarahan
Faktor Risiko
Aneurisma -
Gangguan gastrointestinal (mis, ulkus lambung, polip , varises) -
Gangguan fungsi hati (mis, serosis hepatis) -
Komplikasi kehamilan (mis pecah ketuban sebelum waktunya, plasenta previa/abrupsio, -
kehamilan kembar)
Gangguan koagulasi (mis, trombositopenia) -
Efek agen farmakologis -
Tidakan pembedahan -
Trauma -
Kurang terpapar informasitentang pencegahan pendarahan -
Proses keganasan -
g Resiko perfusi gastrointestinal tidak efektif
Faktor Risiko
Perdarahan gastrointestinal akut -
Trauma abdomen -
Sindroma kompartemen abdomen -
Aneurisma aorta abdomen -
Varises gastroesofagus -
Penurunan kerja ventrikel kiri -
Koagulopati (anemia sel sabit, koagulopati intravaskuler diseminata) -
Penurunan konsentrasi hemoglobin -
Keabnormalan masa protombin dan atau masa tromboplastin parsial -
Disfungsi hati (mis. serosis, hepatis) -
Disfungsi gastrointestinal (mis. ulkus duodenum, atau ulkus lambung, kolitis iskemik, -
pankreatitis iskemik)
Hiperglikemia -
Ketidakstabilan hemodinamik -
Efek agen farmakologis -
Usia > 60 tahun -
Efek samping tindakan cardiopulmonarr bypass, anastesi, pembedahan lambung) -
h Resiko perfusi miokard tidak efektif
Faktor Risiko
Hipertensi -
Hiperlepidemia -
Hiperglikemia -
Hipoksemia -
Hipoksia -
Kekurangan volume cairan -
Pembedahan jantung -
Penyalahgunaan zat -
Spasme arteri koroner -
Peningkatan protein c-reaktif -
Tamponade jantung -
Efek agen farmakologis -
Riwayat penyakit vaskuler pada keluarga -
Kurang terpapar informasi tentang faktor resiko yang dapat diubah (mis. merokok , gaya -
hidup, kurang gerak.,obesitas)
h Resiko perfusi perifer tidak efektif
Faktor Risiko
Hiperglikemia -
Gaya hidup kurang gerak -
Hipertensi -
Merokok -
Prosedur endovaskuler -
Trauma -
Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat (mis merokok, gaya hidup kurang -
gerak, obesitas, imobilitas)
i Resiko perfusi renal tidak efektif
Faktor Risiko
Kekurangan volume cairan -
Embolisme kapiler -
Vaskulitis -
Hipertensi -
Disfungsi ginjal -
Hiperglikemia -
Keganasan -
Pembedahan jantung -
By pass kardiopulmonal -
Hipoksemia -
Hipoksia -
Asidosis metabolik -
Trauma -
Sindrom kompartemen abdomen -
Luka bakar -
Sepsis -
Sindrom respon inflamasi sistemik -
Lanjut usia -
Merokok -
Penyalahgunaan obat -
k Resiko perfusi serebral tidak efektif
Faktor Risiko
Keabnormalan mas protombin dan / masa tromboplastin parsial -
Penurunan kinerja ventrikel kiri -
Aterosklerosis aorta -
Diseksi arteri -
Fibrilasi atrium -
Tumor otak -
Stenosis karotis -
Miksoma atrium -
Aneurisme serebri -
Koagulopati ( mis. anemia sel sabit ) -
Dilatasi kardiomiopti -
Koagulasi intravaskuler diseminata -
Embolisme -
Cedera kepala -
Hiperkolesterolemia -
Hipertensi -
Endokarditis infektif -
Katup prostetik mekanis -
Stenosis mitral -
Neoplasma otak -
Infark miokard akut -
Sindrom sick sinus -
Penyalahgunaan zat -
Terapi tombolitik -
Efek samping tindakan (mis.tindakan operasi bypass) -
4. Eliminasi
a Gangguan Eliminasi Urin
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Desakan berkemih (urgensi) - -
Urin menetes (dribbling) -
Sering buang air kecil -
Nokturia -
Mengompol -
Enuresis -
Distensi Kandung kemih -
Berkemih tidak tuntas (hesitancy) -
Volume residu urin meningkat -
b. Inkontinensia Fekal
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Tidak mampu mengontrol - Bau feses -
pengeluaran feses
Tidak mampu menunda defekasi - Kulit perianal kemerahan -
Feses keluar sedikit-sedikit dan -
sering
c. Inkontinensia Urin berlanjut
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Keluarnya urin konstan tanpa - Berkemih tanpa sadar -
distensi
Nokturia lebih dari 2 kali sepanjang - Tidak sadar inkontinensia urine -
tidur
d. Inkontinensia Urin Berlebih
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Residu volume urin setelah berkemih - Residu urine 100 ml atau lebih -
-
atau keluhan kebocoran sedikit urin
-
Nokturia -
Kandung kemih distensi (bukan -
berhubungan dengan penyebab
reversibel akut) atau kandung kemih
distersi dengan sering, sedikit
berkemih atau dribbling
6. Neurosensori
a Disrefleksia Otonom
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Sakit Kepala - Nyeri dada -
Tekanan darah sistolik meningkat - Pandangan kabur -
>20%
Bercak merah pada kulit di atas - Kongesti konjungtiva -
lokasi cedera
Diaforesis diatas lokasi cedera - Kongesti nasal -
- Parastesia -
Sensasi logam di mulut -
Pucat di bawah lokasi cedera - Menggigil -
- Sindrom Horner -
- Refleks pilomotorik -
Bradikardia dan/atau takikardia Takikardia Dilatasi pupil -
Penile erection -
Semen emission -
b Gangguan Memori
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Melaporkan pernah mengalami - Lupa melakukan perilaku pada -
pengalaman lupa waktu yang telah dijadwalkan
Tidak mampu mempelajari - Merasa mudah lupa -
keterampilan baru
Tidak mampu mengingat informasi -
faktual
Tidak mampu mengingat prilaku -
tertentu yang pernah dilakukan
Tidak mampu mengingat peristiwa -
Tidak mampu melakukan -
kemampuan yang dipelajari
sebelumnya
c Gangguan Menelan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh sulit menelan - Oral :
Batuk sebelum menelan - Bolus masuk terlalu cepat -
Batuk setelah makan atau minum - Refluks nasal -
Tersedak - Tidak mampu membersihkan -
- rongga mulut -
Makanan tertinggal di rongga mulut - Makanan jatuh dari mulut -
Makanan terdorong keluar dari -
mulut
Sulit mengunyah -
Muntah sebelum menelan -
Bolus terbentuk lama -
Waktu makan lama -
Porsi makan tidak habis -
Fase oral abnormal -
Mengiler -
Faring:
Menolak makan -
Muntah -
Posisi kepala kurang elevasi -
Menelan berulang-ulang -
Esofagus: -
Mengeluh bangun dimalam hari -
Nyeri epigastrik -
Hematemesis -
Gelisah -
Regugirtasi -
Odinofagia -
Bruksisme -
d Konfusi Akut
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Kurang motivasi untuk - Salah persepsi -
memulai/menyelesaikan perilaku
berorientasi tujuan
Kurang motivasi untuk - Halusinasi -
memulai/menyelesaikan perilaku
terarah
Fluktuasi fungsi kognitif - Gelisah Ada
Fluktuasi tingkat kesadaran -
Fluktuasi aktivitas psikomotorik -
e Konfusi Kronis
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Kurang motivasi untuk - Salah persepsi -
memulai/menyelesaikan perilaku
berorientasi tujuan
Kurang motivasi untuk - Gangguan otak organik -
memulai/menyelesaikan perilaku
terarah
Fungsi berubah progresif -
Memori jangka pendek dan/atau -
panjang berubah
Interpretasi berubah -
Fungsi sosial terganggu -
Respon terhadap stimulus berubah
f Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Sakit kepala - Gelisah Ada
Tekanan darah meningkat dengan - Agitasi -
tekanan nadi (pulse pressure)
Bradikardia - Muntah (tanpa disertai mual) -
Pola nafas ireguler - Tampak lesu/lemah -
Tingkat kesadaran menurun - Fungsi kognitif terganggu -
Respon pupil melambat atau tidak - Tekanan intrakranial (TIK) ≥20 -
sama mmHg
Refleks neurologis terganggu - Papiledema -
Postur deserebrasi (ekstensi) -
g Risiko Disfungsi Neurovaskuler Perifer
Faktor Risiko
Hiperglikemia -
Obstruksi vaskuler -
Fraktur -
Imobilisasi -
Penekanan mekanis (mis. torniket, gips, balutan, restraint) -
Pembedahan ortopedi -
Trauma -
Luka bakar -
h Risiko Konfusi Akut
Faktor risiko
Usia di atas 60 tahun -
Perubahan fungsi kognitif -
Perubahan siklus tidur-bangun -
Dehidrasi -
Demensia -
Riwayat stroke -
Gangguan fungsi metabolik (mis. azotemia, penurunan hemoglobin, -
ketidakseimbangan elektrolit, peningkatan nitrogen urea darah
[BUN]/kreatinin)
Gangguan mobilitas -
Penggunaan restraint yang tidak tepat -
Infeksi -
Malnutrisi -
Nyeri -
Efek agen farmakologis -
Deprivasi sensori -
Penyalahgunaan zat -
E. PSIKOLOGIS
1. Nyeri dan Kenyamanan
a Gangguan Rasa Nyaman
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh tidak nyaman - Mengeluh sulit tidur -
Tidak mampu rileks -
Mengeluh kedinginan/kepanasan -
Merasa gatal -
Mengeluh mual -
Mengeluh lelah -
Gelisah Ada Menunjukan gejala distres -
Tampak merintih/ menangis -
Pola eliminasi berubah -
Postur tubuh berubah -
Iritabilitas -
b Nausea
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh mual - Merasa asam dimulut -
Sensasi panas/dingin -
Merasa ingin muntah - Sering menelan -
Saliva meningkat -
Pucat -
Tidak berminat makan Diaforesis -
Takikardia Ada
Pupil dilatasi -
c Nyeri Akut
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh nyeri - Tekanan darah meningkat -
Tampak meringis - Pola napas berubah 36 x/m
Bersikap protektif (mis. Waspada, - Nafsu makan berubah -
posisi menghindari nyeri)
Gelisah Ada Proses berfikir terganggu -
Frekuensi nadi meningkat 121 x/m Menarik diri -
Sulit tidur - Berfokus pada diri sendiri -
Diaforesis -
d Nyeri Kronis
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh nyeri - Merasa takut mengalami cedera -
berulang
Merasa depresi (tertekan) - Bersikap protektif (mis. Posisi -
menghindari nyeri)
Tampak meringis - Waspada -
Gelisah Ada Pola tidur berubah -
Tidak mampu menuntaskan aktivitas - Anoreksia -
Fokus menyempit -
Berfokus pada diri sendiri -
2. Integeritas Ego
a Ansietas
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa bingung - Mengeluh pusing -
Merasa khawatir dengan akibat dari - Anoreksia -
kondisi yang dihadapi
Sulit berkonsentrasi - Palpitasi -
Merasa tidak berdaya -
Tampak gelisah Ada Frekuensi napas meningkat 36 x/m
Frekuensi nadi meningkat 121 x/m
Tampak tegang - Tekanan darah meningkat -
Diaforesis -
Ada Tremor -
Sulit tidur Muka tampak pucat -
Suara bergetar -
Kontak mata buruk -
Sering berkemih -
Berorientasi pada masa lalu -
b Berduka
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa sedih - Mimpi buruh atau pola mimpi -
berubah
Merasa bersalah atau menyalahkan - Merasa tidak berguna -
orang lain
Tidak menerima kehilangan - Fobia -
Merasa tidak ada harapan - marah -
Menangis - Tampak panik -
Pola tidur berubah - Fungsi imunitas terganggu -
Tidak mampu berkonsentrasi -
c Distress Spiritual
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mempertanyakan makna/tujuan - Menyatakan hidupnya terasa -
hidupnya tidak/kurang tenang
Mengeluh tidak dapat menerima -
(kurang pasrah)
Menyatakan hidupnya terasa - Merasa bersalah -
tidak/kurang bermakna - Merasa terasing -
Menyatakan telah diabaikan -
Merasa menderita/tidak berdaya - Menolah berinteraksi dengan -
orang terdekat/pemimpin
Tidak mampu beribadah - Tidak mampu berkreativitas -
(mis. Bernyanyi,mendengarkan
musik,menulis)
Koping tidak efektif -
Marah pada tuhan - Tidak berminat pada -
alam/literature spiritual
d Gangguan Citra Tubuh
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengungkapkan kecacatan/kehilangan - Tidak mau mengungkapkan -
bagian tubuh kecacatan/kehilangan bagian
tubuh
Mengungkapkan perasaan -
negatif tentang perubahan tubuh -
Mengungkapkan kekhawatiran -
pada penolakan/reaksi orang lain
Mengungkapkan perubahan gaya -
hidup
Kehilangan bagian tubuh - Menyembunyikan/menunjukan -
- bagian tubuh secara berlebihan
Menghindari melihat dan/atau -
menyentuh bagian tubuh
Focus berlebihan pada -
perubahan tubuh
Fungsi/ struktur tubuh - Respon nonverbal pada -
berubah/hilang perubahan dan persepsi tubuh
Fokus pada penampilan dan -
kekuatan masa lalu
Hubungan sosial berubah -
e Gangguan Identitas Diri
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Persepsi terhadap diri berubah - -
Bingung dengan nilai-nilai budaya, -
tujuan hidup, jenis kelamin, dan/atau
nilai-nilai ideal
Perasaan yang fluktuatif terhadap -
diri
Perilaku tidak konsisten -
Hubungan yang tidak efektif -
Strategi koping tidak efektif -
Penampilan peran yang tidak efektif -
f Gangguan Persepsi Sensori
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mendengar suara bisikan atau - Menyatakan kesal -
melihat bayangan
Merasakan sesuatu melalui indera - Menyendiri -
perabaan, penciuman,perabaan,atau
pengecapan
Distorsi sensori - Melamun -
Respon tidak sesuai - Konsentrasi buruk -
Bersikap seolah melihat, mendengar, - Disorientasi waktu, tempat, -
mengecap,meraba, atau mencium orang, atau situasi
sesuatu Curiga -
Melihat ke satu arah -
Mondar-mandir -
Bicara sendiri -
g Harga Diri Rendah Kronis
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Menilai diri negatif (mis. tidak - Merasa sulit berkonsentrasi -
berguna, tidak tertolong)
Merasa malu/bersalah - Sulit tidur -
Merasa tidak mampu melakukan - Mengungkapkan keputusasaan -
apapun
Meremehkan kemampuan mengatasi - Kontak mata kurang -
masalah
Merasa tidak memiliki kelebihan - Berbicara pelan dan lirih -
atau kemampuan positif
Melebih-lebihkan penilaian negatif - Pasif -
tentang diri sendiri
Menolak penilaian posistif tentang - Perilaku tidak asertif -
diri sendiri
Enggan mecoba hal baru - Mencari penguatan secara -
berlebihan
Berjalan menunduk - Bergantung pada pandangan -
orang lain
Postur tubuh menunduk - Sulit membuat keputusan -
Seringkali mencari penegasan -
h Harga Diri Rendah Situasional
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Menilai diri negatif (mis. tidak - Sulit berkonsentrasi -
berguna, tidak tertolong)
Merasa malu/bersalah - Kontak mata kurang -
Melebih-lebihkan penilaian negatif - Lesu dan tidak bergairah -
tentang diri sendiri
Menolak penilaian posistif tentang - Pasif -
diri sendiri
Berbicara pelan dan lirih - Tidak mampu -
Menolak berinteraksi dengan orang - membuat keputusan
lain
Berjalan menunduk -
Postur tubuh menunduk -
i Keputusasaan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengungkapkan keputusasaan - Sulit Tidur -
Berperilaku Pasif - Selera makan menurun -
Afek datar -
Kurang inisiatif -
Meninggalkan lawan bicara -
Kurang terlibat dalam aktivitas -
perawatan
Mengangkat bahu sebagai respon -
terhadap lawan bicara
j Kesiapan Peningkatan Konsep Diri
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengekspresikan keinginan untuk - Merasa percaya diri -
meningkatkan konsep diri
Mengekspresikan kepuasan dengan - Menerima kelebihan dan -
diri, harga diri, penampilan peran, - keterbatasan -
citra tubuh dan identitas pribadi Tindakan sesuai dengan perasaan -
dan pikiran diekspresikan
k Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Anggota keluarga menetapkan tujuan - Anggota keluarga -
untuk meningkatkan gaya hidup sehat mengidentifikasi pengalaman
yang mengoptimalkan
kesejahteraan
F. PERILAKU
1. Kebersihan Diri
a Defisit Perawatan Diri
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Menolak melakukan perawatan - -
Tidak mampu mandi/menegenakan -
pakaian/makan/ke toilet/berhias
secara mandiri
Minat melakukan perawatan diri -
kurang
G. RELASIONAL
1. Interaksi sosial
a. Gangguan Interaksi Sosial
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa tidak nyaman dengan situasi - Sulit mengungkapkan kasih -
sosial sayang
Merasa sulit menerima atau - Gejala cemas berat -
mengkomunikasikan perasaan
Kurang responsif atau tertarik pada - Kontak mata kurang -
orang lain
Tidak berminat melakukan kontrak - Ekspresi wajah tidak responsif -
emosi dan fisik
Tidak kooperatif dalam bermain -
dan berteman dengan sebaya
Perilaku tidak sesuai usia -
b. Gangguan Komunikasi Verbal
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Tidak mampu berbicara atau - Afasia -
mendengar Disfasia -
Apraksia -
Disleksia -
Disartria -
Afonia -
Dislalia -
Menunjukkan respon tidak sesuai - Pelo -
Gagap -
Tidak ada kontak mata -
Sulit memahami komunikasi -
Sulit mempertahankan -
komunikasi
Sulit menggunakan ekspresi -
wajah atau tubuh
c. Gangguan Proses Keluarga
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Keluarga tidak mampu beradaptasi - Keluarga tidak mampu -
terhadap situasi mengungkapkan perasaan secara
leluasa
Tidak mampu berkomunikasi secara - Keluarga tidak mampu memenuhi -
terbuka diantara anggota keluarga kebutuhan
fisik/emosional/spiritual anggota
keluarga
Keluarga tidak mampu mencari -
atau menerima bantuan secara
tepat
d. Isolasi Sosial
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa ingin sendirian - Merasa berbeda dengan orang -
lain
Merasa asyik dengan pikiran -
sendiri
Merasa tidak aman di tempat umum - Merasa tidak mempunyai tujuan -
yang jelas
Afek datar -
Afek sedih -
Riwayat ditolak -
Menarik diri - Menunjukkan permusuhan -
Tidak mampu memenuhi -
harapan orang lain
Kondisi difabel -
Tindakan tidak berarti -
Tidak berminat/menolak berinteraksi - Tidak ada kontak mata -
dengan orang lain atau lingkungan Perkembangan terlambat -
Tidak bergairah/lesu -
e. Kesiapan Peningkatan Menjadi Orang Tua
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengekspresikan keinginan untuk - Anak atau anggota keluarga -
meningkatkan peran menjadi orang lainnya mengekspresikan
tua kepuasan dengan lingkungan
rumah
Tampak adanya dukungan emosional - Anak atau anggota keluarga -
dan pengertian pada anak atau mengungkapkan harapan
anggota keluarga yang realistis
Kebutuhan fisik dan emosi -
anak/anggota keluarga terpenuhi
f. Kesiapan Peningkatan Proses Keluarga
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengekspresikan keinginan untuk - Keluarga menunjukkan minat -
meningkatkan dinamika keluarga melakukan aktivitas hidup
sehari-hari yang positif
Menunjukkan fungsi keluarga dalam - Terlihat adanya kemampuan -
memenuhi kebutuhan fisik, sosial, - keluarga untuk pulih dari kondisi -
dan psikologis anggota keluarga sulit
Menunjukkan aktivitas untuk - Tampak keseimbangan -
mendukung keselamatan dan antara otonomi dan
pertumbuhan anggota keluarga kebersamaan
Peran keluarga fleksibel dan tepat - Batasan-batasan anggota keluarga -
dengan tahap perkembangan dipertahankan
Terlihat adanya respek dengan - Hubungan dengan masyarakat -
anggota keluarga terjalin positif
- Keluarga beradaptasi dengan -
perubahan
g. Ketegangan Peran Pemberi Asuhan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
- Sulit melakukan dan/atau -
Khawatir klien akan kembali dirawat di
rumah sakit menyelesaikan tugas merawat
klien
Khawatir tentang kelanjutan -
perawatan klien
Khawatir tentang ketidakmampuan -
pemberi asuhan dalam merawat klien
h. Penampilan Peran Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Merasa bingung menjalankan peran - Merasa cemas -
Merasa harapan tidak terpenuhi - Depresi -
Merasa tidak puas dalam - -
Dukungan sosial kurang
menjalankan peran
- Kurang bertanggung jawab -
Konflik peran
menjalankan peran
Adaptasi tidak adekuat -
Strategi koping tidak efektif -
i. Pencapaian Peran Menjadi Orang Tua
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
- Mengungkapkan kepuasan dengan -
Bounding attachment optimal
bayi
- Melakukan stimulasi visual, taktil -
Perilaku positif menjadi orang tua
atau pendengaran terhadap bayi
Saling berinteraksi dalam merawat -
bayi
g. Risiko Gangguan Perlekatan
Faktor Risiko
Kekhawatiran menjalankan peran sebagai orang tua -
Perpisahan antara ibu dan bayi/anak akibat hospitalisasi -
Penghalang fisik (mis. Incubator, baby warmer) -
Ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi/anak -
Perawatan dalam ruang isolasi -
Prematuritas -
Penyalahgunaan zat -
Konflik hubungan antara orang tua dan anak -
Perilaku bayi tidak terkoordinasi -
h. Risiko Proses Pengasuhan Tidak Efektif
Faktor Risiko
Kekerasan dalam rumah tangga -
Kehamilan tidak diinginkan/direncanakan -
Kurang terpapar informasi tentang proses persalinan/pengasuhan -
Ketidakberdayaan material -
Distres psikologis -
Peyalahgunaan obat -
Ketidakadekuatan manajemen ketidaknyamanan selama persalinan -
Akses pelayanan kesehatan sulit dijangkau -
Kurangnya minat/proaktif dalam proses persalinan -
Ketidaksesuaian kondisi bayi dengan harapan -
Ketidaksamaan lingkungan untuk bayi -
H. LINGKUNGAN
1. Keamanan dan Proteksi
a Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Kerusakan jaringan dan/atau lapisan - Nyeri -
kulit Perdarahan -
Kemerahan -
Hematoma -
b Hipertermia
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Suhu tubuh di atas nilai normal 38.8 Kulit merah -
Kejang -
Takikardi 12 x/m
Takipnea 36 x/m
Kulit terasa hangat Ada
c Hipotermia
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Kulit teraba dingin - Akrosianosis -
Menggigil - Bradikardi -
Suhu tubuh di bawah nilai normal - Dasar kuku sianosik -
Hipoglikemia -
Hipoksia -
Pengisian kapiler > 3 detik -
Konsumsi oksigen meningkat -
Ventilasi menurun -
Piloereksi -
Takikardi 121 x/m
Vasokonstriksi perifer -
Kutis memorata ( pada neonatus) -
d Perilaku Kekerasan
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengancam - Mata melotot atau pandangan -
tajam
Mengumpat dengan kata-kata kasar - Tangan mengepal -
Suara keras - Rahang mengatup -
Bicara ketus - Wajah memerah -
Postur tubuh kaku -
e Perlambatan Pemulihan Pascabedah
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Mengeluh tidak nyaman - Selera makan hilang -
Area luka operasi terbuka - Gangguan mobilitas -
Waktu penyembuhan yang - Tidak mampu melanjutkan -
memamjang pekerjaan
Memulai pekerjaan tertunda -
Membutuhkan bantuan untuk -
merawat diri
f Risiko Alergi
Faktor Risiko
Makanan (mis. alpukat, pisang, kiwi, kacang, makanan olahan laut, buah -
tropis, jamur)
Terpapar zat alergen (mis. zat kimia, agen farmakologis) -
Terpapar alergen lingkungan (mis. debu, serbuk sari) -
Sengatan serangga -
g Risiko Bunuh Diri
Faktor Risiko
Gangguan perilaku (mis. euforia mendadak setelah depresi, perilaku mencari senjata -
berbahaya, membeli obat dalam jumlah banyak, membuat surat
warisan)
Demografi (mis. lansia, status penceraian, janda/duda, ekonomi rendah, -
pengangguran)
Gangguan fisik (mis. nyeri kronis, penyakit terminal) -
Masalah sosial (mis. berduka, tidak berdaya, putus asa, kesepian, kehilangan -
hubungan yang penting, isolasi sosial)
Gangguan psikologis (mis. penganiayaan masa kanak-kanak, riwayat bunuh diri -
sebelumnya, remaja homoseksual, gangguan psikiatrik, penyakit
psikiatrik, penyalahgunaan zat)
h Risiko Cedera
Faktor Risiko
Eksternal
Terpapar patogen -
Terpapar zat kimia toksik -
Terpapar agen nosokomial -
Ketidakamanan transportasi -
Internal
Ketidaknormalan profil darah -
Perubahan orientasi afektif -
Perubahan sensasi -
Disfungsi biokimia -
Hipoksia jaringan -
Kegagalan mekanisme pertahanan tubuh -
Malnutrisi -
Perubahan fungsi psikomotor -
Perubahan fungsi kognitif -
i Risiko Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
Faktor Risiko
Perubahan sirkulasi -
Perubahan status nutrisi (kelebihan atau kekurangan) -
Kekurangan/kelebihan volume cairan -
Penurunan mobilitas -
Bahan kimia iritatif -
Suhu lingkungan yang ekstrim -
Faktor mekanis (mis. penekanan, gesekan) atau faktor elektris -
(elektrodiatermi, energi listrik bertegangan tinggi)
Terapi radiasi -
Kelembaban -
Proses penuaan -
Neuropati perifer -
Perubahan pigmentasi -
Perubahan hormonal -
Penekanan pada tonjolan tulang -
Kurang terpapar informasi tentang upaya mempertahankan/melindungi -
integritas jaringan
j Risiko Hipotermia
Faktor Risiko
Berat badan ekstrem -
Kerusakan hipotalamus -
Mengosumsi alkohol -
Kurangnya lapisan lemak subkutan -
Suhu lingkungan rendah -
Malnutrisi -
Pemakaian pakaian tipis -
Penurunan laju metabolisme -
Terapi radiasi -
Tidak beraktivitas -
Transfer panas. (mis. Konduksi, konvesi, evaporasi, radiasi) -
Trauma -
Prematuritas -
Penuaan -
Bayi baru lahir -
Berat badan lahir rendah -
Kurang terpapar informasi tentang pencegahan hipotermia -
Efek agen farmakologis -
k Risiko Hipotermia Perioperatif
Faktor Risiko
Prosedur pembedahan -
Kombinasi anastesi regional dan umum -
Skor American Society of Anestesiologist (ASA) >1 -
Suhu pra-operasi rendah (< 36oC) -
Berat badan rendah -
Neuropati diabetik -
Komplikasi kardiovaskuler -
Suhu lingkungan rendah -
Transfer panas (mis. Volume tinggi infus yang tidak dihangatkan irigritas > 2 -
liter yang tidak dihangatkan)
l Risiko Infeksi
Faktor Risiko
Penyakit kronis (mis. Diabetes mellitus) -
Efek prosedur invasif -
Malnutrisi -
Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan -
Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
1) Gangguan peristaltik -
2) Kerusakan integritas kulit -
3) Perubahan sekresi pH -
4) Penurunan kerja siliaris -
5) Ketuban pecah lama -
6) Ketuban pecah sebelum waktunya -
7) Merokok -
8) Statis cairan tubuh -
Ketidakadekuatan pertahan tubuh sekunder:
1) Penurunan hemoglobin -
2) Imununosupresi -
3) Leukcpenia -
4) Supresi respon inflamasi -
5) Vaksinasi tidak adekuat -
m Risiko Jatuh
Faktor Risiko
Usia > 65 tahun (pada dewasa) atau < 2 tahun (pada anak) -
Riwayat jatuh -
Anggota gerakan bawah prostesis (buatan) -
Penggunaan alat bantu berjalan -
Penuruanan tingkat kesadaran -
Perubahan fungsi kognitif -
Lingkungan tidak aman (mis. Licin, gelap, lingkungan asing) -
Kondisi pasca operasi -
Hipotensi ortostatik -
Perubahan kadar glukosa darah -
Anemia -
Kekuatan otot menurun -
Gangguan pendengaran -
Gangguan keseimbangan -
Gangguan penglihatan ( mis. Glukoma, katarak, ablasio retina, neuritis -
optikus) -
Neuropati -
Efek agen farmakologis ( mis. Sedasi, alkohol, anastesi umum) -
n Risiko Luka Tekan
Faktor Risiko
Skor Skala Brade Q ≤16 (anak) atau skor brade ≤ 18 tahun (dewasa) -
Perubahan fungsi kognitif -
Perubahan sensasi -
Skor ASA (American in Sensation Anethesiologist) ≥ 2 -
Anemia -
Penurunan mobilisasi -
Penurunan kadar albumin -
Penurunan oksigen jaringan -
Penurunan perfusi jaringan -
Dehidrasi -
Kulit kering -
Ederna -
Peningkatan suhu kulit 1-2 oC -
Periode imobilisasi yang lama diatas permukaan yang keras ( mis. Prosedur -
operasi ≥ 2 jam)
Usia ≥ 65 tahun -
Berat badan lebih -
Fraktur tungkai -
Riwayat stroke -
Riwayat luka tekan -
Riwayat trauma -
Hipertermia -
Inkontinensia -
Ketidakadekuatan nutrisi -
Skor RAPS ( Risk Assesment Pressure Score) rendah -
Klasifikasi fungsional NYHA (New York Heart Associoation) ≥ 2 -
Efek agen farmakologis (mis. Anestesi umum, vasopressor, antidepressan, -
norepinefrin)
Imobilisasi fisik -
Penekanan dia atas tonjolan tulang -
Penurunan tebal lipatan kulit trisep -
Kulit bersisik -
Gesekan permukaan kulit. -
o Risiko Mutilasi Diri
Faktor Resiko
Perkembangan remaja -
Individu autistic -
Gangguan kepribadian -
Penyakit keturunan -
Penganiayaan (mis.fisik,psikologi, seksual) -
Gangguan hubungan interpersonal -
Perceraian keluarga -
Keterlambatan perkembangan -
Riwayat perilaku mencederai diri -
Ancaman kehilangan hubungan yang bermakna -
Ketidakmampuan mengungkapkan ketegangan secara verbal -
Ketidakmampuan mengatasi masalah -
Harga diri rendah -
Peningkatan ketegangan yang tidak dapat ditoleransi -
p Resiko Perilaku Kekerasan
Faktor Resiko
Pemikiran waham/delusi -
Curiga pada orang lain -
Halusinasi -
Berencana bunuh diri -
Disfungsi sistem keluarga -
Kerusakan kognitif -
Disorientasi atau kofusi -
Kerusakan control implus -
Persepsi pada lingkungan tidak akurat -
Alam persepsi depresi -
Riwayat kekerasan pada hewan -
Kelainan neurologis -
Lingkungan tidak teratur -
Penganiayaan dan pengabaian anak -
Riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain atau -
destruksi property orang lain
Implusif -
Ilusi -
q Risiko Perlambatan Pemulihan Pascabedah
Faktor Resiko
Skor klasifikasi status fisik American Society of Anesthesiologists (ASA) ≥ 3 -
Hiperglikemia -
Edema dilokasi pembedahan -
Prosedur pembedahan ekstensif (luas) -
Usia ekstrem -
Riwayat perlambatan penyembuhan luka -
Gangguan mobilitas -
Malnutrisi -
Obesitas -
Infeksi luka perioperatif -
Mual/muntah persisten -
Respon emosional pasca operasi -
Kontaminasi bedah -
Trauma luka operasi -
Efek agen farmakologis -
r Risiko Termoregulasi Tidak Efektif
Faktor Resiko
Cedera otak akut -
Dehidrasi -
Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan -
Peningkatan area permukaan tubuh terhadap rasio berat badan -
Kebutuhan oksigen meningkat -
Perubahan laju metabolisme -
Proses penyakit (mis. Infeksi) -
Suhu lingkungan yang ekstrem -
Suplai lemak subkutan tidak memadai -
Proses penuaan -
Berat badan ekstrem -
Efek agen farmakologis (mis.sedasi) -
s Termogulasi Tidak Efektif
Gejala dan Tanda Mayor Gejala dan Tanda Minor
Kulit dingin/hangat - Piloereksi -
Pengisian kapiler > 3 detik -
Tekanan darah meningkat -
Menggigil - Pucat -
Frekuensi nafas meningkat 36
Takikardia 121 x/m
Suhu tubuh fluktuatif - Kejang -
Kulit kemerahan Ada
Dasar kuku sianotik -
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Darah Rutin
Hemoglobin : 13,1 g/dL (N: 11,5 – 13,3)
Eritrosit : 4,5 10^6/µL (N: 3,9 – 5,3)
Leukosit : 11,02 10^3/µL (N: 5,00 – 10,00)
Trombosit : 236 10^3/µL (N: 150 – 450)
Hematokrit : 32,0 % (N: 36,0 – 44,0)
b. Hitung Jenis
Neutrofil : 57 % (N: 50 – 70)
Limfosit : 31 % (N: 25 – 40)
Monosit : 11 % (N: 2 – 8)
Eosinofil :1 % (N: 2 – 4)
Basofil :0 % (N: 0 – 1)
c. Imunologi & Serolog
CRP Kuantitatif : 55,0 mg/L (< 5,00)
2. Radiologi
a. Rontgen Thorax
Kesan : Bronciolitis
II. ANALISA DATA
1. Dispnea Fase ekspirasi Ortopnea Pernapasan Hambatan upaya - Pola napas tidak efektif
- memanjang cuping hidung napas (D.0005)
Takipnea Kapasitas vital
( 38x/menit) menurun
Tekanan
ekspirasi
menurun
Tekanan
inspirasi
menurun
2. Tidak ada 1. batuk tidak 1. Dispnea. 1. Gelisah. Sputum berlebih - Bersihan jalan napas tidak
efektif 2. Sianosis. efektif (D.0001)
2. tidak mampu 2. Sulit bicara.
batuk.
3. Bunyi napas
3. sputum berlebih. 3. Ortopnea. menurun.
4. Mengi, wheezing 4. Frekuensi napas
dan / atau ronkhi berubah.
kering. 5. Pola napas
berubah.
3. Tidak ada 1. Suhu tubuh diatas Tidak ada 1. Kulit merah Proses inflamasi - Hipertermia (D.0130)
nilai normal 2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulit terasa
hangat
A. MASALAH KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif
2. Bersihan jaaln napas tidak efektif
3. Hipertermi
Nama Px : An. P
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Ruangan : Paviliun Cendana (Lantai 7)
Tgl Lahir : 20 Maret 2018 P
TGL/ DIAGNOSIS (SDKI) TUJUAN DAN KRITERIA HASIL (SLKI) INTERVENSI (SIKI) NAMA /TTD
JAM
29/12/2023 1. Pola napas tidak efektif b.d Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Manajemen Jalan Napas (I.01011) Aang
07.30 hambatan upaya napas 3 x 24 jam, maka pola napas membaik, dengan Observasi:
kriteria hasil: a) Monitor jalan napas (frekuensi, kedalaman,
1. Dispnea menurun usaha napas)
2. Pemanjangan fase ekspirasi menurun Terapeutik:
3. Frekuensi napas membaik a) Posisikan semi-fowler atau fowler
b) Berikan oksigen, jika perlu
29/12/2023 2. Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Latihan Batuk Efektif (I.01006) Aang
07.30 efektif b.d sputum berlebih. 3 x 24 jam, maka bersihan jalan nafas meningkat, Definisi :
dengan kriteria hasil: Melatih pasien yang tidak memiliki kemampuan
4. Batuk efektif meningkat batuk secara efektif untuk membersihkan laring,
5. Produksi sputum menurun trakea dan bronkiolus dari sekret atau benda
1. Wheezing menurun asing di jalan napas.
Tindakan :
Observasi:
a) Identifikasi kemampuan batuk
b) Monitor adanya retensi sputum
c) Monitor tanda dan gejala infeksi saluran
napas
d) Monitor input dan output cairan (mis. jumlah
dan karakteristik)
Terapeutik:
a) Atur posisi semi-Fowler atau Fowler
b) Pasang perlak dan bengkok di pangkuan
pasien
c) Buang sekret pada tempat sputum
Edukasi:
a) Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
b) Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung
selama 4 detik, ditahan selama 2 detik,
kemudian keluarkan dari mulut dengan bibir
mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
c) Anjurkan mengulangitarik napas dalam
hingga 3 kali
d) Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah
tarik napas dalam yang ke-3
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian mukolitik atau
ekspektoran, jika perlu
Terapi Oksigen (I.01026)
Definisi :
Intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
memberikan tambahan oksigen dalam rangka
mencegah dan mengatasi kekurangan oksigen
jaringan.
Tindakan :
Observasi:
a) Monitor kecepatan aliran oksigen
b) Monitor posisi alat terapi oksigen
c) Monitor aliran oksigen secara periodik dan
pastikan fraksi yang diberikan cukup
d) Monitor efektifitas terapi oksigen (mis.
Oksimetri, Analisa gas darah), jika perlu
e) Monitor kemampuan melepaskan oksigen
saat makan
f) Monitor tanda-tanda hipoventilasi
g) Monitor monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelektasis
h) Monitor tingkat kecemasan akibat terapi
oksigen
i) Monitor integritas mukosa hidung akibat
pemasangan oksigen
Terapeutik:
a) Bersihkan sekret pada mulut, hidung, dan
trakea, jika perlu
b) Pertahankan kepatenan jalan napas
c) Siapkan dan atur peralatan pemberian
oksigen
d) Berikan oksigen tambahan, jika perlu
e) Tetap berikan oksigen saat pasien di
transportasi
f) Gunakan perangkat oksigen yang sesuai
dengan tingkat mobilitas pasien
Edukasi:
a) Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen dirumah
Kolaborasi:
a) Kolaborasi penentuan dosis oksigen
b) Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/atau tidur
29/12/2023 3. Hipertermi b.d proses inflamasi. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Manajemen Hipertermia (I.15506) Aang
07.30 2 x 24 jam, maka termoregulasi membaik, Definisi :
dengan kriteria hasil: Intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan
1. Suhu tubuh membaik napas.
Tindakan :
Observasi:
a) Identifikasi penyebab hipertermia (mis:
dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan inkubator)
b) Monitor suhu tubuh
c) Monitor kadar elektrolit
d) Monitor haluaran urin
e) Monitor komplikasi akibat hipertermia
Terapeutik:
a) Sediakan lingkungan yang dingin
b) Longgarkan atau lepaskan pakaian
c) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
d) Berikan cairan oral
e) Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika
mengalami hyperhidrosis (keringat berlebih)
f) Lakukan pendinginan eksternal (mis: selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila)
g) Hindari pemberian antipiretik atau aspirin
h) Berikan oksigen, jika perlu\
Edukasi:
a) Anjurkan tirah baring
Kolaborasi:
a) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu
29/12/2023
07.30 Melakukan kunjungan pertama Aang
07.35 Melakukan pemeriksaan TTV
1. Pola napas tidak efektif 07.40 Memberikan pasien posisi semi fowler
(D.0005) 07.45 Memberikan oksigen nasal kanul 2 liter/menit
29/12/2023 Aang
10.30 Melakukan kunjungan pertama
10.35 Melakukan pemeriksaan TTV
1. Pola napas tidak efektif 10.40 Memberikan pasien posisi semi fowler
(D.0005)
10.45 Memberikan oksigen nasal kanul 2 liter/menit
2. Bersihan Jalan napas tidak
efektif (D.0001) 11.00 Mengidentifikasi kemampuan batuk
11.15 Mengajarkan pasien batuk efektif
11.20 Memonitor saturasi oksigen
3. Hipertermia (D.0130)
11.30 Memonitor suhu tubuh
11.45 Monitor frekuensi pernapasan dan nadi
VII. EVALUASI
29/12/2023 S: AANG
13.00 Pasien mengatakan sesak napas sudah berkurang
Pasien mengatakan batuk sudah berkurang
1. Pola napas tidak Pasien mengatakan demam turun
efektif (D.0005) O:
N : 101 x/m
2. Bersihan Jalan RR : 30 x/m
napas tidak efektif SPO2 : 100 %
(D.0001) T : 36,5 Co
A:
3. Hipertermia Masalah teratasi sebagian
(D.0130) P:
Mengulagi intervensi